Anda di halaman 1dari 18

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Ruang Lingkup

Konsep pembayaran berbasis saham lebih luas dari opsi saham karyawan. IFRS 2 meliputi
penerbitan saham, atau hak atas saham, dengan imbalan jasa atau barang. Contoh item yang
termasuk dalam ruang lingkup IFRS 2 adalah hak pangsa penghargaan, rencana pembelian
saham karyawan, rencana kepemilikan saham oleh karyawan, rencana opsi saham dan rencana
dimana penerbitan saham (atau hak atas saham) mungkin tergantung pada kondisi terkait pasar
atau non-pasar.
IFRS 2 berlaku untuk semua entitas. Tidak ada pengecualian untuk entitas swasta atau entitas
yang lebih kecil. Selain itu, anak perusahaan menggunakan entitas induk atau sesama anak
perusahaan sebagai bahan pertimbangan untuk barang atau jasa yang berada dalam ruang
lingkup standar.
Ada dua pengecualian terhadap prinsip ruang lingkup umum:

Pertama, penerbitan saham dalam kombinasi bisnis harus dicatat menggunakan IFRS 3
Kombinasi Bisnis. Namun, perlakuannya harus dibedakan antara pembayaran berbasis saham
yang terkait dengan akuisisi dari orang orang yang sehubungan dengan kelanjutan dari jasa
yang diberikan oleh karyawan. Kedua, IFRS 2 tidak membahas pembayaran berbasis saham
dalam lingkup paragraf 8-10 dari IAS 32 tentang Instrumen Keuangan: Penyajian atau paragraf
5-7 dari IAS 39 tentang Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran. Oleh karena itu, IAS
32 dan IAS 39 harus diterapkan untuk kontrak komoditas berbasis derivative yang dapat
diselesaikan dengan saham atau hak atas saham.
IFRS 2 tidak berlaku untuk transaksi pembayaran berbasis saham lainnya selain untuk
akuisisi barang dan jasa. Oleh karena itu, dividen saham, pembelian saham treasury, dan
penerbitan tambahan saham berada di ruang lingkup ini. Terdapat beberapa definisi dalam IFRS
ini, yaitu:
a. Instrumen ekuitas adalah suatu kontrak yang menunjukkan adanya hak residual atas aset

suatu entitas setelah dikurangi dengan semua liabilitas entitas tersebut.

b. Instrumen ekuitas yang diberikan adalah hak (dengan persyaratan atau tanpa persyaratan)

atas instrumen ekuitas suatu entitas yang diberikan oleh entitas tersebut kepada pihak lain

dalam suatu perjanjian pembayaran berbasis saham.

c. Kondisi vesting adalah kondisi yang menentukan apakah entitas menerima jasa yang

memberikan hak kepada pihak lawan transaksi untuk menerima kas, aset lain atau instrumen

ekuitas entitas, pada perjanjian pembayaran berbasis saham.

d. Kondisi vesting kinerja pasar adalah suatu kondisi yang terkait dengan harga pasar

instrumen ekuitas entitas yang menjadi persyaratan harga eksekusi, vesting, atau

ketereksekusian (exercisability) suatu instrumen ekuitas, seperti pencapaian harga tertentu

dari saham atau nilai intrinsik tertentu dari opsi saham, atau pencapaian target tertentu yang

didasarkan atas harga pasar instrumen ekuitas entitas secara relatif terhadap indeks harga

pasar instrumen ekuitas entitas lain.

e. Nilai intrinsik adalah selisih antara nilai wajar saham, dengan mana pihak lawan transaksi

memiliki hak (dengan persyaratan atau tanpa persyaratan) untuk memesan atau menerima,

dengan harga (jika ada) yang mana pihak lawan transaksi disyaratkan (atau akan

disyaratkan) untuk membayar saham tersebut.

f. Nilai wajar adalah suatu jumlah dengan mana suatu aset dapat dipertukarkan, suatu liabilitas

dapat diselesaikan, atau instrumen ekuitas yang diberikan dapat dipertukarkan antara pihak

yang mengerti dan berkeinginan dalam suatu transaksi yang wajar.

g. Opsi penambahan kembali adalah opsi saham baru yang diberikan apabila saham digunakan

untuk memenuhi harga eksekusi opsi saham terdahulu.


