Anda di halaman 1dari 37

ANALISIS KARAKTERISTIK PEMILIHAN MODA

TRANSPORTASI OLEH MAHASISWA TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

Diajukan sebagai syarat untuk menempuh Ujian Akhir Semester


Mata Kuliah Metodologi Penelitian
Di Fakultas Teknik Program Studi Teknik Sipil
Universitas Kristen Maranatha

Disusun Oleh:
MUHAMAD RIZKY BARNAS
NRP: 1321006

Dosen:
Dr. Anang Kristianto, S.T., M.T.

PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
BANDUNG
2017
ABSTRAK

Jumlah penduduk Indonesia pada Tahun 2010 sebesar 237,641,326 jiwa (Badan
Pusat Statistik, 2010). Sebagian besar penduduk Indonesia sedang menempuh
pendidikan pada tingkat perguruan tinggi. Jumlah perguruan tinggi di Indonesia
sebanyak 53 Universitas Negeri dan 625 Universitas Swasta. Oleh karena itu untuk
mempermudah perjalanan menuju kampus dibutuhkan moda transportasi yang
memadai. Moda transportasi di era modern ini membutuhkan pengembangan moda
transportasi dengan tujuan agar tersedianya transportasi yang lancar, aman, murah,
nyaman, cepat, handal, tepat guna, terpadu, menyeluruh, berkelanjutan, dan
berkesinambungan serta mendukung konsepsi pembangunan sosial dan ekonomi
wilayah.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi karakteristik pemilihan moda
transportasi yang digunakan oleh mahasiswa teknik sipil Universitas Kristen
Maranatha menuju kampus dengan menggunakan metode analisis deskriptif
terhadap karakteristik pemilihan moda transportasi oleh mahasiswa dan metode
evaluatif berupa analisis korelasi variabel yang mempengaruhi pemilihan moda
transportasi mahasiswa teknik sipil Universitas Kristen Maranatha. Macam-macam
moda transportasi membuat mahasiswa dapat memilih moda transportasi yang
sesuai dengan kebutuhannya.
Berdasarkan analisis statistik deskriptif didapatkan bahwa mahasiswa responden
yang memilih berjalan kaki sebanyak 40 orang. Hal ini dikarenakan banyak dari
responden merupakan mahasiswa yang bertempat tinggal di kost. Responden yang
memilih menggunakan sepeda sebanyak 4 orang, yang menggunakan sepeda motor
sebanyak 35 orang, yang menggunakan mobil pribadi sebanyak 11 orang. Untuk
angkutan umum dan transportasi online masing masing sebanyak 1 dan 3 orang.
Dari hasil analisis korelasi menggunakan korelasi bivariate didapatkan bahwa
variabel yang paling mempengaruhi mahasiswa dalam pemilihan moda adalah jarak
tempuh, waktu tempuh, dan biaya tempuh

Kata Kunci: moda transportasi, variabel, karakteristik

ii Universitas Kristen Maranatha


DAFTAR ISI

ABSTRAK .............................................................................................................. ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................1
1.1 Latar Belakang .......................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................2
1.3 Manfaat dan Tujuan Penelitian...............................................................2
1.4 Ruang Lingkup Penelitian ......................................................................2
1.5 Sistematika Penulisan .............................................................................2
BAB II STUDI LITERATUR ..................................................................................3
2.1 Perencanaan Transportasi .......................................................................3
2.2 Moda Transportasi..................................................................................4
2.3 Pemilihan Moda .....................................................................................4
2.7 Korelasi ..................................................................................................7
BAB III METODE PENELITIAN...........................................................................9
3.1 Diagram Alir Penelitian .........................................................................9
3.2 Variabel Penelitian ...............................................................................10
3.3 Metode Pengumpulan Data ..................................................................11
3.4 Pengolahan data....................................................................................11
3.4.1 Penentuan Jumlah Sampel ..........................................................11
3.4.2 Metode Penyebaran kuesioner ...................................................12
3.4.3 Analisis Karakteristik Pemilihan Moda .....................................12
3.4.4 Analisis Korelasi ........................................................................12
3.4.4 Analisis Variabel Dalam Fasilitas Moda Transportasi ...............12
BAB IV ANALISIS DATA ...................................................................................13
4.1 Analisis Karakteristik Pemilihan Moda ...............................................13
4.1.1 Moda Transportasi......................................................................14
4.1.2 Jenis Kelamin .............................................................................15
4.1.3 Kepemilikan Kendaraan .............................................................16
4.1.4 Jarak Tempuh .............................................................................18
4.1.5 Waktu Tempuh ...........................................................................19
4.1.6 Uang Saku ..................................................................................21
4.1.7 Kepemilikan SIM .......................................................................22
4.1.8 Biaya Tempuh ............................................................................23
4.1.9 Intensitas Pergantian Moda ........................................................25
4.3 Analisis Korelasi ..................................................................................26
4.4 Analisis Variabel Dalam Fasilitas Moda ..............................................27
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................29
5.1 Kesimpulan...........................................................................................29
5.2 Saran .....................................................................................................29
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................31
LAMPIRAN ...........................................................................................................32

iii Universitas Kristen Maranatha


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Jumlah penduduk Indonesia pada Tahun 2010 sebesar 237,641,326 jiwa
(Badan Pusat Statistik, 2010). Sebagian besar penduduk Indonesia sedang
menempuh pendidikan pada tingkat perguruan tinggi. Jumlah perguruan tinggi di
Indonesia sebanyak 53 Universitas Negeri dan 625 Universitas Swasta. Oleh karena
itu untuk mempermudah perjalanan menuju kampus dibutuhkan moda transportasi
yang memadai. Moda transportasi di era modern ini membutuhkan pengembangan
moda transportasi dengan tujuan agar tersedianya transportasi yang lancar, aman,
murah, nyaman, cepat, handal, tepat guna, terpadu, menyeluruh, berkelanjutan, dan
berkesinambungan serta mendukung konsepsi pembangunan sosial dan ekonomi
wilayah (Primasari, D.A., et al, 2013).
Karakteristik pemilihan moda transportasi di sekitar kampus perlu dievaluasi
untuk mengetahui variabel-variabel yang mempengaruhi pemilihan moda
transportasi. Studi terdahulu yang telah dilakukan adalah Pemilihan Moda
Transportasi ke Kampus (Primasari, D.A.,et al, 2013). Hasil penelitian menyatakan
bahwa mahasiswa responden berjalan kaki (17,7%), menggunakan sepeda (0,5%),
sepeda motor (53,1%), mobil (5,7%), dan angkutan umum (22,9%).
Studi ini bertujuan untuk mengidentifikasi karakteristik pemilihan moda
transportasi yang digunakan oleh mahasiswa Universitas Kristen Maranatha
menuju kampus dengan menggunakan metode analisis deskriptif terhadap
karakteristik pemilihan moda transportasi oleh mahasiswa dan metode evaluatif
berupa analisa korelasi variabel yang mempengaruhi pemilihan moda transportasi
mahasiswa Universitas Kristen Maranatha. Macam-macam transportasi
menjadikan mahasiswa dapat memilih moda transportasi yang sesuai dengan
kebutuhannya.

1 Universitas Kristen Maranatha


1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dari makalah ini
adalah.
1) Dengan jumlah mahasiswa yang banyak maka dibutuhkan moda transportasi
yang lancar, aman, murah, nyaman, cepat, handal, tepat guna, terpadu,
menyeluruh, berkelanjutan, dan berkesinambungan serta mendukung konsepsi
pembangunan sosial dan ekonomi wilayah.

1.3 Ruang Lingkup


Ruang lingkup penelitian ini adalah:
1. Karakteristik mahasiswa (responden) ;
2. Responden adalah mahasiswa Universitas Kristen Maranatha, program studi S-
1 Teknik sipil;

1.4 Tujuan Penulisan


1. Mengetahui karakteristik pemilihan moda mahasiswa Program Studi S-1 Teknik
Sipil Universitas Kristen Maranatha
2. Mengetahui hal yang dibutuhkan mahasiswa dalam moda transportasi umum.

