Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH TENTANG CA COLON

TUGAS KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH


ASKEP PADA PASIEN CANCER COLON

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


STIKES MERCUBAKTIJAYA PADANG
2011

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum.wr.wb
Puji syukur penulis ucapkan kehadiran allah SWT telah melimpahkan Rahmat dan
hidayah-nya,sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul ASUHAN
KEPERAWATAN PADA PASIEN CANCER COLON dengan baik.
Tujuan penulis makalah ini adalah untuk menambah nilai mata kuliah
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH I serta merupakan bentuk tanggung jawab
penulis pada tugas yang dberikan. Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan
terimakasih kepada Bapak Dedi Adha , selaku dosen mata kuliah KMB I dan pihak-pihak
lain yang telah membantu menyelesaikan makalah ini yang tidak dapat disebutkan satu
persatu.
Dalam pembuatan makalah ini,penulis menyadari bahwa masih ada kekurangan. Oleh
sebab itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca.
Penulis berharap walaupun makalah ini belum sempurna, tetapi hendaklah makalah ini
dapat memberikan manfaat bagi pembaca.

Padang, Oktober 2011

Penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. TUJUAN
BAB II TINJAUAN TEORITIS
A. DEFENISI
B. ETIOLOGI
C. TANDA dan GEJALA
D. KLASIFIKASI dan JENIS
E. WOC
F. PENATALAKSANAAN
BAB III ASKEP TEORITIS
A. PENGKAJIAN
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
D. IMPLEMENTASI
E. EVALUASI
BAB IV PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Colorectal Cancer atau dikenal sebagai Ca. Colon atau Kanker Usus Besar
adalah suatu bentuk keganasan yang terjadi pada kolon, rektum, dan appendix (usus buntu).
Di negara maju, kanker ini menduduki peringkat ke tiga yang paling sering terjadi, dan
menjadi penyebab kematian yang utama di dunia barat. Untuk menemukannya diperlukan
suatu tindakan yang disebut sebagai kolonoskopi, sedangkan untuk terapinya adalah melalui
pembedahan diikuti kemoterapi.
Penyebab jelas kanker usus besar belum diketahui secara pasti, namun makanan
merupakan faktor yang penting dalam kejadian kanker tersebut. Yaitu berkorelasi dengan
faktor makanan yang mengandung kolesterol dan lemak hewan tinggi, kadar serat yang
rendah, serta adanya interaksi antara bakteri di dalam usus besar dengan asam empedu dan
makanan, selain itu dapat juga dipengaruhi oleh minuman yang beralkohol, khususnya bir.
B. Tujuan
1. Untuk mengetahui penyebab pasti dari ca.colon.
2. Tindakan yang dapat dilakukan untuk mencegah penyakit ca. Colon.
3. Dapat membuat asuhan keperawatan dengan baik tentang penyakit ca. Colon.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A.DEFENISI
Colorectal Cancer atau dikenal sebagai Ca. Colon atau Kanker Usus Besar adalah suatu
bentuk keganasan yang terjadi pada kolon, rektum, dan appendix (usus buntu). Di negara
maju, kanker ini menduduki peringkat ke tiga yang paling sering terjadi, dan menjadi
penyebab kematian yang utama di dunia barat. Untuk menemukannya diperlukan suatu
tindakan yang disebut sebagai kolonoskopi, sedangkan untuk terapinya adalah melalui
pembedahan diikuti kemoterapi.

Kanker colon adalah suatu kanker yang yang berada di colon. Kanker colon adalah
penyebab kedua kematian di Amerika Serikat setelah kanker paru-paru (ACS 1998)
Penyakit ini termasuk penyakit yang mematikan karena penyakit ini sering tidak
diketahui sampai tingkat yang lebih parah. Pembedahan adalah satu-satunya cara untuk
mengubah kanker Colon.

