1.1 Tujuan
1.3 Peralatan
a. Timbangan ketelitian 0,1 % dari berat contoh.
b. Oven (pengering) yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk
memanasi sampai (110 5) C .
c. Talam atau cawan, terbuat dari porselin atau logam tahan karat.
d. Sekop.
e. Lap Kain.
1
1.4 Alat dan bahan Pengujian
a. Air secukupnya.
b. Agregat kasar (Kerikil Purwosari)
2
b. Siapkan benda uji yang sudah dalam kondisi SSD kurang lebih 100-
1200 gram.
3
f. Keluarkan benda uji dan cawan yang sudah di oven kurang lebih 24
jam.
1.6 Pelaporan
Tabel 1.1.6 Data Pengujian Kadar air Agregat Kasar
BENDA UJI
PEMERIKSAAN
I II
Berat Cawan w1 384,7 305,3
Berat Cawan + Berat Benda Uji w2 887,5 812,6
Berat Benda Uji w3=w2-w1 502,7 507,3
Berat Cawan + Berat Benda Uji Kering w4
882,6 806,8
Oven
Berat Benda Uji Kering Oven w5 497,9 501,5
Kadar air = ( w3 - w5 ) x 100%
0,96 1,15
w5
Kadar Air Rata-rata 1,055
4
W3 = Berat benda uji
W5 = Berat benda uji kering oven
Benda uji I
Kadar Air = (502.7 497.9) : 497.9 x 100 %
= 0,96 %
Benda uji II
Kadar Air = (507.3 501.5) : 501.5x 100 %
= 1,15 %
Berat rata-rata = (Benda uji I + Benda Uji II ) : 2
= ( 0,96 %+ 1,15 %) : 4
= 1,055 %
1.8 Kesimpulan
Dari hasil pengujian kadar air untuk agregat kasar (kerikil purwosari) telah
diperoleh rerata kadar air agregat kasar sebesar 1,055%. Hal ini diperoleh dari
ketelitian saat praktikum di laboatorium.
5
1.8 Tujuan
1.8.1 Tujuan Instruksional Umum
Setelah melakukan percobaan ini, anda akan dapat mengetahui dan
memahami sifat-sifat fisik, mekanik dan teknologi agregat serta
pengaruhnya terhadap beton dengan benar.
1.8.2 Tujuan Instruksional Khusus
Setelah melakukan percobaan ini anda dapat:
c. Menentukan kekuatan tekan mortar semen portland
d. Menggunakan peralatan uji dengan terampil
1.10Peralatan
a. Timbangan ketelitian 0,1 % dari berat contoh.
b. Oven (pengering) yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi
sampai (110 5) C .
c. Talam atau cawan, terbuat dari porselin atau logam tahan karat.
d. Sekop.
e. Kain Lap.
f. Kerucut terpancung
1.11Bahan-bahan Pengujian
a. Air secukupnya.
b. Agregat halus (Pasir Lumajang)
1.12Prosedur Pelaksanaan
a. Siapkan benda uji.
6
Gambar 2.5.1. Mambil benda uji
b. Kondisikan benda uji dala kondisi SSD dengan diuji menggunakan
kerucut terpancung. Dinyatakan SSD bila puncak pada bagian kerucut
terpancung longsor sebagian.
7
e. Isi talam dengan benda uji sekitar 500-600 gram, kemudian timbang berat
cawan beserta benda uji (W2).
h. Timbang talam beserta benda uji dalam keadaan kering oven (W4).
8
1.13Pelaporan
Tabel 2.6.1 Data Pengujian Kadar air Agregat Halus
BENDA UJI
PEMERIKSAAN
I II
Berat Cawan w1 319,9 531,1
Berat Cawan + Berat Benda Uji w2 819,9 1031,1
Berat Benda Uji w3=w2-w1 500 500
Berat Cawan + Berat Benda Uji Kering w4
817,1 1028,3
Oven
Berat Benda Uji Kering Oven w5 497,2 497,2
Kadar air = ( w3 - w5 ) x 100%
0,56 0,56
w5
Kadar Air Rata-rata 0,56
Benda uji I
Kadar Air = (500497,2) : 500 x 100 %
= 0.56%
Benda uji II
Kadar Air = (500497,2 ) : 500x 100 %
= 0.56%
Rata-rata = (Benda uji I + Benda Uji II ) : 2
= ( 0.56%+ 0.56%) : 2
= 0.56%
9
1.15Kesimpulan
Dari hasil pengujian kadar air untuk agregat halus telah (pasir lumajang)
diperoleh rerata kadar air agregat halus sebesar 0,56 %. Hal ini diperoleh dari
ketelitian saat praktikum di laboatorium.