1.5 Sistematika Penulisan


Sistematika penulisan dalam makalah ini dapat dijabarkan sebagai berikut:
Bab I, Pendahuluan, berisi penjelasan singkat mengenai latar belakang, identifikasi
masalah, tujuan penelitian, ruang lingkup penelitian, dan sistematika penulisan. Bab
II, Studi literatur, menguraikan landasan teori yang berkaitan dengan penelitian.
Bab III, Metode Penelitian, berisi diagram alir penelitian, metode pengumpulan
data, dan metode analisis. Bab IV, Analisis Data, berisi penyajian data dan analisis
data. Bab V, Simpulan dan saran, berisi simpulan dan saran yang didapat
berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan.

2 Universitas Kristen Maranatha


BAB II
STUDI LITERATUR

2.1 Perencanaan Transportasi


Perencanaan transportasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
perencanaan kota atau perencanaan daerah. Rencana kota atau rencana daerah tanpa
mempertimbangkan keadaan dan pola transportasi yang akan terjadi sebagai akibat
rencana itu sendiri akan menghasilkan kesemrawutan lalu lintas dikemudian hari.
Keadaan ini akan membawa akibat berantai cukup panjang dengan meningkatnya
jumlah kecelakaan, pelanggaran lalu lintas, menurunnya sopan santun berlalulintas,
dan lain-lain.
Dalam kaitan antara perencanaan transportasi dan perencanaan kota, maka
menetapkan suatu bagian kawasan kota menjadi tempat kegiatan tertentu (misalnya
kawasan perumahan mewah Pondok Indah atau kawasan Industri Pulo Gadung di
DKI-Jakarta) bukan sekedar memilih lokasi. Pada akhirnya, dalam perencanaan tata
guna lahan untuk perkotaan harus diperhitungkan lalu lintas yang akan terjadi
akibat penetapan lokasi itu sendiri, lalu lintas di kawasan itu sendiri, serta lalu lintas
antara kawasan itu dengan kawasan lain yang sudah ada lebih dahulu.
Perencanaan transportasi dapat didefinisikan sebagai suatu proses yang
tujuannya mengembangkan sistem transportasi yang memungkinkan manusia dan
barang bergerak atau berpindah tempat dengan aman dan murah (Pignataro, 1973).
Selain itu, sebenarnya masih ada unsur cepat jadi selain aman dan murah,
transportasi juga harus cepat. Bahkan untuk memindahkan manusia, selain cepat,
aman, dan murah, sistem transportasi harus pula nyaman.
Perencanaan transportasi merupakan proses yang dinamis dan harus tanggap
terhadap perubahan tata guna lahan, keadaan ekonomi, dan pola arus lalu lintas.
Modal yang dikeluarkan untuk menerapkan sistem transportasi sangat besar
sehingga mungkin saja terjadi perubahan yang radikal atas tata guna lahan tempat
sistem prasarana transportasi dibangun karena pemakai lahan mengharapkan
mendapatkan keuntungan atas pembangunan prasarana tesebut.
Proses perencanaan transportasi dipengaruhi secara langsung oleh ada
tidaknya pengawas atas pola dan sistem kegiatan manusia, yang biasanya

3 Universitas Kristen Maranatha


dicerminkan dengan pola tata guna lahan. Misalnya, pada keadaan tanpa
pengawasan tata guna lahan, maka jaringan transportasi dengan sendirinya akan
menjadi penentu yang kuat bagi peruntukan tata guna lahan tersebut. Oleh karena
itu perencanaan transportasi harus direncanakan dengan memperhatikan
dampaknya. Hal seperti ini akan terjadi di negara sedang berkembang yang
pertumbuhannya berjalan cepat dan tidak terpengaruh oleh kurangnya sarana
pelayanan umum yang lain.

2.2 Moda Transportasi


Moda transportasi secara sederhana adalah kelompok jenis prasarana, sarana,
dan atau media transportasi yang sama, misalnya:
1. Moda darat terdiri atas sub moda jalan rel dan sub moda jalan yang juga terdiri
atas transportasi mobil, truk, bis, sepeda, dan jalan kaki.
2. Moda air terdiri atas sub moda jalan air pedalaman dan sub moda laut. Sub moda
jalan air pedalaman digunakan untuk pelayaran sungai, pelayanan danau, dan
penyeberangan (ferry). Penyeberangan ini dapat dianggap sebagai bagian dari
moda darat karena berfungsi sebagai jembatan apung (floating bridge) antara
tepian sungai, selat atau laut dari dua buah kota yang dihubungkan secara tetap
dan teratur. Moda laut terdiri atas transportasi pelayanan samudera, pelayanan
antarpulau, pelayanan antarpantai.
3. Moda udara terdiri atas transportasi udara domestik dan penerbangan luar negeri
serta kombinasinya.
4. Moda menerus terdiri atas transportasi aliran dalam pipa, pita berjalan, dan
kabel.
Fungsi tiap moda pada umumnya dapat berbeda, dapat bersama-sama sesuai dengan
jenis yang diangkut barang atau orang dan jarak yang ditempuh serta waktu tempuh
yang diharapkan.

2.3 Pemilihan Moda


Jika interaksi terjadi antara dua tata guna lahan di suatu kota, seseorang akan
memutuskan bagaimana interaksi tersebut harus dilakukan. Dalam kebanyakan
kasus, pilihan pertama adalah dengan menggunakan telepon (atau pos) karena hal

4 Universitas Kristen Maranatha


ini akan dapat menghindari terjadinya perjalanan. Akan tetapi, sering interaksi
mengharuskan terjadinya perjalanan. Dalam kasus ini keputusan harus ditentukan
dalam hal pemilihan moda. Secara sederhana moda berkaitan dengan jenis
transportasi yang digunakan. Pilihan pertama biasanya berjalan kaki atau
menggunakan kendaraan. Jika menggunakan kendaraan, pilihannya adalah
kendaraan pribadi (sepeda, sepeda motor, mobil) atau angkutan umum (bus, becak
dan lain-lain). Jika angkutan umum yang digunakan, jenisnya bermacam-macam
(oplet, kereta api, becak, dan lain-lain).
Dalam beberapa kasus, mungkin terdapat sedikit pilihan atau tidak ada pilihan
sama sekali. Orang miskin mungkin tidak mampu membeli sepeda atau membayar
biaya transportasi sehingga biasanya berjalan kaki. Sementara itu, keluarga
berpenghasilan kecil yang tidak mempunyai mobil atau sepeda motor biasanya
menggunakan angkutan umum. Selanjutnya, seandainya keluarga tersebut
mempunyai sepeda, jika harus berpergian jauh tentu menggunakan angkutan
umum.
Orang yang hanya mempunyai satu pilihan moda saja disebut denan captive
terhadap moda tersebut. Jika terdapat lebih dari satu moda, moda yang dipilih
biasanya mempunya rute terpendek, tercepat, atau termurah, atau kombinasi dari
ketiganya. Faktor lain yang mempengaruhi adalah ketidaknyamanan dan
keselamatan. Hal seperti ini harus dipertimbangkan dalam pemilihan moda.
Pemilihan moda sangat sulit dimodelkan, walaupun hanya dua buah moda
yang akan digunakan (umum atau pribadi). Ini disebabkan karena banyak faktor
yang sulit dikuantifikasi misal kenyamanan, keamanan, keandalan, atau
ketersediaan mobil pada saat diperlukan. Dengan lebih dari dua moda (misalnya
bus, oplet, sepeda motor, kereta api), maka proses pemodelan menjadi semakin
sulit. Untuk angkutan barang, pemilihan biasanya antara kereta api atau truk.
Pemilihan moda juga mempertimbangkan pergerakan yang menggunakan
lebih dari satu moda dalam perjalanan (multimoda). Jenis pergerakan seperti ini
yang sangat umum dijumpai di Indonesia karena geografi Indonesia yang terdiri
atas banyak pulau sehingga persentasi pergerakan multimoda cukup tinggi. Jadi,
dapat dikatakan bahwa pemodelan pemilihan moda merupakan bagian yang
terlemah dan tersulit dimodelkan dari keempat tahapan model perencanaan