h. Opsi saham adalah kontrak yang memberikan hak kepada pemegangnya, tetapi tidak

kewajiban (obligation), untuk membeli saham entitas pada suatu harga tertentu atau yang

dapat ditentukan selama periode waktu tertentu.

i. Pengaturan pembayaran berbasis saham adalah persetujuan antara entitas (atau kelompok

entitas lain atau setiap pemegang saham tiap kelompok entitas) dan pihak lain (termasuk

karyawan) yang menyebabkan pihak lain berhak untuk menerima (a) kas atau aset lain

entitas dengan jumlah yang didasarkan atas harga (atau nilai) instrumen ekuitas (termasuk

saham atau opsi saham) entitas atau kelompok entitas lain, atau (b) instrumen ekuitas

(termasuk saham atau opsi saham) entitas atau kelompok entitas lain, apabila kondisi vesting

tertentu terpenuhi.

j. Periode vesting adalah periode dimana semua kondisi vesting yang ditentukan dalam

perjanjian pembayaran berbasis saham harus dipenuhi.

k. Transaksi pembayaran berbasis saham adalah transaksi yang mana entitas: (a) menerima

barang atau jasa dari pemasok barang atau jasa tersebut (termasuk karyawan) dalam

pengaturan pembayaran berbasis saham, atau (b) menimbulkan kewajiban untuk

menyelesaikan transaksi dengan pemasok dalam pengaturan pembayaran berbasis saham

jika kelompok entitas lain menerima barang atau jasa tersebut.

l. Transaksi pembayaran berbasis saham yang diselesaikan dengan instrumen ekuitas adalah

transaksi pembayaran berbasis saham yang diselesaikan dengan instrumen ekuitas: Suatu

transaksi pembayaran berbasis saham di mana entitas (a) menerima barang atau jasa sebagai

imbalan atas instrument ekuitasnya (termasuk saham dan opsi saham), atau (b) menerima

barang atau jasa tetapi tidak memiliki kewajiban untuk menyelesaikan transaksi dengan

pemasok.
m. Transaksi pembayaran berbasis saham yang diselesaikan dengan kas adalah transaksi

pembayaran berbasis saham dimana entitas memperoleh barang atau jasa dengan

menimbulkan liabilitas untuk mentransfer kas atau aset lainnya kepada pemasok barang atau

jasa tersebut dengan jumlah yang didasarkan pada harga (atau nilai) instrumen ekuitas

(termasuk saham dan opsi saham) entitas atau instrumen ekuitas kelompok.

2.2 Akuntansi Untuk Pembayaran Berbasis Saham yang Diselesaikan Dengan Ekuitas

Untuk transaksi pembayaran berbasis saham yang diselesaikan dengan ekuitas, entitas harus

langsung mengukur barang atau jasa yang diterima pada nilai wajar pada saat barang atau jasa

tersebut diterima, kecuali bila nilai wajar tidak dapat diestimasi secara andal. Jika entitas tidak

dapat mengestimasikan keandalan dari nilai wajar dari barang atau jasa yang diterima, entitas

harus mengukur nilainya sesuai dengan peningkatan ekuitas, secara tidak langsung menggunakan

referensi pada nilai wajar dari instrumen ekuitas yang diizinkan.

Untuk menerapkan paragraf 10 pada transaksi dengan karyawan dan jasa yang serupa, entitas

harus mengukur nilai wajar dari jasa yang diterima dengan mengacu pada nilai wajar dari

instrumen ekuitas yang diizinkan, karena biasanya tidak mungkin untuk mengestimasikan

keandalan nilai wajar dari jasa yang diterima seperti yang dijelaskan dalam paragraf 12. Nilai

wajar dari instrumen ekuitas harus diukur pada tanggal pemberian.

