Anda di halaman 1dari 3

HILMAN FAHMI

110114281/KP C

Topik : Kasus pelanggaran HAM

Komnas HAM temukan sejumlah pelanggaran HAM


dalam kasus Salim Kancil
Komnas HAM Nur Kholis temukan pelanggaran hak untuk hidup, hak tidak mendapat
perlakuan kejam, hak tidak ditangkap sewenang-wenang, hak atas rasa aman, dan hak anak

LUMAJANG, Indonesia Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM)


menemukan sejumlah pelanggaran HAM berat terhadap korban penganiayaan Salim alias
Kancil dan Tosan di Desa Selok Awar-Awar, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Senin, 5
Oktober.

Saat melakukan investigasi dalam kasus pembunuhan petani dan aktivis tolak tambang Salim
Kancil oleh kelompok pro tambang di pantai selatan Desa Selok Awar-Awar, Ketua Komnas
HAM Nur Kholis mengatakan pihaknya menemukan adanya pelanggaran hak untuk hidup,
hak tidak mendapat perlakuan kejam, hak tidak ditangkap sewenang-wenang, hak atas rasa
aman, dan hak anak.

"Jadi Salim Kancil dan Tosan ingin hidup menjadi petani, tapi adanya tambang pasir illegal
menganggu mata pencaharianya," kata Nur Kholis.

Sebelumnya, Salim tewas setelah dianiaya dan dibunuh oleh puluhan orang yang diduga
sebagai mantan tim pendukung Kepala Desa Haryono pada Sabtu, 26 September 2015. Salim
ditangkap di rumahnya sebelum disiksa di halaman Balai Desa, yang bersebelahan dengan
gedung sekolah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Taman Kanak-Kanak.

Komplotan itu disebut sebagai Tim 12. Haryono sendiri dan 38 orang lainnya telah ditetapkan
sebagai tersangka untuk kasus penganiayaan dan kasus tambang ilegal.

Rekan Salim, Tosan, juga menjadi korban dan kini masih harus menjalaniperawatan di rumah
sakit.

Menurut Nur Kholis, Salim dan Tosan mendapat ancaman setelah melakukan aksi damai
tolak dari kelompok pro tambang. Kemudian, ada janji dari aparat kepolisian untuk
melindungi.

"Tapi ancaman makin santer ke dua korban bersama rekan-rekanya, berbuntut pada peristiwa
tanggal 26 September 2015, ketika sebelum mengelar aksi demo," katanya.

Terjadi pelanggaran hak tidak mendapat perlakuan kejam terhadap Salim dan Tosan karena
keduanya menjadi sasaran aksi kekerasan Tim 12.
Hak tidak ditangkap sewenang-wenang juga tidak dilanggar lantaran mereka ditangkap oleh
sekelompok orang yang bukan kewenangannya.

"Jadi dia ditangkap bukan oleh aparat penegak hukum, melainkan kelompok masyarakat atas
suruhan pimpinan pemerintahan desa. Ya, Pak Kades yang seharusnya melindungi," ujar Nur
Kholis.

Sedangkan hak atas rasa aman, ungkap Nur Kholis, tidak didapatkan Salim dan Tosan beserta
petani lainnya karena mereka sering mendapat intimidasi atau ancaman, baik fisik maupun
non-fisik.

"Bahkan hingga kini, kelompok warga tolak tambang masih was-was rasa amannya.
Demikian juga masyarakat sekitarnya," kata Nur Kholis.

Yang paling disesalkan, ujarnya, adalah pelanggaran terhadap hak anak. Anak Salim, Dio
Eka Saputra (13 tahun), menyaksikan aksi penculikan dan kekerasan terhadap ayahnya oleh
Tim 12. Ditakutkan, hal tersebut dapat mengganggu kesehatan psikis dan mentalnya.

"Saya kasihan, anak sekecil dia harus mengalami hal yang tidak pantas dilihat dan disaksikan,
apalagi menimpa almarhum bapaknya," kata Nur Kholis.

Komnas HAM pun meminta kepada Bupati Lumajang agar segera melakukan rekonsiliasi
antara warga pro tambang illegal dan yang menolaknya.

Selain itu, pemerintah kabupaten Lumajang juga merekomendasikan untuk melakukan


sosialisasi dampak negatif tambang illegal, karena lokasi penambangan tidak jelas
kepemilikannya.

"Pokoknya, rekomendasi ini harus ditindak lanjuti, agar masalah di Selok Awar-awar
kondusif dan tenang," katanya. Rappler.com

Sumber :

http://www.rappler.com/indonesia/108284-komnas-ham-pelanggaran-kasus-salim- kancil
Opini :

Menurut saya HAM adalah hak-hak dasar yang dimiliki oleh manusia sesuai dengan
kiprahnya.Setiap individu mempunyai keinginan agar HAM-nya terpenuhi, tapi satu hal yang
perlukita ingat bahwa Jangan pernah melanggar atau menindas HAM orang lain.
Dalamkehidupan bernegara HAM diatur dan dilindungi oleh perundang-undangan RI,
dimanasetiap bentuk pelanggaran HAM baik yang dilakukan oleh seseorang, kelompok
atausuatu instansi atau bahkan suatu Negara akan diadili dalam pelaksanaan peradilan
HAM,pengadilan HAM menempuh proses pengadilan melalui hukum acara peradilan
HAMsebagaimana terdapat dalam Undang-Undang pengadilan HAM.

Sebagai makhluk sosial kita harus mampu mempertahankan danmemperjuangkan


HAM kita sendiri. Di samping itu kita juga harus bisa menghormati danmenjaga HAM orang
lain jangan sampai kita melakukan pelanggaran HAM. Dan Jangansampai pula HAM kita
dilanggar dan dinjak-injak oleh orang lain. Jadi dalam menjagaHAM kita harus mampu
menyelaraskan dan mengimbangi antara HAM kita dengan HAMorang lain.

Jadi janganlah jikalau hanya masalah kecil itu di besar-besarkan hingga terjadi kericuhan
yang dapat merugikan dan membunuh orang banyak.

Berlaku jujurlah pada diri sendiri juga pada orang banyak


Hindarilah perbuatan main hakim sendiri tanpa mencarii tahu sebab dan akibat dari
perbuatannya.
Dan mari bersama kita bangun Indonesia sebagai negeri yang aman, negeri yang adil
dan negeri yang sentosa.

Anda mungkin juga menyukai