5 Universitas Kristen Maranatha


transportasi. Faktor yang dapat mempengaruhi pemilihan moda ini dapat
dikelompokkan menjadi tiga, sebagai mana dijelaskan berikut ini.
1. Ciri pengguna jalan. Beberapa faktor berikut ini diyakini sangat mempengaruhi
pemilihan moda:
a. Ketersediaan atau kepemilikan kendaraan pribadi; semakin tinggi
kepemilikan kendaraan pribadi akan semakin kecil pula ketergantungan pada
angkutan umum;
b. Pemilikan Surat Izin Mengemudi (SIM);
c. Struktur rumah tangga (pasangan muda, keluarga dengan anak, pensiun,
bujangan, dan lain-lain);
d. Pendapatan; semakin tinggi pendapatan akan semakin besar peluang
menggunakan kendaraan pribadi;
e. Faktor lain misalnya keharusan menggunakan mobil ke tempat bekerja dan
keperluan mengantar anak sekolah.
2. Ciri pergerakan. Pemilihan moda juga akan sangat dipengaruhi oleh:
a. Tujuan pergerakan. Contohnya, pergerakan ke tempat kerja di negara maju
biasanya lebih mudah dengan memakai angkutan umum karena ketepatan
waktu dan tingkat pelayanannya sangat baik dan ongkosnya relatif lebih
murah dibandingkan dengan angkutan pribadi (mobil). Akan tetapi, hal yang
sebaliknya terjadi di negara sedang berkembang; orang masih tetap
menggunakan mobil pribadi ke tempat kerja, meskipun lebih mahal, karena
ketepatan waktu, kenyamanan dan lain-lainnya tidak dapat dipenuhi oleh
angkutan umum.
b. Waktu terjadinya pergerakan. Kalau ingin bergerak pada tengah malam, maka
pasti membutuhkan kendaraan pribadi karena pada saat itu angkutan umum
tidak atau jarang beroperasi.
c. Jarak perjalanan. Semakin jauh perjalanan, kita semakin cenderung memilih
angkutan umum dibandingkan dengan angkutan pribadi. Contohnya, untuk
bepergian dari Jakarta ke Surabaya; meskipun mempunyai mobil pribadi,
orang cenderung menggunakan angkutan umum (pesawat, kereta api, atau
bus) karena jaraknya yang sangat jauh.

6 Universitas Kristen Maranatha


3. Ciri fasilitas moda transportasi. Hal ini dapat dikelompokkan menjadi 2 kategori.
Pertama, faktor kuantitatif, seperti:
a. Waktu perjalanan; waktu menunggu di tempat pemberhentian bus, waktu
berjalan kaki ke tempat pemberhentian bus, waktu selama bergerak dan lain-
lain;
b. Biaya transportasi (tarif, biaya bahan bakar, dan lain-lain);
c. Ketersediaan ruang dan tarif parkir.
Faktor kedua bersifat kualitatif yang cukup sukar menghitungnya, meliputi
keamanan dan keamanan, keandalan dan keteraturan, dan lain-lain.
Model pemilihan moda yang baik harus mempertimbangkan semua faktor
tersebut. Mudah dilihat bagaimana konsep biaya gabungan dapat juga digunakan
untuk menyatakan beberapa faktor kuantitatif. Dari semua model pemilihan moda,
pemilihan peubah bebas yang digunakan sangat tergantung pada: (a) orang yang
memilih model tersebut, (b) tujuan pergerakan, dan (c) jenis model yang digunakan.
Model pemilihan moda dapat dianggap sebagai model agregat jika menggunakan
informasi yang berbasis zona serta dapat dianggap sebagai model tidak agregat jika
memakai data berbasis rumah tangga dan/atau data individu.

2.4 Korelasi
Korelasi biasanya dibahas bersama-sama dengan analisis regresi. Namun
SPSS menempatkan korelasi dalam menu tersendiri, walaupun dalam pembahasan
regresi, besaran korelasi tetap ditampilkan. Korelasi dibagi menjadi 2, yaitu:
1. Sederhana
a. Koefisien korelasi bivariate/Product moment Pearson.
Korelasi bivariate adalah untuk menguji hubungan antara dua variabel,
dimana variabel pertama disebut dengan istilah variabel prediktor atau X
sementara variabel kedua dikenal dengan istilah variabel kriteria atau Y.
b. Korelasi peringkat Spearman (Rank-Spearman) dan Kendall
Uji Rank Spearman digunakan untuk menguji hipotesis korelasi dengan skala
pengukuran variabel minimal ordinal. Dalam uji Rank Spearman, skala data
untuk kedua variabel yang akan dikorelasikan dapat berasal dari skala yang

7 Universitas Kristen Maranatha


berbeda (skala data ordinal dikorelasikan dengan skala data numerik) atau
sama (skala data ordinal dikorelasikan dengan skala data ordinal).
2. Partial
Korelasi parsial adalah pengukuran hubungan antara dua variabel, dengan
mengontrol atau menyesuaikan efek dari satu atau lebih variabel lain.
Singkatnya r1234 adalah korelasi antara 1 dan 2, dengan mengendalikan variabel
3 dan 4 dengan asumsi variabel 1 dan 2 berhubungan linier terhadap variabel 3
dan 4. Korelasi partial dapat digunakan pada banyak kasus, misalnya apakah
nilai penjualan suatu komoditi terkait kuat dengan pembelanjaan iklah ketika
efek harga dikendalikan. Jika korelasi partialnya nol, maka dapat disimpulkan
bahwa korelasi yang dihitung sebelumnya adalah semu.
Angka korelasi berkisar pada 0 (tidak ada korelasi sama sekali) dan 1
(korelasi sempurna). Sebenarnya tidak ada ketentuan yang tepat mengenai apakah
angka korelasi tertentu menunjukkan tingkat korelasi yang tinggi atau lemah.
Namun, dapat dijadikan pedoman sederhana, bahwa angka korelasi di atas 0,5
menunjukkan korelasi yang cukup kuat, sedangkan di bawah 0,5 korelasi lemah.
Selain besar korelasi, tanda korelasi juga berpengaruh pada penafsiran hasil.
Tanda (negatif) pada output menunjukkan adanya arah yang berlawanan,
sedangkan tanda + (positif) menunjukkan arah yang sama.

8 Universitas Kristen Maranatha


BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Diagram Alir Penelitian


Diagram alir penelitian dapat dilihat pada Gambar 3.1. Penelitian ini akan
dimulai dari mengetahui tujuan penelitian untuk mengetahui karakteristik
pemilihan moda transportasi mahasiswa Teknik Sipil Universitas Kristen
Maranatha. Lalu studi literatur dengan mencari moda transportasi yang ada di Kota
Bandung. Selanjutnya pencarian data sekunder untuk mengetahui jumlah
mahasiswa lalu menghitung jumlah sampel kuesioner dan melakukan kuesioner
menggunakan google form. Data yang telah dikumpulkan kemudian diolah
menggunakan perangkat lunak SPSS hingga mendapatkan variabel yang paling
mempengaruhi responden dalam pemilihan moda transportasi.

Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian

9 Universitas Kristen Maranatha


Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian (Lanjutan)

3.2 Variabel Penelitian


Variabel faktor pemilihan moda transportasi yang diamati dalam penelitian
ini adalah karakter pengguna moda transportasi, karakter fasilitas moda transportasi
dan karakter wilayah/kawasan studi. Dalam penelitian sebelumnya (Primasari,
2013) variabel umur masuk dalam kuesioner, namun dalam penelitian ini variabel
umur tidak lolos uji validasi dan reliabilitas sehingga variabel umur dihilangkan.
Moda transportasi dalam penelitian ini pun lebih banyak dari penelitian sebelumnya
dikarenakan adanya tambahan transportasi online sehingga menambah variasi
pilihan moda. Bahasan selanjutnya, variabel yang perlu diteliti lebih lanjut adalah
karakteristik fasilitas moda transportasi. Variabel karakter pengguna transportasi
meliputi:
1. Jenis kelamin;
2. Asal fakultas;
3. Kepemilikan SIM;
4. Kepemilikan kendaraan;
5. Uang Saku.
Variabel fasilitas moda transportasi meliputi:
1. Keamanan;
2. Keselamatan;

10 Universitas Kristen Maranatha


3. Fasilitas;
4. Privasi;
5. Biaya;
6. Waktu;
7. Kenyamanan;
8. Keteraturan waktu keberangkatan/kedatangan moda transportasi.
9.
3.3 Metode Pengumpulan Data
Pada dasarnya pelaksanaan penelitian ini adalah melakukan survei kepada
mahasiswa Universitas Kristen Maranatha mengenai moda transportasi yang
digunakan dalam perjalanan dari tempat tinggal menuju kampus lalu
menghubungkannya dengan jarak tempuh, waktu tempuh, biaya tempuh, intensitas
pergantian moda, jenis kelamin, kepemilikan kendaraan, uang saku mahasiswa,
kepemilikan SIM, dan alasan memilih moda transportasi. Kuesioner dapat dilihat
pada Lampiran L.1.
Tahapan awal dalam pengumpulan data adalah menentukan variabel apa saja
yang mempengaruhi mahasiswa teknik sipil dalam pemilihan moda transportasi
menuju kampus Universitas Kristen Maranatha. Variabel didapat dari penelitian
sebelumnya yang menyatakan bahwa jarak tempuh, waktu tempuh, biaya tempuh,
intensitas pergantian moda, jenis kelamin, kepemilikan kendaraan, uang saku
mahasiswa, dan kepemilikan kendaraan.

3.4 Pengolahan Data


Dalam pengolahan data ada beberapa analisis. Beberapa analisis yang
diperlukan sebelum dan sesudah survei adalah:

3.4.1 Penentuan Jumlah Sampel


Hal ini dilakukan untuk mendapatkan data jumlah mahasiswa aktif program
studi S-1 teknik sipil di Universitas Kristen Maranatha hingga semester gasal Tahun
Akademik 2017/2018. Berdasarkan data jumlah mahasiswa teknik sipil di
Universitas Kristen Maranatha maka didapatkan jumlah sampel yang dibutuhkan.

11 Universitas Kristen Maranatha


3.4.2 Metode Penyebaran Kuesioner
Dalam survei wawancara dilakukan pada perkuliahan semester gasal Tahun
Akademik 2017/2018 kepada sejumlah mahasiswa teknik sipil Universitas Kristen
Maranatha. Penyebaran kuesioner dilakukan menggunakan google form. Data yang
diisi oleh para mahasiswa di google form dapat langsung diunduh dalam bentuk
excel sehingga memudahkan dalam pengambilan hasil survei.

3.4.3 Analisis Karakteristik Pemilihan Moda


Hasil analisis data kuesioner digambarkan dalam bentuk diagram pie atau
lingkaran dan tabulasi silang antara pemilihan moda dan variabel-variabel yang
mempengaruhinya. Diagram lingkaran tersebut menjelaskan karakteristik
pemilihan moda transportasi Dari diagram lingkaran tersebut dapat mengetahui
presentase proporsi karakteristik pemilihan moda transportasi menuju kampus
Universitas Kristen Maranatha. Selain dengan menggunakan diagram lingkaran,
digunakan juga tabulasi silang untuk mengetahui karakteristik dari setiap variabel,
lebih memilih menggunakan moda transportasi apa.

3.4.4 Analisis Korelasi


Analisis korelasi bertujuan untuk mengetahui seberapa kuat hubungan
variabel-variabel terhadap pemilihan moda transportasi menuju kampus
Universitas Kristen Maranatha. Metode analisis yang digunakan adalah analisis
korelasi bivariate dengan perangkat lunak SPSS 24. Langkah-langkahnya adalah
mengubah data kuesioner menjadi angka agar dapat dimasukkan ke dalam program
SPSS. Kemudian dilakukan analyze lalu pilih correlate dan pilih bivariate.

3.4.5 Analisis Variabel Dalam Fasilitas Moda Transportasi


Analisis variabel dalam fasilitas moda transportasi bertujuan untuk
mengetahui fasilitas apa yang dibutuhkan para responden dalam sebuah moda
transportasi. Sehingga bisa diketahui fasilitas apa saja yang didahulukan di rancang
untuk sebuah moda transportasi umum. Variabel yang ada meliputi kenyamanan,
keamanan, keselamatan, fasilitas, privasi, biaya, waktu, keteraturan
keberangkatan/kedatangan moda transportasi. Dari 8 variabel ini ditentukan mana

12 Universitas Kristen Maranatha


yang lebih banyak dipilih oleh responden sehingga variabel tersebut yang
didahulukan dirancang dalam sebuah moda transportasi umum.

13 Universitas Kristen Maranatha


BAB IV
ANALISIS DATA
4.1 Analisis Karakteristik Pemilihan Moda
Survei pemilihan moda transportasi menuju kampus Universitas Kristen
Maranatha ini mendapatkan jumlah responden sebanyak 91 responden.

4.1.1 Moda Transportasi


Berdasarkan 91 hasil survei pemilihan moda transportasi menuju kampus
Universitas Kristen Maranatha ini, diperoleh hasil yang beragam dari responden.
Banyak faktor yang mempengaruhi responden dalam memilih moda transportasi.
Karakteristik setiap individu responden dan perubahan karakteristik moda
transportasi sangat mempengaruhi terhadap pemilihan moda transportasi tersebut.
Hasil survei menunjukkan bahwa 44% memilih berjalan kaki, 1% sepeda, 39%
menggunakan sepeda motor, 12% menggunakan mobil, sedangkan untuk angkutan
umum dan transportasi online masing masing 1% dan 3%. Persentase pengguna
moda transportasi dapat dilihat pada Gambar 4.1.

3% 1%

Angkutan Umum
Berjalan Kaki
39% 44% Mobil Pribadi
Sepeda
Sepeda Motor
Transportasi Online

12%
1%

Gambar 4.1 Persentase Pengguna Moda Transportasi

14 Universitas Kristen Maranatha


Berdasarkan Gambar 4.1 diketahui bahwa masih ada responden yang
menggunakan sepeda menuju kampus Universitas Kristen Maranatha. Perlu
diketahui fasilitas untuk sepeda di Universitas Kristen Maranatha ini tidak
mendukung, dikarenakan tidak adanya tempat untuk parkir sepeda ataupun
penyimpanan sepeda sehingga tidak menjamin sepeda akan lebih aman.

4.1.2 Jenis Kelamin


Berdasarkan jenis kelamin, karakter responden dapat mempengaruhi
pemilihan moda transportasi menuju kampus. Pada umumnya perempuan lebih
memilih moda transportasi yang lebih aman dan nyaman, sedangkan untuk laki-laki
lebih banyak memilih moda transportasi yang cepat walaupun berisiko. Pada
penelitian ini didapatkan responden yang berkelamin laki-laki sebanyak 67 orang
atau sekitar 74% dari keseluruhan responden. Sementara yang berkelamin
perempuan sebanyak 24 orang atau sekitar 26%. Persentase jenis kelamin
berdasarkan hasil survei dapat dilihat pada Gambar 4.2 analisis tabulasi silang jenis
kelamin dan pemilihan moda dapat dilihat pada Tabel 4.2.

