Bioremidiasi Dan Fitoremidiasi
Bioremidiasi Dan Fitoremidiasi
Oleh
Nama : Syarifah Fauziah
NIM : A1L012127
Bioremediasi berasal dari dua kata yaitu bio dan remediasi yang dapat
bentuk yang lebih sederhana dan aman bagi lingkungan tersebut. Bioremediasi
teknologi lingkungan yang bersih, alami, dan paling murah untuk mengantisipasi
masalah-masalah lingkungan.
metan, dan air. Dalam arti lan bioremediasi merujuk pada penggunaan secara
(biasanya kontaminan tanah, air dan sedimen) yang mencemari lingkungan dan
kelebihan nutrien, logam dan bakteri patogen). Penggunaan tumbuhan ini biasa
tersebut sesuai dengan keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 128
tahun 2003 maka diperlukan pengolahan limbah minyak bumi sebagai upaya
polialifatik hidrokarbon seperti alkana (n-normal, iso dan siklo) dan poliaromatik
unsur logam (As, Cd, Cr, Hg, Pb, Zn, Ni, Cu) serta non hidrokarbon seperti
senyawa nitrogen, sulfur, oksigen dan aspal (Connell & Miller, 1995).
dibutuhkan karena lahan ini masih menjadi lahan tidur yang tidak produktif, serta
yang dipilih bukan merupakan tanaman pertanian yang bisa dikonsumsi oleh
manusia, karena untuk menghindari adanya sisa kontaminan yang kurang aman
jika dikonsumsi manusia. Secara alamiah lingkungan memiliki kemampuan untuk
proses bologis dan kimiawi. Namun, Sering kali beban pencemaran di lingkungan
campur tangan manusia dengan teknolgi yang ada untuk mengatasi pencemaran
dengan teknik bioremidiasi, yaitu suatu teknologi yang ramah lingkungan, efektif
teknologi ini diharapkan dapat mereduksi minyak buangan yang ada dan
mikroorganisme, yakni: Pseudomonas sp. dan Klebsiella sp. yang telah diketahui
kemampuan menyerap logam dan mineral yang tinggi atau sebagai fitoakumulator
dan fitochelator. Konsep pemanfaatan tumbuhan dan mikroorganisme untuk
organik maupun anorganik dalam bentuk padat, cair, dan gas (Salt et al., 1998).
pada lahan pasca tambang emas, dalam penelitian ini adalah dari jenis
Pseudomonas sp. dan Klebsiella sp. Bakteri Pseudomonas sp. Merupakan bakteri
yang memiliki peranan penting dalam keseimbangan alam, dan bakteri Klebsiella
sp. juga bakteri yang banyak tersebar di alam, baik di air maupun di tanam
merkuri pada media cair dengan mekanisme yang berbeda. Kombinasi mekanisme
kerja yang terjadi antara bakteri Pseudomonas sp. dan bakteri Klebsiella sp.
mengubah Hg2+ terlarut menjadi Hg0 yang volatile (Wagner-Dbler et al., 2000),
hydrogen sulfida (H2S) dibawah kondisi aerobik, yang dapat mengendapkan ion
Hg2+ yang terlarut menjadi HgS yang tidak larut dalam air, sehingga dapat
merkuri pada kultur yang ditanam pada isolat campuran kedua jenis bakteri ini
lebih besar dibandingkan dengan isolat tunggal. Jenis unsur hara yang diukur
dalam penelitian ini meliputi: unsur hara makro dan unsur hara mikro, yang
meliputi: unsur C, N, P, K, Na, Ca, Mg, Fe. Aplikasi reklamasi terpadu pada lahan
Connel, D.W. & G.J. Miller. 1995. Kimia dan Ekotoksikologi Pencemaran.
Jakarta. UI Press.
Salt, D.E., R.D. Smith and I. Raskin. 1998. Annual Review Plant Physiology and
662.
Wagner- Dbler, I., H.V. Canstein, Y. Li., K.N. Timmis, & W.D. Deckwer. 2000.