Anda di halaman 1dari 12

Lex Crimen Vol. III/No.

4/Ags-Nov/2014

PENCEMARAN NAMA BAIK DALAM KUHP tergolong dalam Pasa1 310 ayat (1) KUHP.
DAN MENURUT UU NO. 11 TAHUN 2008 Namun, apabila unsur-unsur tersebut
TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI dilakukan dengan surat atau gambar yang
ELEKTRONIK1 disiarkan, dipertunjukkan atau ditempelkan
Oleh: Reydi Vridell Awawangi2 (menista dengan surat), maka pelaku dapat
dijerat atau terkena sanksi hukum Pasal 310
ABSTRAK ayat (2) KUHP. Kedua, dengan
Setiap orang memiliki rasa harga diri menggunakan pasal-pasal KUHP untuk
mengenai kehormatan dan rasa harga diri menjerat pelaku Pencemaran Nama Baik
mengenai nama baik. Tindak pidana melalui internet, oleh sebagian ahli hukum
penghinaan (beleediging) yang dibentuk dinyatakan KUHP tak dapat diterapkan,
oleh pembentuk undang-undang, baik yang namun sebagian ahli hukum lain
bersifat umum, maupun yang bersifat menganggapnya KUHP dapat
khusus, ditujukan untuk memberi menjangkaunya. Mahkamah Konstitusi
perlindungan bagi kepentingan hukum ketika memberikan putusan terhadap
mengenai rasa semacam ini. Tentang tindak permohonan judicial review Pasal 27 ayat 3
pidana penghinaan (pencemaran nama UU No 11 Tahun 2008 tentang Informasi
baik), ada yang merupakan penghinaan dan Transaksi Elektronik, dalam
umum dan ada penghinaan khusus yang pertimbangan hukumnya menyatakan:
diatur dalam KUHP. Sementara penghinaan secara harfiah bahwa unsur di muka umum,
khusus diluar KUHP yang kini terdapat diketahui umum, atau disiarkan dalam Pasal
dalam perundang-undangan kita, ialah 310 ayat (2) KUHP tidak dapat diterapkan
penghinaan khusus (pencemaran nama dalam dunia maya, sehingga memerlukan
baik) dalam Undang-Undang No. 11 Tahun unsur ekstensif yaitu mendistribusikan
2008 tentang Informasi dan Transaksi dan/atau mentransmisikan, dan/atau
Elektronik. Penelitian ini merupakan suatu membuat dapat diaksesnya informasi
penelitian yuridis normatif. Sebagai suatu elektronik dan/atau dokumen elektronik
penelitian yuridis normatif, maka penelitian yang memiliki muatan penghinaan dan/
ini berbasis pada analisis terhadap norma atau Pencemaran Nama Baik. Kaidah
hukum, dengan demikian obyek yang hukum Pencemaran Nama Baik itu tak
dianalisis yaitu norma hukum, baik dalam hanya diakomodir oleh KUHP tapi juga
peraturan perundang-undangan maupun produk hukum di luar KUHP yang juga
yang sudah secara konkrit ditetapkan oleh menerapkan sanksi pidana, di mana produk
hakim dalam kasus-kasus yang diputuskan hukum itu adalah UU No. 11 Tahun 2008
di pengadilan. Hasil penelitian tentang Informasi dan Transaksi Elektronik.
menunjukkan tentang bagaimana bentuk Dari hasil penelitian dapat ditarik
pencemaran nama baik menurut KUHP kesimpulan dalam peraturan perundang-
serta bagaimana bentuk pencemaran nama undangan di Indonesia, pencemaran nama
baik dalam dunia internet menurutUU No. baik (penghinaan) diatur dan dirumuskan
11 Tahun 2008 tentang Informasi dan dalam Pasal 310 KUHP. Di dalam KUHP
Transaksi Elektronik. Pertama, Pencemaran mengenai penghinaan dan Pencemaran
Nama Baik hanya diucapkan (menista Nama Baik diberikan definisinya, sedangkan
dengan lisan), maka perbuatan itu UU ITE hanya menyebut penghinaan tanpa
menjelaskannya, sehingga pasal ini dapat
1
Artikel Skripsi. Dosen Pembimbing : Henry R. Ch. menimbulkan ketidakpastian hukum.
Memah, SH, MH; Toar N. Palilingan, SH, MH; Eske N.
Worang, SH, MH
2
NIM. 100711048. Mahasiswa pada Fakultas
Hukum Unsrat

112
Lex Crimen Vol. III/No. 4/Ags-Nov/2014

A. PENDAHULUAN dalam pengertian yang disebut terakhir ini


Tindak pidana penghinaan (beleediging) berbeda dengan penghinaan khusus dalam
yang dibentuk oleh pembentuk undang- KUHP. Penghinaan khusus dalam KUHP
undang, baik yang bersifat umum, maupun adalah penghinaan yang diatur diluar Bab
yang bersifat khusus, ditujukan untuk XVI KUHP. Penghinaan khusus tersebut
memberi perlindungan bagi kepentingan terdapat secara tersebar didalam jenis-jenis
hukum mengenai rasa semacam ini. tindak pidana tertentu. Sementara
Khususnya rasa harga diri mengenai penghinaan khusus diluar KUHP yang kini
kehormatan dan rasa harga diri mengenai terdapat dalam perundang-undangan kita,
nama baik orang. Setiap orang memiliki ialah penghinaan khusus
rasa harga diri mengenai kehormatan dan (pencemarannamabaik) dalam Undang-
rasa harga diri mengenai nama baik. Begitu Undang No. 11 Tahun 2008 tentang
juga setiap orang akan merasa harga dirinya Informasi dan Transaksi Elektronik.
runtuh apabila rasa kehormatan dan nama Dalam UU ITE No. 11 Tahun 2008
baiknya dicemarkan atau diserang oleh terdapat 19 bentuk tindak pidana dalam
orang lain. Oleh karena itu tidak heran, Pasal 27 sampai 37. Satu diantaranya
pada sebagian kecil anggota masyarakat merupakan tindak pidana penghinaan
kita yang masih berpikiran bersahaja. Untuk khusus, dimuat dalam Pasa1 27 Ayat (3)
mempertahankan rasa kehormatan dan yang menyatakan bahwa :
nama baiknya kadangkala dipertahankan Setiap orang dengan sengaja dan tanpa
dengan caranya sendiri. Misalnya dengan hak mendistribusikan dan/atau
melakukan penghinaan pula, memukul si menstransmisikan dan/atau membuat
pembuat, bahkan bisa jadi sampai dengan dapat diakses-nya informasi elektronik
membunuhnya. Kejahatan yang diberi dan/atau dokumen yang memiliki
kualifikasi sosial carok bagi masyarakat muatan penghinaan dan/atau
Madura tidak jarang berlatar belakang pada pencemaran nama baik.
rasa harga diri, terutama rasa harga diri Tindak pidana penghinaan khusus dalam
mengenai kesusilaan. Pasal 27 Ayat (3) jika dirinci terdapat unsur
Undang-undang sendiri tidak berikut. Unsur objektif : (1) Perbuatan: a.
memberikan keterangan apa-apa tentang mendistribusikan; b. mentransmisikan; c.
istilah penghinaan (beleediging) sebagai membuat dapat diaksesnya. (2) Melawan
kualifikasi kejahatan dalam Bab XVI Buku II. hukum: tanpa hak; serta (3) Objeknya: a.
Begitu juga kedua objek hukum kejahatan informasi elektronik dan/atau; b. dokumen
tersebut, yakni eer (kehormatan) dan elektronik. yang memiliki muatan
goeden naam (nama baik). Bentuk penghinaan dan/atau pencemaran nama
kejahatan dalam Bab XVI ini memang baik;
sebaiknya disebut dengan penghinaan, Keluhan terhadap layanan publik melalui
karena istilah ini lebih luas dari istilah e-mail merupakan hak dari konsumen yang
kehormatan, meskipun istilah kehormatan termuat dalam Undang-Undang Nomor 8
sering juga digunakan oleh beberapa ahli Tahun 1999 tentang Perlindungan
hukum kita. Karena kehormatan hanyalah Konsumen, khususnya Pasa14 huruf d. Pasal
salah satu dari objek penghinaan. tersebut berbunyi bahwa "hak konsumen
Tentang tindak pidana penghinaan adalah hak untuk didengar pendapat dan
(pencemaran nama baik), ada yang keluhannya atas barang dan/atau jasa yang
merupakan penghinaan umum dan ada digunakan. Oleh karena itu, unsur tanpa
penghinaan khusus yang diatur dalam hak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27
KUHP. Diluar KUHP, terdapat pula ayat (3) UU ITE menjadi tidak terpenuhi,
penghinaan khusus. Penghinaan khusus

113
Lex Crimen Vol. III/No. 4/Ags-Nov/2014

sehingga pasal tersebut tidak bisa gambaran yang disiarkan, dipertunjukan


diterapkan untuk kasus Prita Mulyasari. atau ditempelkan di muka umum, maka
yang bersalah, karena pencemaran tertulis,
B. PERUMUSAN MASALAH diancam pidana penjara paling lama satu
1. Bagaimana bentuk pencemaran nama tahun empat bulan atau denda paling
baik menurut KUHP ? banyak tiga ratus rupiah. Sebaliknya, ayat
2. Bagaimana bentuk pencemaran nama (3) menegaskan bahwa tidak merupakan
baik dalam dunia internet menurutUU pencemaran atau pencemaran tertulis, jika
No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi perbuatan terang dilakukan demi
dan Transaksi Elektronik ? kepentingan umum atau karena terpaksa
untuk bela diri.
C. METODE PENELITIAN Dari ketentuan Pasal 310, telah
Penelitian ini merupakan suatu dirumuskan tindakan Pencemaran Nama
penelitian yuridis normatif. Sebagai suatu Baik itu dapat berupa:
penelitian yuridis normatif, maka penelitian 1) Menista dengan lisan (smaad) - Pasal
ini berbasis pada analisis terhadap norma 310 ayat (1),
hukum, dengan demikian obyek yang 2) Menista derrgan surat (smaadschrift) -
dianalisis yaitu norma hukum, baik dalam Pasal 310 ayat (2).
peraturan perundang-undangan maupun Sedangkan perbuatan yang dilarang
yang sudah secara konkrit ditetapkan oleh adalah perbuatan yang dilakukan "dengan
hakim dalam kasus-kasus yang diputuskan sengaja" untuk melanggar kehormatan atau
di pengadilan. menyerang kehormatan atau nama baik
orang lain.
PEMBAHASAN Dengan demikian, unsur-unsur
1. Pencemaran Nama Baik Pencemaran Nama Baik atau penghinaan
Menurut KUHP (menurut Pasal 310 KUHP) adalah:
Salah satu perbuatan pidana yang sering 1) dengan sengaja;
mengundang perdebatan di tengah 2) menyerang kehormatan atau nama baik;
masyarakat adalah pencemaran nama baik. 3) menuduh melakukan suatu perbuatan;
Dalam peraturan perundang-undangan di 4) menyiarkan tuduhan supaya diketahui
Indonesia, pencemaran nama baik umum.
(penghinaan) diatur dan dirumuskan dalam Apabila unsur-unsur penghinaan atau
Pasal 310 KUHP. yang terdiri dari 3 (tiga) Pencemaran Nama Baik ini hanya diucapkan
ayat.3 (menista dengan lisan), maka perbuatan itu
Dalam ayat (1) dinyatakan bahwa tergolong dalam Pasa1 310 ayat (1) KUHP.
barangsiapa sengaja menyerang Namun, apabila unsur-unsur tersebut
kehormatan atau nama baik seseorang, dilakukan dengan surat atau gambar yang
dengan menuduh sesuatu hal, yang disiarkan, dipertunjukkan atau ditempelkan
maksudnya terang supaya hal itu diketahui (menista dengan surat), maka pelaku dapat
umum, diancam karena pencemaran, dijerat atau terkena sanksi hukum Pasal 310
dengan pidana penjara paling lama ayat (2) KUHP.
sembilan bulan atau denda paling banyak Hal-hal yang menjadikan seseorang tidak
tiga ratus rupiah. Selanjutnya ayat (2) dapat dihukum dengan pasal Pencemaran
menyatakan bahwa apabila perbuatan Nama Baik atau Penghinaan adalah:
tersebut dilakukan dengan tulisan atau 1) Penyampaian informasi itu ditujukan
untuk kepentingan umum.
3
2) Untuk membela diri.
Moeljatno, Kitab Undang-Undang Hukum 3) Untuk mengungkapkan kebenaran.
Pidana, Bumi Aksara, Jakarta, 2007, hlm. 114.