Biasanya, saham, opsi saham atau instrument ekuitas lainnya diberikan kepada karyawan

sebagai bagian dari paket pemberian upah mereka, di samping pemberian gaji secara tunai dan

imbalan kerja lainnya. Biasanya, tidak mungkin untuk mengukur secara langsung jasa yang

diterima untuk komponen tertentu dari paket pemberian upah mereka. Hal ini juga tidak

memungkinkan untuk mengukur nilai wajar dari paket pemberian upah mereka secara

independen, tanpa mengukur secara langsung nilai wajar dari instrument ekuitas yang diizinkan.
Selain itu, saham atau opsi saham terkadang diberikan sebagai bagian dari bonus daripada bagian

dari pembagian upah yang biasa, contohnya sebagai insentif kepada karyawan karena telah

bertahan pada perusahaan atau untuk memberikan penghargaan atas usaha mereka dalam

meningkatkan performa perusahaan. Dengan memberikan saham atau opsi saham, disamping

pemberian upah lainnya, entitas memberikan tambahan upah untuk memperoleh tambahan

manfaat. Mengestimasi nilai wajar dari tambahan manfaat merupakan hal yang sulit. Karena

kesulitan inilah, entitas mengukur nilai wajar dari jasa yang diberikan oleh karyawan dengan

referensi dari nilai wajar instrument ekuitas yang diizinkan.

Untuk menerapkan persyaratan dari paragraf 10 untuk transaksi dengan pihak selain

karyawan, aka nada anggapan yang menolak bahwa nilai wajar dari barang atau jasa yang

diterima dapat diestimasi dengan andal. Bahwa nilai wajar harus diukur pada saat entitas

memperoleh barang atau jasa. Dalam kasus yang langka, jika entitas menyangkal asumsi ini

karena tidak dapat mengestimasi secara andal nilai wajar dari barang atau jasa yang diterima,

entitas harus mengukur barang atau jasa yang diterima, dan sesuai dengan peningkatan ekuitas,

secara tidak langsung, dengan mengacu pada nilai wajar instrument ekuitas yang diizinkan,

diukur pada saat entitas memperoleh barang atau jasa

Ilustrasi Pengakuan dari pemberian opsi saham kepada karyawan

Perusahaan memberikan hibah dari total 100 opsi saham kepada 10 anggota executive tim

manajemen (masing masing mendapat 10 hak opsi) pada Januari 20X5. Opsi ini mempunyai

masa tunggu pada akhir periode ketiga. Perusahaan telah menentukan bahwa setiap opsi

memiliki nilai wajar pada saat pemberian sama dengan 15. Perusahaan mengharapkan dari

seluruh 100 hak opsi saham akan diambil pada akhir masa tunggu, sementara itu jurnal yang

dicatat pada 30 Juni 20X5 akhir dari periode laporan interim pertama.
Beban opsi saham 250

Ekuitas 250

[(100 x 15) : 6 periode] = 250 per periode

Jika seluruh dari 100 saham tersebut habis masa tunggunya, jurnal diatas akan dibuat pada

setiap akhir periode 6 bulan laporan. Bagaimanapun, jika satu dari anggota executive tim

manajemen meninggalkan perusahaan pada pertengahan 20X6, maka 10 saham opsi akan

hangus, jurnal yang dibuat pada saat 31 Desember 20X6 menjadi:

Beban opsi saham 150

Ekuitas 150

[(90 x 15) : 6 periode = 225 periode. [225 x 4] [250+250+250] = 150

Transaksi Pada Saat Penerimaan Jasa

Jika instrument keuangan memberikan vest segera, rekanan tidak diperlukan untuk

menyelesaikan periode spesifik tertentu dari jasa sebelum menjadi tanpa syarat berhak pada

instrumen keuangan tersebut. Karena ketiadaan bukti sebaliknya, entitas harus mengasumsikan

bahwa jasa yang diberikan dari rekanan sebagai bahan pertimbangan dari instrumen ekuitas yang

diterima. Pada kasus ini, pada tanggal pemberian entitas harus mengakui jasa yang diterima

secara penuh, dengan kesesuaian peningkatan ekuitas.

Jika instrumen ekuitas yang diizinkan tidak diberikan vest hingga rekanan menyelesaikan

periode spesifik tertentu dari jasa, entitas harus mengasumsikan bahwa jasa yang diberikan dari

rekanan sebagai bahan pertimbangan dari instrument ekuitas yang akan diterima di masa depan,

selama periode vesting. Entitas harus memperhitungkan layanan tersebut karena diberikan dari

rekanan selama periode vesting, dengan peningkatan ekuitas yang sesuai. Sebagai contoh:
(a) Jika seorang karyawan diberikan opsi saham bersyarat atas jasa yang telah diberikannya

selama tiga tahun, maka entitas mengasumsikan bahwa jasa yang diberikan oleh

karyawan sebagai bahan pertimbangan opsi saham yang akan diterima di masa depan,

lebih dari tiga tahun masa vesting.

