JURUSAN KIMIA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
2017
Percobaan ke-12 Selasa, 14 November 2017
I. Tujuan
1. Menentukan massa jenis larutan NaCl dalam berbagai konsentrasi dan larutan isotonik
2. Menentukan Tf percobaan larutan NaCl dalam berbagai konsentrasi dan larutan isotonik
3. Menentukan massa larutan dan massa pelarut untuk larutan NaCl dalam berbagai
konsentrasi
4. Menentukan molalitas larutan NaCl dalam berbagai konsentrasi
5. Menentukan Tf teoritis NaCl dalam berbagai konsentrasi
6. Menentukan nilai H pada Tf teoritis larutan NaCl dalam berbagai konsentrasi
7. Menentukan nilai X pada Tf teoritis larutan NaCl dalam berbagai konsentrasi
8. Menentukan H pada Tf percobaan larutan NaCl dalam berbagai konsentrasi
9. Menentukan nilai X pada Tf percobaan larutan NaCl dalam berbagai konsentrasi
10. Menentukan nilai ln v terhadap Tf teoritis larutan NaCl dalam berbagai konsentrasi
11. Menentukan nilai ln v terhadap Tf percobaan larutan NaCl dalam berbagai konsentrasi
12. Menentukan tekanan osmotik larutan isotonik
13. Menentukan tekanan osmotik larutan NaCl dalam berbagai konsentrasi
14. Menentukan nilai H pada Tf percobaan dengan faktor koreksi larutan NaCl dalam
berbagai konsentrasi
15. Menentukan nilai H pada Tf teoritis dengan faktor koreksi larutan NaCl dalam
berbagai konsentrasi
16. Menentukan nilai ln v terhadap Tf percobaan dengan faktor koreksi larutan NaCl
dalam berbagai konsentrasi
17. Menentukan nilai In v terhadap Tf teoritis dengan faktor koreksi larutan NaCl dalam
berbagai konsentrasi
18. Menentukan grafik hubungan antara waktu terhadap suhu dari larutan NaCl dalam
berbagai konsentrasi dan larutan isotonik
19. Menentukan grafik hubungan antara H terhadap Tf teoritis dan Tf percobaan dari
sebelum dengan faktor koreksi dan sesudah faktor koreksi
20. Menentukan grafik hubungan antara v dengan Tf teoritis dan Tf percobaan terhadap
ln v
21. Menentukan grafik hubungan v (dengan faktor koreksi) terhadap Tf teoritis dan Tf
percobaan
22. Menentukan grafik hubungan tekanan osmotik terhadap konsentrasi (M)
II. Dasar Teori
Beberapa sifat penting larutan bergantung pada banyaknya zat terlarut dalam
larutan dan tidak bergantung pada jenis partikel zat terlarut. Sifat-sifat ini disebut sifat
koligatif sebab sifat-sifat tersebut memiliki sumber yang sama, dengan kata lain, semua
sifat tersebut bergantung pada banyaknya partikel zat yang ada, apakah partikel-partikel
tersebut atom, ion atau molekul. Yang disebut sebagai sifat koligatif larutan ialah
penurunan titik uap, kenaikan titik didih, penurunan titik beku, dan tekanan osmotik. Dalam
pembahasan mengenai sifat koligatif larutan non-elektrolit, perlu diingat bahwa yang
dibahas adalah larutan yang relatif encer, yang berarti larutannya memiliki konsentrasi
0,2 M (Chang, 2004).
Terdapat empat sifat yang berhubungan dengan larutan encer, atau kirakira larutan
yang lebih pekat, yang tergantung pada jumlah partikel terlarut yang ada. Jadi sifat-sifat
tersebut ialah penurunan tekanan uap, peningkatan titik didih, penurunan titik beku, dan
tekanan osmotik yang semua itu dinamakan sifat koligatif larutan. Kegunaan praktis sifat-
sifat koligatif banyak dan beragam, juga penelitian sifat-sifat koligatif memainkan peranan
penting dalam metode penetapan bobot molekul dan pengembangan teori larutan (Petrucci,
1985)
Hukum Rovalt merupakan dasar bagi empat sifat larutan encer yang disebut sifat
koligatif (dan bahasa latin colligare mengumpul bersama) sebab sifat-sifat itu
bergantung pada efek kolektif jumlah partikel zat terlarut, bukan pada sifat partikel yang
terlibat, keempat sifat itu ialah: penurunan tekanan uap larutan relatif terhadap tekanan uap
murni, peningkatan titik didih, penurunan titik beku dan gejala tekanan osmostik
(Oxtoby,dkk, 2001).
Adapun titik beku dari suatu cairan atau suatu larutan adalah suhu pada saat
tekanan uap cairan (larutan)itu sama dengan tekanan uap pelarut padat murni. Akibat
lain dan turunnya tekanan uap larutan adalah penurunan titik beku ; titik beku normal
air dalam 0oC. Jika air murni didinginkan pada 0oC maka air tersebut akan membeku
dan tekanan uap permukaannya sebesar 1 atm, tetapi bila dilarutkan zat terlarut yang
sukar menguap seperti gula, maka pada suhu 0oC ternyata larutan belum membeku dan
tekanan uap permukaannya lebih kecil dari 1 atm. Supaya larutan membeku, tekanan
uap permukaannya harus mencapai 1 atm. Hal ini dapat dicapai bila suhu larutan di
turunkan. Setelah tekanan uap mencapai 1 atm, larutan akan membeku. Besarnya titik
beku larutan ini lebih rendah dari 0oC atau lebih rendah dari titik beku turunnya titik
beku larutan dan titik beku pelarutnya disebut penurunan titik beku ( DTf ). Besarnya
DTf larutan juga bergantung pada jumlah partikel terlarut. Menurut Raoult untuk
larutan yang sangat encer berlaku : DTf = Kf .m Atau DTf = Kf x x.
Ket : M = Berat molekul zat terlarut (gr/mol) , P = Massa zat pelarut (gr), Kf = Tetapan
penurunan titik beku molal. Seperti pada Kb, harga Kf juga bergantung pada jenis
pelarut (Echen, 2005).
Sifat koligatif larutan dibedakan antara dua bagian, yaitu sifat koligatif nonelektrolit
dan elektrolit. Bila konsetrasi zat terlarut sama, sifat koligatif larutan elektrolit mempunyai
harga lebih besar dari pada sifat koligatif nonelektrolit. Larutan elektrolit memberi sifat
koligatif yang lebih besar dari pada sifat larutan nonelektrolit yang konsentrasinya sama.
Perbandingan antara harga sifat koligatif larutan yang diharapkan suatu larutan
nonelektrolit pada konsentrasi yang sama disebut faktor Vann hoffdan dinyatakan dengan
lambang harga i (Tim Dosen Kimia Dasar UNHAS : 2004).
a. Larutan elektrolit
Larutan yang dapat menghantarkan arus listrik disebut larutan elektrolit, larutan
elektrolit dalam air terdisosiasi kedalam partikelpartikel yang bermuatan listrik positif
dan negatifyang disebut ion (ion positif dan ion negatif) jumlah muatan ion positif akan
sama dengan jumlah muatan ion negatif, sehingga muatan ionion dalam larutan netral.
Ionion inilah yang bertugas menghantarkan arus listrik.
b. Larutan nonelektrolit
Larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik disebut larutan
nonelektrolit.Karena dalam larutan tersebut tidak mengandung ion, sehingga tidak
dapat menghantarkan arus listrik pada larutan nonelektrolit molekulmolekulnya tidak
terionisasi dalam larutan sehingga tidak ada ion yang bermuatan yang dapat
menghantarkan arus listrik. Yang menjadi ukuran langsung dari keadaan
(kemampuannya) untuk mengion adalah derajat ionisasi. Derajat ionisasi ini dinyatakan
sebagai: Untuk larutan elektrolit kuat, harga derajat ionisasinya mendekati 1, sedangkan
untuk elektrolit lemah, harganya berada di antara 0 dan 1 (0 < < 1). Atas dasar
kemampuan ini, maka larutan elektrolit mempunyai perkembangan di dalam
perumusan sifat koligatifnya. (Ratna,dkk, 2009)
Pada larutan elektrolit kuat ditambahkan factor Vant Hoff untuk setiap kenaikan
titik didih, penurunan titik beku, kenaikan tekanan uap, dan tekanan osmotik larutan
elektrolit yang disimbolka dengan . (Ratna,dkk, 2009)
Pada sifat koligatif larutan juga terdapat satua konsentrasi larutan yang digunakan
dalam menentukansifat koligatif larutan, yaitu fraksi mol (x) dan kemolalan atau molalitas
(m).
1. Fraksi Mol
Komposisi zat-zat dalam larutan dapat dinyataka dalam satuan fraksi mol (x).
Fraksi mol zat A (xA) menyatakan perbandinga jumlah mol zat A terhadap jumlah
moltotal zat-zat yang terdapat dalam larutan. Jumlah fraksi mol semua komponen
sama dengan satu
2. Kemolalan
Kemolalan (m) didefinisikan sebagai jumlah mol zat terlarut dalam satu
kilogram pelarut. (Sunarya, dkk, 2007)
IV. Prosedur
a. Pembuatan Larutan
1) NaCl 3% (b/b)
NaCl sebanyak 3 gram ditimbang menggunakan neraca analitik kemudian
dimasukkan ke gelas kimia 250 mL lalu dilarutkan dengan aquades sebanyak
97 mL kemudian dihomogenkan.
2) NaCl 6% (b/b)
NaCl sebanyak 6 gram ditimbang menggunakan neraca analitik kemudian
dimasukkan ke gelas kimia 250 mL lalu dilarutkan dengan aquades sebanyak
94 mL kemudian dihomogenkan.
3) NaCl 9% (b/b)
NaCl sebanyak 9 gram ditimbang menggunakan neraca analitik kemudian
dimasukkan ke gelas kimia 250 mL lalu dilarutkan dengan aquades sebanyak
91 mL kemudian dihomogenkan.
4) NaCl 12% (b/b)
NaCl sebanyak 12 gram ditimbang menggunakan neraca analitik kemudian
dimasukkan ke gelas kimia 250 mL lalu dilarutkan dengan aquades sebanyak
88 mL kemudian dihomogenkan.
5) NaCl 15% (b/b)
NaCl sebanyak 15 gram ditimbang menggunakan neraca analitik kemudian
dimasukkan ke gelas kimia 250 mL lalu dilarutkan dengan aquades sebanyak
85 mL kemudian dihomogenkan.
6) NaCl 18% (b/b)
NaCl sebanyak 18 gram ditimbang menggunakan neraca analitik kemudian
dimasukkan ke gelas kimia 250 mL lalu dilarutkan dengan aquades sebanyak
82 mL kemudian dihomogenkan.
V. Hasil Pengamatan
Perlakuan Pengamatan
A. Pembuatan Larutan
1) 100 mL larutan NaCl 3% (b/b)
3 gram NaCl ditimbang menggunakan NaCl berupa padatan kristal putih
neraca analitik dan dimasukkan ke gelas
kimia 150 mL
Dilarutkan dengan aquades 97 mL , Larutan tidak berwarna
dihomogenkan
2) 100 mL larutan NaCl 6% (b/b)
6 gram NaCl ditimbang menggunakan NaCl berupa padatan kristal putih
neraca analitik dan dimasukkan ke gelas
kimia 150 mL
Dilarutkan dengan aquades 94 mL , Larutan tidak berwarna
dihomogenkan
3) 100 mL larutan NaCl 9% (b/b)
9 gram NaCl ditimbang menggunakan NaCl berupa padatan kristal putih
neraca analitik dan dimasukkan ke gelas
kimia 150 mL
Dilarutkan dengan aquades 91 mL , Larutan tidak berwarna
dihomogenkan
4) 100 mL larutan NaCl 12% (b/b)
12 gram NaCl ditimbang menggunakan NaCl berupa padatan kristal putih
neraca analitik dan dimasukkan ke gelas
kimia 150 mL
Dilarutkan dengan aquades 88 mL , Larutan tidak berwarna
dihomogenkan
5) 100 mL larutan NaCl 15% (b/b)
15 gram NaCl ditimbang menggunakan NaCl berupa padatan kristal putih
neraca analitik dan dimasukkan ke gelas
kimia 150 mL
Dilarutkan dengan aquades 85 mL , Larutan tidak berwarna
dihomogenkan
6) 100 mL larutan NaCl 18% (b/b)
18 gram NaCl ditimbang menggunakan NaCl berupa padatan kristal putih
neraca analitik dan dimasukkan ke gelas
kimia 150 mL
Dilarutkan dengan aquades 82 mL , Larutan tidak berwarna
dihomogenkan
B. Fenomena Tekanan Osmosis
Disiapkan 7 buah jarum suntik dan spuit Masing-masing jarum suntik
terpasang pada spuit
Masing-masing spuit diisi dengan larutan Masing-masing larutan dalam
NaCl konsentrasi 3,6,9,12,15 dan 18 % spuit dengan volume 1,5 mL
serta larutan isotonik sebanyak bagian
spuit
Jarum suntik ditancapkan ke kentang yang Kentang berupa padatan kuning
sudah dibagi 3 bagian sampai menembus dalam tiga bagian daging kentang
bidang kedua dilakukan pada jarum suntik tertinggal pada jarum
masing-masing spuit yang berisi larutan
NaCl dengan posisi tancapan yang berbeda
Disiapkan 7 buah tabung reaksi yang diisi Aquades dalam tabung reaksi
aquades dengan masing-masing volume
yang sama
Masing-masing jarum suntik dimasukkan Masing-masing jarum suntik pada
ke tabung reaksi yang berisi aquades tabung reaksi yang berisi aquades
dengan volume rendaman jarum sama
dengan tinggi daging kentang dalam jarum
Masing-masing jarum direndam dan Masing-masing jarum terendam
dibiarkan selama kurang dari 24 jam selama kurang dari 24 jam
Dicatat perubahan volume yang terjadi Perubahan volume spuit (Vakhir)
1. Isotonik = 1,5 mL
2. NaCl 3% = 2,3 mL
3. NaCl 6% = 1,6 mL
4. NaCl 9% = 2 mL
5. NaCl 12% = 1,5 mL
6. NaCl 15% = 1,5 mL
7. NaCl 18% = 1,6 mL
C. Penurunan Titik Beku
Larutan NaCl konsentrasi 3,6,9,12,15, dan Larutan sampl beku berupa
18 % (b/b) serta larutan isotonik dibekukan padatan putih bening
dalam freezer
Ditempatkan pada gelas kimia berbeda dan Es dalam gelas kimia pada
dimasukkan ke penangas air panas suhu penangas air
30oC
Diaduk dengan cara menggoyang- Data tercantum pada tabel hasil
goyangkan gelas kimia dengan tangan dan pengamatan
di catat suhu pada selang waktu 1 menit
sampai padatan es mencair seluruhnya
D. Pengukuran Berat Jenis
Piknometer kosong ditimbang Massa pikno kosong = 29,7141
gram
Piknometer diisi aquades dan ditimbang Massa pikno+aquades = 78,9948
gram
Piknometer diisi larutan isotonik dan Massa pikno + isotonik = 80,0940
ditimbang gram
Dilakukan penimbangan larutan NaCl Pengamatan penimbangan
3,6,9,12,15 dan 18% (b/b) dalam piknometer
piknometer menggunakan neraca analitik 1. Massa pikno + NaCl 3% =
46,6230 gram
2. Massa pikno + NaCl 6% =
47,1826 gram
3. Massa pikno + NaCl 9% =
47,7832 gram
4. Massa pikno + NaCl 12% =
48,4104 gram
5. Massa pikno + NaCl 15% =
48,9600 gram
6. Massa pikno + NaCl 18% =
49,5612 gram
7. Massa pikno kosong = 20,2127
8. Massa pikno + aquades =
46,0533
Menit ke T (oC)
1 5
2 9
3 10
4 13
5 14
6 15
7 17
8 18
9 20
10 20
11 22
12 22
13 23
14 24
15 24
16 24
17 25
18 26
b. NaCl 3%
T awal = 2oC
Menit ke T (oC)
1 2
2 8
3 10
4 14
5 14
6 14
7 16
8 17
9 19
10 20
11 21
12 22
13 22
14 22
15 22
16 22
17 22
18 23
19 24
20 25
21 25
c. NaCl 6%
T awal = 0 oC
Menit ke T (oC)
1 0
2 6
3 7
4 10
5 10
6 12
7 14
8 14
9 15
10 17
11 17
12 17
13 17
14 19
15 20
16 21
17 22
18 23
19 24
20 26
d. NaCl 9%
T awal = 1 oC
Menit ke T (oC)
1 1
2 4
3 6
4 8
5 12
6 14
7 18
8 20
9 22
10 22
11 24
12 24
13 25
14 25
15 25
16 26
e. NaCl 12%
T awal = 1oC
Menit ke T (oC)
1 1
2 2
3 2
4 3
5 5
6 8
7 8
8 7
9 9
10 12
11 17
12 21
13 21
14 21
15 25
16 26
f. NaCl 15%
T awal = -2 oC
Menit ke T (oC)
1 2
2 9
3 12
4 15
5 17
6 19
7 21
8 21
9 22
10 23
11 24
12 25
13 27
g. NaCl 18%
T awal = 2 oC
Menit ke T (oC)
1 2
2 9
3 14
4 18
5 22
6 22
7 23
8 24
9 24
10 24
11 26
NaCl 3% (b/b)
30
Suhu (oC) 20
10 y = 0.015x + 8.3857
R = 0.8425
0
0 500 1000 1500
t (s)
NaCl 6% (b/b)
30
25
Suhu (oC)
20
15
10 y = 0.0181x + 4.1421
5 R = 0.9424
0
0 500 1000 1500
t(s)
NaCl 9% (b/b)
35
30
25
Suhu (oC)
20
15 y = 0.0284x + 2.775
R = 0.9038
10
5
0
0 200 400 600 800 1000 1200
t(s)
4. Grafik Penurunan Titik Beku NaCl 12% b/b terhadap Waktu
15
10 y = 0.0298x - 3.45
R = 0.9463
5
0
-5 0 200 400 600 800 1000 1200
t(s)
20
15 y = 0.0288x + 6.1538
10 R = 0.8906
5
0
0 200 400 600 800 1000
t(s)
20
15 y = 0.0338x + 6.7455
10 R = 0.7891
5
0
0 200 400 600 800
t(s)
7. Grafik Penurunan Titik Beku Isotonik terhadap Waktu
Larutan isotonik
30
25
20
Suhu (oC)
15
y = 0.0186x + 7.7712
10 R = 0.9336
5
0
0 500 1000 1500
t(s)
6
4
2
0
0 5 10 15 20
H
-26
-26.2
-26.4
-26.6
-26.8
-27
H
10. Grafik Hubungan v dengan Tf teoritis terhadap ln v
Grafik Hubungan V dengan Tf teoritis
terhadap In V
40
30
In V 20
10
y = 2E-15x + 11.179
0 R = 0.588
2 1E+16
V
30
y = -7E+06x + 18.403
In V
20 R = 0.2649
10
0
0.0000E+00
5.0000E-07
1.0000E-06
1.5000E-06
2.0000E-06
2.5000E-06
3.0000E-06
V
150
y = 49.26x - 4E-05
100 R = 1
50
0
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3
M
13. Grafik Hubungan H (dengan faktor koreksi) terhadap Tf teoritis
10 y = 0.7853x - 0.1477
Tf
R = 0.9999
5
0
0 5 10 15 20
H
12
10
8
Tf
6 y = 4E-16x + 5.907
R = 0.4372
4
2
0
2.7390 10000000000000000.0000
V
16. Grafik Hubungan v (dengan faktor koreksi) terhadap Tf percobaan
-26
-26.2
-26.4
-26.6
-26.8
-27
V
C. Persamaan Reaksi
Hidrolisis
2 NaCl (s) + 2 H2O (l) Na+(aq) + Cl-(aq)
K+ (s) K+(aq)
-5oC
Na (aq) Na+(s)
+
Na+ (s) Na+(aq)
VII. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
1. Massa jenis larutan NaCl 3,6,9,12,15,18 % dan larutan isotonik secara berturut-turut
yaitu 1,0186 g/mL ; 1,0402 g/mL ; 1,0634 g/mL ; 1,0876 g/mL ; 1,1088 g/mL ; 1,1320
g/mL dan 1,0189 g/mL.
2. Tf percobaan larutan NaCl 3,6,9,12,15,18 % dan larutan isotonik secara berturut-turut
yaitu --25oC , -26oC , -26oC , - 26oC , -27oC , -26oC, dan -26oC
3. Massa larutan NaCl 3,6,9,12,15,18 % secara berturut-turut yaitu 101,86 gram ; 104,02
gram ; 106,34 gram ; 108,76 gram ; 110,88 gram dan 130,20 gram sedangkan untuk
massa pelarut secara berturut-turut adalah 98,86 gram ; 98,02 gram ; 97,34 gram ; 96,76
gram ; 95,88 gram ; dan 95,20 gram.
4. Molalitas larutan NaCl 3,6,9,12,15,18 % secara berturut-turut yaitu 0,5187 molal ;
1,0463 molal ; 1,5808 molal ; 2,1199 molal ; 2,6742 molal ; dan 3,230 molal.
5. Tf larutan NaCl 3,6,9,12,15,18 % secara berturut-turut yaitu 1,9295 oC; 3,8922oC ;
5,8794oC ; 7,8860 oC ; 9,9480oC ; dan 12,0230oC.
6. Nilai H pada Tf teoritis larutan NaCl 3,6,9,12,15,18 % secara berturut-turut yaitu
2,5663 kj/mol ; 5,1329 kj/mol ; 7,6997 kj/mol ; 10,2661 kj/mol ; 12,8326 kj/mol ; dan
15,3993 kj/mol.
7. Nilai X terhadap Tf teoritis larutan NaCl 3,6,9,12,15,18 % secara berturut-turut yaitu
1,8726oC ; 3,6676oC ; 5,3818 oC ; 7,0159oC ; 8,6022 oC ; dan 10,1111 oC
8. Nilai H pada Tf percobaan larutan NaCl 3,6,9,12,15,18 % secara berturut-turut yaitu
-33,2517 kj/mol ; -34,2879 kj/mol ; -34,0501 kj/mol ; -33,8472 kj/mol ; -34,8294 kj/mol
; -33,3015 kj/mol.
9. Nilai X terhadap Tf percobaan larutan NaCl 3,6,9,12,15,18 % secara berturut-turut
yaitu -24,2637 oC ; -24,5003 oC ; -23,7995 oC ; -23,1313oC ; -23,3474 oC ; dan -21,8657
o
C.
10. Nilai ln v pada Tf teoritis larutan NaCl 3,6,9,12,15,18 % secara berturut-turut yaitu
0,9926 ; 4,0049 ; 9,0751 ; 16,2294 ; 25,5913 ; dan 37,1156 dengan semua satuan oC m
11. Nilai ln v pada Tf percobaan larutan NaCl 3,6,9,12,15,18 % secara berturut-turut
yaitu -12,8621 ; -26,7534 ; -40,1324 ; -53,5082 ; -69,4578 ; dan -80,2633 dengan semua
satuan oC m.
12. Tekanan osmotik untuk larutan isotonik yang mengandung Na+ dan K+ adalah 0,5517
atm.
13. Tekanan osmotik larutan NaCl 3,6,9,12,15,18 % secara berturut-turut yaitu 25,2605
atm ; 50,5210 atm ; 75,7815 atm ; 101,0421 atm ; 126,3075 atm; dan 151,5680 atm.
14. Nilai H pada Tf percobaan dengan faktor koreksi larutan NaCl 3,6,9,12,15,18 %
secara berturut-turut yaitu -33,2367 kj/mol ; -34,3698 kj/mol ; -34,0217 kj/mol ; -
34,0217 kj/mol ; -33,8174 kj/mol ; -34,8006 kj/mol ; dan -33,2677 kj/mol.
15. Nilai H pada Tf teoritis dengan faktor koreksi larutan NaCl 3,6,9,12,15,18 % secara
berturut-turut yaitu 2,5813 kj/mol ; 5,1510 kj/mol ; 7,7281 kj/mol ; 10,2959 kj/mol ;
12,8614 kj/mol ; dan 15,4331 kj/mol.
16. Nilai ln v pada Tf percobaan dengan faktor koreksi larutan NaCl 3,6,9,12,15,18 %
secara berturut-turut yaitu -12,8471 ; -26,7353 ; -40,1040 ; -53,4784 ; -69,4290 ; dan -
80,2295 dengan semua satuan oC m.
17. Nilai ln v pada Tf teoritis dengan faktor koreksi larutan NaCl 3,6,9,12,15,18 %
secara berturut-turut yaitu 1,0076 ; 4,0230 ; 9,1035 ; 16,2592 ; 25,6201 ; dan 37,1494
dengan semua satuan oC m
18. Hasil grafik hubungan antara waktu terhadap suhu untuk larutan NaCl didapat
persamaan garis yaitu :
NaCl 3% : y = 0,015x + 8,3857
NaCl 6% : y = 0,0181x + 4,1421
NaCl 9% : y = 0,0284x + 2,775
NaCl 12% : y = 0,0298x 3,45
NaCl 15% : y = 0,0298x + 6,1538
NaCl 18% : y = 0,0338x + 6,7455
Isotonik : y = 0,0186x + 2,775
19. Hasil dari grafik hubungan antara H terhadap Tf didapatkan persamaan garis yaitu
H terhadap Tf teoritis : y = 0,7864x 0,1376
H terhadap Tf percobaan : y = 0,87x + 3,5186
H terhadap Tf teoritis dengan faktor koreksi : y = 0,7853x 0,1477
H terhadap Tf percobaan dengan faktor koreksi : y = 0,8644x 0,1477
20. Hasil dari grafik hubungan antara v dengan Tf terhadap ln v didapatkan persamaan
garis yaitu
v dengan Tf teoritis terhadap ln v : y = 2x10-5x + 11,179
v dengan Tf percobaan terhadap ln v : y = -7x10-6x + 18,403
21. Hasil dari grafik hubungan v (dengan faktor koreksi) terhadap Tf teoritis dan Tf
percobaan didapatkan persamaan garis yaitu
v (dengan faktor koreksi) terhadap Tf teoritis : y = 4x10-16 x + 5,907
v (dengan faktor koreksi) terhadap Tf percobaan : y = 455633x 26,2
22. Hasil dari grafik hubungan tekanan osmotik terhadap konsentrasi didapatkan
persamaan garis yaitu y = 49,26 x 4x10-5