Adaptasi sebagai kemampuan individu untuk mengatasi keadaan lingkungan dan
menggunakan sumber-sumber alam dengan baik untuk mempertahankan hidupnya dalam relung ekologi (niche) yang menempati (Anisouchine dan Sternberg, 2009: 144). Masing-masing individu mempunyai cara yang berbeda dalam penyesuaian diri dengan lingkungannya, ada yang mengalami perubahan bentuk tubuh (adaptasi morfologi), ada yang mengalami perubahan proses metabolisme tubuh (adaptasi fisiologi) dan ada juga yang mengalami perubahan sikap dan tingkah laku (adaptasi tingkah laku). Adaptasi akan dilakukan oleh makhluk hidup bila keadaan lingkungan sekitar membahayakan atau tidak menguntungkan bagi dirinya, sehingga perlu untuk menyelamatkan atau mempertahankan kehidupannya. Sifat-sifat tersebut memungkinkan tanaman mampu menggunakan lebih baik unsur-unsur yang tersedia ( hara, air, suhu, cahaya juga sifat resistensi terhadap pengganggu/penyakit atau hama). Homeostasis merupakan upaya mempertahankan keadaan lingkungan internal yang stabil. Dengan mempertahankan lingkungan internal yang relatif stabil, organisme multisel yang kompleks dapat hidup bebas di lingkungan luar yang sangat bervariasi. Homeostasis dipertahankan oleh berbagai proses pengaturan yang melibatkan semua sistem organ tubuh melalui pengaturan keseimbangan yang sangat halus namun bersifat dinamis (dynamic steady state). Homeostasis pada dasarnya adalah untuk menstabilkan cairan di sekitar sel-sel organisme multisel yaitu cairan ekstrasel (CES), yang merupakan interface antara sel dan lingkungan sel. Sel-sel tubuh selain harus selalu basah harus pula mengandung zat-zat terlarut tertentu (solut) dalam kadar yang tertentu pula demi kelangsungan proses-proses dalam sel (River, 2001: 6-7). Setiap organisme harus mampu beradaptasi untuk menghadapi kondisi faktor lingkungan abiotik. Hewan tidak mungkin hidup pada kisaran faktor abiotik yang seluas-luasnya. Pada prinsipnya masing-masing hewan memiliki kisaran toleransi tertentu terhadap semua semua faktor lingkungan. Untuk dapat bertahan dan hidup didalam keadaan tertentu, suatu organisme harus memiliki bahan- bahan yang penting yang diperlukan untuk pertumbuhan dan berkembangbiak. Keperluan-keperluan dasar ini bervariasi antara jenis dan keadaan (Odum, 1996: 132). Sifat toleransi dan penyesuaian diri yang diperlihatkan oleh tumbuh-tumbuhan atau bagian dari anggota tubuhnya terhadap sesuatu perubahan kondisi atau keadaan dari faktor-faktor lingkungan tertentu dinamakan adaptasi, yang dapat diperoleh secara heriditer (dikontrol secara genetis) atau oleh induksi sesuatu faktor lingkungan dan habitatnya. Adaptasi, toleransi, dan homeostasis meruakan proses yang berbeda. Hal ini dapat diketahui bahwa homeostasis merupakan proses atau mekanisme di dalam tubuh tumbuhan (secara internal) berhubungan dengan fisiologi tumbuhan. Adaptasi adalah hasil dari proses tersebut, dapat meliputi adapatasi morfologi, fisiologi, dan tingkah laku. Toleransi merupakan batasan/cakupan dimana tumbuhan dapat hidup pada kondisi tertentu.
Sumber Reverensi :
River, U. S. 2001. Human Physiology: An Integrated Approach. New Jersey: Prentice-Hall, Inc.
Anikouchine, W. A. dan R. W. Sternberg. 1981. The World Ocean: An Introduction to
Oceanography. New Jersey: Prentice-Hall, Inc.
Odum, Eugene P. 1996. Dasa-Dasar Ekologi Edisi Ketiga. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.