ARMIN DARMAWAN, ST, MT

28 SEPTEMBER 2013 Kelas Kerjasama

TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Outline
Aggregate Plan sebagai bagian integral SP
Konsep Aggregate Plan
Tipe-tipe Aggregate Plans
Strategi Aggregate Planning
MPS (Master Production Schedule)
Learning Objective
1. Memahami konsep aggregate planning/production
planning
2. Mampu mengidentifikasi opsi-opsi strategi production
planning dan menyusun aggregate plan
3. Mampu mengidentifikasi dan menyusun Master
Production Schedule
Sistem
A combination of elements (sub-systems) which interact to accomplish a
specific objectives (Blanchard, 1981)
A system is an entity that maintains its existence and functions as a whole
through the interaction of its parts

Let us combined this

A system is a defined entity which interact through a structural pattern of
relationship of its parts (or subsystems)...
... producing a distinct emergent properties that different from sum of its
parts ...
... to accomplish specific objectives/goals
Sistem adalah suatu entitas yang berusaha memenuhi
tujuannya melalui pola interaksi tertentu dari
komponen2nya (sub-sistem2nya)
Sistem Produksi, Sistem Manufaktur, & Enterprise System
 Sistem Produksi Menurut
Tujuan Operasi
 Sistem Produksi Menurut Tujuan Operasi

Berdasarkan tujuan perusahaan melakukan operasi dalam

hubungannya dengan kebutuhan konsumen, sistem operasi
dibedakan menjadi :
o Engineering To Order (ETO)
Pemesan meminta produsen membuat produk yang dimulai
dari proses perancangan (rekayasa)
o Make To Order (MTO)
Produsen menyelesaikan item akhirnya hanya jika telah
menerima pesanan dari konsumen
 Sistem Produksi Menurut
Tujuan Operasi
Sistem Produksi Menurut Tujuan Operasi

o Assembly To Order (ATO)

Produsen membuat desain standar, modul-modul dirakit
sesuai dengan pesanan konsumen
o Make To Stock (MTS)
Produsen membuat item-item yang diselesaikan dan
ditempatkan sebagai persediaan.
Tidak ditujukan untuk melayani pesanan, namun distok untuk
mengantisipasi permintaan
 Perancangan
Pembelian Fabrikasi Perakitan Pengiriman
Produk

MTS

ATO

MTO

ETO
Sistem Produksi Menurut Aliran Operasi

Desain produk menitikberatkan perhatian pada Apa yang

diproduksi
Desain Proses menekankan pada Bagaimana kita memproduksi
produk tersebut.
Kostas (1982) membedakan 3 jenis dasar aliran operasi, yaitu : Flow
Shop, Job Shop, dan Proyek
Modifikasi ketiganya melahirkan aliran operasi batch dan continues.
Karateristik Aliran Operasi
Karateristik Aliran Operasi
Flow Shop
o Proses Konversi dimana unit-unit output secara berturut-turut melalui
urutan operasi yang sama pada mesin-mesin khusus, biasanya
ditempatkan sepanjang suatu lintasan produksi
o Digunakan untuk produk yang mempunyai pasar luas sehingga biasanya
bersifat MTS
o Flow shop dapat menjadi flow shop continyu dan Flow shop terputus
o Flow shop kontinyu ; memproduksi output yang sama ; Mis : Rokok
o Flow Shop terputus ; Desain dasar sama, tetapi pruduk akhir berbeda
o Biasa juga disebut Produksi Massal (Mass Production)
Karateristik Aliran Operasi
Karateristik Aliran Operasi
Job Shop :
o Proses konversi dimana unit pesanan yang berbeda mengikuti urutan
yang
berbeda melalui pusat kerja yang dikelompokkan berdasarkan fungsinya.
o Volume produksi sedikit untuk tiap jenis, variasi produk banyak,
lama produksi agak panjang dan tidak ada lintasan khusus.
o Bertujuan memenuhi kebutuhan khusus konsumen, sehingga bersifat MTO
o Dibutuhkan pekerja dengan ketrampilan tinggi dan mesin general
purpose yang dikelompokkan berdasarkan fungsinya dan harus dapat
menyesuaikan dengan kebutuhan untuk pesanan yang berbeda.
Karateristik Aliran Operasi
Karateristik Aliran Operasi
Proyek :
o Penciptaan jenis produk yang agak rumit dengan pendefinisian urutan
tugas yang teratur akan kebutuhan sumber daya dan dibatasi oleh waktu
penyelesaiannya
o Fungsi-fungsi yang mempengaruhi seperti perencanaan, desain,
pembelian, pemasaran, penambahan personal/ mesin (biasanya
dilakukan secara terpisah pada sistem job shop dan flow shop) harus
diintegrasikan sesuai dengan urutan waktu penyelesaian sehingga dicapai
penyelesaian ekonomis.
Karateristik Aliran Operasi
Karateristik Aliran Operasi
Batch :
o Bentuk satu langkah ke depan dibandingkan job shop dalam standarisasi
produk, tetapi tidak sestandar seperti produk yang dihasilkan pada Flow
Shop
o Memproduksi banyak variasi produk dan volume, lama proses produksi
tiap produk agak pendek, dan lintasan produksi dapat dipakai untuk
beberapa tipe produk
Karateristik Aliran Operasi
 Karateristik Aliran Operasi
Continuous :
o Merupakan bentuk ekstrim dari flow shop dimana terjadi aliran material
yang konstan
o Satu lintasan produk hanya dialokasikan untuk satu produk saja.
o Contoh :
Industri penyulingan minyak
Pemrosesan kimia
Product Process Matrix
Konsep Aggregate Plan/Production Plan
Konsep Aggregate Plan/Production Plan
 Konsep Aggregate Plan/Production Plan

Perencanaan produksi adalah pernyatan rencana produksi kedalam

bentuk kelompok produk atau famili (agregat)
Jadwal Produksi Induk (Master Production Schedule, MPS) atau JPI
merupakan output disagregasi pada Rencana Agregat
MPS berada pada tingkatan item
MPS bertujuan untuk melihat dampak demand pada perencanaan
material dan kapasitas
MPS bertujuan untuk menjamin bahwa produk tersedia untuk
memenuhi demand
Planning Process
Long-range plans
(over one year)
Research and Development
New product plans
Capital investments
Facility location/expansion

Intermediate-range plans
(3 to 18 months)
Sales planning
Production planning and budgeting
Setting employment, inventory,
subcontracting levels
Analyzing operating plans

Responsibilit Planning tasks and horizo

Objective
Sebagai langkah untuk menentukan aktivitas produksi yaitu sebagai
referensi perencanaan lebih rinci dari rencana agregat menjadi item
dalam jadwal induk
Sebagai masukan rencana sumber daya segingga perencanaan
sumber daya dapat dikembbangkan untuk mendukung perencanaan
produksi
Meredam (stabilisasi) produksi dan tenaga kerja terhadap flu ktuasi
perm intaan
El Sasaran : untuk menekan biaya (minimize cost) perencanaan
dan operasional dengan melakukan adjusting pada :
El Tingkat Produksi - Production rates
El Tenaga Kerja - Labor levels
El Persediaan - Inventory levels
El Waktu Lembur - Overtime work
El Tenaga Kerja tambahan - Subcontracting rates
El Other controllable variables
 Strategi menghadapi fluktuasi permintaan:
o Melakukan pengaturan setiap saat atas jumlah tenaga kerja,
misalnya menggunakan tenaga outsourcing, tenaga kontrak.
o Tetap mempertahankan jumlah tenaga kerja tetapi yang diatur
adalah tingkat produksi, misalnya mengadakan jam lembur
o Te t a p m e m p e r t a h a n k a n b a i k j u m l a h t e n a g a k e r j a m a u p u n
tingkat/kecepatan produksi dan untuk mengatasi fluktuasi dengan
persediaan
Developing Aggregate Plan

Step 1- Choose strategy: level, chase, or Hybrid

Step 2- Determine the aggregate production rate
Step 3- Calculate the size of the workforce
Step 4- Test the plan as follows:
>> Calculate Inventory, expected hiring/firing, overtime needs
>> Calculate total cost of plan

Step 5- Evaluate performance: cost, service,

human resources, and operations
CHASE STRATEGY (meet demand)
Advantage
Stable Inventory
uction
Varied Production to meet and
Sales requirements

Disadvantage
Cost of hiring, training, overtime, and extra
shifts
Cost of layoff and impact on
employee morale
Unavaibility of needed work skills

Max. capacity need

LEVEL PRODUCTION STRATEGY
Production
Produce at or close to full capacity
Advantage Demand
for some part of the cycle.
Smooth level production avoids labor
and
Produce at lower
capital costs rate (or does
of demand
not produce) during the rest of the
matching
cycle.
Disadvantage
Makes use of vailable capacity,
Buildup inventory and extra shifts
yet limits inventory buildup and
Require
inventorya more accurate
carrying cost. forecast

COMBINATION STRATEGY
Pertimbangkan 3 Tipe Aggregate Plan dengan opsi sebagai berikut :

1. Opsi 1 : Level Workforce. Menggunakan inventory untuk memenuhi

lonjakan permintaan (demand)
2. Opsi 2 : Level Workforce plus overtime. Gunakan 20% overtime sepanjang
inventory pada bulan Juni, Juli, dan Agustus (Summer) untuk memenuhi lonjakan
permintaan (demand).
3. Opsi 3 : Chase Strategy. Hire & Layoff workers tiap bulan untuk memenuhi lonjakan
atau penurunan permintaan (demand)
Problem : (cost & resource data)
Tiap worker bisa memproduksi 10.000 galon minuman per bulan pada waktu reguler.
Tiap overtime, diasumsikan tingkat produksi sama, namun overtime bisa digunakan
hanya pada Juni, Juli dan Agustus. Diasumsikan bahwa jumlah worker (pekerja)
diawal yaitu 40 workers.

