entrepreneur pertama kali diperkenalkan pada awal abad
ke-18 oleh ekonom Perancis, Richard Cantillon. Menurutnya, entrepreneur adalah agent who buys means of production at certain prices in order to combine them. Namun dalam kurun waktu yang tidak terlalu lama, seorang ekonom Perancis lainnya- Jean Baptista Say menambahkan definisi Cantillon dengan konsep entrepreneur sebagai pemimpin. Jean menyatakan bahwa entrepreneur adalah seseorang yang membawa orang lain bersama-sama untuk membangun sebuah organ produktif. Sehingga secara umun kita dapat menarik pengertian Techno-entrepreneur adalah orang yang mengatur, mengelola, dan mengasumsikan risiko suatu perusahaan bisnis berbasis teknologi. Techno-entrepreneurship erat kaitannya dengan teknologi yang berkembang pesat. Techno entreprenuer bertujuan melakukan komersialisasi atas beragam penemuan teknologi agar bisa dimanfaatkan banyak kalangan.Techno-entrepreneurship berhubungan dengan sosial-entrepreneurship yang menempatkan konsep teknologi dan manajemen teknologi dalam perspektif dan penawaran dengan strategi untuk mengelola inovasi. Ini termasuk cara membuat inovasi produk dan memahami prosesnya.
Menjadi seorang techno_entrepreneurship merupakan
salah satu alternatif dalam menunjang kebutuhan financial saat ini. Dengan dukungan besarnya kebutuhan akan teknologi informasi disegala bidang menjadikan technopreneurship menjadi suatu bidang karir yang memiliki prospek yang baik.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk menjadi
seorang techno_entrepreneurship adalah:
1. Pengetahuan akan teknologi informasi
2. Memiliki jiwa entrepereneur yang meliputi sikap
untuk menggali diri, mengetahui keterampilan yang dimilikinya kemudian berani untuk memulai usaha.