Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

PERAN MAHASISWA DALAM BELA NEGARA

Nama Anggota :

1. Inda Sidik 20160810124


2. Listi Indah Alfisa 20160810052
3. Cristi Mellawati Dewi 20160810019
4. Aldy Ramdani 20160810105
5. Reza Kristino 20160810065
Kelas : TI2016C

TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS KUNINGAN
2017
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT,

karena berkat rahmat dan hidayah-Nyalah penulis dapat menyelesaikan tugas ini.

Penyusunan tugas ini diajukan guna memenuhi salah satu syarat dalam memenuhi

tugas mata kuliah Kewarganegaraan. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih

banyak kesalahan dan kekurangan, maka dari itu penulis mengharapkan

sumbangan pikiran, pendapat serta saran-saran yang berguna demi

penyempurnaan makalah ini. semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi

pembaca. Amin

I
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... I


DAFTAR ISI II
BAB I Pendahuluan .......................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ...................................................................................................... 1
B. Perumusan Masalah ............................................................................................... 2
BAB II Landasan Teori ..................................................................................................... 3
A. Pengertian Bela Negara ......................................................................................... 3
B. Peran Mahasiswa Terhadap Bela Negara .............................................................. 3
BAB III Pembahasan ........................................................................................................ 4
A. BELA NEGARA .................................................................................................. 4
B. DASAR HUKUM BELA NEGARA ................................................................... 4
C. PERAN MAHASISWA DALAM BELA NEGARA ........................................... 5
D. SIKAP MAHASISWA DALAM BELA NEGARA ............................................. 9
BAB III Penutup .............................................................................................................. 12
KESIMPULAN ............................................................................................................ 12
SARAN ........................................................................................................................ 12

II
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Era reformasi membawa banyak perubahan di hampir segala bidang di

republik indonesia. Ada perubahan yang positif dan bermanfaat bagi masyarakat,

tapi ada juga yang negatif dan akan merugikan bagi keutuhan wilayah dan

kedaulatan Negara Kesatuan Republic Indonesia. Suasana keterbukaan pasca

pemerintahan orde baru menyebabkan arus informasi dari segala penjuru dunia

seolah tidak terbendung. Berbagai ideologi, mulai dari ekstrim kiri sampai ke

ekstrim kanan, menarik perhatian bangsa kita, khususnya generasi muda, untuk

dipelajari, dipahami dan diterapkan dalam upaya mencari jati diri bangsa setelah

selama lebih dari 30 tahun merasa terbelenggu oleh sistem pemerintahan yang

otoriter.

Salah satu dampak buruk dari reformasi adalah memudarnya semangat

nasionalisme dan kecintaan pada negara. perbedaan pendapat antar golongan atau

ketidaksetujuan dengan kebijakan pemerintah adalah suatu hal yang wajar dalam

suatu sistem politik yang demokratis. Namun berbagai tindakan anarkis, konflik

sara dan separatisme yang sering terjadi dengan mengatas namakan demokrasi

menimbulkan kesan bahwa tidak ada lagi semangat kebersamaan sebagai suatu

bangsa. Kepentingan kelompok, bahkan kepentingan pribadi, telah menjadi tujuan

utama. Semangat untuk membela negara seolah telah memudar.

1
Bela negara biasanya selalu dikaitkan dengan militer atau militerisme,

seolah-olah kewajiban dan tanggung jawab untuk membela negara hanya terletak

pada tentara nasional indonesia. Padahal berdasarkan pasal 30 UUD 1945, bela

negara merupakan hak dan kewajiban setiap warga Negara republik indonesia.

Bela negara adalah upaya setiap warga negara untuk mempertahankan Republic

Indonesia terhadap ancaman baik dari luar maupun dalam negeri.

B. Perumusan Masalah

a) Apa yang dimaksud dengan bela negara ?

b) Bagaimana peran mahasiswa dalam bela negara?

c) Bagaimana sikap mahasiswa dalam bela Negara ?