114
Lex Crimen Vol. III/No. 4/Ags-Nov/2014

Dengan demikian, orang yang nama baik dan bukan kehormatan dalam
menyampaikan informasi, secara lisan pengertian seksualitas. Perbuatan yang
ataupun tertulis diberi kesempatan untuk menyinggung ranah seksualitas termasuk
membuktikan bahwa tujuannya itu benar. kejahatan kesusilaan dalam Pasal 281-303
Kalau tidak bisa membuktikan KUHP Penghinaan dalam KUHP terdiri dari
kebenarannya, itu namanya penistaan atau pencemaran atau pencemaran tertulis
fitnah. (Pasal 310), fitnah (Pasal 311), penghinaan
Berdasarkan rumusan pasal di atas ringan (Pasal 315), mengadu dengan cara
dapat dikemukakan bahwa pencemaran memfitnah (Pasal 317) dan tuduhan dengan
nama baik bisa dituntut dengan Pasal 310 cara memfitnah (Pasa1318).5
ayat (1) KUHP, apabila perbuatan tersebut
harus dilakukan dengan cara sedemikian 2. Memfitnah -- Laster [Pasal
rupa, sehingga dalam perbuatannya terselip 311 ayat (1) KUHP]
tuduhan, seolah-olah orang yang Pasal 311 ayat (1) KUHP
dicemarkan (dihina) itu telah melakukan berbunyi:
perbuatan tertentu, dengan maksud agar "Barangsiapa melakukan kejahatan
tuduhan itu tersiar (diketahui oleh orang menista atau menista dengan tulisan,
banyak). Perbuatan yang dituduhkan itu dalam hal ia diizinkan untuk
tidak perlu perbuatan yang menyangkut membuktikan dan jika tuduhan itu
tindak pidana (menipu, menggelapkan, dilakukannya sedang diketahuinya tidak
berzina dan sebagainya), melainkan cukup benar, dihukum karena salah memfitnah
dengan perbuatan biasa seperti melacur di dengan hukuman penjara selama-
rumah. pelacuran. Meskipun perbuatan lamanya empat tahun."
melacur tidak merupakan tindak pidana,
tetapi cukup memalukan pada orang yang Jika kita bandingkan antara kejahatan
bersangkutan apabila hal tersebut memfitnah (laster) dan kejahatan menista
diumumkan. Tuduhan itu harus dilakukan (smaad) atau penghinaan/Pencemaran
dengan lisan, karena apabila dilakukan Nama Baik, maka perbedaan itu terletak
dengan tulisan atau gambar, maka dari ancaman hukumannya. Namun
perbuatan tersebut digolongkan demikian, pada intinya, kejahatan
pencemaran tertulis dan dikenakan Pasal memfitnah ini juga merupakan kejahatan
310 ayat (2) KUHP.4 Kejahatan pencemaran Pencemaran Nama Baik. Hanya saja,
nama baik ini juga tidak perlu dilakukan di memfitnah ini mempunyai unsur-unsur
muka umum, cukup apabila dapat yang lain.
dibuktikan bahwa terdakwa mempunyai Unsur-unsur memfitnah, yaitu:6
maksud untuk menyiarkan tuduhan 1) Seseorang melakukan kejahatan menista
tersebut. (smaad) atau menista dengan tulisan.
Pencemaran nama baik (menista) 2) Apabila orang yang melakukan kejahatan
sebenarnya merupakan bagian dari bentuk itu "diberikan kesempatan untuk
penghinaan yang diatur dalam Bab XVI membuktikan kebenaran dari
KUHP. Pengertian "penghinaan" dapat tuduhannya itu", dan bila
ditelusuri dari kata "menghina" yang berarti 3) setelah diberikan kesempatan tersebut,
"menyerang kehormatan dan nama baik ia tidak dapat membuktikan
seseorang". Korban penghinaan tersebut
biasanya merasa malu, sedangkan 5
R. Soesilo, Kitab Undang-Undang Hukum
kehormatan di sini hanya menyangkut Pidana (KUHP) serta Komentar-komentarnya
Lengkap Pasal Demi Pasal, Politeia, Bogor, 1993,
hlm. 225.
4 6
Ibid, hlm. 331., Satochid. Op.Cit. hlm. 611.

