Anda di halaman 1dari 3

PENANGANAN KELAINAN HIS

No. Dokumen No. Revisi Halaman

04/20/13 01 1 dari 3

STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL Tanggal Terbit Ditetapkan,

04 September 2017 dr. Titi Anggraeni Nasution, MARS


KAMAR BERSALIN Direktur
Pengertian A. Pengertian
Penanganan kelainan his adalah tindakan yang dilakukan untuk
mengatasi kelainan his (Inersia hipotonik atau Inersia hipertonik)
pada ibu dalam proses persalinan.
1. Kelainan His :
a. Inersia hipotonik : kontraksi uterus
terkoordinasi, tapi tidak adekuat untuk kemajuan
persalinan.
b. Inersia hipertonik : kontraksi uterus tidak
terkoodinasi dan kuat, tapi tidak adekuat untuk kemajuan
persalinan.
2. His adekuat : his persalinan yang menyebabkan kemajuan
persalinan.
a. Klinis : dalam 10 menit terdapat 3 kali
kontraksi rahim, lamanya 40-60 detik, sifatnya kuat.
b. CTG: kontraksi 3 kali dalam 10 menit,
lamanya 40-60 detik, dengan tekanan intrauterin 40-60
mmHg.

B. Etiologi :
1. Inersia uteri hipotonik :
Penggunaan analgesia terlalu cepat, kesempitan panggul, letak
defleksi, kelainan posisi, regangan dinding rahim (hidramnion,
gemelli), perasaan takut dari ibu.

PT. Dokumen ini milik perusahaan, dilarang memperbanyak sebagian atau keseluruhan isi dokumen
KARTIKA MEDIKA ini tanpa seijin tertulis dari perusahaan.
PENANGANAN KELAINAN HIS

No. Dokumen No. Revisi Halaman

04/20/13 01 2 dari 3

2. Inersia uteri hipertonik :


a. Dosis Oksitosin berlebihan.
b. KPD.
c. Infeksi intrauterin.

Untuk mengatasi kelainan his (Inersia hipotonik atau Inersia


Tujuan
hipertonik) pada ibu dalam proses persalinan.

096A18/SK/DIR/RSKH-SETU/IX/2017
Kebijakan
Tentang Kebijakan VK (Kamar Bersalin)
A. Manajemen :
1. Infus harus diberikan bila terjadi pemanjangan fase laten lebih
dari 20 jam untuk nulipara dan lebih dari 14 jam untuk multipara
dengan tujuan mencegah timbulnya gejala-gejala di atas.
2. Inersia uteri hipotonik :
a. Kalau ketuban positif, lakukan amniotomi dan pemberian
induksi persalinan.
b. Kalau ketuban sudah pecah, lakukan pemberian tetes
induksi persalinan.
Prosedur
3. Inersia uteri hipertonik :
a. Lakukan resusitasi intrauterin.
b. Diberikan obat tokolitik.
c. Pemberian obat golongan Anti-Prostagalandin seperti
Ketoprofen supositoria.
d. Tetes Oksitosin diberikan setelah gejala hipertonus
menghilang dengan dosis yang disesuaikan/ lebih rendah.

B. Tindakan lain yang dapat dilakukan adalah istirahat


(pemberian sedatif) atau drip Oksitosin. Akan tetapi istirahat lebih

PT. Dokumen ini milik perusahaan, dilarang memperbanyak sebagian atau keseluruhan isi dokumen
KARTIKA MEDIKA ini tanpa seijin tertulis dari perusahaan.
PENANGANAN KELAINAN HIS

No. Dokumen No. Revisi Halaman

04/20/13 01 3 dari 3

baik dilakukan untuk mencegah kemungkinan belum inpartu (his


palsu). Secara statistik dengan pemberian sedatif kuat 85% akan
memasuki fase aktif, 10% his hilang (his palsu) dan 5% yang
membutuhkan drip Oksitosin.

C. Komplikasi :
1. Kemungkinan infeksi bertambah, yang juga menyebabkan
kematian anak meninggi.
2. Kelelahan ibu dan dehidrasi : tanda-tandanya nadi naik, suhu
meninggi, asetonuria, nafas cepat, meteorismus dan turgor kulit
berkurang.

Unit Terkait VK

PT. Dokumen ini milik perusahaan, dilarang memperbanyak sebagian atau keseluruhan isi dokumen
KARTIKA MEDIKA ini tanpa seijin tertulis dari perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai