Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Wanita sehat secara normal akan mengalami suatu proses degenerasi
yang dinamakan menopause. Proses ini sering menimbulkan gejala-gejala
yang dirasakan tidak menyenangkan. Oleh karena itu sangatlah penting
bagi setiap wanita untuk benar-benar memahaminya. Sekitar separuh dari
semua wanita berhenti menstruasi antara usia 45 dan 50, sekitar
seperempat berhenti sebelum umur 45 tahun, dan seperempat lainnya terus
menstruasi sampai melewati umur 50 tahun.
Masa menopause bukanlah merupakan peristiwa yang terjadi secara
mendadak tetapi merupakan proses yang berlangsung lama bahkan pada
beberapa orang dapat berlangsung selama sepuluh tahun dari fase
perimenopause.
Perubahan aktifitas seksual di usia menopause tidak hanya
dipengaruhi oleh perubahan yang terjadi akibat penurunan fungsi
reproduksi tetapi juga dipengaruhi oleh kurangnya informasi dan
pengetahuan tentang dampak penurunan fungsi reproduksi terhadap
penurunan respon seksual di usia menopause yang sebenarnya dapat
diperoleh melalui program pelayanan kesehatan reproduksi lansia di
fasilitas kesehatan.
Penurunan fungsi reproduksi di usia menopause akan memberikan
dampak terhadap aktifitas seksual wanita. Hasil survey interaktif yang
diadakan secara online pada tahun 2005 oleh situs kesrepro info diperoleh
data sekitar 60% wanita usia menopause tidak mengalami perubahan
dalam aktifitas seksualnya, sedangkan 20% lainnya mengalami penurunan
aktifitas seksual dan 20% lainnya mengalami peningkatan aktifitas seksual
(Irawati, 2006).
Jumlah wanita usia menopause pada tahun 2000 mencapai 15,5 juta
jiwa atau sekitar 7,6% dari keseluruhan jumlah total penduduk di
Indonesia dan jumlah ini diperkirakan akan bertambah dari tahun ke tahun,
meskipun demikian namun pelayanan kesehatan reproduksi yang sangat

1
dibutuhkan di usia menopause belum cukup memadai (Rambulangi, 2005).
Dari uraian diatas penulis tertarik mengambil makalah tentang
menopause.

B. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi menopause
2. Untuk mengetahui periode menopause
3. Untuk mengetahui perubahan fisiologis dan psikologis wanita
menopause
4. Untuk mengetahui asuhan keperawatan menopause
5. Untuk mengetahui pendidikan kesehatan menopause

C. Rumusan masalah
1. Apa yang disebut dengan menopause?
2. Bagaimana periode menopause?
3. Bagaimana perubahan fisiologis dan psikologis pada wanita
menopause?
4. Bagaimana asuhan keperawatan pada menopause?
5. Bagaimana pendidikan kesehatan pada menopause

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Menopause
Kata Menopause berasal dari bahasa Yunani, yaitu men yang berati bulan
dan peusis artinya penghentian sementara yang digunakan untuk
menggambarkan berhentinya haid. Sebenarnya secara linguistik yang lebih
tepat adalah Menocease yang berarti berhentinya masa menstruasi
Menopause diartikan sebagai suatu masa ketika secara fisiologis siklus
menstruasi berhenti, hal ini berkaitan dengan tingkat lanjut usia perempuan
(Smart, 2010).

Menopause adalah setelah masa berakhirnya siklus menstruasi yang


terdiagnosis setelah 12 bulan tanpa periode menstruasi. Rata-rata menopause
natural terjadi 51,4 tahun untuk Negara industri, secara umum terjadi pada
usia 40-58 tahun. Menopause dapat dipengaruhi oleh faktor genetik,
merokok, pengangkatan ovarium dan kemoterapi (Kusmiran, 2011)

B. Periode menopouse
1. Pre menopause (klimakterium)
Pre menopause merupakan masa perubahan antara pramenopause
dan pasca menopause. Fase ini ditandai dengan siklus haid yang tidak
teratur. Pada kebanyakan wanita siklus haidnya >38 hari dan sisanya <18
hari. Sebanyak 40% wanita mengalami siklus haid yang anovulatorik.
Pada umumnya, menopause ini diawali dengan suatu proses
pengakhiran maka munculah tanda tanda antara lain:
a. Menstruasi menjadi tidak lancar dan tidak teratur.
b. Kotoran haid yang keluar banyak sekali,ataupun sangat sedikit.
c. Muncul gangguan-gangguan vasomotoris berupa penyempitan atau
pelebaran pada pembuluh-pembuluh darah.
d. Merasa pusing disertai sakit kepala.
e. Berkeringat tiada hentinya
f. Neuralgia atau gangguan/sakit syaraf.

3
Semua keluhan ini disebut fenomena klimakteris, akibat dari
timbulnya modifikasi atau perubahan fungsi kelenjar-kelenjar selain
terjadi perubahan-perubahan fisik, pada tahap pre menopause terjadi pula
pergeseran atau erosi dalam kehidupan psikis pribadi yang bersangkutan.
(Proverawati, 2010).

2. Menopause
Jumlah folikel yang mengalami atresia semakin meningkat. Hingga
pada suatu ketika tidak tersedia lagi folikel yang cukup. Produksi
estrogen berkurang dan haid tidak terjadi lagi. Yang berakhir dengan
terjadinya menopause. Setelah memasuki usia menopause selalu
ditemukan kadar FSH yang tinggi (>35 mIU/ml). Perubahan dan keluhan
psikologi baik fisik makin menonjol. Terjadi pada usia 56-60 tahun.
Tanda-tanda terjadinya menopause antara lain Perdarahan, Rasa
panas dan keringat malam, gangguan berkemih, gejala emosional,
perubahan fisik yang lain ( Baziad, 2008,).
3. Pasca Menopause
Pasca menopause adalah setelah menopause sampai senium yang
dimulai setelah 12 bulan amenorea. Kadar FSH dan LH sangat tinggi
(>35mIU) dan kadar estradiol sangat rendah (<30pg/ml). Rendahnya
kadar estradiol mengakibatkan endometrium menjadi atropi sehingga
haid tidak mungkin terjadi lagi (Baziad, 2008).
4. Senium
Seorang wanita dikatakan senium bila telah memasuki usia
pascamenopause lanjut sampai usia >65 tahun. (Baziad, 2008).

4
C. Perubahan Fisiologi dan Psikososial Pada Periode Menopouse
1. Perubahan Fisiologis
Menurut Kasdu tahun 2004 perubahan perubahan yang terjadi akibat
berhentinya haid,sebagai berikut :
a. Uterus
Uterus mengecil selain disebabkan oleh menciutnya selaput lendir
rahim (Atrofi endometrium ) juga disebabkan hilangnya cairan dan
perubahan bentuk jaringan ikat antar sel.
b. Tuba falopi
Lipatan-lipatan tuba menjadi lebih pendek, menipis, dan mengerut ,
endosalping menipis, mendatar serta rambut getar dalam tuba (silia)
menghilang
c. Ovarium (indung telur)
Semakin tua jumlah folikel primodial tersebut akan makin berkurang
sehingga siklus haid menjadi anovulasi.
d. Serviks
Servik akan mengerut sampai terselubung oleh dinding vagina, kripea
servikal menjadi atropik, kanalis servikalis memendek.
e. Gejala rasa panas (hot flushes)
Muncul hot flushes ini sering diawali pada daerah dada, leher dan
wajah dan menjalar keseluruh tubuh . Hal ini berlangsung selama 2-3
menit yang disertai oleh keringat yang banyak dan rasa panas ini
sering ditandai dengan warna kemerahan pada kulit.
f. Kekeringan vagina
Kekeringan vagina terjadi karena leher rahim sedikit sekali
mengekskresikan lendir, liangvagina lebih tipis, kering dan kurang
elastis. Vagina menjadi kering karena penipisan jaringan pada dinding
vagina sehingga ketika melakukan hubungan seksual bisa
menimbulkan rasa nyeri.Hal ini terjadi akibat dari penurunan kadar
estrogen.

5
g. Gejala perkemihan
Perubahan akibat pada lapisan pada bagian vagina yang juga terjadi
berakibat pada bagian saluran urethra.Saluran urethra ini lambat laun akan
mengering,Menipis,dan kurang elastis diakibatkan penurunan kadar
estrogen.
h. Sembelit
Seluruh proses metabolisme mulai menurun sesuai dengan
bertambahnya Usia.Tubuh berusaha beradaptasi dengan ambang kadar
estrogen yang baru.Kondisi inilah yang sering mengakibatkan
sembelit,Selain itu,sembelit juga dipengaruhi oleh penambahan
kalsium untuk kepentingan mengurangi resiko osteoporosis serta
kurangnya mengkonsumsi sayur-sayuran dan buah-buahan.
j. Perubahan kulit
Ekstrogen berperan dalam menjaga elastisitas kulit ketika menstruasi
berhenti, maka kulit akan terasa tipis, kurang elastis terutama pada
daerah sekitar wajah, leher, dan lengan.Untuk mencegah kerutan pada
bagian kulit antara lain jangan merokok,banyak minum air dan
makan makanan yang mengandung minyak salad setiap hari untuk
menghindari kulit yang kering.
k. Keringat di malam hari
Berkeringat pada malam hari banyak sehingga perlu mengganti
pakaian serta dapat mengganggu istirahat sehingga ketegangan
meningkat.
l. Kerapuhan tulang (osteoporosis)
Rendahnya kadar ekstrogen merupakan terjadinya proses
osteoporosis,menurunnya kadar estrogen yang diikuti dengan
penurunan penyerapan kalsium yang terdapat dalam makanan,
kekurangan kalsium ini oleh tubuh dibatasi dengan penyerapan
kembali kalsium yang terdapat pada tulang dan akibatnya tulang
menjadi kropos dan rapuh.

6
m. Badan menjadi gemuk
Banyak wanita yang bertambah berat badannya pada massa
Menopause, hal ini disebabkan oleh faktor makanan ditambah lagi
karena kurang berolahraga.

2. Perubahan Psikologis
Selain perubahan fisik, perubahan-perubahan psikologis juga
sangat mempengaruhi kualitas hidup seorang wanita dalam menjalani
masa menopause. Perubahan yang terjadi pada wanita menopause adalah
perubahan mood, irritabilitas, kecemasan, labilitas emosi, merasa tidak
berdaya, gangguan daya ingat, konsentrasi berkurang, sulit mengambil
keputusan, dan merasa tidak berharga (Glasier dan Gebbie, 2005).
Selain itu latar belakang masing-masing wanita sangat berpengaruh
terhadap kondisi wanita dalam mengalami masa menopause, misalnya
apakah wanita tersebut menikah atau tidak, apakah wanita tersebut
mempunyai suami, anak, cucu, atau kehidupan keluarga yang
membahagiakannya, serta pekerjaan yang mengisi aktifitas sehari-harinya
(Kasdu, 2004).
Varney (2007), mengatakan beberapa gejala psikologis yang
menonjol pada saat menopause terjadi adalah mudah tersinggung, sukar
tidur, tertekan, gugup, kesepian, tidak sabar, tegang (tension), cemas dan
depresi. Ada juga lansia yang kehilangan harga diri karena menurunnya
daya tarik fisik dan seksual, mereka merasa kehilangan femininitas karena
fungsi reproduksi yang hilang saat mereka menopause. Beberapa keluhan
psikologis yang merupakan tanda dan gejala menopause yaitu : ingatan
menurun, kecemasan, mudah tersinggung, stress bahkan ada yang sampai
menjadi depresi.
Kecemasan merupakan keluhan yang dirasakan wanita setelah
menopause. Kecemasan yang timbul sering dihubungkan dengan adanya
kekhawatiran dalam menghadapi situasi yang sebelumnya tidak pernah
dikhawatirkan. Kecemasan pada wanita yang telah menopause umumnya
bersifat relatif, artinya ada wanita yang cemas dan dapat tenang kembali

7
setelah mendapatkan dukungan dari orang sekitar, namun ada juga yang
terus menerus cemas, meskipun orang-orang sekitar telah memberi
dukungan. Akan tetapi ada juga wanita yang telah mengalami menopause
tidak mengalami perubahan yang berarti dalam kehidupannya saat
melewati masa menopausenya (Varney, 2007).
Mudah tersinggung merupakan gejala yang lebih mudah dilihat
dibandingkan dengan kecemasan. Wanita lebih mudah tersinggung dan
marah terhadap sesuatu yang sebelumnya dianggap tidak mengganggu.
Ini mungkin disebabkan dengan datangnya menopause maka wanita
menjadi sangat menyadari proses mana yang sedang berlangsung dalam
dirinya. Perasaannya menjadi sangat sensitif terhadap sikap dan perilaku
orang-orang disekitarnya, terutama jika sikap dan perilaku tersebut
dipersepsikan sebagai menyinggung proses penerimaan yang sedang
terjadi dalam dirinya (Varney, 2007).
Ketegangan perasaan atau stress pada saat berada dalam
lingkungan pekerjaan, pergaulan sosial, kehidupan rumah tangga bahkan
menyusup ke dalam tidur. Kalau tidak ditanggulangi stress dapat menyita
energi, mengurangi produktifitas kerja dan menurunkan kekebalan
terhadap penyakit, yang artinya kalau dibiarkan dapat menggerogoti tubuh
secara diam-diam. Stress tidak hanya memberikan dampak negatif, tetapi
dapat juga memberikan dampak yang positif. Dampak negatif dan positif
itu tergantung pada bagaimana individu memandangnya dan
mengendalikannya. Stress adalah suatu keadaan atau tantangan yang
kapasitasnya diluar kemampuan seseorang, oleh karena itu stress sangat
individual sifatnya (Varney, 2007).
Depresi yang dialami oleh wanita menopause sering disebabkan
karena mereka merasa sedih karena kehilangan kemampuan untuk
bereproduksi, sedih karena kehilangan kesempatan punya anak, sedih
karena kehilangan daya tarik. Wanita merasa tertekan karena kehilangan
seluruh perannya sebagai wanita dan harus menghadapi masa tuanya
(Varney, 2007).

8
D. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Biodata
1) Identitas klien
Nama : Ny. A
Umur : 50 tahun
Jenis Kelamin : perempuan
Agama : Islam
Pendidikan : Sarjana Ekonomi
Pekerjaan : Guru
Status Perkawinan : Menikah
Alamat : Jl. Melati No. 10 Sungguminasa
2) Identitas penanggung
Nama : Tn. A
Umur : 55 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pendidikan : Sarjana Pendidikan
Pekerjaan : Guru
Penghasilan/bulan : Rp 1.500.000
Hub. dengan klien : Suami klien
Alamat : Jl. Melati No. 10 Sungguminasa

b. Riwayat kesehatan saat ini


1) Keluhan Utama
Klien mengeluh tidak haid
2) Riwayat Penyakit
Klien mengeluh tidak haid selama 3 bulan, disertai dengan
perasaan tidak enak, seperti rasa hangat yang menyebar dari
badan ke wajah (hot flushes), sulit berkonsentrasi, sakit kepala,
berdebar-debar, tangan dan kaki dingin, gelisah, merasa nyeri

9
di sekitar vagina bila berhubungan sehingga ia sering menolak
bila diajak berhubungan oleh suaminya. Beberapa bulan
sebelum tidak mendapat haid, klien mengungkapkan haidnya
tidak teratur.
3) Riwayat kesehatan masa lalu
a) Klien tidak pernah mengalami kelainan haid (seperti
dysmenarhoe, menoraghi, metrorhagia, dll.), penyakit
kelamin, tumor, dll.
b) Klien pertama kali haid (menarche) pada umur 15 tahun.
c) Klien tidak pernah abortus/keguguran, semua persalinan
dibantu oleh bidan dan lahir spontan.
d) Sembilan bulan kemarin klien berhenti menggunakan
kontrasepsi Norplant
4) Riwayat kesehatan keluarga
a) Tidak ada keluarga yang menderita penyakit kelamin,
tumor ada organ genetalia.
b) Ibu klien pernah abortus akibat jatuh dari tangga.
5) Riwayat psikospritual
a) Klien merasa cemas dan selalu menanyakan keadaannya
apa mungkin ia hamil lagi atau apa ia sudah menopause.
b) Harapan klien: klien berharap dapat mengetahui penyebab
ia tidak haid.
c) Konsep diri: klien merasa malu bila ia hamil lagi, tapi bila
ia hanya menopause, ia dapat menerima keadaannya
karena ia memang sudah tua.
d) Hubungan dengan keluarga: baik, klien tinggal bersama
suami dan kedua anaknya yang belum menikah, keluarga
sering menjenguknya terutama pada hari raya.
e) Hubungan dengan masyarakat: baik, klien sering ikut
dalam kegiatan masyarakat di sekitar rumahnya.
f) Kegiatan keagamaan: klien rajin shalat 5 waktu, sering
ikut pengajian di mesjid dekat rumahnya.

10
6) Kebutuhan dasar
a) Pola makan
Klien makan 3 x sehari dengan komposisi nasi, sayur,
lauk, buah, nafsu makan baik, makanan yang disukai
gado-gado. 2 bulan terakhir klien malas/kurang nafsu
makan.
b) Pola minum
Klien minum 6 8 gelas/hari (1500 2000 cc) dengan
minuman kesukaan teh, susu.
c) Pola eliminasi
(1) Eliminasi miksi
Klien miksi lancar dengan frekuensi 4 5 x/hari (
1000 1500 cc). Tidak ada kelainan saat klien miksi.
(2) Eliminasi defekasi
Klien defekasi 1 x dalam 2 hari, konsistensi lunak,
tidak ada keluhan sakit saat defekasi.
d) Pola tidur
Klien tidur malam pukul 22.00 05.00
Klien tidur siang pukul 15.00 15.30
Klien tidak mengalami kesulitan tidur, tapi selama 2
bulan terakhir klien susah tidur, karena merasa tidak enak
badan.

c. Pemeriksaan fisik
1) Keadaan umum
a) Perubahan mood terjadi karena merasa tidak enak badan
b) Vital sign: T: 150/90 mmHg N: 84 x/menit P: 24 x/menit
Suhu: 37,5 C
2) Kulit: mulai keriput, tidak ada lesi, kemerahan.
3) Kepala: simetris tegak lurus dengan garis tengah tubuh, kulit
kepala bersih, rambut mulai beruban.
4) Muka: tampak cemas, kemerahan, hangat, tumbuh bercak-

11
bercak kecoklatan
5) Mata: ikterus (-), pupil isokhor kiri dan kanan, anemis (-)
6) Telinga: bentuk simetris kiri dan kanan, pendengaran tidak
terganggu.
7) Hidung: bentuk simetris, fungsi penciuman baik, polip (-) tidak
ditemukan darah/cairan keluar dari hidung.
8) Mulut: bibir agak kering, sianosis (-), lidah dapat dijulurkan
dengan maksimal dan dapat bergerak bebas.
9) Leher: tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid, dapat
digerakkan dengan bebas.
10) Dada: bentuk dan gerakan simetris, tidak ada nyeri tekan.
11) Abdomen: tidak ada pembesaran hati, limpa
12) Genital: labia, klitoris mengecil, vagina kering, tidak elastis,
tidak ada tanda-tanda perdarahan, iritasi, dll.
13) Tungkai/ekstremitas: simetris kiri dan kanan, dapat melakukan
aktivitas dengan baik
14) Kuku: pendek, bersih

d. Pemeriksaan Diagnostik
1) Tes kehamilan: (-)
2) Pemeriksaan darah: kadar progesterone dan estrogen rendah
3) Pemeriksaan mikroskopik : Korteks ovarium menipis dan medulla
relatif menebal akibat bertambahnya jaringan ikat fibrosa dan
menjadi sklerotik.

2. Pengelompokan Data
DS :
Klien mengeluh nyeri saat berhubungan
Klien mengungkapkan sering menolak bila diajak berhubungan.
Klien merasa tidak enak dengan keadaannya sekarang.
DO:
Klien sering bertanya tentang keadaannya

12
Klien tampak cemas, gelisah
Alat kelamin tampak mengecil
Vagina kering dan kurang elastis

3. Diagnosa Keperawatan
1. Analisa Data
DS:
Data Penyebab Perubahan
Masalah Disfungsi seksual
Klien mengeluh nyeri saat berhubungan
Klien mengeluh sering menolak bila diajak berhubungan.
DO:
Alat kelamin luar nampak mengecil
Vagina kering, kurang elastis struktur/fungsi seksual
DS:
Klien merasa tidak enak dengan keadaannya sekarang.
DO:
Klien tampak cemas, gelisah
Klien sering bertanya tentang keadaannya
2. Prioritas Masalah
Kurang informasi
Kurang pengetahuan
a. Disfungsi seksual berhubungan dengan perubahan struktur/fungsi
seksual
b. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi.

4. Rencana Keperawatan
1. Disfungsi seksual berhubungan dengan perubahan struktur/fungsi
seksual ditandai dengan:
DS:
Klien mengeluh nyeri saat berhubungan
Klien mengeluh sering menolak bila diajak berhubungan.

13
DO:
Alat kelamin luar nampak mengecil
Vagina kering, kurang elastis
Tujuan:
Klien mengungkapkan disfungsi seksual teratasi setelah diberi
tindakan keperawatan dengan kriteria:
a. Nyeri hilang bila berhubungan
b. Klien tidak menolak bila diajak berhubungan
c. Vagina lembab dan elastis
Intervensi:
a. Ciptakan lingkungan saling percaya dan beri kesempatan kepada
klien untuk menggambarkan masalahnya dalam kata-kata sendiri.
Rasional: kebanyakan klien kesulitan untuk berbicara tentang
subjek sensitive, tapi dengan terciptanya rasa saling percaya dapat
menentukan/mengetahui apa yang dirasakan pasien yang menjadi
kebutuhannya.
b. Beri informasi tentang kondisi individu
Rasional: informasi akan membantu klien memahami situasinya
sendiri.
c. Anjurkan klien untuk berbagi pikiran/masalah dengan
pasangan/orang dekat.
Rasional: komunikasi terbuka dapat mengidentifikasi area
penyesuaian atau masalah dan meningkatkan diskusi dan resolusi.
d. Diskusikan dengan klien tentang penggunaan cara/teknik khusus
saat berhubungan (misalnya: penggunaan minyak vagina)
Rasional: mengurangi kekeringan vagina yang dapat
menimbulkan rasa sakit dan iritasi, sehingga meningkatkan
kenyamanan dalam berhubungan.
e. Kolaborasi dengan dokter.
Beri obat sesuai indikasi Estrogen pengganti
Rasional: memulihkan atrofi genetalia, kekeringan vagina, uretra.
2. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi

14
ditandai dengan:
DS:
Klien merasa tidak enak/nyaman dengan keadaannya sekarang.
DO:
Klien sering bertanya tentang keadaannya
Klien tampak cemas, gelisah
Tujuan: dalam waktu 40 menit klien mengungkapkan pengetahuannya
bertambah dengan kriteria:
a. Klien tahu penyebab keadaan saat ini
b. Klien dapat menyesuaikan diri dengan keadaannya
c. Klien tidak bertanya-tanya tentang keadaannya
d. Klien tampak ceria
Intervensi:
a. Kaji tingkat pengetahuan klien tentang keadaannya
Rasional: menentukan sampai di mana tentang pengetahuan klien
tentang keadaannya/proses menopause
b. Beri penjelasan tentang proses menopause, penyebab, gejala
menopause.
Rasional: memberi pengetahuan pada klien tentang menopause
c. Beri penjelasan pada klien tentang proses pengobatan.
Rasional: terapi pengganti estrogen tidak mengembalikan siklus
haid normal tapi dapat menurunkan/menghilangkan gejala
penyebab dari menopause seperti: memulihkan atrofi genetalia dan
perubahan dinding uretra, menghilangkan hot flushes, dll. Terapi
progesterone dan estrogen diberi secara siklik untuk meniru siklus
endometrium.
d. Diskusikan tentang perlunya pengaturan/diet makanan,
penggunaan suplemen.
Rasional: meningkatkan kesehatan dan mencegah osteoporosis.

15
5. Implementasi
1. Tanggal 9 Oktober 2016, pukul 10.30 11.15
a. Menciptakan lingkungan saling percaya dan memberi kesempatan
klien untuk menggambarkan masalahnya
b. Memberi informasi kepada klien keadaannya
c. Menyarankan klien untuk bersikap terbuka dan dapat berbagi
pikiran/masalah dengan pasangannya.
d. Menganjurkan klien menggunakan minyak vagina bila akan
berhubungan agar ia tidak merasa nyeri bila berhubungan.
e. Pukul 12.05 memberi obat pengganti estrogen dan progesterone
ini.
2. Tanggal 9 Oktober 2016, pukul 11.15 12.00
a. Mengkaji tingkat pengetahuan klien tentang menopause
b. Menjelaskan tentang tanda dan gejala menopause
c. Mendiskusikan dengan klien tentang gizi untuk wanita menopause

6. Evaluasi
1. S:
- Klien mengungkapkan dapat memahami penyebab ia merasa nyeri
bila berhubungan
- Klien mengungkapkan akan menggunakan minyak vagina bila
berhubungan.
O: Klien nampak ceria
A: Masalah teratasi

2. S:
- Klien mengungkapkan telah mengetahui penyebab keadaannya
saat ini (rasa tidak enak dalam dirinya)
- Klien berusaha untuk menyesuaikan diri dengan keadaannya.
O:
- Klien tampak mengerti
- Klien tidak bertanya-tanya lagi keadaannya

16
A: Masalah teratasi
P: Intervensi dihentikan

E. Penkes Menopouse

1. Satuan Acara Penyuluhan Tentang Menopause

Pokok Bahasan : Reproduksi Wanita

Sub Pokok Bahasan : Menopause

Sasaran : Ny. A umur 50 tahun

Hari/Tanggal : Minggu, 9 Oktober 2016

Waktu : 1 x 15 Menit

Penyaji : Perawat 1 dan perawat 2

Tempat : Ruang melati no 3

a. Tujuan
1) Tujuan Umum
Setelah selesai mengikuti penyuluhan tentang menopause, klien
memahami pengertian dan pemahaman mengenai menopause
termasuk gejala yang menyertai, cara menghadapi menopause
hingga pengaturan zat gizi.
2) Tujuan Khusus
Setelah selesai mengikuti penyuluhan selama 1x 15 menit, klien
diharapkan mampu :
a) Mengetahui pengertian mengenai menopause.
b) Untuk mengetahui gejala menopause.
c) Untuk memahami gizi bagi wanita menopause
b. Garis-Garis Besar Materi
1) Pengertian Menopause

17
2) Tanda dan gejala menopause
3) Gizi untuk wanita menopause

c. Proses Pelaksanaan Kegiatan Penyuluhan

NO PENYULUH RESPON WAKTU


KLIEN
1. Pembukaan 2 menit
1. Salam pembukaan 1. Menjawab
2. Memperkenalkan diri salam
3. Mengkomunikasikan 2. Memperhatikan
tujuan 3. Memperhatikan
2. Kegiatan inti 10 menit
penyuluhan 1. Memperhatikan
1. Menjelaskan dan penjelasan
menguraikan materi penyuluh
tentang: dengan cermat
a. Pengertian 2. Menanyakan
menopause hal-hal yang
b. Tanda dan gejala belum jelas.
menopause 3. Memperhatikan
c. Gizi untuk wanita jawaban dari
menopause penyuluh.
2. Memberikan
kesempatan kepada
klien yang disuluh
untuk bertanya
3. Menjawab
pertanyaan klien
yang disuluh yang
berkaitan dengan
materi yang belum

18
jelas
3. Penutup 3 menit
1. Menyimpulkan 1. Memperhatikan
materi yang telah kesimpulan
disampaikan materi
2. Melakukan evaluasi penyuluhan
penyuluhan dengan yang telah
membuat pertanyaan disampaikan.
kepada yang di 2. Menjawab
suluh. pertanyaan
3. Mengakhiri kegiatan 3. Menjawab
penyuluhan. salam

d. Metode
1) Ceramah
2) Tanya jawab

e. Media Dan Alat


1) Leaflet

f. Evaluasi
1) Proses
a) Masing-masing perawat bekerja sesuai dengan tugas
b) Klien antusias terhadap materi penyuluhan
c) Klien mengajukan pertanyaan dan perawat menjawab
pertanyaan secara benar
2) Hasil
a) Klien mengerti penjelasan yang telah diberikan