115
Lex Crimen Vol. III/No. 4/Ags-Nov/2014

kebenarannya daripada tuduhannya itu, Maka, dalam hal ini tidak boleh
dan diadakannya pemeriksaan tentang benar
4) melakukan tuduhan itu dengan sengaja atau tidaknya soal perzinahan itu apabila
walaupun diketahuinya tidak benar. tidak diajukan pengaduan oleh pihak yang
Salah satu unsur daripada delik fitnah menderita (suami atau isteri yang
(lasterdelict) ini adalah bahwa kepada orang melakukan zina).7
yang melakukan kejahatan menista atau
menista dengan tulisan itu diberi 3. Penghinaan Ringan
kesempatan untuk membuktikan Penghinaan biasa atau penghinaan
kebenarannya daripada tuduhan yang ringan ini diatur dalam Pasal 315 KUHP.
dilancarkannya. Pengertiannya, jika penghinaan
Lantas, siapakah pihak yang memberikan (Pencemaran Nama Baik) itu dilakukan
kesempatan itu? Dalam hal ini adalah dengan jalan menuduh seseorang telah
hakim, dan hakimlah yang menentukan "melakukan suatu perbuatan", maka hal itu
apakah kepada si penuduh akan diberikan tergolong Pasal 310 dan 311 KUHP. Namun,
kesempatan itu atau tidak. Jadi, hakim apabila dengan jalan atau cara lain, seperti
bebas di dalam menentukan hal ini. misalnya mengumpat atau memaki-maki
Mengenai kapan hakim memberikan dengan kata-kata keji yang menurut
kesempatan ini? Jawaban atas pertanyaan pendapat umum dapat digolongkan sebagai
ini adalah pada Pasal 312 KUHP kata-kata penghinaan, maka hal ini
sebagaimana yang telah disebutkan di atas, tergolong memenuhi unsur Pasal 315 KUHP
yakni di ruang pengadilan. Meski demikian, yang disebut penghinaan ringan atau biasa.
perlu dipahami, bahwa kekuasaan hakim Pasal 315 KUHP berbunyi: "Tiap-tiap
untuk memberi kesempatan kepada si penghinaan dengan sengaja yang tidak
pelaku/penuduh itu untuk membuktikan bersifat mencemar atau mencemar dengan
kebenaran tuduhannya dibatasi. surat yang dilakukan terhadap seseorang,
Pernbaiasan kekuasaan tersebut telah baik di muka umum dengan lisan atau
dirumuskan dalam Pasal 313 KUHP, yang dengan surat, baik di muka orang itu sendiri
berbunyi: "Pembuktian yang dimaksudkan dengan lisan atau dengan perbuatan, atau
pada Pasal 312 tidak diizinkan, jika dengan surat yang dikirimkan atau
perbuatan yang dituduhkan itu hanya dapat diterimakan kepadanya, karena bersalah
dituntut karena pengaduan orang dan melakukan penghinaan ringan, dipidana
pengaduan itu tidak dimajukan." dengan pidana penjara selama-lamanya
Pengertian Pasal 313 KUHP ini adalah: empat bulan dua minggu atau dengan
kekuasaan hakim dibatasi sedemikian rupa, sebanyakbanyaknya empat ribu lima ratus
yaitu apabila perbuatan yang dituduhkan rupiah."
oleh si penuduh itu merupakan suatu Dari ketentuan Pasal 315 KUHP ini, maka
perbuatan yang hanya dapat dituntutjika unsur-unsur penghinaan ringan ini adalah:
terdapat pengaduan (klachtdelict) dan 1) setiap penghinaan yang dilakukan
belum terdapat pengaduan mengenai dengan sengaja;
perbuatan itu. Untuk memudahkan 2) penghinaan itu tidak boleh bersifat
pengertian di atas, maka diberikan contoh menista atau menista dengan surat
kasus ini: seseorang telah menyiarkan (smaad atau smaadschrift);
tuduhan bahwa orang lain telah melakukan 3) Dilihat dari cara perbuatan itu dilakukan,
perbuatan zina menurut Pasal 284 KUHP, yaitu dengan syarat salah satu atau
dengan keterangan bahwa disiarkannya semua jenis perbuatan ini dilakukan:
tuduhan itu karena ia membela
kepentingan umum dan membela diri. 7
R. Sugandhi, Op.Cit. hlm. 333.

116
Lex Crimen Vol. III/No. 4/Ags-Nov/2014

a. di tempat umum dengan lisan atau surat pengaduan atau surat


dengan tulisan; pemberitahuan yang palsu tentang
b. di depan atau di hadapan orang yang seseorang kepada pembesar negeri,
dihina dengan lisan atau dengan sehingga kehormatan atau nama baik
perbuatan-perbuatan; orang itu terserang, dipidana karena
c. secara tertulis yang dikirimkan atau bersalah memfitnah dengan pengaduan
yang disampaikan kepada yang dengan pidana penjara selama-lamanya
terhina. empat tahun.
Mengenai perbedaan antara Pasal 310 - Ayat (2): Pencabutan hak tersebut dalam
dan 315 adalah: pada pasal 310 penghinaan Pasal 35 No. 1-3 dapat dijatuhkan.
(Pencemaran Nama Baik) yang dituduhkan
itu dalam hal melakukan perbuatan 5. Penghinaan terhadap Orang yang
tertentu, misalnya A menuduh B melakukan Meninggal
perbuatan perselingkuhan dengan Sebagaimana yang telah dijelaskan di
perzinahan. Sedangkan yang dimaksud muka, bahwa penghinaan atau Pencemaran
Pasal 315 adalah A memaki-maki secara Nama Baik itu harus memenuhi syarat
langsung kepada B (atau berkirim surat dilakukan terhadap manusia hidup. Akan
langsung kepada B) dengan kata-kata tidak tetapi, terhadap hal ini ada
pantas umpamanya: "iblis", "bajingan", dan pengecualiannya, yaitu beberapa jenis
lain sebagainya. perbuatan yang dilarang dan diancam
Agar seseorang dapat dituntut dengan dengan hukuman penghinaan yang
Pasal 315 KUHP ini, maka kata-kata hinaan ditujukan kepada "orang yang telah
yang dikemukakan secara lisan atau tertulis meninggal clunia" dan "badan resmi".
itu harus dilakukan di tempat umum, dan Mengenai penghinaan atau Pencemaran
yang dihina itu tidak perlu berada di tempat Nama Baik terhadap "orang yang telah
itu. Namun, apabila penghinaan itu tidak meninggal dunia" diatur dalam Pasal 320
dilakukan di tempat umum, maka agar KUHP, yang berbunyi:
dapat dituntut dengan pasal ini perlu - Ayat (1): Barangsiapa yang melakukan
memenuhi unsur: perbuatan terhadap orang yang sudah
1) dengan lisan atau perbuatan, berarti mati dan perbuatan itu bersifat menista
orang yang dihina harus berada di atau menista dengan surat jika sekiranya
hadapannya (melihat dan mendengar ia masih hidup, dihukum dengan
sendiri); hukuman penjara selama-lamanya
2) dengan surat atau tulisan, berarti surat empat bulan dua minggu atau denda
itu harus dialamatkan (dikirimkan) sebanyak-banyaknya tiga ratus rupiah.
kepada yang dihina. - Ayat (2): Kejahatan itu hanya dituntut
atas pengaduan salah seorang keluarga
4. Memfitnah dengan Pengaduan sedarah atau keluarga semenda dalam
(lasterlijke aanklacht) keturunan yang lurus atar yang
Yang dimaksud memfitnah dengan menyimpang sampai derajat kedua dari
pengaduan sebagaimana diatur dalam Pasal orang yang rnati itu atau atas pengaduan
317 KUHP adalah: "menyampaikan suatu suami (isterinya).
pengaduan tertentu kepada yang berwajib - Ayat (3): Bilamana menurut adat
dan pengaduan ini mengandung suatu keturunan ibu (matriamhale instellingen)
penghinaan:" kekuasaan baFak dijalankan oleh orang
Pasal 317 KUHP berbunyi: lain daripada bapak, maka kejahatan
- Ayat (1): Barangsiapa dengan sengaja itudapat dituntut atas pengaduan orang
memasukkan atau menyuruh menuliskan itu.