3.1 Tujuan
10
e. Menentukan berat jenis dan penyerapan agregat kasar
f. Menjelaskan prosedur pelaksanaan pengujian berat jenis dan penyerapan
agregat kasar
g. Menggunakan peralatan uji dengan terampil
Berat jenis agregat adalah rasio antara massa padat agregat dan massa air
dengan volume sama pada suhu yang sama. Sedangkan penyerapan adalah
kemampuan agregat untuk menyerap air dalam kondisi kering sampai dengan
kondisi jenuh permukaan kering (SSD=Saturated Surface Dry).
3.3 Peralatan
a. Timbangan ketelitian 0,1 % dari berat contoh.
b. Oven (pengering) yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi
sampai (110 5) C.
c. Talam atau cawan, terbuat dari porselin atau logam tahan karat.
d. Gelas ukur 200 ml, dengan ketelitian 1 ml.
e. Kain penyerap.
f. Alat pembagi contoh (Riffle Sampler).
g. Air suling.
b. Rendam benda uji dalam air pada suhu kamar selama 244 jam.
11
Gambar 3.5.2 Rendaman agregat selama 24 jam
c. Keluarkan benda uji dari perendaman, dan lap dengan kain penyerap
sampai selaput air pada permukaan agregat hilang (agregat ini dinyatakan
dalam kondisi jenuh permukaan/SSD).
Perhatikan !
Untuk butiran yang besar, pengeringan dengan lap harus satu persatu.
d. Timbang berat benda uji dalam keadaan jenuh permukaan kering/SSD.
e. Masukkan benda uji ke dalam gelas ukur, tambahkan air suling hingga
benda uji terendam dan permukaan air sampai tanda batas (pada gelas ukur
diberi tanda batas), kemudian timbang beratnya (B1).
12
Gambar 3.5.5
Memasukkan agregat kering SSD
ditambah air di masukkan ke gelas
ukur
f. Keluarkan benda uji dan keringkan benda uji dengan cawan di dalam oven
dengan suhu (1105)C, sampai beratnya tetap, kemudian dinginkan dan
timbang beratnya (B2).
g. Isi kembali gelas ukur dengan air suling sampai pada tanda batas,
kemudian timbang beratnya (B3).
13
Gambar 3.5.9 Mengisi kembali gelas ukur dengan air
dan menimbang kembali
Tabel 3.6.1
Data Perhitungan Berat Jenis dan Penyerapan Agregat Kasar
Pemeriksaan Benda Uji
I II
Berat benda uji JPK/SSD 502.000 504.000
Berat benda uji kering oven B2 495.400 498.300
Berat piknometer + air B3 792.400 848.500
Berat piknometer + air + benda B1 1112.000 1165.500
uji
Benda uji I
Benda uji II
14
= 2.73454 gr
Benda uji I
Bj JPK/SSD =502 : (792.4 + 502- 1112= 2.77162 gram
Benda uji II
Bj JPK/SSD =504 : (848,5+504-1165.5)= 273224gram
Bj JPK/SSDrata-rata = (B.Uji I + B.Uji II) : 2
=2.75193
Benda uji I
Bj App =495.4 : (792.4+495.4-1112) = 2.81797gram
Benda uji II
Bj App =498.3 : (792.4 +498.3 1165.5) =2.74848 gram
Bj Apprata-rata = (B.Uji I + B.Uji II) :
= 2.78323gram
Benda uji I
Penyerapan = {(502-495.4) :495.4} x 100 %=0.92854 %
Benda uji II
Penyerapan = {(504-498.3) :498.3} x 100 % = 0.80645%
Penyerapan rata-rata = (B.Uji I + B.Uji II) : 2
= 0,86749%
dimana : B1 = Berat gelas ukur berisi benda uji dan air.