B.ETIOLOGI
Penyebab dari pada kanker Colon tidak diketahui. Diet dan pengurangan waktu peredaran
pada usus besar (aliran depan feces) yang meliputi faktor kausatif. Petunjuk pencegahan yang
tepat dianjurkan oleh Amerika Cancer Society (The National Cancer Institute), dan organisasi
kanker lainnya.
Makanan-makanan yang pasti di curigai mengandung zat-zat kimia yang menyebabkan
kanker pada usus besar. Makanan tersebut juga mengurangi waktu peredaran pada perut,
yang mempercepat usus besar menyebabkan terjadinya kanker. Makanan yang tinggi lemak
terutama lemak hewan dari daging merah,menyebabkan sekresi asam dan bakteri anaerob,
menyebabkan timbulnya kanker didalam usus besar. Daging yang di goreng dan di panggang
juga dapat berisi zat-zat kimia yang menyebabkan kanker. Diet dengan karbohidrat murni
yang mengandung serat dalam jumlah yang banyak dapat mengurangi waktu peredaran dalam
usus besar. Beberapa kelompok menyarankan diet yang mengadung sedikit lemak hewan dan
tinggi sayuran dan buah-buahan (e.g Mormons, seventh Day Adventists).
Makanan yang harus dihindari :

Daging merah
Lemak hewan
Makanan berlemak
Daging dan ikan goreng atau panggang
Karbohidrat yang disaring (example:sari yang disaring)

Makanan yang harus dikonsumsi:

Buah-buahan dan sayur-sayuran khususnya Craciferous Vegetables dari golongan


kubis (seperti brokoli,brussels sprouts)
Butir padi yang utuh
Cairan yang cukup terutama air

Karena sebagian besar tumor Colon menghasilkan adenoma, faktor utama yang
membahayakan terhadap kanker Colon menyebabkan adenoma. Ada tiga type adenoma
Colon : Tubular, Villous dan Tubulo Villous. Meskipun hampir sebagian besar kanker Colon
berasal dari adenoma, hanya 5% dari semua Adenoma Colon menjadi manigna, Villous
Adenoma mempunyai potensial tinggi untuk menjadi manigna.
Faktor yang menyebabkan adanya adenoma benigna atau manigna tumor tidak diketahui,
poliposis yang bergerombol bersifat herediter yang tersebar pada gen autosom dominan. Ini
di karakteristikkan pada permulaan adematus polip pada colon dan rektum. Resiko dari
kanker pada tempat femiliar poliposis mendekati 100 % dari orang yang berusia 20 30
tahun.
Orang-orang yang telah mempunyai Ulcerative Colitis atau penyakit Crohns juga
mempunyai resiko terhadap kanker Colon. Penambahan resiko pada permulaan usia muda
dan tingkat yang lebih tinggi terhadap keterlibatan colon. Resiko dari kanker Colon akan
menjadi 2/3 kali lebih besar jika anggota keluarga menderita penyakit tersebut.

C.TANDA dan GEJALA


Mula-mula gejalanya tidak jelas, seperti berat badan menurun (sebagai gejala umum
keganasan) dan kelelahan yang tidak jelas sebabnya. Setelah berlangsung beberapa waktu
barulah muncul gejala-gejala lain yang berhubungan dengan keberadaan tumor dalam ukuran
yang bermakna di usus besar. Makin dekat lokasi tumor dengan anus biasanya gejalanya
makin banyak. Bila kita berbicara tentang gejala tumor usus besar, gejala tersebut terbagi
tiga, yaitu gejala lokal, gejala umum, dan gejala penyebaran (metastasis).
Gejala lokalnya adalah :

Perubahan kebiasaan buang air


o Perubahan frekuensi buang air, berkurang (konstipasi) atau bertambah (diare)
o Sensasi seperti belum selesai buang air, (masih ingin tapi sudah tidak bisa
keluar) dan perubahan diameter serta ukuran kotoran (feses). Keduanya adalah
ciri khas dari kanker kolorektal
o Perubahan wujud fisik kotoran/feses
Feses bercampur darah atau keluar darah dari lubang pembuangan saat
buang air besar
Feses bercampur lendir
Feses berwarna kehitaman, biasanya berhubungan dengan terjadinya
perdarahan di saluran pencernaan bagian atas
Timbul rasa nyeri disertai mual dan muntah saat buang air besar, terjadi akibat
sumbatan saluran pembuangan kotoran oleh massa tumor
Adanya benjolan pada perut yang mungkin dirasakan oleh penderita
Timbul gejala-gejala lainnya di sekitar lokasi tumor, karena kanker dapat tumbuh
mengenai organ dan jaringan sekitar tumor tersebut, seperti kandung kemih (timbul
darah pada air seni, timbul gelembung udara, dll), vagina (keputihan yang berbau,
muncul lendir berlebihan, dll). Gejala-gejala ini terjadi belakangan, menunjukkan
semakin besar tumor dan semakin luas penyebarannya
Gejala umumnya adalah :