117
Lex Crimen Vol. III/No. 4/Ags-Nov/2014

1) Penghinaan terhadap Presiden dan Wakil


6. Penghinaan terhadap Badan Resmi Presiden (Pasal 134 dan Pasal 137
(Badan Umum) KUHP), pasal-pasal ini telah dibatalkan
Mengenai penghinaan atau Pencemaran atau dinyatakan tidak berlaku lagi oleh
Nama Baikterhadap badan resmi atau Mahkamah Konstitusi;
badan umum ini diatur dalam Pasal 207 - 2) Penghinaan terhadap kepala negara
208 KUHP. Pasal 207 berbunyi: "Barangsiapa asing (Pasal 142 -144 KUHP);
yang dengan sengaja di muka umum 3) Penghinaan terhadap segolongan
dengan lisan atau dengan tulisan menghina penduduk/kelompok/ organisasi (Pasal
suatu kekuasaan yang diadakan di daerah 156 dan Pasal 157 KUHP);
Republik Indonesia atau suatu badan 4) Penghinaan terhadap pegawai agama
pemerintahan yang diadakan di sini, (Pasal 177 KUHP);
dihukum dengan hukuman penjara selama- 5) Penghinaan terhadap kekuasaan yang
lamanya satu tahun enam bulan atau denda ada di Indonesia (Pasal 207 dan Pasal
sebanyak-banyaknya empat ribu lima ratus 208 KUHP).
rupiah."
Unsur-unsur delik dari perbuatan Pasal 8. Pencemaran Nama Baik adalah Delik
207 KUHP ini adalah: Aduan
1) Perbuatan yang dilakukan dengan Di dalam hukum pidana dikenal
sengaja; rumusan: "suatu perbuatan yang dilarang
2) Yang berupa penghinaan (belediging); oleh undang-undang yang diancam dengan
3) Dilakukan di muka umum; hukuman". Perumusan ini oleh sarjana-
4) Ditujukan terhadap suatu kekuasaan sarjana hukum Belanda (mengingat kita
yang diadakan di daerah Republik masih menggunakan hukum pidana produk
Indonesia atau suatu badan zaman Belanda) disebut strafbaar feit.
pemerintahan yang terdapat di situ. Namun demikian,. Kartanegara8 lebih
Seperti yang telah dituliskan condong menggunakan istilah "delik"
sebelumnya, bahwa kejahatan penghinaan sebagai padanan istilah strafbaar feit.
atau Pencemaran Nama Baik hanya Untuk memudahkannya, rumusan delik
ditujukan kepada seorang manusia yang harus memuat beberapa unsur, yaitu:9
masih hidup. Akan tetapi, terdapat 1) Suatu perbuatan;
pengecualiannya yaitu penghinaan atau 2) Perbuatan itu dilarang dan diancam
Pencemaran Nama Baik itu yang ditujukan dengan hukuman oleh undang-undang;
terhadap suatu badan resmi atau suatu 3) Perbuatan itu dilakukan oleh orang yang
badan kekuasaan pemerintahan. Maksud dapat dipertanggungjawabkan.
pasal ini adalah untuk menjamin alat-alat
negara atau badan-badan pemerintahan Dengan demikian, suatu perbuatan
agar dihormati oleh rakyatnya. pidana (peristiwa pida, ia) hanya dapat
dituntut jika memenuhi unsur-unsur delik.
7. Penghinaan Lain dalam Pasal KUHP Kendati demikian, tidak semua peristiwa
Sebagaimana yang telah dipaparkan pidana dapat dituntut kecuali adanya
sebelumnya, bahwa pasal-pasal dalam Bab pengaduan. Atau, dengan kata lain, ada
XVI Pasal 310 - 321 KUHP telah mengatur beberapa delik yang dapat dituntut jika ada
tentang penghinaan atau Pencemaran
Nama Baik. Namun demikian, di pasal-pasal
lainnya juga diatur mengenai penghinaan
8
atau Pencemaran Nama Baik sebagai pasal- Satochid Kertanegara, Op-Cit.
9
pasal khusus, yaitu: Perumusan ini menurut ajaran Simons. Lihat:
Ibid, hlm. 74

