1
Laboratorium Mekanika Tanah
Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
Pengeboran Auger
Pengeboran auger merupakan salah satu metode yang sederhana dalam melakukan
investigasi tanah (soil investigation) dan pengambilan sampel (sampling). Pengeboran
dapat dilakukan hingga kedalaman tertentu tergantung dari kondisi muka air tanah,
karakteristik tanah, serta peralatan yang digunakan.
Pengeboran auger dapat dilakukan secara manual oleh tangan manusia (hand-operated
auger) dan dapat dilakukan secara mekanis oleh mesin (machine-operated auger).
Pada praktikum ini, pengeboran dilakukan secara manual menggunakan auger tipe
Iwan (auger Iwan) yang merupakan bor terdiri dari dua segmen plat baja (menyerupai
tabung) dengan dua mata pisau di ujungnya.
2
Laboratorium Mekanika Tanah
Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
100% 1%
Boring Log
Boring log merupakan catatan hasil pengeboran yang digunakan sebagai identifikasi
jenis lapisan tanah. Adapun dalam boring log biasanya berisi informasi antara lain:
- Elevasi permukaan titik bor, elevasi lapisan tanah, dan elevasi muka air tanah.
- Simbol jenis tanah secara grafis
- Informasi umum seperti nama proyek, lokasi, tanggal, dan nama penanggung
jawab pekerjaan pengeboran.
3
Laboratorium Mekanika Tanah
Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
4
Laboratorium Mekanika Tanah
Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
V. TEORI TAMBAHAN
Tekstur tanah adalah keadaan permukaan tanah yang bersangkutan. Tekstur tanah
dipengaruhi oleh ukuran tiap-tiap butir yang ada didalam tanah, umumnya tanah asli
merupakan campuran dari butir-butir yang mempunyai ukuran yang berbeda. Tekstur tanah
diklasifikasikan berdasarkan ukuran partikel. Lempung (clay) mempunyai ukuran partikel dan
ruang pori paling kecil, diikuti debu (silt) dan pasir (sand). Dalam sistem klasifikasi
berdasarkan teksturnya tanah diberi nama atas komponen-komponen utama yang
dikandungnya misalnya : lempung berpasir ( sandy clay ), lempung berlanau ( silty clay ) dan
sebagainya.
Sistem ini berdasarkan pada ukuran batas butiran tanah yaitu :
Pasir : butiran dengan diameter 2 mm 0,05 mm.
Lanau : butiran dengan diameter 0,005 mm 0,002 mm.
Lempung : butiran dengan diameter < 0,002 mm.
Segitiga tekstur tanah USDA merupakan salah satu alat untuk mengklasifikasikan tanah
berdasarkan komposisi teksturnya.
5
Laboratorium Mekanika Tanah
Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
6
Laboratorium Mekanika Tanah
Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
7
Laboratorium Mekanika Tanah
Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
8
Laboratorium Mekanika Tanah
Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
Pengolahan Data
Dari percobaan yang telah dilakukan, didapat hasil berupa sampel disturbed dan
undisturbed yang terlihat pada gambar 3, 4, dan 5. Terlihat dari sifatnya yang plastis dan
kohesif, tanah tersebut dapat digolongkan tanah jenis lempung/ clay. Menurut standar
USDA (United States Department of Agriculture), tanah lempung/ clay adalah tanah yang
memiliki ukuran <0.002 mm. Sedangkan menurut standar AASHO, tanah lempung
memiliki ukuran diantara 0.005-0.001 mm. Serta menurut standar ASTM, tanah lempung
digolongkan sebagai butiran halus berukuran 0.075 mm.
9
Laboratorium Mekanika Tanah
Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
VIII. ANALISIS
Analisis Percobaan
Percobaan hand boring dan sampling ini memiliki tujuan untuk mengambil sampel tanah
disturbed dan undisturbed serta melihat karakteristik fisik tanah secara fisual seperti warna,
ukuran butiran, dan jenisnya. Percobaan ini dilakukan di Lapangan GK Fakultas Teknik
Universitas Indonesia pada tanggal 30 September 2017.
Percobaan ini diawali dengan menyiapkan alat yang digunakan seperti Auger Iwan, Kepala
Pemutar, Batang Pemegang, Socket, Tabung, Pemberat, dan Oli. Setelah alat siap, praktikan
menentukan titik bor terlebih dahulu kemudian membersihkan permukaannya dari rumput
serta akar dengan menggunakan linggis. Pada percobaan pertama, praktikan menggunakan bor
dengan Auger Iwan pada ujungnya. Auger Iwan ini digunakan untuk mengambil tanah
disturbed dan memiliki mata pisau dan membentuk bentuk seperti tabung. Auger Iwan
diletakkan diatas tanah yang telah dibersihkan tadi. Lalu, dengan bantuan batang pemutar yang
dipasang pada batang bor, praktikan memutarnya searah jarum jam serta batang dijaga tegak
lurus sembari diberikan beban agar tanah di sekitar lubang bor tidak ikut runtuh. Setelah
tercapai kedalaman yang diharapkan (40 cm), batang bor diangkat dan sampel yang terambil
kemudian di observasi kemudian tanah yang berada didalam Auger Iwan dibersihkan.
Setelah sampel disturbed terambil, praktikan mengganti Auger Iwan dengan socket dan
tabung. Socket dan tabung ini berfungsi untuk mengambil sampel undisturbed. Praktikan pula
memasang pemukul/pemberat pada batang bor untuk mendesak tabung kedalam tanah.
Percobaan ini dilakukan dengan mengangkat pemberat dan menjatuhkannya sehingga tabung
10
Laboratorium Mekanika Tanah
Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
mendesak kedalam tanah sehingga kedalaman 1 meter. Setelah keseluruhan tabung masuk
kedalam tanah, praktikan mengangkat tabung tersebut dengan pesawat sederhana berupa
pengungkit dengan menggunakan linggis dan batu. Pengangkatan ini diusahakan tetap tegak
lurus agar sampel yang terambil tidak terganggu. Setelah terangkat, praktikan mengobsevasi
sampel yang telah terambil dan melepaskan tabung tersebut untuk diganti dengan yang baru.
Setelah itu, praktikan membersihkan lubang bor dengan Auger Iwan kembali sebelum
dilakukan pengeboran dengan socket dan tabung untuk kedalaman 1.5m. Tahap yang
dilakukan sama seperti pengeboran sebelumnya.
Analisis Hasil
Dalam percobaan yang telah dilakukan, didapat hasil berupa sampel tanah disturbed serta
sampel tanah undisturbed. Sampel tanah disturbed adalah sampel yang terganggu selama
pengambilannya. Hal ini karena dilakukan dengan gerakan memutar. Sedangkan sampel tanah
undisturbed adalah sampel tanah yang tidak terganggu selama pengambilan dikarenakan
pengambilan dilakukan dengan menekan tanah untuk masuk kedalam tabung.
Sampel disturbed didapat pada kedalaman 40 cm. Sampel tersebut memiliki warna cokelat
dengan butiran <0.002 mm yang membuat tanah tersebut terklasifikasi sebagai tanah clay.
Sampel undisturbed didapat dua kali pada percobaan ini yaitu pada kedalaman 0.4-1 meter
serta 1-1.5 meter. Kedua sampel menunjukkan warna coklat dengan butiran <0.002 mm yang
membuat tanah tersebut terklasifikasi pula sebagai tanah clay. (standar USDA)
11
Laboratorium Mekanika Tanah
Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
Analisis Kesalahan
Percobaan Hand Boring dan Sampling ini tidak luput pula dari kesalahan yang dapat
dilakukan praktikan selama percobaan yang meliputi:
Batang bor yang dipasang tidak tegak lurus dengan permukaan tanah sehingga
menyebabkan tanah di sekitar lubang bor terambil atau runtuh
Kurang bersih saat membersihkan tanah setiap sebelum melakukan pengambilan
sampel sehingga banyak bahan organic yang terambil
Kekurangtelitian dalam menentukan kedalaman pengeboran
IX. APLIKASI
Proses Hand Boring dan Sampling ini dapat digunakan sebagai acuan profil dan nilai sifat-
sifat teknis dari tanah untuk membuat pondasi dangkal yang pada umumnya memiliki
kedalaman hingga 6 meter. Karena keterbatasan kedalaman yang dapat dicapai dengan metode
ini sekitar 6m 10m, maka metode ini cocok digunakan untuk pengetesan pada pembangunan
rumah, ruko, bangunan bertingkat rendah, dan bangunan yang tidak terlalu besar lainnya.
12
Laboratorium Mekanika Tanah
Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
X. KESIMPULAN
Dari percobaan yang telah dilakukan, didapat kesimpulan, yaitu:
1. Didapat hasil berupa disturbed sample dengan menggunakan Auger Iwan pada
kedalaman 0.4 m dan undisturbed sample pada kedalaman 0.4- 1 meter dan 1- 1.5
meter dengan menggunakan socket dan tabung.
2. Hasil kedua sampel disturbed dan undisturbed adalah tanah lempung/clay yang
memiliki warna coklat dengan butiran sebesar 0.002 mm (menurut Standar USDA).
XI. REFERENSI
Laboratorium Mekanika Tanah, Buku Panduan Praktikum Mekanika Tanah, Depok: Fakultas
Teknik Universitas Indonesia.
https://www.nrcs.usda.gov/Internet/FSE_DOCUMENTS/stelprdb1044818.pdf
https://www.astm.org/DATABASE.CART/HISTORICAL/D2487-00.htm
XII. LAMPIRAN
13