Anda di halaman 1dari 35

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pendidikan sebenarnya merupakan suatu rangkaian peristiwa yang
kompleks1. Peristiwa tersebut merupakan rangkaian kegiatan komunikasi antar
manusia sehingga manusia itu bertumbuh sebagai pribadi yang utuh. Pendidikan
juga merupakan suatu proses sosial yang mempersiapkan siswa atau anak
didiknya sehingga mampu menjadi anggota masyarakat yang mampu
mengembangkan diri, produktif, adaptif dan kreatif dalam kehidupannya.
Pendidikan memegang peranan sebagai salah satu pilar utama dalam
menentukan perubahan sosial. Perubahan kearah kemajuan dan kesejahteraan
hidup yang berkualitas. Pendidikan bertanggungjawab atas terciptanya generasi
bangsa yang paripurna, sebagai mana tercantum dalam garis-garis besar haluan
negara yaitu terwujudnya masyarakat Indonesia yang damai, demokratis,
berkeadilan, berdaya saing, maju dan sejahtera, dalam wadah negara kesatuan
republik Indonesia yang didukung oleh manusia sehat, mandiri, beriman,
bertakwa, berakhlak mulia, cinta tanah air, berkesadaran hukum dan lingkungan,
menguasai ilmu pengetahuan danteknologi, memiliki etos kerja yang tinggi serta
berdisiplin.2Pendidikan juga berperan sebagai proses untuk meningkatkan harkat
dan martabat manusia, melalui proses yang panjang dan berlangsung sepanjang
hayat.3
Pendidikan dan pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang mengarah
pada tujuannya, sebagaimana tercantum dalam GBHN dengan Tujuan
Pendidikan Nasional.4 Pasal 3 dalam Tap MPR Nomor IV/MPR/1973

1
Herman Hudojo, Mengajar Belajar Matematika, (Jakarta: Departemen Pendidikan Dan
Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi,1998) hal. 1
2
Achmad Patoni, dkk, Dinamika Pendidikan Anak, (Jakarta: PT Bina Ilmu, 2004), hal. 1.
3
Nana Sudjana, Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum di Sekolah, (Bandung: Sinar Baru
Algensindo, 1996), hal. 2.
4
Oemar Hamalik, Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum, (Bandung: PT Remaja Rosda
Karya, 2007), hal.130

1
menjelaskan tujuan pendidikan nasional sebagai berikut: Tujuan pendidikan
nasional adalah membentuk manusia pembangunan ber-Pancasila dan
membentuk manusia yang sehat jasmani dan rohaninya, memiliki pengetahuan
dan keterampilan, dapat mengembangkan kreativitas dan tanggung jawab, dapat
menyuburkan sikap demokrasi dan penuh tenggang rasa, dapat mengembangkan
kecerdasan yang tinggi disertai budi pekerti yang luhur, mencintai bangsanya
dan sesame manusia sesuai dengan ketentuan yang termaktub dalam undang-
undang dasar 1945.
Pembelajaran adalah suatu proses atau serangkaian kegiatan jiwa raga
untuk memperoleh sesuatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman
individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut unsur cipta,
rasa, dan karsa, ranah kognitif, afektif dan psikomotorik.5 Pembelajaran sebagai
pendorong, memfasilitasi dan membimbing siswa sehingga dapat belajar secara
maksimal. Pembelajaran harus diatur sedemikian rupa sehingga akan diperoleh
dampak pembelajaran secara langsung (Instructional effect) kearah perubahan
tingkah laku.
Kegiatan pembelajaran adalah suatu kondisi yang dengan sengaja
diciptakan. Gurulah yang menciptakannya guna membelajarkan anak didik.
Sebagai guru harus sudah menyadari apa yang dapat mengantarkan anak didik ke
tujuan. Di sini tentu saja tugas guru berusaha menciptakan suasana belajar yang
menggairahkan dan menyenangkan bagi semua siswa. Suasana yang tidak
menggairahkan dan tidak menyenangkan bagi anak didik biasanya lebih banyak
mendatangkan kegiatan pembelajaran yang kurang harmonis.6Dengan demikian
untuk mencapai tujuan pendidikan yang ditentukan, guru memiliki peranan yang
penting untuk bisa mewujudkannya. Untuk itu seorang guru sudah seharusnya
mampu memilih metode pembelajaran yang tepat untuk bisa melaksanakan
pembelajaran yang sudah direncanakannya. Dengan menggunakan model
pembelajaran yang tepat siswa akan merasa senang dan bersemangat
5
Syahrir, Metode Pembelajaran Matematika, (Yogyakarta: Naufan Pustaka, 2010), hal. 6
6
Syaiful Bahri Djamarah, dkk., Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2010),
hal. 37

2
Salah satu pembelajaran yang perlu dipilih model pembelajaran yang
secara tepat agar siswa bergairah, menyenangkan dan bersemangat yaitu
pembelajaran matematika. Banyak orang yang memandang pembelajaran
matematika sebagai bidang studi yang paling sulit Matematika merupakan bidang
studi yang dianggap sulit oleh para siswa, baik yang tidak berkesulitan belajar
dan lebih-lebih bagi yang berkesulitan belajar. Anggapan ini mengakibatkan
beberapa siswa menjadi malas dalam belajar matematika, sehingga beberapa
siswa masih engggan untuk ikut serta aktif pada saat pembelajaran berlangsung.
Keaktifan siswa dalam pembelajaran merupakan salah satu hal yang penting
dalam pembelajaran.
Selama ini model pembelajaran yang digunakan oleh guru disekolah
adalah pembelajaran langsung. Untuk itu diperlukan suatu model pembelajaran
yang mampu mengembangkan kemampuan siswa agar siswa aktif dalam belajar
dan memahami semua materi yang diberikan guru sehingga membuat siswa tidak
menganggap matematika itu adalah suatu yang sulit
Salah satu model pembelajaran kooperatif yang dapat diterapkan adalah
tipe STAD (Student Teams Achievement Division). Model pembelajaran Student
Teams Achievement Division (STAD) merupakan variasi pembelajaran
kooperatif dengan cara berkelompok yang mana kelompok tersebut dapat
menguasai pembelajaran. Khususnya dalam proses pembelajaran, diperlukan
pembelajaran dengan kelompok/ kooperatif.7
Model ini dipilih oleh peneliti karena STAD merupakan model
pembelajaran kooperatif yang membantu siswa dalam mengembangkan
pemahaman dan sikapnya sesuai dengan kehidupan nyata di masyarakat,
sehingga dalam bekerja bersama-sama diantara sesama anggota kelompok akan
meningkatkan, produktivitas, dan perolehan belajar.
Berdasarkan hasil wawancara penelitidengan guru kelas V MIN Kunir
Wonodadi Blitar, beliau mengatakan bahwa :

7
Kokom Komala Sari, Pembelajaran Konstektual Konsep dan Aplikasinya, (Bandung: Refika
Aditama, 2010), hal. 63

3
Ketika dalam pembelajaran matematika khususnya materi operasi hitung
campuran saya mengalami beberapa kendala salah satunya yaitu siswa saya tidak
memiliki semangat dalam menanggapi materi maupun tidak aktif dalam belajar
dikelas. Yang mengakibatkan hasil pelajarannya matematika menjadi menurun
dan cenderung rendah. Dikelas yang saya ajar ini sekitar 30% dari jumlah siswa
mengalami kesulitan dalam belajar dan nilai yang didapat masih dibawah KKM. .
Berdasarkan hasil observasi awal dan wawancara dengan beberapa guru
dan siswa kelas V diperoleh hasil bahwa pembelajaran yang disampaikan guru
cenderung membosannkan dan hanya tertuju pada satu arah saja. Memperhatikan
kondisi diatas perlu adanya suatu perubahan yang mendukung dalam proses
pembelajaran yang lebih menarik dan menyenangkan bagi siswa sehingga siswa
semakin aktif dalam pembelajaran.
Berdasarkan hasil penelitian awal tersebut peneliti mengembangkan
Model pembelajaran STAD diharapkan dengan diterapkannya model STAD ini
siswa menjadi lebih bisa aktif dan memahami semua materi yang diberikan guru.
Untuk mendukung berlangsungnya kegiatan model STAD, peneliti menggunakan
LKS (lembar kerja siswa) yang digunakan untuk membatasi permasalahan materi
yang akan dibahas peneliti dan menyediakan soal-soal yang akan dikerjakan
siswa guna melatih pemahaman siswa dalam materi tersebut Berdasarkan uraian
di atas, maka peneliti termotivasi untuk mengambil judul penelitian Pengaruh
Model Pembelajaran Student Team Achievement Division (STAD) Terhadap
Keaktifan dan Hasil Belajar Siswa Kelas V MIN Kunir Wonodadi Blitar

B. Pembatasan Masalah
Suatu penelitian agar tidak terjadi kesalahpahaman yang terlalu jauh haruslah
ditentukan pembatasan masalah penelitian. Adapun pembatasan masalah dalam
penelitian ini antara lain:
1. Objek Penelitian
Yang menjadi objek penelitian ini adalah Siswa Kelas V MIN Kunir
Wonodadi Blitar

4
2. Model Pembelajaran Student Team Achievement Division (STAD)
Adapun Model Pembelajaran Student Team Achievement Division
(STAD) ini digunakan untuk mengajar siswa kelas V MIN Kunir Wnodadi
Blitar dengan cara berkelompok kecil antara 4-5 orang.
3. Variable bebasnya (independent) adalah model pembelajaran Student Team
Achievement Division (STAD)
4. Variable terikatnya (dependen) adalah keaktifan dan hasil belajar siswa.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah
penelitian ini adalah:
1. Adakah pengaruh Model Pembelajaran Student Team Achievement Division
(STAD) terhadap keaktifan belajar Siswa kelas V MIN Kunir Wonodadi
Blitar?
2. Adakah pengaruh Model Pembelajaran Student Team Achievement Division
(STAD) terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas V MIN Kunir Wonodadi Blitar?
3. Adakah pengaruh Model Pembelajaran Student Team Achievement Division
(STAD) terhadap Keaktifan dan Hasil Belajar Siswa Kelas V MIN Kunir
Wonodadi Blitar?
D. Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, antara lain sebagai
berikut:
1. Manfaat Teoritis
a. Hasil penelitian ini diharapkan bisa dimanfaatkan untuk memperkaya
khasanah ilmiah, khususnya yang berkaitan dengan penerapan model
Student Team Achievement Division (STAD) dalam meningkatkan
keaktifan dan hasil belajar siswa.
b. Untuk memperkuat teori yang telah ada mengenai penerapan model
pembelajaran Student Team Achievement Division (STAD) dalam
meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa

5
c. Untuk meningkatkan mutu pendidikan umum sehingga menjadi peserta
didik yang berkualitas
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Kepala MIN Kunir Wonodadi Blitar
Diharapkan hasil penelitian ini sebagai evaluasi dan nantinya
dikembangkan dengan penelitian lanjutan guna memenuhi kekurangan-
kekurangan yang dapat dilihat secara obyektif.
b. Guru Kelas V MIN Kunir Wonodadi Blitar
Guru dapat menggunakan hasil penelitian ini untuk meningkatkan
kompetensinya, khususnya dalam penggunaan model pembelajaran Student
Team Achievement Division (STAD) dalam keaktifan dan hasil belajar
matematika.
c. Siswa Kelas V MIN Kunir Wonodadi Blitar
Meningkatkan kemampuan peserta didik dalam memahami konsep
matematika pokok bahasan operasi hitung campuran serta dapat
mengembangkan kegiatan pembelajaran menemukan hal-hal yang positif.
d. Bagi peneliti lain
Sebagai kajian pendekatan teori dengan praktek di lapangan sesuai dengan
hasil analisis yang diperoleh

E. Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian.8
Ada dua jenis hipotesis yang digunakan dalam penelitian:
1. Hipotesis kerja, atau disebut juga hipotesis alternatif, disingkat Ha,Hipotesis
kerja menyatakan adanya hubungan antara variabel X dan Y,
atau adanya perbedaan antara dua kelompok.
Dalam penelitian ini, hipotesis kerja (Ha) adalah:

8
Ahmad Tanzeh, Pengantar Metode Penelitian, (Yogyakarta: Teras, 2009), h 87

6
a. Ada pengaruh yang signifikan model pembelajaranStudent Team
Achievement Division (STAD) terhadap keaktifan belajar siswa Kelas V
MIN Kunir Wonodadi Blitar
b. Ada pengaruh yang signifikan model pembelajaranStudent Team
Achievement Division (STAD)terhadap hasil belajar siswa Kelas V MIN
Kunir Wonodadi Blitar
c. Terdapat pengaruh yang signifikan model pembelajaranStudent Team
Achievement Division (STAD) terhadap keaktifan dan hasil belajar siswa
Kelas V MIN Kunir Wonodadi Blitar
2. Hipotesis Nol disingkat Ho, sering disebut hipetesis statistik, karena biasanya
dipakai dalam penelitian yang bersifat statistik, yaitu diuji dengan perhitungan
statistik.
Dalam penelitian ini, hipotesis nol (Ho) adalah:
a. Tidak ada pengaruh yang signifikan model pembelajaranStudent Team
Achievement Division (STAD) terhadap keaktifan belajar siswa Kelas V
MIN Kunir Wonodadi Blitar
b. Tidak ada pengaruh yang signifikan model pembelajaran Student Team
Achievement Division (STAD)terhadap hasil belajar siswa Kelas V MIN
Kunir Wonodadi Blitar
c. Tidak terdapat pengaruh yang signifikan model pembelajaranStudent
Team Achievement Division (STAD)terhadap keaktifan dan hasil belajar
siswa Kelas V MIN Kunir Wonodadi Blitar

F. Definisi Operasional
Untuk memperoleh pengertian yang benar dan untuk menghindari kesalahan
pemahaman judul penelitaian ini, maka dirumuskan secara singkat beberapa
istilah-istilah pada proposal ini adalah sebagai berikut.
1. Penegasan Konseptual
a. Model Pembelajaran Student Team Achievement Division (STAD)

7
STAD merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif dengan
menggunakan kelompok-kelompok kecil dengan jumlah anggota tiap
kelompok 4-5 orang siswa secara heterogen.9
b. Keaktifan Belajar
Keaktifan berarti giat bekerja atau belajar. Keaktifan siswa dalam
belajar dapat seperti dalam pelajaran mengajukan pertanyaan dan
seterusnya. Dapat juga dikatakan bahwa proses keterlibatan peserta didik
dalam proses belajar mengajar yang terjadi.10
c. Hasil Belajar.
Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa
setelah ia menerima pengalaman belajarnya.11 Hasil belajar merupakan
cara untuk mengetahui prestasi belajar siswa.
2. Penegasan Operasional
Secara operasional yang dimaksud dengan pengaruh model pembelajaran
Pembelajaran Student Team Achievement Division (STAD) terhadap motivasi
dan hasil belajar siswa kelas V MIN Kunir Wonodadi Blitar ialah pengaruh
hasil post test setelah diajar menggunakan model pembelajaran Student Team
Achievement Division (STAD) dan dibandingkan dengan hasil post test Metode
Konvensional yang ditimbulkan dari adanya suatu proses pembelajaran dimana
siswa diberikan kebebasan untuk dapat menyelidiki, mengamati dan mencari
pemecahan masalah secara mandiri, dan kelompok serta mendorong
kemampuan berfikir siswa berkembang secara maksimal. Sehingga diharapkan
keaktifan dan hasil belajar siswa kelas V MIN Kunir Wonodadi Blitar menjadi
lebih baik

9
Anisa Mufarokah, Strategi dan Model-Model Pembelajaran,(Tulungagung, IAIN
Tulungagung Press, 2013) hal. 119
10
Nurdin Syarifuddin dan Basyiruddin Usman, Guru Profesional & Implementasi Kurikulum,
(Jakarta: Ciputat Press, 2003), hal. 128
11
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2005), hal. 22

8
G. Sistematika Pembahasan
Sistematika pembahasan dibuat guna mempermudah penulisan di lapangan,
sehingga akan mendapat hasil akhir yang utuh dan sistematik dan menjadi
bagian-bagian yang saling terkait satu sama lain dan saling melengkapi. Sistem
penelitian yang akan dipakai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
Bab I Pendahuluan
Bab ini menguraikan tentang: a. latar belakang masalah, b. pembatasan masalah,
c. rumusan masalah, d. kegunaan penelitian, e. hipotesis penelitian, f. definisi
operasional, g. sistematika pembahasan.
Bab II Landasan Teori
Bab ini menguraikan tentang: a. model pembelajaran Student Team Achievement
Division (STAD), b. keaktifan, c. hasil belajar, d. penelitian terdahulu, e.
kerangka berfikir.
Bab III Metode Penelitian
Bab ini akan diuraikan tentang: a. pola dan jenis penelitian yang terdiri dari, b.
Populasi, Sampling, dan Sampel Penelitian, c. Data, Sumber Data dan Variabel,
, d. Kisi-kisi instrumen, e. instrumen penelitian, f. Teknik Pengumpulan Data,.
analisis data.
Bab IV Hasil penelitian
Bab ini menguraikan tentang deskripsi data dan penyajiana hipotesis
Bab V Pembahasan

9
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Model Pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD)


1. Pengertian Model Pembelajaran Student Teams Achievement Division
(STAD)
Student Teams Achievement Division (STAD) merupakan salah satu
strategi pembelajaran kooperatif yang di dalamnya beberapa kepompok kecil
dengan level kemampuan akademik yang berbeda-beda saling bekerja sama
untuk menyelesaikan tujuan pembelajaran. Tidak hanya secara akademik,
siswa juga dikelompokkan secara beragam berdasarkan gender, ras dan etnis.
Strategi ini pertama kali dikembangkan oleh Robert Slavin dan rekan-
rekannya di Johns Hopkins University.12 Menurut Isjoni tipe STAD yang
dikembangkan oleh Slavin ini merupakan salah satu tipe kooperatif yang
menekankan pada adanya aktivitas dan interaksi diantara siswa untuk saling
memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran guna
mencapai hasil belajar maksimal.13 Menurut Slavin tipe STAD merupakan
salah satu metode pembelaran kooperatif yang paling sederhana, dan
merupakan model yang paling baikuntuk permulaan bagi para guru yang baru
menggunkan pendekatan kooperatif. Disamping itu metode ini juga sangat
sangat mudah diadaptasikan dalam matematika, sains, ilmu pengetahuan
sosial, bahasa inggris, teknik, dan banyak subjek lainnya dan pada tingkat
sekolah menengah sampai perguruan tinggi.
2. Strategi Pelaksanaan/siklus Aktivitas Model STAD
Strategi Pelaksanaan/siklus Aktivitas Model STAD adalah sebagai berikut.
a. Siswa dibagi memnjadi kelompok beranggotakan empat orang yang
beragam kemampuan jenisnya dan sukunya.
b. Guru memberikan pelajaran
12
Miftahul Huda, Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran Isu-Isu Metodis dan
Paradigmatis, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2013), hal. 201
13
Tukiran Taniredja, dkk, Model-Model Pembelajran Inovatif, ( Bandung, Alfabeta,2012)
hal. 64

10
c. Siswa-siswa dalam kelompok itu memastikan bahwa semua anggota
kelompok itu bisa menguasai pelajaran tersebut
d. Semua siswa menjalani kuis perseorangan tentang materi tersebut.
Mereka dapat membantu satu sama yang lain
e. Nilai-nilai hasil kuis siswa dibandingkan dengan nilai rata-rata mereka
sendiri yang sebelumnya
f. Nilai-nilai itu diberi hadiah berdasarkan padaseberapa tinggi peningkatan
yang bisa merekan capai atau seberapa tinggi nilai itu melampaui
nilaimereka sebelumnya.
g. Nilai-nilai dijumlahkan untuk mendapat nilai kelompok.
h. Kelompok yang bisa mencapai kriteria tertentu bisa mendapatkan
sertifikat atau hadiah-hadiah lainnya.14
Komponen Utama STAD adalah sebagai berikut.
a. Presentasi kelas
b. Tim/ tahapkerja kelompok
c. Kuis/ Tahap tes individu
d. Tahap pertukaran skor kemajuan individuyang dihitung berdasarkan skor
awal
e. Tahap pemberian penghargaan/ rekognisi tim
3. Langkah-langkah Pembelajaran STAD
Seperti halnya pembelajaran yang lain, pembelajaran kooperatif tipe
STAD membutuhkan persiapan yang matang dalam pelaksanaannya
a. Menyampaikan tujuan dan motivasi
Menyampaikan tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pembelajaran
tersebut dan memotivasi siswa untuk belajar.
b. Pembagian kelompok

14
Ibid., 64-65

11
Siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok, dimana setiap kelompoknya
terdiri dari 4-5 siswa yang memprioritaskan heterogenitas (keragaman)
kelas dalam prestasi akademik, gender/ jenis kelamin, rasa atau etnik.
c. Prestasi dari guru
Guru menyampaikan materi pembelajaran dengan terlebih dahulu
menjelaskan tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pertemuan tersebut
serta pentingnya pokok bahasan tersebut dipelajari. Guru memberi
motivasi siswa agar dapat belajar dengan aktif dan kreatif. Didalam
proses pembelajaran gurudibantu oleh media, demonstrasi, pertanyaan
atau masalah nyata yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Dijelaskan
juga tentang keterampilan dan kemampuan yang diharapkan dikuasai
siswa, tugas dan pekerjaan yang harus dilakukan serta cara-cara
mengerjakannya.
d. Kegiatan belajar dalam tim (kerja tim)
Siswa belajar dalam kelompok yang telah dibentuk. Guru menyiapkan
lembaran kerja sebagai pedoman bagi kerja kelompok, sehingga semua
anggota menguasai dan masing-masing memberikan kontribusi. Selama
tim bekerja, guru melakukan pengamatan, memberikan bimbingan,
dorongan dan bantuan bila diperlukan. Kerja tim ini merupakan ciri
terpenting dari STAD.
e. Kuis (evaluasi)
Guru mengevaluasi hasil belajar melalui pemberian kuis tentang materi
yang dipelajari dan juga melakukan penelitian terhadap presentasi hasil
kerja masing-masing kelompok. Siswa diberikan kursi secara individual
dan tidak dibenarkan bekerja sama. Ini dilakukan untuk menjamin agar
siswa secara individu bertanggung jawab kepada diri sendiri dalam
memahami bahan ajar tersebut. Guru menetapkan skor batas penugasan
untuk setiap soal, misalnya 60, 75, 84, dan seterusnya sesuai dengan
tingkat kesulitan siswa.
f. Penghargaan prestasi tim

12
Setelah pelaksanaan kuis, guru memeriksa hasil kerja siswa dan diberikan
angka dengan rentang 0-100.
B. Keaktifan Belajar
a. Pengertian Keaktifan Belajar
Untuk menciptakan pembelajaran aktif, salah satunya adalah anak
belajar dari pengalamannya selain anak harus belajar memecahkan masalah
dia peroleh dengan baik dari pengalaman mereka.15 Dalam Kamus Indonesia
keaktifan berarti giat bekerja atau belajar.16 Keaktifan siswa dalam belajar
dapat seperti dalam pelajaran mengajukan pertanyaan dan seterusnya. Dapat
juga dikatakan bahwa proses keterlibatan peserta didik dalam proses belajar
mengajar yang terjadi. Keaktifan siswa dalam belajar disekolah dapat terlihat
seperti:17
1) Keberanian menyampaikan pendapat, pikiran, perasaan.
2) Keinginan dan keberanian berpatisipasi tanpa mempunyai rasa ragu-ragu
dalam melakukkan sesuatu.
3) Adanya usaha dan kreatifitas siswa dalam sesuatu tanpa tekanan dari
siapapun, termasuk guru dalam proses belajar belajar mengajar.
4) Dorongan rasa ingin tahu yang tinggi untuk mengetahui serta
mengerjakan yang baru dalam proses belajar mengajar.
5) Rasa lapang dan bebas dalam melakukkan sesuatu (mempunyai rasa
percaya diri yang tinggi).
Proses belajar mengajar di sekolah, untuk melibatkan siswa secara
aktif dalam belajarnya, maka guru juga dituntut untuk aktif dalam
mengajarnya. Dalam pembelajaran aktif, guru lebih banyak memomosikan
dirinya sebagai fasilitator, yang bertugas memberikan kemudahan belajar
(facilitator of learning) kepada siswa. Siswa terlibat secara aktif dan berperan

15
Hamzah B. Uno dan Nurdin Muhammad, Belajar dengan Pendekatan Pakem, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2011), hal. 76
16
Kamus Bahasa Indonesia dalam http://kamusbahasaindonesia.org/aktif/mirip, diakses tanggal
24 April 2017 pukul 20:15
17
Usman, Guru Profesional, hal. 128

13
dalam proses pembelajaran, sedangkan guru hanya memberikan arahan dan
bimbingan, serta mengatur sirkulasi dan jalannya proses pembelajaran.
Oleh karena itu keaktifan belajar termasuk siswa sekolah pada
dasarnya ditentukan setidaknya oleh dua faktor, yaitu faktor internal (diri
siswa) dan faktor eksternal (luar siswa).Faktor internal meliputi kecerdasan,
motivasi, dan minat, sedang faktor eksternal menyangkut masalah lingkungan
(sekolah dan tempat tinggal), tersedianya sarana dan prasarana belajar.
b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keaktifan
Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dapat dirangsang dan
mengembangkan bakat yang dimilikinya, siswa juga dapat berlatih untuk
berfikir kritis dan serta dapat memecahkan permasalahan-permasalahan dalam
kehidupan sehari-hari. Menurut Gagne dan Briggs dalam Martinis faktor-
faktor tersebut diantaranya:18
1) Memberikan dorongan atau menarik perhatian siswa, sehingga mereka
dapat berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran.
2) Menjelaskan tujuan intruksional (kemampuan dasar kepada siswa).
3) Mengingatkan kompetensi belajar kepada siswa.
4) Memberikan stimulus (masalah,topik dan konsep yang akan dipelajari).
5) Memberi petunjuk kepada siswa cara mempelajarinya.
6) Memunculkan aktivitas, partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran.
7) Memberi umpan balik (feed back)
8) Melakukan tagihan-tagihan kepada siswa berupa tes, sehingga
kemampuan siswa selalu terpantau dan terukur.
9) Menyimpulkan setiap materi yang disampaikan di akhir pelajaran.
c. Ciri- Ciri Keaktifan
Beberapa ciri dari pembelajaran aktif adalah:19
a) Pembelajaran berpusat pada siswa.
b) Pembelajaran terkait dengan kehidupan nyata.
18
Martinis Yamin, Kiat Membelajarkan Siswa, (Jakarta: Gaung Persada Press dan Center for
Learning Innovation (CLI), 2007), hal 122
19
Hamzah, Belajar dengan , hal. 75

14
c) Pembelajaran mendorong anak untuk berpikir tingkat tinggi.
d) Pembelajaran melayani gaya belajar anak yang berbeda-beda.
e) Pembelajaran mendorong anak untuk berinteraksi multiarah.
f) Pembelajaran menggunakan lingkungan sebagai media atau sumber
belajar.
g) Pembelajaran berpusat pada anak.
h) Penataan lingkungan belajar memudahkan siswa untuk melakukan
kegiatan belajar.
i) Guru memantau proses belajar siswa.
j) Guru memberikan umpan balik terhadapa hasil kerja anak.
C. Hasil Belajar
1. Pengertian hasil belajar
Salah satu tugas pokok guru yaitu mengevaluasi taraf keberhasilan
rencana dan hasil belajar. Hasil belajar adalah yang diperoleh dengan kesan-
kesan yang mengakibatkan perubahan dalam individu atau perubahan tingkah
laku sebagai hasil dari aktifitas dalam belajar. Sedangkan penilaian hasil
belajar adalah proses pemberian nilai terhadap hasil-hasil belajar yang
dicapai siswa dengan criteria tertentu.20
2. Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Hasil belajar yang dicapai oleh siswa dipengaruhi oleh dua factor utama yaitu.
a. Faktor dari dalam diri siswa
Faktor dari dalam diri siswa besar sekali pengaruhnya terhadap hasil
belajar yang dicapai siswa. Disamping factor yang dimiliki siswa, faktor
lain yang berpengaruh yaitu motivasi belajar, sikap dan kebiasaan
belajar, ketekunan, social ekonomi, dan faktor fisik maupun psikis.
b. Faktor ini menunjukkan bahwa ada faktor-faktor lain di luar diri siswa
yang dapat menentukan atau mempengaruhi hasil belajar yang dicapai

20
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, hal. 3

15
siswa. Salah satu faktor lingkungan yang paling dominan pempengaruhi
hasil belajar siswa di sekolah adalah kualitas pengajaran.
3. Macam-Macam Tes Hasil Belajar
Untuk mengetahui hasil belajar siswa diperlukan tes. Tes merupakan alat
ukur yang sering digunakan untuk mengukur keberhasilan peserta didik
dalam pencapaian kompetensi. Macam-macam tes hasil belajar dilihat dari
fungsinya yaitu.
a. Tes seleksi, yaitu tes yang berfungsi untuk memilih atau menyeleksi
teste yang berhak mengikuti suatu program pendidikan.
b. Tes awal (pretest), yaitu tes yang digunakan utnuk mengetahui sejauh
mana penguasaan peserta didik terhadap materi yang diajarkan
c. Tes akhir (posttest), yaitu tes yang dilaksanakan untuk mengetahui
apakah semua materi yang telah diajarkan dapat dikuasai dengan baik
oleh peserta didik.
d. Tes diagnosis, yaitu tes yang bertujuan untuk mengetahui jenis dan
tingkat kesukaran yang dihadapi oleh peserta didik.
e. Tes formatif, yaitu tes hasil belajar yang bertujuan untuk mengetahui
sejauh mana peserta didik telah terbentuk setelah mereka mengikuti
pembelajaran, apakah sudah sesuai dengan pembelajaran yang telah
disusun atau belum.
f. Tes Submatif, yaitu tes hasil belajar yang dilakukan untuk mengetahui
sejauh mana peserta didik telah terbentuk setelah mengikuti
pembelajaran setengah semester.
g. Tes sumatif, tes hasil belajar yang dilaksanakan setelah beberapa
program pembelajaran dilaksanakan.
Berdasarkan macam-macam tes hasil belajar sesuai fungsinya tersebut,
maka dapat diambil tes yang berfungsi untuk melihat kemampuan individu
siswa sesudah diberi perlakuan dengan model pembelajaran STAD (Student
Teams Achievement Divisions). Disini peneliti mengambil post-tes untuk
kemampuan (aptitude) siswa

16
D. Penelitian Terdahulu

1. Dewi Alfin Aulia dalam skripsinya yang berjudul Pengaruh Model


Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Team Achievement Division)
Dengan Menggunakan Lembar Kerja Siswa (LKS) Terhadap Hasil Belajar
Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Gandusari Trenggalek Tahun Ajaran
2015/2016. Hasil penelitian menunjukkan bahwa t hitung> ttable yaitu 5,301 >
2,021 yang artinya Hoditolak dan Ha diterima. Besarnya pengaruh
pembelajaran metode STAD (Student Team Achievement Division) dengan
menggunakan lembar kerja siswa (LKS) terhadap hasil belajar siswa kelas
VII di SMP Negeri 2 Gandusari tahun Ajaran 2015/2016 adalah 93,3%.
Dengan demikian metode STAD (Student Team Achievement Division)
dengan menggunakan lembar kerja siswa (LKS) dapat meningkatkan hasil
belajar siswa.
2. Fitriana dalam skripsinya yang berjudul Pengaruh Kooperatif Tipe STAD
terhadap hasil belajar siswa kelas V SDN 36 Pontianak Selatan. Hasil
berdasarkan perhitungan statistic nilai rata-rata kelas control sebesar 62,83
dan kelas eksperimen diperoleh 80,5. Diperoleh thitung sebesar 3,77 dan
ttabelsebesar 2,003. Berarti thitung >ttabel. Maka Ha dietima dan Ho ditolak, dari
perhitungan effect size diperoleh sebesar 1,13 (kriteria tinggi). Hal ini berarti
pembelajaran dengan kooperatif tipe STAD berpengaruh terhadap hasil
belajar siswa kelas V SDN 36 Pontianak Selatan
Nama Peneliti dan Persamaan Perbedaan Keterangan
Judul Penelitian
Dewi Alfin Aulia 1. Tujuan yang 1. Lokasi yang Terdapat pengaruh yang
dalam skripsinya sama, yaitu berbeda. signifikan dalam
yang berjudul mengetahui 2. Subjek yang meningkatkan hasil
Pengaruh Model adanya diteliti yang belajar siswa.
Pembelajaran pengaruh atau berbeda.
Hasil penelitian
Kooperatif Tipe tidak
menunjukkan bahwa t

17
STAD (Student Team pembelajaran hitung> ttable yaitu 5,301 >
Achievement STAD (Student 2,021 yang artinya
Division) Dengan Team Hoditolak dan Ha
Menggunakan Achievement diterima. Besarnya
Lembar Kerja Siswa Division). pengaruh
(LKS) Terhadap Terhadap hasil
adalah 93,3%.
Hasil Belajar Siswa belajar
Kelas VII SMP
Negeri 2 Gandusari
Trenggalek Tahun
Ajaran 2015/2016.

Fitriana 1. Tujuan yang 1. Lokasi yang 1. berdasarkan


sama, yaitu berbeda perhitungan statistic
Pengaruh Kooperatif
mengetahui 2. Subjek yang nilai rata-rata kelas
Tipe STAD terhadap
adanya diteliti control sebesar 62,83
hasil belajar siswa
pengaruh atau berbeda dan kelas eksperimen
kelas V SDN 36
tidak model diperoleh 80,5.
Pontianak Selatan.
pembelajaran Diperoleh thitung sebesar
STAD (Student 3,77 dan ttabelsebesar
Team 2,003.
Achievement 2. thitung >ttabel. Maka Ha
Division).terha dietima dan Ho ditolak
dap hasil 3. Pembelajaran dengan
belajar kooperatif tipe STAD
berpengaruh terhadap
hasil belajar siswa
kelas V SDN 36
Pontianak Selatan

18
Tabel Perbandingan Penelitian
Didalam penelitian ini peneliti berperan sebagai peneliti baru. Meskipun
antara peneliti dengan peneliti terdahulu menggunakan model pembelajaran yang
sama yaitu model pembelajaran STAD (Student Team Achievement
Division).Namun demikian antara peneliti terdahulu tetaplah ada beberapa
perbedaan. Adapun perbedaan tersebut terletak pada lokasi, subyek, dan tujuan
yang hendak dicapai.

E. Kerangka Berfikir
Kerangka berfikir dari penelitian Pengaruh Model Pembelajaran Student
Team Achievement Division (STAD) Terhadap Keaktifan dan Hasil Belajar
Siswa kelas V MIN Kunir Wonodadi Blitar dapat dijelaskan dalam pola pikir
berikut ini Pengaruh Model Pembelajaran Student Team Achievement Division
(STAD) Terhadap keaktifan dan Hasil Belajar Siswa yang ditingkatkan dari
ladasan teori yang telah disebutkan serta tinjauan penelitian terdahulu mengenai
keaktifan dan hasil belajar dan Pembelajaran Student Team Achievement
Division (STAD)
Pada tahap awal pembelajaran siswa pada kedua kelas diberikan stimulus
materi tentang operasi hitung bilangan , selanjutnya materi di fokuskan pada
operasi hitung campuran. Hal tersebut bertujuan untuk melihat kemampuan siswa
dan mengingat kembali mengenai operasi hitung campuran
Setelah materi disampaiakan. Selanjutnya peneliti memberikan perlakuan
kepada kelas control dan kelas eksperimen. Peneliti menerapkan model yang
berbeda dengan menggunakan model pembelajaran Student Team Achievement
Division (STAD) diterapkan pada kelas V A dan kelas V B diberikan
pembelajaran tanpa menggunakan metode, hanya menggunakan metode ceramah
Setelah pembelajaran dilaksanakan , siswa diberikan post tes untuk
mendapatkan nilai hasil belajar. Selanjutnya nilai hasil belajar dari kedua kelas

19
dibandingkan sehingga dapat diketahui besar pengaruh penerapan model
pembelajaran Student Team Achievement Division (STAD).
Kemudian di bandingkan pula bagaimana siswa kelas A apakah lebih
termotivasi dalam belajar daripada kelas B. Agar mudah dalam memahami
maksud penelitian ini penulis menjelaskan kerangka berfikir melalui bagan
Kerangka Berfikir Penelitian

Y1:

X: Keaftifan Belajar
Siswa
Model Pembelajaran
Student Team
Achievement Division
Y2:
(STAD)
Hasil Belajar Siswa

Berdasarkan gambar bagan di atas dapat dijelaskan sebagai berikut: pengaruh


pembelajaran dengan model pembelajaran Student Team Achievement Division
(STAD) terhadap keaktifan belajar siswa dan pembelajaran dengan model
pembelajaran pembelajaran Student Team Achievement Division (STAD) terhadap
hasil belajar siswa. Dimana pengaruh tersebut akan terlihat dari hasil yang diperoleh
setelah pemberian treatment atau perlakuan pembelajaran dengan model
pembelajaran pembelajaran Student Team Achievement Division (STAD) kepada
sejumlah siswa yang menjadi sampel penelitian

20
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Pola dan Jenis Penelitian


Bila ditinjau dari jenis pendekatan yang digunakan, maka peneliti
menggunakan penelitian dengan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif
mementingkan adanya variabel-variabel sebagai obyek penelitian dan variabel-
variabel tersebut harus didefinisikan dalam bentuk operasionalisasi variabel
masing-masing.21 Pendekatan kuantitatif ini bertujuan untuk menguji teori,
membangun fakta, menunjukkan hubungan antar variabel, memberikan deskripsi
statistik, menaksir dan meramalkan hasilnya.22
Berdasarkan jenis permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan pola penelitian deskriptif. Pola penelitian deskriptif adalah pola
penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan sifat suatu keadaan yang
sementara berjalan pada saat penelitian dilakukan, dan memeriksa sebab-sebab
dari suatu gejala tertentu.23
Sedangkan jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu, penelitian
eksperimen semu yaitu penelitian yang bertujuan melakukan percobaan terhadap
kelompok-kelompok eksperimen dan dikenakan perlakuan tertentu dengan
kondisi-kondisi yang dapat dikontrol.24 Dalam eksperimen, ada dua variabel yang
menjadi perhatian utama, yakni variabel bebas dan variabel terikat. Variabel
bebas sengaja dimanipulasi oleh peneliti, sedangkan variabel yang diamati/diukur
sebagai akibat dari manipulasi variabel bebas disebut variabel terikat. Variabel
terikat dinamakan demikian karena nilainya dihipotesiskan sebagai bergantung
pada, atau berubah dengan nilai variabel bebas.25

21
Ahmad Tanzeh, Pengantar Metode Penelitian, hal. 19
22
Ibid, hal.20
23
Consuelo G. Sevilla, dkk., Pengantar Metode Penelitian, Terj. Alimuddin Tuwu, (Jakarta:
Penerbit Universitas Indonesia, 1993), hal.55
24
Margono, Metodologi penelitian (Surakarta: Rineka Cipta, 1998), hal. 10
25
Nana Sudjana dan Ibrahim, Penelitian Dan Penilaian Pendidikan, (Bandung: Sinar Baru
Algensindo, 2007), hal. 19

21
B. Populasi, Sampling, dan Sampel Penelitian
1. Populasi
Populasi adalah himpunan semua individu atau objek yang menjadi
bahan studi oleh peneliti. Dalam buku lain dijelaskan bahwa populasi adalah
totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki karakteristik tertentu,
jelas dan lengkap yang akan diteliti (bahan penelitian).26
Populasi bisa berupa semua individu yang memiliki pola kelakuan
tertentu atau sebagian dari kelompok itu. Dalam penelitian ini, populasinya
adalah siswa MIN Kunir Wonodadi Blitar sejumlah 351 siswa.
2. Sampling
Metode sampling adalah cara pengumpulan data yang hanya mengambil
sebagian elemen populasi atau karakteristik yang ada dalam populasi.27
Adapun teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian
ini adalah purposive sampling. Teknik ini dilakukan dengan mengambil
orang-orang yang terpilih betul oleh peneliti menurut cirri-ciri spesifik yang
dimiliki sampel itu. Purposive sampling adalah sampel yang dipilih dengan
cermat hingga relevan dengan desain penelitian.28
Dengan teknik yang telah dilakukan agar data yang diperoleh dapat
mewakili populasi, maka sampel dalam penelitian ini diambil dari dua kelas
dengan pertimbangan bahwa kedua kelas tersebut sudah mencapai materi
yang sama serta kemampuan yang homogen. Dalam penelitian ini diambil
dua kelas yang mempunyai pertimbangan tersebut yaitu kelas V A dan V B.
3. Sampel
Sampel adalah himpunan bagian dari populasi yang dipilih peneliti
untuk diobservasi.29Secara umum,suatu sample adalah suatu himpunan
bagian (sub-set) yang ditarik dari suatu populasi.30

26
Iqbal Hasan, Pokok-Pokok Materi Statistik2, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), hal. 84
27
Ibid, hal.85
28
Nasution, Metode Research (Penelitian Ilmiah). (Jakarta: Bumi Aksar, 2003), hal. 98
29
Ibid, hal.11
30
Iqbal Hasan, Pokok-Pokok Materi..., hal. 84

22
Karena berbagai alasan, tidak semua hal yang ingin dijelaskan atau
diramalkan atau dikendalikan dapat diteliti. Peneliti ilmiah boleh dikatakan
hampir selalu hanya dilakukan terhadap sebagian saja dari hal-hal yang
sebenarnya mau diteliti. Jadi penelitian hanya dilakukan terhadap sampel,
tidak terhadap populasi.31 Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas
VA sebanyak 30 siswa (sebagai kelas eksperimen) dan V B sebanyak 30
siswa (sebagai kelas kontrol) MIN Kunir Wonodadi Blitar
C. Data, Sumber Data dan Variabel
Data merupakan keterangan-keterangan tentang suatu hal, dapat berupa
suesuatu yang diketahui atau yang dianggap atau anggapan.32Sumber data
dalam penelitian kuantitatif ini adalah berupa data primer dan sekunder.
1. Data primer
Data primer adalah data yang didapat dari sumber pertama, baik
individu atau perorangan seperti hasil wawancara atau kuisioner yang biasa
dilakukan oleh peneliti.33Sumber data primer adalah data yang diperoleh
dan dikumpulkan langsung dilapangan oleh orang yang melakukan
penelitian atau yang bersankutan yang memerlukannya. Sumber data yang
digunakan dalam penelitian ini berdasarkan hasil survei dan observasi
langsung terhadap objek, dokumen mengenai nilai siswa, nilai pre test dan
nilai post test sebagai ulangan harian yang dilakukan di MIN Kunir
Wonodadi Blitar.
2. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh
orang yang melakukan penelitian dari sumber-sumber yanga ada.
Penelitian ini data sekunder yang digunakan adalah berupa nilai hasil
belajar berupa raport terdahulu.

31
Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2008),
hal.35
32
Iqbal Hasan, Analisis Data Penelitian Dengan Statistik (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2004).
hal 9
33
Umar Husein, Metode Penelitian Untuk Skripsi Dan Tesis Bisnis, (Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2005), hal, 42.

23
3. Variabel Penelitian
Variabel adalah sebuah fenomena (yang berubah-ubah) dengan
demikian maka bisa jadi tidak ada satu peristiwa dialami ini yang tidak
dapat disebut variabel, tinggal tergantung bagaimana kualitas variabelnya,
yaitu bagaimana bentuk variasi fenomena tersebut.34 adapun variabel dalam
penelitian ini ada dua macam yaitu:
a. Variabel bebas (independent)
Variabel bebas merupakan keadaan perlakuan yang menunjukkan
keadaan subjek, variabel ini merupakan variabel yang dikontrol dan
dimanipulasi oleh peneliti.35 Variabel bebas dalam penelitian ini adalah
model pembelajaran STAD (Student Team Achievement Division), yang
selanjutnya disebut dengan variabel x.
b. Variabel terikat (dependent)
Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau disebabkan oleh
variabel lain, namun suatu variabel tertentu dapat sekaligus menjadi
variabel bebas dan variabel terikat.36Variabel terikat dalam penelitian ini
adalah:
y1 = Keaktifan belajar matematika siswa kelas V MIN Kunir
Wonodadi Blitar
y2 = Hasil belajar matematika siswa kelas V MIN Kunir Wonodadi
Blitar
D. Kisi-Kisi Intrumen
1. Kisi-kisi instrumen untuk mengukur Keaktifan Belajar
Nomor Soal Ju
No Indikator ml
Positif Negatif ah

1 Memperhatikan penjelasan guru 1,10 5 3

34
Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif. (Jakarta: kencana, 2003), hal. 55
35
Turmudi dan Sri Harini, Metode Statistika. (Malang: Malang Press, 2008), hal. 19
36
Iqbal Hasan, Analisis Data Penelitian Dengan Statistik, hal.13

24
2 Bekerjasama dalam kelompok 2,3 4, 12,13 5

3 Bertanya pada guru dan teman 1


6 -
apabila belum memahami materi
4 Mencari informasi dari berbagai 1
11 -
sumber belajar
5 Menerapkan langkah-langkah cara 1
8 -
kerja
6 Mengerjakan soal 14,15 7 3

7 Mampu mengkomunikasikan hasil 1


9 -
diskusi
JUMLAH 10 5 15

2. Kisi-kisi instrumen untuk mengukur hasil belajar


Kisi-kisi instrumen tes tulis mata pelajaran Matematika Operasi Hitung
Campuran
Kisi-kisi Instrumen Soal (Kognitif)
Tujuan
No Bentuk
Indikator Kognitif
Soal Soal
C1 C2 C3
1 Menjelaskan tentang operasi hitung Uraian
campuran
2,3,4 Menyelesaikan soal yang berkaitan tentang Uraian
operasi hitung campuran

5 Menyelesaikan soal cerita berkaitan tentang Uraian


operasi hitung campuran

E. Instrumen Penelitian
Instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan
oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi

25
sistematis dan dipermudah olehnya.37 Instrumen pengumpulan data dari
penelitian ini adalah sebagai berikut.
a. Angket atau Kuisioner
Dalam penelitian ini digunakan untuk pengumpulan data mengenai motivasi
belajar siswa.
Contoh Petunjuk Pengisian Angket !
1) Bacalah dengan teliti dan seksama
2) Kerjakan semua soal pada lembar jawaban yang telah disediakan, dengan
memberi tanda () sesuai dengan pendapat kalian!
3) Tuliskan nama kelas, nomor absen kalian pada lembar jawaban!
4) Serahkan jawaban kalian jika sudah selesai mengerjakan angket ini!
5) Selamat mengerjakan!
Untuk menjawab soal pada pertanyaan, pilihan 4 (empat) alternatif jawaban
di bawah ini dengan menggunakan tanda (x). Pada kolom yang telah
disediakan.
Skala Likert
a. Sangat Setuju ( SS) diberi skor 5
b. Setuju (S) diberi skor 4
c. Ragu-ragu (RG) diberi skor 3
d. Tidak setuju (TS) diberi skor 2
ANGKET KEAKTIFAN BELAJAR MATEMATIKA
Skor
No Perilaku yang Tampak
SS S R TS
1 Saya membaca materi pelajaran saat di kelas
2 Saya berani menyampaikan pendapat dalam
kelompok
3 Saya dapat memecahkan masalah dalam kelompok
4 Saya tidak mendengarkan pendapat teman saat

37
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Tindakan Praktek, (Jakarta: Rineka
Cipta.2002) hal. 101

26
diskusi kelompok
5 Saya tidak mencatat semua hal penting saat pelajaran
berlangsung
6 Saya bertanya pada guru dan teman ketika
mengalami kebingungan dalam memahami materi
pelajaran
7 Saya tidak mengerjakan tes dengan bersungguh-
sungguh
8 Saya menerapkan langkah-langkah cara kerja atau
instruksi guru
9 Saya berani menyampaikan hasil diskusi kelompok
10 Saya mencatat, memperhatikan, mendengarkan
penjelasan materi atau instruksi guru
11 Saya menjawab pertanyaan-pertanyaan dari guru
12 Saya tidak menunjukkan sikap kerjasama terhadap
teman satu kelompok
13 Saya tidak memberikan respon atau bantuan terhadap
teman yang mengalami kesulitan
14 Saya melatih diri mengerjakan soal di LKS
15 Saya mengerjakan soal dengan bersungguh-sungguh
Total

b. Instrumen tes
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan instrumen pengumpulan data
berupa soal tes yang merupakan instrumen dari metode tes hasil belajar.
Instrumen pengumpulan data tersebut berupa soal bentuk uraian. Bentuk
uraian dapat digunakan untuk mengukur kegiatan-kegiatan belajar yang sulit
diukur oleh bentuk objektif.38 Peneliti menggunakan bentuk uraian dengan

38
Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), hal. 125

27
tujuan agar siswa dapat menguraikan dan menyatakan jawaban dengan kata-
kata sendiri dalam bentuk, teknik dan gaya yang berbeda satu dengan yang
lainnya.
a) Penilaian kognitif
Materi operasi hitung campuran
Soal
1. Sebutkan pengertian operasi hitung campuran!
2. Hitunglah 23 8 x 2 =
3. Hitunglah 187 + 39 : 3 =
4. Hitunglah 48 : 3 x 2 + 24 x 4 : 2 5 =
5. Ibu pergi kepasar membeli 20 buah apel, sesampainya dirumah
apel dimakan toni sebanyak 5 buah, kemudian ibu mendapat 10
buah jeruk dari ayahdan dimakan ibu 3 buah, berapa jumlah buah
yang dimiliki ibu sekarang ?
Jawaban
1. Operasi hitung campuran adalah operasi hitung yang melibatkan lebih
dari satu macam operasi dalam suatu perhitungan
2. 23 8 x 2 3. 187 + 39 : 3
= 23 (8x2) = 187 (39:3)
= 23 16 = 187 13
=7 = 200
4. 48 : 3 x 2 + 24 x 4 : 2 5
= (48:3) x 2 + (24x4) : 2 5
= 16 x 2 + 96 : 2 5
= (16x2) + (96:2) 5
= 32 + 48 5
= 75
5. Diket : beli 20 buah apel, dimakan 5 dan 3 , diberi ayah 10 buah jeruk
Ditanya: berapa jumlah buah yang dimiliki?
Jawab :

28
20-5+10-3
= (20-5) + (10-3)
= 15 + 8
= 23 , jadi jumlah buah ibu sekarang 23

c. Lembar Observasi
Lembar observasi digunakan peneliti ketika mengumpulkan data
melalui pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena
yang diselidiki. Lembar observasi ini digunakan untuk mengamamati
sejumlah fenomena yang berkaitan dengan objek penelitian
1. Lembar penilaian sikap (Afetif)
Nama :

Kelas / Absen :
Skor
No Perubahan tingkah laku Tot
SB B C K al
(sangat (baik) (cukup) (kurang)
baik)
1. Saling bekerja sama
dalam berkelompok
2 Saling membantu dalam
berkelompok
3 Percaya diri
- Berpendapat dan
melakukan kegiatan
tanpa ragu-ragu
- Tidak mudah putus
asa
- Berani presentasi di
depan kelas
4. Toleransi
- Tidak mengganggu
teman yang berbeda
pendapat
5 - Mengucapkan

29
terimaksih setelah
menerima bantuan
orang lain

2. Lembar psikomotorik
No. Aspek yang di nilai Skor
1 2 3 4 5
1. Siswa mampu berdiskusi dan menyelesaikan
tugasnya
2. Siswa mampu mengerjakan soal di depan kelas
2. Siswa mampu mendemonstrasikan hasil kerjanya di
depan kelas baik secara kelompok maupun individu
Ket: 1= Sangat Baik, 2=Baik, 3=Cukup, 4=Kurang, 5=Perlu Bimbingan

d. Pedoman Dokumentasi
Pedoman dokumentasi yang digunakan sebagai instrumen
pengumpulan data adalah tabel mengenai data sekolah dan data siswa
antara lain seperti nama siswa, catatan maupun transkip untuk
mendapatkan data tentang keadaan siswa dan guru matematika.
F. Teknik pengumpulan Data
Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan:
1. Observasi dan pengamatan
Observasi merupakan cara yang paling efektif adalah melengkapinya
dengan format atau blangko pengamatan sebagai instrument. Format yang
disusun berisi item-item tentang kejadian atau tingkah laku yang
digambarkan akan terjadi.39 Dari penelitian berpengalaman diperoleh suatu
petunjuk bahwa mencatat data observasi bukanlah sekeda rmencatat, tetapi

39
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2008), hal.220

30
juga mengadakan pertimbangan kemudian mengadakan penilaian ke dalam
suatu skala bertingkat. Misalnya kita memperhatikan reaksi sikap ketika
dikelas, bukan hanya mencatat bagaimana reaksiitu, tetapi juga menilai
reaksi tersebut sangat, kurang, atau tidak sesuai dengan yang kita kehendaki.
2. Tes
Tes adalah serentetan atau latihan yang digunakan untuk mengukur
ketrampilan, pengetahuan, sikap, inteligensi, kemampuan atau bakat yang
dimiliki oleh individu atau kelompok.40 Tes yang dilakukan dalam penelitian
ini adalah pre test dan post tes. Pre Test digunakan untuk mengecek
bagaimana kemampuan awal siswa dalam pembelajaran dan Post test akan
digunakan untuk melihat pengaruh model pembelajaran Pembelajaran
Student Team Achievement Division (STAD) terhadap keaktifan dan hasil
belajar siswa kelas V MIN Kunir Wonodadi Blitar
3. Dokumentasi
Dokumentasi dilakukan dengan cara mencari data tentang hal-hal atau
variabel yang berupacatatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti,
notulen rapat, agenda dan sebagainya.Lexi J. Moleong mendefinisikan
dokumen sebagai setiap bahan tertulis ataupun film, yang tidakdipersiapkan
karena adanya permintaan aseorang penyidik.41
Menurut Guba dan Lincoln, (1981) Penggunaan metode dokumen dalam
penelitian ini karena alasansebagai berikut.42
a. Merupakan sumber yang stabil, kaya, dan mendorong.
b. Berguna sebagai bukti untuk suatu pengujian.
c. Berguna dan sesuai dengan penelitian kualitatif karena sifatnya yang
alamiah, sesuai dengan konteks,lahir dan berada dalam konteks.
d. Tidak reaktif sehingga tidak sukar ditemukan dengan teknik kajian isi.
e. Dokumentasi harus dicari dan ditemukan.

40
Ibid.
41
Lexy J. Moleong. Metodologi Penelitian Kualitatif. (Bandung: PT Remaja Rosda Karya,
2007) hlm. 216
42
Ibid.

31
f. Hasil pengkajian isi akan membuka kesempatan untuk lebih memperluas
tubuh pengetahuanterhadap sesuatu yang diselidiki
4. Angket.
Alat bantu berupa sejumlah pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab
oleh responden dan digunakan peneliti untuk mengetahui seberapa jauh
motivasi belajar siswa kelas V tersebut.43 Dalam penelitian ini, sebelum
angket diberikan kepada respoden harus di uji coba terlebih dahulu. Dalam
hal ini dibagi 2 kategori, yaitu Validitas/ kesahihan (sejauh mana suatu alat
pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur.) dan Reliabilitas/keajegan
(sejauh mana suatu alat pengukur dipakai dua kali untuk mengukur gejala
yang sama dan hasil pengukuran yang diperoleh relative konsisten)

G. Analisis Data
Analisis data adalah kegiatan untuk menyederhanakan data kuantitatif agar
mudah dipahami. Hasil dari analisis data tersebut biasanya berupa data dalam
tabel frekuensi dan tabel silang, baik yang disertai dengan perhitungan statistik
maupun tidak.44Penelitian ini menggunakan teknik analisis data kuantitatif,
adapun data kuantitatif ini di analisis menggunakan analisis statistik. Analisis
statistik yang digunakan adalah analisis statistik inferensial. Analisis statistik
inferensial untuk pengujian hipotesis. Sebelum pengujian hipotesis dilakukan uji
prasyarat pembuktian hipotesis, yaitu sebagai berikut.
1. Uji Normalitas
Uji normalitas yang paling sederhana adalah membuat grafik distribusi
frekuensi atas skor yang ada.45Pengujian normalitas data dapat menggunakan
uji Kolmogorov-Smirnov dengan ketentuan apabila D hitung < D tabel pada
taraf kesalahan terntentu maka, data telah dinyatakan berdistribusi

43
Komalasari dkk, Assesmen Teknik Non Tes PerspektifBK Komprehensif, (Jakarta : PT
Indeks, 2011) , hal. 81
44
Bagong Suyanto dan Sutinah (ed), Metode Penelitian Sosial. (Jakarta: Kencana, 2007), hal.
140
45
Agus Irianto, Statistik: Konsep Dasar & Aplikasinya. (Jakarta: Kencana Predana Media
Group, 2007), hal.272.

32
normal.46Uji normalitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah data hasil
penelitian berasal dari populasi yang normal atau tidak. Hasilnya jika data
hasil penelitian berasal dari distribusi normal maka dilanjutkan pada uji
homogenitas.

Uji Kolmogorov-Smirnov dapat dihitung dengan rumus:47


Dhitung = maksimum [ Fo (X)- SN(X)]
Keterangan:
Fo(X) : Distribusi frekuensi kumulatif teoritis
SN(X) : Distribusi frekuensi kumulatif skor observasi
2. Uji Homogenitas
Pengujian homogenitas dilakukan untuk memastikan bahwa kelompok-
kelompok yang dibandingkan merupakan kelompok-kelompok yang
mempunyai varians homogen.48 Pengujian homogenitas antara kelompok
eksperimen dan kontrol yang dilakukan oleh peneliti menggunakan uji
Bartlett. Uji Bartlett memanfaatkan semua informasi yang ada serta dapat
digunakan untuk kelompok yang mempunyai jumlah sampel (n) sama atau
berbeda. Beberapa perhitungan yang diperlukan dalam uji Bartlett diantaranya
variansi masing-masing kelompok, variansi gabungan, nilai peubah b yang
merupakan sebaran Bartlett.

Variansi gabungan dapat dihitung dengan rumus:49


2=(1)2

Dimana:
n = jumlah sampel masing-masing kelompok
N = jumlah sampel seluruhnya

46
Purwanto, Statistika Untuk Penelitian, (Yogayakarta: Pustaka Pelajar, 2011), hal.164
47
Ibid.
48
Ibid. hal.176
49
Agus Irianto, Statistik : Konsep Dasar dan Aplikasinya, hal. 277

33
k = jumlah kelompok
Sd = standar deviasi

3. Pengujian Hipotesis
Pengujian selanjutnya apabila uji prasyarat tersebut terpenuhi, peneliti
melakukan Analisis data lanjutan. Analisis data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah korelasional. Indeks korelasi yang diberi notasi r
(singkatan dari relation) adalah indeks yang menunjukkan kekuatan hubungan
variabel bebas dengan variabel terikat. Indeks r dihitung menggunakan rumus
r product moment sebahai berikut:50
rxy = N - ( )( )
N 2 ( )2 N 2 ( )2

Hubungan X dan Y menunjukkan bahwa nilai X bervariasi sejalan dengan


nilai Y. Indeks r hasil perhitungan tersebut diinterpretasikan dengan
mengkonfirmasikan dengan rtabel pada jumlah sampel (N) dan taraf
kesalahan (a) tertentu. Bila rhitung lebih besar dari rtabel maka dapat
disimpulkan bahwa antara variabel bebas dan variabel terikat mempunyai
hubungan yang signifikan. Sebaliknya, bila rhitung lebih kecil daripada rtabel
maka hubungan variabel bebas dengan variabel terikat tidak signifikan dan
terjadi secara kebetulan.
Kuat lemah hubungan antara dua variabel diukur menggunakan jarak
0sampai dengan 1. Jika koefisien korelasi ditemukan +1, maka hubungan
tersebutdisebut dengan korelasi sempurna atau hubungan linear sempurna
dengan kemiringan (slope) positif. Sebaliknya, jika koefisien korelasi
ditemukan -1, makahubungan tersebut disebut dengan korelasi sempurna atau
hubungan linearsempurna dengan kemiringan (slope) negatif. Jika terdapat
korelasi sempurnatidak perlu lagi menguji signifikansi antar dua variabel,
karena dua variabeldiartikan memiliki hubungan yang sangat kuat.

50
Purwanto, Statistika, hal 190

34
Untuk memudahkan menginterpretasikan data yang diperoleh, Sarwono
memberikan kriteria sebagai berikut:
1. Koefisien korelasi 0 = tidak ada korelasi antara dua variabel.
2. Koefisien korelasi 0 0,25 = korelasi sangat lemah
3. Koefisien korelasi 0,25 0,5 = korelasi cukup.
4. Koefisien korelasi 0,5 0,75 = korelasi kuat
5. Koefisen korelasi 0,75 0,99 = korelasi sangat kuat.
6. Koefisien korelasi 1 = korelasi sempurna

35

Anda mungkin juga menyukai