Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Control Self-Assessment merupakan inovasi yang relative baru
yang sedang diterapkan oleh banyak organisasi yang berukuran besar
untuk mendukung beberapa kasus yang menggantikan proses audit internal
mereka. Pendukung teknik ini berhati-hati untuk menyatakan bahwa tidak
ada niat untuk menggantikan sepenuhnya fungsi audit internal. Control
Self-Assessment ini ditunjukan khusus untuk pekerjaan lapangan yang
informasinya terbukti sulit untuk dikumpulkan oleh staf audit tradisional.
Jika diterapkan dengan alasan wajar dan tulus maka audit partisipatif
terbukti efektif dan memberi efisiensi dan efektivitas yang lebih besar
dalam mencapai tujuan audit. Control Self-Assessment merupakan salah
satu jenis audit partisipatif dalam bentuknya yang paling sederhana hal
tersebut tidak sepenuhnya baru. Auditor, baik dalam sektor public ataupun
swasta, sedikit banyak telah mempraktikkannya. Audit tersebut diterapkan
untuk mendapat informasi yang terbukti sulit untuk dikumpulkan oleh staf
audit tradisional.
Dengan adanya latar belakang ini, maka kelompok kami ingin
membahas lebih lanjut tentang Control Self-Assessment dan memberikan
suatu metode dan cara mempraktikannya dalam mendapatkan informasi di
lapangan.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apa yang dimaksud Control Self-assessment ?
2. Bagaimana sejarah munculnya Control Self-assessment ?
3. Mengapa Control Self-assessment diperlukan?
4. Apa saja alat dan teknik yang digunakan ?
5. Bagaimana hubungan antara Control Self-assessment dengan kegiatan
audit internal yang lain ?

1
6. Apa saja kesulitan-kesulitan yang dihadapi ?
7. Apa saja Keunggulan dan Kelemahan Control Self-assessment ?
8. Apa faktor pendukung keberhasilan Control Self-assessment ?

1.3 TUJUAN
Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagi berikut :
1. Untuk mengetahui apa pengertian Control Self-assessment.
2. Untuk mengetahui sejarah munculnya Control Self-assessment.
3. Untuk mengetahui pentingnya Control Self-assessment.
4. Untuk mengetahui alat dan teknik yang dipelukan dalam melakukan
Control Self-assessment.
5. Untuk mengetahui hubungan antara Control Self-assessment dengan
kegiatan audit internal yang lain.
6. Untuk mengetahui kesulitan-kesulitan yang dihadapai serta
keunggulan dan kelemahan Control Self-assessment.
7. Untuk mengetahui factor pendukung keberhasilan Control Self-
assessment.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN
Control Self Assessment merupakan suatu pendekatan yang
diterapkan oleh internal auditor didalam perusahaan dengan melibatkan
seluruh elemen. Jika ditinjau dari maknanya:
Control adalah kerangka kerja terintegrasi secara luas yang
mempertimbangkan semua faktor internal utama yang mempengaruhi
pencapaian tujuan-tujuan organisasi. Lingkupnya cenderung holistik
atau sistemik.
Self dalam self-assessment adalah criteria fundamental untuk CSA.
Kata ini membedakan CSA dan audit lainnya. Seorang auditor
dianggap memiliki pengetahuan dan keahlia yang memadai untuk
secara independen membentuk penentuan resiko yang akurat atas
control. CSA memiliki pendapat yang berlawanan yaitu lingkup
control terlalu luas dan perubahan berlangsung terlalu cepat sehingga
untuk membentuk penentuan resiko yang akurat mengenai control saat
ini membutuhkan semua pengetahuan dan keahlian orang yang
melakukan tugas tersebut.
Assessment adalah istilah yang lebih akurat dibandingkan pengukuran
untuk mengartikan evaluasi control. Begitu banyak faktor yang akan
mempengaruhi hasil kerja keras organisasi yang ketepatan matematis
tidak bisa dihindari akan menghasilkan intuisi dan pertimbangan.
Bahkan perangkat penentuan resiko yang paling baik sekalipun
tergantung pada pelaksana pertimbangan yang subjektif, kadang-
kadang dari satu atau dua oran. CSA menghindari resiko yang terkaitan
dengan subjektivitas dengan mengumpulkan opini subjektif dari
banyak pengamat yang berbeda, biasanya dalam kelompok, guna
mengidentifikasi pola-pola umum sebelum sampai pada pertimbangan.