2
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian Bela Negara

Bela negara adalah tekad, sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai

oleh kecintaan kepada negara kesatuan republik indonesia yang berdasarkan

pancasila dan UUD 1945 dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa dan

negara. Pembelaan negara bukan semata-mata tugas TNI, tetapi segenap warga

negara sesuai kemampuan dan profesinya dalam kehidupan bermasyarakat

berbangsa dan bernegara..

B. Peran Mahasiswa Terhadap Bela Negara

Bela negara sebagai kewajiban dasar bagi setiap warga negara yang penuh

kesadaran, tanggung jawab dan rela berkorban kepada negara dan bangsa.

Mahasiswa merupakan bagian dari warga negara yang memiliki kewajiban untuk

melakukan pembelaan negara yang disesuaikan dengan perannya sebagai agen

perubahan dan agen pembangunan. Kegiatan bela negara bagi mahasiswa

diperlukan untuk pembinaan karakter, penguatan revolusi mental dan

mempersiapkan mahasiswa dalam menghadapi ancaman, seperti; penyalahgunaan

narkoba, paham radikalisme, bencana alam, konflik antar mahasiswa dan

penyebaran penyakit menular. Kegiatan bela negara bagi mahasiswa baru di

Unnes, menjadi pionir implementasi bela negara pada level perguruan tinggi di

Indonesia.

3
BAB III

PEMBAHASAN

A. BELA NEGARA

Konsep bela negara dapat diartikan secara fisik dan non-fisik, secara fisik

dapat didefinisikan dengan mengangkat senjata menghadapi serangan atau agresi

musuh, secara non-fisik dapat didefinisikan sebagai segala upaya untuk

mempertahankan Negara dengan cara meningkatkan rasa nasionalisme, yakni

kesadaran berbangsa dan bernegara, menanamkan kecintaan terhadap tanah air,

serta berperan aktif dalam memajukan bangsa dan negara.

Ada lima dasar bela negara yaitu :

1. Cinta tanah air

2. Kesadaran berbangsa dan bernegara

3. Yakin akan pancasila sebagai ideologi negara

4. Rela berkorban untuk bangsa dan Negara

5. Memiliki kemampuan awal bela negara

B. DASAR HUKUM BELA NEGARA

Beberapa dasar hukum dan peraturan tentang Wajib Bela Negara :

1. Tap MPR No.VI Tahun 1973 tentang konsep Wawasan Nusantara dan

Keamanan Nasional.

2. Undang-Undang No.29 tahun 1954 tentang Pokok-Pokok Perlawanan

Rakyat.

4
3. Undang-Undang No.20 tahun 1982 tentang Ketentuan Pokok Hankam

Negara RI. Diubah oleh Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1988.

4. Tap MPR No.VI Tahun 2000 tentang Pemisahan TNI dengan POLRI.

5. Tap MPR No.VII Tahun 2000 tentang Peranan TNI dan POLRI.

6. Amandemen UUD '45 Pasal 30 ayat 1-5 dan pasal 27 ayat 3.

7. Undang-Undang No.3 tahun 2002 tentang Pertahanan Negara.

C. PERAN MAHASISWA DALAM BELA NEGARA

Dalam sejarahnya mahasiswa merupakan kelompok dalam kelas

menengah yang kritis dan selalu mencoba memahami apa yang terjadi di

masyarakat. Bahkan di zaman kolonial, mahasiswa menjadi kelompok elite paling

terdidik yang harus diakui kemudian telah mencetak sejarah bahkan mengantarkan

Indonseia ke gerbang kemerdekaannya.