118
Lex Crimen Vol. III/No. 4/Ags-Nov/2014

pengaduan atau permintaan dari yang mengenal pengaduan terhadap


terkena peristiwa pidana. pelanggaran. Ketentuan mengenai delik
Pengaduan di sini harus dibedakan aduan tidak diatur secara khusus atau
dengan laporan. Laporan adalah tersendiri di dalam KUHP, melainkan
pemberitahuan semata. Sedangkan terpencar-pencar dalam pasal-pasal KUHP.
Pengaduan adalah syarat yang mutlak bagi
penuntutan. 2. Pencemaran Nama Baik Dalam Dunia
Untuk memudahkan pengertian delik Internet Menurut Undang-Undang
aduan, perlu digambarkan mengenai azas Nomor 11 Tahun 2008 Tentang
umum dalam hukum pidana. Di dalam Informasi Dan Transaksi Elektronik
KUHP telah diatur hal-hal yang bersifat Undang-Undang No. 11 Tahun 2008
hukum publik. Karena itu, terdapat azas tentang Informasi dan Teknologi dan
umum yang menentukan bahwa: "untuk Elektronika (selanjutnya disebut UU ITE)
menuntut suatu delik, baik yang berupa adalah produk hukum yang mengatur
kejahatan maupun pelanggaran, hak untuk permasalahan-permasalahan di dunia maya
melakukan penunututan terletak pada atau internet. Beberapa pasal dalam UU ITE
penuntut umum, dan umumnya yang dilarang dilanggar di dalam
permintaan dari pihak yang menderita memanfaatkan dunia internet atau
untuk melakukan penunututan tidak perbuatan yang dilarang dilakukan dalam
mempunyai pengaruh". Artinya, ada atau mengakses di dunia internet adalah Pasal
tidak ada permintaan dari si korban atau 27, Pasal 28, Pasal 29.
keluarga korban, tidak bepengaruh Dengan menggunakan pasal-pasal KUHP
terhadap penuntutan. untuk menjerat pelaku Pencemaran Nama
Sekalipun demikian, KUHP mengenal Baik melalui internet, oleh sebagian ahli
pengecualian atau penyimpangan terhadap hukum dinyatakan KUHP tak dapat
azas umum hukum pidana tersebut, yaitu: diterapkan, namun sebagian ahli hukum
di dalam ketentuan KUHP terdapat lain menganggapnya KUHP dapat
beberapa jenis delik yang hanya dapat menjangkaunya. Akan tetapi, terlepas dari
dituntut jika ada pengaduan dari si perdebatan itu, yang jelas Mahkamah
penderita (si korban). Dan, delik semacam Konstitusi (MK) ketika memberikan putusan
inilah yang digolongkan delik aduan. terhadap permohonan judicial review Pasal
Untuk kejahatan Pencemaran Nama Baik 27 ayat 3 UU No 11 Tahun 2008 tentang
atau penghinaan atau semua penghinaan Informasi dan Transaksi Elektronik, dalam
yang diatur dalam Pasal 310 sampai dengan pertimbangan hukumnya menyatakan:
Pasal 321 KUHP ini adalah delik aduan, secara harfiah bahwa unsur di muka umum,
terkecuali Pasal 316 KUHP yaitu penghinaan diketahui umum, atau disiarkan dalam Pasal
yang dilakukan terhadap pegawai negeri 310 ayat (2) KUHP tidak dapat diterapkan
yang sedang melakukan tugasnya yang sah. dalam dunia maya, sehingga memerlukan
Penuntutan untuk Pasal 316 ini tidak unsur ekstensif yaitu mendistribusikan
membutuhkan pengaduan dari orang yang dan/atau mentransmisikan, dan/atau
dihina (bukan delik aduan). Namun, dalam membuat dapat diaksesnya informasi
praktiknya, pegawai negeri yang dihina itu elektronik dan/atau dokumen elektronik
diminta membuat pengaduan. yang memiliki muatan penghinaan dan/
Sedangkan pasal-pasal penghinaan lain atau Pencemaran Nama Baik. Pada intinya,
yang bukan delik aduan ialah penghinaan MK menyatakan bahwa Pasal-Pasal tertentu
yang diatur dalam Pasal 134, 137, 142, 143, dalam KUHP dianggap tidak cukup
144, 177, 183, 207 dan 208. Delik aduan memadai untuk menjawab persoalan-
hanya terdiri atas kejahatan, dan tidak

119
Lex Crimen Vol. III/No. 4/Ags-Nov/2014

persoalan hukum yang muncul akibat semua orang, seperti ke berbagai mailis dan
aktivitas di dunia maya. bukan hanya terbatas ke teman-teman.
Memang, kaidah hukum Pencemaran Akan tetapi, jika menyebarkan informasi
Nama Baik itu tak hanya diakomodir oleh yang dimilikinya hanya ke teman-teman
KUHP tapi juga produk hukum di luar KUHP sendiri, maka itu artinya ia memang
yang juga menerapkan sanksi pidana, di memiliki hak.
mana produk hukum itu adalah UU No. 11 Bagaimana jika ia hanya mem-forward
Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi email atau meneruskan/ mendistribusikan
Elektronik. Oleh sebab itu, jika merujuk informasi yang didapat dari teman ke
pada putusan Mahkamah Konstitusi teman lainnya? Untuk kasus seperti ini,
sebagaimana disebutkan di atas, maka maka tanggungjawab distribusi hanya
dalam hal Pencemaran Nama Baik melalui sampai ke teman yang dikirimkannya saja.
internet, hukum yang digunakan untuk Dan, oleh karenanya, ia tidak dapat terjerat
menyelesaikannya adalah UU ITE, bukan pasal Pencemaran Nama Baik menurut UU
KUHP. ITE. Dengan demikian, pengertian distribusi
Melihat isi Pasal Pencemaran Nama Baik itu ada distribusi dalam artian luas atau
UU ITE sebagaimana yang disebutkan di hanya memberi informasi keteman-teman.
atas, maka agar dapat memenuhi syarat Kalau seseorang memang sengaja
Pencemaran Nama Baik, unsur-unsurnya menyebarkan informasi yang Dapat
adalah: mengandung pencemaran itu ke mailis A, B,
1) setiap orang; C dan mengirim ke semua orang, bukan
2) dengan sengaja; hanya teman, maka orang itu telah "tanpa
3) tanpa hak mendistribusikan dan/atau hak mendistribusikan" informasi bermuatan
mentransmisikan dan/ atau membuat pencemaran.
dapat diaksesnya informasi elektronik Pasal Pencemaran Nama Baik dalam UU
dan/ atau dokumen elektronik; ITE ini memang menimbulkan kontroversi.
4) memiliki muatan penghinaan dan/atau Bahkan, dinilai hal ini merupakan
Pencemaran Nama Baik. Yang kemunculan pasal karet atau
dimaksud unsur sengaja atau hatzaaiartikelen gaya baru. Dan, tak hanya
kesengajaan di sini adalah orang itu itu saja, pasal ini juga dinilai lebih kejam
memang mengetahui dan ketimbang pasal Pencemaran Nama Baik
menghendaki informasi yang dalam KUHP, karena adanya disparitas yang
mengandung pencemaran itu tersebar cukup besar dalam hal sanksi hukumannya.
untuk merusak kehormatan atau nama Coba saja simak, untuk urusan sanksi
baik seseorang. pidana, ternyata hukuman pidana yang
Namun demikian, belum dapat diatur oleh UU ITE yang notabene buatan
dikategorikan Pencemaran Nama Baik bangsa sendiri tidak tanggung-tanggung
sesuai Pasal 27 ayat (3) UU ITE apabila yaitu diancam hukuman maksimal 6 (enam)
unsur selanjutnya tidak terpenuhi. Oleh tahun penjara, dan angka maksimal ini
karenanya, harus dilihat pula unsur "tanpa merupakan salah satu syarat orang bisa
hak mendistribusikan". Sehingga, harus ada ditahan terlebih dahulu dalam proses
unsur kesengajaan dan unsur tanpa hak penyidikan. Karena, syarat seorang dapat
mendistribusikan, di mana kedua unsur ditahan di proses penyidikan, salah satunya
tersebut bersifat kumulatif. Jadi, unsur adalah jika ancaman hukumannya di atas 5
"tanpa hak mendistribusikan" ini tahun. Kini, bandingkan dengan ketentuan
ditafsirkan: bahwa informasi yang Pencemaran Nama Baik dalam KUHP yang
mengadung pencemaran itu sengaja notabene produk kolonial Belanda,
disebarluaskan atau didistribusikan ke ancaman hukumannya maksimum 4 tahun