(b) Jika seorang karyawan diberikan opsi saham bersyarat atas pencapaian dari kinerja dan

bertahan pada perusahaan hingga kinerja yang diberikannya memuaskan, maka durasi

vesting bervariasi bergantung pada kapan performa yang diberikannya memuaskan,

entitas harus mengasumsikan bahwa jasa yang diberikan oleh karyawan tersebut sebagai

opsi saham yang akan diberikan di masa depan, selama masa vesting yang diharapkan.

Entitas harus mengestimasikan panjangnya masa vesting pada saat diberikan, berdasarkan

pada hasil yang paling bagus dari kondisi performa. Jika kondisi performa adalah kondisi

pasar, estimasi dari panjangnya masa vesting harus konsisten dengan asumsi yang

digunakan dalam mengestimasi nilai wajar dari opsi saham yang diberikan, dan tidak

akan direvisi. Jika kondisi performa bukan harga pasar, entitas harus merevisi estimasi

dari masa vesting, bila dibutuhkan, jika informasi yang ada di masa mendatang

menunjukkan bahwa panjang masa vesting berbeda dari estimasi periode sebelumnya.
Transaksi yang Diukur dengan Merujuk pada Nilai Wajar dari Instrument Ekuitas

yang Diizinkan
Menentukan Nilai Wajar dari Instrumen Ekuitas yang Diizinkan

a) nilai wajar ditentukan dengan dasar harga pasar pada suatu pasar yang aktif.

b) apabila harga pasar tersebut tidak mungkin diperoleh maka nilai wajar ditentukan dengan

estimasi berdasar pada harga aset sejenis.

c) apabila estimasi tersebut tidak mungkin diperoleh maka, nilai wajar ditentukan dengan

metode penilaian yang sesuai dengan kondisi masing-masing.


Saham Tanpa Hak

Nilai wajar saham tanpa hak yang diberikan kepada karyawan diukur dengan harga pasar

saham (atau harga pasar estimasian apabila saham tersebut tidak tercatat di bursa efek), seolah-

olah saham tersebut telah menjadi hak karyawan dan di terbitkan pada tanggal pemberian

kompensasi.

Saham Berbatas Jual

Saham berbatas jual dinilai sebesar nilai wajar saham yang berhak penuh (vested share) dan

beredar (atau taksiran harga pasar, bila saham tersebut tidak tercatat di bursa efek).

Saham berbatas jual yang diberikan kepada karyawan diukur sebesar nilai wajarnya, yang

sama dengan nilai saham berbatas sejenis yang diberikan kepada pihak non karyawan.

Opsi Saham Perusahaan Publik

Nilai wajar opsi (atau yang setara) perusahaan publik di estimasi dengan menggunakan

model penentuan harga opsi (option pricing model). Nilai wajar opsi yang diestimasi pada

tanggal pemberian kompensasi tidak boleh disesuaikan walaupun terjadi perubahan harga saham,

ketidak stabilan harga saham (stock volatility), periode opsi, dividen atas saham tersebut, atau

suku bunga bebas resiko (risk free interest rate).

Nilai wajar opsi (atau yang setara) perusahaan non publik diestimasi dengan menggunakan

model penentuan harga opsi yang memperhitungkan variabel - variabel seperti tersebut pada

paragraf 21, kecuali variabel ketidakstabilan harga saham selama periode opsi.
Apabila nilai wajar opsi atau instrumen ekuitas lainnya tidak dapat di estimasi pada tanggal

pemberian kompensasi, maka beban kompensasi ditentukan berdasarkan nilai wajar yang diukur

dengan menggunakan harga saham dan variabel terkait lainnya pada tanggal terdekat dengan

tanggal pemberian kompensasi yang memungkinkan berbagai variabel tersebut diestimasi.

Selama periode nilai wajar tidak mungkin di estimasi, estimasi beban kompensasi didasarkan

pada nilai intrinsik kini kompensasi tersebut, yang ditentukan sesuai dengan persyaratan yang

akan berlaku apabila opsi atau instrumen ekuitas lainnya tersebut dapat dieksekusi saat ini.