B2 = Berat benda uji kering oven.
B3 = Berat gelas ukur berisi air suling.
Bj = Berat benda uji dalam keadaan JPK/SSD
3.6Pelaporan
Tabel 3.6.2 Data Pengujian Berat Jenis dan Penyerapan Agregat Kasar
15
Perhitungan Benda uji Rerata
I II
Bj bulk (ov) = B2/ 2.74612 2.72295 2.73454
(B3+500-B1)
a. Kesimpulan
Dari pengujian berat jenis dan penyerapan agregat kasar diperoleh hasil
rata-rata tiap pengujian sebagai berikut:
Berat Jenis Kering rata-rata diperoleh 2.73gram.
Berat Jenis Jenuh Permukaan Kering sebesar 2.75gram.
Berat Jenis Semu sebesar 2.78gram.
Penyerapan agregat halus sebesar 0,86%.
16
4. PENGUJIAN BERAT JENIS DAN PENYERAPAN AGREGAT HALUS
4.1 Tujuan
4.3 Peralatan
a. Timbangan ketelitian 0,1 % dari berat contoh.
17
b. Oven (pengering) yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi
sampai (110 5) C.
c. Talam atau cawan, terbuat dari porselin atau logam tahan karat.
d. Piknometer.
e. Kerucut terpancung (cone), untuk menentukan keadaan JPK/SSD, dengan
diameter atas (40 3) mm, diameter bawah (90 3) mm, dan tinggi (75
3) mm terbuat dari bahan logam dengan tebal minimum 0,8 mm.
f. Penumbuk yang mempunyai penampang rata, berat (340 15) mm,
diameter permukaan penumbuk (25 3) mm.
g. Alat pembagi contoh (Riffle Sampler).
h. Air suling.
18
Gambar 4.5.3 Hasil agregat halus lolos ayakan N0.4
19
Gambar 4.5.4.5 Pengangkatan kerucut terpancung perlahan lahan
Perhatikan !
- Sebelum diangkat, cetakan kerucut terpancung harus dibersihkan dari
butiran agregat yang berada di bagian luar cetakan.
20
b. Periksa bentuk agregat hasil pencetakan setelah kerucut terpancung
diangkat, keadaan jenuh permukaan kering/SSD tercapai bila benda uji
runtuh akan tetapi masih dalam keadaan tercetak.
b. Masukkan air suling sampai mencapai 90% isi piknometer, dan putar
sambil digundang sampai tidak terlihat gelembung udara di dalamnya.
Proses untuk menghilangkan gelembung udara dalam piknometer dapat
dipercepat dengan menggunakan pompa hampa udara atau dengan cara
merebus piknometer.
21
Gambar 4.5.8 Penggoyangan piknometer berisi air + pasir SSD
e. Keluarkan benda uji dan keringkan benda uji dengan cawan di dalam oven
dengan suhu (1105)C, sampai beratnya tetap, kemudian dinginkan dan
timbang beratnya (B2).
22
Gambar 4.5.11 Proses Mendinginkan benda uji
dari oven sekitar 15-20 menit
f. Isi kembali piknometer dengan air suling sampai pada tanda batas, kemudian
timbang beratnya (B3).
23
Berat piknometer + B3 667.700 667.700
air
Berat piknometer + B1 973.900 980.900
air + benda uji
Tabel 4.7.1 Data Perhitungan Berat Jenis dan Penyerapan Agregat Halus
24
Bj Bulk (oven) rata-rata = (B.Uji I + B.Uji II) : 2
= 2.60497 gr
Benda uji I
Bj JPK/SSD =500: (667.7+500-973.9) = 2.57998 gram
Benda uji II
Bj JPK/SSD = 500: (667.7+500-980.9) = 2.67666 gram
Bj JPK/SSDrata-rata = (B.Uji I + B.Uji II) : 2
= 2.62832 gram
Benda uji I
Kadar Air = (500-495,1) :495.1x 100 % =0.9896%
Benda uji II
Kadar Air = (500 496) :496x 100 % = 0.806%
Berat rata-rata = (B.Uji I + B.Uji II) : 2
= 0.8907%
dimana : B1 = Berat gelas ukur berisi benda uji dan air.
B2 = Berat benda uji kering oven.
B3 = Berat gelas ukur berisi air suling.
Bj = Berat benda uji dalam keadaan JPK/SSD.
4.9 Kesimpulan
Dari pengujian berat jenis dan penyerapan agregat halus diperoleh hasil
rata-rata tiap pengujian sebagai berikut:
25
Berat Jenis Kering rata-rata diperoleh 2.25gram.
Berat Jenis Jenuh Permukaan Kering sebesar 2.27gram.
Berat Jenis Semu sebesar 2.299gram.
Penyerapan agregat halus sebesar 0.898%.
5.1 Tujuan
26
Setelah melakukan percobaan ini, anda akan dapat mengetahui dan
memahami sifat-sifat fisik, mekanik dan teknologi agregat serta pengaruhnya
terhadap beton dan bahan perkeserasan jalan dengan benar .
5.1.2 TujuanIntruksionalKhusus
Setelahmelakukanpercobaanini, andadapat :
k. Menentukanagregatkasar,halus dan agregat campuran
l. Menjelaskanprosedurpelaksanaanpengujianberat isiagregatkasar,halus dan
agregat campurannya
m. Menggunakanperalatandenganterampil.
5.2 DasarTeori
Beratisiatauseringjugadisebutsebagaiberatsatuanagregatadalahrasioantaraberatagre
gatdanisi / volume.
Beratisiagregatdiperlukandalamperhitunganbahancampuranbeton,
apabilajumlahbahanditakardenganukuran volume.
5.3 Peralatan
a. Timbangan dengan ketelitian 0,1% dari berat contoh.
b. Talam.
c. Tongkat pemadat dengan diameter 15mm, panjang 60 cm, dengan ujung
bulat, sebaiknya terbuat dari baja tahan karat.
d. Mistarperata (straight edge).
e. Sendok / sekop.
f. Wadah (Mould) baja yang cukup kaku berbentuk silinder dengan alat
pemegang.
5.4 Bahan-bahanPengujian
- AgregatCampuran
5.5 ProsedurPelaksanaan
1 Berat Isi Lepas
27
1. Siapkan semua alat dan bahan yang akan digunakan
28
5. Lalu tuangkan pasir ke dalam mould baja setinggi 5cm menggunakan
sekop hingga penuh.
29
2. Berat Isi Padat Dengan Cara Penusukan
Gambar 5.5.1.2
Gambar5.5.1.1 sekop
mould
Gambar 5.5.2
timbang mould
30
4. Tuangkan Air hingga rata dengan permukaan untuk mengetahui volume
mould baja tersebut. Lalu timbang dan catat hasil penimbangan tersebut.
5. Lalu tuangkan dengan benda uji dalam 3 lapis yang sama tebal.
6. Tuangkan benda uji untuk lapis pertama setinggi 5cm menggunakan cetok
lalu padatkan dengan tongkat pemadat sebanyak 25 kali tusukan secara
merata.
8. Tuangkan benda uji untuk lapis ketiga setinggi 5cm menggunakan cetok
lalu padatkan dengan tongkat pemadat sebanyak 25 kali tusukan secara
merata.
11. Taruh benda uji diatas timbangan, danTimbang dan Catat hasil
penimbangan tersebut.
Gambar 5.5.11.4
penghitungan benda uji
33
3. Berat Isi Padat Dengan Cara Penggoyangan
Gambar 5.5.2.1
penimbangan mould
34
Gambar 5.5.4.1 Gambar 5.5.4.2 Gambar 5.5.4.3
pengisian air penimbangan mould pencatataan
5. Lalu tuangkan dengan benda uji dalam 3 lapis yang sama tebal.
Gambarbenda
6. Tuangkan 5.5.5.1. Gambar 5.5.5.2.
uji untuk lapis pertama setinggi 5cm menggunakan cetok
penuangan agregat halus penuangan agregat kasar
lalu padatkan dengan mengangkat salah satu sisinya kira-kira 5cm,
kemudian lepaskan dan lakukan secara berlawanan.
35
Gambar 5.5.7.1. penuangan Gambar 5.5.7.2. penuangan Gambar 5.5.7.3.
pasir kerikil penggoyangan agregat
8. Tuangkan benda uji untuk lapis ketiga setinggi 5cm menggunakan cetok
lalu padatkan dengan mengangkat salah satu sisinya kira-kira 5cm,
kemudian lepaskan dan lakukan secara berlawanan.