120
Lex Crimen Vol. III/No. 4/Ags-Nov/2014

penjara, bahkan Pasal 310 KUHP hanya hak-hak dasar untuk mencari, memperoleh
memberikan ancaman hukuman 9 bulan informasi. Ditambahkan pula, bahwa
penjara. Jadi, dengan substansi tuduhannya pembatasan yang dimaksud juga tidak
sama, namun dalam UU ITE sanksi dapat serta-merta dikatakan sebagai bentuk
hukuman yang diberikan lebih berat penolakan atau pengingkaran nilai-n+lai
ketimbang KUHP. demokrasi.
Padahal, dalam ketentuan Pasal 27 Ayat Namun, catatan penting dalam putusan
3 dan Pasal 45 Ayat 1 UU ITE tidak ada Mahkamah Konstitusi itu yang cukup
definisi yang jelas mengenai apa yang melegakan adalah jawaban terhadap
dimaksud dengan penghinaan atau ketidakjelasan kategorisasi delik. Jika kita
pencemaran Nama Baik. Oleh karena itu, buka Pasal 27 ayat (3) UU ITE nyatanya tidak
untuk menentukan apakah telah menjelaskan apakah delik ini masuk dalam
dipenuhinya unsur Pencemaran Nama Baik kategori Delik Aduan atau masuk dalam
dalam UU ITE harus pula merujuk Pasal 311 kategori Delik Biasa. Oleh sebab itu, dalam
KUHP. Hanya saja sayangnya, Mahkamah pertimbangan hukumnya Mahkamah
Konstitusi malah makin mengukuhkan Konsitusi menyatakan bahwa pada
eksistensi pasal Pencemaran Nama Baik pokoknya masuknya Pasal 27 ayat (3) UU
dalam UU ITE tersebut. Dalam putusannya, ITE kedalam Delik Aduan.
MK menyatakan negara berwenang Jika menilai putusan MK tersebut secara
melarang pendistribusian/ pentransmisian keseluruhan, tampaknya Mahkamah
informasi semacam itu sebagai bagian dari Konstitusi tidak melihat lebih jauh
perlindungan hak warga negara dari mengenai nilai-nilai filosofis yang ada dalam
ancaman serangan penghinaan atau pasal Pencemaran Nama Baik yang
Pencemaran Nama Baik. Pasal 27 Ayat (3) bermuara dalam Pasal 310 dan 311 KUHP
UU ITE dinyatakan oleh MK tidak yang merupakan produk penjajah Belanda,
bertentangan dengan UUD 1945. yang dapat dengan mudah dijadikan alat
Dalam pertimbangannya, MK mengakui penguasa untuk memenjarakan orang.
hak tiap warga negara untuk mencari, Sehingga, Mahkamah Konsitusi tetap
memperoleh, memiliki, menyimpan, menyatakan Pasal 21 ayat (3) UU ITE itu
mengolah, dan menyimpan informasi. tetap berlaku sekalipun sanksi pidananya
Namun, hal tersebut tidak boleh jauh lebih berat dari pasal penghinaan di
menghilangkan hak orang lain untuk KUHP.
mendapat perlindungan diri, keluarga, Yang juga tak kalah pentingnya, selain
kehormatan, martabat dan nama baiknya. diatur dalam UU ITE, pasal Pencemaran
Oleh sebab itu, adalah kewenangan negara Nama Baik juga terdapat dalam UU No. 31
untuk mengatur hal tersebut dapat Tahun 2002 tentang Penyiaran. Hal mana
dibenarkan guna menciptakan situasi yang diatur dalam Pasal 36 ayat (5) UU
lebih kondusif bagi terpenuhinya hak atas Penyiaran, yang berbunyi: "Isi siaran
perlindungan diri pribadi, keluarga, dilarang :
kehormatan, martabat, dan nama baik a) bersifat fitnah, menghasut, menyesatkan
seseorang. Menurut MK, Pasal 27 Ayat (3) dan/atau bohong;
UU ITE tersebut hanya n,Qn,hatari ciapa b) menonjolkan unsur kekerasan, cabul,
saia vang dengan sengaia dan tanpa hak perjudian, penyalahgunaan narkotika
mendistribusikan atau mentransmisikan dan obat terlarang; atau
informasi atau dokumen elektronik yang c) mempertentangkan suku, agama, ras,
memuat unsur penghinaan. Dan, dan antargolongan." Dengan
pembatasan itu tidak dilakukan dalam berdasarkan hal-hal di atas, maka
rangka memasung atau membenamkan sepatutnya aparat penegak hukum, baik