Pergolakan dan perjalanan mahasiswa Indonesia telah tercatat dalam

rentetan sejarah yang panjang dalam perjuangan bangsa Indonesia, seperti gerakan

mahasiswa dan pelajar tahun 1966 dan tahun 1998. Masih dapat kita ingat 8 tahun

yang lalu gerakan mahasiswa Indonesia yang didukung oleh semua lapisan

masyarakat berhasil menjatuhkan suatu rezim tirani yaitu ditandainya dengan

berakhirnya rezim Soeharto. Legenda perjuangan mahasiswa di Indonesia sendiri

juga telah memberikan bukti yang cukup nyata dalam rangka melakukan agenda

perubahan tersebut. Tinta emas sejarahnya dapat kita lihat dengan lahirnya

angkatan 08, 28, 45, 66, 74, yang masing-masing memiliki karakteristik

tersendiri tetapi tetap pada konteks kepentingan wong cilik. Terakhir lahirlah

angkatan bungsu 98 tepatnya pada bulan Mei 1998 dengan gerakan

5
REFORMASI yang telah berhasil menurunkan Presiden Soeharto dari kursi

kekuasaan dan selanjutnya menelurkan Visi Reformasi yang sampai hari ini masih

dipertanyakan sampai dimana telah dipenuhi. Dengan demikian adalah sebuah

keharusan bagi mahasiswa untuk menjadi pelopor dalam melakukan fungsi

control terhadap jalannya roda pemerintahan sekarang. Bukan malah sebaliknya.

Agenda reformasi adalah tanggung jawab kita semua yang masih merasa

terpanggil sebagai kaum intelektual, kaum yang kritis dan memiliki semangat

yang kuat. Dan tanggung jawab ini hanya bisa dilakukan oleh orang-orang yang

mempunyai rasa sosial yang tinggi. Bukan orang-orang kerdil yang hanya

memikirkan perut, golongannya dan tidak bertanggung jawab. Hanya lobang-

lobang kematianlah yang mampu menjadikan mereka untuk berpikir bertanggung

jawab. Jangan pikirkan mereka, mari pikirkan solusi untuk menghibur Ibu Pertiwi

yang selalu menangis dengan ulah-ulah anak bangsanya sendiri.

Kondisi tersebut tidak terlihat lagi pada masa kini, mahasiswa memiliki

agenda dan garis perjuangan yang berbeda dengan mahasiswa lainnya. Sekarang

ini mahasiswa menghadapi pluralitas gerakan yang sangat besar. Meski begitu,

setidaknya mahasiswa masih memiliki idealisme untuk memperjuangkan nasib

rakyat di daerahnya masing-masing.

Mahasiswa sudah telanjur dikenal masyarakat sebagai agent of change,

agent of modernization, atau agen-agen yang lain. Hal ini memberikan

konsekuensi logis kepada mahasiswa untuk bertindak dan berbuat sesuai dengan

gelar yang disandangnya. Mahasiswa harus tetap memiliki sikap kritis, dengan

6
mencoba menelusuri permasalahan sampai ke akar-akarnya. Dengan adanya sikap

kritis dalam diri mahasiswa diharapkan akan timbul sikap korektif terhadap

kondisi yang sedang berjalan. Pemikiran prospektif ke arah masa depan harus

hinggap dalam pola pikir setiap mahasiswa. Sebaliknya, pemikiran konservatif

pro-status quo harus dihindari.

Mahasiswa harus menyadari, ada banyak hal di negara ini yang harus

diluruskan dan diperbaiki. Kepedulian terhadap negara dan komitmen terhadap

nasib bangsa di masa depan harus diinterpretasikan oleh mahasiswa ke dalam hal-

hal yang positif. Tidak bisa dimungkiri, mahasiswa sebagai social

control terkadang juga kurang mengontrol dirinya sendiri. Sehingga mahasiswa

harus menghindari tindakan dan sikap yang dapat merusak status yang

disandangnya, termasuk sikap hedonis-materialis yang banyak menghinggapi

mahasiswa.

Karena itu, kepedulian dan nasionalisme terhadap bangsa dapat pula

ditunjukkan dengan keseriusan menimba ilmu di bangku kuliah. Mahasiswa dapat

mengasah keahlian dan spesialisasi pada bidang ilmu yang mereka pelajari di

perguruan tinggi, agar dapat meluruskan berbagai ketimpangan sosial ketika

terjun di masyarakat kelak.

Peran dan fungsi mahasiswa dapat ditunjukkan secara santun tanpa

mengurangi esensi dan agenda yang diperjuangkan. Semangat mengawal dan

mengawasi jalannya reformasi, harus tetap tertanam dalam jiwa setiap mahasiswa.

Sikap kritis harus tetap ada dalam diri mahasiswa, sebagai agen pengendali untuk

7
mencegah berbagai penyelewengan yang terjadi terhadap perubahan yang telah

mereka perjuangkan. Dengan begitu, mahasiswa tetap menebarkan bau harum

keadilan sosial dan solidaritas kerakyatan.

Peran Lembaga Kemahasiswaan cukup signifikan, baik untuk lingkup

nasional, regional maupun internal kampus itu sendiri. Ke depan, peran strategis

ini seharusnya juga dimainkan oleh lembaga-lembaga formal kampus lainnya

seperti pers mahasiswa, atau kelompok studi profesi.

Secara garis besar, menurut Sarlito Wirawan, ada sedikitnya tiga tipologi atau

karakteristik mahasiswa yaitu tipe pemimpin, aktivis, dan mahasiswa biasa.

Pertama, tipologi mahasiswa pemimpin, adalah individu mahasiswa yang

mengaku pernah memprakarsai, mengorganisasikan, dan mempergerakan aksi

protes mahasiswa di perguruan tingginya. Mereka itu umumnya memersepsikan

mahasiswa sebagai kontrol sosial, moral force dan dirinya leader tomorrow.

Mereka cenderung untuk tidak lekas lulus, sebab perlu mencari pengalaman yang

cukup melalui kegiatan dan organisasi kemahasiswaan.

Kedua, tipologi aktivis ialah mahasiswa yang mengaku pernah aktif turut

dalam gerakan atau aksi protes mahasiswa di kampusnya beberapa kali (lebih dari

satu kali). Mereka merasa menyenangi kegiatan tersebut, untuk mencari

pengalaman dan solider dengan teman-temannya. Mahasiswa dari kelompok

aktivis ini, juga cenderung tidak ingin cepat lulus, namun tidak ingin terlalu lama.

Mereka tidak terlalu memersepsikan diri sebagai leader tomorrow namun

8
pengalaman hidup perlu dicari di luar studi formalnya. Sudah barang tentu jumlah

mereka itu lebih banyak daripada kelompok pemimpin.

Ketiga, tipologi mahasiswa biasa adalah kelompok mahasiswa di luar

kelompok pemimpin dan aktivis yang jumlahnya paling besar lebih dari 90%.

Sesungguhnya cenderung pada hura-hura yaitu kegiatan yang dapat memberikan

kepuasan pribadi, tidak memerlukan komitmen jangka panjang dan dilakukan

secara berkelompok atau bersama-sama. Mereka ingin segera lulus, bahkan tidak

sedikit mahasiswa yang tidak segan-segan dengan cara menerabas (nyontek,

membuat skripsi "Aspal" dan lain-lain) agar segera lulus. Apakah hal ini

merupakan indikator kurangnya dorongan prestatif di kalangan mahasiswa, masih

perlu diteliti.

Fakta membuktikan, dinamika kehidupan bangsa dan mahasiswa pada

umumnya banyak dimotori oleh tipe pemimpin dan aktivis ini. Meskipun secara

kuantitas kecil tetapi mereka mampu menjadi pendorong dan agen utama

perubahan dan dinamika kehidupan kampus. Sebagian mereka karena telah

terlatih menjadi pemimpin dan aktivis, maka tidak sulit setelah selesai pada

akhirnya mereka juga menjadi pemimpin dan aktivis setelah terjun di masyarakat

dan pemerintahan.

D. SIKAP MAHASISWA DALAM BELA NEGARA

1) Menumbuhkan semangat dan sikap hidup lebih baik dan lebih maju. Sikap

tersebut dapat diwujudkan dengan cara giat belajar dan giat bekerja, optimis

terhadap masa depan, tidak boros dan tidak bergaya hidup mewah, serta

9
menumbuhkan semangat gemar menabung. mahasiswa harus giat belajar demi

meraih masa depan yang gemilang serta dapat membantu kelangsungan

pembangunan Negara .Ilmu yang melimpah dari para pelajar apabila di amalkan

kepada bangsa ini maka akan membawa perubahan yang besar.

2) Memiliki semangat dan sikap ingin berperan serta dalam usaha-usaha

pembangunan. Sikap tersebut dapat diwujudkan dengan cara taat membayar

pajak, taat hukum, ikut serta dalam menjaga keamanan, serta menjaga kehormatan

dan martabat bangsa di hadapan dunia internasional.

3) Menumbuhkembangkan semangat dan sikap rela berkorban dalam masa

pembangunan. Sikap tersebut dapat diwujudkan dengan cara sehat jasmani dan

rohani, tahan derita dan tahan uji, selalu tegar menghadapi masalah, cekatan

dalam bertindak, berpendirian teguh, siap menanggung risiko, bertanggung jawab,

serta berani membela kebenaran dan keadilan.

4) Memiliki semangat dan sikap untuk mengembangkan inovasi (pembaruan)

dalam berbagai hal. Sikap tersebut dapat diwujudkan dengan cara terbuka

terhadap perubahan, menerima dengan selektif budaya asing, menolak tegas

kebudayaan asing yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia,

mengubah pola hidup dan tingkah laku yang tidak sesuai dengan sendi-sendi

kehidupan yang baik, serta selalu bangga sebagai bangsa dan warga negara

Indonesia.

10
5) Melestarikan kebudayaan Indonesia baik di dalam negri maupun diluar negri.

Budaya merupakan harta suatu bangsa dan alangkah bagusnya apabila harta

tak ternilai tersebut dilestarikan.

11
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Mahasiswa adalah kaum yang intelektual, kaum yang kritis dan memiliki

semangat yang kuat dalam bela negara, Semangat mahasiswa tersebut adalah

Semangat mengawal dan mengawasi jalannya reformasi dalam, selalu tertanam

dalam jiwa setiap mahasiswa. Sikap kritis akan tetap ada dalam diri mahasiswa,

sebagai agen pengendali untuk mencegah berbagai penyelewengan yang terjadi

terhadap perubahan yang telah mereka perjuangkan. Dengan begitu, mahasiswa

tetap menebarkan bau harum keadilan sosial dan solidaritas kerakyatan.

SARAN

1. Kita perlu menumbuh kembangkan kembali jiwa bela Negara ke generasi

muda Indonesia, khususnya kepada mahasiswa yang telah lama dikenal

sebagai agent of change.

2. Bela Negara tidak melulu soal yang mempunyai profesi kemiliteran, tetapi

juga bias ditanamkan melalui hal-hal kecil sperti cinta tanah air, dan

khususnya sebagai mahasiswa mampu terjun langsung dalam masyarakat

memberi solusi terhadap masalah yang ada sesuai dengan bidang studinya.

3. Mahasiswa hendaknya berpikir kritis dalam menanggapi permasalahan yang

ada dan perjuangan yang dilakukan haruslah murni untuk membela rakyat

bukan untuk kepentingan politik.

4. Gerakan mahasiswa seharusnya bisa lebih terorganisir bukan hanya terpusat

di daerah saja namun juga ke seluruh nusantara.

12
DAFTAR PUSTAKA

http://www.scribd.com/doc/93012698/Upaya-Mahasiswa-dalam-Bela-Negara

http://wahyudiputra26.blogspot.com/2012/10/makalah-bela-negara_3787.html

http://theguhengine.blogspot.com/2013/05/peran-mahasiswa-dalam-membela-

negara.html

13

Anda mungkin juga menyukai