OLEH
SAID KAHLILGIBRAN
1501102010084
PENDAHULUAN
yang berpotensi dan berdedikasi tinggi. Berbagai pilihan industri yang ada
memberikan kesempatan bagi sumber daya manusia untuk lebih selektif dalam
Masalah komitmen seorang karyawan menjadi suatu hal yang sangat penting
pencapaian tujuan perusahaan tidak lepas dari faktor kinerja karyawan yang juga
kerja.
tidak hanya tergantung pada apa yang dihasilkan dan apa yang ditawarkan bagi
pelanggan ataupun klien, tetapi tergantung juga pada kualitas sumber daya
manusia yang dimiliki oleh perusahaan. Sumber daya manusia senantiasa melekat
pada setiap sumber daya organisasi apapun sebagai faktor penentu keberadaan dan
1
2
karyawan yang satu dengan karyawan yang lain tidak akan sama tingkat
dipahami dan diciptakan, dikarenakan komitmen individu dalam setiap jajaran dan
dengan tujuan dan sasaran serta sesuai dengan nilai organisasi. Dengan demikian,
berusaha sebaik mungkin untuk kepentingan organisasi, dan keinginan untuk tetap
sebagai imbalan atas usaha yang dilakukannya maka karyawan akan bekerja keras
dan berkomitmen tinggi kepada perusahaan dan begitu juga sebaliknya (Luthans,
Hellriegel & Slocum (2007), kepuasan kerja menunjukkan hasil pengalaman kerja
yang memerlukan perhatian, dan kekecewaan kerja yang berkaitan erat dengan
absensi, pergantian karyawan serta masalah kesehatan fisik dan mental. Bahkan
lebih dari itu, ketika seorang karyawan tidak puas dengan pekerjaannya, maka
tempat kerja. Penyebab para karyawan merasa kurang puas adalah dikarenakan
untuk ikut berpartisipasi dan pujian atas pekerjaan yang dilakukan dengan baik
jarang dilontarkan oleh atasan mereka serta mereka lebih sering mengalami
eksistensinya dari waktu ke waktu dan terus ditingkatkan sejalan dengan dinamika
sesuai dengan nilai-nilai yang berlaku pada karyawan tersebut. Hal ini disebabkan
karena adanya perbedaan pada setiap diri individu, semakin banyak aspek-aspek
tingkat kepuasan yang dirasakan karyawan dan sebaliknya bila dalam suatu
dipengaruhi oleh faktor yang ada dalam diri dan lingkungan sekitar individu
sekitarnya. Locus of control terdiri dari internal yaitu kemampuan, minat, serta
usaha dan eksternal yang terdiri dari keberuntungan atau kesempatan (Robbins
faktor lingkungan. Artinya locus of control bukan berasal sejak lahir melainkan
lingkungan, sehingga tidak ada orang yang hanya memiliki control internal saja
ataupun control eksternal saja. Seorang karyawan akan memiliki kepuasan kerja
apabila karyawan tersebut dapat menampilkan perilaku yang sesuai dengan jenis
tinggi selama lima tahun terakhir. Adapun tingkat pergantian karyawan Sulthan
Hotel Banda Aceh sejak tahun 2013 dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 1.1
Tingkat Pergantian Karyawan Per Tahun
2013 310
2014 280
2015 250
2016 200
2017 149
Sumber: Sulthan Hotel, 2017
pergantian karyawan terjadi hampir setiap tahun sejak tahun 2013 hingga tahun
2017, dalam satu tahun tingkat pergantian karyawan mencapai 30 s/d 51 orang,
sedangkan untuk perusahaan dengan jumlah karyawan yang relatif sedikit tingkat
tingkat komitmen karyawan Sulthan Hotel Banda Aceh yang terlihat dari jumlah
disebabkan oleh rendahnya kepuasan kerja yang dirasakan oleh karyawan Sulthan
Hotel Banda Aceh. Hal ini sesuai dengan pendapat Robbins (2006:120) yang
Organisasi dengan karyawan yang lebih puas cenderung memiliki kinerja dan
tingkat kehadiran yang lebih tinggi serta tingkat pergantian karyawan yang lebih
puas.
Gunz dan Gunz (1994), Knoop (1995), serta Young, Worchel, dan Woehr (1998)
kebutuhan dan keinginannya oleh organisasi maka secara otomatis dengan penuh
kesadaran mereka akan meningkatkan tingkat komitmen yang ada dalam dirinya.
Hal tersebut juga sesuai dengan pendapat Luthans (2006:246) yang menyatakan
bahwa apabila kepuasan kerja yang terdriri dari tipe pekerjaan itu sendiri,
gaji/bayaran, kesempatan promosi, atasan dan rekan kerja dapat terpenuhi maka
komitmen karyawan terhadap organisasi akan timbul dengan baik. Dengan kata
Berikut ini adalah hasil studi pendahuluan terkait tingkat kepuasan kerja
dan komitmen afketif pada 30 karyawan Sulthan Hotel Banda Aceh. Untuk lebih
Tabel 1.2
Studi Pendahuluan
No Pernyataan Ya % Tidak %
Apakah anda merasa puas dengan pekerjaan
1. 22 73 8 27
anda selama bekerja di Sulthan Hotel?
Apakah anda merasa terikat secara emosional
2. sehingga anda berkomitmen untuk tetap 20 67 10 33
bekerja di Sulthan Hotel?
Sumber: Hasil survei, november 2017
Hotel Banda Aceh hanya 22 orang atau sebesar 73% yang merasa puas selama
bekerja di Sulthan Hotel, sedangkan 8 orang atau sebesar 27% merasa tidak puas
selama bekerja di Sulthan Hotel. Kemudian, hanya 20 orang atau sebesar 67%
yang merasa terikat secara emosional sehingga berkomitmen untuk tetap bekerja
di Sulthan Hotel sedangkan 10 orang atau sebesar 33% yang merasa tidak terikat
bahwa komitmen organisasi sangat penting dan vital bagi kehidupan organisasi,
namun dalam prakteknya masih sangat banyak karyawan dari beberapa divisi yang
Sulthan Hotel Banda Aceh yang menjadi obyek penelitian ini, masih ada karyawan
yang kurang memiliki komitmen afektif terhadap organisasi dengan indikasi yang
perlu dilakukan penelitian lebih lanjut yang bersifat empiris untuk menjelaskan
pengaruh kepuasan kerja terhadap komitmen afektif yang dimoderasi oleh locus
sebagai berikut:
berikut:
b. Bagi Organisasi
kepercayaan dann penerimaan yang kuat atas tujuan dan nilai-nilai organisasi,
adalah suatu keadaan dimana seorang karyawan memihak organisasi tertentu serta
berusaha keras mencapai target yang ditentukan adalah suatu keharusan ketika
ini sangat dipengaruhi oleh seberapa besar pekerjaan yang dibebankan pada
karyawan sesuai dengan harapan mereka (Babakus et al., 1996). Definisi lainnya
10
11
individu tersebut.
organisasi, serta keinginan yang kuat untuk setia dan terus mempertahankan
hal yang menjadi konsekuensi dari komitmen organisasi adalah sebagai berikut:
ini adalah pertukaran tenaga kerja atau karyawan. Tingkat turnover dapat
2) Ketidakhadiran/Tingkat Absensi
12
3) Kinerja Karyawan
organisasi yang tinggi akan memiliki kinerja yang lebih baik. Dari tiga
apabila komitmen karyawan tinggi, wujud OCB mereka juga akan tinggi.
Korelasi yang positif ini hanya berlaku bagi komitmen afektif dan
maka akan semakin tinggi stres yang mereka rasakan, begitu juga akan
Menurut Allen dan Meyer (1990), komitmen organisasi terdiri dari tiga
aspek berikut:
Karyawan dengan komitmen afektif yang kuat akan menetap dalam suatu
berkelanjutan kuat akan menetap dalam suatu organisasi karena merasa harus dan
tidak memiliki pilihan lain, dan mereka yang komitmen normatifnya kuat menetap
dalam suatu organisasi karena mereka merasa berkewajiban moral untuk tidak
komitmen afektif. Adapun komitmen afektif akan dibahas pada sub-bab berikut:
diri dengan organisasi. Seseorang yang memiliki komitmen afektif yang tinggi
merasa bahwa organisasinya baik dan dijadikan sebagai bagian dari konsep diri
afektif, yaitu:
1) Karakteristik Organisasi
2) Karakteristik Individu
afektif, meskipun tergantung dari kondisi individu tersebut. Selain itu, juga
kompetensinya.