Berat badan turun tanpa sebab yang jelas (ini adalah gejala yang paling umum di
semua jenis keganasan)
Hilangnya nafsu makan
Anemia, pasien tampak pucat
Sering merasa lelah
Kadang-kadang mengalami sensasi seperti melayang

Gejala penyebarannya adalah :

Penyebaran ke Hati, menimbulkan gejala :


o Penderita tampak kuning
o Nyeri pada perut, lebih sering pada bagian kanan atas, di sekitar lokasi hati
o Pembesaran hati, biasa tampak pada pemeriksaan fisik oleh dokter
Timbul suatu gejala lain yang disebut paraneoplastik, berhubungan dengan
peningkatan kekentalan darah akibat penyebaran kanker.
Tingkatan / Staging / Stadium Kanker Kolon
Terdapat beberapa macam klasifikasi staging pada kanker kolon, ada klasifikasi TNM,
klasifikasi Dukes, namun yang akan saya jabarkan klasifikasinya adalah sebagai berikut
(mirip dengan klasifikasi Dukes) :

Stadium 1 : Kanker terjadi di dalam dinding kolon


Stadium 2 : Kanker telah menyebar hingga ke lapisan otot kolon
Stadium 3 : Kanker telah menyebar ke kelenjar-kelenjar limfa
Stadium 4 : Kanker telah menyebar ke organ-organ lain

D.KLASIFIKASI dan JENIS

Tumor pada kolon dan rektum (kolorektal) atau usus besar ada dua macam, yaitu tumor
jinak (benigna) dan tumor ganas (maligna).
Tumor jinak dibagi atas:

Tumor Epitelial, terdiri atas: Adenoma dan Adenomatosis


Tumor Nonepitelial, terdiri atas: Leomioma, Hemangioma, dan Lipoma

Tumor ganas terdiri atas:

Karsinoma
Sarkoma
Untuk menemukan tumor jinak ini, harus dilakukan pemeriksaan radiologis dan
endoskopis yang meliputi pemeriksaan sigmoidaskopi dan kolonoskopi. Pengobatan tumor
jinak biasanya dilakukan dengan cara operasi.
Sebagian besar penderita tumor jinak biasanya tidak mempunyai keluhan, kecuali jika
telah ada komplikasi tidak menyebabkan diare. Apabila letak tumor ada dibagian kolon
paling bawah, biasanya menimbulkan perdarahan. Keluhan lain, yang jarang terjadi, yaitu
diare berlendir yang kadang-kadang disertai dengan nyeri perut.
Kanker rektum atau kanker usus besar atau kolorektal termasuk penyakit ganas urutan ke-
10 tersering di dunia, termasuk Indonesia. Kanker rektum biasanya ditemukan pada pria dan
wanita berusia di atas 50 tahun. Seiring dengan perubahan gaya hidup, pada saat ini, 50%
penderita kanker kolon berusia di bawah 40 tahun. Kanker kolon tergolong fatal karena
diperkirakan 50% penderitanya meninggal akibat penyakit ini.

E.WOC
Tumor terjadi ditempat yang berada dalam colon mengikuti kira-kira pada bagian (Sthrock,
1991):

26 % pada caecum dan ascending colon


10 % pada transfersum colon
15 % pada desending colon
20 % pada sigmoid colon
30 % pada rectum

Karsinoma Colon sebagian besar menghasilkan adenomatus polip. Biasanya tumor ini
tumbuh tidak terdeteksi sampai gejala-gejala muncul secara berlahan dan tampak
membahayakan. Penyakit ini menyebar dalam beberapa metode. Tumor mungkin menyebar
dalam tempat tertentu pada lapisan dalam di perut,mencapai serosa dan mesenterik fat.
Kemudian tumor mulai melekat pada organ yang ada disekitarnya, kemudian meluas
kedalam lumen pada usus besar atau menyebar ke limpa atau pada sistem sirkulasi. Sistem
sirkulasi ini langsung masuk dari tumor utama melewati pembuluh darah pada usus besar
melalui limpa, setelah sel tumor masuk pada sistem sirkulasi,biasanya sel bergerak menuju
liver.
Tempat yang kedua adalah tempat yang jauh kemudian metastase ke paru-paru. Tempat
metastase yang lain termasuk :
Kelenjar Adrenalin
Ginjal
Kulit
Tulang
Otak
Penambahan untuk infeksi secara langsung dan menyebar melalui limpa dan sistem
sirkulasi tumor colon juga dapat menyebar pada bagian peritonial sebelum pembedahan
tumor belum dilakukan. Penyebaran terjadi ketika tumor dihilangkan dan sel kanker dari
tumor pecah menuju ke rongga peritonial.
F. PENATALAKSANAAN
Perawatan penderita tergantung pada tingkat staging kanker itu sendiri. Terapi akan jauh
lebih mudah bila kanker ditemukan pada stadium dini. Tingkat kesembuhan kanker stadium 1
dan 2 masih sangat baik. Namun bila kanker ditemukan pada stadium yang lanjut, atau
ditemukan pada stadium dini dan tidak diobati, maka kemungkinan sembuhnya pun akan jauh
lebih sulit.
Di antara pilihan terapi untuk penderitanya, opsi Operasi masih menduduki peringkat
pertama, dengan ditunjang oleh kemoterapi dan/atau radioterapi (mungkin diperlukan).
Penatalaksanaan Medis
1. Pengobatan.
Bila sudah pasti ditemukan karsinoma kolorektal, maka kemungkinan pengobatannya adalah:
a. Pembedahan Reseksi.
Satu-satunya pengobatan definitif adalah pembedahan reseksi dan biasanya diambil
sebanyak mungkin dari kolon, batas minimal adalah 5 cm di sebelah distal dan proksimal dari
tempat kanker. Untuk kanker di sekum dan kolon asendens biasanya dilakukan
hemikolektomi kanan dan dibuat anastomosis ileo-transversal. Untuk kanker di kolon
transversal dan di pleksura lienalis, dilakukan kolektomi subtotal dan dibuat anastomosis
ileosigmoidektomi. Pada kanker di kolon desendens dan sigmoid dilakukan hemikolektomi
kiri dan dibuat anastomosis kolorektal transversal. Untuk kanker di rektosigmoid dan rektum
atas dilakukan rektosigmoidektomi dan dibuat anastomosis. Desenden kolorektal. Pada
kanker di rektum bawah dilakukan proktokolektomi dan dibuat anastomosis kolorektal.

b. Kolostomi
Kolostomi merupakan tindakan pembuatan lubang (stoma) yang dibentuk dari
pengeluaran sebagian bentuk kolon (usus besar) ke dinding abdomen (perut), stoma ini dapat
bersifat sementara atau permanen.

Tujuan Pembuatan Kolostomi adalah.


Untuk tindakan dekompresi usus pada kasus sumbatan / obstruksi usus. Sebagai anus
setelah tindakan operasi yang membuang rektum karena adanya tumor atau penyakit lain.
Untuk membuang isi usus besar sebelum dilakukan tindakan operasi berikutnya untuk
penyambungan kembali usus (sebagai stoma sementara).
Perawatan Pasca Operasi Kolostomi
1. Keseimbangan cairan dan elektrolit.
Asenden colostomy atau colostomy yang diikuti dengan reseksi mungkin faecesnya cair
diperlukan menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit.
2. Perawatan kulit.
Jika ada iritasi kulit harus dikaji secara tepat guna sehingga tindakan yang diambil tepat.

