1
February 2017
ABSTRACT
One of the major health problem in Indonesia is the spreading of Acuquired Immune Deficiency Sidrome
(AIDS) and Human Immuno Deficiency Virus(HIV). The development of HIV-AIDS in Indonesia is very
alarming. The high number of people living with HIV-AIDS will affect on demography structure, health care
systems, national economic and social order. Combating HIV-AIDS face a variety of complex challenges,
requiring both a policy and action at the national, regional, and global. How to coverage prevention and
treatment of HIV-AIDS, strengthening the quality of health services, assurance of drug availability,
appropriate and effective regulation, elimination of stigma and discrimination, as well as tests and treatments
for patients. Indonesian government have to involve various parties in HIV-AIDS, especially from the field
of socio-cultural, educational, and religious for the prevention and improvement of patient care need to
change people's behavior.
memperkirakan sekitar 10-12 juta orang dewasa dan mayor dan gejala minor. Gejala minor atau ringan
anak-anak didunia telah terinfeksi dan setiap hari yaitu batuk kronis lebih dari satu bulan, bercak-
sebanyak 5000 orang tertular virus HIV. Menurut bercak merah dan gatal dipermukaan kulit pada
laporan dari WHO pada akhir tahun 2009, terdapat beberapa bagian tubuh, Herpes Zorter yang muncul
33,3 juta orang hidup dengan HIV dan 1,8 juta berulang-ulang, sariawan pada mulut dan
orang meninggal karenanya. Laju penularan infeksi tenggorokan yang disebabkan oleh jamur Candida
pada wanita jauh lebih cepat dari pada pria. Dari albicans, dan pembengkakan kelenjar getah bening
seluruh infeksi HIV 90% terjadi di negara yang menetap di sekujur tubuh. Gejala-gejala mayor
berkembang terutama di Asia. Beberapa negara yaitu demam yang berkepanjangan lebih dari tiga
yang paling parah terkena antara lain : Thailand bulan, diare kronis lebih dari satu bulan berulang-
diperkirakan antara 500 ribu dan 800 ribu ulang maupun terus-menerus dan penurunan berat
penduduknya telah terinfeksi, India sudah mencapai badan lebih 10 persen dalam kurun waktu tiga
rata-rata antara 2-5 juta, di Bombay sudah 50% bulan.
pekerja seks dan 22,5% perempuan hamil sudah
terinfeksi virus HIV. Sementara itu negara-negara SITUASI HIV-AIDS DI INDONESIA
maju telah berhasil menekan laju infeksi HIV di
Kasus penularan AIDS pertama di Indonesia
negaranya. Tahun 2020 penanganan AIDS
dilaporkan terjadi pada tahun 1987, kemudian
diseluruh dunia akan menghabiskan dana 514
disusul dengan kasus-kasus berikutnya, sehingga
milliar dollar AS. Setiap hari 7500 penduduk dunia
pada tanggal 31 januari 1995 tercatat pengidap HIV
terinfeksi HIV, lebih dari separo yang terinfeksi
rata-rata berusia dibawah 25 tahun (Aleka, 2016). 211 orang dan 69 penderita AIDS, 44 orang
diantaranya meninggal. Data terakhir bulan Juni
PERJALANAN PENYAKIT 1999 tercatat 88 mengidap HIV dan 26 penderita
AIDS (sampai dengan 31 Agustus 1999). Serupa
Masa inkubasi HIV berlangsung antara 5-7 dengan pola penyebaran dinegara lain, di
tahun setelah infeksi. Selama masa inkubasi jumlah Indonesiapun penyebaran HIV-AIDS pada awalnya
HIV dalam darah terus bertambah, sedangkan terjadi diantara orang-orang homo seks, kemudian
jumlah sel T semakin berkurang, sehingga muncul pada sekelompok kecil orang-orang yang
kekebalan tubuh menurun. Masa inkubasi terdiri berperilaku resiko tinggi seperti pecandu obat
dari beberapa tahap, yaitu tahap jendela, tahap narkotika dan para tuna susila. Namun pada
asimptomatik, dan tahap pembesaran kelenjar limfe. perkembanganya saat ini HIV-AIDS juga banyak
Tahap jendela (Window Period), terjadi setelah dialami ibu rumah tangga dan juga anak-anak
infeksi HIV, tenggang waktu 1-6 bulan, tes HIV (Kementrian RI, 2016).
