Pengaruh Merokok Pada Prevalensi Dan Keparahan
Pengaruh Merokok Pada Prevalensi Dan Keparahan
Studi epidemiologi yang diterbitkan pada tahun 1980-an dan 1990-an menunjukkan
hubungan antara merokok dan kerusakan pada penyakit periodontal. Hasil dari First United
States National Health and Nutrition Examination Survey (NHANES I) menunjukkan bahwa
meskipun perokok saat ini memiliki plak yang lebih banyak dan kerusakan periodontal
dibandingkan bekas perokok atau tidak pernah merokok, hubungan antara penyakit periodontal
dan merokok tetap setelah disesuaikan dengan kebersihan mulut dan variable lainnya.13
Beberapa penelitian telah menunjukkan hubungan antara jumlah merokok dengan
prevalensi dan keparahan periodontitis. Sebuah penelitian telah membuktikan ada hubungan
bahwa prevalensi moderat hingga parah untuk penyakit periodontal dan jumlah rokok yang
dihisap per hari dan untuk berapa tahun pasien telah merokok. Keparahan kehilangan perlekatan
meningkat sebesar 0,5% dengan merokok 1 batang rokok per hari, sementara merokok hingga 10
dan 20 batang sehari masing- masing meningkatkan kehilangan perlekatan sebesar 5% dan 10%.
Populasi penelitian di wilayah Erie, menunjukkan ada hubungan positif yang kuat antara
kehilangan tulang dan rata-rata jumlah bungkus rokok per tahun; subjek dengan kehilangan
tulang yang parah memiliki rata-rata jumlah bungkus rokok per tahun dalam sejarah adalah
sekitar 5 kali dari subjek dengan fingkat tulang normal. Penelitian lain melaporkan korelasi
positif antara tingkat serum metabolit nikotin, cotinine dan klinis keparahan kehilangan
perlekatan, pemeriksaan probing dan tinggi crestal alveolar pada subyek yang berusia 25-74
tahun.13
Imunologi
A) Pengaruh merokok pada neutrofil
1) Merokok dan fungsi neutrofil
PMN yang diambil dari persimpangan gingiva dari perokok terbukti telah mengurangi
kapasitas fagositosis dibandingkan dengan PMN dari non-perokok.18 Transmigrasi dari neutrofil
pada mikrovaskular periodontal terhambat pada perokok tembakau.17
Neutrofil mengekspresikan reseptor fungsional untuk beberapa komponen dan metabolit
asap tembakau, seperti nikotin, cotinine. Jumlah reseptor nikotin menunjukan neutrofil
meningkat pada perokok dan menurun pada saat penghentian.
2) Neutrofil turunan protease degradatif
Merokok tembakau menyebabkan peningkatan yang signifikan dalam peredaran neutrofil
elastase dan MMP di manusia. Merokok tembakau juga menunjukan pada kulit manusia
penurunan laju sintesis kolagen jenis tertentu, dengan meningkatkan produksi kolagen-degradasi
enzim, dan menurunnya kadar endogen utama MMP inhibitor, inhibitor jaringan MMP-l.
l) Limfosit T
Berkurang, meningkat atau tidak ada perubahan dalam jumlah CD4 T sel. Perokok
menderita infeksi pernafasan lainnya sering terjadi daripada non-perokok. Jumlah total limfosit
meningkat pada BALF dan sel CD4 subpopulasi berkurang dalam memproduksi rasio CD4 /
CD8 berkurang pada perokok dibandingkan dengan non-perokok, sedangkan CD4 / CD8 rasio
dalam darah perifer mirip.17
2) Limfosit B dan imunoglobulin
Sel B mengenali antigen setelah telah terikat untuk antigen situs mengikat imunoglobulin
pada antigen sel B reseptor, yaitu antibodi ditunjukan pada permukaan sel B. Agar dapat berhasil
meningkatkan respon imun humoral, B Sel membutuhkan T helper sel yang diturunkan sitokin
untuk berkembang biak dan berdiferensiasi menjadi sel plasma (juga untuk perpindahan
imunoglobulin). Dalam percobaan pada hewan dan manusia, asap tembakau telah ditemukan
dapat mempengaruhi imunitas humoral dan imunitas seluler. Paparan kronis nikotin pada tikus
dapat menghambat respon sel pembentuk antibodi dan imunosupresi ini tampaknya menjadi hasil
penurunan antigen dimediasi sel sinyal T. Temuan-temuan ini didukung oleh laporan yang
menunjukkan bahwa tingkat serum IgG berkurang pada perokok dan pada pasien periodontitis;
non-perokok memiliki tingkatIgG2 lebih tinggi dibandingkan dengan perokok. 17
Efek dari merokok pada serum IgA dan IgM masih kontroversial, dengan beberapa
laporan yang menunjukkan penurunan tingkat IgM dan IgA, sedangkan penelitian lain
menunjukkan tidak ada efek merokok di kedua jenis antibody, IgE sangat meningkat pada
perokok dan tidak berhubungan dengan peningkatan reaktivitas kulit.17
2) fibroblast PDL
Attachment sel permukaan akar berkurang secara signifikan berkurang pada perokok
berat dibandingkan dengan non-perokok dan kontrol sehat.17