Prinsip pencegahan kulit sekitar stoma :


a. Pencegahan primer bertujuan untuk proteksi : Bersihkan dengan perlahan- lahan, gunakan
skin barier, ganti segera kantong bila terjadi kebocoran / rembes atau penuh.
b. Pencegahan sekunder / penanganan kulit yang sudah terjadi kerusakan. Kulit dengan eritema
: ganti kantong kolostomi setiap 24 jam, bersihkan ku1it dengan air hangat pakai kapas dan
keringkan, gunakan kantong kolostomi yang tidak menimbulkan alergi ku1it yang erosi, sama
dengan eritema tetapi setelah dibersihkan olesi daerah erosi dengan zalf misalnya zinksalf.

3. Diet.
Dianjurkan mengkonsurnsi diet yang seimbang terutama dengan stoma permanen. Diet yang
dikonsurnsi sifatnya individual asal tidak menyebabkan diare, konstipasi dan menimbu1kan
gas.

4. Irigasi kolostomi bertujuan untuk:


a. Mengeluarkan faeses, gas dan lendir/mukus yang memenuhi kolon.
b. Membersihkan saluran pencernaan bagian bawah.
c. Menetapkan suatu pengeluaran sehingga dapat melakukan aktivitas normal.
5. Membantu pasien stoma.
a. Pertemuan grup
b. Penyuluhan untuk pasien dan keluarga serta, support mental
c. Radioterapi
Setelah dilakukan tindakan pembedahan perlu dipertimbangkan untuk melakukan radiasi
dengan dosis adekuat. Memberikan radiasi isoniasi pada neoplasma. Karena pengaruh radiasi
yang mematikan lebih besar pada sel-sel kanker yang sedang proliferasi, dan berdiferensiasi
buruk, dibandingkan terhadap sel -sel normal yang berada di dekatnya, maka jaringan normal
mungkin mengalami cidera da1am derajat yang dapat ditoleransi dan dapat diperbaiki,
sedangkan sel-sel kanker dapat dimatikan, selanjutnya dilakukan kemoterapi.

d. Kemoterapi
Kemoterapi yang diberikan ialah 5-flurourasil (5-FU). Belakangan ini sering dikombinasi
dengan leukovorin yang dapat meningkatkan efektifitas terapi. Bahkan ada yang memberikan
3 macam kombinasi yaitu: 5-FU, levamisol, dan leuvocorin. Dari hasil penelitian, setelah
dilakukan pembedahan sebaiknya dilakukan radiasi dan kemoterapi.

Penatalaksanaan Keperawatan
1. Dukungan adaptasi dan kemandirian.
2. Meningkatkan kenyamanan.
3. Mempertahankan fungsi fisiologis optimal.
4. Mencegah komplikasi.
5. Memberikan informasi tentang proses/ kondisi penyakit, prognosis, dan kebutuhan
pengobatan.

Penatalaksanaan Diet
1. Cukup mengkonsumsi serat, seperti sayur-sayuran dan buah-buahan. Serat dapat
melancarkan pencemaan dan buang air besar sehingga berfungsi menghilangkan kotoran dan
zat yang tidak berguna di usus, karena kotoran yang terlalu lama mengendap di usus akan
menjadi racun yang memicu sel kanker.
2. Kacang-kacangan (lima porsi setiap hari)
3. Menghindari makanan yang mengandung lemak jenuh dan kolesterol tinggi terutama yang
terdapat pada daging hewan.
4. Menghindari makanan yang diawetkan dan pewarna sintetik, karena hal tersebut dapat
memicu sel karsinogen / sel kanker.
5. Menghindari minuman beralkohol dan rokok yang berlebihan.
6. Melaksanakan aktivitas fisik atau olahraga secara teratur.

Prognosis pasien yang terkena kanker kolon lebih baik bila lesi masih terbatas pada mukosa
dan submukosa pada saat operasi; dan jauh lebih buruk bila telah terjadi penyebaran di luar
usus (metastasis) ke kelenjar limfe, hepar. paru, dan organ-organ lain.
BAB III
ASKEP TEORITIS

A. PENGKAJIAN
1. Identitas Klien
Meliputui nama,umur, jenis kelamin, MR, pekerjaan.
2. Riwayat Kesehatan
a. RKD
Memiliki riwayat merokok, minum alkohol, masalah TD, perdarahan pada rektal, perubahan
feses.
b. RKS
Biasanya alopesia,lesi,mual muntah, nyeri ulu hati, perut begah, pusing,
c. RKK
Riwayat penyakit keluarga adanya riwayat kanker.
3. Pemeriksaan Fisik
Pengkajian pada pasien dengan kanker kolon menurut Marilynn E. Doenges (1999) diperoleh
data sebagai berikut sbb:
a. Aktivitas/istirahat
Pasien dengan kanker kolorektal biasanya merasakan tidak nyaman pada abdomen dengan
keluhan nyeri, perasaan penuh, sehingga perlu dilakukan pengkajian terhadap pola istirahat
dan tidur.
b. Sirkulasi
Gejala: Palpitasi, nyeri dada pada pergerakan kerja. Kebiasaan: perubahan pada tekanan
darah.
c. Integritas ego
Faktor stress (keuangan, pekerjaan, perubahan peran) dan cara mengatasi stress ( misalnya
merokok, minum alkohol, menunda mencari pengobatan, keyakinan religius/ spiritual)
Masalah tentang perubahan dalam penampilan misalnya, alopesia, lesi, cacat, pembedahan.
Menyangkal diagnosis, perasaan tidak berdaya, putus asa, tidak mampu, tidak merasakan,
rasa bersalah, kehilangan.

d. Eliminasi
Adanya perubahan fungsi kolon akan mempengaruhi perubahan pada defekasi pasien,
konstipasi dan diare terjadi bergantian. Bagaimana kebiasaan di rumah yaitu: frekuensi,
komposisi, jumlah, warna, dan cara pengeluarannya, apakah dengan bantuan alat atau tidak
adakah keluhan yang menyertainya. Apakah kebiasaan di rumah sakit sama dengan di rumah.
Pada pasien dengan kanker kolerektal dapat dilakukan pemeriksaan fisik dengan observasi
adanya distensi abdomen, massa akibat timbunan faeces.
Massa tumor di abdomen, pembesaran hepar akibat metastase, asites, pembesaran kelenjar
inguinal, pembesaran kelenjar aksila dan supra klavikula, pengukuran tinggi badan dan berat
badan, lingkar perut, dan colok dubur.
e. Makanan/cairan
Gejala: kebiasaan makan pasien di rumah dalam sehari, seberapa banyak dan komposisi
setiap kali makan adakah pantangan terhadap suatu makanan, ada keluhan anoreksia, mual,
perasaan penuh (begah), muntah, nyeri ulu hati sehingga menyebabkan berat badan menurun.
Tanda: Perubahan pada kelembaban/turgor kulit; edema
f. Neurosensori
Gejala: Pusing; sinkope, karena pasien kurang beraktivitas, banyak tidur sehingga sirkulasi
darah ke otak tidak lancar.
g. Nyeri/kenyamanan
Gejala: Tidak ada nyeri, atau derajat bervariasi misalnya ketidaknyamanan ringan sampai
nyeri berat (dihubungkan dengan proses penyakit)
h. Pernapasan
Gejala: Merokok (tembakau, mariyuana, hidup dengan seorang perokok).
Pemajanan asbes
i. Keamanan
Gejala: Pemajanan pada kimia toksik, karsinogen. Pemajanan matahari lama/berlehihan.
Tanda: Demam. Ruam ku1it, ulserasi

j. Seksualitas
Gejala: Masalah seksual misalnya dampak pada hubungan peruhahan pada tingkat kepuasan.
Multigravida lebih besar dari usia 30 tahun Multigravida, pasangan seks multipel, aktivitas
seksual dini, herpes genital.
k. Interaksi sosial
Gejala: Ketidakadekuatan/kelemahan sistem pendukung
Riwayat perkawinan (berkenaan dengan kepuasan di rumah, dukungan, atau bantuan)

B.DIAGNOSA KEPERAWATAN

Diagnosa keperawatan berdasarkan analisa data menurut Marilynn E. Doenges (1999),


Brunner and Suddarth (2001), dan Lynda Juall Carpenito (1997).
1. Ansietas / ketakutan berhubungan dengan krisis situasi (kanker)
2. Nyeri (akut) berhubungan dengan trauma jaringan dan reflek spasme otot sekunder akibat
kanker usus besar.
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan status hipometabolik
berkenaan dengan kanker.
4. Risiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan berhubungan dengan kurang masukan
cairan
5. Keletihan berhubungan dengan perubahan kimia tubuh: efek samping obat- obatan,
kemoterapi.

A. INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Ansietas/ ketakutan berhubungan dengan krisis situasi (kanker)
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan ansietas dapat berkurang atau dapat
dikontrol.
Intervensi :
1. Dorong pasien untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan.
2. Berikan lingkungan terbuka dimana pasien merasa aman.
3. Pertahankan kontak sering dengan pasien.
4. Bantu pasien/ orang terdekat dalam mengenali rasa takut
5. Tingkatkan rasa tenang dan lingkungan tenang

2. Nyeri (akut) berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan kulit sekunder terhadap
tindakan pembedahan.
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan pasien dapat melaporkan
penghilangan nyeri maksimal/kontrol dengan pengaruh minimal.
Intervensi
1. Tentukan riwayat nyeri, misalnya lokasi nyeri, frekuensi, durasi, dan intensitas, serta
tindakan penghilang yang dilakukan.
2. Berikan tindakan kenyamanan dasar dan aktivitas hiburan.
3. Dorong ketrampilan manajemen nyeri misalnya teknik relaksasi napas dalam (dengan cara
tarik nafas melalui hidung tahan sampai hitungan sepuluh lalu hembuskan pelan -pelan
melalui mulut sambil dirasakan), tertawa, musik, dan sentuhan terapetik.
4. Evaluasi penghilangan nyeri/ kontrol.

3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan status hipermetabolik
berkenaan dengan kanker .
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan pasien dapat
mendemonstrasikan berat badan stabil. Intervensi :
1. Pantau masukan setiap hari.
2. Timbang berat badan setiap hari atau sesuai indikasi.
3. Dorong pasien untuk makan diet tinggi kalori dan kaya nutrien dengan masukan cairan
adekuat.
4. Dorong pasien untuk makan dengan porsi kecil tetapi sering.
5. Ciptakan suasana makan yang menyenangkan.
6. Identifikasi pasien yang mengalami mual/muntah yang diantisipasi.

B. IMPLEMENTASI

Setelah rencana keperawatan disusun, selanjutnya dilakukan dalam tindakan yang nyata
untuk mengatasi masalah yang dihadapi klien. Tindakan tersebut harus dijelaskan secara
terperinci sehingga dapat dengan mudah diterapkan.

C. EVALUASI

Merupakan tahap akhir dalam proses keperawatan, dimana perawat mampu menilai
apakah tujuan dapat tercapai atau tidak.
BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Kanker colon adalah suatu kanker yang yang berada di colon. Kanker colon adalah
penyebab kedua kematian di Amerika Serikat setelah kanker paru-paru (ACS 1998) Penyakit
ini termasuk penyakit yang mematikan karena penyakit ini sering tidak diketahui sampai
tingkat yang lebih parah. Pembedahan adalah satu-satunya cara untuk mengubah kanker
Colon.
Penyebab dari pada kanker Colon tidak diketahui. Diet dan pengurangan waktu peredaran
pada usus besar (aliran depan feces) yang meliputi faktor kausatif. Petunjuk pencegahan yang
tepat dianjurkan oleh Amerika Cancer Society (The National Cancer Institute), dan organisasi
kanker lainnya.
B. SARAN
Kepada pembaca diharapkan dengan adanya makalah ini dapat memahami dan
mempraktekkan dalam kehidupan sehari-hari bagaimana tindakan yang dapat dilakukan jika
menderita ca. Colon dan tindakan yang dilakukan untuk mencegah penyakit ca.colon dengan
memakan makanan yang tidak mengandung zat kimia yang berlebihan dengan
mengkonsumsi makanan yang seimbang.

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai