Anda di halaman 1dari 18

PROPOSAL PEKAN KREATIVITAS MAHASISWA

TINGKAT PENCEMARAN UDARA DI JAKARTA AKIBAT


KEMACETAN LALU LINTAS DAN PEMBANGUNAN
INFRASTRUKTUR DI JAKARTA BERDASARKAN POLUTAN
EMISI KENDARAAN
(STUDI KASUS: JL. MAMPANG PRAPATAN JL. HR. RASUNA SAID)

BIDANG KEGIATAN:

PKM PENELITIAN

Diusulkan Oleh:

Nanda Maulida 1142005006

Fadila Qatrunsalwa 1152005006

Dwiany Mustika 1162005006

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN

FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER

UNIVERSITAS BAKRIE

JAKARTA

2017
Universitas Bakrie

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kegiatan transportasi meningkat seiring dengan kebutuhan manusia


untuk dapat berpindah tempat dalam melaksanakan aktivitasnya. Seluruh
kegiatan transportasi, membutuhkan bahan bakar yang akan mengasilkan
emisi saat digunakan. Hal ini akan menyebaban terjadinya pencemaran udara
yang akan memberikan dampak negatif pada kehidupan manusia. Penggunaan
bahan bakar fosil yang digunakan sebagai penggerak bagi kendaraan, sistem
ventilasi mesin atau buangan dari knalpot hasil pembakaran bahan bakar yang
merupakan pencampuran ratusan gas dan aerosol menjadi penyebab utama
keluarnya berbagai pencemar. Polutan yang dikeluarkan antara lain karbon
monoksida (CO), nitrogen oksida (NOx), hidrokarbon (HC), sulfur dioksida
(SO2), timah hitam (Pb), dan karbon dioksida (CO2). CO merupakan salah satu
polutan yang paling banyak dihasilkan oleh kendaraan bermotor. Di kawasan
perkotaan, kendaraan bermotor merupakan sumber utama dari emisi dan
menyumbang lebih dari 50% emisi CO di udara ambien (Muruganandam &
Nagendra, 2011).
Di Indonesia, kendaraan bermotor merupakan sumber utama polusi
udara di perkotaan. Sekitar 70% sumber pencemar udara berasal dari emisi gas
buang kendaraan bermotor. Menurut World Bank, dalam kurun waktu 6 tahun
sejak 1995 hingga 2001 terdapat pertumbuhan jumlah kendaraan bermotor di
Indonesia sebesar hampir 100%. Sebagian besar kendaraan bermotor itu
menghasilkan emisi gas buang yang buruk, baik akibat perawatan yang kurang
memadai ataupun dari penggunaan bahan bakar dengan kualitas kurang baik.
Dengan pertumbuhan jumlah kendaraan bermotor yang tinggi menyebabkan
pencemaran udara di Indonesia menjadi sangat serius. Berdasarkan data yang
dikeluarkan oleh Direktorat Lalu Lintas Polda Metro jaya jumlah kendaraan
bermotor di Jakarta dan sekitarnya bertambah sebanyak 5.500 hingga 6.000
Universitas Bakrie

unit kendaraan per hari. Jumlah tersebut berdasarkan Surat Tanda Nomor
Kendaraan (STNK) yang dikeluarkan Samsat Polda Metro Jaya setiap harinya.
Hal itu berbanding terbalik dengan pertumbuhan jalan Jakarta yang hanya 0,01
% per tahun (Direktorat Jendral Bina Marga, 1997).
Jakarta yang merupakan Ibukota Negara Indonesia, merupakan kota
terbesar yang memiliki beragam aktivitas manusia termasuk perekonomian.
Hal tersebut berkaitan dengan pergerakan manusia dan barang yang artinya
tidak lepas dari sektor transportasi. Semakin baik sistem transportasi di suatu
wilayah, maka akan berbanding lurus dengan pertumbuhan ekonomi di
wilayah tersebut. Sistem transportasi di Jakarta semakin berkembang seiring
dengan kemajuan zaman dan inovasi teknologi untuk mengurai kemacetan
ibukota, akan tetapi dikarenakan semua kemajuan tersebut masih dalam tahap
pembangunan kini titik kemacetan pun semakin bertambah.
Kemacetan yang terjadi akan semakin meningkat selama proyek
pembangunan masih berjalan dan meningkatnya volume kendaraan, sehingga
memberikan dampak bagi lingkungan yaitu polusi yang semakin membuat
Jakarta semakin panas dan memiliki udara yang tidak sehat. Menurut Kepala
Badan Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta, Isnawa Adji, Jakarta
menduduki peringkat kedua sebagai kota di kawasan Asia yang memiliki
polusi udara tertinggi setelah Bangkok, Thailand.
Salah satu program yang dicanangkan oleh pemerintah untuk mengurai
kemacetan di Jakarta adalah dengan membangun underpass di beberapa titik
lokasi. Salah satunya yakni di kawasan Jl. Mampang Prapatan Jl. HR.
Rasuna Said Kuningan Jakarta Selatan. Tujuan dari pembangunan underpass
ini, untuk mengurai persimpangan antara Jl. Mampang Prapatan, Jl. HR.
Rasuna Said Kuningan, dan Jl. Jend. Gatot Subroto serta mendunkung
operasional Transjakarta koridor 6 dan koridor 9.
Dampak lain yang cukup besar dari proyek dan kemacetan ini selain
terhadap lingkungan yaitu kesehatan masyarakat terutama akibat pembakaran
bahan bakar fosil kendaraan bermotor yang menjadi penyebab utama
terjadinya pencemaran udara di ruas Jl. Mampang Prapatan Jl. HR. Rasuna
Universitas Bakrie