3) Pengalaman Kerja
komitmen efektif salah satunya yaitu lingkup kerja. Hal tersebut mencakup
dan kompeten dalam menjalankan peran kerjanya (Meyer et. al., 2002).
kepuasan kerja yang tinggi akan memiliki sikap positif terhadap pekerjaannya.
merupakan perasaan positif tentang pekerjaan sesorang yang merupakan hasil dari
pekerjaannya.
Kepuasan kerja pada dasarnya merupakan sesuatu yang bersifat individual. Setiap
individu memiliki tingkat kepuasan yang berbeda-beda sesuai dengan sistem nilai
yang berlaku pada dirinya, semakin tinggi penilaian terhadap pekerjaan yang
adalah keadaan emosi yang senang atau emosi positif yang berasal dari penilaian
pekerjaan atau pengalaman kerja seseorang. Dengan kata lain, kepuasan kerja
kepuasan kerja dirasakan sebagai suatu pemikiran atau perasaan yang dimiliki
oleh seseorang yang dapat berwujud rasa suka (puas) atau tidak suka (tidak puas)
kerja seseorang bergantung pada selisih antara harapan, kebutuhan atau nilai
Greenberg dan Baron (2003:148) akibat atau dampak dari ketidakpuasan kerja
turnover) dan kinerja kerja (job performance). Hal senada pun diungkapkan oleh
serikat buruh.
Menurut Dawis et al. (1967) dalam Vidiasta (2010), kepuasan kerja terdiri
merasa puas dengan kondisi pekerjaan dan rekan kerja secara keseluruhan.
dari tiga dimensi menurut Dawis et al. (1967) dalam Vidiasta (2010) dengan
menurut Myers dalam Munir dan Sajid (2010), locus of control adalah sejauh
mana orang merasakan hasil sebagai sesuatu yang dikendalikan secara internal
oleh usaha mereka sendiri atau eksternal oleh kebetulan atau kekuatan diluar
dirinya.
atasan, dan lingkungan kerja, serta dihubungkan dengan faktor internal individu
20
bersangkutan.
dengan akibat atau hasil yang diperoleh. Jadi, locus of control adalah persepsi
berbagai kegiatan dalam hidupnya yang disebabkan oleh kendali dirinya atau
dua, yaitu:
merupakan pemegang kendalli atas apapun yang terjadi pada diri mereka.
Control Internal, yaitu: suka bekerja keras, memiliki inisiatif yang tinggi,
21
Locus of control eksternal adalah individu yang yakin bahwa apapun yang
memiliki semangat hidup yang rendah, inisiatif yang rendah dan kurang
masalah.
mereka.
bahwa orang yang memiliki kekuasaan lebih yang lebih tinggi dari
afektif telah memperoleh banyak perhatian dalam penelitian perilaku (Allen dan
(Meyer et. al., 2002). Dengan kata lain, kepuasan kerja dapat memengaruhi
yang tinggi bersedia bekerja sama untuk mengatasi sebuah kesulitan yang terjadi
dalam sebuah organisasi. Oleh karena itu, kepuasan kerja dipandang sebagai salah
satu faktor penentu komitmen organisasi (Mannheim, Baruch & Tal, 1997).
Dengan demikan, diharapkan karyawan yang sangat puas akan lebih berkomitmen
Locus of control internal mengadopsi peran yang lebih aktif dari pada
locus of control eksternal dalam hal persepsi afektif karyawan terhadap pekerjaan
atau organisasinya (Lewin & Stephens, 1994). Lebih lanjut, Lewin & Stephens
organisasi harus lebih kuat untuk locus of control internal dari pada locus of
control eksternal, dikarenakan faktor internal lebih sensitif dari pada faktor
itu, locus of control memoderasi hubungan antara kepuasan kerja dan komitmen
organisasional.
dilakukan serta memberikan landasan yang kuat terhadap topik yang dipilih dan
disesuaikan dengan masalah yang terjadi. Agar konsep-konsep ini mampu diamati
dan diukur, maka dijabarkan ke dalam beberapa variabel dalam sebuah model
penelitian. Adapun kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat dilihat pada
gambar berikut:
25
Locus of Control
H2
2.7 Hipotesis
yang diperoleh. Adapun hipotesis dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai
berikut:
METODE PENELITIAN
Kepuasan Kerja Dan Komitmen Afektif. Penelitian ini dilakukan pada Karyawan
Sulthan Hotel Banda Aceh yang berlokasi di Jl. Sulthan Hotel No. 1, Peunayong,
3.2.1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek dan subjek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
Populasi dalam penelitian ini adalah Karyawan Sulthan Hotel Banda Aceh yang
Tabel 3.1
Jumlah Karyawan Sulthan Hotel Banda Aceh
NO Grade Populasi
1 Top Grade 16
2 Middle Grade 20
Jumlah 149
3.2.2 Sampel
(2014:216) sampel adalah bagian dari jumlah dan karekteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut.
memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih
sebagai berikut:
N
n = 1 + N (e2)
149
n = 1 + 149 (0,12)
149
n=
2,49
n = 59,83
28
Keterangan:
n = ukuran sampel
N = jumlah populasi
(2014:74) ukuran sampel antara 30 s/d 500 adalah layak untuk kebanyakan
Afektif. Data yang akan diperoleh masih merupakan data kualitatif (berupa
pernyataan dalam bentuk kuesioner), maka untuk mengolah data tersebut melalui
Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi
Dalam skala Likert variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator
Pemberian skala ini juga bertujuan untuk memberikan bobot atau skor
Dalam skala likert, jawaban yang mendukung pertanyaan akan diberi skor yang
tinggi sedangkan untuk jawaban yang tidak atau kurang mendukung akan diberi
skor rendah, seperti yang dapat dilihat dalam tabel berikut ini.
Tabel 3.2
Instrumen Skala Likert
No. Pernyataan Skor
1. Sangat Setuju 5
2. Setuju 4
3. Kurang Setuju 3
4. Tidak Setuju 2
pilihan agar tidak ada variasi diantara jawaban-jawaban yang disediakan dan tidak
ada kategori jawaban netral yang dapat menyulitkan peneliti dalam melakukan
analisis data.
31
Dengan demikian, teknik analisis data yang digunakan yaitu dengan Moderated
Y = + 1X + e
Y = + 1X + + 2Z + 3XZ + e
Keterangan:
Z = Locus of Control
Y = Komitmen Afektif
X = Kepuasan Kerja
= Koefisien regresi
= Konstanta
e = Term of Error
(X) dan juga tidak berhubungan dengan variabel dependen (Y) maka
Tabel 3.3
Operasional Variabel Penelitian
Variabel Definisi Dimensi Indikator
Independe
n
Aktivitas
Variasi pekerjaan
Status sosial
Nilai moral
Keamanan
Pelayanan sosial
Intrinsik
Suatu perasaan yang Penggunaan kemampuan
dimiliki oleh karyawan Tanggung jawab
yang dapat berwujud
rasa Kreativitas
puas atau tidak puas
Kepuasan akan Penghargaan
Kerja pekerjaannya terkait Otoritas
sejauh mana
pekerjaannya Kemandirian
dapat memenuhi Pengawasan SDM
kebutuhannya. Kompetensi atasan
Kebijakan perusahaan
Ekstrinsik
Kompensasi
Kesempatan berkembang
Pengakuan
Kondisi pekerjaa
Keseluruhan
Rekan kerja
Moderasi
Persepsi karyawan Kemampuan
terhadap keberhasilan Internal Minat
ataupun kegagalannya Usaha
dalam melakukan
berbagai
Locus of
kegiatan dalam
Control
pekerjaannya yang Keberuntungan
Eksternal
disebabkan oleh kendali Pengaruh orang lain
dirinya atau kendali di
luar
Dirinya
Dependen
Perasaan bahagia berkarir
sampai akhir
Perasaan bangga menjadi
bagian dari organisasi
Kesanggupan memikirkan
Hubungan emosional, masalah pekerjaan
Kepedulian terhadap
Komitmen identifikasi, dan organisasi
Afektif keterlibatan karyawan Kebermaknaan organisasi
terhadap perusahaan. dalam hidup
Perasaan menjadi bagian
Keluarga
Kepercayaan dan
penerimaan
terhadap nilai-nilai
organisasi
Rasa memiliki organisasi
Sumber: Dibuat oleh peneliti, 2017