Oleh
Irvan Kurniawan
1414071049
Halaman
Halaman Judul
Daftar Isi
Daftar Gambar
Bab 1. Pendahuluan
1.2.Tujuan Praktikum
2.1.
3.3.Langkah Kerja
Bab 5. Penutup
Daftar Pustaka
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1.2.Tujuan Percobaan
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut:
1.Mengetahui alat-alat ukur yang berada di BMKG.
2.Memahami penggunaan dan perhitungan pengukuran menggunakan alat-alat
yang erada di BMKG.
II.TINJAUAN PUSTAKA
2.1.Anemometer
Arah angin biasa dinyatakan dengan arah dari mana angin tersebut datang,
sedangkan kecepatan angin biasanya dinyatakan dalam satuan meter/detik,
km/jam dan mil/jam. Alat yang digunakan untuk mengukur kecepatan angin
disebut Anemometer. Ada beberapa jenis anemometer : Anemometer mangkuk
(cup anemometer), anemometer baling-baling (propeler anemometer) anemometer
arus konstan (constan current anemometer). Namun yang umum digunakan adalah
anemometer mangkuk. Kecepatan angin di alam biasanya dapat dikenali dengan
tanda-tanda yang diakibatkan oleh tiupan angin tersebut (Soemeinaboedhy, 2006).
2.2.Panci Penguapan ( Evaporation Pan)
Untuk mengukur/memperkirakan besarnya penguapan dari muka air bebas, pada
dasarnya dapat digunakan sebarang bejana dan sekarang banyak menggunakan
panci penguapan. Dalam praktik dikenal beberapa panci penguapan (evaporation
pan) yang telah banyak digunakan, di antaranya: (1) Panci penguapan kelas A
(class A evaporation pan),(2)Panci penguapan tertanam (sunken evaporation
pan), dan (3) Panci penguapan terapung( floating evaporation pan).
Panci penguapan kelas A merupakan alat yang paling banyak digunakandan telah
direkomendasikan oleh WMO (World Meteorological Organisation)dan IASH
(International Association of Scientific Hydrology) sebagai pancireferensi. Alat
tersebut terdiri dari panci penguapan logam bergaris tengah 121.9cm, tinggi 25.4
cm dilengkapi dengan hook gauge untuk mengukur permukaanair. Selain itu,
masih dilengkapi dengan termometer apung (floating thermometer ),dan pengukur
kecepatan angin (anemometer ). Pengukuran Evaporasi dapat dilakukan dengan
membaca perbedaan muka air sebelum dan sesudah ditambah dengan cara sebagai
berikut:
1) Semua besaran yang terekam oleh alat-alat pendamping perlu dicatat,sebagai
kondisi setempat.
2) Muka air dalam panci diukur dengan hook gauge atau dengan pelampung.
3)Penguapan harian merupakan perbedaan pembacaan tinggi muka air
dalam panci pada hari berikutnya, dan bila terjadi hujan perlu diadakan
koreksi.Besar penguapan yang diperoleh dengan panci penguapan jenis ini
selalu lebih besar daripada yang sebenarnya(Usman, 2004).
2.3.Psikrometer
1. Psikrometer Bola Basah Dan Bola Kering
Psikrometer ini terdiri dari dua buah thermometer air raksa, yaitu :
a.Termometer Bola Kering:tabung air raksa dibiarkan kering sehingga akan
mengukur suhu udara sebenarnya.
b.Termometer Bola Basah:tabung air raksa dibasahi agar suhu yang terukur
adalah suhu saturasi/ titik jenuh, yaitu; suhu yang diperlukan agar uap air dapat
berkondensasi.
Suhu udara didapat dari suhu pada termometer bola kering, sedangkan RH
(kelembaban udara) didapat dengan perhitungan:
2. Psikrometer Assmann
Psikrometer assmann terdiri dari 2 buah termometer air raksa dengan pelindung
logam mengkilat. Kedua bola termometer terpasang dalam tabung logam
mengkilat. Kipas angin terletak diatas tabung pada tengah alat. Gunanya untuk
mengalirkan (menghisap) udara dari bawah melalui kedua bola. Termometer
langsung menuju keatas. Alat dipasang menghadap angin dan sedemikian
sehingga logam mengkilat mencegah sinar matahari langsung ke Termometer,
terutama pada angin lemah dan sinar matahari yang kuat. 3. Psikrometer Putar
(Whirling)
Disebut juga sebagai Psikrometer Sling/ Whirling. Alat ini terdiri dari 2
Termometer yang dipasang pada kerangka yang dapat diputar melalui sumbu yang
tegak lurus pada panjangnya. Sebelum pemutaran bola basah dibasahi dengan air
murni. Psikrometer diputar cepat-cepat (3 putaran/detik). Selama + 2 menit,
dihentikan dan dibaca cepat-cepat. Kemudian diputar lagi, dihentikan dan dibaca
seterusnya sampai diperoleh 3 data. Data yang diambil adalah suhu bola basah
terendah. Jika ada 2 suhu bola basah terendah yang diambil suhu bola kering
(Anonim,2011).
2.4.Altimeter
Hubungan antara tekanan udara dan ketinggian tempat ini dimanfaatkan dalam
merancang alat pengukuran ketinggian tempat yang disebut Altimeter. Tekanan
udara umumnya menurun sebesar 11 mb untuk setiap bertambahnnya ketinggian
tempat sebesar 100 meter. Tekanan udara dipengaruhi oleh suhu, suhu udara
didaerah tropis menunjukkan fluktasi musiman yang sangat kecil. Oleh sebab itu
dapat dipahami jika tekanan udara dikawasan tropis relatif konstan (Takeda,
2005).
2.5. Barometer
Barometer merupakan sebuah alat yang berfungsi untuk mengukur tekanan
atmosfer, untuk tekanan atmosfer itu sendiri ialah berat udara di atmosfer, dan alat
ini dipergunakan untuk memprediksi pola suatu cuaca.Pola cuaca biasanya
disertai dengan adanya perubahan tekanan atmosfer dari tinggi ke rendah ataupun
sebaliknya dari rendah ke tinggi. Peristiwa tersebutlah yang dipergunakan para
ahli sebagai dasar acuan prakiraan cuaca.Barometer sendiri terdapat 2 jenis utama,
jenis klasik atau barometer air raksa yang cara kerjanya memakai air raksa serta
barometer aneroid atau bisa disebut juga sebagai barometer digital.
1) Barometer Air raksa
Barometer jenis ini terbuat dari tabung kaca lurus, di mana pada bagian salah satu
ujungnya disegel sedangkan pada bagian ujung terbuka diletakkan secara tegak
pada semacam piring atau dikenal pula dengan sebutan reservoir yang diisi air
raksa.
Cara barometer air raksa mengukur tekanan atmosfer ialah dengan cara
menyeimbangkan berat pada merkuri dengan berat udara yang ada di sekitarnya.
Bagian kosong pada tabung bagian atas akan menciptakan efek vakum. Level air
raksa yang ada di dalam tabung akan naik ketika berat merkuri lebih kecil apabila
dibandingkan dengan tekanan atmosfer yang ada di sekitarnya. Begitu pun dengan
sebaliknya, sewaktu air raksa mempunyai berat lebih besar daripada tekanan
atmosfer, maka level air raksa di dalam tabung akan menurun.
2 ) Barometer Aneroid
Jenis barometer yang kedua ialah barometer aneroid. Barometer aneroid
dalam mengukur tekanan suatu atmosfer ialah dengan muatan listrik. Barometer
aneroid terdiri dari cakram ataupun kapsul yang terbuat dari bahan logam yang
tipis.
Pada logam tersebut mempunyai dua strip logam kecil di kedua bagian sisi
interiornya. Strip logam tersebut dihubungkan ke arus listrik. Ketika tekanan
udara naik ataupun turun maka logam tersebut akan memuai ataupun menciut.
Sewaktu logam memuai ataupun menciut, maka jarak antara dua strip logam serta
waktu kontak dengan arus listrik pun akan bervariasi. Lantas barometer pun
mengukur panjang muatan listrik serta kemudian dikonversi menjadi pembacaan
tekanan udara (Tjasyono 2004).
2.7.Sangkar Cuaca
Di dalam sangkar Meteorologi dipasang alat-alat seperti termometer bola kering,
termometer bola basah,termometer maximum,termometer minimum, dan
Evaporimeter jenis piche.Pada Stasiun Meteorologi Pertanian dan Klimatologi
dipasang Evaporometer jenis Keshner tersendiri.
1.Termometer Bola Kering: tabung air raksa dibiarkan kering sehingga akan
mengukur suhu udara sebenarnya.
2.Termometer Bola Basah: tabung air raksa dibasahi agar suhu yang terukur
adalah suhu saturasi/ titik jenuh, yaitu; suhu yang diperlukan agar uap air dapat
berkondensasi.
Pemasangan alat-alat meteorologi di dalam sangkar dimaksudkan agar hasil
pengamatan dari tempat-tempat dan waktu yang berbeda dapat dibandingkan satu
sama lain.Selain itu,alat-alat yang terdapat didalamnya terlindung dari radiasi
matahari langsung, hujan dan debu.Sangkar Meteorologi dibuat dari kayu yang
jati sehingga tahan terhadap perubahan cuaca.Sangkar dicat putih supaya tidak
banyak menyerap radiasi panas matahari.Sangkar dipasang dengan lantainya
berada pada ketinggian 120 cm diatas tanah berumput pendek,sedangkan letaknya
paling dekat dua kali (sebaiknya empat kali) tinggi benda yang berada di
sekitarnya.Sangkar harus dipasang kuat, berpondasi beton,sehingga tidak dapat
bergerak atau bergoyang jika angin kencang.Selain itu,agar sangkar tidak mudah
di makan rayap.Sangkar mempunyai dua buah pintu dan dua jendela yang
berlubang-lubang.Lubang ini memungkinkan adanya aliran udara.Temperatur
dan kelembaban udara di dalam sangkar mendekati temperatur dan kelembaban
udara di luar.Sangkar dipasang dengan pintu menghadap Utara-Selatan,sehingga
alat-alat yang terdapat didalamnya tidak terkena radiasi matahari langsung
sepanjang tahun. jika matahari berada pada belahan bumi selatan pintu sebelah
utara yang dibuka untuk observasi atau sebaliknya(Anonim).
2.8.Termometer Tanah
Termometer tanah harus terhindar dari penyinaran langsung matahari sebab
fungsinya untuk mengukur suhu tanah,tetapi harus juga terhindar dari gangguan
dalam tanah untuk ini termometer tersebut di tempatkan dalam tabung logam yang
di benamkan dalam tanah. Termometer yang biasa digunakan:
a) Termometer Tanah Berselubung Kayu
Termometer ini menggunakan termometer Hg yang panjangnya di sesuaikan
dengan kebutuhan dan di beri selunung kayu. Tipe ini mempunyai kelemahan
yaitu pembacaan agak sulit di lakukan karena letaknya yang terlalu rendah dan
selubung kayu mudah rusak.
b)Termometer Tanah Bengkok (Berskala Bengkok)
Jenis thermometer ini merupakan modifikasi bentuk termometer air raksa.Untuk
mempermudah pembacaan maka skala di nuat bengkok,dengan sudut : 6o;45o;15o;
atau 0o atau 0o dari permukaan tanah.Termometer berskala bengkok ini bekerja
dengan baik sampai kedalaman 5;10 dan 20 cm.Kelemahan jenis termometer ini
adalah mudahnya terjadi adhesi air raksa dengan dinding kaca karena radiasi
intensif dari sinar matahari,sehingga radiasi skala perlu dlindungi kain putih atau
selubung putih yang mengkilat(Rafii,1995).
2.9.Thermometer
Suhu udara adalah keadaan panas atau dinginnya udara. Alat untuk mengukur
suhu udara atau derajat panas disebut thermometer. Biasanya pengukur
dinyatakan dalam skala Celcius (C), Reamur (R), dan Fahrenheit (F).Suhu udara
tertinggi simuka bumi adalah di daerah tropis dan makin ke kutub semakin dingin.
Di lain pihak, pada waktu kita mendaki gunung, suhu udara terasa terasa dingin
jika ketinggian semakin bertambah. Kita sudah mengetahui bahwa tiap kenaikan
bertambah 100 meter maka suhu akan berkurang (turun) rata-rata 0,6 C.
Penurunan suhu semacam ini disebut gradient temperatur vertikal atau lapse rate.
Pada udara kering, lapse rate adalah 1 C(Benyamin, 1997).
III.METODOLOGI PERCOBAAN
3.3.Langkah Kerja
Adapun langkah kerja dari percobaan ini meliputi :
1.Memfoto alat-alat yang ada di BMKG.
2.Mengamati cara pengamatan alat-alat BMKG.
3.Mencatat penjelasan dari pembimbing.
IV.HASIL PENGAMATAN
Adapun hasil pengamatan dari percobaan yang telah dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Open Pan ( Panci Penguapan)
Keterangan :
2 1. Hook Gauge
2.Thermometer Apung
3
3. Cup Counter Anenometer 0,5m
3. Pipa siphon
2
4.Tabung Penampug
3
5.Body Penangkar
Keterangan :
3.Kran
4.Corong Sempit
4.Sangkar Cuaca
1 Keterangan :
1. Piche Evaporimeter
2.psychrometer
Dari hasil percobaan yang telah dilakukan maka dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut:
1. Cuaca adalah keadaan udara pada suatu waktu, dalam waktu singkat dan pada
suatu tempat atau daerah tertentu yang lingkup yang sempit.
2. Iklim adalah keadaan rata-rata cuaca dalam waktu satu tahun yang
penyelidikannya dilakukan dalam waktu yang lama (minimal 30 tahun) dan
meliputi wilayah yang luas perubahan pada iklim yang dipengaruhi langsung
atau tidak langsung oleh aktivitas manusia yang merubah komposisi atmosfer
yang akan memperbesar keragaman iklim teramati pada periode yang cukup
panjang.
3. Meteorologi adalah ilmu yang mempelajari gejala-gejala cuaca dalam ruang dan
waktu yang terbatas.
4. Klimatologi adalah ilmu yang mempelajari gejala-gejala cuaca secara umum
dalam waktu yang lebih lama dan pada daerah relatif luas.
DAFTAR PUSTAKA
Handoko. 1994. Klimatologi Dasar, landasan pemahaman fisika atmosfer dan unsur-
unsur iklim.PT. Dunia Pustaka Jaya, Jakarta.
Jumin, Hasan Basri. 2002. Agroekologi Suatu Pendekatan Fisiologi. PT Raja Grafindo
Persada, Jakarta