Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
TENTANG
BUPATI MANOKWARI,
-1-
Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945;
2. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1969 tentang
Pembentukan Provinsi Otonom Irian Barat dan Kabupaten-
Kabupaten Otonom di Provinsi Irian Barat (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1969 Nomor 47,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
2907);
3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah beberapa kali
diubah terakhir dengan Undang Undang Nomor 12 Tahun
2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang Undang
Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor
59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4844);
4. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5234);
5. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan
Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007
Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4725);
6. Undang-undang Nomor 23 Tahun 2012 tentang
Pembentukan Kabupaten Manokwari Selatan
7. Undang-undang Nomor 24 Tahun 2012 tentang
Pembentukan Kabupaten Pegunungan Arfak
8. Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2000 tentang
Tingkat Ketelitian Peta Untuk Penataan Ruang Wilayah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor
20, Tambahan Lembaran Negara 3934);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 48, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4833);
10.Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang
Penyelenggaraan Penataan Ruang (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 21, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5103);
11.Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 2010 tentang
Bentuk dan tata cara peran masyarakat dalam penataan
ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010
Nomor 118, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5160);
12.Peraturan Menteri Dalam Negeri No 28 Tahun 2008 tentang
Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah tentang
Rencana Tata Ruang Daerah;
13.Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 16/PRT/M/ 2009
tentang Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten
-2-
Dengan Persetujuan Bersama
MEMUTUSKAN:
Menetapk
an : PERATURAN DAERAH KABUPATEN MANOKWARI TENTANG
RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN
MANOKWARI TAHUN 2013 - 2033
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
-3-
15. Kawasan adalah wilayah yang memiliki fungsi utama lindung atau budidaya.
16. Kawasan Lindung adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama
melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumberdaya alam dan
sumberdaya buatan.
17. Kawasan Budi Daya adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk
dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumberdaya alam, sumberdaya
manusia dan sumberdaya buatan.
18. Kawasan Perdesaan adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama pertanian
termasuk pengelolaan sumberdaya alam dengan susunan fungsi kawasan sebagai
tempat permukiman pedesaan, pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial
dan kegiatan ekonomi.
19. Kawasan Perkotaan adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama bukan
pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman
perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan
sosial dan kegiatan ekonomi.
20. Kawasan strategis nasional adalah wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan
karena mempunyai pengaruh sangat penting secara nasional terhadap kedaulatan
negara, pertahanan dan keamanan negara,ekonomi, sosial, budaya, dan/atau
lingkungan, termasuk wilayah yang ditetapkan sebagai warisan dunia.
21. Kawasan Strategis Kabupaten adalah wilayah yang penataan ruangnya
diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup
kabupaten/kota terhadap ekonomi, sosial, budaya dan/atau lingkungan.
22. Kawasan Pertahanan Negara adalah wilayah yang ditetapkan secara nasional
yang digunakan untuk kepentingan pertahanan;
23. Pusat Kegiatan Wilayah yang selanjutnya disebut PKW adalah kawasan perkotaan
yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala kabupaten/kota atau beberapa
kecamatan.
24. Pusat Kegiatan Lokal Promosi yang selanjutnya disebut PKLp adalah kawasan
perkotaan yang dipromosikan untuk menjadi PKL.
25. Pusat Pelayanan Kawasan yang selanjutnya disebut PPK adalah kawasan
perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala kecamatan atau
beberapa desa.
26. Pusat Pelayanan Lingkungan yang selanjutnya disebut PPL adalah pusat
permukiman yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala antar desa.
27. Distrik, yang dahulu dikenal dengan kecamatan, adalah wilayah kerja Kepala
Distrik sebagai perangkat daerah Kabupaten/Kota.
28. Kampung atau yang disebut dengan nama lain adalah kesatuan masyarakat
hukum yang memiliki kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan
masyarakat setempat berdasarkan asal-usul dan adat-istiadat setempat yang
diakui dalam sistem pemerintahan nasional dan berada di daerah kabupaten/kota.
29. Masyarakat adalah orang, perseorangan, kelompok orang termasuk masyarakat
hukum adat, korporasi, dan/atau pemangku kepentingan non pemerintah lain
dalam penyelenggaraan penataan ruang.
30. Peran masyarakat adalah partisipasi aktif masyarakat dalam perencanaan tata
ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang.
31. Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah, yang selanjutnya disebut BKPRD
adalah badan bersifat ad hoc yang dibentuk untuk mendukung pelaksanaan
Undang Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang di Kabupaten
Manokwari dan mempunyai fungsi membantu tugas Bupati dalam koordinasi
penataan ruang di daerah.
-4-
BAB II
TUJUAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENATAAN RUANG
Bagian Kesatu
Tujuan Penataan Ruang
Pasal 2
Pasal 3
Bagian Ketiga
Strategi Penataan Ruang
Pasal 4
(1) Strategi peningkatan pelayanan perkotaan dan perdesaan yang merata dan
berhirarki sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a terdiri atas:
a. meningkatkan peran Kabupaten Manokwari sebagai PKW;
b. mendorong perkembangan pusat-pusat pelayanan yang meliputi PKW, PKL,
PKLp PPK dan PPL;
c. meningkatkan kualitas permukiman perkotaan; dan
d. meningkatkan pelayanan dasar masyarakat di perkampungan.
(2) Strategi peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan jaringan prasarana
permukiman, transportasi, telekomunikasi, energi, sumberdaya air yang dapat
mendukung peningkatan dan pemerataan pelayanan masyarakat sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 3 huruf b terdiri atas:
a. mengembangkan sarana dan prasarana air minum, sanitasi, drainase dan
persampahan;
b. mengembangkan sarana dan prasarana transportasi darat, laut dan udara;
c. mengembangkan sarana dan prasarana jaringan telekomunikasi;
d. mengembangkan sumber daya energi alternatif berupa pembangkit listrik tenaga
surya dan mikrohidro; dan
e. meningkatkan jaringan irigasi dan sarana dan prasarana pendukung serta
melindungi sumber-sumber air;
(3) Strategi peningkatan produktivitas pertanian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3
huruf c terdiri atas:
-5-
a. mengembangkan kegiatan agropolitan untuk meningkatkan kualitas hasil
pertanian;
b. meningkatkan produktivitas dan pengolahan hasil perkebunan;
c. meningkatkan luas lahan sawah beririgasi teknis dan non teknis;
d. mempertahankan lahan pertanian tanaman pangan berkelanjutan;
e. meningkatkan sarana produksi pertanian dan pembinaan petani;
f. meningkatkan usaha pengembangan peternakan; dan
g. mengupayakan pelestarian kawasan hortikultura dengan memperhatikan aspek
konservasi lahan.
(4) Strategi pengembangan potensi perikanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3
huruf d terdiri atas:
a. memelihara kualitas danau dan sungai untuk pengembangan perikanan darat;
b. mengembangkan fasilitas pembenihan ikan untuk mendukung ketersediaan bibit
bagi petani ikan;
c. mengembangkan budidaya perikanan melalui sistem keramba;
d. mengembangkan produksi perikanan tangkap melalui dukungan sarana produksi
perikanan tangkap; dan
e. mendorong peningkatan investasi di bidang pengolahan perikanan yang
berorientasi ekspor.
(5) Strategi pemanfaatan sumber daya kehutanan secara berkelanjutan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 3 huruf e terdiri atas :
a. memanfaatkan tanaman hutan produksi yang memiliki nilai ekonomi tinggi
dengan tetap memperhatikan kelestariannya;
b. meningkatkan reboisasi hutan dan mengembalikan fungsi lahan kritis menjadi
fungsi aslinya;
c. meningkatkan nilai tambah hasil hutan menjadi barang jadi; dan
d. meningkatkan pemantapan dan perlindungan kawasan lindung; dan
e. mengembangkan hutan rakyat berpola agroforestry;
(6) Strategi pengelolaan pertambangan yang ramah lingkungan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 3 huruf f terdiri atas:
a. melakukan koordinasi dengan kabupaten yang berbatasan langsung yang
memiliki potensi tambang;
b. meningkatkan nilai ekonomis hasil pertambangan melalui pengolahan hasil
tambang yang ramah lingkungan;
c. mewajibkan kajian kelayakan lingkungan, ekonomi dan sosial untuk setiap
kegiatan pertambangan; dan
d. mewajibkan pemegang izin usaha pertambangan untuk melakukan reklamasi
area penambangan, baik selama maupun setelah kegiatan penambangan
berakhir.
(7) Strategi peningkatan dan pengembangan pariwisata yang produktif dan ramah
lingkungan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf g terdiri atas:
a. mengembangkan obyek wisata untuk pariwisata alam, buatan, dan khusus;
b. mengembangkan infrastruktur menuju objek wisata sehingga mudah dijangkau;
c. mengamankan kawasan dan/atau benda cagar budaya dan sejarah dengan
melindungi tempat serta ruang di sekitar bangunan bernilai sejarah;
d. mengembangkan fasilitas pendukung objek wisata untuk meningkatkan mutu
tempat wisata; dan
e. mendorong peran masyarakat untuk melestarikan benda cagar budaya;
(8) Strategi pengelolaan wilayah yang memperhatikan daya dukung lahan, daya
tampung kawasan dan aspek konservasi sumber daya alam serta mitigasi bencana
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf h terdiri atas :
a. meningkatkan perlindungan terhadap sumber-sumber air;
b. mengendalikan kawasan terbangun di kawasan rawan bencana;
c. mengembalikan fungsi pada kawasan yang mengalami kerusakan, melalui
penanganan secara teknis dan vegetatif;
d. mempertahankan kawasan resapan air;
-6-
e. mengamankan kawasan sempadan pantai dengan mempertahankan ekosistem
pantai;
f. mengendalikan pemanfaatan kawasan sempadan pantai, sungai, dan danau;
dan
g. mengembangkan hutan mangrove dan vegetasi yang dapat mencegah bencana
banjir dan gelombang pasang.
(9) Strategi peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan negara
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf i terdiri atas :
a. mengembangkan kawasan lindung dan / atau kawasan budidaya tidak terbangun
di sekitar aset-aset pertahanan dan keamanan/TNI;
b. mengembangan kegiatan budidaya secara selektif di dalam dan di sekitar aset-
aset pertahanan untuk menjaga fungsi pertahanan dan keamanan/TNI;dan
c. turut serta memelihara dan menjaga aset-aset pertahanan/TNI
BAB III
RENCANA STRUKTUR RUANG WILAYAH
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 5
Bagian Kedua
Pusat-pusat Kegiatan
Pasal 6
-7-
Bagian Ketiga
Sistem Jaringan Prasarana Utama
Pasal 7
Sistem jaringan prasarana utama yang ada di Kabupaten Manokwari sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1) huruf b, terdiri atas:
a. sistem jaringan transportasi darat;
b. sistem jaringan transportasi laut; dan
c. sistem jaringan transportasi udara.
Paragraf 1
Sistem Jaringan Transportasi Darat
Pasal 8
(1) Sistem jaringan transportasi darat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1)
huruf a, yaitu terdiri atas:
a. jaringan jalan;
b. jaringan prasarana lalu lintas, dan jaringan layanan lalu lintas;dan
c. jaringan transportasi penyeberangan.
(2) Jaringan jalan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a terdiri atas:
a. jaringan jalan arteri primer yang ada di Kabupaten Manokwari, terdiri atas:
1. ruas jalan yang menghubungkan Kabupaten Manokwari dengan Kota Sorong
melalui Distrik Warmare, Distrik Prafi, Distrik Masni, Distrik Sidey, Distrik
Mubrani, Distrik Kebar dan Distrik Senopi; dan
2. ruas jalan yang menghubungkan Kabupaten Manokwari dengan Kabupaten
Teluk Bintuni melalui Distrik Tanah Rubuh.
b. jaringan jalan kolektor primer (K1) yang ada di Kabupaten Manokwari, terdiri
atas :
1. ruas jalan yang menghubungkan Distrik Prafi; dan
2. ruas jalan yang menghubungkan Distrik Mubrani, Distrik Amberbaken,
dengan Kabupaten Tambrauw.
c. jaringan jalan kolektor primer K2 yang ada di Kabupaten Manokwari, yaitu
ruas jalan yang mengubungkan Distrik Prafi, Distrik Masni, Distrik Manokwari;
d. jaringan jalan lokal primer yang ada di Kabupaten Manokwari, terdiri atas:
ruas jalan yang menghubungkan Wariori dengan Wasirawi di Distrik Masni.
e. jaringan jalan arteri sekunder yang ada di Kota Manokwari, terdiri atas:
1. Jalan Siliwangi;
2. Jalan Brawijaya;
3. Jalan Sujarwo;
4. Jalan Yos Soedarso;
5. Jalan Pahlawan;
6. Jalan Merdeka;
7. Jalan Tri Kora;dan
8. Jalan Drs. Esau Sesa
(3) Jaringan prasarana lalu lintas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, terdiri
atas:
a. pengembangan terminal tipe A di Distrik Manokwari Selatan;
b. pengembangan terminal tipe B di Distrik Manokwari Barat dan Distrik Prafi; dan
c. pengembangan terminal tipe C di Distrik Manokwari Utara, Distrik Masni, Distrik
Warmare, Distrik Mubrani, dan Distrik Kebar
-8-
d. peningkatan jembatan timbang dan unit pengujian kendaraan bermotor di
Distrik Manokwari Selatan.
(4) Jaringan layanan lalu lintas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, yaitu
trayek angkutan penumpang dan barang yang terdiri atas jalur:
a. Manokwari Distrik Tanah Rubuh
b. Manokwari Distrik Warmare Distrik Prafi Distrik Masni - Distrik Sidey
Distrik Mubrani Distrik Kebar;
c. Distrik Mubrani Distrik Amberbaken;
(5) Trayek angkutan penumpang sebagaimana dimaksud pada ayat (4) terdiri atas
trayek angkutan perintis yang meliputi :
a. Manokwari Warmare sepanjang kurang lebih 40 km;
b. Manokwari SP. IX sepanjang kurang lebih 145 km;
c. Manokwari SP.II SP.IV sepanjang kurang lebih 75km;
d. Manokwari Masni sepanjang kurang lebih 104 km;dan
e. Manokwari Momiwaren sepanjang kurang lebih 175 km.
(6) Jaringan transportasi penyeberangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf
c, terdiri atas:
a. pelabuhan penyeberangan yaitu Pelabuhan Sowi di Distrik Manokwari Selatan;
b. lintas penyeberangan terdiri atas :
1. lintas penyeberangan antar Kabupaten Manokwari Teluk Wondama
Nabire Serui Biak - Numfor; dan
2. lintas penyeberangan antar distrik di wilayah pesisir.
Paragraf 2
Sistem Jaringan Transportasi Laut
Pasal 9
(1) Sistem jaringan transportasi laut sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1)
huruf b, meliputi:
a. tatanan kepelabuhanan; dan
b. alur pelayaran.
(2) Tatanan kepelabuhanan di Kabupaten Manokwari sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf a terdiri atas:
a. pelabuhan pengumpul yaitu Pelabuhan Manokwari di Distrik Manokwari Barat;
dan
b. pelabuhan pengumpan terdiri atas pelabuhan di Distrik Amberbaken.
(3) Alur pelayaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a terdiri atas:
a. alur pelayaran nasional yaitu Jakarta Surabaya Makassar Bitung
Ternate Ambon Sorong Manokwari; dan
b. alur pelayaran regional yaitu Amberbaken - Manokwari Oransbari
Momiwaren.
Paragraf 3
Sistem Jaringan Transportasi Udara
Pasal 10
(1) Sistem jaringan transportasi udara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1)
huruf c, meliputi:
a. tatanan kebandarudaraan; dan
b. ruang udara untuk penerbangan.
(2) Tatanan kebandarudaraan di Kabupaten Manokwari sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf a terdiri atas:
a. bandar udara pengumpul yaitu Bandar Udara Rendani di Distrik Manokwari
Selatan;
-9-
b. bandar udara pengumpan, terdiri atas:
1. Bandar Udara Anggi di Distrik Anggi;
2. Bandar Udara Kebar di Distrik Kebar;
3. Bandar Udara Senopi di Distrik Senopi;
4. Bandar Udara Saukorem di Distrik Amberbaken;
5. Bandar Udara Nekori di Distrik Kebar;
6. Bandar Udara Kebar Timur di Distrik Kebar;
7. Bandar Udara Pubuan di Distrik Kebar; dan
8. Bandar Udara Janderau di Distrik Kebar.
(2) Ruang udara untuk penerbangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b
diatur lebih lanjut dalam rencana induk bandar udara.
Bagian Keempat
Sistem Jaringan Prasarana Lainnya
Pasal 11
Sistem jaringan prasarana lainnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1) huruf
c terdiri atas:
a. sistem jaringan energi;
b. sistem jaringan telekomunikasi;
c. sistem jaringan sumber daya air; dan
d. sistem prasarana pengelolaan lingkungan.
Paragraf 1
Sistem Jaringan Energi
Pasal 12
(1) Sistem jaringan energi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (1) huruf a
meliputi:
a. pembangkit tenaga listrik; dan
b. jaringan prasarana energi.
(2) Pembangkit tenaga listrik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, terdiri
atas :
a. Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) terdapat di Sanggeng, Distrik
Manokwari Barat; dan
b. Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMh) terdiri atas:
1. PLTMh Sungai Prafi di Distrik Warmare;
2. PLTMh di Distrik Tanah Rubuh; dan
3. PLTMh di Distrik Kebar
c. Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) terdapat di Distrik Manokwari Selatan;
d. Pembangkit Listrik Tenaga lainnya selain yang disebut pada huruf a, b, dan c
dapat dibangun setelah adanya kajian komprehensif dan setelah mendapat
rekomendasi dari kementerian atau pejabat yang tugasnya memfasilitasi bidang
listrik dan pemanfaatan energi
(3) Jaringan prasarana energi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a yaitu
berupa gardu induk yang terdapat di Sanggeng, Distrik Manokwari Barat dan
Distrik Warmare.
Paragraf 2
Sistem Jaringan Telekomunikasi
Pasal 13
- 10 -
(1) Sistem jaringan telekomunikasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (1)
huruf b terdiri atas:
a. sistem jaringan kabel; dan
b. sistem jaringan nirkabel.
(2) Sistem jaringan kabel sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, yaitu berupa
jaringan telepon yang melayani kawasan perkotaan Manokwari; dan
(3) Sistem jaringan nirkabel sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, yaitu
berupa jaringan telekomunikasi seluler yang menjangkau setiap distrik.
Paragraf 3
Sistem Jaringan Sumber Daya Air
Pasal 14
(1) Sistem jaringan sumberdaya air sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (1)
huruf c, terdiri atas:
a. jaringan sumber daya air lintas kabupaten;
b. daerah irigasi;
c. jaringan air baku untuk air bersih;
d. jaringan air bersih ke kelompok pengguna; dan
e. sistem pengendalian banjir.
(2) Jaringan sumber daya air lintas kabupaten sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf a terdiri atas:
a. Sungai Muturi dan Sungai Isim yang melintasi Kabupaten Manokwari dan
Kabupaten Teluk Bintuni;
b. Sungai Anjai dan Arapi yang melintasi Kabupaten Manokwari dan Kabupaten
Tambrauw; dan
c. Wilayah Sungai Kamundan - Sebyar
(3) Daerah Irigasi (DI) di wilayah Kabupaten Manokwari sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf b terdiri atas:
a. DI Wariori seluas kurang lebih 3450 Ha yang merupakan kewenangan
Pemerintah Pusat;
b. DI Prafi seluas kurang lebih 1500 Ha yang merupakan kewenangan
Pemerintah Provinsi;
c. DI Sidey seluas kurang lebih 2000 Ha yang merupakan kewenangan
Pemerintah Provinsi;
d. DI Aimasi seluas kurang lebih 1200 Ha yang merupakan kewenangan
Pemerintah Provinsi;
(4) Jaringan air baku untuk air bersih sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c
terdiri atas:
a. Sungai Maruni di Distrik Warmare;
b. Sungai Rendani I dan Rendani II di Distrik Manokwari Selatan;
c. Sumber mata air Fanindi di Distrik Manokwari Barat;
d. Sumber mata air Kwawi di Distrik Manokwari Timur; dan
e. Pemanfaatan sungai dan sumber mata air untuk pemenuhan kebutuhan air
minum bagi masyarakat di distrik dan kampung.
(5) Jaringan air bersih ke kelompok pengguna sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf d yaitu berupa jaringan air bersih ke sarana perdagangan dan jasa, fasilitas
umum, permukiman dan industri.
(6) Sistem pengendalian banjir sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e terdiri
atas:
a. perlindungan daerah tangkapan air;
b. normalisasi sungai;
c. perbaikan drainase; dan
- 11 -
d. pembangunan turap, talud dan tanggul di Sungai Warmare, Sungai Aimasi,
Sungai Kasi, Sungai Wairori dan Sungai Muari.
Paragraf 4
Sistem Prasarana Pengelolaan Lingkungan
Pasal 15
BAB IV
RENCANA POLA RUANG WILAYAH
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 16
- 12 -
Bagian Kedua
Kawasan Lindung
Pasal 17
Kawasan lindung sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 ayat (1) huruf a, terdiri atas :
a. kawasan hutan lindung;
b. kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya;
c. kawasan perlindungan setempat;
d. kawasan suaka alam, pelestarian alam dan cagar budaya;
e. kawasan rawan bencana alam;
f. kawasan lindung geologi; dan
g. kawasan lindung lainnya.
Paragraf 1
Kawasan Hutan Lindung
Pasal 18
Paragraf 2
Kawasan Yang Memberikan Perlindungan Terhadap Kawasan Bawahannya
Pasal 19
Paragraf 3
Kawasan Perlindungan Setempat
Pasal 20
- 13 -
(2) Kawasan sempadan sungai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b terdapat
di sepanjang sungai di Distrik Manokwari, sungai Distrik Prafi, sungai di Distrik
Masni, sungai di Distrik Amberbaken, dengan ketentuan:
a. sempadan sungai untuk sungai besar di luar kawasan permukiman ditetapkan
minimum 100 meter;
b. sempadan sungai untuk anak sungai ditetapkan minimum 50 meter; dan
c. sempadan sungai untuk sungai besar dan anak sungai yang melewati kawasan
permukiman dengan kepadatan sedang ditetapkan 50 meter sampai dengan
100 meter.
(3) Kawasan sempadan sekitar danau/waduk sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf c terdapat di Danau Kabori dan Danau Anggresi, Distrik Manokwari Selatan,
Danau Auwop, Distrik Kebar, dan Danau Wabederi, Distrik Warmare, dengan
ketentuan :
a. daratan dengan jarak 50-100 m dari titik pasang air danau / waduk tertinggi;
dan
b. daratan sepanjang tepian danau/waduk yang proporsional terhadap bentuk
waduk.
(4) Kawasan sekitar mata air sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d ditetapkan
dengan ketentuan:
a. daratan di sekeliling mata air yang mempunyai manfaat untuk mempertahankan
fungsi mata air; dan
b. wilayah dengan jarak paling sedikit 200 m dari mata air.
(5) Kawasan ruang terbuka hijau sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d yaitu
berupa Ruang Terbuka Hijau Perkotaan (RTHP) yang ditetapkan minimal dengan
luas 30 % dari luas kawasan terbangun, meliputi 20% RTHP publik dan 10%
RTHP privat, berada di PKW dan PKLp
(6) Ketentuan lebih lanjut mengenai RTHP sebagaimana dimaksud pada ayat (6)
diatur dalam RDTR.
Paragraf 4
Kawasan Suaka Alam, Pelestarian Alam dan Cagar Budaya
Pasal 21
(1) Kawasan suaka alam, pelestarian alam, dan cagar budaya sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 17 huruf d, terdiri atas:
a. kawasan cagar alam;
b. suaka margasatwa; dan
c. pantai berhutan bakau.
(2) Kawasan cagar alam sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a terdiri atas
Cagar Alam Tambrauw Selatan, Cagar Alam Tambrauw Utara dengan luas
kurang lebih 450.012 Ha.
(3) Kawasan suaka margasatwa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b terdiri
atas Suaka Margasatwa Tanjung Mubrani Kaironi dengan luas kurang lebih
2.198 Ha dan Suaka Margasatwa Sidey Wibain dengan luas kurang lebih 1.194
Ha.
(4) Kawasan pantai berhutan bakau sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c
terdapat di sepanjang pantai utara di Distrik Manokwari Utara.
Paragraf 5
Kawasan Rawan Bencana Alam
Pasal 22
- 14 -
(1) Kawasan rawan bencana alam sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 huruf e,
terdiri atas :
a. kawasan rawan tanah longsor; dan
b. kawasan rawan banjir.
(2) Kawasan rawan tanah longsor sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a
terdapat di Distrik Tanah Rubuh, Distrik Warmare, dan Distrik Kebar.
(3) Kawasan rawan banjir sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b terdapat di
kawasan perkotaan Manokwari, Distrik Masni, Distrik Sidey, dan Distrik Kebar.
Paragraf 6
Kawasan Lindung Geologi
Pasal 23
(1) Kawasan lindung geologi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 huruf f yaitu
berupa kawasan rawan bencana alam geologi.
(2) Kawasan rawan bencana alam geologi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf
a, terdiri atas:
a. kawasan rawan gempa bumi meliputi seluruh distrik di Kabupaten Manokwari
b. kawasan rawan tsunami terdapat di Distrik Manokwari Timur, Distrik Manokwari
Barat, Distrik Manokwari Selatan, Distrik Manokwari Utara, Distrik Sidey, Distrik
Masni, Distrik Mubrani dan Distrik Amberbaken;
c. kawasan rawan abrasi terdapat di Distrik Manokwari Barat, Distrik Manokwari
Selatan, Distrik Manokwari Timur, Distrik Manokwari Utara, Distrik Prafi, Distrik
Masni, dan Distrik Amberbaken; dan
d. kawasan rawan bahaya gas beracun terdapat di Distrik Kebar dan di sekitar
danau Kabori di Distrik Manokwari selatan.
Paragraf 7
Kawasan Lindung Lainnya
Pasal 24
(1) Kawasan lindung lainnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 huruf g yaitu
berupa kawasan terumbu karang.
(2) Kawasan terumbu karang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a terdapat
di Manokwari Selatan, Manokwari Barat, Manokwari Timur Manokwari Utara,
Distrik Sidey, Distrik Mubrani, dan Distrik Amberbaken.
Bagian Ketiga
Kawasan Budidaya
Pasal 25
Kawasan budidaya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 ayat (1) huruf b terdiri atas
:
a. kawasan peruntukan hutan produksi;
b. kawasan peruntukan hutan rakyat;
c. kawasan peruntukan pertanian;
d. kawasan peruntukan perikanan;
e. kawasan peruntukan pertambangan;
f. kawasan peruntukan industri;
g. kawasan peruntukan pariwisata;
- 15 -
h. kawasan peruntukan permukiman; dan
i. kawasan peruntukan lainnya.
Paragraf 1
Kawasan Peruntukan Hutan Produksi
Pasal 26
Paragraf 2
Kawasan Peruntukan Pertanian
Pasal 27
- 16 -
a. kawasan peruntukan perkebunan kakao terdapat di Distrik Manokwari Utara ,
Warmare, Prafi, Masni, dan Tanah Rubuh;
b. kawasan peruntukan perkebunan kelapa sawit terdapat di Distrik Prafi, Distrik
Warmare, Masni, dan Sidey; dan
c. kawasan peruntukan perkebunan kopi terdapat di Distrik Kebar.
(5) Kawasan peruntukan peternakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d,
terdiri atas :
a. kawasan peruntukan peternakan ayam di Distrik Prafi; dan
b. kawasan peruntukan peternakan sapi di Distrik Kebar.
(6) Kawasan peruntukan tanaman pangan di Distrik Prafi, Masni, Sidey sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) ditetapkan sebagai kawasan pertanian pangan
berkelanjutan dengan luas kurang lebih 8.507 Ha.
Paragraf 3
Kawasan Peruntukan Perikanan
Pasal 28
Paragraf 5
Kawasan Peruntukan Pertambangan
Pasal 29
- 17 -
c. kawasan peruntukan pertambangan timah hitam di Distrik Amberbaken dan
Distrik Masni;
(4) Kawasan peruntukan pertambangan panas bumi sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf d terdapat di Distrik Kebar
Paragraf 6
Kawasan Peruntukan Industri
Pasal 30
Paragraf 7
Kawasan Peruntukan Pariwisata
Pasal 31
Paragraf 8
Kawasan Peruntukan Permukiman
Pasal 32
- 18 -
(1) Kawasan peruntukan permukiman sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 huruf h
terdiri atas:
a. kawasan peruntukan permukiman perkotaan; dan
b. kawasan peruntukan permukiman perdesaan.
(2) Kawasan peruntukan permukiman perkotaan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf a terdapat di kawasan perkotaan Manokwari yang meliputi Distrik
Manokwari Barat, Manokwari Timur, sebagian wilayah Distrik Manokwari Selatan,
dan sebagian wilayah Distrik Manokwari Utara.
(3) Kawasan peruntukan permukiman perdesaan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf b tersebar di kampung-kampung di masing-masing Distrik di seluruh
Kabupaten Manokwari.
Paragraf 9
Kawasan Peruntukan Lainnya
Pasal 33
(1) Kawasan peruntukan lainnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 huruf i yaitu
berupa kawasan peruntukan pertahanan dan keamanan.
(2) Kawasan peruntukan pertahanan dan keamanan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf a terdiri atas:
a. Instalasi militer TNI Angkatan Darat, yaitu KODIM 1703/Manokwari yang terdiri
atas :
1. Koramil 01 di Kota Manokwari;
2. Koramil 02 di Distrik Amberbaken; dan
3. Koramil 04 di Distrik Warmare.
b. Instalasi militer TNI Angkatan Laut, yaitu Fasharkan Manokwari di Distrik
Manokwari Barat
c. Kawasan Kepolisian di Distrik Manokwari Barat dan Distrik Manokwari Selatan
Pasal 34
(1) Pemanfaatan kawasan untuk peruntukan lain selain sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 25 - 34 dapat dilaksanakan apabila tidak mengganggu fungsi kawasan yang
bersangkutan dan tidak melanggar Ketentuan Umum Peraturan Zonasi
sebagaimana diatur dalam Peraturan Daerah ini.
(2) Pemanfaatan kawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilaksanakan
setelah adanya kajian komprehensif dan setelah mendapat rekomendasi dari
badan atau pejabat yang tugasnya mengkoordinasikan penataan ruang di
Kabupaten Manokwari.
BAB V
PENETAPAN KAWASAN STRATEGIS
Pasal 35
Pasal 36
- 19 -
a. Kawasan pengembangan investasi daerah Raja Ampat-Sorong-Manokwari yang
merupakan kawasan strategis dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi; dan
b. Kawasan Pegunungan Tambrauw dan Pegunungan Arfak yang merupakan
kawasan strategis dari sudut kepentingan lingkungan hidup; dan
c. Kawasan Pegunungan Arfak yang merupakan kawasan strategis dari sudut
kepentingan sosial budaya.
Pasal 37
(1) Kawasan Strategis Kabupaten sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 ayat (1)
huruf b, terdiri atas :
a. kawasan yang memiliki nilai strategis dari sudut kepentingan ekonomi;
b. kawasan yang memiliki nilai strategis dari sudut kepentingan sosial budaya;
c. kawasan yang memiliki nilai strategis dari sudut kepentingan pendayagunaan
sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi; dan
d. kawasan yang memiliki nilai strategis dari sudut kepentingan fungsi dan daya
dukung lingkungan hidup.
(2) Kawasan strategis dari sudut kepentingan ekonomi sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf a terdiri atas :
a. Kawasan Dataran Prafi sebagai kawasan pengembangan agropolitan;
b. Kawasan sekitar Bandara Rendani di Distrik Manokwari Selatan dan Pelabuhan
Manokwari di Distrik Manokwari Barat;
c. Kawasan perdagangan dan jasa di Distrik Manokwari Barat dan Distrik
Manokwari Selatan; dan
(3) Kawasan strategis dari sudut kepentingan sosial budaya sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf b terdiri atas: Kawasan Pulau Mansinam di Distrik Manokwari
Timur, sebagai lokasi masuknya Injil pertama kali di Papua
(4) Kawasan strategis dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan
hidup sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d terdiri atas:
a. Cagar Alam Tambrau Selatan dan Cagar alam Tambrau Utara.
b. Kawasan Hutan Wisata Alam Gunung Meja dengan luas kurang lebih 400
hektar sebagai hutan kota dengan fungsi hidrologis, wisata dan penelitian.
BAB VI
ARAHAN PEMANFAATAN RUANG
Pasal 38
(1) Pemanfaatan ruang wilayah Kabupaten berpedoman pada rencana struktur ruang
dan pola ruang.
(2) Pemanfaatan ruang wilayah Kabupaten dilaksanakan melalui penyusunan dan
pelaksanaan program pemanfaatan ruang beserta perkiraan pendanaannya.
(3) Perkiraan pendanaan program pemanfaatan ruang disusun sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 39
(1) Program pemanfaatan ruang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 39 ayat (2)
disusun berdasarkan indikasi program utama lima tahunan yang ditetapkan dalam
Lampiran IV yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.
(2) Pendanaan program pemanfaatan ruang bersumber dari Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, investasi swasta
dan kerja sama pendanaan.
(3) Kerja sama pendanaan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan
- 20 -
BAB VII
KETENTUAN PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 40
Bagian Kedua
Ketentuan Umum Peraturan Zonasi
Pasal 41
Bagian Ketiga
Ketentuan Perizinan
Pasal 42
(1) Ketentuan perizinan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 41 ayat (2) huruf b
merupakan acuan bagi pejabat yang berwenang dalam pemberian izin
pemanfaatan ruang berdasarkan rencana struktur dan pola ruang yang ditetapkan
dalam Peraturan Daerah ini.
(2) Izin pemanfaatan ruang diberikan oleh pejabat yang berwenang sesuai dengan
kewenangannya.
(3) Pemberian izin pemanfaatan ruang dilakukan menurut prosedur sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pasal 43
(1) Jenis perizinan terkait pemanfaatan ruang yang ada di Kabupaten Manokwari
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 43 ayat (1), terdiri atas :
- 21 -
a. izin prinsip;
b. izin lokasi;
c. izin penggunaan pemanfaatan tanah;
d. ijin pemanfaatan air tanah; dan
e. izin mendirikan bangunan;
(2) Mekanisme perizinan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a sampai d
diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati.
Bagian Keempat
Ketentuan Insentif dan Disinsentif
Pasal 44
(1) Ketentuan insentif dan disinsentif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 41 ayat (2)
huruf c merupakan acuan bagi Pemerintah Daerah dalam pemberian insentif dan
pengenaan disinsentif.
(2) Insentif diberikan apabila pemanfaatan ruang sesuai dengan rencana struktur
ruang, rencana pola ruang, dan ketentuan umum peraturan zonasi yang diatur
dalam Peraturan Daerah ini.
(3) Disinsentif dikenakan terhadap pemanfaatan ruang yang perlu dicegah, dibatasi,
atau dikurangi keberadaannya berdasarkan ketentuan dalam Peraturan Daerah
ini.
Pasal 45
(1) Pemberian insentif dan pengenaan disinsentif dalam pemanfaatan ruang wilayah
kabupaten dilakukan oleh pemerintah daerah kepada masyarakat.
(2) Pemberian insentif dan pengenaan disinsentif dilakukan oleh instansi berwenang
sesuai dengan kewenangannya.
Pasal 46
(1) Insentif yang diberikan kepada masyarakat sebagaimana dimaksud dalam Pasal
46 ayat (1), terdiri atas :
a. penyediaan dan pengadaan infrastruktur;
b. keringanan pajak;
c. pemberian kompensasi;
d. pemberian imbalan;
e. sewa ruang;
f. urun saham;
g. kemudahan prosedur perizinan; dan/atau
h. pemberian penghargaan.
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pemberian insentif diatur dengan
Peraturan Bupati.
Pasal 47
- 22 -
Pasal 48
(1) Pemberian insentif dan pengenaan disinsentif dilakukan menurut prosedur sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
(2) Pemberian insentif dan pengenaan disinsentif dikoordinasikan dengan Pemerintah
Provinsi Papua Barat dan/atau Pemerintah Pusat melalui Menteri yang
ditugaskan.
Bagian Kelima
Arahan Sanksi
Pasal 49
(1) Arahan sanksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 41 ayat (2) huruf d
merupakan acuan bagi Pemerintah Daerah dalam pengenaan sanksi administratif
kepada pelanggar pemanfaatan ruang.
(2) Pengenaan sanksi dilakukan terhadap :
a. pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan rencana struktur ruang dan pola
ruang;
b. pelanggaran ketentuan umum peraturan zonasi;
c. pemanfaatan ruang tanpa izin pemanfaatan ruang yang diterbitkan
berdasarkan RTRW kabupaten;
d. pemanfaatan ruang tidak sesuai dengan izin pemanfaatan ruang yang
diterbitkan berdasarkan RTRW Kabupaten;
e. pelanggaran ketentuan yang ditetapkan dalam persyaratan izin pemanfaatan
ruang yang diterbitkan berdasarkan RTRW Kabupaten;
f. pemanfaatan ruang yang menghalangi akses terhadap kawasan yang oleh
peraturan perundang-undangan dinyatakan sebagai milik umum; dan/atau
g. pemanfaatan ruang dengan izin yang diperoleh dengan prosedur yang tidak
benar.
Pasal 50
(1) Terhadap pelanggaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 50 ayat (2) huruf a,
huruf b, huruf d, huruf e, huruf f, dan huruf g dikenakan sanksi administratif berupa
:
a. peringatan tertulis;
b. penghentian sementara kegiatan;
c. penghentian sementara pelayanan umum;
d. penutupan lokasi;
e. pencabutan izin;
f. pembatalan izin;
g. pembongkaran bangunan;
h. pemulihan fungsi ruang; dan/atau
i. denda administratif.
(2) Terhadap pelanggaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 50 ayat (2) huruf c
dikenakan sanksi administratif berupa :
a. peringatan tertulis;
b. penghentian sementara kegiatan;
c. penghentian sementara pelayanan umum;
d. penutupan lokasi;
e. pembongkaran bangunan;
f. pemulihan fungsi ruang; dan/atau
g. denda administratif.
- 23 -
BAB VIII
KELEMBAGAAN
Pasal 52
(1) Dalam rangka koordinasi penyelenggaraan penataan ruang dan kerjasama antar
sektor/wilayah, dibentuk Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah.
(2) Tugas, susunan organisasi, dan tata kerja badan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) diatur oleh Bupati.
BAB IX
HAK, KEWAJIBAN DAN PERAN MASYARAKAT
DALAM PENATAAN RUANG
Bagian Kesatu
Hak Masyarakat
Pasal 51
Bagian Kedua
Kewajiban Masyarakat
Pasal 52
Pasal 53
- 24 -
Bagian Ketiga
Peran Masyarakat
Pasal 54
Peran masyarakat dalam penataan ruang di Daerah dilakukan antara lain melalui:
a. partisipasi dalam penyusunan rencana tata ruang;
b. partisipasi dalam pemanfaatan ruang; dan
c. partisipasi dalam pengendalian pemanfaatan ruang.
Pasal 55
Pasal 56
Pasal 57
- 25 -
memenuhi standar pelayanan minimal dan/atau masalah yang terjadi di masyarakat
dalam penyelenggaraan penataan ruang;
d. mengajukan keberatan terhadap keputusan pejabat publik yang dipandang tidak
sesuai dengan rencana tata ruang; dan
e. mengajukan gugatan pembatalan izin dan/atau penghentian pembangunan yang
tidak sesuai dengan rencana tata ruang kepada instansi/pejabat yang berwenang.
Pasal 58
(1) Peran masyarakat di bidang penataan ruang dapat disampaikan secara langsung
dan/atau tertulis.
(2) Peran masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dapat disampaikan
kepada Bupati.
(3) Peran masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) juga dapat disampaikan
melalui unit kerja terkait yang ditunjuk oleh Bupati.
Pasal 59
Pasal 60
Pelaksanaan tata cara peran masyarakat dalam penataan ruang dilaksanakan sesuai
dengan ketentuan perundang-undangan.
BAB X
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 61
Pasal 62
(1) Jangka waktu Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Manokwari adalah 20
(dua puluh) tahun dan dapat ditinjau kembali 1 (satu) kali dalam 5 (lima) tahun.
(2) Dalam kondisi lingkungan strategis tertentu yang berkaitan dengan bencana alam
skala besar dan/atau perubahan batas teritorial wilayah yang ditetapkan dengan
peraturan perundang-undangan, Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
Manokwari dapat ditinjau kembali lebih dari 1 (satu) kali dalam 5 (lima) tahun.
- 26 -
(3) Peninjauan kembali sebagaimana dimaksud pada ayat (2) juga dilakukan apabila
terjadi perubahan kebijakan nasional dan strategi yang mempengaruhi
pemanfaatan ruang kabupaten dan/atau dinamika internal wilayah.
(4) Peraturan Daerah tentang RTRW Kabupaten Manokwari tahun 2010-2030
dilengkapi dengan Buku Rencana dan Album Peta yang merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.
(5) Dalam hal terdapat penetapan kawasan hutan oleh Menteri Kehutanan
terhadap bagian wilayah kabupaten yang kawasan hutannya belum
disepakati pada saat Perda ini ditetapkan, rencana dan album peta
sebagaimana dimaksud pada ayat (4) disesuaikan dengan peruntukan
kawasan hutan berdasarkan hasil kesepakatan Menteri Kehutanan.
(6) Hal-hal yang belum cukup diatur dalam Peraturan Daerah ini, sepanjang mengenai
teknis pelaksanaan Rencana Tata Ruang Wilayah, diatur lebih lanjut dengan
Peraturan Bupati.
BAB XI
KETENTUAN PIDANA
Pasal 63
(1) Setiap orang yang tidak menaati ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
55 dipidana dengan pidana penjara paling lama 6 (enam) bulan dan denda paling
banyak Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah).
(2) Pelanggaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah tindak pidana.
Pasal 64
(1) Setiap pejabat pemerintah daerah yang berwenang yang menerbitkan izin tidak
sesuai dengan rencana tata ruang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 43
dipidana dengan pidana penjara dan denda sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan bidang penataan ruang.
(2) Selain sanksi pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pelaku dapat dikenai
pidana tambahan berupa penberhentian secara tidak dengan hormat dari
jabatannya.
Pasal 65
(1) Dalam hal tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 55 dilakukan oleh
suatu korporasi, selain pidana penjara dan denda terhadap pengurusnya, pidana
yang dapat dijatuhkan terhadap korporasi berupa pidana denda dengan
pemberatan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan bidang
penataan ruang.
(2) Selain pidana denda sebagaimana dimaksud pada ayat (1), korporasi dapat
dijatuhi pidana tambahan berupa:
a. pencabutan izin usaha; dan/atau
b. pencabutan status badan hukum..
Pasal 66
(1) Setiap orang yang menderita kerugian akibat tindak pidana sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 55 dapat menuntut ganti kerugian secara perdata kepada
pelaku tindak pidana.
- 27 -
(2) Tuntutan ganti kerugian secara perdata sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilasanakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
B A B XII
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 67
(1) Semua peraturan yang merupakan peraturan pelaksanaan dari Peraturan Daerah
Kabupaten Manokwari Nomor 11 tahun 1994 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Manokwari Tahun 1994-2004, dinyatakan tetap berlaku
sepanjang tidak bertentangan atau belum diganti dengan peraturan pelaksanaan
yang baru berdasarkan Peraturan Daerah ini.
(2) Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, maka:
a. izin pemanfaatan ruang yang telah dikeluarkan dan telah sesuai dengan
ketentuan Peraturan Daerah ini ini tetap berlaku sesuai dengan masa
berlakunya;
b. izin pemanfaatan ruang yang telah dikeluarkan tetapi tidak sesuai dengan
ketentuan Peraturan Daerah ini berlaku ketentuan:
1. untuk yang belum dilaksanakan pembangunannya, izin tersebut
disesuaikan dengan fungsi kawasan berdasarkan Peraturan Daerah ini;
2. untuk yang sudah dilaksanakan pembangunannya, pemanfaatan ruang
dilakukan sampai izin terkait habis masa berlakunya dan dilakukan
penyesuaian dengan fungsi kawasan berdasarkan Peraturan Daerah ini;
dan
3. untuk yang sudah dilaksanakan pembangunannya dan tidak
memungkinkan untuk dilakukan penyesuaian dengan fungsi kawasan
berdasarkan Peraturan Daerah ini, izin yang telah diterbitkan dapat
dibatalkan dan terhadap kerugian yang timbul sebagai akibat pembatalan
izin tersebut dapat diberikan penggantian yang layak;
c. pemanfaatan ruang yang izinnya sudah habis dan tidak sesuai dengan
Peraturan Daerah ini dilakukan penyesuaian berdasarkan Peraturan Daerah
ini;
d. pemanfaatan ruang di Daerah yang diselenggarakan tanpa izin ditentukan
sebagai berikut:
1. yang bertentangan dengan ketentuan Peraturan Daerah ini, pemanfaatan
ruang yang bersangkutan ditertibkan dan disesuaikan dengan Peraturan
Daerah ini;
2. yang sesuai dengan ketentuan Peraturan Daerah ini, dipercepat untuk
mendapatkan izin yang diperlukan.
B A B XIII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 68
Hal-hal yang belum cukup diatur dalam Peraturan Daerah ini, sepanjang mengenai
teknis pelaksanaan Rencana Tata Ruang Wilayah, diatur lebih lanjut dengan Peraturan
Bupati.
Pasal 69
- 28 -
Pada saat Peraturan Daerah Kabupaten Manokwari ini mulai berlaku, Peraturan Daerah
Kabupaten Manokwari Nomor Nomor 11 tahun 1994 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Manokwari Tahun 1994-2004 (Lembaran Daerah Kabupaten
Manokwari Tahun 1994 Nomor ) dicabut dan dinyatakan tidak
berlaku.
Pasal 70
Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Ditetapkan di : Manokwari
pada tanggal : ..................... 2013
BUPATI MANOKWARI,
Diundangkan di : Manokwari
pada tanggal : . 2013
SEKRETARIS DAERAH
KABUPATEN MANOKWARI,
Drs. F. M. LALENOH.
Pembinan TK. I
19580617 197701 1 002
- 29 -
LAMPIRAN PETA
A. PETA RENCANA STRUKTUR RIANG KABUPATEN MANOKWARI TAHUN 2013-2033
B. PETA RENCANA POLA RIANG KABUPATEN MANOKWARI TAHUN 2013-2033
C. PETA RENCANA KAWASAN STRATEGIS KABUPATEN MANOKWARI TAHUN 2013-2033
LAMPIRAN A. : PETA RENCANA STRUKTUR RUANG KABUPATEN MANOKWARI TAHUN 2013-2033
- 31 -
LAMPIRAN B. : PETA RENCANA POLA RUANG KABUPATEN MANOKWARI TAHUN 2013-2033
- 32 -
LAMPIRAN C. : PETA KAWASAN STRATEGIS KABUPATEN MANOKWARI TAHUN 2013-2033
- 33 -
LAMPIRAN TABEL
RENCANA STRUKTUR RUANG
Rencana Pengembangan Fasilitas Kawasan Perkotaan
Di Kabupaten Manokwari
- 35 -
Kebutuhan Pengembangan Fasilitas Perkotaan
WP Distrik Rekreasi
No (wilayah Pendukung - Industri dan
Perdagangan Jasa Pendidikan Kesehatan Peribadatan Perkantoran
Pengembangan) WP Olahraga Potensi Lain
& Wisata
wisata
budaya
maupun
wisata
religi.
3 WP Kebar Pusat Pasar, pertokoan, pasar Perbankan (kantor SMP, SMU Puskesmas Peribadatan Pusat Fasilitas Pusat indusri
Pelayanan hewan cabang pembantu), dan SMK rawat inap, skala Perkantoran olahraga pengolahan
di Kebar koperasi simpan polindes/ distrik/ meliputi : lainnya, dan
pinjam, bengkel, polinkel, BKIA, lokal seperti Perkantoran objek pemasaran
wartel, foto copy, posyandu, : masjid, distrik dan wisata hasil industri;
dan jasa umum bidan praktek, musola, perkantoran budaya
lainnya dokter praktek gereja pemerintah dan
dan toko obat kesenian
- 36 -
LAMPIRAN TABEL
RENCANA POLA RUANG
Pola Ruang Wilayah Kabupaten Manokwari
Tahun 2012-2032
No Pola Ruang Luas (Ha) Prosen (%)
1 Cagar Alam 450.012 50,78%
2 Hutan Lindung/Resapan Air 171.321 19,33%
3 Hutan Produksi 93.164 10,51%
4 Hutan Produksi Terbatas 10.881 1,23%
5 Hutan Produksi Konservasi 25.718 2,90%
6 Pertanian 8.507 0,96%
7 Perkebunan 28.537 3,22%
8 Permukiman 6.554 0,74%
9 Sempadan Pantai 2.616 0,30%
10 Sempadan Sungai 2.362 0,27%
11 Area Penggunaan Lain 84.300 9,51%
12 Tubuh Air/Sungai 2.259 0,25%
Jumlah 886.232 100,00%
- 38 -
LAMPIRAN TABEL
KAWASAN STRATEGIS
Penetapan Kawasan Strategis Kabupaten Manokwari Tahun 2013-2033
- 41 -
LAMPIRAN TABEL
INDIKASI PROGRAM
Tahapan Pelaksanaan Pembangunan
(Indikasi Program) Perwujudan Struktur Ruang Wilayah Kabupaten Manokwari Tahun 2013-2033
- 43 -
WAKTU SUMBER INSTANSI
NO Rencana Kegiatan LOKASI PELAKSANAAN DANA PELAKSANA
I II III IV
Manokwari sebagai Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) di dalam wilayah Provinsi, Dinas Bina Marga
Propinsi Papua Barat; pengembangan APBD Kab Provinsi, Dinas Bina
b. Mendorong dan mempersiapkan perkotaan Manokwari yang Marga Kabupaten
Manokwari sebagai pusat pemerintahan dan pusat terdiri atas: Distrik
perdagangan dan jasa skala regional; serta Manokwari Barat,
b. Mendorong pengembangan perkotaan Manokwari Manokwari Timur,
sebagai perkotaan dengan fungsi pelayanan fasilitas Manokwari Utara, dan
umum skala regional. Manokwari Selatan.
Distrik Manokwari
Barat sebagai pusat
wilayah
pengembangan
Manokwari.
2.2.Membentuk pusat kegiatan yang terintegrasi dan
berhirarki di Kabupaten Manokwari
a. Pengembangan dan pemantapan perkotaan yang APBN, APBD Departemen PU,
menjadi Pusat Pelayanan Kegiatan (PPK); Provinsi, Dinas PU. Binamarga
b. Pengembangan perkotaan pusat Wilayah APBD Kab dan PU. Cipta Karya
Pengembangan (WP) Manokwari sebagai Pusat dan Tata Ruang
Kegiatan Wilayah (PKW); Propinsi Papua Barat,
c. Pengembangan perkotaan Ibukota Distrik yang bukan Dinas PU. Cipta Karya
sebagai pusat Wilayah Pengembangan Manokwari dan Tata Ruang,
(WP Manokwari) sebagai Pusat Pelayanan Kegiatan Dinas Perhubungan,
(PPK) ; Bappeda Kabupaten,
Dinas Komunikasi dan
Informatika
Kabupaten
4 Perwujudan Sistem Prasarana Wilayah
4.1. Transportasi
1). Transportasi Darat
a. Pembangunan dan Peningkatan jalan lintas regional APBN, APBD Dept PU, Dinas
Manokwari Bintuni Prov, Binamarga Prov,
- 44 -
WAKTU SUMBER INSTANSI
NO Rencana Kegiatan LOKASI PELAKSANAAN DANA PELAKSANA
I II III IV
APBDKab. Dinas Binamarga Kab,
BPN Kab, Bappekab,
Dinas Ciptakarya dan
Tata Ruang,
b. Peningkatan jaringan jalan lintas regional (arteri APBN, APBD Dept PU, Dinas
primer) Kab. Manokwari - Kota Sorong Prov, Binamarga Prov,
APBDKab. Dinas Binamarga Kab,
BPN Kab, Bappekab,
Dinas Ciptakarya dan
Tata Ruang,
c. Pembangunan dan Peningkatan jaringan jalan lintas APBN, APBD Dept PU, Dinas
selatan yang menghubungkan Distrik Menyambou - Prov, Binamarga Prov,
Prafi APBDKab. Dinas Binamarga Kab,
BPN Kab, Bappekab,
Dinas Ciptakarya dan
Tata Ruang,
d. Pembangunan jaringan jalan Kabupaten Manokwari - APBN, APBD Dept PU, Dinas
Kabupaten Sorong melalui Ambarbaken Prov, Binamarga Prov,
APBDKab. Dinas Binamarga Kab,
BPN Kab, Bappekab,
Dinas Ciptakarya dan
Tata Ruang,
e. Pengembangan jalan lokal sebagai akses APBD Prov, Dinas Binamarga
penghubung antar distrik (Testega - Sidey) APBDKab. Prov, Dinas
Binamarga Kab, BPN
Kab, Bappekab, Dinas
Ciptakarya dan Tata
Ruang,
f. Pengembangan terminal tipe A sebagai terminal APBD Prov, Dinas Binamarga
utama di Distrik Manokwari Barat APBDKab. Prov, Dinas
g. Pengembangan Terminal Tipe B di Distrik Distrik Binamarga Kab, BPN
Prafi, Distrik Sidey, dan Distrik Kebar Kab, Bappekab, Dinas
Ciptakarya dan Tata
- 45 -
WAKTU SUMBER INSTANSI
NO Rencana Kegiatan LOKASI PELAKSANAAN DANA PELAKSANA
I II III IV
Ruang,
2). Transportasi Laut
a. Peningkatan pelabuhan Manokwari menjadi Distrik Manowari Barat. APBN, APBD Dinas Binamarga,
Pelabuhan Nasional Prov Dinas Ciptakarya dan
Tata Ruang Kab.
b. Optimalisasi pelayanan PPI dari segi ketersediaan Distrik Manokwari APBN, APBD Dinas Binamarga,
sarana pendukung; Utara Prov Dinas Ciptakarya dan
Tata Ruang Kab.
3). Transportasi Udara
a. Peningkatan bandara nasional Rendani Distrik Manokwari Swasta Dept PU, Dis
Barat Binamarga Prov,
Dishubpar Prov
b. Peningkatan dan perbaikan prasarana landasan Masing-masing Distrik APBD Prov, Dishub Kabupaten,
terbang di masing-masing distrik APBD Kab. PU Binamarga
4.2. Prasarana Telematika Masing-masing distrk Swasta Swasta
a. Penyediaan tower BTS (Base Transceiver Station)
secara bersama
4.3. Prasarana Lingkungan
a. Pengembangan TPA regional Sowi Gunung - Distrik APBD Prov, Dinas Permukiman
Manokwari Selatan APBD Kab Prov, Dinas
Ciptakarya
4.4. Prasarana Energi/listrik
a. Penambahan dan perbaikan jaringan Masing-masing distrik BUMN PLN
b. Peningkatan infrastruktur pendukung
4.5. Prasarana Pengairan
a. Pengembangan waduk, bendung, cek dam APBD Kab Dinas pengairan
b. Penanaman pohon pencegah longsor APBD Kab Dinas pengairan
c. Pembangunan dan perbaikan pintu air APBD Kab Dinas pengairan
B Perwujudan Pola Ruang
1 Perwujudan Kawasan Lindung
1.1. Hutan Lindung APBN, APBD Kab,
Distrik Manokwari utara
a. Pemantapan kawasan lindung bernilai strategis Perhutani
- 46 -
WAKTU SUMBER INSTANSI
NO Rencana Kegiatan LOKASI PELAKSANAAN DANA PELAKSANA
I II III IV
dalam penyediaan air
b. Memelihara habitat dan keaslian ekosistem Distrik Manokwari APBN, APBD Kab.,
utara, Perhutani
1.2. Kawasan Resapan Air
a. Menjaga kelestarian Hutan sebagai kawasan Distrik Manokwari APBD Kab., Perhutani
resapan air utara,
b. Melarang alih fungsi lahan pada kawasan resapan Distrik Manokwari APBD Kab, Perhutani
air utara,
1.3. Kawasan Perlindungan setempat
a. Perlindungan Sempadan Pantai Distrik Manokwari APBN, APBD Kab.,
Timur Perhutani
b. Perlindungan Sempadan Sungai Distrik Manokwari,
Distrik Ransiki, Distrik
APBN, APBD Kab.,
Prafi, Distrik Masni,
Perhutani
dan Distrik
Amberbaken
c. Perlindungan sempadan Danau Distrik Manokwari
Selatan, Distrik Kebar
dan Distrik Warmare
1.4. Kawasan Cagar Alam dan Cagar Alam Laut
a. Menjaga kelestarian ekosistem laut Distrik Ambarbaken, APBD Kab,
Distrik Senopi, Distrik
Kebar, Distrik
Mumbrani, dan Distrik
Sidey.
b. Melarang alih fungsi kawasan. Distrik Ambarbaken, APBD Kab,
Distrik Senopi, Distrik
Kebar, Distrik
Mumbrani, dan Distrik
Sidey.