Program Pembelian Saham oleh Karyawan

Program pembelian saham oleh karyawan yang memenuhi semua kriteria yang terdapat

dalam paragraf 29 bukan merupakan kompensasi kepada karyawan (not compensatory). Untuk

program yang tidak bersifat kompensasi, jmlah diskonto (yang merupakan penjualan saham di

bawah nilai wajarnya) mengurangi jumlah yang diperoleh dari penerbitan saham.

Untuk transaksi pembayaran berbasis saham yang diselesaikan dengan instrumen ekuitas,

entitas mengukur barang atau jasa yang diterima dan kenaikan terkait di ekuitas, secara langsung,

dengan mengacu pada nilai wajar barang atau jasa yang diterima, kecuali jika nilai wajar tersebut

tidak dapat diestimasi secara andal. Jika entitas tidak dapat mengestimasi nilai wajar barang atau

jasa yang diterima secara andal, maka entitas harus mengukur nilai barang dan jasa tersebut dan

kenaikan terkait di ekuitas, secara tidak langsung dengan mengacu pada nilai wajar instrumen

ekuitas yang diberikan.

Dalam hal tidak ada bukti yang menunjukkan keadaan tapi sebaliknya, entitas harus

mengasumsikan bahwa jasa yang diberikan pihak lawan transaksi diperhitungkan sebagai
imbalan atas instrumen ekuitas telah diterima. Dalam kasus ini, pada tanggal pemberian entitas

harus mengakui jasa yang diterima secara penuh sebesar kenaikan ekuitas terkait.

Untuk transaksi yang diukur dengan mengacu pada nilai wajar instrumen ekuitas yang

diberikan, entitas harus mengukur nilai wajar instrumen ekuitas yang diberikan pada tanggal

pengukuran berdasarkan harga pasar jika tersedia, dengan mempertimbangkan syarat dan

ketentuan pemberian instrumen ekuitas.

Pemberian instrumen ekuitas dengan kondisi vesting kinerja pasar, entitas harus

mengakui barang atau jasa yang diterima dari pihak lawan transaksi yang telah memenuhi

seluruh kondisi vesting lainnya (misalnya jasa yang diterima dari karyawan yang tetap bekerja

selama masa kerja tertentu), tanpa memperhatikan apakah kondisi vesting kinerja pasar tersebut

terpenuhi.

Untuk pemberian instrumen ekuitas dengan kondisi non-vesting, entitas harus mengakui

barang atau jasa yang diterima dari pihak lawan transaksi yang telah memenuhi seluruh kondisi

vesting yang bukan kondisi vesting kinerja pasar (misalnya jasa yang diterima dari karyawan

yang tetap bekerja selama masa kerja tertentu), tanpa memperhatikan apakah kondisi non-vesting

tersebut telah terpenuhi.

Untuk opsi dengan fitur penambahan kembali, fitur tersebut seharusnya tidak

dipertimbangkan ketika mengestimasi nilai wajar opsi yang diberikan pada tanggal pengukuran.

Sebaliknya, opsi penambahan kembali harus dihitung sebagai pemberian opsi baru, jika dan pada

saat opsi penambahan kembali selanjutnya diberikan.

Setelah mengakui barang atau jasa yang diterima sesuai dengan paragraf dan kenaikan

ekuitas terkait, entitas tidak boleh membuat penyesuaian terhadap total ekuitas setelah tanggal

vesting. Sebagai contoh, entitas tidak boleh membalik jumlah yang diakui untuk jasa yang
diterima dari karyawan jika instrumen ekuitas yang vested kemudian menjadi hangus , atau

dalam hal opsi saham, opsi tersebut tidak dieksekusi.

Dalam kasus yang jarang terjadi, entitas mungkin tidak dapat mengestimasi nilai wajar

instrumen ekuitas yang diberikan secara andal pada tanggal pengukuran, sesuai dengan

ketentuan.

Entitas mungkin memodifikasi syarat dan ketentuan pemberian instrumen ekuitas.

Sebagai contoh, entitas dapat mengurangi harga eksekusi opsi yang diberikan kepada karyawan

(yaitu menentukan kembali harga opsi), yang meningkatkan nilai wajar opsi tesebut. Ketentuan

pada paragraf 27-29 untuk menghitung dampak modifikasi tersebut dinyatakan dalam konteks

transaksi pembayaran berbasis saham dengan karyawan. Akan tetapi, persyratan tersebut juga

harus diterapkan atas transaksi pembayaran berbasis saham dengan pihak lain selain karyawan

yang diukur dengan mengacu pada nilai wajar instrumen ekuitas yang diberikan.

2.3 Akuntansi Untuk Transaksi yang Diselesaikan Dengan Kas

Untuk transaksi pembayaran berbasis saham yang diselesaikan dengan kas, entitas harus

mengukur barang atau jasa yang diterima dan kewajiban yang terjadi pada nilai wajar kewajiban.

Hingga kewajiban tersebut diselesaikan, entitas harus mengukur kembali nilai wajar dari

kewajiban di setiap tanggal pelaporan dan pada tanggal penyelesaian, dengan perubahan nilai

wajar yang diakui dalam periode laba rugi berjalan.

Sebagai contoh sebuah entitas mungkin memberikan saham sebagai apresiasi kepada

karyawan sebagai bagian dari paket upah mereka, dimana karyawan akan berhak untuk

mendapatkan pembayaran tunai di masa mendatang (bukan instrument ekuitas), berdasarkan

kenaikan harga saham entitas dari level spesifik tertentu selama periode waktu tertentu. Atau

sebuah entitas mungkin memberikan kepada karyawannya hak untuk menerima uang tunai di
masa mendatang dengan memberikan mereka hak atas saham (termasuk saham yang akan

diterbitkan atas opsi saham) yang dapat ditebus kembali, baik wajib (misalnya pemberhentian

kerja) atau berdasarkan pilihan karyawan.

Entitas harus mengakui jasa yang diterima dan kewajiban untuk membayar dari jasa yang

diberikan oleh karyawan. Sebagai contoh, beberapa hak saham atas apresiasi secara cepat dan

karyawan tidak diperlukan untuk menyelesaikan periode spesifik tertentu menjadi berhak atas

pembayaran tunai. Dengan tidak adanya bukti untuk sebaliknya, entitas harus mengasumsikan

bahwa jasa yang diberikan oleh karyawan dalam pertukaran dengan hak saham atas apresiasi

telah diterima. Dengan demikian, entitas harus mengakui jasa yang diterima dan kewajiban untuk

membayar mereka. Jika hak saham atas apresiasi tidak diberikan hingga karyawan telah

menyelesaikan masa tertentu dari suatu jasa yang telah ia berikan, entitas harus mengakui jasa

yang diterima dan kewajiban untuk membayar mereka sebagaimana karyawan telah memberikan

jasanya selama periode tersebut.

Kewajiban harus diukur pada awalnya dan pada setiap tanggal pelaporan sampai

diselesaikan, pada nilai wajar dari hak saham atas apresiasi, dengan menerapkan penentuan harga

opsi, dengan mempertimbangkan syarat dan kondisi dimana hak saham atas apresiasi diberikan

dan sejauh mana karyawan yang telah memberikan jasanya hingga saat ini.

2.4 Akuntansi Untuk Transaksi yang Dapat Diselesaikan Melalui Kas atau Penerbitan Saham

Untuk transaksi pembayaran berbasis saham dimana syarat dari pengaturan menyediakan

pilihan apakah entitas mau menyelesaikan transaksi melalui kas (atau aset lainnya) atau dengan

penerbitan saham, entitas harus menghitung transaksi tersebut, atau komponen dari transaksi

tersebut, sebagai penyelesaian melalui kas, sejauh entitas telah membuat kewajiban untuk
diselesaikan dengan kas atau aset lainnya, atau sebagai penyelesaian melalui penerbitan saham,

sejauh tidak ada kewajiban yang terjadi.

Jika entitas telah diberikan hak oleh rekan untuk memilih apakah transaksi berbasis saham

akan diselesaikan melalui kas atau dengan menerbitkan saham, entitas telah diberikan gabungan

instrumen keuangan, dimana termasuk komponen hutang (yaitu hak rekan untuk meminta

pembayaran secara tunai) dan komponen ekuitas (yaitu hak rekan untuk meminta penyelesaian

dalam instrument ekuitas daripada tunai). Untuk transaksi dengan pihak lain selain karyawan,

dimana nilai wajar dari barang atau jasa yang diterima diukur dengan nilai wajar, entitas harus

mengukur komponen ekuitas sebagai gabungan instrumen keuangan sebagai perbedaan antara

nilai wajar dari barang atau jasa yang diterima dan nilai wajar dari komponen kewajiban, pada

saat barang atau jasa diterima.

Untuk transaksi lainnya, termasuk transaksi dengan karyawan, entitas harus mengukur nilai

wajar dari gabungan instrumen keuangan pada tanggal pengukuran, mempertimbangkan syarat

dan ketentuan dimana hak atas penyelesaian secara kas atau menerbitkan saham diberikan.

Untuk menerapkan paragraf 36, pertama entitas harus mengukur nilai wajar dari komponen

kewajiban dan kemudian mengukur nilai wajar dari komponen ekuitas, dengan

mempertimbangkan bahwa counterparty harus kehilangan hak untuk menerima kas untuk

menerima instrumen ekuitas. Nilai wajar dari gabungan instrumen keuangan adalah total dari

nilai wajar dua komponen. Bagaimanapun, transaksi berbasis saham dimana counterparty

memiliki hak atas pilihan penyelesaian seringkali terstruktur sehingga nilai wajar dari alternatif

penyelesaian sama dengan yang lainnya.

2.5 Pengungkapan
Entitas mengungkapkan informasi yang memungkinkan pengguna laporan keuangan untuk

memahami sifat dan luas pengaturan pembayaran berbasis saham yang selama periode. Untuk

memberi dampak penerapan prinsip penjelasan sebelumnyam entitas mengungkapkan sekurang-

kurangnya hal berikut:

- Deskripsi mengenai setiap jenis pengaturan pembayaran berbasis saham yang ada pada

setiap waktu selama periode, termasuk syarat dan ketentuan umum setiap pengaturan

- Jumlah dan rata-rata tertimbang harga eksekusi opsi saham untuk setiap kelompok opsi

- Untuk opsi saham yang beredar pada akhir periode, kisaran harga eksekusi dan rata-rata

tertimbang sisa umur kontrak.

Entitas mengungkapkan pula informasi yang memungkinkan pengguna laporan keuangan

untuk memahami bagaimana penentuan nilai wajar barang atau jasa yang diterima atau nilai

wajar instrumen ekuitas yang diberikan selama periode. Dan entitas juga mengungkapkan

informasi yang memungkinkan pengguna laporan keuangan untuk memahami dampak transaksi

pembayaran berbasis saham terhadap laba rugi entitas selama periode dan terhadap posisi

keuangannya.
BAB III

KESIMPULAN

1. Strategi yang dilakukan perusahaan dalam mempertahankan atau pun memberikan


apresiasi kepada karyawannya yang berprestasi dan loyal kepada perusahaan adalah
dengan memberikan hak opsi saham kepada karyawan.
2. Akuntansi untuk pembayaran berbasis saham yang diselesaikan dengan ekuitas

merupakan pencatatan dari transaksi pembayaran berbasis saham yang diselesaikan

dengan instrumen ekuitas: Suatu transaksi pembayaran berbasis saham di mana entitas (a)

menerima barang atau jasa sebagai imbalan atas instrument ekuitasnya (termasuk saham

dan opsi saham), atau (b) menerima barang atau jasa tetapi tidak memiliki kewajiban

untuk menyelesaikan transaksi dengan pemasok.

3. Akuntansi untuk pembayaran berbasis saham yang diselesaikan dengan kas merupakan

pencatatan dari transaksi pembayaran berbasis saham dimana entitas memperoleh barang

atau jasa dengan menimbulkan liabilitas untuk mentransfer kas atau aset lainnya kepada

pemasok barang atau jasa tersebut dengan jumlah yang didasarkan pada harga (atau nilai)

instrumen ekuitas (termasuk saham dan opsi saham) entitas atau instrumen ekuitas

kelompok.

4. Akuntansi untuk pembayaran berbasis saham yang diselesaikan dengan kas atau

penerbitan saham merupakan pencatatan atas pilihan yang diberikan oleh rekanan kepada

entitas dalam menyelesaikan pembayaran berbasis sahamnya.


CONTOH LAPORAN KEUANGAN
YANG TERKAIT a. PT TELKOM (31 Desember 2014)

b. PT Astra Agro Lestari (31 Desember 2014)


c. PT Garuda Indonesia (30 Juni 2013)

19

Anda mungkin juga menyukai