Perempuan
26%

Laki-laki
74%

Laki-laki Perempuan

Gambar 4.2 Persentase Jenis Kelamin

15 Universitas Kristen Maranatha


Tabel 4.2 Analisis Tabulasi Silang Jenis Kelamin Responden dan Pemilihan
Modaasdasdasdasdasdasdasdasdasdasd
Jenis Pemilihan Moda
Kelamin JK SPD SPM MBL AU TO Total
Laki-laki 32,97% 1,10% 32,97% 6,59% 0,00% 0,00% 73,63%
Perempuan 10,99% 0,00% 5,49% 5,49% 1,10% 3,30% 26,37%
Total 100,00%
Keterangan:
JK = Jalan Kaki
SP = Sepeda
SM = Sepeda Motor
MP = Mobil Pribadi
AU = Angkutan Umum
TO = Transportasi Online

Berdasarkan Tabel 4.2 responden yang berjenis kelamin laki-laki lebih


memilih menggunakan sepeda motor dan berjalan kaki dengan persentase 32,97%
dan 32,97%, sedangkan responden yang berjenis kelamin perempuan lebih memilih
berjalan kaki dengan persentase 10,99%.

4.1.3 Kepemilikan Kendaraan


Kepemilikan kendaraan diperkirakan akan mempengaruhi pemilihan moda
transportasi menuju kampus oleh mahasiswa. Responden yang tidak memiliki
kendaraan akan lebih memilih menggunakan angkutan umum atau transportasi
online dikarenakan tidak ada pilihan lain selain berjalan, responden yang memiliki
kendaraan akan memilih menggunakan kendaraannya sendiri untuk menuju
kampus. Berdasarkan hasil survei yang sudah dilakukan didapatkan 34% responden
tidak memiliki kendaraan, 42% memiliki 1 kendaraan, 13% memiliki 2 kendaraan,
dan 11% memiliki kendaraan lebih dari 2. Persentase kepemilikan kendaraan dapat
dilihat pada Gambar 4.3. Analisis tabulasi silang kepemilikan kendaraan dan
pemilihan moda dapat diliat pada Tabel 4.3.

16 Universitas Kristen Maranatha


11%
Tidak Memiliki
Kendaraan
13% 34%
Memiliki 1
Kendaraan
Memiliki 2
Kendaraan
Memiliki kendaraan
42% lebih dari 2

Gambar 4.3 Persentase Kepemilikan Kendaraan

Tabel 4.3 Analisis Tabulasi Silang Kepemilikan Kendaraan dan Pemilihan


Modaasdasdasdasasdasdasdasdasdasdasd
Pemilihan Moda
Jarak Tempuh
JK SPD SPM MBL AU TO Total
Tidak Memiliki
Kendaraan 27,47% 1,10% 3,30% 0,00% 0,00% 2,20% 34,07%
Memiliki 1
Kendaraan 13,19% 0,00% 23,08% 4,40% 1,10% 0,00% 41,76%
Memiliki 2
Kendaraan 2,20% 0,00% 7,69% 2,20% 0,00% 1,10% 13,19%
Memiliki
kendaraan
lebih dari 2 1,10% 0,00% 4,40% 5,49% 0,00% 0,00% 10,99%
Total 100,00%

Berdasarkan Tabel 4.3 didapatkan bahwa responden yang tidak memiliki


kendaraan lebih memilih berjalan kaki dengan persentase yang didapatkan 27,47%
dan 2,20% menggunakan transportasi online sedangkan dengan angkutan umum
hanya 2,20%. Responden yang memiliki 1 kendaraan dan 2 kendaraan banyak
menggunakan sepeda motor dengan persentase masing-masing 23,08% dan 7,69%.
Responden yang memiliki lebih dari 2 kendaraan banyak yang memilih moda mobil
pribadi. Dari Tabel 4.3 dapat disimpulkan responden pada umumnya memiliki
sepeda motor.

17 Universitas Kristen Maranatha


4.1.4 Jarak Tempuh
Jarak tempuh dapat mempengaruhi seseorang pada saat pemilihan moda
transportasi menuju kampus karena dengan jarak yang jauh seseorang lebih
memilih angkutan umum. Jarak yang dekat akan membuat seseorang lebih memilih
berjalan kaki atau menggunakan sepeda motor. Jarak tempuh dihitung dari tempat
tinggal responden menuju gerbang kampus Universitas Kristen Maranatha yang
terdekat. Tempat tinggal yang dimaksud dapat merupakan kost, rumah tinggal,
asrama, kontrak ataupun tempat tinggal yang responden tempati.
Berdasarkan hasil survei yang sudah dilakukan 45% responden memiliki
jarak tempuh < 1km, 13% memiliki jarak tempuh 5km Jarak Tempuh < 10km,
13% memiliki jarak tempuh 10km Jarak Tempuh < 15km, 19% memiliki jarak
tempuh 1km Jarak Tempuh <5 km dan 10% memiliki jarak tempuh 15km.
Persentase jarak tempuh dapat dilihat pada Gambar 4.4. Analisis tabulasi silang
jarak tempuh dan pemilihan moda dapat diliat pada Tabel 4.4.

Jarak tempuh < 1 km


10%

1 km Jarak tempuh
13%
< 5 km
45%
5 km Jarak tempuh
< 10 km
13%
10 km Jarak
tempuh < 15 km
Jarak tempuh 15
19% km

Gambar 4.4 Persentase Jarak Tempuh

18 Universitas Kristen Maranatha


Tabel 4.4 Analisis Tabulasi Silang Jarak Tempuh dan Pemilihan Moda
Pemilihan Moda
Jarak Tempuh
JK SPD SPM MBL AU TO Total
Jarak Tempuh
37,36% 0,00% 5,49% 1,10% 0,00% 1,10% 45,05%
< 1 km
1 km Jarak
6,59% 0,00% 10,99% 0,00% 1,10% 0,00% 18,68%
Tempuh < 5 km
5 km Jarak
Tempuh < 10 0,00% 0,00% 9,89% 2,20% 0,00% 1,10% 13,19%
km
10 km Jarak
Tempuh < 15 0,00% 0,00% 5,49% 6,59% 0,00% 1,10% 13,19%
km
Jarak Tempuh
0,00% 1,10% 6,59% 2,20% 0,00% 0,00% 9,89%
15 km
Total 100,00%

Berdasarkan Tabel 4.4 jumlah responden yang memiliki jarak tempuh < 1km
dari Universitas Kristen Maranatha merupakan jumlah terbanyak yaitu 45,05%,
sedangkan responden yang memiliki jarak tempuh 15km merupakan jumlah yang
paling sedikit yaitu 9,89%. Responden yang memiliki jarak tempuh < 1km lebih
memilih berjalan kaki ke kampus dengan persentase 37,36%. Responden yang
memiliki jarak tempuh 1km jarak tempuh < 5km lebih memilih menggunakan
sepeda motor dengan persentasi 10,99%. Responden yang memiliki jarak tempuh
5km Jarak Tempuh < 10km, 10km Jarak Tempuh < 15km dan Jarak Tempuh
15km lebih memilih menggunakan sepeda motor dengan persentase 9,89%; 5,49%;
dan 6,59%. Dari Tabel 4.4 dapat disimpulkan bahwa semakin jauh jarak tempuh
yang dibutuhkan responden menuju kampus, semakin cenderung memilih sepeda
motor karena lebih cepat sampai ke kampus.

4.1.5 Waktu Tempuh


Dalam penentuan moda transportasi waktu tempuh akan sangat berpengaruh.
Waktu yang lebih cepat akan dipilih oleh responden sebagai moda transportasi
karena dapat tepat waktu tiba di kampus. Dalam penelitian ini responden yang
memiliki waktu tempuh 20 menit merupakan yang paling banyak dengan 31%.
Responden yang memiliki waktu tempuh 5 menit waktu < 10 menit sebanyak
26%. Responden yang memiliki waktu tempuh 15 menit waktu < 20 menit
sebanyak 9%. Responden yang memiliki waktu tempuh < 5 menit sebanyak 24%.