Tiap worker dibayar $2.000 per bulan pada waktu reguler. Overtime dibayar 150%
dari regular time. Maksimum ovetime sebesar 20% hanya bisa digunakan selama 3
bulan.
Biaya untuk hire a worker $1 .0000, dan $2.000 untuk layoff termasuk severance
dan benefit cost.

Untuk inventory valuation, terdapat biaya $2 untuk biaya produksi. Biaya

carrying inventory adalah 3% per bulan (atau 6 cent per gallon minuman per
bulan)
Asumsi bahwa inventori awal sebesal 50.000 gallon. Desired inventory pada
akhir tahun sebesar 50.000 gallons. Semua proyeksi permintaan harus terpenuhi,
no stockouts are allowed.
Forecast demand for beer (given)
 Annual demand = (300+300+350+400+450+500+650+600+475+475+450+450) X 1000
= 5.400 ;000 gallons

700
Gallons (1000)
600

50
0

400

30
0

200
F A M J A C)
Month
Aggregate planning costs-Strategy 1 : Level Workforce
Aggregate planning costs-Strategy 2 : Use Overtime
Aggregate planning costs- Strategy 3 : Chase Demand
Costs Summary
Aggregate Plan to Master Production Schedule

Aggregate
Plan Aggregate Plan deals with families of product

Disaggregation

Master Master schedule works with end items. It

Production breaks down the aggregate plan into the
Schedule requirements for individual end items, in
each family, by date and quantity.
Master Scheduling Process
Master Scheduling Process (cont)
Inputs
Master schedule has three inputs:
Beginning inventory, which is the actual quantity on hand from the

preceding period
Forecasts for each period of the schedule

Customer orders, which are quantities already committedto

customer

Outputs
Master scheduling process uses this information on a
period-by-period basis to determine:
Projected inventory

Production requirements

Available-to-promise (ATP) inventory, or uncommitted inventory.

Example Master Schedule

June July
1 2 3 4 1 2 3 4
Forecast 30 30 30 30 40 40 40 40
 Suppose there are currently 64 pumps in
inventory, and that there are customer
orders that have been committed and must be
filled.
 Suppose there are currently 64 pumps in inventory, and that there are customer
orders that have been committed and must be filled.

2). Eight week schedule showing forecasts, customer orders and beginning
inventory :
Beginning inventory
June July
1 2 3 4 1 2 3 4
64
Forecast 30 30 30 30 40 40 40 40
Customer orders 33 20 10 4 2
(committed)

Inventory Note:Having inputs from this table above, we have enough enough
information to determine Projected on hand inventory, amount of MPS, and
Available-to-promise (ATP) inventory (uncommitted)
 Suppose there are currently 64 pumps in
inventory, and that there are customer
orders that have been committed and must be
filled.
 Suppose there are currently 64 pumps in inventory, and that there are customer
orders that have been committed and must be filled.

3). Projected on hand inventory is computed week by week until it becomes

negative.
Beginning inventory
June July
1 2 3 4 1 2 3 4
64
Forecast 30 30 30 30 40 40 40 40
Customer orders 33 20 10 4 2
(committed)
Projected on hand 31 1 -29
Projected on-hand = inventory from FXrrLnt wLLkH
Inventory previous week requirement
Note:The current weeks requirements are the larger of forecast andcustomer
orders (committed)
*) Requirement equals the larger of forecast and customer orders in each week
5). Project on-hand inventory and MPS are added to the master schedule

Beginning inventory

June July
1 2 3 4 1 2 3 4
64
Forecast 30 30 30 30 40 40 40 40
Customer orders 33 20 10 4 2
(committed)
Projected on hand 31 1 41 11 41 1 31 61
MPS 70 70 70 70
6). The available to promise (ATP) inventory quantities have been
added to the master schedule:
Beginning inventory

June July
1 2 3 4 1 2 3 4
64
Forecast 30 30 30 30 40 40 40 40
Customer orders 33 20 10 4 2
(committed)
Projected on hand 31 1 41 11 41 1 31 61
MPS 70 70 70 70
Available to promise 11 56 68 70 70
inventory
(uncommitted)

This inventory is uncommitted, and it can be delivered in eitherweek 1 or 2

ATP Formula
ATP = On hand + (MPS Customer orders due before next MPS)
Terima kasih