Anda di halaman 1dari 5

12/9/2017 Politik Hukum Islam dan Peradilan Agama | Rumah Bangsa Foundation

Rumah Bangsa Foundation


Situs Zona Pendidikan Informasi dan
Inspirasi

HOME HUKUM UMUM HUKUM ISLAM PENDIDIKAN UMUM PENDIDIKAN ISLAM MORE

Search... Go

uku bekasmu Untuk Anak-anak Negri// Komfirmasi Andri Nazarudin 08231657133 Biaya

Home POLITIK Politik Hukum Islam dan Peradilan Agama

0
BY RUMAH BANGSA 0
FOUNDATION Tweet
31 DEC 2014 POLITIK
Suka Bagikan
Politik Hukum Islam dan Peradilan Agama
Share

Negara Indonesia secara


konstitutional adalah bukan Ada Free
negara Islam melainkan negara
pancasila, sehingga secara formal
Ongkir s.d
kelembagaan tidak 40rb
memungkinkan bagi umat Islam
untuk mewujudkan seutuhnya
prinsip-prinsip islam tentang
hukum terutama dalam bentuknya
yang rumit pula. Menurut Mahfud,
Negara Pancasila adalah Negara Pilih yang pasti, yuk
"religiousnation state" yakni belanja di Tokopedia
negara kebangsaan yang bukan negara agama (berdasarkan satu Ada Gratis Ongkir
agama tertentu) dan bukan negara sekuler (negara yang tigak s.d 40rb. Kode:
mengurusi agama sama sekali). Selain penamaan itu ada juga yang GRATISONGKIR
berpendapat dengan mengatakan, konsep ini sebagai negara teo
demokrasi. Negara Pancasila membina dan mengakui agama-agama
yang dianut oleh rakyatnya sepanjang berkeadaban yang adil.
Oleh karena itu, menurut Mahfud, umat Islam tidak perlu lagi
berdebat apakah mereka itu kafir, zalim, fasik atas ketidak
mampuannya memberlakukan hukum Islam, karena umat Islam telah
terikat dan mengikatkan diri pada hukum nasional yang
pemberlakuannya harus dilakukan secara prosedural oleh rakyat
secara melembaga (legislatif), terutama untuk hukum-hukum publik
yang sumbernya mempakan campuran aspirasi dari gagasan hukum
masyarakat tentang hukum Barat, hukum adat, dan juga hukum Islam.
http://www.rumahbangsa.net/2014/12/politik-hukum-islam-dan-peradilan-agama.html 1/5
12/9/2017 Politik Hukum Islam dan Peradilan Agama | Rumah Bangsa Foundation

Pernyataan tersebut, menurut hemat penulis kurang tepat sebagai


gagasan hukum masyarakat karena preseden pembentukan hukum
yang merupakan hasil produk legislatif itu syarat dengan kepentingan
individu dan kelompok dari penguasa atau pemerintah yang tidak
berpihak pada kepentingan rakyat. Gagasan hukum ibarat berbeda
dengan konsepsi hukum Islam. Hukum Barat yang merupakan produk
manusia dapat membuat hukum melalui mekanisme legislasi sesuai
dengan kehendak sebagian besar manusia yang dikuasai oleh nafsu
kekuasaan dan individualistik, sedangkan hukum Islam mempunyai
konsep yang khas tentang sumber dan materi hukum yang
menekankan pada maslahat berdasarkan qur'an dan Hadis. Oleh
karena itu, menumt hemat penulis perlu remodernisasi pemikiran Islam
terhadap pembentukan hukum yang Pemberlaku sebagai hukum
Islam, jika kita yakini bahwa Islam didatangkan dengan membawa
rohmaton lilalamin. Pemberlakuan hukum Islam pada umatnya
berdasarkan sistem politik yang ada sekarang ini, yang dapat dilakukan
oleh umat Islam adalah berjuang dalam bingkai politik hukum agar nilai-
nilai Islam dapat mewarnai, bahkan dapat menjadi materi dalam produk
hukum terutama dalam lapangan hukum privat.
Dalam konteks pandangan yang terakhir ini, menekankan bahwa
umat Islam harus menegakkan hukum Islam dan dimulai dari diri sendiri
lalu kemudian secara pelembagaan (legislatif), dengan mengacu
kepada kaidah ushul fiqhi yakni jika kita tidak dapat mengambil
seluruhnya maka jangan ditinggalkan (dibuang) seluruhnya. fungsinya,
pemberlakuan dan penegakan hukum Islam harus bertahap sedikit
demi sedikit, hingga secara melembaga. Mahfud, mengemukakan
pernyataan spesifik yang dapat dikemukakan dari kaidah ifu adalah
karena umat Islam tidak dapat menjadikan hukum Islam secara total
dan formal sebagai hukum negara, maka ia dapat terus berjuang
menurut kemungkinan yang tersedia untuk memasukkan nilai-nilai
Islam dalam produk hukum nasional. Ini berarti umat Islam harus
cerdas mengambilperan dalam program dan proses legislasi nasional,
yakni dengan mengambil peran besar dan aktif di dalam lembaga-
lembaga perwakilan, jika tidak mungkin secara formal menjadikan
hukum Islam sebagai hukum resmi, maka yang perlu dilakukan adalah
melakukan penanaman nilai-nilainya melalui apa yang oleh
Kuntowijoyo disebut sebagai objektifikasi.
Unfuk masyarakat muslim, tanpa harus menyebutkan secara
formal dan resmi tentang hukum Islam, umat Islam dapat melakukan
gerakan kultural agar Islam hidup dalam keseharian masyarakat.
Memperjuangkan nilai-nilai dasar hukum Islam melalui perjuangan
strktural dan perjuangan kultural sekaligus tanpa harus
mempertentangkan antara satu dan lainnya. Oleh karena itu, yang