5.5.9 perata
36
11. Bawa benda uji keGambar 5.10.1
timbangan danperataan
Timbangagregat
dan Catat hasil penimbangan
tersebut (W2).
5.6 Perhitungan
Bobot Agregat= W3 : V
dimana :
W3 = Berat material yang di uji
V = Isi wadah
5.7 Pelaporan
a. Agregat Halus
37
tabel 5.7.1 Data Pengujian Berat Isi Lepas
Benda Uji
Pemeriksaan
I II
BeratMould W1 4735 4735
BeratMould + Benda Uji W2 15340 15250
W3 = W2-
Berat Benda Uji 10605 10515
W1
BeratMould + Air W4 11386 11386
V = W4-
Berat Air / Volume Mould 6651 6651
W1
Berat Isi Agregat W3/V 1,59 1,58
Benda Uji
Pemeriksaan
I II
BeratMould W1 4735 4735
BeratMould + Benda Uji W2 15676 15911
W3 = W2-
Berat Benda Uji 10941 11176
W1
BeratMould + Air W4 11386 11386
Berat Air / Volume
V = W4-W1 6651 6651
Mould
Berat Isi Agregat W3/V 1,65 1,68
38
Rata-rata Berat Isi Agregat 1.665
Benda Uji
Pemeriksaan
I II
BeratMould W1 4735 4735
BeratMould + Benda Uji W2 15310 15850
W3 = W2-
Berat Benda Uji 10575 11115
W1
BeratMould + Air W4 11386 11386
V = W4-
Berat Air / Volume Mould 6651 6651
W1
Berat Isi Agregat W3/V 1,59 1,67
b. Agregat Kasar
39
Rata-rata Berat Isi Agregat 1,47
Benda Uji
Pemeriksaan
I II
BeratMould W1 4735 4735
BeratMould + Benda Uji W2 15401 15380,5
Berat Benda Uji W3 = W2-W1 10666 10645,5
BeratMould + Air W4 11386 11386
Berat Air / Volume
V = W4-W1 6651 6651
Mould
Berat Isi Agregat W3/V 1,6 1,6
Benda Uji
Pemeriksaan
I II
BeratMould W1 4735 4735
BeratMould + Benda Uji W2 15446,5 15427
Berat Benda Uji W3 = W2-W1 107115 10692
BeratMould + Air W4 11386 11386
Berat Air / Volume Mould V = W4-W1 6651 6651
Berat Isi Agregat W3/V 1,61 1,67
40
5.8 KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Dari hasilpercobaandiperolehberat rata-rata
isiagregatadalahsebagaiberikut :
1. Agregat Kasar
1.1. Berat isi lepas = 1,585
1.2. Berat isi padat dengan cara penusukan = 1,665
1.3. Berat isi padat dengan cara di goyang = 1,63
2. Agregat Halus
2.1. Berat isi lepas = 1,47
2.2. Berat isi padat dengan cara pennusukan = 1,6
2.3. Berat isi dengan cara di goyang = 1,64
6.3. Peralatan
a. Tabung / botol kaca yang dilengkapi dengan skala isi.
b. Gelas Ukur
c. Larutan NaOH 3%
d. Bahan pembantu merupakan cairan pembanding warna (warna standar)
yang terbuat dari:
i. Cairan Pembanding Permanen
41
Cara Pembuatan :
Masukan campuran 9 gram Ferri Chlorida ( FeCL6HO )
dengan 1 gram Cobalt Chlorida ( CoCL6HO ) kedalam
100 ml air yang telah mengandung 1/3 ml Asam Chlorida.
42
Gambar 6.5.3 Menambahkan larutan
d. Kemudian kocok selama 10 menit.
43
Gambar 6.5.7 Mengukur ketinggian benda uji dan endapan
6.6. Pelaporan
a. Laporkan warna cairan yang diperoleh
b. Hasil pengukuran ketinggian benda uji, serta benda uji dan endapan.
c. Kesimpulan dari hasil uji yang anda peroleh.
6.7. Perhitungan
Tinggi Endapan
o Benda Uji 1
T. Endapan = (T. Endapan atas + T. Endapan Bawah)/2
= ( 6,6 + 6,45 ) / 2
= 0,15 cm
o Benda Uji 2
T. Endapan = (T. Endapan atas + T. Endapan Bawah)/2
= ( 6,8 + 6,65 ) / 2
= 0,15 cm
Tinggi Total
o Benda Uji 1
Tinggi Total = ( Tinggi Total Atas + Tinggi Total Bawah ) / 2
= ( 6,45 + 6,75 ) / 2
= 6,6 cm
o Benda Uji 1
Tinggi Total = ( Tinggi Total Atas + Tinggi Total Bawah ) / 2
= (( 6,95 + 6,55 ) / 2
= 6,8 cm
Kadar Lumpur
o Benda Uji 1 = ( Tinggi Endapan / Tinggi Total ) x 100%
= ( 0,15 / 6,6 ) x 100%
= 2,2 %
o Benda Uji 1 = ( Tinggi Endapan / Tinggi Total ) x 100%
= ( 0,15 / 6,8 ) x 100%
= 2,2 %
44
6.8.1 Membandingkan warna carian
6.9. Kesimpulan
Dari hasil pengujian yang kami dapatkan, setelah diabiarkan mengendap
selama kurang lebih 24 jam, ciran terlihat jernih. Hal ini menujukkan
bahwa kadar organik didalamnya sedikit. Dan melalui proses pengolahan
data didapatkan kadar luumpur sebesar 2,2%
Catatan :
1. Kadar organik dikatakan tinggi ( terlalu kotor ) jika warna cairan dalam botol
di atas agregat halus lebih tua dibandingkan dengan warna larutan
pembanding.
2. Pemeriksaan kadar organik agregat halus dilakukan minimal 2 kali, untuk
agregat halus yang sama.
45
7. PENGUJIAN GRADASI BUTIRAN AGREGAT HALUS DAN KASAR
7.1 TUJUAN
7.2 DasarTeori
Gradasi agregat adalah susunan ukuran butiran agregat dari besar
sampai pan. Bila butir-butir agregat memiliki ukuran yang sama/seragam,
maka volume pori akan besar. Dan sebaliknya, apabila ukuran butir-
46
butirnya bervariasi akan terjadi volume pori yang kecil. Hal ini karena
butiran yang kecil, akan mengisi pori diantara butiran yang lebihbesar,
sehingga pori-porinya menjadi sedikit, dengan kata lain kemampatannya
tinggi.
Pada agregat untuk pembuatan mortar atau beton, di inginkan suatu
butiran yang kemampatan nya tinggi, karena volume porinya sedikit dan
ini berarti hanya membutuhkan bahan pengikat sedikit saja.
7.3.1 Alat
a. Timbangan
b. Alat pemisah contoh/riffle sampler
c. Talam / nampan
d. Oven
e. Satu set ayakan standar untuk agregat halus
f. Satu set ayakan standar untuk agregat kasar
g. Kuas, sikat kuningan
7.3.2 Bahan
Agregat halus dan kasar
7.4 ProsedurKerja
a. Mengambil agregat dengan skop sekitar 5-6 sekop dan taruh di
nampan.
47
gambar 7.4.1 contoh agregat
48
gambar 7.4.3 ayakan yang timbang
49
gambar 7.4.5 memasukan agrgat ke dalam ayakan dengan skop
50
7.5 Pelaporan
Data Hasil Pengamatan
51
Tabel 7.5.2 Data Pengujian Gradasi Butiran Agregat Kasar
Jumlah 3428.90
7.6 Kesimpulan
52
Dalam pengujian ini ,agregat halus berada pada Zona Gradasi 2 dan
di katakan pasir agak kasar.Dengan memiliki ukuran butir agregat
maksimum 30 mm.
ANGELES
8.1 Tujuan
Setelah melakukan pecobaan ini, anda akan dapat mengetahui dan memahami
53
8.2 Dasar Teori
Ketahanan dan Kekuatan agregat akan membatasi kekuatan beton yang dapat
dicapai bilamana kekuatan agregat tersebut kurang atau kira-kira sama dengan
agregat yang tersedia, kekutannya biasanya lebih besar dari kekuatan beton.
Nilai keausan agregat dinyatakan dengan perbandingan antara berat bahan aus
8.3 Peralatan
Mesin terdiri dari silinder baja tertutup pada kedua sisinya dengan diameter
proses pendek yang tak menerus dan berputar pada poros mendatar. Silinder
( 3.65 ).
d. Talam/nampan
e. Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai dengan
( 110 5 ) C.
54
f. Bola-bola baja dengan diameter rata-rata 4.67 cm ( 17 / 8 ) dan berat
b. Bersihkan benda uji dan keringkan dalam oven pada suhu ( 110 5 )
C sampai
beratnya tetap.
a. Ayak agregat sampai mendapat berat 2500 gram yang tertahan pada ayakan
55
b. Timbang cawan.
56
dari oven dan diamkan 15 20 menit.
g. Buka Penutup mesin, lalu masukkan Bola bola besi ke dalam mesin Los
Angeles.
57
gambar 8.5.7 bola besi dimasukan
h. Masukkan pula benda uji ke dalam mesin Los Angeles, sehingga tercampur
58
k. Atur mesin untuk berputar sebanyak 500 kali.
m. Setelah mesin berputar sebanyak 500 putaran maka matikan mesin Los
Angeles.
59
gambar 8.5.13 menyetel alat LA
p. Keluarkan semua hasil gilingan sampai tidak ada yang tersisa menggunakan
kuas.
60
gambar 8.5.17 bola besi
r. Ayak dengan no. 12 ayakan hasil Benda uji setelah diputar didalam mesin
Los Angeles.
s. Ambil agregat yang tertahan di no. 12 tersebut, lalu cuci dan direndam.
61
t. Setelah itu dioven selama 24 jam.
w. Lalu masukkan kedalam plastic hasil benda uji yang lolos dan tertahan di
ayakan no.12.
62
gambar 8.5.22 memasukan ke plastik
8.6 Perhitungan
8.7 Pelaporan
Gradasi Pemeriksaan B
Ukuran Saringan (mm) Berat Material
Lewat Tertahan (gram)
7632 63,5
63,5 50,8
50,8 77,5
37,5 25,4
25,4 19
19 12,5 2500
12,5 9,5 2500
9,5 6,3
6,3 4,75
4,75 2,36
Berat Total Material (A) 5000
Berat Material Tertahan Saringan No.12 (B) 3839
63
Keausan Agregat = A-B / A x 100% 23.22%
Catatan :
a. Pemeriksaan keausan agregat kasar dengan Mesin Los Angeles dapat dilakukan
Kesimpulan
Semakin besar nilai keausan maka semakin baik dalam penggunaan sebagai
bahan jalan .
64
9.PENGUJIAN KEKERASAN AGREGAT KASAR
9.1 Tujuan
65
9.3 Peralatan
d. Talam/ nampan
e. Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai dengan
(110 5) C.
g.Mesin penekan dengan daya beban 40 ton, kecepatan tekan 4ton/ menit.
a. Siapkan benda uji seberat 10 kg yang lolos saringan 12,7 mm dan tertahan
pada
b. Benda uji agregat dalam keadaan kering yang didapat setelah dimasukkan oven
selama
66
9.5 Prosedur Pelaksanaan.
1) perhitungan agregat dan ambil agregat yang lolos saringan 12,7 dan
67
gambar 9.5.3 agregat masuk silinder
4) buat 3 lapis dan tumbuk sampai rata
68
gambar 9.5.6 menimbang agregat kasar
7) tempatkan plunyer di atasnya permukaan benda uji, harus diperhatikan
69
gambar 9.5.8 alat mulai menekan
9) keluarkan benda uji dari silinder, kemudian disaring dengan saringan
ukuran 2,36 mm, dan timbang berat material yang tertahan pada sarinagan
tersebut.
9.6 Perhitungan
70
Kekerasan Agregat = A - B / A x 100%
9.7 Pelaporan
Catatan :
b. Nilai kekerasan tidak boleh melampaui 30% untuk beton yang digunakan
c. Nilai kekerasan tidak boleh melampaui 45% untuk beton yang digunakan pada
9.8 Kesimpulan
Semakin dikit nilai kekerasan yang dilampaui maka beton tersebut layak
71