Anda di halaman 1dari 4

APIK : Terobosan Baru Alat Proteksi Kebakaran

Riyan Agus Setiyono1), Muhammad Said2), Ridwan Afandi3), Ayu Larasati4), Muhamad Ali M.T.(5)
1
Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Yogyakarta
email: riyanagussetiyono17@gmail.com
2
Pendidikan Teknik Mekatronika, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Yogyakarta
email: saidcignus@gmail.com
3
Pendidikan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Yogyakarta
email: ridwanafandi2510@gmail.com
4
Pendidikan Bahasa Inggris, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Yogyakarta
email: ayularasati.science4@gmail.com
5
Dosen Pendidikan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Yogyakarta
email: muhal.uny@gmail.com

Kebakaran merupakan hal yang kerap terjadi di Indonesia, terutama disebabkan oleh
hubung singkat arus listrik. Statistik kebakaran menurut penyebab pada tahun 2015 di Jakarta
disebutkan kebakaran akibat hubung singkat arus listrik mencapai 711 kasus. Atau sekitar 80.6 %
kebakaran di Jakarta terjadi karena listrik (Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Provinsi
DKI Jakarta, 2016)

Jika kebakaran terjadi, maka akan menyebabkan kerugian baik secara materil maupun
non-materil. Alat pendeteksi kebakaran yang sudah ada di pasaran seperti fire alarm atau
smoke detector dinilai tidak cukup ampuh untuk mengatasi kebakaran akibat hubung singkat
arus listrik karena alat-alat tersebut bekerja saat kebakaran telah terjadi.

Berawal dari hal tersebut, kelompok mahasiswa UNY menciptakan APIK (Alat Proteksi
Kebakaran) yakni alat proteksi kebakaran yang berfungsi mencegah kebakaran akibat hubung
singkat arus listrik. Berbeda dengan alat pendeteksi kebakaran yang sudah ada di pasaran yang
hanya bekerja saat kebakaran terjadi, APIK adalah salah satu solusi jitu dalam melakukan
tindakan preventif untuk mencegah kebakaran terjadi. Inovasi alat proteksi kebakaran ini
merupakan salah satu kegiatan Program Kreativitas Mahasiswa bidang Karsa Cipta 2017 yang
berhasil didanai oleh Dikti.

Kelompok PKM yang diketuaioleh Riyan Agus Setiyono (Teknik Elektro 2015) dan terdiri dari tiga
anggota, yakni : Muhammad Said (Pendidikan Teknik Elektro 2014), Ridwan Afandi (Pendidikan
Teknik Mesin 2015) dan Ayu Larasati (Pendidikan Bahasa Inggris 2015) dengan Pembimbing
Muhamad Ali, MT, IPM merumuskan inovasi baru dengan judul, "APIK (Alat Proteksi Kebakaran)
Sebagai Solusi untuk Mencegah Kebakaran Akibat Hubung Singkat Arus Listrik)" yang memiliki
tujuan utama untuk meminimalisir kerugian yang diakibatkan oleh kebakaran akibat hubung
singkat arus listrik dengan tindakan preventif yang dilakukan oleh APIK.

Dengan adanya APIK diharapkan kebakaran dapat dicegah, kerugian dapat diminimalisir, dan
juga dapat mensejahterakan masyarakat karena kebakaran dapat diantisipasi secara dini.

Desain alat dilakukan agar tahan dari gangguan luar, maka digunakan plat besi sebagai body
alat. Dalam tahap perancangan ini komponen dan bahan yang digunakan antara lain sensor
arus, relay, LCD, dan mikrokontroler yang juga dilindungi oleh plat besi. APIK dirancang sebagai
alat untuk memproteksi suatu bangunan dari kebakaran akibat hubung singkat arus listrik.
Dimana ketika hubung singkat besar arus listrik yang mengalir meningkat dengan cepat dan
sangat besar. Oleh karena itu, APIK menggunakan sensor arus yang berfungsi membaca besar
arus yang mengalir disetiap kotak kontak, kemudian data besar arus dikirimkan ke
mikrokontroler yang dapat di monitor melalui LCD. Jika besar arus melebihi batas yang
ditentukan maka mikrokontroler akan memerintahkan relay untuk memutus rangkaian secara
otomatis sehingga kebakaran tidak terjadi.
Gambar 1. Diagram Blok Alur Kerja APIK

Hasil pengujian yang terdiri dari beberapa tahap antara lain pengujian kinerja sensor arus,
kinerja mikrokontroler, kinerja relay, dan LCD. Tahap pengujian yang pertama adalah pengujian
kinerja sensor arus apakah sensor dapat membaca arus listrik secara akurat dan bekerja seperti
yang diinginkan. Apabila sensor arus dapat membaca arus listrik secara akurat dan bekerja
seperti yang diinginkan maka pengujian dilanjutkan untuk mengetahui berapa arus maksimal
yang dapat dibaca dan berapa kecepatan sensor tersebut dalam membaca kenaikan arus.

Gambar 2. Pengujian APIK Sistem


Tahap pengujian yang kedua adalah pengujian kinerja dari mikrokontroler sebagai otak
dari APIK. Pengujian kinerja mikrokontroler dilakukan untuk mengetahui apakah program yang
dibuat pada mikrokontroler dapat mengolah sinyal input dari sensor arus dengan akurat. Tahap
pengujian yang ketiga adalah pengujian kinerja dari relay dan LCD sebagai aktuator dari APIK.
Pengujian dilakukan untuk mengetahui apakah relay dan LCD dapat bekerja sesuai perintah dari
mikrokontroler. Apabila relay dan LCD dapat bekerja sesuai perintah mikrokontroler maka
pengujian dilanjutkan untuk mengetahui akurasi dari LCD dalam menampilkan besar arus dan
berapa kecepatan relay tersebut dalam memutus rangkaian listrik yang disebabkan hubung
singkat arus listrik sehingga kebakaran tidak terjadi.

Anda mungkin juga menyukai