Said Kuningan Jakarta Selatan. Pencemaran udara akibat lalu lintas


dipengaruhi oleh volume lalu lintas, proporsi kendaraan berat, kecepatan, dan
jarak antara sumbu jalan dengan titik yang di tinjau. Saat kemacetan terjadi,
polusi otomatis meningkat. Hal ini dikarenakan kendaraan yang merayap
menghasilkan emisi gas buang 12 kali lipat dibanding saat kendaraan berjalan
normal.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa saja jenis pencemar akibat kemacetan lalu lintas di kawasan
pembangunan underpass Mampang Kuningan?
2. Berapa banyak dampak paparan CO pada manusia per hari?
3. Apa saja upaya untuk mengendalikan dampak dari paparan CO?

1.3 Hipotesis
Besarnya tingkat pencemaran CO berpengaruh pada kesehatan manusia
dan lingkungan.

1.4 Batasan Penelitian


Batasan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Penelitian dilakukan di ruas proyek pembangunan underpass Mampang
Kuningan milik Dinas Bina Marga Provinsi DKI Jakarta.
2. Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini yaitu jumlah emisi CO yang
dihasilkan di kawasan penelitian.

1.5 Tujuan
Tujuan Umum:
a. Sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Teknik.

Tujuan Khusus:
a. Mengetahui gambaran umum kemacetan lalu lintas di Jakarta khususnya di
Jl. Mampang Prapatan Jl. HR. Rasuna Said.
Universitas Bakrie

b. Mengetahui pengaruh kemacetan lalu lintas terhadap kualitas udara.


c. Mengetahui bahan pencemar yang timbul akibat kemacetan lalu lintas.
d. Mengetahui konsentrasi CO saat pembangunan underpass dan kemacetan
yang timbul di ruas Jl. Mampang Prapatan Jl. HR. Rasuna Said.
e. Menganalisis dampak dari pembangunan underpass dan kemacetan yang
timbul di ruas Jl. Mampang Prapatan Jl. HR. Rasuna Said.
f. Mengetahui upaya yang dilakukan untuk mengatasi penurunan kualitas
udara akibat pembangunan underpass dan kemacetan yang timbul di ruas
Jl. Mampang Prapatan Jl. HR. Rasuna Said.
Universitas Bakrie

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pencemaran Udara


2.1.1 Definisi

Pencemaran udara merupakan kondisi terjadinya perubahan


(pengurangan atau penambahan komposisi udara) dibandingkan
keadaan normal dalam waktu, tempat dan konsentrasi tertentu
sedemikian rupa sehingga membahayakan kehidupan dan kesehatan
masyarakat. Menurut PP No. 41 Tahun 1999, pencemaran udara adalah
masuknya atau dimasukkannya zat, energi, dan/atau komponen lain ke
dalam udara ambien oleh kegiatan manusia, sehingga mutu udara
ambien turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan udara
ambien tidak dapat memenuhi fungsinya.
Pencemaran udara dapat menyebabkan gangguan kesehatan yang
berbeda tingkatan dan jenisnya, tergantung dari macam, ukuran dan
komposisi kimianya. Gangguan tersebut terutama terjadi pada fungsi
faal dari organ tubuh seperti paru-paru dan pembuluh darah, iritasi pada
mata dan kulit. Pencemaran udara karena partikel debu biasanya
menyebabkan penyakit pernapasan seperti bronkhitis, asma, kanker
paru-paru. Gas pencemar yang terlarut dalam udara dapat langsung
masuk ke dalam paru-paru dan selanjutnya diserap oleh sistem
peredaran darah (Kementerian Lingkungan Hidup , 2010).

2.1.2 Sumber

Sumber pencemaran dapat merupakan kegiatan yang bersifat


alami (natural) dan aktivitas manusia (kegiatan antropogenik). Sumber
pencemaran alami adalah letusan gunung berapi, kebakaran hutan,
dekomposisi biotik, debu spora tumbuhan dan lain sebagainya
Universitas Bakrie

sedangkan pencemaran udara aktivitas manusia secara kuantitatif sering


lebih besar seperti transportasi, industri, pertambangan, dari sampah
baik akibat dekomposisi ataupun pembakaran dan rumah tangga
(Soedomo, 2001).
Sumber polusi utama berasal dari transportasi di mana hampir 60
% dari polutan yang dihasilkan terdiri dari karbon monoksida dan
sekitar 15 % terdiri dari hidrokarbon. Sumber sumber polusi lainnya
adalah pembakaran, proses industri, pembuangan limbah dan lain lain
(Fardiaz, 2003).
Polutan primer yang diemisikan oleh suatu sumber emisi akan
mengalami berbagai reaksi fisik dan kimia dengan adanya faktor
meteorologi seperti sinar matahari, kelembaban dan temperatur.
Berbagai reaksi yang terjadi juga dapat menyebabkan terbentuknya
beberapa jenis polutan sekunder. Akibat dorongan angin, polutan akan
terdispersi (tersebar) mengikuti arah angin tersebut. Sebagian polutan
dalam perjalanannya dapat terdeposisi (deposited) atau mengendap ke
permukaan tanah, air, bangunan, dan tanaman. Sebagian lainnya akan
tetap tersuspensi (suspended) di udara. Seluruh kejadian tersebut akan
mempengaruhi konsentrasi polutan-polutan di udara ambien atau
dengan kata lain, mengubah kualitas udara ambien (Kementerian
Lingkungan Hidup , 2010).

2.2 Karbon Monoksida (CO)


2.2.1 Definisi

Karbon Monoksida (CO) adalah gas yang tidak berwarna, tidak


berbau dan tidak berasa. CO yang merupakan pencemar primer dan
juga unsur polutan yang paling banyak dibandingkan dengan polutan
lain di atmosfer (Wardhana, 2004). Persebaran CO di udara telah
banyak dipengaruhi oleh kondisi lingkunga yang ada di suatu daerah.
Konsentrasi CO di udara per waktu dalam satu hari dipengaruhi oleh
Universitas Bakrie

kesibukan atau aktivitas kendaraan bermotor. Semakin ramai kendaraan


bermotor yang ada, semakin tinggi tingkat polusi CO di udara (Fardiaz,
2003).

2.2.2 Sumber dan Distribusi

Sumber pencemar gas CO yang terbesar, berdasarkan hasil


penelitian di negara-negara industri, adalah berasal dari pemakaian
bahan bakar fosil (minyak, batubara) pada mesin-mesin penggerak
transportasi (Hadihardaja, 1997). Hal ini bisa dilihat sebagai berikut :

Tabel 2.1 Sumber Pencemar CO

Sumber Pencemaran CO Jumlah Persentase


1. Transportasi 63,8 %
2. Proses Industri 9,6 %
3. Pembuangan Limbah 7,8 %
Padat
4. Pembakaran Stasioner 1,9 %
5. Lain-lain 16,9 %
Sumber: (Hadihardaja, 1997)

Tabel 2.2 Faktor Emisi Kendaraan Bermotor

Jenis Kendaraan Faktor Emisi CO


(g/km)
Mobil Bensin 40
Mobil Solar 2,8
Motor 14
Sumber: (Kementerian Lingkungan Hidup , 2010)

2.2.3 Pengaruh Karbon Monoksida (CO)

Karbon monoksida merupakan polutan yang berbahaya. Polutan


ini dalam konsentrasi tinggi dapat menyebabkan kematian pada
manusia. CO pada konsentrasi lebih rendah juga berpengaruh pada
Universitas Bakrie

kesehatan manusia. Pengaruh pada kesehatan manusia ini dipengaruhi


oleh CO disebabkan oleh reaksi antara CO dengan Hemoglobin (Hb) di
dalam darah. Hal ini terjadi karena gas CO bersifat racun metabolis,
ikut bereaksi secara metabolis dengan darah menjadi
karboksihemoglobin (COHb). Ikatan karboksihemoglobin jauh lebih
stabil dari pada ikatan oksigen dengan darah (oksihemoglobin).
Keadaan ini menyebabkan darah menjadi lebih mudah menangkap CO
dan menyebabkan fungsi vital darah sebagai pengangkut oksigen
terganggu (Yulianti, 2013).

Tabel 2.3 Pengaruh Konsentrasi COHb dalam darah terhadap


kesehatan manusia

Konsentrasi COHb Pengaruh terhadap kesehatan


dalam darah (%)
< 1,0 Tidak ada pengaruh

1,0 2,0 Penampilan agak tidak normal

2,0 5,0 Pengaruhnya terhadap sistem syaraf


sentral, reaksi panca indra tidak normal,
benda terlihat agak kabur

> 5,0 Perubahan fungsi jantung dan pulmonary

10,0 80,0 Kepala pening, mual, berkunang-kunang,


pingsan, kesukaran bernafas, kematian
Sumber: (Stoker & Seager, 1972)

2.3 Baku Mutu Udara Karbon Monoksida (CO)

Menurut (Hadihardaja, 1997) untuk menghindari dampak yang


diakibatkan pencemaran udara selain menghilangkan sumbernya juga
dilakukan pengendalian dengan penetapan nilai ambang batas. Daya racun
suatu bahan tergantung pada kualitas dan kuantitas bahan tersebut. Dengan
Universitas Bakrie

jumlah sedikit sudah membahayakan manusia ini tidak lain karena


kualitasnya cukup memadai untuk membunuh.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 1999 untuk baku
mutu udara ambien adalah ukuran batas atau kadar zat, energi, dan/atau
komponen yang ada atau yang seharusnya ada dan/atau unsur pencemar
yang ditenggang keberadaannya dalam udara ambien. Berikut baku mutu
udara ambien untuk karbon monoksida.

Tabel 2.4 Baku Mutu Udara Ambien CO

Parameter Waktu Pengukuran Baku Mutu


Karbon 1 jam 30.000 g/Nm3
Monoksida (CO) 24 jam 10.000 g/Nm3
Sumber: (Peraturan Pemerintah Republik Indonesia, 1999)

2.4 Volume Lalu Lintas

Volume lalu lintas adalah jumlah kendaraan yang melalui suatu ruas
jalan pada periode waktu tertentu. Untuk mengukur jumlah arus lalu lintas,
biasanya dinyatakan dalam kendaraan per hari, smp per jam, dan
kendaraan per menit (Direktorat Jendral Bina Marga, 1997). Manfaat data
(informasi) volume adalah:
a. Nilai kepentingan relatif suatu rute
b. Fluktuasi arus lalu lintas
c. Distribusi lalu lintas dalam sebuah sistem jalan
d. Kecenderungan pemakai jalan
Data volume dapat berupa:
1. Volume berdasarkan arah arus:
a. Dua arah
b. Satu arah
c. Arus lurus
d. Arus belok, baik belok kiri, maupun belok kanan.
Universitas Bakrie

2. Volume berdasarkan jenis kendaraan, seperti antara lain:


a. Mobil penumpang atau kendaraan ringan (LV)
b. Kendaraan berat (HV)
c. Sepeda motor (MC)
Pada umumnya kendaraan di suatu ruas jalan terdiri dari berbagai
komposisi. Volume lalu lintas lebih praktis jika dinyatakan dalam jenis
kendaraan standart yaitu mobil penumpang (smp). Untuk mendapatkan
volume dalam smp, maka diperlukan faktor konversi dan berbagai macam
kendaraan menjadi mobil penumpang, yaitu faktor ekuivalen mobil
penumpang (emp).

2.5 Emisi Gas Buang Kendaraan

Pencemaran udara adalah masuk atau dimasukkannya makhluk


hidup, zat, energi dan atau berubahnya tatanan (komposisi) udara oleh
kegiatan manusia atau oleh proses alam sehingga kualitas udara menjadi
kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya.
Polusi udara saat ini sudah banyak menimbulkan masalah yang harus
segera diatasi terutama di daerah perkotaan yang sudah padat lalu
lintasnya dan pada kawasan industri berat.
Polusi yang diakibatkan yang diakibatkan lalu lintas jalan raya
dipengaruhi oleh emisi gas buang kendaraan. Faktor-faktor yang
mempengaruhi besaran emisi gas buang tersebut adalah:
a. Jenis kedaraan: teknologi, kapasitas mesin.
b. Jenis dan bahan bakar yang digunakan.
c. Usia dan kualitas perawatan kendaraan.
d. Kecepatan kendaraan dan Fluktuasi Kecepatan.
Pencemaran udara adalah masuk atau dimasukkannya makhluk
hidup, zat, energi dan atau berubahnya tatanan (komposisi) udara oleh
kegiatan manusia atau oleh proses alam sehingga kualitas udara menjadi
kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya.
Universitas Bakrie

Polusi udara saat ini sudah banyak menimbulkan masalah yang harus
segera diatasi terutama di daerah perkotaan yang sudah padat lalu
lintasnya dan pada kawasan industri berat.
Polusi yang diakibatkan yang diakibatkan lalu lintas jalan raya
dipengaruhi oleh emisi gas buang kendaraan. Faktor faktor yang
mempengaruhi besaran emisi gas buang tersebut adalah:
a. Jenis kedaraan: teknologi, kapasitas mesin.
b. Jenis dan bahan bakar yang digunakan.
c. Usia dan kualitas perawatan kendaraan.
d.Kecepatan kendaraan dan Fluktuasi Kecepatan.
Universitas Bakrie

BAB III

METODE PENELITIAN
3.1 Pendahuluan

Metode yang digunakan dalam penyusunan ini adalah dengan


menggunakan studi literatur. Metode Studi literatur dilakukan untuk
mendapatkan informasi dan teori-teori yang penunjang yang berkenaan
dengan permasalahan yang akan dibahas. Hal ini dilakukan dengan
mengumpulkan informasi yang ditulis oleh para peneliti atau ilmuan dari
berbagai sumber pustaka, baik berupa referensi buku, literatur maupun jurnal
yang membahas tentang permasalahan tentang pencemaran udara terutama
yang berhubungan dengan kemacetan lalu lintas.

3.2 Kerangka Kerja Penelitian

Penelitian yang dilakukan perlu mengacu terhadap kerangka penelitian


yang bertujuan agar mencapai hal yang diinginkan. Kerangka kerja penelitian
ini menggambarkan mengenai tahapan dalam penyelesaian masalah yang ada.
Adapun kerangka penelitian pada studi ini yaitu disajikan pada gambar 3.1
Universitas Bakrie

Gambar 3.1 Kerangka Penelitian

3.3 Pengumpulan Data


3.3.1 Data Primer
Pengumpulan data primer ini dilakukan dengan cara wawancara, dan
pengambilan sampel. Data yang diambil adalah volume dan komposisi lalu
lintas, kecepatan rata-rata masing-masing jenis kendaraan, pengukuran
udara ambien CO dan pengukuran udara ambien CO, dan pengukuran
karakteristik atmosfer di lokasi penelitian.

3.3.2 Data Sekunder


Pengumpulan data sekunder ini dilakukan dengan data peta jaringan
jalan, tabel stabilitas atmosfer, dan peratura-peraturan yang berlaku yang
berkaitan dengan penelitian ini.

3.4 Lokasi Penelitian


Sebelum penentuan lokasi penelitian dilakukan survey pendahuluan.
Survey yang dilakukan pada ruas jalan Jl. Mampang Prapatan Jl. HR.
Rasuna Said dengan pertimbangan karena di lokasi tersebut terdapat proyek
Universitas Bakrie

pembangunan underpass yang membuat penyempitan ruas jalan dan


menyebabkan kemacetan.
Penentuan segmen jalan yang menjadi titik penelitian berdasarkan alasan
karena di segmen ini terjadi pertemuan arus lalu lintas antara Jl Mampang
Prapatan Jl. HR Rasuna Said Jl. Gatot Subroto. Selain itu komposisi
kendaraaan yang melewati segmen ini bervariasi mulai dari sepeda motor,
kendaraan pribadi, kendaraan angkutan umum, dan kendaraan berat.
Hal lain yag menjadi bahan pertimbangan adalah kerapatan bangunan
dan ketinggian bangunan di segmen tersebut yang secara visual mempunyai
pengaruh terhadap tingkat konsentrasi gas CO.

3.5 Analisis Data


Analisis data dilakukan sebagai suatu proses pengklasifikasian dan
pengelompokan data yang selalu didasarkan pada tujuan yang ingin dicapai.
Analisis data dilakukan dengan metode permodelan beban pencemar dari
kendaraan bermotor. Teknik analisis data dilakkan dengan pendekatan
kuantitatif untuk menentukan konsentrasi polutan akibat emisi kendaraan
bermotor di udara ambien:
1. Menganalisa komposisi lalu lintas.
2. Menormalisasi volume kendaraan ke satuan mobil penumpang (smp).
3. Menghitung laju emisi.
4. Menghitung kekuatan emisi.
5. Menghitung dispersi.
6. Menghitung konsentrasi polutan.
7. Membandingkan hasil perhitungan konsentrasi polutan dengan baku
mutu udara ambien nasional (PP No.41 tahun 1999).
Universitas Bakrie

BAB IV
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

4.1 Anggaran Biaya

Tabel 4.1 Rencana Anggaran

No Jenis Pengeluaran Kuantitas Satuan harga Total


Persiapan Proposal
1 Rp Rp
Print Proposal 18 lembar
1,000 18,000
Tahap Persiapan Penelitian
2 Rp Rp
Biaya Akomodasi 26 hari
50,000 1,300,000
Tahap Analisis
3 Rp Rp
Uji Sampling 10 titik
750,000 7,500,000
Lain - Lain
4 Rp Rp
Biaya Tak Terduga
2,500,000 2,500,000
Total Rp 11,318,000

4.2 Jadwal Kegiatan

Tabel 4.2 Rencana Jadwal Kegiatan

Bulan ke
Nama Kegiatan
1 2 3 4 5 6
Persiapan
Administrasi
Analisis Penelitian
Pelaporan
Universitas Bakrie

PENGESAHAN PKM PENELITIAN


1. Judul Kegiatan :
2. Bidang Kegiatan : PKM-P
3. Ketua Pelaksana Kegiatan
a. Nama Lengkap : Nanda Maulida
b. NIM : 1142005006
c. Jurusan : Teknik Lingkungan
d. Universitas/Institut/Politeknik : Universitas Bakrie
e. Alamat Rumah dan No.Telp/Hp : Jl. Tebet Dalam IV/087886343096
f. Alamat Email : maulidananda@gmail.com
4. Anggota Pelaksana Kegiatan /Penulis :
5. Dosen Pendamping
a. Nama Lengkap dan Gelar : Sirin Fairus S.TP., MT
b. NIDN : 0424086902
c. Alamat Rumah dan
No.Telp/Hp : Teratai Nunia
Residence, B.21 Cilodong-
Depok
6. Biaya Kegiatan Total :
a. Dikti :
b. Sumber lain (sebutkan) :-
7. Jangka Waktu Pelaksanaan :
Jakarta, 27 November 2017
Menyetujui,
Ketua Program Studi Ketua Pelaksana kegiatan

(Sirin Fairus S.TP., MT) (Nanda Maulida)


NIP/NIK. 9121000312 NIM.1122005006

Rektor Universitas Bakrie Dosen Pendamping

(Prof.Ir. Sofia W. Alisjahbana, M.Sc., Ph.D) (Sirin Fairus S.TP., MT)


NIP/NIK.9081000191 NIP/NIK. 9121000312
Universitas Bakrie

DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Jendral Bina Marga. (1997). Manual Kapasitas Jalan Indonesia.


Direktorat Bina Jalan Kota.

Fardiaz, S. (2003). Polusi Air dan Udara. Yogyakarta: Kanisius.

Hadihardaja. (1997). Konstruksi Jalan Raya.

Kementerian Lingkungan Hidup . (2010). Retrieved Oktober 30, 2017, from


Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 12:
https://peraturan.bkpm.go.id/jdih/userfiles/batang/PERMENLH_12_2010.
pdf

Muruganandam, S., & Nagendra, S. (2011). Characteristic of particulate matter


and heterogeneous traffic in the urban area. India: VIT-University,
Vellore Campus.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia. (1999). Pengendalian Pencemaran


Udara. Retrieved Oktober 30, 2017, from Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 41:
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/tlingkungan/article/download/15724
/15205

Soedomo, M. (2001). Pencemaran Udara. Bandung: ITB.

Stoker, H. S., & Seager, S. (1972). Environmental Chemistry: Air and Water
Pollution. London: Scott, Foresman and Co.

Wardhana, A. (2004). Dampak Pencemaran Lingkungan. Yogyakarta: Penerbit


Andi.

Yulianti. (2013). Analisis Konsentrasi Gas Karbon Monoksida (CO) Pada Ruas
Jalan Gajah Mada Pontianak. Pontianak: Universitas Tanjungpura.

Anda mungkin juga menyukai