Kriteria KLB
Jumlah penderita baru dalam satu bulan menunjukkan kenaikan dua kali lipat atau
lebih bila dibandingkan dengan angka rata-rata perbulan dalam tahun sebelumnya.
Angka rata-rata per bulan selama satu tahun menunjukkan kenaikan dua kali lipat
atau lebih dibanding dengan angka rata-rata per bulan dari tahun sebelumnya.
Case Fatality Rate dari suatu penyakit dalam suatu kurun waktu tertentu
menunjukan kenaikan 50% atau lebih, dibanding dengan CFR dari periode
sebelumnya.
Propotional Rate (PR) penderita baru dari suatu periode tertentu menunjukkan
kenaikan dua kali atau lebih dibanding periode yang sama dan kurun waktu/tahun
sebelumnya.
Toxin
Entero toxin, misal yang dihasilkan oleh Staphylococus aureus, Vibrio, Kholera,
Eschorichia, Shigella.
Endotoxin.
Infeksi
Virus.
Bacteri.
Protozoa.
Cacing.
Toxin Biologis
Racun jamur.
Alfatoxin.
Plankton
Racun ikan
Racun tumbuh-tumbuhan
Toxin Kimia
Zat kimia organik: logam berat (seperti air raksa, timah), logam-logam lain
cyanida.
Sumber KLB
Manusia misal: jalan napas, tenggorokan, tangan, tinja, air seni, muntahan, seperti
:Salmonella, Shigella, Staphylococus, Streptoccocus, Protozoa, Virus Hepatitis.
Kegiatan manusia, misal : Toxin biologis dan kimia (pembuangan tempe bongkrek,
penyemprotan, pencemaran lingkungan, penangkapan ikan dengan racun).
Penyakit Wabah
1. Kholera
2. Pes
3. Demam kuning
4. Demam bolak-balik
5. Tifus bercak wabah
6. Demam Berdarah Dengue
7. Campak
8. Polio
9. Difteri
10. Pertusis
11. Rabies
12. Malaria
13. Influensa
14. Hepatitis
15. Tipus perut
16. Meningitis
17. Encephalitis
18. Anthrax
19. SARS
Kholera:
Tinja mengucur seperti air sehingga dalam waktu singkat tubuh kekurangan cairan
( dehidrasi) .
Pemeriksaan laboratorium pada najis/muntahan ditemukan adanya kuman kholera
(Vibrio cholera) dan dalam darah terdapat zat antinya.
Pes:
Pemeriksaan laboratorium pada darah, cairan bubo, sputum atau usap tenggorok
menunjukkan adanya kuman pes (Yersinia pestis).
Demam Kuning
Demam mendadak,
Kulit kuning, sakit kepala, lemah/lesu, mual, muntah, denyut nadi lambat dan
lemah,
Demam 2-9 hari diikuti masa tanpa demam 3-4 hari yang berulang-ulang 2-10 kali.
Pemeriksaan laboratorium pada darah menunjukkan adanya zat anti terhadap tifus
bercak wabah (Rickettsia prowazeki).
DBD
Lemah/lesu atau gelisah, nyeri ulu hati, hati membesar dan disertai pendarahan di
kulit berupa bintik merah (petechiae), ruam (purpura), atau lebam (ecchymosis) .
Campak
Panas tinggi, sakit kepala, batuk pilek dan conjunctivitis fotophoby yang berakhir
lebih kurang setelah 3-7 hari.
Masa timbulnya bercak-bercak merah (rash) pada kulit sesudah kira-kira 3 hari
panas. Mula-mula timbul pada belakang telinga menyebar ke seluruh muka, dada
dan anggota badan lainnya.
Bercak bertahan selama 4-6 hari, bila tidak ada komplikasi panas akan turun
setelah timbul bercak.
Sebelum bercak timbul ada "koplik spot" yaitu bercak seperti putih garam pada
mukosa (selaput lendir) pipi.
Polio:
Difteri
Sakit waktu menelan, leher membengkak seperti leher sapi (bullneck) disebabkan
karena pembengkakan kelenjar leher dan sesak napas disertai bunyi (stridor) .
Pertusis
Batuk beruntun, pada akhir batuk anak menarik nafas panjang dan terdengar, suara
"hup" (whoop) khas, biasanya disertai muntah.
Batuk lebih sering pada malam hari. Anak mengeluarkan riak liat dan kental.
Akibat batuk yang berat dapat terjadi perdarahan conjungtiva atau edema
periorbital.
Rabies
Demam tinggi, sakit kepala hebat, kelumpuhan mulai dari tungkai menjalar ke
atas, sulit menelan, takut air (hydrophobia), sulit bernapas, kesadaran menurun,
Terjadi beberapa minggu sampai satu tahun setelah digigit anjing, kucing, kera,
yang menderita rabies.
Pemeriksaan laboratorium pada otak dan kelenjar air liur hewan yang menggigit,
dan pada air liur, air mata serta jaringan otak penderita menunjukkan adanya virus
Rabies.
Malaria
Demam berkeringat-dingin, menggigil, yang berulang setiap I-3 hari, sakit kepala
hebat, badan lemah, muka pucat, sering disertai mual, muntah dan nyeri otot.
Influenza
Demam, perasaan dingin dan ingusan 1-6 hari, seringkali disertai sakit kepala,
sakit pada otot-otot clan batuk.
Hepatitis
Demam badan lemas, mual, selaput mata kuning, air seni berwarna seperti air teh
kental.
Tifus Abdominalis
Demam tinggi terus menerus 1 minggu atau lebih, badan lemah, sakit kepala,
sembelit (obstipasi) kadang-kadang diare, permukaan lidah kotor dan pinggirnya
merah, disertai dengan kesadaran menurun.
Pemeriksaan laboratorium pada darah, air seni, tinja atau sumsum tulang
menunjukkan kuman Salmonella typhi dan pada darah terdapat adanya kenaikan
kadar zat antinya
Meningitis
Enchephalitis
Panas tinggi, kejang-kejang, kesadaran menurun dan reflek patologis positif.
Anthrax
Tipe Kulit :
Kulit melepuh (vesikel) tanpa sebab yang jelas atau tukak (ulcus) dengan pinggir
menonjol dan bagian tengahnya berwarna merah tua-kehitaman, kadang-kadang
disertai demam tinggi.
Tipe gastrointestinal :
Sakit perut hebat yang terjadi beberapa jam sesudah makan daging hewan yang
menderita penyakit anthrax.
Pemeriksaan laboratorium pada darah, lesi di kulit, tinja/ rektal swab, bangkai
hewan (tulang, daging, alat organ dalam), dan tanah yang tercemar hewan
penderita anthrax menunjukkan adanya kuman anthrax (Bacillus Anthracis).