negativ karena belum ada anti body HIV, tetapi
penderita dapat menularkan HIV kepada orang lain. Perkembangan HIV dan AIDS di Indonesia
Tahap asimptomatik, antara 5-10 tahun, tidak ada semakin memprihatinkan. Indonesia kini
gejala spesifik, tetapi bisa menularkan HIV pada dikategorikan sebagai negara dengan tingkat
orang lain. Tahap berikutnya terjadi pembesaran endemi HIV-AIDS terkonsentrasi. Data Badan
kelenjar limfe yang menetap dibanyak bagian Koordinasi Keluarga Berencana Nasional
tubuh. Selanjutnya terjadi penurunan sel T 4 (BKKBN) menyebutkan kondisi HIV-AIDS di
dibawah 200/microliter sehingga muncul berbagai dunia turun dari 40,3 juta pada tahun 2005 menjadi
macam penyakit, terutama penyakit-penyakit yang tinggal 33,2 juta pada 2007. Berdasarkan laporan
disebabkan infeksi oportunistik. Sebenarnya infeksi dari tahun ke tahun, kasus AIDS di Indonesia
oportunistik ini juga sudah sering muncul sebelum menunjukkan tren peningkatan yang terus-menerus.
seseorang mencapai masa AIDS, tetapi dia belum Berdasarkan laporan Ditjen Pencegahan Penyakit
akan dikatakan dalam kondisi AIDS apabila sel T4 dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Kemenkes RI
didalam darahnya masih diatas 200/microliter juga dapat dilihat jumlah kumulatif kasus AIDS di
(Dewi, 2013).
Indonesia sampai dengan akhir Juni 2011
WHO telah membuat kriteria gejala sebagai sebanyak 26.483 kasus (Stratnas Penanggulangan
pegangan dalam mendiagnosis AIDS, disebut gejala HIV-AIDS, 2011, Ditjen PP & PL, 2014).
2
Medical and Health Science Journal, Vol. 1, No. 1
February 2017
3
Medical and Health Science Journal, Vol. 1, No. 1
February 2017
yang diberikan untuk merawat pasien HIV-AIDS Penderita HIV-AIDS yang tidak dapat
dapat mempengaruhi program lainnya dan melaksanakan fungsinya untuk mencari nafkah,
menghabiskan sumber daya untuk aktivitas membesarkan anak, memberikan pendidikan
kesehatan lainnya. terhadap anak dan lain-lain. Demikian juga untuk
masa yang akan datang dampak ini akan terasa pada
3. Dampak Terhadap Ekonomi Nasional generasai berikutnya yakni terjadinya kemiskinan
yang lebih berat bagi keluarga maupun bagi negara.
Mengingat bahwa HIV lebih banyak
Anak-anak dari orang tua yang terinfeksi HIV
menjangkiti orang muda dan mereka yang berada
sebagian besar akan menjadi yatim piatu,
pada umur produktif utama (94% pada kelompok
kehilangan pendidikan dan sebagainya, sehingga
usia 19 sampai 49 tahun), epidemi HIV-AIDS
meningkatkan kerawanan sosial (Abdul, 2014).