19 Universitas Kristen Maranatha


Responden yang memiliki waktu tempuh 10 menit waktu < 15 menit sebanyak
10%. Persentase waktu tempuh dapat dilihat pada Gambar 4.5. Analisis tabulasi
silang waktu tempuh dan pemilihan moda dapat dilihat pada Tabel 4.5

Waktu < 5 menit

24%
31% 5 menit Waktu < 10
menit
10 menit waktu <
15 menit
15 menit waktu <
9% 26% 20 menit
waktu 20 menit
10%

Gambar 4.5 Persentase Waktu Tempuh

Tabel 4.5 Analisis Tabulasi Silang Waktu Tempuh dan Pemilihan Moda
Pemilihan Moda
Jarak Tempuh
JK SPD SPM MBL AU TO Total
Waktu < 5 menit 19,78% 0,00% 3,30% 1,10% 0,00% 0,00% 24,18%
5 menit Waktu < 10
24,18% 0,00% 0,00% 0,00% 1,10% 1,10% 26,37%
menit
10 menit waktu < 15
4,40% 0,00% 5,49% 0,00% 0,00% 0,00% 9,89%
menit
15 menit waktu < 20
0,00% 0,00% 4,40% 3,30% 0,00% 1,10% 8,79%
menit
waktu 20 menit 0,00% 1,10% 20,88% 7,69% 0,00% 1,10% 30,77%
Total 100,00%

Berdasarkan Tabel 4.5 Responden yang memiliki waktu tempuh < 5 menit
lebih memilih berjalan kaki dengan persentase 19,78%. Responden yang memiliki
waktu tempuh 5 menit Waktu < 10 menit lebih memilih berjalan kaki dengan
persentase 24,18%. Responden yang memiliki waktu tempuh 10 menit waktu <
15 menit lebih memilih menggunakan sepeda motor dengan persentase 5,49%.
Responden yang memiliki waktu tempuh 15 menit waktu < 20 menit dan waktu

20 Universitas Kristen Maranatha


20 menit lebih memilih menggunakan sepeda motor dengan persentasi 4,40% dan
20,88%.

4.1.6 Uang Saku


Uang saku setiap bulannya akan mempengaruhi responden dalam pemilihan
moda. Pada dasarnya uang saku yang dimiliki dapat digunakan untuk membeli
bahan bakar ataupun membayar angkutan umum dan transportasi online.
Responden yang memiliki uang saku yang besar mungkin tidak akan
mementingkan seberapa besar biaya yang dibutuhkannya untuk menuju kampus
namun lebih memikirkan waktu. Namun untuk responden yang memiliki uang saku
terbatas maka dibutuhkan perhitungan biaya dan akan memilih moda yang paling
tidak mengeluarkan biaya. Dalam penelitian ini didapatkan bahwa uang saku
perbulan 1 juta rupiah Uang saku < 2 juta rupiah merupakan yang paling banyak
dengan 46%. Responden yang memiliki uang saku 2 juta rupiah sebanyak 11%.
Responden yang memiliki uang saku 500 ribu rupiah Uang saku < 1 juta rupiah
sebanyak 23%. Responden yang memiliki uang saku < 500 ribu rupiah sebanyak
20%. Persentase uang saku dapat dilihat pada Gambar 4.6. Analisis tabulasi silang
uang saku dan pemilihan moda dapat dilihat pada Tabel 4.6.

Uang saku < 500 ribu


11% rupiah
20%
500 ribu rupiah
Uang saku < 1 juta
rupiah
1 juta rupiah Uang
23% saku < 2 juta rupiah
46%
Uang saku 2 juta
rupiah

Gambar 4.6 Persentase Uang Saku

21 Universitas Kristen Maranatha


Tabel 4.6 Analisis Tabulasi Silang Uang Saku dan Pemilihan Moda
Pemilihan Moda
Uang Saku
JK SPD SPM MBL AU TO Total
Uang saku < 500 ribu
1,10% 0,00% 8,79% 1,10% 0,00% 0,00% 10,99%
rupiah
500 ribu rupiah Uang
7,69% 1,10% 9,89% 2,20% 1,10% 1,10% 23,08%
saku < 1 juta rupiah
1 juta rupiah Uang
23,08% 0,00% 16,48% 4,40% 0,00% 2,20% 46,15%
saku < 2 juta rupiah
Uang saku 2 juta
12,09% 0,00% 3,30% 4,40% 0,00% 0,00% 19,78%
rupiah
Total 100,00%

Berdasarkan Tabel 4.6 responden yang memiliki uang saku < 500 ribu rupiah
lebih memilih menggunakan sepeda motor dengan persentase 8,79%. Responden
yang memiliki uang saku 500 ribu rupiah Uang saku < 1 juta rupiah lebih memilih
menggunakan sepeda motor dengan persentase 9,89%. Responden yang memiliki
uang saku 1 juta rupiah Uang saku < 2 juta rupiah lebih memilih berjalan kaki
dengan persentase 23,08%. Responden yang memiliki uang saku 2 juta rupiah
lebih memilih berjalan kaki dengan persentase 12,09%.

4.1.7 Kepemilikan SIM


Kepemilikan SIM (Surat Ijin Mengemudi) akan mempengaruhi responden
dalam pemilihan moda transportasi menuju kampus. Responden yang tidak
memiliki SIM akan memilih berjalan kaki atau menggunakan transportasi online
ataupun angkutan umum. Namun ada juga beberapa responden yang menggunakan
kendaraan pribadi walau tidak memiliki SIM. Dalam penelitian ini didapatkan 19%
tidak memiliki SIM dan 81% memiliki SIM. Persentase kepemilikan SIM dapat
dilihat pada Gambar 4.7. Analisis tabulasi silang kepemilikan SIM dan pemilihan
moda dapat dilihat pada Tabel 4.7.

22 Universitas Kristen Maranatha


19%

Memiliki SIM
Tidak Memiliki SIM

81%

Gambar 4.7 Persentase Kepemilikan SIM

Tabel 4.7 Analisis Tabulasi Silang Kepemilikan SIM dan Pemilihan Moda
Pemilihan Moda
Jarak Tempuh
JK SPD SPM MBL AU TO Total
Memiliki SIM 34,07% 0,00% 35,16% 10,99% 1,10% 0,00% 81,32%
Tidak Memiliki
9,89% 1,10% 3,30% 1,10% 0,00% 3,30% 18,68%
SIM
Total 100,00%
Berdasarkan Tabel 4.7 yang tidak memiliki SIM lebih banyak memilih
berjalan kaki dibandingkan menggunakan moda transportasi yang lain dengan
persentase 9,89%, Sedangkan yang memiliki SIM lebih banyak menggunakan
moda transportasi sepeda motor dengan persentase 35,16%. Dari Tabel 4.7 terlihat
bahwa ada yang tidak memiliki SIM namun menggunakan sepeda motor dan mobil
pribadi. Hal ini merupakan pelanggaran lalu lintas.

4.1.8 Biaya Tempuh


Biaya tempuh dapat mempengaruhi responden dalam pemilihan moda
transportasi menuju kampus. Responden akan lebih memilih moda transportasi
yang murah dibandingkan dengan yang mahal. Berdasarkan hasil survei diketahui
bahwa responden yang memiliki biaya tempuh lebih besar dari 10 ribu rupiah
sebanyak 19%. Responden dengan biaya tempuh 0 Biaya Tempuh < Rp. 2.500
memiliki persentase 46%. Responden dengan biaya tempuh Rp. 7500 Biaya
Tempuh < Rp. 10.000 sebanyak 11%. Responden dengan biaya tempuh Rp. 5000

23 Universitas Kristen Maranatha


Biaya Tempuh < Rp. 7.500 sebanyak 7%. Responden dengan biaya tempuh Rp.
2.500 Biaya Tempuh < Rp. 5000 sebanyak 17%. Persentase biaya tempuh dapat
dilihat pada Gambar 4.8. Analisis tabulasi silang biaya tempuh dan pemilihan moda
dapat dilihat pada Tabel 4.8.

0 Biaya Tempuh <


19% Rp. 2.500
Rp. 2.500 Biaya
Tempuh < Rp. 5.000
46%
11% Rp. 5.000 Biaya
Tempuh < Rp. 7.500
Rp. 7.500 Biaya
7%
Tempuh < Rp. 10.000
Biaya Tempuh Rp.
17% 10.000

Gambar 4.8 Persentase Biaya Tempuh

Tabel 4.8 Analisis Tabulasi Silang Biaya Tempuh dan Pemilihan


Modaasdfasdfasdfasdfasdfasdfasdfadsfsss
Pemilihan Moda
Biaya Tempuh
JK SPD SPM MBL AU TO Total
0 Biaya Tempuh < Rp.
39,56% 0,00% 5,49% 0,00% 0,00% 1,10% 46,15%
2.500
Rp. 2.500 Biaya Tempuh <
4,40% 0,00% 10,99% 1,10% 1,10% 0,00% 17,58%
Rp. 5.000
Rp. 5.000 Biaya Tempuh <
0,00% 1,10% 5,49% 0,00% 0,00% 0,00% 6,59%
Rp. 7.500
Rp. 7.500 Biaya Tempuh <
0,00% 0,00% 9,89% 1,10% 0,00% 0,00% 10,99%
Rp. 10.000
Biaya Tempuh Rp. 10.000 0,00% 0,00% 6,59% 9,89% 0,00% 2,20% 18,68%
Total 100,00%

Berdasarkan Tabel 4.8 didapatkan responden dengan biaya tempuh 0 Biaya


Tempuh < Rp. 2.500 lebih memilih berjalan kaki menuju kampus dengan persentase
39,56% karena tidak mengeluarkan uang sedikitpun. Responden yang memiliki
biaya tempuh Rp. 2.500 Biaya Tempuh < Rp. 5.000 lebih memilih sepeda motor
dengan persentase 10,99%. Responden dengan biaya tempuh Rp. 5.000 Biaya

24 Universitas Kristen Maranatha


Tempuh < Rp. 7.500 lebih memilih menggunakan sepeda motor dengan persentase
5,49%. Responden dengan biaya tempuh Rp. 7.500 Biaya Tempuh < Rp. 10.000
dan Biaya Tempuh Rp. 10.000 lebih memilih menggunakan sepeda motor dan
mobil pribadi dengan persentase masing-masing sebesar 9,89% dan 9,89%. Dari
Tabel 4.8 dapat disimpulkan bahwa mobil pribadi merupakan moda transportasi
yang membutuhkan biaya tempuh cukup besar.

4.1.9 Intensitas Pergantian Moda


Intensitas pergantian moda ini diukur dari berapa kali responden melakukan
pergantian moda transportasi dalam upaya menuju kampus Universitas Kristen
Maranatha. Responden yang menggunakan kendaraan pribadi pada umumnya tidak
melakukan pergantian moda. Namun untuk yang menggunakan angkutan umum
biasanya melakukan pergantian moda. Berdasarkan hasil survei 84% responden
tidak melakukan pergantian moda. 11% responden melakukan pergantian moda 1
kali. 4% responden melakukan pergantian moda 2 kali. 1% responden melakukan
pergantian moda 3 kali. Persentase biaya tempuh dapat dilihat pada Gambar 4.9.
Analisis tabulasi silang intensitas pergantian moda dan pemilihan moda dapat
dilihat pada tabel 4.9.

1%
4%
11%
Tidak Ganti
Ganti 1 kali
Ganti 2 kali
Ganti 3 kali

84%

Gambar 4.9 Persentase Intensitas Pergantian Moda

25 Universitas Kristen Maranatha


Tabel 4.9 Analisis Tabulasi Silang Intensitas Pergantian Moda dan Pemilihan
Modakajdhflkawehlakjsdfasdfawefasd
Intensitas Pergantian Pemilihan Moda
Moda JK SPD SPM MBL AU TO Total
Tidak Ganti 39,56% 1,10% 32,97% 8,79% 0,00% 1,10% 83,52%
Ganti 1 kali 4,40% 0,00% 4,40% 1,10% 1,10% 0,00% 10,99%
Ganti 2 kali 0,00% 0,00% 1,10% 2,20% 0,00% 1,10% 4,40%
Ganti 3 kali 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 1,10% 1,10%
Total 100,00%

4.2 Analisis Korelasi


Dalam penelitian ini hasil kuesioner akan dianalisis untuk mendapatkan
variabel yang paling mempengaruhi responden dalam pemilihan moda transportasi
menuju kampus Universitas Kristen Maranatha. 8 variabel terhadap pemilihan
moda yang didapat dari tabulasi silang pada Tabel 4.2 sampai dengan Tabel 4.9
selanjutnya dilakukan analisis korelasi menggunakan perangkat lunak SPSS. Setiap
variabel akan dianalisis satu persatu untuk mengetahui seberapa besar pengaruhnya
dalam pemilihan moda transportasi menuju kampus. Proses analisis korelasi
bivariate dapat dilihat pada lampiran L.2. Pearson Correlation setiap variabel dapat
dilihat pada Tabel 4.10

Tabel 4.10 Pearson Correlation Setiap Variabel Menggunakan Analisis


Korelasi Bivariateasdasdasdasdasdasdasdaw
Variabel Pearson Keterangan
Correlation
X1 = Jenis Kelamin 0,224 Lemah
X2 = Jarak Tempuh 0,598 Kuat
X3 = Waktu Tempuh 0,610 Kuat
X4 = Uang Saku -0,221 Lemah
X5 = Kepemilikan
0,442 Lemah
X5 = Kendaraan
X6 = Kepemilikan SIM -0,038 Lemah
X7 = Biaya Tempuh 0,696 Kuat
X8 = Intensitas Pergantian
0,395 Lemah
X8 = Moda

26 Universitas Kristen Maranatha


Dari Tabel 4.10 didapatkan bahwa variabel jarak tempuh (X2), waktu tempuh
(X3), biaya tempuh (X7) memiliki nilai korelasi melebihi dari 0,5 yang berarti
memiliki korelasi yang kuat dalam pemilihan moda transportasi menuju kampus.
Sedangkan variabel uang saku (X4), kepemilikan kendaraan (X5), kepemilikan
SIM (X6) dan intensitas pergantian moda (X8) memiliki nilai korelasi kurang dari
0,5 sehingga dapat dikatakan bahwa variabel-variabel tersebut tidak mempengaruhi
responden dalam pemilihan moda transportasi menuju kampus Universitas Kristen
Maranatha.

4.3 Analisis Variabel Dalam Fasilitas Moda Transportasi


Moda transportasi memiliki berbagai macam variabel di dalamnya, meliputi:
privasi, fasilitas, keselamatan, keamanan, biaya, waktu, kenyamanan, dan
keteraturan waktu keberangkatan/kedatangan moda transportasi. Variabel ini
adalah variabel yang akan menjadi pertimbangan dalam memilih moda angkutan
umum atau angkutan pribadi. Dalam pemilihan moda, 58 responden memilih
ketepatan waktu sebagai fasilitas wajib dalam sebuah moda transportasi. 30
responden memilih kenyamanan, 33 responden memilih biaya, 28 responden
memilih keamanan, 23 responden memilih keteraturan waktu
keberangkatan/kedatangan, 23 responden memilih keselamatan, 15 responden
memilih fasilitas moda transportasi dan 11 responden memilih privasi. Fasilitas
pilihan responden dapat dilihat pada Gambar 4.10.

