BAB I Mata
BAB I Mata
PENDAHULUAN
infeksi setelah trauma atau bedah, atau endogen akibat sepsis. Berbentuk radang
supuratif di dalam rongga mata dan struktur di dalamnya. Peradangan supuratif ini
juga dapat membentuk abses di dalam badan kaca. Endoftalmitis disebabkan oleh
bakteri atau jamur. Bakteri dan jamur ini akan masuk dengan cara eksogen dan
endogen terjaditerjadi akibat penyebaran bakteri atau jamur dari focus infeksi
karena bila tidak segera diberikan pertolongan prognosisnya akan semakin buruk
eksudat pada COA. Visus menurun bahkan bahkan dapat menjadi hilang
(Christoper., 2007).
jamur sulit untuk dibedakan. Peradangan hebat tanpa endoftalmitis kadang terjadi
pasca operasi terutama kasus dengan uveitis, keratitis, diabetes, glaucoma dan
jenis penyebab dan antibiotika yang tepat untuk mengatasinya. Pada kasus
Definisi
yang meliputi uvea, vitreus dan retina dengan aliran eksudat ke dalam kamera
okuli anterior dan kamera okuli posterior. Peradangan supuratif ini juga dapat
Epidemiologi
bola mata sebesar 5-14%, sedangkan yang disebabkan oleh trauma sekitar 10-30%
dan akibat oleh reaksi antibodi terhadap pemasangan lensa yang dianggap sebagai
benda asing oleh tubuh sebesar7-31% (Zorab., 2009). Banyak hal yang dapat
intraokular (62%), cedera karna benda tajam (20%), komplikasi setelah operasi
vitrectomi, ataupun implantasi intraokular lensa, dan akibat bakteri dan jamur
1. Sklera, yang merupakan jaringan ikat yang kenyal dan memberikan bentuk
pada mata merupakan bagian terluar yang melindungi bola mata. Bagian terdepan
sclera disebut cornea yang bersifat transparan yang memudahkan sinar masuk ke
2. Jaringan uvea, yang merupakan jaringan vaskular, yang terdiri atas iris, badan
siliar dan koroid. Pada iris didapatkan pupil yang oleh 3 susunan otot dapat
mengatur jumlah sinarmasuk ke dalam bola mata, yaitu otot dapat mengatur
jumlah sinar masuk ke dalam bola mata, yaitu otot dilatatur, sfingter iris dan otot
siliar. Badan siliar yangterletak di belakang iris menghasilkan cairan bilik mata
(akuos humor), yang dikeluarkan melalui trabekulum yang terletak pada pangkal
3.Lapis ketiga bola mata adalah retina yang terletak paling dalam dan mempunyai
yang akan merubah sinar menjadi rangsangan pada saraf optik dan diteruskan ke
Struktur ini merupakan gel transparan yang terdiri atas air (lebih kurang 99%),
sedikit kolagen, dan molekul asam hialuronat yang sangat terhidrasi. Badan
vitreous mengandung sangat sedikit sel yang menyintesis kolagen dan asam
hialuronat. Berfungsi mengisi ruang untuk meneruskan sinar dari lensa ke retina.
Kebeningan badan vitreous disebabkan tidak terdapatnya pembuluh darah dan sel.
2.2.2 Klasifikasi
a. Endoftalmitis Eksogen
Pada endolftamitis eksogen organisme yang menginfeksi mata berasal dari
normal pada kulit dan konjungtiva. Endoftalmitis ini sering terjadi setelah operasi-
(Bobrow., 2008).
Endoftalmitis paling sering terjadi setelah trauma mata, yaitu trauma yang
b. Endoftalmitis Endogen
- Infeksi pada bagian tubuh lain, seperti: endokarditis, urinary tract infection,
kulit) dan Bacillus (invasive prosedur). Sementara bakteri Gram negatif misalnya
c. Endoftalmitis fakoanafilaktik
autoimun terhadap jaringan tubuh (lensa) sendiri, akibat jaringan tubuh tidak
mengenali jaringan lensa yang tidak terletak di dalam kapsul. Pada tubuh
terbentuk antibodi terhadap lensa sehingga terjadi reaksi antigen antibodi yang
2.2.3 Patofisiologi
organisme melalui darah (terlihat pada pasien yang bacteremic dalam situasi
(misalnya, emboli septik) atau oleh perubahan dalam endotelium vaskular yang
intraokular mungkin disebabkan oleh invasi langsung oleh organisme dan / atau
dari mediator inflamasi dari respon kekebalan (Hatch et al., 2009). Endoftalmitis
mungkin sehalus nodul putih pada kapsul lensa, iris, retina, atau koroid. Hal ini
juga dapat sebagai mana-mana sebagai peradangan semua jaringan okular,
mengarah ke dunia penuh eksudat purulen. Selain itu, peradangan dapat menyebar
2.2.4 Diagnosa
Gejala Subjektif
- Fotofobia
- Nyeri kepala
Gejala Objektif
Kelainan fisik yang ditemukan berhubungan dengan struktur bola mata yang
Pemeriksaan yang dilakukan adalah pemeriksaan luar, slit lamp dan funduskopi
- Kornea keruh
- keratik presipitat
- Hipopion
- Kekeruhan vitreus
- Penurunan refleks fundus dengan gambaran warna yang agak pucat ataupun
Gambar 1. Endoftalmitis
Pemeriksaan Penunjang
3. Ultrasonografi (B Scan)
aspirasi 0,5-1 ml korpus vitreum di bawah anestesi lokal melalui sklerotomi pars
2009).
2.2.5 Terapi
Tindakan Vitrektomi.
yang dapat merusak retina, serta kemampuan multiplikasi yang cepat, juga jarak
antara ditegakkannya diagnosis sampai pada saat terapi diberikan. Oleh karena itu
proses inflamasi yang terjadi, serta membatasi infeksi agar tidak terjadi penyulit
spesifik yang diduga secara intravitreal dengan dosis dan toksisitas yang
antibiotik yang sesuai segera diberikan, bila hasil kultur sudah ada. Antibiotik
yang dapat diberikan dapat berupa antibiotik yang bekerja terhadapa membran set,
Chloramphenicol, Aminoglycosida.
Antibiotik tersebut dapat diberikan secara tunggal ataupun kombinasi. Kombinasi
dari endoftalmitis.
antibiotik dosis tunggal atau kombinasi tidak ada. Ataupun ditemukan faktor-
luas dalam jangka waktu lama, pasien menderita keganasan ataupun dalam
yang disertai eksudat dan untuk mengurangi granulasi jaringan. Kedua efek ini
mengurangi rasa nyeri, stabilisasi aliran darah pada mata, mencegah dan melepas
sineksia serta mengistirahatkan iris dan benda siliar yang sedang mengalami
Pada kasus yang berat dapat dilakukan Vitrektomi Pars Plana, yang
2.2.6 Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi jika proses peradangan mengenai ketiga lapisan
mata (retina, koroid dan sklera) dan badan kaca maka akan mengakibatkan
Endoftalmitis Panoftalmitis
2.2.7 Prognosis
infeksi, organisme yang terlibat dan jumlah kerusakan mata menopang dari
peradangan dan jaringan parut. Kasus ringan endophthalmitis dapat memiliki hasil
visual yang sangat baik. Kasus yang parah dapat menyebabkan tidak hanya dalam
prognostik terpenting adalah visus pada saat diagnosis dan agen penyebab.
jamur atau parasit. Prognosis endoftalmitis endogen secara umum lebih buruk dari
tipe organismedan tingkat virulensi, daya tahan tubuh penderita dan keterlambatan
diagnosis serta lebih vireulen (Ilyas., 2002). Endoftalmitis yang diterapi dengan
vitrektomi 74% pasien mendapat perbaikan visus sampai 6/30 (James., 2006).
BAB III
KESIMPULAN
setelah trauma, akibat infeksi setelah trauma atau bedah, atau endogen akibat
sekitarnya.
pemeriksaan penunjang. Gejala subjektif antara lain adalah nyeri pada bola mata,
penurun tajam penglihatan, nyeri kepala, mata terasa bengkak kelopak mata
terbukti bermanfaat
dilakukan.