Anda di halaman 1dari 71

1.

PENGUJIAN KADAR AIR AGREGAT KASAR

1.1 Tujuan

1.1.1 Tujuan Instruksional Umum


Setelah melakukan percobaan ini, anda akan dapat mengetahui dan
memahami sifat-sifat fisik, mekanik dan teknologi agregat serta
pengaruhnya terhadap beton dengan benar.

1.1.2 Tujuan Instruksional Khusus


Setelah melakukan percobaan ini anda dapat:
a. Menentukan kekuatan tekan mortar semen portland
b. Menggunakan peralatan uji dengan terampil

1.2 Dasar Teori


Kadar air agregat adalah perbandingan antara berat air yang
dikandung agregat dengan berat agregat dalam keadaan kering. Jumlah air
yang terkandung di dalam agregat perlu diketahui, karena akan
mempengaruhi jumlah air yang diperlukan di dalam campuran beton.
Agregat yang basah (banyak mengandung air), akan membuat campuran
juga lebih basah dan sebaliknya.

1.3 Peralatan
a. Timbangan ketelitian 0,1 % dari berat contoh.
b. Oven (pengering) yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk
memanasi sampai (110 5) C .
c. Talam atau cawan, terbuat dari porselin atau logam tahan karat.
d. Sekop.
e. Lap Kain.

1
1.4 Alat dan bahan Pengujian
a. Air secukupnya.
b. Agregat kasar (Kerikil Purwosari)

1.5 Prosedur Pelaksanaan


a. Kondisikan benda uji dalam kondisi SSD (Kering permukaan) dengan
cara merendam benda uji dalam air selama kurang lebih 24 jam.
Kemudian, keluargn benda uji dari dalam rendaman dan kondisikan
benda uji hingga kering permukanaan dengan menggunakan kain lap.

Gambar 1.5.1 Rendaman Benda Uji

Gambar 1.5.2 Mengeluarkan benda uji dari rendaman

Gambar 1.5.3 Mengondisikan benda uji dalam kondisi SSD

2
b. Siapkan benda uji yang sudah dalam kondisi SSD kurang lebih 100-
1200 gram.

Gambar 1.5.4 Persediaan benda uji kondisi SSD


c. Timbang berat cawan atau talam (W1).

Gambar 1.5.5 Menimbang cawan


d. Isi talam dengan benda uji sekitar 500-600 gram, kemudian timbang
berat cawan beserta benda uji (W2).

Gambar 1.5.6 Menimbang berat cawan + benda uji


e. Masukkan benda uji beserta cawan kedalam oven untuk di keringkan
kurang lebih 24 jam sampai berat yang tetap.

Gambar 1.5.7 Memasukkan benda uji ke dalam oven

3
f. Keluarkan benda uji dan cawan yang sudah di oven kurang lebih 24
jam.

Gambar 1.5.8 Mengeluarkan benda uji dari dalam oven


g. Timbang talam beserta benda uji dalam keadaan kering oven (W4).

Gambar 1.5.9 Menimbang berat bend uji kring oven

1.6 Pelaporan
Tabel 1.1.6 Data Pengujian Kadar air Agregat Kasar
BENDA UJI
PEMERIKSAAN
I II
Berat Cawan w1 384,7 305,3
Berat Cawan + Berat Benda Uji w2 887,5 812,6
Berat Benda Uji w3=w2-w1 502,7 507,3
Berat Cawan + Berat Benda Uji Kering w4
882,6 806,8
Oven
Berat Benda Uji Kering Oven w5 497,9 501,5
Kadar air = ( w3 - w5 ) x 100%
0,96 1,15
w5
Kadar Air Rata-rata 1,055

1.7 Analisa dan Perhitungan


Kadar Air = (W3-W5) : W5 x 100 %
Dimana:

4
W3 = Berat benda uji
W5 = Berat benda uji kering oven

Benda uji I
Kadar Air = (502.7 497.9) : 497.9 x 100 %
= 0,96 %
Benda uji II
Kadar Air = (507.3 501.5) : 501.5x 100 %
= 1,15 %
Berat rata-rata = (Benda uji I + Benda Uji II ) : 2
= ( 0,96 %+ 1,15 %) : 4
= 1,055 %

1.8 Kesimpulan
Dari hasil pengujian kadar air untuk agregat kasar (kerikil purwosari) telah
diperoleh rerata kadar air agregat kasar sebesar 1,055%. Hal ini diperoleh dari
ketelitian saat praktikum di laboatorium.

2. PENGUJIAN KADAR AIR AGREGAT HALUS

5
1.8 Tujuan
1.8.1 Tujuan Instruksional Umum
Setelah melakukan percobaan ini, anda akan dapat mengetahui dan
memahami sifat-sifat fisik, mekanik dan teknologi agregat serta
pengaruhnya terhadap beton dengan benar.
1.8.2 Tujuan Instruksional Khusus
Setelah melakukan percobaan ini anda dapat:
c. Menentukan kekuatan tekan mortar semen portland
d. Menggunakan peralatan uji dengan terampil

1.9 Dasar Teori


Kadar air agregat adalah perbandingan antara berat air yang dikandung
agregat dengan berat agregat dalam keadaan kering. Jumlah air yang
terkandung di dalam agregat perlu diketahui, karena akan mempengaruhi
jumlah air yang diperlukan di dalam campuran beton. Agregat yang basah
(banyak mengandung air), akan membuat campuran juga lebih basah dan
sebaliknya.

1.10Peralatan
a. Timbangan ketelitian 0,1 % dari berat contoh.
b. Oven (pengering) yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi
sampai (110 5) C .
c. Talam atau cawan, terbuat dari porselin atau logam tahan karat.
d. Sekop.
e. Kain Lap.
f. Kerucut terpancung

1.11Bahan-bahan Pengujian
a. Air secukupnya.
b. Agregat halus (Pasir Lumajang)

1.12Prosedur Pelaksanaan
a. Siapkan benda uji.

6
Gambar 2.5.1. Mambil benda uji
b. Kondisikan benda uji dala kondisi SSD dengan diuji menggunakan
kerucut terpancung. Dinyatakan SSD bila puncak pada bagian kerucut
terpancung longsor sebagian.

Gambar 2.5.2 Pengujian dengan Kerucut Terpancung

Gambar 2.5.3 Benda uji kondisi SSD


c. Siapkan benda uji dalam kondisi SSD kurang lebih 1000-1200 gram.

Gambar 2.5.4 Persediaan Benda Uji Kondisi SSD

d. Timbang berat cawan atau talam (W1).

Gambar 2.5.5 Menimbang cawan

7
e. Isi talam dengan benda uji sekitar 500-600 gram, kemudian timbang berat
cawan beserta benda uji (W2).

Gambar 2.5.6 Mengisi dan menimbang berat


benda uji + cawan
f. Masukkan benda uji beserta cawan kedalam oven untuk di keringkan
kurang lebih 24 jam sampai berat yang tetap.

2.5.7 Memasukkan benda uji kedalam oven


g. Keluarkan benda uji dan cawan yang sudah di oven kurang lebih 24 jam.

2.5.8 Mengeluarkan benda uji dari dalam oven

h. Timbang talam beserta benda uji dalam keadaan kering oven (W4).

2.5.9 Menimbang benda uji kering oven

8
1.13Pelaporan
Tabel 2.6.1 Data Pengujian Kadar air Agregat Halus
BENDA UJI
PEMERIKSAAN
I II
Berat Cawan w1 319,9 531,1
Berat Cawan + Berat Benda Uji w2 819,9 1031,1
Berat Benda Uji w3=w2-w1 500 500
Berat Cawan + Berat Benda Uji Kering w4
817,1 1028,3
Oven
Berat Benda Uji Kering Oven w5 497,2 497,2
Kadar air = ( w3 - w5 ) x 100%
0,56 0,56
w5
Kadar Air Rata-rata 0,56

1.14Analisa dan Perhitungan


Kadar Air = (W3-W5) : W5 x 100 %
Dimana:
W3 = Berat benda uji
W5 = Berat benda uji kering oven

Benda uji I
Kadar Air = (500497,2) : 500 x 100 %
= 0.56%
Benda uji II
Kadar Air = (500497,2 ) : 500x 100 %
= 0.56%
Rata-rata = (Benda uji I + Benda Uji II ) : 2
= ( 0.56%+ 0.56%) : 2
= 0.56%

9
1.15Kesimpulan
Dari hasil pengujian kadar air untuk agregat halus telah (pasir lumajang)
diperoleh rerata kadar air agregat halus sebesar 0,56 %. Hal ini diperoleh dari
ketelitian saat praktikum di laboatorium.

3. PENGUJIAN BERAT JENIS DAN PENYERAPAN AGREGAT KASAR

3.1 Tujuan

1.15.1 Tujuan Instruksional Umum

Setelah melakukan percobaan ini, anda akan dapat mengetahui dan


memahami sifat-sifat fisik, mekanik dan teknologi agregat serta pengaruhnya
terhadap beton dan bahan perkerasan jalan dengan benar.

1.15.2 Tujuan Instruksional Khusus


Setelah melakukan percobaan ini anda dapat:

10
e. Menentukan berat jenis dan penyerapan agregat kasar
f. Menjelaskan prosedur pelaksanaan pengujian berat jenis dan penyerapan
agregat kasar
g. Menggunakan peralatan uji dengan terampil

1.16 Dasar Teori

Berat jenis agregat adalah rasio antara massa padat agregat dan massa air
dengan volume sama pada suhu yang sama. Sedangkan penyerapan adalah
kemampuan agregat untuk menyerap air dalam kondisi kering sampai dengan
kondisi jenuh permukaan kering (SSD=Saturated Surface Dry).

3.3 Peralatan
a. Timbangan ketelitian 0,1 % dari berat contoh.
b. Oven (pengering) yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi
sampai (110 5) C.
c. Talam atau cawan, terbuat dari porselin atau logam tahan karat.
d. Gelas ukur 200 ml, dengan ketelitian 1 ml.
e. Kain penyerap.
f. Alat pembagi contoh (Riffle Sampler).
g. Air suling.

3.4 Bahan Pengujian


- Agregat kasar.5000gr

3.5 Prosedur Pelaksanaan


a. Cuci benda uji untuk menghilangkan debu atau bahan bahan lain yang
melekat pada permukaan agregat.

Gambar 3.5.1 Perendaman agregat

b. Rendam benda uji dalam air pada suhu kamar selama 244 jam.

11
Gambar 3.5.2 Rendaman agregat selama 24 jam

c. Keluarkan benda uji dari perendaman, dan lap dengan kain penyerap
sampai selaput air pada permukaan agregat hilang (agregat ini dinyatakan
dalam kondisi jenuh permukaan/SSD).

Gambar 3.5.3 Pengeringan agregat sampai keadaan


SSD (mengelap agregat satu persatu)

Perhatikan !
Untuk butiran yang besar, pengeringan dengan lap harus satu persatu.
d. Timbang berat benda uji dalam keadaan jenuh permukaan kering/SSD.

Gambar 3.5.4 Menimbang agregat kering permukaan + cawan

e. Masukkan benda uji ke dalam gelas ukur, tambahkan air suling hingga
benda uji terendam dan permukaan air sampai tanda batas (pada gelas ukur
diberi tanda batas), kemudian timbang beratnya (B1).

12
Gambar 3.5.5
Memasukkan agregat kering SSD
ditambah air di masukkan ke gelas
ukur

f. Keluarkan benda uji dan keringkan benda uji dengan cawan di dalam oven
dengan suhu (1105)C, sampai beratnya tetap, kemudian dinginkan dan
timbang beratnya (B2).

Gambar 3.5.6 Mengeluarkan benda uji dari oven

Gambar 3.5.7 Mendinginkan benda uji sehabis


dari oven sekitar 15-20 menit

Gambar 3.5.8 Menimbang benda uji kering oven + cawan

g. Isi kembali gelas ukur dengan air suling sampai pada tanda batas,
kemudian timbang beratnya (B3).

13
Gambar 3.5.9 Mengisi kembali gelas ukur dengan air
dan menimbang kembali

3.6Analisa dan Perhitungan

Tabel 3.6.1
Data Perhitungan Berat Jenis dan Penyerapan Agregat Kasar
Pemeriksaan Benda Uji
I II
Berat benda uji JPK/SSD 502.000 504.000
Berat benda uji kering oven B2 495.400 498.300
Berat piknometer + air B3 792.400 848.500
Berat piknometer + air + benda B1 1112.000 1165.500
uji

3.6.1 Berat Jenis Kering (Bulk Dry Specific Grafity)

Bj Bulk (oven) = B2 : (B3 + Bj - B1

Benda uji I

Bj Bulk (oven) =495.4 / (792.4+502 - 1112 ) =2.74612 gram

Benda uji II

Bj Bulk (oven) =498.3 / (848.5+504-1165.5 )=2.72295 gram

Bj Bulk (oven) rata-rata = (B.Uji I + B.Uji II) : 2

14
= 2.73454 gr

3.7.2Berat Jenis Jenuh Permukaan Kering/SSD

Bj JPK/SSD = Bj : (B3 + Bj - B1)

Benda uji I
Bj JPK/SSD =502 : (792.4 + 502- 1112= 2.77162 gram
Benda uji II
Bj JPK/SSD =504 : (848,5+504-1165.5)= 273224gram
Bj JPK/SSDrata-rata = (B.Uji I + B.Uji II) : 2
=2.75193

Berat Jenis Semu (Apparent Specific Grafity)


Bj App = B2 : (B3 + B2 - B1)

Benda uji I
Bj App =495.4 : (792.4+495.4-1112) = 2.81797gram
Benda uji II
Bj App =498.3 : (792.4 +498.3 1165.5) =2.74848 gram
Bj Apprata-rata = (B.Uji I + B.Uji II) :
= 2.78323gram

3.7.3 Penyerapan / Absorpsi


Penyerapan = {(Bj - B2) : B2} x 100 %

Benda uji I
Penyerapan = {(502-495.4) :495.4} x 100 %=0.92854 %
Benda uji II
Penyerapan = {(504-498.3) :498.3} x 100 % = 0.80645%
Penyerapan rata-rata = (B.Uji I + B.Uji II) : 2
= 0,86749%
dimana : B1 = Berat gelas ukur berisi benda uji dan air.
B2 = Berat benda uji kering oven.
B3 = Berat gelas ukur berisi air suling.
Bj = Berat benda uji dalam keadaan JPK/SSD

3.6Pelaporan
Tabel 3.6.2 Data Pengujian Berat Jenis dan Penyerapan Agregat Kasar

15
Perhitungan Benda uji Rerata
I II
Bj bulk (ov) = B2/ 2.74612 2.72295 2.73454
(B3+500-B1)

Bj JPK/SSD = 500/ 2.77162 2.73224 2.75193


(B3+500-B1)

Bj App = 2.81797 2.74848 2.78323


B2/(B3+B2-B1)
Penyerapan = 0.92854 0.80645 0.86749
(500-B2)/B2 X
(100%)

a. Kesimpulan

Dari pengujian berat jenis dan penyerapan agregat kasar diperoleh hasil
rata-rata tiap pengujian sebagai berikut:
Berat Jenis Kering rata-rata diperoleh 2.73gram.
Berat Jenis Jenuh Permukaan Kering sebesar 2.75gram.
Berat Jenis Semu sebesar 2.78gram.
Penyerapan agregat halus sebesar 0,86%.

16
4. PENGUJIAN BERAT JENIS DAN PENYERAPAN AGREGAT HALUS

4.1 Tujuan

4.1.1 Tujuan Instruksional Umum

Setelah melakukan percobaan ini, anda akan dapat mengetahui dan


memahami sifat-sifat fisik, mekanik dan teknologi agregat serta pengaruhnya
terhadap beton dan bahan perkerasan jalan dengan benar.

4.1.2 Tujuan Instruksional Khusus


Setelah melakukan percobaan ini anda dapat:

h. Menentukan berat isi agregat halus,kasar dan agregat campuran


i. Menjelaskan prosedur pelaksanaan pengujian berat isi agregat halus,kasar
dan agregat campuran
j. Menggunakan peralatan uji dengan terampil

4.2 Dasar Teori


Berat jenis agregat adalah rasio antara massa padat agregat dan massa air
dengan volume sama pada suhu yang sama. Sedangkan penyerapan adalah
kemampuan agregat untuk menyerap air dalam kondisi kering sampai dengan
kondisi jenuh permukaan kering (SSD=Saturated Surface Dry).

4.3 Peralatan
a. Timbangan ketelitian 0,1 % dari berat contoh.

17
b. Oven (pengering) yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi
sampai (110 5) C.
c. Talam atau cawan, terbuat dari porselin atau logam tahan karat.
d. Piknometer.
e. Kerucut terpancung (cone), untuk menentukan keadaan JPK/SSD, dengan
diameter atas (40 3) mm, diameter bawah (90 3) mm, dan tinggi (75
3) mm terbuat dari bahan logam dengan tebal minimum 0,8 mm.
f. Penumbuk yang mempunyai penampang rata, berat (340 15) mm,
diameter permukaan penumbuk (25 3) mm.
g. Alat pembagi contoh (Riffle Sampler).
h. Air suling.

4.4 Bahan Pengujian


- Agregat halus.

4.5 Prosedur Pelaksanaan

a. Benda uji adalah agregat halus lolos saringan No. 4

Gambar 4.5.1 Gambar ayakan No.4

Gambar 4.5.2 Proses pengayakan agregat halus lolos No.4

18
Gambar 4.5.3 Hasil agregat halus lolos ayakan N0.4

1. Penentuan Agregat Halus dalam Kondisi Jenuh Permukaan Kering atau


SSD:
a. Masukkan benda uji ke dalam kerucut terpancung dalam 3 (tiga) lapis,
dimana pada masing masing lapisan ditumbuk sebanyak 8 (delapan) kali,
ditambah 1 (satu) kali penumbukan untuk bagian atasnya (totalnya
penumbukan sebanyak 25 kali).

Gambar 4.5.4 Proses pencarian keadaan SSD benda uji

Gambar 4.5.4.1 Memasukkan pasir SSD ke kerucut terpancung

Gambar 4.5.4.2 Penumbukan lapisan pertama

Gambar 4.5.4.3 Penumbukan lapisan kedua

Gambar 4.5.4.4 Penumbukan lapisan ketiga dan perataan

19
Gambar 4.5.4.5 Pengangkatan kerucut terpancung perlahan lahan

Gambar 4.5.4.6 Hasil setelah kerucut terpancung lepas

Perhatikan !
- Sebelum diangkat, cetakan kerucut terpancung harus dibersihkan dari
butiran agregat yang berada di bagian luar cetakan.

Gambar 4.5.4.7 Kerucut Terpancung pada nampan

- Pengangkatan cetakan harus benar benar vertikal.

Gambar 4.5.4.8 Angkat kerucut terpancung perlahan

20
b. Periksa bentuk agregat hasil pencetakan setelah kerucut terpancung
diangkat, keadaan jenuh permukaan kering/SSD tercapai bila benda uji
runtuh akan tetapi masih dalam keadaan tercetak.

Gambar 4.5.4.9 Hasil SSD dari kerucut terpancung terangkat

2. Penentuan Berat Jenis dan Penyerapan Agregat Halus


a. Timbang agregat dalam keadaan SSD sebanyak 500 gram dan masukkan
ke dalam piknometer.

Gambar 4.5.5 Timbang pasir SSD hingga 500 gr

Gambar 4.5.6 Pemasukkan pasir SSD ke piknometer


dengan bantuan corong

b. Masukkan air suling sampai mencapai 90% isi piknometer, dan putar
sambil digundang sampai tidak terlihat gelembung udara di dalamnya.
Proses untuk menghilangkan gelembung udara dalam piknometer dapat
dipercepat dengan menggunakan pompa hampa udara atau dengan cara
merebus piknometer.

Gambar 4.5.7 Pemasukkan air + pasir SSD ke piknometer

21
Gambar 4.5.8 Penggoyangan piknometer berisi air + pasir SSD

c. Tambahkan air suling sampai mencapai tanda batas

Gambar 4.5.9 Penambahan air suling sampai mencapai tanda batas.

d. Timbang piknometer yang berisi air dan benda uji (B1).

Gambar 4.5.10 Penimbangan piknometer yang


berisi air dan benda uji (B1).

e. Keluarkan benda uji dan keringkan benda uji dengan cawan di dalam oven
dengan suhu (1105)C, sampai beratnya tetap, kemudian dinginkan dan
timbang beratnya (B2).

22
Gambar 4.5.11 Proses Mendinginkan benda uji
dari oven sekitar 15-20 menit

Gambar 4.5.12 Penimbangan benda uji kering oven

f. Isi kembali piknometer dengan air suling sampai pada tanda batas, kemudian
timbang beratnya (B3).

Gambar 4.5.13 Pengisian kembali piknometer dengan air suling

4.6 Data Hasil Pengujian


Tabel 4.6.1 Data Pengujian Berat Jenis dan Penyerapan Agregat Halus
Pemeriksaan Benda Uji
I II
Berat benda uji 500.000 500.000
JPK/SSD
Berat benda uji B2 495.100 496.000
kering oven

23
Berat piknometer + B3 667.700 667.700
air
Berat piknometer + B1 973.900 980.900
air + benda uji

4.7 Analisa dan Perhitungan

Tabel 4.7.1 Data Perhitungan Berat Jenis dan Penyerapan Agregat Halus

Perhitungan Benda uji Rerata


I II
Bj bulk (ov) = B2/ 2.55469 2.65525 2.60497
(B3+500-B1)

Bj JPK/SSD = 500/ 2.57998 2.67666 2.62832


(B3+500-B1)

Bj App = 2.64901 2.71335 2.68118


B2/(B3+B2-B1)
Penyerapan = 0.98969 0.80645 0.89807
(500-B2)/B2 X
(100%)

4.8 Analisa dan Perhitungan


4.8. 1 Berat Jenis Kering (Bulk Dry Specific Grafity)

Bj Bulk (oven) = B2 : (B3 + Bj - B1)


Benda Uji I
Bj Bulk (oven) =495.1: (667.7+500-973,9) = 2.55469gram
Benda uji II
Bj Bulk (oven) =496: (667.7+500-980.9) = 2.65525gram

24
Bj Bulk (oven) rata-rata = (B.Uji I + B.Uji II) : 2
= 2.60497 gr

4.8.2 Berat Jenis Jenuh Permukaan Kering/SSD

Bj JPK/SSD = Bj : (B3 + Bj - B1)

Benda uji I
Bj JPK/SSD =500: (667.7+500-973.9) = 2.57998 gram
Benda uji II
Bj JPK/SSD = 500: (667.7+500-980.9) = 2.67666 gram
Bj JPK/SSDrata-rata = (B.Uji I + B.Uji II) : 2
= 2.62832 gram

4.8.3 Berat Jenis Semu (Apparent Specific Grafity)

Bj App = B2 : (B3 + B2 - B1)


Benda uji I
Bj App =495.1: (667.7+495.1-973.9) = 2.64901gram
Benda uji II
Bj App =496 : (667.7+496-980.9) =2.71335 gram
Bj Apprata-rata = (B.Uji I + B.Uji II) : 2
= 2.68118 gram

4.8.4 Penyerapan / Absorpsi

Penyerapan = {(Bj - B2) : B2} x 100 %

Benda uji I
Kadar Air = (500-495,1) :495.1x 100 % =0.9896%
Benda uji II
Kadar Air = (500 496) :496x 100 % = 0.806%
Berat rata-rata = (B.Uji I + B.Uji II) : 2
= 0.8907%
dimana : B1 = Berat gelas ukur berisi benda uji dan air.
B2 = Berat benda uji kering oven.
B3 = Berat gelas ukur berisi air suling.
Bj = Berat benda uji dalam keadaan JPK/SSD.

4.9 Kesimpulan
Dari pengujian berat jenis dan penyerapan agregat halus diperoleh hasil
rata-rata tiap pengujian sebagai berikut:

25
Berat Jenis Kering rata-rata diperoleh 2.25gram.
Berat Jenis Jenuh Permukaan Kering sebesar 2.27gram.
Berat Jenis Semu sebesar 2.299gram.
Penyerapan agregat halus sebesar 0.898%.

5. PENGUJIAN BERAT ISI AGREGAT HALUS DAN KASAR

5.1 Tujuan

5.1.1 Tujuan Intruksional Umum

26
Setelah melakukan percobaan ini, anda akan dapat mengetahui dan
memahami sifat-sifat fisik, mekanik dan teknologi agregat serta pengaruhnya
terhadap beton dan bahan perkeserasan jalan dengan benar .
5.1.2 TujuanIntruksionalKhusus
Setelahmelakukanpercobaanini, andadapat :
k. Menentukanagregatkasar,halus dan agregat campuran
l. Menjelaskanprosedurpelaksanaanpengujianberat isiagregatkasar,halus dan
agregat campurannya
m. Menggunakanperalatandenganterampil.

5.2 DasarTeori

Beratisiatauseringjugadisebutsebagaiberatsatuanagregatadalahrasioantaraberatagre
gatdanisi / volume.
Beratisiagregatdiperlukandalamperhitunganbahancampuranbeton,
apabilajumlahbahanditakardenganukuran volume.

5.3 Peralatan
a. Timbangan dengan ketelitian 0,1% dari berat contoh.
b. Talam.
c. Tongkat pemadat dengan diameter 15mm, panjang 60 cm, dengan ujung
bulat, sebaiknya terbuat dari baja tahan karat.
d. Mistarperata (straight edge).
e. Sendok / sekop.
f. Wadah (Mould) baja yang cukup kaku berbentuk silinder dengan alat
pemegang.
5.4 Bahan-bahanPengujian
- AgregatCampuran

5.5 ProsedurPelaksanaan
1 Berat Isi Lepas

27
1. Siapkan semua alat dan bahan yang akan digunakan

Gambar 5.5.1.1 sekop Gambar 5.5.1.2


mould

Gambar 5.5.1.3 agregat kasar dan halus


2. Timbang beratnya Mould baja (W1)

Gambar 5.5.2.1 timbang


mould

3. Lalu catat hasil penimbangan tersebut

Gambar 5.5.3. hasil


timbangan
4. Tuangkan Air hingga rata dengan permukaan untuk mengetahui volume
mould baja tersebut. Timbang dan catatlah hasilnya.

Gambar 5.5.4.1 Gambar 5.5.4.2 Gambar 5.5.4.3 hasil


mould diisi air timbang moud air timbang mould

28
5. Lalu tuangkan pasir ke dalam mould baja setinggi 5cm menggunakan
sekop hingga penuh.

Gambar 5.5.5.1 penuangan Gambar 5.5.5.2 penuangan


pasir keikil

6. Ratakan permukaan benda uji dengan menggunakan mistar perata.

Gambar 5.5.6. ratakan dengan


mistar mengetahui beratnya.
7. Bawalah benda uji ke timbangan untuk

Gambar 5.5.7.1. penimbangan pasir Gambar 5.5.7.2. penimbangan


8. Hitung berat benda uji (W3= W2-W1) kerikil

Gambar 5.5.8 timbang


mould

29
2. Berat Isi Padat Dengan Cara Penusukan

1. Siapkan semua peralatan yang akan digunakan

Gambar 5.5.1.2
Gambar5.5.1.1 sekop
mould

Gambar 5.5.1.3 agregat kasar dan halus

2. Timbang beratnya Mould baja (W1)

Gambar 5.5.2
timbang mould

3. Lalu catat hasil penimbangan tersebut

Gambar 5.5.3. hasil


penimbangan

30
4. Tuangkan Air hingga rata dengan permukaan untuk mengetahui volume
mould baja tersebut. Lalu timbang dan catat hasil penimbangan tersebut.

Gambar 5.5.4.1 Gambar 5.5.4.2 Gambar 5.5.4.1 hasil


mould diisi air mould ditimbang penimbangan

5. Lalu tuangkan dengan benda uji dalam 3 lapis yang sama tebal.

Gambar 5.5.5.1 pengisian Gambar 5.5.5.1 pengisian


agregat agregat

6. Tuangkan benda uji untuk lapis pertama setinggi 5cm menggunakan cetok
lalu padatkan dengan tongkat pemadat sebanyak 25 kali tusukan secara
merata.

Gambar 5.5.6.1 penuangan Gambar 5.5.6.1 penumbukan


agregat agregat
31
7. Tuangkan benda uji untuk lapis kedua setinggi 5cm menggunakan cetok
lalu padatkan dengan tongkat pemadat sebanyak 25 kali tusukan secara
merata.

Gambar 5.5.7.1 penuangan Gambar 5.5.7.2 penumbukan agregat


agregat

8. Tuangkan benda uji untuk lapis ketiga setinggi 5cm menggunakan cetok
lalu padatkan dengan tongkat pemadat sebanyak 25 kali tusukan secara
merata.

Gambar 5.5.8.1 penuangan Gambar 5.5.8.2 penumbukan


agregat agregat
9. Tuangkan benda uji menggunakan cetok hingga memenuhi permukaan
mould baja.

Gambar 5.5.9.1 penuangan perataan Gambar 5.5.9.2 penuangan perataan


32
agregat agregat
10. Ratakan benda uji menggunakan mistar perata.

Gambar 5.5.10. perataan penuangan agregat

11. Taruh benda uji diatas timbangan, danTimbang dan Catat hasil
penimbangan tersebut.

Gambar 5.5.11.1 Gambar 5.5.11.2 Gambar


penimbangan agregat halus penimbangan agregat kasar 5.5.11.3penghitungan
penimbangan agregat
12. Hitung berat benda uji (W3=W2-W1)

Gambar 5.5.11.4
penghitungan benda uji
33
3. Berat Isi Padat Dengan Cara Penggoyangan

1. Siapkan semua peralatan yang akan digunakan

Gambar 5.5.1.1 Gambar 5.5.1.2


sekop mould

Gambar 5.5.1.3. agregat kasar dan


halus
2. Timbang beratnya Mould baja (W1)

Gambar 5.5.2.1
penimbangan mould

3. Lalu catat hasil penimbangan tersebut.

Gambar 5.5.3.1 hasil penimbangan


4. Tuangkan Air hingga rata dengan permukaan untuk mengetahui volume
mould baja tersebut, Lalu timbang dan catat hasil penimbangan tersebut

34
Gambar 5.5.4.1 Gambar 5.5.4.2 Gambar 5.5.4.3
pengisian air penimbangan mould pencatataan
5. Lalu tuangkan dengan benda uji dalam 3 lapis yang sama tebal.

Gambarbenda
6. Tuangkan 5.5.5.1. Gambar 5.5.5.2.
uji untuk lapis pertama setinggi 5cm menggunakan cetok
penuangan agregat halus penuangan agregat kasar
lalu padatkan dengan mengangkat salah satu sisinya kira-kira 5cm,
kemudian lepaskan dan lakukan secara berlawanan.

Gambar 5.5.6.1. penuangan Gambar 5.5.6.2. penuangan Gambar 5.5.6.3.


pasir kerikil penggoyangan agregat
7. Tuangkan benda uji untuk lapis kedua setinggi 5cm menggunakan cetok
lalu padatkan dengan mengangkat salah satu sisinya kira-kira 5cm,
kemudian lepaskan dan lakukan secara berlawanan.

35
Gambar 5.5.7.1. penuangan Gambar 5.5.7.2. penuangan Gambar 5.5.7.3.
pasir kerikil penggoyangan agregat

8. Tuangkan benda uji untuk lapis ketiga setinggi 5cm menggunakan cetok
lalu padatkan dengan mengangkat salah satu sisinya kira-kira 5cm,
kemudian lepaskan dan lakukan secara berlawanan.

Gambar 5.5.8.1. penuangan Gambar 5.5.8.2. penuangan Gambar 5.5.8.3.


pasir kerikil penggoyangan agregat
9. Tuangkan benda uji menggunakan cetok hingga memenuhi permukaan
mould baja.

5.5.9 perata

10. Ratakan benda uji menggunakan mistar perata.

36
11. Bawa benda uji keGambar 5.10.1
timbangan danperataan
Timbangagregat
dan Catat hasil penimbangan
tersebut (W2).

Gambar 5.11.1 penimbangan


agregat
12. Hitung berat benda uji (W3=W2-W1)

Gambar 5.12 penghitungan

5.6 Perhitungan

Bobot Agregat= W3 : V

dimana :
W3 = Berat material yang di uji
V = Isi wadah

5.7 Pelaporan
a. Agregat Halus

37
tabel 5.7.1 Data Pengujian Berat Isi Lepas
Benda Uji
Pemeriksaan
I II
BeratMould W1 4735 4735
BeratMould + Benda Uji W2 15340 15250
W3 = W2-
Berat Benda Uji 10605 10515
W1
BeratMould + Air W4 11386 11386
V = W4-
Berat Air / Volume Mould 6651 6651
W1
Berat Isi Agregat W3/V 1,59 1,58

Rata-rata Berat Isi Agregat 1.585

Tabel 5.7.2 Data pengujianBerat Isi Padat dengan cara penusukan

Benda Uji
Pemeriksaan
I II
BeratMould W1 4735 4735
BeratMould + Benda Uji W2 15676 15911
W3 = W2-
Berat Benda Uji 10941 11176
W1
BeratMould + Air W4 11386 11386
Berat Air / Volume
V = W4-W1 6651 6651
Mould
Berat Isi Agregat W3/V 1,65 1,68

38
Rata-rata Berat Isi Agregat 1.665

Tabel 5.7.3 Data pengujianBobotlepasisiagregatdengancara di goyang

Benda Uji
Pemeriksaan
I II
BeratMould W1 4735 4735
BeratMould + Benda Uji W2 15310 15850
W3 = W2-
Berat Benda Uji 10575 11115
W1
BeratMould + Air W4 11386 11386
V = W4-
Berat Air / Volume Mould 6651 6651
W1
Berat Isi Agregat W3/V 1,59 1,67

Rata-rata Berat Isi Agregat 1.63

b. Agregat Kasar

tabel 5.7.4 Data PengujianBerat Isi Lepas


Benda Uji
Pemeriksaan
I II
BeratMould W1 4735 4735
BeratMould + Benda Uji W2 14531 14530
W3 = W2-
Berat Benda Uji 9796 9795
W1
BeratMould + Air W4 11386 11386
V = W4-
Berat Air / Volume Mould 6651 6651
W1
Berat Isi Agregat W3/V 1,47 1,47

39
Rata-rata Berat Isi Agregat 1,47

Tabel 5.7.5 Data pengujianBerat Isi Padat dengan cara penusukan

Benda Uji
Pemeriksaan
I II
BeratMould W1 4735 4735
BeratMould + Benda Uji W2 15401 15380,5
Berat Benda Uji W3 = W2-W1 10666 10645,5
BeratMould + Air W4 11386 11386
Berat Air / Volume
V = W4-W1 6651 6651
Mould
Berat Isi Agregat W3/V 1,6 1,6

Rata-rata Berat Isi Agregat 1.6

Tabel 5.7.6 Data pengujianBobotlepasisiagregatdengancara di goyang

Benda Uji
Pemeriksaan
I II
BeratMould W1 4735 4735
BeratMould + Benda Uji W2 15446,5 15427
Berat Benda Uji W3 = W2-W1 107115 10692
BeratMould + Air W4 11386 11386
Berat Air / Volume Mould V = W4-W1 6651 6651
Berat Isi Agregat W3/V 1,61 1,67

Rata-rata Berat Isi Agregat 1.64

40
5.8 KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Dari hasilpercobaandiperolehberat rata-rata
isiagregatadalahsebagaiberikut :
1. Agregat Kasar
1.1. Berat isi lepas = 1,585
1.2. Berat isi padat dengan cara penusukan = 1,665
1.3. Berat isi padat dengan cara di goyang = 1,63
2. Agregat Halus
2.1. Berat isi lepas = 1,47
2.2. Berat isi padat dengan cara pennusukan = 1,6
2.3. Berat isi dengan cara di goyang = 1,64

6. PENGUJIAN KADAR ORGANIK AGREGAT HALUS


6.1. Tujuan
6.1.1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah melakukan percobaan ini, anda akan dapat mengetahui dan
memahami sifat sifat fisik, mekanik dan teknologi agregat serta
pengaruhnya terhadap beton dengan benar.
6.1.2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah melakukan percobaan ini, anda dapat :
a. Menentukan kadar organik agregat halus.
b. Menjelaskan prosedur pelaksanan pengujian kadar organik
agregat halus.
c. Menggunakan peralatan dengan terampil

6.2. Dasar Teori


Kadar Organik Agregat adalah bahan-bahan organik yang terdapat di
dalam pasir yang menimbulkan efek merugikan terhadap mutu mortar dan
mutu beton

6.3. Peralatan
a. Tabung / botol kaca yang dilengkapi dengan skala isi.
b. Gelas Ukur
c. Larutan NaOH 3%
d. Bahan pembantu merupakan cairan pembanding warna (warna standar)
yang terbuat dari:
i. Cairan Pembanding Permanen

41
Cara Pembuatan :
Masukan campuran 9 gram Ferri Chlorida ( FeCL6HO )
dengan 1 gram Cobalt Chlorida ( CoCL6HO ) kedalam
100 ml air yang telah mengandung 1/3 ml Asam Chlorida.

ii. Cairan Pembanding Sementara


Cara Pembuatan :
Buatlah larutan Asam Tianin dalam 10% alkohol, larutan
3% Sodium Hidroksida, dan campurkan 2,5 ml larutan
Asam Tianin dengan 97,5 mllarutan Sodium Hidroksida
3%, kemudian kedalam botol tertutup rapat, Kocok dan
diamkan selama 24 jam.

6.4. Benda Uji


Benda uji berupa agregat halus (pasir lumajang), sebanyak 1/3 botol dari
isi botol.

6.5. Proedure Pelaksanaan.


a. Siapkan siapkan alat pengujian dan benda uji secukupnya

Gambar 6.5.1 Mengambil benda uji


b. Isikan benda uji kedalam botol urang lebih sepertiga bagian botol.

Gambar 6.5.2 Memasukka benda uji

c. Kemudian tambahkan larutan Sodium Hidroksida 3% kurang lebih


sebanyak 2/3 isi botol.

42
Gambar 6.5.3 Menambahkan larutan
d. Kemudian kocok selama 10 menit.

Gambar 6.5.4 Mengocok botol


e. Diamkan selama 24 jam.

Gambar 6.5.5 Diamkan campuran dalam botol


f. Setelah didiamkan selama 24 jam, amati warna cairan diatas
permukaan benda uji dan bandingkan warnanya.

Gambar 6.5.6 Membandingkan warna cairan


g. Ukur ketinggian benda uji + endapan, dan ketinggian benda uji saja.
Di ukur pada batas atas dan batas bawahnya, karena kemungkinan
benda uji maupun benda uji dan endapan tidak rata permukaan.

43
Gambar 6.5.7 Mengukur ketinggian benda uji dan endapan

6.6. Pelaporan
a. Laporkan warna cairan yang diperoleh
b. Hasil pengukuran ketinggian benda uji, serta benda uji dan endapan.
c. Kesimpulan dari hasil uji yang anda peroleh.

6.7. Perhitungan
Tinggi Endapan
o Benda Uji 1
T. Endapan = (T. Endapan atas + T. Endapan Bawah)/2
= ( 6,6 + 6,45 ) / 2
= 0,15 cm
o Benda Uji 2
T. Endapan = (T. Endapan atas + T. Endapan Bawah)/2
= ( 6,8 + 6,65 ) / 2
= 0,15 cm
Tinggi Total
o Benda Uji 1
Tinggi Total = ( Tinggi Total Atas + Tinggi Total Bawah ) / 2
= ( 6,45 + 6,75 ) / 2
= 6,6 cm
o Benda Uji 1
Tinggi Total = ( Tinggi Total Atas + Tinggi Total Bawah ) / 2
= (( 6,95 + 6,55 ) / 2
= 6,8 cm
Kadar Lumpur
o Benda Uji 1 = ( Tinggi Endapan / Tinggi Total ) x 100%
= ( 0,15 / 6,6 ) x 100%
= 2,2 %
o Benda Uji 1 = ( Tinggi Endapan / Tinggi Total ) x 100%
= ( 0,15 / 6,8 ) x 100%
= 2,2 %

6.8. Hasil Pengujian


a. Warna cairan

44
6.8.1 Membandingkan warna carian

Tabel 5.6.1 Data Pengukuran


Data Pengukuran Benda Uji
1 2
Tinggi Pasir (A) 6,6 6,8
Tinggi Endapan (B) 0,15 0,15
Kadar Lumpur = B/A x 100% 2,2 2,2
Kadar Lumpur Rata-rata 2,2

6.9. Kesimpulan
Dari hasil pengujian yang kami dapatkan, setelah diabiarkan mengendap
selama kurang lebih 24 jam, ciran terlihat jernih. Hal ini menujukkan
bahwa kadar organik didalamnya sedikit. Dan melalui proses pengolahan
data didapatkan kadar luumpur sebesar 2,2%

Catatan :
1. Kadar organik dikatakan tinggi ( terlalu kotor ) jika warna cairan dalam botol
di atas agregat halus lebih tua dibandingkan dengan warna larutan
pembanding.
2. Pemeriksaan kadar organik agregat halus dilakukan minimal 2 kali, untuk
agregat halus yang sama.

45
7. PENGUJIAN GRADASI BUTIRAN AGREGAT HALUS DAN KASAR

7.1 TUJUAN

1.16.1 Tujuan Instruksional Umum

Setelah melakukan percobaan ini, anda akan dapat mengetahui dan


memahami sifat sifat fisik, mekanik dan teknologi agregat serta pengaruhnya
terhadap beton dan bahan perkerasan jalan dengan benar.

1.16.2 Tujuan Instruksional Khusus


Setelah melakukan percobaan ini, anda dapat :

a. Menentukan gradasi butiran agregat halus dan agregat kasar


b. Menjelaskan prosedur pelaksanan pengujian gradasi butiran agregat halus
dan agregat kasar
c. Menggunakan peralatan dengan terampil

7.2 DasarTeori
Gradasi agregat adalah susunan ukuran butiran agregat dari besar
sampai pan. Bila butir-butir agregat memiliki ukuran yang sama/seragam,
maka volume pori akan besar. Dan sebaliknya, apabila ukuran butir-

46
butirnya bervariasi akan terjadi volume pori yang kecil. Hal ini karena
butiran yang kecil, akan mengisi pori diantara butiran yang lebihbesar,
sehingga pori-porinya menjadi sedikit, dengan kata lain kemampatannya
tinggi.
Pada agregat untuk pembuatan mortar atau beton, di inginkan suatu
butiran yang kemampatan nya tinggi, karena volume porinya sedikit dan
ini berarti hanya membutuhkan bahan pengikat sedikit saja.

7.3 Alat dan Bahan

7.3.1 Alat
a. Timbangan
b. Alat pemisah contoh/riffle sampler
c. Talam / nampan
d. Oven
e. Satu set ayakan standar untuk agregat halus
f. Satu set ayakan standar untuk agregat kasar
g. Kuas, sikat kuningan

7.3.2 Bahan
Agregat halus dan kasar

7.4 ProsedurKerja
a. Mengambil agregat dengan skop sekitar 5-6 sekop dan taruh di
nampan.

47
gambar 7.4.1 contoh agregat

b. Lalu ,bersihkan ayakan dengan sikat atau kain.

gambar 7.4.2 contoh ayakan

c. Lalu.Timbang semua ayakan satu per satu .

48
gambar 7.4.3 ayakan yang timbang

d. Setelah menimbang masing-masing berat ayakan. Lalu menyusun


ayakan sesuai ukuran diameter dari yang paling besar hingga pan.

gambar 7.4.4 susunan ayakan


e. Ambil agregat,kemudian masukkan ke susunan ayakan yang paling
atas dengan sekop

49
gambar 7.4.5 memasukan agrgat ke dalam ayakan dengan skop

f. Meletakkan satu set ayakan tersebut di mesin penggetar,kunci alat


tersebut hingga rapat lalu getarkan selama 15 menit

gambar 7.4.6 ayakan yang di getarkan


g. Setelah di getar kan ,lepas pengunci alat tersebut dan bawa ayakan ke
meja dan lepas ayakan satu persatu dan timbang.

gambar 7.4.7 menimbang ayakan beserta agregat

h. Lakukan poin A-G di atas terhadap agregat selanjutnya.

50
7.5 Pelaporan
Data Hasil Pengamatan

Tabel 7.5.1 Data Pengujian Gradasi Butiran Agregat Halus

LubangSaringan Tertahan % Komulatif


( mm ) Gram % Tertahan Tembus
38,10 0.00 0.00 0.00 100.00
38,10 - 19,20 0.00 0.00 0.00 100.00
19,20 - 9,60 0.00 0.00 0.00 100.00
9,60 - 4,80 0.00 0.00 0.00 100.00
4,80 - 2,40 45.00 3.23 3.23 96.77
2,40 - 1,20 188.00 13.48 16.71 83.29
1,20 - 0,60 453.50 32.52 49.23 50.77
0,60 - 0,30 521.50 37.40 86.63 13.37
0,30 - 0,15 133.50 9.57 96.20 3.80
0,15 - 0,00 53.00 3.80 100.00 0.00
Jumlah 1394.50
Angka Kehalusan 2.52

51
Tabel 7.5.2 Data Pengujian Gradasi Butiran Agregat Kasar

LubangSaringan Tertahan % Komulatif

( mm ) Gram % Tertahan Tembus

38,10 0.00 0.00 0.00 100.00


38,10 - 19,20 3221.00 93.94 93.94 6.06

19,20 - 9,60 58.00 1.69 95.63 4.37

9,60 - 4,80 4.00 0.12 95.74 4.26

4,80 - 2,40 0.00 0.00 95.74 4.26

2,40 - 1,20 0.50 0.01 95.76 4.24

1,20 - 0,60 138.20 4.03 99.79 0.21

0,60 - 0,30 7.00 0.20 99.99 0.01

0,30 - 0,15 0.20 0.01 100.00 0.00

0,15 - 0,00 0.00 0.00 100.00 0.00

Jumlah 3428.90

Angka Kehalusan 7.77

7.6 Kesimpulan

52
Dalam pengujian ini ,agregat halus berada pada Zona Gradasi 2 dan
di katakan pasir agak kasar.Dengan memiliki ukuran butir agregat
maksimum 30 mm.

8. PENGUJIAN KEAUSAN AGREGAT KASAR DENGAN MESIN LOS

ANGELES

8.1 Tujuan

8.1.1 Tujuan Intruksional Umum

Setelah melakukan pecobaan ini, anda akan dapat mengetahui dan memahami

sifat-sifat fisik, mekanik dan teknologi agregat serta pengaruhnya terhadap

beton dan bahan perkerasan jalan dengan benar.

8.1.2 Tujuan Intruksional Khusus

Setelah melakukan percobaan ini, anda dapat:

n. Melakukan nilai persen keausan agregat kasar.

o. Menjelaskan prosedur pelaksanaan pengujian keausan agregat kasar.

p. Menggunakan peralatan dengan terampil.

53
8.2 Dasar Teori

Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan ketahanan atau kekuatan

agregat kasar terhadap keausan dengan menggunakan mesin Los Angeles.

Ketahanan dan Kekuatan agregat akan membatasi kekuatan beton yang dapat

dicapai bilamana kekuatan agregat tersebut kurang atau kira-kira sama dengan

kekuatan beton yang direncanakan. Namun demikian biasanya sebagian besar

agregat yang tersedia, kekutannya biasanya lebih besar dari kekuatan beton.

Nilai keausan agregat dinyatakan dengan perbandingan antara berat bahan aus

lewat saringan No. 12 terhadap berat semua persen.

8.3 Peralatan

a. Mesin Los Angeles

Mesin terdiri dari silinder baja tertutup pada kedua sisinya dengan diameter

71 cm ( 28 ) panjang dalam 50 cm ( 20 ). Silinder bertumpu pada dua

proses pendek yang tak menerus dan berputar pada poros mendatar. Silinder

berlubang untuk memasukkan benja uji, dan penutup lubang terpasang

dengan rapat sehingga permukaan dalam silinder tidak terganggu. Dibagian

dalam silinder terdapat bilah baja melintang penuh dengan tinggi 89 cm

( 3.65 ).

b. Timbangan dengan ketelitian 5 (lima) gram.

c. saringan No. 12 dan saringan-saringan lainnya

d. Talam/nampan

e. Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai dengan

( 110 5 ) C.

54
f. Bola-bola baja dengan diameter rata-rata 4.67 cm ( 17 / 8 ) dan berat

masing-masing antara 390 - 445 gram

g. Kuas, sikat kuningan

8.4 Benda Uji

a. Berat dan gradasi benda uji sesuai daftar 1.

b. Bersihkan benda uji dan keringkan dalam oven pada suhu ( 110 5 )

C sampai

beratnya tetap.

8.5 Prosedur Pelaksanaan

a. Ayak agregat sampai mendapat berat 2500 gram yang tertahan pada ayakan

no. 12,5 dan 9,5.

gambar 8.5.1 ayakan agregat

55
b. Timbang cawan.

gambar 8.5.2 timbang cawan

c. Masukkan agregat ke cawan sehingga berat cawan + agregat = 2500 gram.

gambar 8.5.3 timbang agregat

d. Masukkan cawan dan agregat kedalam oven.

gambar 8.5.4 pengambilan agregat di oven

e. Setelah kering di oven keluarkan

56
dari oven dan diamkan 15 20 menit.

gambar 8.5.5 mendinginkan agregat panas

f. Persiapkan mesin Los Angeles

gambar 8.5.6 persiapan alat LA

g. Buka Penutup mesin, lalu masukkan Bola bola besi ke dalam mesin Los

Angeles.

57
gambar 8.5.7 bola besi dimasukan

h. Masukkan pula benda uji ke dalam mesin Los Angeles, sehingga tercampur

antara bola besi dan benda uji.

gambar 8.5.8 memasukan agregat

i. Tutup tempat mixer dengan penutupnya.

gambar 8.5.9 tutup alat LA

j. Kencangkan penutup dengan mur dan baut.

gambar 8.5.10 mengencangkan baut

58
k. Atur mesin untuk berputar sebanyak 500 kali.

gambar 8.5.11 menyetel alat

l. Operator diwajibkan memakai peredam suara untuk telinga (karena efek

suara mesin Los Angeles sangat kencang).

gambar 8.5.12 alat peredam suara

m. Setelah mesin berputar sebanyak 500 putaran maka matikan mesin Los

Angeles.

59
gambar 8.5.13 menyetel alat LA

n. Buka mur dan baut penutup.

gambar 8.5.14 buka alat LA

o. Keluarkan Benda uji dan bola bola besi dari dalam.

gambar 8.5.15 mengeluarkan benda uji

p. Keluarkan semua hasil gilingan sampai tidak ada yang tersisa menggunakan

kuas.

gambar 8.5.16 mengeluarkan agregat sampai bersih

q. Pisahkan bola bola besi dengan benda uji.

60
gambar 8.5.17 bola besi

r. Ayak dengan no. 12 ayakan hasil Benda uji setelah diputar didalam mesin

Los Angeles.

gambar 8.5.18 ayakan nomer 12 dan agregat

s. Ambil agregat yang tertahan di no. 12 tersebut, lalu cuci dan direndam.

gambar 8.5.19 mencuci agregat

61
t. Setelah itu dioven selama 24 jam.

gambar 8.5.20 pengovenan

u. Keluarkan dari oven dan diamkan selama 20 menit.

gambar 8.5.21 mengeluarkan agregat dari oven

v. Timbang berat benda uji setelah kering dari oven.

gambar 8.5.21 timbangan agregat

w. Lalu masukkan kedalam plastic hasil benda uji yang lolos dan tertahan di

ayakan no.12.

62
gambar 8.5.22 memasukan ke plastik

8.6 Perhitungan

Prosentase keausan agregat kasar adalah sebagai berikut:

Keausan Agregat = A-B/A x 100%

Dimana : A = berat benda uji semula ( gram )

B = berat benda uji tertahan saringan No. 12 ( gram )

8.7 Pelaporan

Tabel 8.7.1 Hasil pemeriksaan

Gradasi Pemeriksaan B
Ukuran Saringan (mm) Berat Material
Lewat Tertahan (gram)
7632 63,5
63,5 50,8
50,8 77,5
37,5 25,4
25,4 19
19 12,5 2500
12,5 9,5 2500
9,5 6,3
6,3 4,75
4,75 2,36
Berat Total Material (A) 5000
Berat Material Tertahan Saringan No.12 (B) 3839

63
Keausan Agregat = A-B / A x 100% 23.22%

Catatan :

a. Pemeriksaan keausan agregat kasar dengan Mesin Los Angeles dapat dilakukan

hanya 1 ( satu ) kali percobaan.

Tabel 8.7.2 Ukuran Saringan dan Berat Material Uji

Ukuran Saringan Berat dan Gradasi Benda Uji ( gram )


Lewat Tertahan
A B C D E F G
( mm ) ( mm )
76,20 63,50 2500
63,50 50,80 2500
50,80 38,10 5000 5000
38,10 25,40 1250 5000 5000
25,40 19,05 1250 5000
19,05 12,70 1250 2500
12,70 9,51 1250 2500
9,51 6,35 2500
6,35 4,75 2500
4,75 2,36 5000
Jumlah Bola 12 11 8 6 12 122 12
5000 4584 3330 2500 5000 5000 5000
Berat Bola ( gram )
25 25 25 25 25 25 25

Kesimpulan

Semakin besar nilai keausan maka semakin baik dalam penggunaan sebagai

bahan jalan .

64
9.PENGUJIAN KEKERASAN AGREGAT KASAR

9.1 Tujuan

9.1.1 Tujuan Intruksional Umum

Setelah melakukan percobaan ini, anda akan dapat mengetahui dan

memahami sifat-sifat fisik, mekanik dan teknologi agregat serta pengaruhnya

terhadap beton dan bahan perkeserasan jalan dengan benar .

9.1.2 Tujuan Intruksional Khusus

Setelah melakukan percobaan ini, anda dapat :

q. Menentukan nilai persen agregat kasar.

r. Menjelaskan prosedur pelaksanaan pengujian kekerasan agregat kasar.

s. Menggunakan peralatan dengan terampil.

9.2 Dasar Teori

Pemerksaan ini dimaksudkan untuk menentukan nilai kekerasan agregat

kasar terhadap pembebanan. Kekerasan agregat adalah daya tahan agregat

terhadap kerusakan akibat penggunaan dalam konstruksi. Sifat-sifat kekerasan

dari agregat, penting untuk diketahui bilamana agregat akan digunakan

sebagai material bangunan dan jalan.

Nilaikekerasan agregat dinyatakan dengan perbandingan dengan berat

bahan aus saringan 2,36 mm terhadap berat semula dalam persen.

65
9.3 Peralatan

a. Timbangan dengan ketelitian 0.1 gram

b. Satu set alat uji yang terdiri dari:

- Silinder dengan diameter 115 mm dan tinggi 180 mm.

- Alat terbuat dari plat baja.

- Plunyer / pengarah beban.

c. Saringan dengan ukuran 12,7 mm ; 9,5 mm dan 2,36 mm

d. Talam/ nampan

e. Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai dengan

(110 5) C.

f. Alat pemadat dengan diameter 9,5 mm dan tinggi 610 mm.

g.Mesin penekan dengan daya beban 40 ton, kecepatan tekan 4ton/ menit.

9.4 Benda Uji

a. Siapkan benda uji seberat 10 kg yang lolos saringan 12,7 mm dan tertahan

pada

saringan 9,5 mm.

b. Benda uji agregat dalam keadaan kering yang didapat setelah dimasukkan oven

selama

4 (empat) jam dengan suhu (110 5 ) C.

66
9.5 Prosedur Pelaksanaan.

1) perhitungan agregat dan ambil agregat yang lolos saringan 12,7 dan

tertahan pada saringan1

gambar 9.5.1 contoh agregat kasar


2) timbang berat silinder dan plat besi

gambar 9.5.2 silinder dan plat besi di timbang

3) masukkan agregat ke silinder

67
gambar 9.5.3 agregat masuk silinder
4) buat 3 lapis dan tumbuk sampai rata

gambar 9.5.4 proses menumbuk


5) timbang berat benda uji dan silinder

gambar 9.5.5 proses menimbang

6) hitung berat berat benda uji semula

68
gambar 9.5.6 menimbang agregat kasar
7) tempatkan plunyer di atasnya permukaan benda uji, harus diperhatikan

agar plunyer tidak mendesak silinder

gambar 9.5.7 alat plunyer

8) kemudian masukkan ke dalam mesin tekan yang mempunyai daya tekan

40 ton dengan kecepatan tekan 4ton/menit

69
gambar 9.5.8 alat mulai menekan
9) keluarkan benda uji dari silinder, kemudian disaring dengan saringan

ukuran 2,36 mm, dan timbang berat material yang tertahan pada sarinagan

tersebut.

gambar 9.5.9 mengeluarkan benda uji

9.6 Perhitungan

Prosentase kekerasan agregat kasar adalah sebagai berikut;

70
Kekerasan Agregat = A - B / A x 100%

Dimana : A = berat benda semula ( tertahan saringan 9,50 mm ) (gram)

B = berat benda uji tertahan saringan 2,36 mm (gram)

9.7 Pelaporan

Tabel 9.7.1 Hasil Pengujian kekerasan agregat kasar

Pemeriksaan Benda Uji


Berat Silinder + Plat Atas C 4661
Berat Silinder + Plat Atas + Benda Uji D 5041
Berat Benda Uji Semula A = D-C 380
Berat Benda Uji Tersaring Saringan 2.63mm B 335

Kekerasan Agregat Rata2 = A-B/A x 100% 11.84%

Catatan :

a. Pemeriksaan keausan agregat kasar dengan Mesin Los Angeles dapat

dilakukan hanya 1 ( satu ) kali percobaan.

b. Nilai kekerasan tidak boleh melampaui 30% untuk beton yang digunakan

sebagai bahan perkerasan jalan (pavement).

c. Nilai kekerasan tidak boleh melampaui 45% untuk beton yang digunakan pada

keperluan konstruksi lain selain di atas.

9.8 Kesimpulan

Semakin dikit nilai kekerasan yang dilampaui maka beton tersebut layak

digunakan sebagai bahan perkerasan jalan maupun keperluan konstruksi lainnya .

71

Anda mungkin juga menyukai