121
Lex Crimen Vol. III/No. 4/Ags-Nov/2014

kepolisian sebagai ujungtombak dan Pencemaran Nama Baik diberikan


pelaksana KUHP maupun kejaksaan yang definisinya, sedangkan UU ITE hanya
mengajukan penuntutan, perlu berhati- menyebut penghinaan tanpa
hati dan tidak mudah menindaklanjuti menjelaskannya, sehingga pasal ini
laporan mengenai Pencemaran Nama dapat menimbulkan ketidakpastian
Baik atau penghinaan, mengingat hal hukum.
tersebut sangatlah subyektif sifatnya.
B. Saran
PENUTUP Seseorang yang menyampaikan pen-
A. Kesimpulan dapat atau kritikan secara lisan atau tertulis
1. Dalam peraturan perundang- tidak dapat begitu saja dijerat dengan
undangan di Indonesia, pencemaran pencemaran nama baik dan dijatuhi pidana
nama baik (penghinaan) diatur dan karena perbuatannya. Hal tersebut disebab-
dirumuskan dalam Pasal 310 KUHP, kan karena penyampaian pendapat atau
yang terdiri dari menista dengan lisan kritikan tersebut bisa saja merupakan
(Pasal 310 ayat (1)) dan menista bagian dari hak asasi manusia yang dijamin
dengan surat ( Pasal 310 ayat (2)), dan dilindungi oleh peraturan perundang-
sedangkan Pasal 310 ayat (3) undangan. Misalnya saja dalam Pasal 310
menyatakan: "Tidak dapat dikatakan ayat (3) KUHP yang menegaskan bahwa "ti-
menista atau menista dengan surat dak merupakan pencemaran atau
jika nyata perbuatan itu dilakukan pencemaran tertulis, jika perbuatan terang
untuk mempertahankan kepentingan dilakukan demi kepentingan umum atau
umum atau karena terpaksa karena terpaksa untuk bela diri". Dengan
untuk.mempertahankan diri." Jenis demikian, perbuatan pencemaran nama
pencemaran nama baik atau baik secara lisan maupun tidak tertulis tidak
penghinaan yang lain adalah fitnah dapat dipidana, apabila perbuatan tersebut
(Pasal 311), penghinaan ringan (Pasal dilakukan demi membela "kepentingan
315), mengadu dengan cara umum" atau terpaksa untuk "membela
memfitnah (Pasal 317) dan tuduhan diri".
dengan cara memfitnah (Pasa1318). Demi terwujudnya kepastian hukum
2. Pasal Pencemaran Nama Baik dalam yang mengatur mengenai pencearan nama
UU ITE ini memang menimbulkan baik yang dilakukan melalui jejaring social
kontroversi. Bahkan, dinilai hal ini di internet,dengn facebook dan e-mail yang
merupakan kemunculan pasal karet di tampilkan pada media internet
atau hatzaaiartikelen gaya baru. Dan, sebagaimana diatur dalam pasal 27 ayat (3)
tak hanya itu saja, pasal ini juga dinilai Jo pasal 45 ayat (1) Undang-Undang Nomor
lebih kejam ketimbang pasal 11 Tahun 2008 tentang informasi dan
Pencemaran Nama Baik dalam KUHP, Transaksi Eletronika (ITE).
karena adanya disparitas yang cukup
besar dalam hal sanksi hukumannya. DAFTAR PUSTAKA
Selain itu, Pasal 27 ayat (3) UU ITE ini Chazawi, Adani., Kejahatan Tubuh &
dinilai tumpang tindih dengan Pasa1 Nyawa, Penerbit PT RajaGrafindo
310 dan 311 KUHP. Dan, yang lebih Persada, Jakarta, 2007.
mengkhawatirkan lagi, pasal tersebut Kartanegara, Satochid., Hukum Pidana II
juga mudah untuk Delik-Delik Tertentu, Balai Lektur, Jakarta,
dikomersialisasikan. Karena, pasalnya Tanpa Tahun.
terlalu umum dan multitafsir. Di
dalam KUHP mengenai penghinaan

122
Lex Crimen Vol. III/No. 4/Ags-Nov/2014

Lamintang, P.A.F, Dasar-dasar Hukum


Pidana Indonesia, (Bandung : Sinar Baru,
1985).
Moeljatno, Kitab Undang-Undang Hukum
Pidana, Bumi Aksara, Jakarta, 2007.
Muladi, "Ancaman Pencemaran Nama Baik
Mengintai", www. hukumonline.com
tanggal 30 Mei 2005.
Prodjodikoro, Wirjono., Tindak-Tindak
Pidana Tertentu di Indonesia, PT.
ERESEO, Jakarta-Bandung, 1980.
Putusan Mahkamah Konstitusi tanggal 6
Desember 2006 No.: 013-022/PUU-
IV/l006.
Samidjo, Ringkasan dan Tanya Jawab
Hukum Pidana, (Bandung: Armico,
1980), hal. 77.
Simorangkir, J.C.T., Erwin, Rudy T., dan
Prasetyo, J.T., Kamus Hukum, (Jakarta:
Aksara Baru, 1987).
Soesilo, R., Kitab Undang-Undang Hukum
Pidana (KUHP) serta Komentar-
komentarnya Lengkap Pasal Demi Pasal,
Politeia, Bogor, 1993.
Sugandhi, R., KUHP dan Penjelasannya,
Penerbit Usaha Nasional Surabaya, 1981.
Internet :
http://en.wikipedia.org/wiki/Leonard_Klein
rock
"Kasus Prita, Melanggar HAM", dalam
www.liputan6.com.
"Prita Mulyasari Bebas", dalam
www.liputan6.com.

123

Anda mungkin juga menyukai