2. Materi Pendidikan Kesehatan


a. Pengertian Menopause

19
Burger (2007), mendefinisikan menopause adalah berhentinya
menstruasi secara permanen yang diakibatkan hilangnya folikel
ovarium yang diperantai oleh transisi menopause, suatu penanda awal
munculnya ketidakteraturan menstruasi.
b. Tanda dan gejala menopause
Menurut Ali baziad, 2003, p.7, tanda-tanda dan gejalanya adalah
sebagai berikut:
1) Gejolak panas
2) Jantung berdebar-debar
3) Gangguan tidur
4) Depresi
5) Mudah tersinggung,merasa takut,gelisah dan mudah marah
6) Sering sakit kepala
7) Cepat lelah,sulit berkonsentrasi,mudah lupa,kurang tenaga
8) Kesemutan
9) Gangguan libido
10) Obstipasi
11) Berat badan bertambah
12) Nyeri tulang dan otot

c. Gizi untuk wanita menopause


1) Vitamin D
Wanita yang kurang mengonsumsi vitamin D akan mudah
mengalami tulang rapuh, bahkan osteoporosis. Wanita bisa
mendapatkan vitamin D dengan mengonsumsi susu rendah lemak
setiap hari. Jika tidak suka dengan susu dapat diganti dengan
yogurt rendah lemak, keju, atau jus jeruk sebagai bagian asupan
harian.
2) Kalsium
Kalsium membantu tubuh membentuk sel-sel tulang baru. Selain
pada produk susu, kalsium bisa didapat dari tahu, sereal, kedelai,

20
sayur-sayuran hijau seperti kale dan brokoli, serta ikan dengan
duri lunak seperti sarden dan salmon.
3) Asam Lemak Omega 3
Mengkonsumsi lebih banyak ikan dan asam lemak omega 3 dapat
menurunkan risiko penyakit jantung pada wanita. Asam lemak
omega 3 ini juga bisa menghambat pertumbuhan plak di arteri dan
menurunkan tekanan darah.
4) Vitamin B12
Hasil penelitian baru-baru ini, menunjukkan bahwa wanita pasca
menopause yang tak mengonsumsi nutrisi lengkap, termasuk
vitamin B12, berisiko tinggi terserang anemia. Vitamin B12 dapat
ditemukan pada ikan, daging merah, telur, susu, dan sereal.
5) Asam Folat (Vitamin B9)
Asam folat adalah vitamin B kompleks yang dibutuhkan oleh
tubuh untuk membentuk sel darah merah. Beberapa tanda Anda
kekurangan asam folat adalah anemia, penurunan berat badan,
lemas, sakit kepala, dan berisiko terserang penyakit jantung.
Asam folat terkandung dalam sayur-sayuran berdaun hijau, jeruk
nipis, buah beri, kacang-kacangan, dan minyak zaitun.

21
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kata Menopause berasal dari bahasa Yunani, yaitu men yang berati
bulan dan peusis artinya penghentian sementara yang digunakan untuk
menggambarkan berhentinya haid. Sebenarnya secara linguistik yang lebih
tepat adalah Menocease yang berarti berhentinya masa menstruasi
Menopause diartikan sebagai suatu masa ketika secara fisiologis siklus
menstruasi berhenti, hal ini berkaitan dengan tingkat lanjut usia perempuan
(Smart, 2010).
Periode menopause dibagi menjadi 4 yaitu pra menopause (Fase ini
ditandai dengan siklus haid yang tidak teratur), menopause (Jumlah folikel
yang mengalami atresia semakin meningkat. Hingga pada suatu ketika tidak
tersedia lagi folikel yang cukup), pasca menopause (Pasca menopause adalah
setelah menopause sampai senium yang dimulai setelah 12 bulan amenorea),
dan senium (Seorang wanita dikatakan senium bila telah memasuki usia
pascamenopause lanjut sampai usia >65 tahun).
Perubahan yang terjadi pada fisiologis antara lain Uterus, tuba falopi,
ovarium (indung telur), serviks, gejala rasa panas (hot flushes), kekeringan
vagina, gejala perkemihan, sembelit, perubahan kulit, kerapuhan
tulang (osteoporosis), badan menjadi gemuk, dan keringat di malam hari.
Sedangkan perubahan psikologis yang terjadi adalah perubahan mood,
irritabilitas, kecemasan, labilitas emosi, merasa tidak berdaya, gangguan daya
ingat, konsentrasi berkurang, sulit mengambil keputusan, dan merasa tidak
berharga.
B. Saran
Bagi tenaga kesehatan terutama perawat, seharusnya melakukan penyuluhan
lebih sering tentang gejala dan cara mengatasinya agar wanita yang
mengalami menopause bisa mengatasi gejala menopause dengan dini.

22

Anda mungkin juga menyukai