3
Berdasarkan hal-hal tersebut, CSA bisa digambarkan sebagai berikut:

Control Self Assessment merupakan sebuah proses dimana tim


karyawan dan manajemen, di tingkat lokal dan eksekutif, terus-menerus
menjaga kesadaran semua faktor material yang cenderung memengaruhi
pencapaian tujuan organisasi, sehingga memungkinkan mereka membuat
penyesuaian-penyesuaian yang tepat. Untuk meningkatkan independensi,
objektivitas dan kualitas dalam proses tersebut. Serta tata kelola yang
efektif, maka diharapkan auditor internal terlibat dalam proses tersebut dan
bahwa mereka secara independen melaporkan hasil-hasilnya ke
manajemen senior dan dewan komisaris.

2.2 SEJARAH MUNCULNYA CONTROL SELF-ASSESSMENT


Konsep CSA pertama kali dikembangakan pada tahun 1987 oleh
departemen internal audit sebuah perusahaan minyak dan gas di Kanada
Gulf Canada Resources Ltd. Penerapannya pada waktu itu dalam bentuk
suatu pertemuan yang dihadirim para karyawan dan manager perusahaan
yang difasilitasi oleh staf senior internal auditor untuk membahas fokus
masalah yang menghambat pencapaian tujuan atau risiko dimasing-masing
departeman serta rencana tindakan yang perlu dilakukan untuk
mengatasinya. Proses CSA ini terus dikembangkan dan dirasakan
mafaatnya karena dapat mengungkapkan masalah-masalah yang luas yang
mencakup dalam konsep pengendalian risiko.
Meskipun program CSA perusahaan dihentikan pada tahun 1995
akibat adanya pengambilalihan dan perubahan drastis dalam tata kelola
manajemen yang baru, banyak kelompok audit internal di berbagai
belahan dunia telah mengadopsi filosofi awal CSA dari Gulf dan
melakukan eksperimen dengan program CSA atau membuat sendiri
program CSA mereka.

4
2.3 MENGAPA CONTROL SELF-ASSESSMENT DIPERLUKAN?
Pada tahun 1970-an pada era setalah skandal Watergate di Amerika
Serikat. Banyak perusahaan multinasional besar diperiksa untuk
menentukan apakah mereka telah menyalurkan dana secara illegal.
Kemungkinan segera diketahui bahwa banyak organisasi memiliki
rekening rahasia yang digunakan untuk menyalurkan dana tidak hanya
kepartai partai politik di amerika tetapi juga pegawai pemerintahan dalam
dan luar negri untuk mendukung perolehan kontrak yang berbau korupsi.
Skandal politik telah terbongkar dan menyikap sisi gelap dunia bisnis
besar.
Pada tahun 1978 perusahaan dilarang melakukan pembayaran yang
bisa dianggap sebagai penyuapan kepada pegawai pemerintah, tetapi lebih
penting lagi menekankan perlunya control internal yang efektif, kegagalan
perusahaan terus berlanjut sampai tahun 1980
Pada tahun 1987, setelah penelitian yang ekstensif, komisi tersebut
memublikasikan temuan-temuannya yang saat ini dikenal sebagai laporan
treadway. Beberapa penemuan yang sangat signifikan dibuat yaitu:
Sering kali (control) dipandang dari sudut pandang yang sempit
Kami yakin bahwa terdapat potensi nyata untuk mengurangi resiko
kekurangan dalam pelaporan keuangan, jika masalah-masalah bisa
dipertimbangkan dan pandangan secara multidimensional
Control internal dipengaruhi oleh orang-orang pada setiap tingkatan
organisasi.

