Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
KAIZEN COSTING
OLEH :
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ANDALAS
2017/2018
KAIZEN COSTING
Pendahuluan
Di era globalisasi ini, persaingan kompetisi antar bisnis semakin sengit dan ketat,
mulai dari sisi produk, pemasaran, distribusi, maupun harga. Contohnya seperti bisnis di
bidang telekomunikasi. Semua operator menawarkan berbagai macam strategi untuk
mengalahkan para kompetitornya. Setiap operator menawarkan harga yang sangat rendah dan
membuat strategi pemasaran yang frontal untuk menyerang langsung kompetitornya. Bahkan
strategi yang mereka lakukan membuat calon customernya merasa kebingungan harus
memilih yang mana. Sehingga, ketika semua strategi yang dilakukan tidak membuahkan hasil
yang maksimal, maka perusahaan harus berpikir lebih keras lagi agar produk atau jasa
mereka bisa diminati oleh customer.
Persepsi customer pertama kali ketika melihat suatu barang atau jasa adalah dari sisi
harga. Ketika pertama kali yang dilihat oleh customer adalah produk atau jasa dengan harga
murah, maka mereka akan tertarik untuk melihatnya. Oleh karena itu, strategi yang dapat
dilakukan perusahaan untuk menarik masyarakat adalah dengan menawarkan produk atau
jasa dengan harga yang murah dan kompetitif, tanpa menurunkan kualitas produk atau jasa.
Salah satu cara untuk menurunkan harga adalah dengan cost effectiveness melalui proses
pengurangan biaya (cost reduction). Di Jepang, konsep cost reduction ini disebut juga dengan
Kaizen Costing.
Dalam dunia industri saat ini, banyak perusahaan menyadari bahwa melakukan
perbaikan dalam segi kualitas secara kontinyu sangatlah penting. Hal ini dilakukan untuk
meningkatkan nilai jual suatu produk dan memberikan kepuasan kepada pelanggan atas
produk yang kita buat. Kaizen ialah perbaikan yang dilakukan dengan menghilangkan
pemborosan, menghilangkan beban kerja berlebih, dan selalu memperbaiki kualitas produk.
Sasaran utama dari kaizen adalah menghilangkan pemborosan yang tidak memberikan
nilai tambah produk atau jasa.
Definisi Kaizen
Kaizen () secara harafiah dalam arti bahasa Jepang adalah sebagai berikut:
Menurut Amin (2002:41), sasaran kaizen costing yaitu: dengan berusaha secara
berkesinambungan menghasilkan produk dengan mutu yang lebih baik dengan harga yang
lebih rendah.
Segmentasi Kaizen
Menurut konsep kaizen dalam Tazaki Group (2000:69), kaizen dibagi menjadi tiga
segmen, tergantung kebutuhan masing-masing perusahaan :
2. Kaizen yang berorientasi pada kelompok, dilaksanakan oleh gugus kendali mutu,
kelompok Jinshu Kanshi untuk manajemen sukarela menggunakan alat statistik untuk
memecahkan masalah, menganalisa, melaksanakan dan menetapkan standar atau
prosedur baru.
3. Kaizen yang berorientasi pada individu, dimanifestasikan dalam bentuk saran, di mana
seseorang harus bekerja lebih pintar bila tidak mau bekerja keras. Kaizen adalah konsep
tunggal dalam manajemen Jepang yang paling penting dan merupakan kunci sukses
Jepang dalam persaingan. Jepang selalu berpikir bahwa tidak ada satu hari pun berlalu
tanpa adanya suatu tindakan penyempurnaan (Takizakigroup: 2000).
Kaizen merupakan alat pemersatu filsafat, system dan alat untuk memecahkan masalah
yang dikembangkan di Jepang selama 30 tahun pada suatu perusahaan untuk berbuat baik
lagi. Kaizen dapat dimulai dengan menyadari bahwa setiap perusahaan mempunyai masalah.
Kaizen memecahkan masalah dengan membentuk kebudayaan perusahaan di mana setiap
orang dapat mengajukan masalahnya dengan bebas (Imai,1998:18).
Prinsip Kaizen
Kaizen memiliki beberapa konsep yang dapat digunakan perusahaan dalam melakukan
perbaikan, konsep tersebut yaitu: Konsep 3M (Muda, Mura, dan Muri), Konsep gerakan 5S
(Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu dan shitsuke), konsep PDCA (Plan, Do, Check dan Action), dan
Konsep 5W+1H.
a. Konsep 3M (Muda, Mura, Muri)
Muda adalah segala kegiatan yang bernilai mubasir atau aktivitas pemborosan yang
tidak menambahkan nilai pada produk atau jasa. Mura dapat diartikan sebagai suatu proses
yang tidak merata atau tidak teratur dalam kegiatan proses produksi. Muri dapat diartikan
sebagai pembebanan yang berlebihan atau melampaui batas kemampuan para pekerja
dalam melakukan pekerjaannya.
b. Konsep Gerakan 5S (Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu dan Shitsuke)
Filsafat Kaizen menganggap bahwa cara hidup kita - baik cara kerja, kehidupan
sosial, dan kehidupan rumah tangga perlu disempurnakan setiap saat. Setiap kegiatan
selalu dicoba untuk dibuat lebih baik lagi, diproses menuju kesempurnaan. Salah satu
implementasi Kaizen yaitu penerapan 5 S (five-s). Setiap kata S di sini merupakan inisial
dari lima kata Jepang, sebagai berikut:
Seiri (memisah-misahkan). Seiri berarti memisah-misahkan berkas-berkas atau
barang-barang dalam beberapa kategori. Kategori tersebut terdiri dari barang-barang yang
sering kita gunakan sehingga perlu diletakkan di tempat yang lebih dekat dari tempat kerja
kita, barang-barang yang tidak sering kita gunakan sehingga dapat diletakkan di tempat
yang jauh dari tempat kerja kita, dan barang-barang yang tidak pernah digunakan dapat
disingkirkan atau dihapus.
Seiton (penataan). Dengan seiton ini kita mengatur secara baik, perbekalan kantor,
alat-alat, dokumen, suku cadang, buku dan lainlainnya untuk membuat pencariannya
kembali menjadi efisien dan efektif.
Seiso (pembersihan). Membersihkan disini tidak hanya berarti membersihkan gejala
yang kotor saja, tetapi meliputi pula analisis sebab timbulnya gejala kotor. Pembersihan
merupakan salah satu bentuk dari pemeriksaan. Disini diutamakan pembersihan sebagai
pemeriksaan terhadap kebersihan dan menciptakan tempat kerja yang tidak memiliki cacat
dan cela.
Seiketsu (pemantapan). Pemantapan berarti terus menerus dan secara berulang-ulang
memelihara pemeliharaan, penataan dan pembersihannya.
Shitshuke (disiplin), istilah ini berarti menanamkan (atau membiasakan) melakukan
sesuatu dengan cara yang benar. Dalam hal ini, penekanannya adalah untuk menciptakan
tempat kerja dengan kebiasaan dan perilaku yang baik.
c. Konsep PDCA (Plan, Do, Check, Action)
Tahapan siklus PDCA ialah Rencana (Plan) berkaitan dengan penetapan target untuk
perbaikan dan perumusan rencana tindakan guna mencapai target tersebut. Lakukan (Do)
berkaitan dengan penerapan dari rencana. Periksa (Check) merujuk pada penetapan apakah
penerapan tersebut berada dalam jalur yang benar sesuai dengan rencana dan memantau
kemajuan perbaikan yang direncanakan. Tindakan (Action) berkaitan dengan standarisasi
prosedur baru guna menghindari terjadinya kembali masalah yang sama atau menetapkan
sasaran baru bagi perbaikan selanjutnya.
d. Konsep 5W+1H
Salah satu pola pikir untuk menjalankan roda PDCA dalam kegiatan kaizen adalah
dengan teknik bertanya dengan pertanyaan dasar 5W + 1H (what, who, why, where, when
dan how).
Inilah yang menjadi perhatian dari Kaizen Costing, yaitu bagaimana caranya untuk
mengefisiensikan variable cost, seperti biaya tenaga kerja langsung dan biaya bahan baku
langsung. Sehingga perusahaan dapat melakukan outsource untuk kegiatan-kegiatan yang
sifatnya sebagai pendukung, memperketat jam lembur, atau mengefisiensikan biaya
karyawan. Pengurangan biaya hanya dilakukan untuk biaya-biaya yang sebenarnya tidak
perlu dikeluarkan.
Target Kaizen Costing = Biaya Aktual Periode Sebelumnya x Target Rasio Pengurangan Biaya
Tingkat penurunan target adalah rasio pengurangan target terhadap basis biaya.
Tingkat ini diterapkan dari waktu ke waktu untuk semua biaya variabel dan menghasilkan
jumlah pengurangan jumlah material, suku cadang, tenaga kerja langsung, dan tidak
langsung, dan biaya variabel lainnya. Manajemen membuat perbandingan jumlah
pengurangan aktual. Jika ada perbedaan, varians untuk pabrik ditentukan. Tujuan penetapan
biaya Kaizen adalah memastikan bahwa biaya produksi aktual kurang dari basis biaya.
Namun, jika gangguan biaya produksi lebih besar dari pada penghematan karena biaya
kaizen, maka tidak akan diterapkan.
Tahun 2010 adalah tahun titik balik bagi Indosat, karena pada tahun itu mereka
menciptakan momentum mengembangkan pangsa pasar dan peningkatan pendapatan dari
bisnis seluler. Indosat juga melakukan modernisasi jaringan telekomunikasi dan
menyelesaikan kerangka dasar transformasi berkelanjutan di dalam bisnis, organisasi, dan
sumber daya manusia.
Pada akhir tahun 2010, Indosat mengalami peningkatan jumlah pelanggan seluler,
yaitu sebesar 34,3%. Hal ini bisa terjadi karena Indosat terus meningkatkan kualitas dan
pelayanan kepada pelanggan. Indosat mencurahkan dana dan sumber daya dalam jumlah
yang besar untuk memodernisasi dan melakukan perluasan seluler di tahun 2010. Pada tahun
2010, Indosat mencatat pertumbuhan pendapatan sebesar 12,1% dan peningkatan EBITDA
yang bertumbuh pesat sebesar 9,7%. Peningkatan marjin EBITDA ini menunjukkan
kemajuan Indosat dalam program efisiensi biaya yang mencakup penyesuaian struktur
insentif penjualan pulsa isi ulang untuk distributor dan pengecer, sehingga biaya pemasaran
dan penjualan lebih efisien.
Atkinson, A. Anthony, Rajiv D. Banker, Robert S. Kaplan, dan S. Mark Young. Management
Accounting. New Jersey: Prentice Hall. 2001
http://greatariana.blogspot.co.id/2013/07/standarcosting-target-costing-dankazien.html
(diakses pada 18 November 2017)
http://ghifarifadiamanto.tumblr.com/post/88263577015/penerapan-kaizen-costing-di-pt-
indosat-tbk (diakses pada 18 November 2017)