1.4. Kawasan Rawan Bencana Alam Wilayah Perkotaan APBD Kab,
a. Konservasi kawasan rawan gelombang pasang Manokwari, Distrik
- 47 -
WAKTU SUMBER INSTANSI
NO Rencana Kegiatan LOKASI PELAKSANAAN DANA PELAKSANA
I II III IV
dan banjir Manokwari Timur,
Distrik Manokwari
Barat dan Pantura
Manokwari.
b. Perlindungan Kawasan rawasan Tsunami Kota Manokwari, APBD Kab,
Distrik Manokwari
Timur, Distrik
Manokwari Barat dan
Pantura Manokwari.
1.5. Kawasan Lindung Lainnya
a. Perlindungan kawasan pantai berhutan bakau Sepanjang Pesisir APBD Kab
Kabupaten Manokwari
B Perwujudan Kawasan Budidaya
1. Pengembangan hutan produksi bernilai ekonomi 13 Distrik di Kabupaten
tinggi dengan fungsi lindung Manokwari.
a. Reboisasi tanaman untuk menahan tanah APBN, APBD
Perhutani, Bape-kab,
b. Pengembangan aneka produk olahan 13 Distrik di Kabupaten Kab.,
BPN Kab.
Manokwari. Perhutani
c. Mengembangkan hutan rakyat 13 Distrik di Kabupaten
Manokwari.
2. Pengembangan kawasan pertanian Tanaman Pangan Distrik Masni
a. Pengembangan sentra produksi Padi
b. Pengembangan sentra ubi kayu Distrik Prafi dan
Warmare APBN, APBD Din. Pertanian dan
c. Pengembangan sentra produksi Jagung Distrik Masni dan Kab., swasta per-kebunan,
Distrik Prafi
d. Sentra produksi kacang tanah Distrik Kebar
e. Sentra produksi kacang kedelai. Distrik Masni
3. Pengembangan Kawasan dengan jenis komoditi Distrik Amberbaken
tanaman kakao, kelapa sawit, kopi, pala, cengkeh, Mubrani, Kebar,
APBN, APBD Dis Kelautan dan
dan kelapa. Senopi, Manokwari
Kab., swasta Perikanan.
(Utara, Selatan, Barat,
Timur), Masni, Sidey,
- 48 -
WAKTU SUMBER INSTANSI
NO Rencana Kegiatan LOKASI PELAKSANAAN DANA PELAKSANA
I II III IV
Warmare, Prafi.
4. Pengembangan kawasan perikanan
a. Pengembangan kawasan perikanan tangkap laut Distrik Manokwari
Timur, Masni,
Amberbaken dan
wilayah sekitarnya
APBN, APBD Dis Kelautan dan
b. Pengembangan kegiatan budidaya tambak Distrik Masni serta
Kab., swasta Perikanan.
daerah sekitar pesisir.
c. Pengembangan kegiatan budidaya sawah Menyebar di wilayah
tambak. pesisir
d. Pengembangan kegiatan budidaya pembenihan air Seluruh wilayah pesisir
payau dan air tawar Kabupaten Manokwari.
5. Pengembangan kawasan pertambangan berwawasan
lingkungan
a. Pengembangan Pertambangan Jenis Timah dan Ambarbaken (Sungai
Emas Waituri dan Dis Energi dan
Warsanyomi) Swasta. Sumberdaya Mineral
b. Pengembangan Pertambangan Jenis Tembaga & Distrik Amberbaken Kab Manokwari.
Seng
c. Pengembangan Pertambangan Jenis Timah hitam Distrik Amberbaken
dan Distrik Masni,
6. Pengembangan kawasan pariwisata Di Pulau Mansinam,
a. Mengembangkan obyek wisata Budaya Kawasan Kebar
b. Mengembangkan objek wisata alam Pantai Pasir Putih,
Pantai Borarsi,
Angrem, Indoki,
Fanindi, Arkuki, Wirsi, APBD Kab Dinas Kebudayaan
Imbrairiri, Biryosi, dan dan Pariwisata Kab.
Wosi dan Kawasan
Sesar Sorong.
c. Mengembangkan objek Wisata buatan kawasan Teluk
Sawaibu
d. Mengembangkan objek Wisata Minat Khusus Manokwari Barat
- 49 -
WAKTU SUMBER INSTANSI
NO Rencana Kegiatan LOKASI PELAKSANAAN DANA PELAKSANA
I II III IV
CBD Manokwari
Pelabuhan Manokwari Manokwari Timur
C PERWUJUDAN KAWASAN STRATEGIS KABUPATEN
1. Kawasan Strategis Ekonomi Distrik Manokwari APBD DKP, Perhutani,
a. Pengembangan Pusat Perdagangan dan Jasa Barat Provinsi, Kemtr Neg LH, BPN,
APBD Kab Dept Perindag,
Bappenas, DKP Prov,
BPN Provinsi, Dinas
Perindag Prov,
Bappeprov, Dinas
Binamarga, Dis
Perhubungan,
Kom&info.
b. Pengembangan Pelabuhan Distrik Manokwari APBD DKP, Perhutani,
Pengembangan infrastruktur pendukung Timur Provinsi, Kemtr Neg LH, BPN,
Pelabuhan Nasional APBD Kab Dept Perindag,
Penyediaan lahan untuk daerah Bappenas, DKP Prov,
berkembangan disekitar pelabuhan Nasional BPN Provinsi, Dinas
sebagia kawasan perdagangan Perindag Prov,
Mempersiapkan Distrik Manokwari Timur Bappeprov, Dinas
sebagai pusat pertumbuhan karena didukung Binamarga, Dis
oleh pengembangan Pelabuhan. Perhubungan,
Pengembangan jalur angkutan barang. Kom&info.
Pengembangan pariwisata di lokasi pelabuhan
- 50 -
WAKTU SUMBER INSTANSI
NO Rencana Kegiatan LOKASI PELAKSANAAN DANA PELAKSANA
I II III IV
hitam di Amberbaken & Perindag Prov,
Masni. Bappeprov, Dinas
Binamarga, Dis
Perhubungan,
Kom&info.
b. Pengembangan kawasan perkebunan Distrik Amberbaken DKP, Perhutani,
Mubrani, Kebar, Kemtr Neg LH, BPN,
Senopi, Manokwari Dept Perindag,
(Utara, Selatan, Barat, Bappenas, DKP Prov,
APBN, APBD
Timur), Masni, Sidey, BPN Provinsi, Dinas
Provinsi,
Warmare, Prafi. Perindag Prov,
APBD Kab
Bappeprov, Dinas
Binamarga, Dis
Perhubungan,
Kom&info.
2. Kawasan Strategis Sosio-kultural
Dinas Binamarga, Dis
Kawasan tempat injil pertama masuk di Pulau Mansinam
APBD Kab Perhubungan,
Manokwari
Kom&info.
Strategi Budaya di Kawasan Kebar Kawasan Kebar
3. Kawasan Strategis Penyelamatan Lingkungan Hidup DKP, Kemtr Neg LH,
Pantai Borarsi,
a. Kawasan Rawan Gempa Bumi dan Tsunami BPN, Bappenas, DKP
Angrem, Indoki, APBN, APBD
Prov, BPN Provinsi,
Fanindi, Arkuki, Wirsi, Provinsi,
Bappeprov, Dis
Imbrairiri, Biryosi, dan APBD Kab
Perhubungan,
Wosi
Kom&info.
b. Kawasan Sesar Sorong DKP, Kemtr Neg LH,
BPN, Bappenas, DKP
APBN, APBD
Prov, BPN Provinsi,
Provinsi,
Bappeprov, Dis
APBD Kab
Perhubungan,
Kom&info.
- 51 -