Treadway dan COSO telah menemukan bahwa proses audit terlalu


sempit berfokus pada akuntansi keuangan dan mengabaikan lingkungan
control yang lebih luas, lingkungan yang mewadahi keputusan
manajemen dan akuntansi. Mereka berpendapat bahwa lingkungan control
memiliki dampak yang pervasive pada cara penyiapan laporan
keuangan.

5
COSO merekomendasikan auditor untuk menelaah dan
mempertimbangkan faktor-faktor yang berhubungan dengan manusia
sebelum memberikan opini.

Kebijakan resmi mengkhususkan apa yang manajemen inginkan untuk


terjadi. Budaya perusahaan menentukan apa yang sebenarnya terjadi, dan
aturan-aturan apa yang dilanggar, dibengkokkan, atau diabaikan.

2.4 ALAT DAN TEKNIK YANG DIGUNAKAN


Ada lima komponen kunci untuk rapat kerja yang sukses, yaitu :
1. Fasilitator akan melakukan wawancara dengan manajemen dan
partisipan lain sebelum pertemuan dimulai. Mereka akan mendapatkan
pemahaman mengenai tujuan utama tim, tujuan saat ini, dan
signifikansi dalam hubungannya dengan keseluruhan strategi
organisasi.
2. Tim yang menghadiri rapat kerja tersebut membutuhkan waktu untuk
berpikir dan mengali ide-ide yang muncul. Setelah Pengenalan singkat,
rapat kerja yang baik diawali dengan tukar pikiran mengenai operasi
apa yang berjalan baik bagi tim dan hambatan-hambatan utama apa
yang mereka hadapi dalam usaha mencapai tujuan atau sasaran utama
mereka.
3. Bisa muncul bila peserta puas karena masalah mereka telah
diidentifikasi dan dibahas. Dengan menggunakaan kerangka kerja
kontrol sebagai pedoman, peserta bisa menjawab serangkaian
pertanyaan yang menjamin bhawa semua sprektrum masalah control
ditelaah dengan cermat dalam rapat kerhja tersebut.
4. Mengembalikan dengan segera ringkasan pembahasan dan
pengumpulan suara, jika ada, ke peserta. Pertama-tama, ringkasan dan
penentuan risiko yang tercakup di dalamnya merupakana milik tim
yang berpartisipasi. Ringkasan tersebut merupakan catatan diskusi
mereka dan harus dikembalikan kepada mereka sesegera mungkin,
lebih baik di hari berikutnya. Mereka membutuhkan catatan pikiran

6
mereka sehingga mereka bisa mulai mengambil tindakan perbaikan
atas masalah-masalah penting
5. Tindakan. Tim peserta dan manajer harus memutuskan tindakan apa
yang harus diambil pertama kali karena mereka jarang memilih waktu
untuk segera melakukan semua yang telah dibahas. Sebagaimana
halnya temuan-temuan material dari audit konvensional maka mungkin
dibutuhkan pelaporan temuan-temuan ke manajemen puncak dan
komite audit jika risikonya signifikan bagi organisasi sehingga mereka
dapat mengambil tindakan segera.

2.5 PENDEKATAN CONTROL SELF-ASSESSMENT


Metode atau pendekatan CSA dibagi ke dalam tiga pendekatan,
yaitu:
1. Workshop adalah pertemuan yang difasilitasi oleh fasilitator untuk
memperoleh informasi yang akan digunakan dalam penilaian resiko.
2. Survey adalah metode pengumpulan informasi yang bisa dilakukan
dengan memberikan kuisioner kepada responden.
3. Analisi Manajemenmerupakan analisis yang dilakukan oleh
manajemen berdasarkan diskusi, review, atau kuisioner dalam rangka

mendukung suatu opini/pendapat tertentu atau membuat kesimpulan

atas suatu permasalahantertentu.

Dari ketiga metode CSA tersebut diatas yang paling popular dandirekome
ndasikan oleh IIA adalah metode Workshop.

2.6 VARIASI TEMA


Sering kali diharapkan CSA diberikan secara internal. Karena
merupakan proses pembelajaran integral bagi organisasi, namun ada tiga
situasi berikut ini mungkin lebih baik mencari sumber daya dari luar

7
1. Dalam pelatihan dan implementasi awal dengan target tinggi tetapi
peserta masih rendah: penggunaan orang yang professional dan
pengalam bisa menjembatani kesenjangan ini.
2. Pada saat manajemen puncak, dewan, atau komite dewan memutuskan
untuk menyelenggarakan pertemuan CSA.
3. Terjadi saat program CSA yang telah berjalan dengan baik
membutuhkan penelaahan dari pihak luar atau penyegaran (tune-up).
Hal ini bagus untuk dilakukan secara periodik karena praktik dan
teknologi CSA berkembang dengan cepat sejalan dengan peningkatan
dalam pemahaman kita atas control, psikologi, dan penerapan
teknologi.

2.7 IMPLIKASI BAGI KARYAWAN, MANAJEMEN, AUDITOR, DAN


DEWAN
Berikut adalah implikasi Control Self-assessment bagi karyawan,
manajemen, auditor, dan dewan :
1. Dari sudut pandang klien, auditor CSA merupakan fasilitator yang
menyediakan forum dan agenda yang berguna yang memungkinkan
klien menemukan sendiri keadaan sebenarnya dan memutuskan
perubahan yang diperlukan.
2. Bagi manajemen senior, CSA menawarkan penelaahan sangat baik atas
informasi terbaru mengenai resiko dan peluang yang muncul. Hal ini
memberikan peluang untuk membandingkan strategi mereka dengan
realitas saat ini dan membuat penyesuaian yang diperlukan untuk
memastikan bahwa tujuan bersifat realitas dan akan tercapai sampai
tujuan utama kontrol.
3. Bagi direksi, komisaris, komite audit dan pihak-pihak lain dalam tata
kelola perusahaan, CSA memiliki implikasi yang signifikan. Focus
yang sempit dari profesi udit eksternal pada pelaporan keuangan yang
sering kali menghasilkan keterkejutan dan memalukan bila terjadi

8
kecurangan yang tidak diharapkan karena faktor-faktor control utama
tidak diperiksa.

2.8 INDEPENDENSI, OBJEKTIVITAS, DAN ETIKA FASILITATOR


Meskipun CSA umumnya menyebabkan hubungan
auditor/fasilitator dengan klien menjadi lebih dekat, tetapi sangat penting
untuk tetap menjaga independensi dan objektvitas. Pada tahap riset
sebelum rapat kerja sangatlah penting karena fasilitator mendapatkan tolak
ukur eksternal yang independen untuk digunakan sebagai perbandingan.
Fasilitator juga harus menjaga etika mereka sendiri dalam dua hal penting
yaitu:
1. Penting untuk mengakui bahwa CSA tergantung pada keterbukaan
partisipan dan kejujuran mereka sendiri mengenai individu-individu.
2. Aspek kedua yang harus dipahami fasilitator adalah bahwa mereka
juga manusia dan bisa berbuat salah sehingga perlu mengelola potensi
konflik kepentingan yang ada.

2.9 HUBUNGAN ANTARA CSA DENGAN KEGIATAN AUDIT


INTERNAL YANG LAIN
Berbeda dengan kebanyakan audit konvensional, CSA memiliki
lingkup yang sangat luas, mengumpulkan informasi yang material secara
luas dan interaktif, dan menghabiskan sedikit waktu untuk vertifikasi dan
pelaporan. Dari sudut pandang manajer audit, CSA merupakan metode
penentuan risiko yang cepat dan biasanya andal ditingka makro tetapi
tidak seperti beberpa alat audit, CSA tidak dirancang untuk penyelidikan
lebih dalam. Bila CSA dilakukan secara berkesinambungan diorganisasi
maka CSA merupakan alat ideal untuk mengidentifikasi risiko dan bidang-
bidang bernilai tinggi yang akan bermanfaat untuk dilakukan audit.
Partisipasi rapat kerja biasanya pandai dalam mengidentifikasi bidang-
bidang masalah utama.