memiliki dampak yang besar pada angkatan kerja,
akan meningkatkan terjadinya kemiskinan dan STRATEGI NASIONAL
ketidakseimbangan ekonomi. Dari sudut pandang
PENANGGULANGAN HIV-AIDS
individu HIV-AIDS berarti tidak dapat masuk kerja,
jumlah hari kerja yang berkurang, kesempatan yang Sasaran umum pembangunan jangka panjang
terbatas untuk mendapatkan pekerjaan dengan gaji kedua (PJP-II) sebagaimana dinyatakan dalam
yang lebih baik dan umur masa produktif yang lebih GBHN 1993 adalah terciptanya kwalitas manusia
pendek. Dampak individu ini selanjutnya menjadi dan kwalitas masyarakat Indonesia yang maju dan
dampak ekonomi pada keluarga dan komunitas. mandiri. Penyebaran HIV-AIDS dalam masyarakat
bukan semata-mata hanya masalah kesehatan saja,
Dampak pada dunia bisnis hilangnya
tetapi mempunyai implikasi politik, ekonomi,
keuntungan dan produktivitas yang diakibatkan oleh
sosial, etis, agama dan hukum, bahkan dampaknya
berkurangnya semangat kerja, meningkatnya
secara nyata cepat atau lambat menyentuh semua
ketidakhadiran karena izin sakit atau merawat
aspek kehidupan bangsa dan negara. Hal ini
anggota keluarga, percepatan masa penggantian
mengancam upaya bangsa untuk meningkatkan
pekerja karena kehilangan pekerja yang
kwalitas sumber daya manusia. Dalam rangka
berpengalaman lebih cepat dari yang seharusnya.
mengamankan jalannya pembangunan nasional,
HIV-AIDS juga berperan dalam berkurangnya
demi terciptanya kwalitas manusia yang
moral pekerja (takut akan diskriminasi, kehilangan
diharapkan, perlu peningkatan upaya
rekan kerja, rasa khawatir) dan juga pada
penaggulangan HIV-AIDS, yang melibatkan semua
penghasilan pekerja akibat meningkatnya biaya
sektor pembangunan nasional melalui program yang
perawatan medis dari pusat pelayanan kesehatan
terarah, terpadu dan menyeluruh. Untuk itu
para pekerja, pensiun dini, pembayaran dini dari
disusunlah strstegi nasional penanggulangan HIV-
dana pensiun akibat kematian dini, dan
AIDS yang komprehensif, menyeluruh dan multi
meningkatnya biaya asuransi.
sektor, guna mewujudkan satu gerak langkah dalam
4. Dampak Terhadap Tatanan Sosial penaggulangan AIDS tersebut dan yang
berdasarkan Keputusan Presiden NO. 36 tahun 1994
Adanya stigma dan diskriminasi akan tentang komisi penanggulangan AIDS (Ditjen
berdampak pada tatanan sosial masyarakat. PP&PL, 2014).
Penderita HIV-AIDS dapat kehilangan kasih sayang
dan kehangatan pergaulan sosial. Sebagian akan Strategi Nasional penanggulangan HIV-AIDS di
kehilangan pekerjaan dan sumber penghasilan yang Indonesia merupakan kerangka acuan dan panduan
pada akhirnya menimbulkan kerawanan sosial. untuk setiap upaya, baik oleh pemerintah,
Sebagaian mengalami keretakan rumah tangga masyarakat LSM, keluarga, perorangan, universitas
sampai perceraian. Jumlah anak yatim dan piatu dan lembaga-lembaga penelitian, donor dan badan-
akan bertambah yang akan menimbulkan masalah badan internasional agar dapat bekerja sama dalam
tersendiri. Oleh sebab itu keterbukaan dan
hilangnya stigma dan diskriminasi sangat perlu
mendapat perhatian dimasa mendatang
4
Medical and Health Science Journal, Vol. 1, No. 1
February 2017
kemitraan yang efektif dan saling melengkapi dengan sistematika: prinsip-prinsip dasar
dalam lingkup keahlian dan kepedulian masing- penanggulangan HIV-AIDS, lingkup program,
masing berdasarkan Pasal 5 Keputusan Presiden peran dan tanggung jawab, kerjasama internasional
nomor 36 Tahun 1994. Strategi Nasional ini disusun dan pendanaan (Ditjen PP&PL, 2014).
5
Medical and Health Science Journal, Vol. 1, No. 1
February 2017
e. Setiap orang berhak untuk mendapat informasi Tujuan program penanggulangan HIV-AIDS
yang benar untuk melindungi diri dan orang yaitu: mencegah penularan virus HIV, mengurangi
lain terhadap infeksi HIV. sebanyak mungkin penderitaan perorangan, serta
f. Setiap kebijakan, program, pelayanan dan dampak sosial dan ekonomis dari HIV-AIDS di
kegiatan harus tetap menghormati harkat dan seluruh Indonesia, menghimpun dan menyatukan
martabat dari para pengidap HIV, penderita upaya-upaya nasional untuk penanggulangan HIV-
AIDS dan keluarganya. AIDS.
g. Setiap pemeriksaan untuk mendiagnosa HIV-
AIDS harus didahului dengan penjelasan yang Sasaran program yaitu kelompok resiko tinggi
benar dan mendapat persetujuan yang (Wanita Tuna Susila /WTS, karyawati panti pijat,
bersangkutan (informed consent), sebelum dan night club, bar dan diskotik, waria dan gay,
sesudahnya harus diberikan konseling yang narapidana, penderita penyakit menular seksual),
memadai dan hasil pemeriksaan wajib dan kelompok resiko rendah (penerima donor darah,
dirahasiakan. ibu hamil, calon Tenaga Kerja Indonesia /TKI,
h. Diusahakan agar peraturan perundang- pelajar/mahasiswa, karyawan).
undangan mendukung dan selaras dengan
Kebijakan strategis nasional dalam penanggulangan
Strategi Nasional Penanggulangan HIV-AIDS
HIV-AIDS di Indonesia adalah sebagai berikut
di semua tingkat.
(Ditjen PP & PL, 2014; Abdul, 2014):
i. Setiap pemberi pelayanan kepada pengidap
HIV, penderita AIDS berkewajiban
memberikan pelayanan tanpa diskriminasi.
6
Medical and Health Science Journal, Vol. 1, No. 1
February 2017
a. Pemerintah pusat bertugas melakukan regulasi j. Pencapaian target program nasional juga
dan standarisasi secara nasional kegiatan memperhatikan komitmen dan target
program AIDS dan pelayanan bagi orang internasional.
dengan HIV-AIDS (ODHA)
b. Penyelenggaraan dan pelaksanaan program KESIMPULAN
dilakukan sesuai azas desentralisasi dengan
Dari data dan informasi yang telah dijabarkan
Kabupaten/kota sebagai titik berat manajemen
diatas, dapat disimpulkan bahwa
program;
c. Pemerintah berkewajiban menjamin 1. Penyakit HIV-AIDS merupakan penyakit
tersedianya obat antiretrovirus (ARV) maupun
menular, berbahaya, dan belum ada
reagen pemeriksaan secara berkesinambungan;
obatnya,dengan angka kematian tinggi.
d. Pengembangan layanan bagi ODHA dilakukan
2. Indonesia termasuk negara dengan penularan
melalui pengkajian menyeluruh dari berbagai HIV-AIDS yang tinggi.
aspek yang meliputi: situasi epidemi daerah, 3. Tingginya jumlah penderita HIV-AIDS
beban masalah dan kemampuan, komitmen, berdampak terhadap demografi, sistem
strategi dan perencanaan, kesinambungan, pelayanan kesehatan, ekonomi nasional dan
fasilitas, petugas kesehatan dan pembiayaan. tatanan sosial di Indonesia.
Sesuai dengan kewenangannya pengembangan 4. Pemerintah telah menyusun strategi dan
layanan ditentukan oleh Dinas Kesehatan. program penanggulangan penyebaran HIV-
e. Setiap pemeriksaan untuk mendiagnosa HIV-
AIDS.
AIDS harus didahului dengan penjelasan yang
5. Penaggulangan HIV-AIDS di Indonesia
benar dan mendapat persetujuan yang
memerlukan kerjasama berbagai pihak,
bersangkutan (informed consent). Konseling program yang terarah, terpadu dan menyeluruh,
yang memadai harus diberikan sebelum dan baik dari pemerintah, swasta, politikus, tokoh-
sesudah pemeriksaan, dan hasil pemeriksaan tokoh masyarakat, LSM bidang sosial budaya
diberitahukan kepada yang bersangkutan tetapi dan agama untuk merubah perilaku masyarakat
wajib dirahasiakan kepada pihak lain; Indonesia dalam penanggulangan HIV-AIDS.
f. Setiap pemberi pelayanan berkewajiban
memberikan layanan tanpa diskriminasi DAFTAR PUSTAKA
kepada ODHA. Layanan bagi ODHA
dilakukan secara holistik, komprehensif dan Abdul Najib, 2014. Pola Kebijakan Penanggulangan
integratif sesuai dengan konsep layanan Penularan HIV. Diakses dari
perawatan yang berkesinambungan. http://gemanwyogyakarta.blogspot.com/201
g. Keberpihakan kepada ODHA dan masyarakat 4/11/struktur-kami.html, 17 Januari 2016.
(patient and community centered); Upaya
mengurangi infeksi HIV pada pengguna napza Aleka Zulfikar, 2016. Strategi Penanggulangan
suntik melalui kegiatan pengurangan dampak HIV/AIDSEmail, Dinas Kesehatan Prov.
buruk (harm reduction) dilaksanakan secara Bengkulu, Seksi Penelitian dan Informasi
komprehensif dengan juga mengupayakan Kesehatan, email
penyembuhan dari ketergantungan napza; alekazulfikar73@mail.com. Diakses
h. Penguatan dan pengembangan program http://dinkes.bengkuluprov.go.id/ver1/index.
diprioritaskan bagi peningkatan mutu php/127-strategi-penanggulangan-hiv-
pelayanan, dan kemudahan akses terhadap aidsdari tgl : 15 Des 2016.
pencegahan, pelayanan dan pengobatan bagi
Dewipusphasary, 2014. Kecenderungan Epidemi
ODHA.
HIV. Diakses dari
i. Pengembangan layanan dilakukan secara
http://.blogspot.co.id/2014/10/kecenderunga
bertahap pada seluruh pelayanan yang ada
n-epidemi-hiv.html, 16 Desember 2016.
sesuai dengan fungsi dan strata pelayanan
dengan mempertimbangkan kemampuan dan
kesiapan sarana, tenaga dan dana.
7
Medical and Health Science Journal, Vol. 1, No. 1
February 2017
Ditjen PP & PL Kemenkes RI, 2014. Statistik Kementerian Kesehatan RI dan Perwakilan Tetap
Kasus HIV/AIDS di Indonesia. RI untuk PBB, 2016.Indonesia Tingkatkan
http://www.spiritia.or.id/Stats/StatCurr.php?l Komitmen Penanggulangan HIV-AIDS
ang=id&gg=1 Siaran Pers Bersama di New York, New
York, 9 Juni 2016. Diakses dari
Herlin Nuraeni Wijaya, 2014. Laporan http://www.depkes.go.id/article/view/160610
perkembangan hiv/aids berdasarkan jenis 00001/indonesia-tingkatkan-komitmen-
kelamin di indonesia tahun 2014, Sukabumi penanggulangan-hiv-aids.html
Health Science
Collage.http://herlinnuraeniwijaya.blogspot.c Lutfi Nurdiansyah, 2013. Kondisi HIV & AIDS Di
o.id/2014/10/laporan-perkembangan- Jawa Tengah 1993 S/D 31 Des 2013.Diakses
hivaids_13.html dari http://slideplayer.info/slide/3957089/,
15 Desember 2016.