http://www.rumahbangsa.net/2014/12/politik-hukum-islam-dan-peradilan-agama.html 2/5
12/9/2017 Politik Hukum Islam dan Peradilan Agama | Rumah Bangsa Foundation

paling penting diperjuangkan adalah nilai-nilai substantif (seperti


keadilan, kejujuran, amanah, perlindungan martabat manusia) dapat
dilihat dari kaidah yang menyebutkan "al-ibratu fil ls- lam bil jauhar
laabil madzhar" (patokan dalam "memperjuangkan" Islam adalah
memperjuangkan nilai-nilai substantif, bukan simbol-simbolnya. "
Keterlibatan secara aktif dalam proses legislasi tersebut sangat
penting, sebab pada kenyataannya hukum itu merupakan produk
politik, sehingga politik menjadi sangat independen bahkan determinan
atas hukum, sebagai produk politik hukum itu merupakan kristalisasi
kehendak-kehendak politik yang saling berinteraksi dan saling
bersaingan yang kemudian menghasilkan kesepakatan.
Telah dikemukakan sebelumnya bahwa determinasi politik
sangat besar terhadap produk hukum yang dihasilkan. Produk hukum
yang dihasilkan merupakan perundang-undangan yang merupakan
acuan dalam menjalankan roda pemerintahan. Perundang-undangan
itu sendiri merupakan bentuk dari politik hukum (legal policy) dalam
pembuatan perafuran perundang-undangan, politik hukum memiliki
peranan sangat penting. Pertama, sebagai alasan mengapa diperlukan
pembentukan suatu peraturan perundang-undangan. Kedua, unfuk
menentukan apa yang hendak diterjemahkan kedalam kalimat hukum
dan menjadi perumusan pasal. Dua hal ini penting karena keberadaan
peraturan perundang-undangan dan perumusan pasal merupakan
jembatan antara politik hukum tersebut dalam tahap implementasi
peraturan perundang-undangan. Hal ini mengingat antara pelaksanaan
peraturan perundang-undangan harus ada konsistensi dan korelasi
yang erat dengan apa yang ditetapkan sebagai politik.
Politik hukum dapat dibedakan menjadi dua dimensi, dimensi
pertama adalah politik hukum yang menjadi alasan dasar dari
diadakannya suatu peraturan perundang-undangan. Dimensi kedua
adalah tujuan atau alasan yang muncul dibalik pemberlakuan suafu
perahrran perundangundangan. Menurut Organski bahwa suatu
bangsa modern sekarang ini telah menempuh pembangunan melalui
tiga tingkat yaitu: politik unifikasi, politik indushialisasi, dan politik
negara kesejahteraan. Langkah-langkah ini dilakukan dengan lebih
menekankan pada terciptanya kesejahteraan rakyat. Politik hukum
bukan saja berbicara pada dataran proses dari hukum yang akan dan
sedang diberlakukan, tetapi mencakup pula hukum yang berlaku.
Dengan kata lain politik hukum merupakan seni yang pada akhirnya
mempunyai tujuan praktis untuk memungkinkan peraturan positif
dirumuskan secara lebih baik dan untuk memberikan pedoman, tidak
hanya kepada pembuat undang-undang dan juga kepada para
penyelenggara atau pelaksana putusan pengadilan

http://www.rumahbangsa.net/2014/12/politik-hukum-islam-dan-peradilan-agama.html 3/5
12/9/2017 Politik Hukum Islam dan Peradilan Agama | Rumah Bangsa Foundation

Apabila hukum itu dibangun di atas landasan yang tidak sesuai


dengan struktur rohani masyarakat, bisa dipastikan resistensi
masyarakat itu tidak terjadi dan keberlakuan hukum terpenuhi, para
penyelenggara Negara yang berwenang menarik dan merumuskan
nilai-nilai dan aspirasi itu dalam bentuk tertulis harus peka terhadap
kedua hal tersebut. Namun, yang menjadi permasalahannya lembaga
kenegaraan yang berwenang menentukan politik hukum dalam
memberikan bentuk dan isi dari hukum suatu negara, bukan lembaga
yang genuine dari berbagai kepentingan, dimana lembagaJembaga
negara itu berkumpul berbagai kelompok kepentingan yang terkadang
lebih mementingkan aspirasi kelompoknya dari pada aspirasi
masyarakat secara umum.
Politik hukum mengajak kita untuk mengetahui bahwa hukum
sarat dengan warga politik atau lebih tepatnya, bahwa hukum harus
dipandang sebagai suatu proses politik, subsistem politik dianggap
lebih powerful di bandingkan subsistem hukum. Artinya subsistem
politik memiliki konsentrasi energi yang lebih besar dari pada subsistem
hukum. Hal ini mengakibatkan apabila hukum berhadapan dengan
politik, maka ia berada pada kedudukan yang lebih lemah. Subsistem
politik mempunyai tingkat determinasi yang lebih tinggi dari subsistem
hukum, karena hukum merupakan hasil atau kristalisasi dari kehendak-
kehendak politik yang saling berinteraksi dan saling bersaing.
Tampilnya kekuasaan pemerintahan Negara yang sangat hegemonik
pada seluruh aspek kehidupan masyarakat dalam rangka negara
kesejahteraan (welfare sfofe) tentu saja mengganggu keseimbangan
relasi kekuasaan (check and bolance) yang ada dan pada akhirnya
mempengaruhi kerja kekuasaan kehakiman. Di bawah ini diuraikan
secara singkat perkembangan peradilan agama khususnya dalam
perspektif Islam terhadap pembaruan peradilan agama dan
hubungannya dengan kekuasaan kehakiman.

http://www.rumahbangsa.net/2014/12/politik-hukum-islam-dan-peradilan-agama.html 4/5
12/9/2017 Politik Hukum Islam dan Peradilan Agama | Rumah Bangsa Foundation

RELATED POSTS :
IDENTITAS NASIOANAL DAN GLOBALISASI
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG ` Banyak kalangan berpendapat
bahwa Read More...

Hubungan Politik Hukum dan Ilmu Hukum


Ulasan ini kami batasi pada hubungan ilmu politik dengan ilmu hukum positif, yaifu ilmu
hukum yang Read More...

SISTEM PEMERINTAHAN PRESIDENSIAL


Sistem pemerinrahan presidensial lahir di Amerika Serikat. Dalam sistem
pemerintahan presidensial Read More...

KEWARGANEGARAAN
BAB II PEMBAHASAN A. Pengrtian Warganegara Warganegara adalah rakyat yang
menetap disuatu Read More...

DINAMIKA DEMOKRASI DI DUNIA


Demokrasi yang berkembang dewasa ini, pada awalnya mendapat respon negatif dari
para filosof zama Read More...

0 komentar Urut Berdasarkan Paling Lama

Tambahkan Komentar...

Plugin Komentar Facebook

0 Response to "Politik Hukum Islam dan Peradilan Agama"

Post a Comment

NEWER POST HOME OLDER POST

Copyright 2016 Rumah Bangsa Foundation About- Contact- Privacy Police- Declaimer- Sitemap-

http://www.rumahbangsa.net/2014/12/politik-hukum-islam-dan-peradilan-agama.html 5/5

Anda mungkin juga menyukai