9
2.10 KUALITAS YANG DIBUTUHKAN UNTUK TIM FASILITATOR
CSA
Meskipun pelatihan dan teknologi bisa sangat membantu
fasilitator, namun tidak aka nada artinya jika kualitas pribadi yang penting
tidk terpenuhin. Kejujuran, empati dan menghargai orang lain jauh lebih
penting dibandingkn dengan teknik-teknik. Jika mereka yakin bahwa
mereka tidak dihargai atau kebih bruk lagi bila fasilitator memiliki agenda
tersembunyi, Maka rapat kerja akan kacau. Kerpecayaan dihasilkan secra
perlahan melalui keterbukanaan komunikasi dan ditunjukannya sikap
yang baik, namun bisa cepat hilang dengan kecerobohan atau perbuata
yang tidak tulus.
Semua fasilitator harus memiliki sikap yang menghargai orang
lain, keahlian interpersonal, punya rasa ingin tahu, pendengaran yang baik
dan terdorong untuk memberikan nilai bagi klien dan organisasi.
Fasilitator yang terbaik memiliki keahlian analitis dan pembelajaran yang
baik dan cepat yang mereka gunakan untuk memahami apa yang telah
dikemukakan dan mengubahnya kedalam kesimpulan yang bermakna bagi
organisasi.

2.11 KESULITAN-KESULITAN CSA


CSA bersifat sederhana sekaligus kompleks. Sederhana karena
melibatkan sekelompok orang dengan tujuan sama dan berbagai
pengalaman bersama untuk mengidentifikasi peluang perbaikan. Tetapi
setiap proses yang melibatkan manusia adalah rumit dan dipengaruhi oleh
kejadian saat ini dan masa lalu diluar pengetahuan fasilitator. Beberapa
Kesulitan-kesulitan yang umum terjadi:
1. Terlalu banyak rapat kerja dan kurang memadai analisis merupakan
kesalahan yang biasa terjadi, khususnya bila tim audit baru pertama
kali menerapkan CSA. Rapat kerja memang menarik dan memeberikan
arus informasi yang kaya, sehingga tergoda untuk diselenggarakan
sebanyak mungkin. Jika tim CSA tidak mengalokaiskan waktu untuk

10
menelaah hasilnya, belajar dari hasil tersebut, memperbaiki cara
bertanya dan mengkomunikasikannya kembali keorganisasi, mereka
jelas mencapai nilai yang pontensial. Partisipan rapat kerja memang
telah diuntungkan tetapi tidak demikian bagi karyawan lainnya
diorganisasi.75% atau lebih dari manfaat CSA telah hilang.
2. Tidak menepati janji atau membuat terlalu banyak janji merupakan
kesalahan lainnya yang biasa terjadi fasilitator akan belajar bahwa
penting untuk tidak hanya membuat janji mengenai hal yang dapat
mereka sampaikan. Setiap rapat kerja menghasilkan sekumpulan
harapan dan janji, jika tidak ada tindakan lanjutannya maka akan
terjadi penurunan moral dan kepercayaan.
3. Tidak sensitive terhadap kebutuhan dan kekhawatiran partisipan
merupakan kesalahan yang biasa terjadi pada fasilitator yunior. Saat
bekerja dengan setiap kelompok maka akan membantu untuk
menyadari faktor-faktor social ekonomi. Kebanyakan rapat kerja
memiliki sedikit partisipan yang khawatir bahwa apa yang mereka
katakana akan membahayakan kariernya. Memang ini lah watak
manusia,. Kesadaran akan kemungkinkan-kemungkinan ini akan
membantu fasilitator menyesuaikan sikapnya dan sensitive dalam
mensyaratkan keterbukaan.
4. Kuesioner, dengan beberapa pengecualian, bukan merupakan self-
assessement. Banyak orgarnisasi mengunakan kuesioner yagn
bagusuntuk mensurvei karyawan tetapi penilaian dilakukan oleh pihak
ketiga yang menginterprestasikan data tersebut.
5. Terlalu dalam masuk ke dalam masalah tanpa tahu cara mengatasi
masalah itu. Merupakan pendekatan yang beralasan dalam bidang yang
sama sekali baru. Iniah yang dilakukan oleh Gulf sebagai pionir-upaya
pertama dilakukan tahun 1987 kita sekarang tahu lebih banyak tentang
CSA dan informasi ini tersedia melalui beberapa pelatihan yang bagus,
pusat CSA di IIA dan iteratur yang terus berkembang meskipun masih
belum sempurna. Sebagai auditor professional kita punya tanggung

11
jawab untuk belajar sebanyak mungkin sebelum menawarkan jasa ke
organisasi kita.

2.12 FAKTOR PENDUKUNG KEBERHASILAN CSA


Kegiatan workshop dapat berhasil dengan baik apabila
dilaksanakan secara jujur dan terbuka disamping
didukung oleh kemampuan Fasilitator dan komitmen pimpinan instansi.
Hal-hal yang menentukan keberhasilan CSA, yaitu :
1. Keterbukaan, kejujuran, dan obyektifitas pimpinan instansi dalam pros
es workshop
2. Pemilihan peserta yang tepat, yaitu mempunyai pemahaman dan
berperan aktif dalam proses bisnis kegiatan.
3. Peran aktif peserta selama pelaksanaan workshop
4. Budaya organisasi mendukung diskusi yang terbuka dan transparan
5. Tidak terdapat indikasi penyimpangan/KKN.

12
BAB III

KESIMPULAN

Dari pemaparan pembahasan pada Bab II makalah dengan judul


Control Self-assessment dapat kita tarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Control Self Assessment merupakan adalah sebuah proses dimana tim


karyawan dan manajemen, di tingkat lokal dan eksekutif, terus menerus
menjaga kesadaran semua faktor material yang cenderung mempengaruhi
pencapaian tujuan organisasi.
2. Ada lima komponen kunci untuk rapat kerja (CSA) yang sukses, empat
diantaranya merupakan tanggung jawab tim fasilitator. Pertama, fasilitator
akan melakukan wawancara dengan manajemen dan partisipan lain
sebelum pertemuan dimulai. Kedua, tim yang menghadiri rapat kerja
membutuhkan waktu untuk berpikir dan menggali ide-ide yang muncul.
Ketiga bisa muncul bila peserta puas karena masalah mereka telah
diidentifikasi dan dibahas. Keempat adalah mengembalikan dengan segera
ringkasan pembahasan dan pengumpulan suara (jika ada) ke peserta.
Kelima adalah tindakan atas semua yang telah dibahas.
3. Kualitas yang Dibutuhkan Untuk Tim Fasilitator CSA yaitu Kejujuran,
empati, mengahargai orang lain, memiliki keahlian interpersonal, rasa
ingin tahu, pendengar yang baik dan terdorong untuk memberikan nilai
bagi klien dan organisasi. Selain itu, fasiliator juga tetap dituntut untuk
memiliki pengetahuan mendalam tentang konrol sistemik, skeptimisme
yang sehat, keahlian dalam pemberian fasilitas, kemampuan
organisasional, ahli software dan hardware, dan memiliki keahlian analitis
yang baik untuk membuat sebuah kesimpulan yang bermanfaat bagi
organisasi.

13
DAFTAR PUSTAKA

Agus. 2016. Control Self Assessment.


https://www.coursehero.com/file/23062579/BAB-10-INTERNAL-AUDIT-FIX/.
Diakses pada tanggal 1 Desember 2017.

Anonim. 2013. Control Self Assessment (CSA).


https://pogentertainment.wordpress.com/2013/02/27/control-self-assessment-csa/.
Diakses pada tanggal 1 Desember 2017.

Sawyer,Lawrence B. 2009. Audit Internal Sawyer . edisi 5 buku 1. Jakarta


: Salemba Empat.

Suharso. 2016. Inilah Konsep Dasar Control Self-assessment.


http://www.klikharso.com/2016/09/konsep-dasar-control-self-assessment-
csa.html. Diakses pada tanggal 1 Desember 2017.

Wisnu, Pradipha Wibisono. 2014. Control Self-Assessment Dalam


Pengauditan Internal. http://pradipha.blogspot.co.id/2014/02/control-self-
assessment-dalam.html. Diakses pada tanggal 1 Desember 2017.

14

Anda mungkin juga menyukai