70
58
60
50
Responden

40 33
28 30
30 23 23
20 15
11
10
0

Gambar 4.10 Fasilitas Pilihan Responden

27 Universitas Kristen Maranatha


Dalam penelitian ini privasi dimaksudkan untuk responden yang
membutuhkan suatu ruang privasi atau ruang sendiri dalam moda transportasinya
agar aktivitas yang sedang dilakukan dan akan lakukan tidak diketahui orang lain.
Variabel ini menjadi penting karena kebanyakan orang lebih memilih tidak
memberi tahu apa yang sedang dilakukan. Fasilitas merupakan hal yang dibutuhkan
oleh para responden agar dapat menarik para responden untuk memilih suatu moda
transportasi.
Variabel keselamatan merupakan variabel yang mempengaruhi responden
dalam pemilihan moda karena pada saat sedang dalam perjalanan seluruh respnden
selalu ingin sampai dengan selamat di tujuan. Keamanan variabel selanjutnya yang
memiliki peranan tinggi dalam pertimbangan para responden dalam memilih moda
transportasi karena pada saat menggunakan moda transportasi para responden
selalu ingin dalam kondisi yang aman tidak ada yang membahayakan. Biaya pun
menjadi salah satu variabel yang bisa menarik para responden untuk memilih moda
transportasi umum.
Variabel waktu merupakan pertimbangan utama responden sebagai variabel
yang paling banyak dipilih sebanyak 58. Variabel kenyamanan akan menjadi
pertimbangan juga dikarenakan para responden membutuhkan sebuah kenyamanan
pada saat berada di dalam moda transportasi tersebut. Variabel keteraturan waktu
keberangkatan/kedatangan moda transportasi juga menjadi pertimbangan utama
karena banyak yang membutuhkan kepastian keberangkatan agar dapat
menyesuaikan dengan kegiatan yang akan dilakukan. Berdasarkan Gambar 4.10
dapat diketahui bahwa fasilitas waktu atau ketepatan waktu merupakan fasilitas
yang paling banyak dipilih oleh responden. Hal ini dikarena responden
berkeinginan hadir tepat waktu pada saat perkuliahan.

28 Universitas Kristen Maranatha


BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan maka diperoleh simpulan
sebagai berikut:
1. Berdasarkan analisis statistik deskriptif didapatkan bahwa responden yang
memilih menggunakan sepeda sebanyak 1 orang. Untuk angkutan umum dan
transportasi online masing masing sebanyak 1 dan 3 orang. Responden yang
menggunakan sepeda motor sebanyak 35 orang. Responden yang memilih
berjalan kaki sebanyak 40 orang. Hal ini dikarenakan banyak dari responden
merupakan mahasiswa yang bertempat tinggal di kost. Responden yang
menggunakan mobil pribadi sebanyak 11 orang.
2. Hasil analisis korelasi menggunakan korelasi bivariate didapatkan bahwa
variabel yang paling mempengaruhi responden dalam pemilihan moda adalah
jarak tempuh, waktu tempuh, dan biaya tempuh.
3. Hasil alisis korelasi menggunakan korelasi bivariate didapatkan bahwa variabel
yang paling tidak mempengaruhi responden dalam pemilihan moda adalah jenis
kelamin, uang saku, kepemilikan kendaraan, kepemilikan SIM, dan intensitas
pergantian moda.
4. Hasil analisis fasilitas moda didapatkan bahwa moda transportasi akan lebih
sering dipilih jika memiliki ketepatan waktu. Hal ini menjamin mahasiswa lebih
tepat waktu menuju kampus. Namun fasilitas privasi merupakan fasilitas yang
tidak terlalu mempengaruhi mahasiswa dalam memilih moda transportasi.

5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas maka saran untuk moda transportasi umum
dan penelitian selanjutnya adalah:
1. Waktu tempuh merupakan variabel yang memiliki pengaruh kuat dalam
pemilihan moda transportasi menuju kampus maka diperlukan waktu tempuh
yang lebih singkat dari angkutan umum, seperti menghilangkan kebiasaan
ngetem, berhenti di sembarang tempat.

29 Universitas Kristen Maranatha


2. Biaya tempuh menjadi variabel yang memiliki pengaruh yang kuat dalam
pemilihan moda transportasi menuju kampus. Oleh karena itu perlu penyesuaian
tarif angkutan umum untuk jarak dekat dan jauh sehingga agar dapat menarik
responden untuk memilih angkutan umum.
3. Dalam hal variabel fasilitas dalam moda transportasi perlu adanya perbaikan
dikarenakan responden yang melakukan pemilihan moda transportasi akan
mempertimbangkan semua variabel tersebut. Variabel-variabel fasilitas tersebut
jika dapat diberikan di dalam angkutan umum maka akan menarik para
responden untuk memilih angkutan umum.

30 Universitas Kristen Maranatha


DAFTAR PUSTAKA

[1] Morlok, E.K., 1991, Pengantar Teknik dan Perencanaan Transportasi,


Erlangga, Jakarta.
[2] Nasution, M., 2003, Manajemen Transportasi, Ghalia Indonesia, Jakarta.
[3] Primasari, W.D., Ernawati, J., dan Dwi, A., 2013, Pemilihan Moda
Transportasi ke Kampus oleh Mahasiswa Universitas Brawijaya, Universitas
Brawijaya, Malang.
[4] Santoso, S., 2001, SPSS Versi 10 Mengolah Data Statistik Secara
ProfesionalPenerbit PT Elex Media Komputindo, Jakarta
[5] Santoso, S., 2005, Menguasai Statistik Di Era Informasi Dengan SPSS 12,
Penerbit PT Elex Media Komputindo, Jakarta.
[6] Susilo, B.H., 2010, Rekayasa Lalu Lintas, Universitas Trisakti, Jakarta
[7] Tamin, O.Z, 2000, Perencanaan dan Permodelan Transportasi, Penerbit ITB,
Bandung.

31 Universitas Kristen Maranatha


LAMPIRAN L.1
KUESIONER

Survei Pemilihan Moda Transportasi Menuju Kampus Universitas Kristen


Maranatha

1. Jenis Kelamin (Isi Salah Satu)


o Laki-laki
o Perempuan
2. Angkatan (Isi Salah Satu)
o 2017
o 2016
o 2015
o 2014
o 2013
o Other:.....................
3. Moda Transportasi Menuju Kampus Universitas Kristen Maranatha (Isi
Salah Satu)
o Berjalan Kaki
o Sepeda
o Sepeda Motor
o Mobil Pribadi
o Angkutan Umum
o Transportasi Online
4. Jarak Tempuh ke Kampus Universitas Kristen Maranatha (Isi Salah Satu)
o Jarak tempuh < 1km
o 1km Jarak tempuh < 5km
o 5km Jarak tempuh < 10km
o 10km Jarak tempuh < 15km
o Jarak tempuh 15km
5. Waktu Tempuh ke kampus Universitas Kristen Maranatha (Isi Salah Satu)
o Waktu < 5 menit

32 Universitas Kristen Maranatha


o 5 menit waktu < 10 menit
o 10 menit waktu < 15 menit
o 15 menit waktu < 20 menit
o Waktu 20 menit
6. Uang Saku Bulanan (Isi Salah Satu)
o Uang saku < 500 ribu rupiah
o 500 ribu rupiah Uang saku < 1 juta rupiah
o 1 juta rupiah Uang saku < 2 juta rupiah
o Uang saku 2 juta rupiah
7. Kepemilikan Kendaraan (Isi Salah Satu)
o Tidak memiliki kendaraan
o Memiliki 1 kendaraan
o Memiliki 2 kendaraan
o Memiliki kendaraan lebih dari 2
8. Kepemilikan SIM (Isi Salah Satu)
o Tidak memiliki SIM
o Memiliki SIM
9. Biaya Tempuh Perjalanan dari Tempat Tinggal ke Kampus Universitas
Kristen Maranatha (Isi Salah Satu)
o 0 Biaya tempuh < Rp. 2.500
o Rp. 2.500 Biaya tempuh < Rp. 5.000
o Rp. 5.000 Biaya tempuh < Rp. 7.500
o Rp. 7.500 Biaya tempuh < Rp. 10.000
o Biaya tempuh Rp. 10.000
10. Alasan Memilih Moda (Isi Jika Semua Memenuhi)
o Keamanan
o Keselamatan
o Fasilitas
o Privasi
o Biaya
o Waktu
o Kenyamanan

33 Universitas Kristen Maranatha


o Keteraturan waktu keberangkatan/kedatangan moda transportasi
11. Intensitas Pergantian Moda (Isi Salah Satu)
o Tidak ganti
o Ganti 1 kali
o Ganti 2 kali
o Ganti 3 kali

34 Universitas Kristen Maranatha

Anda mungkin juga menyukai