Anda di halaman 1dari 8

Medical and Health Science Journal, Vol. 1, No.

1
February 2017

WASPADA EPIDEMI HIV-AIDS DI INDONESIA


Handayani
Lab. Farmakologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya
Email: dr.handayani@unusa.ac.id

ABSTRACT

One of the major health problem in Indonesia is the spreading of Acuquired Immune Deficiency Sidrome
(AIDS) and Human Immuno Deficiency Virus(HIV). The development of HIV-AIDS in Indonesia is very
alarming. The high number of people living with HIV-AIDS will affect on demography structure, health care
systems, national economic and social order. Combating HIV-AIDS face a variety of complex challenges,
requiring both a policy and action at the national, regional, and global. How to coverage prevention and
treatment of HIV-AIDS, strengthening the quality of health services, assurance of drug availability,
appropriate and effective regulation, elimination of stigma and discrimination, as well as tests and treatments
for patients. Indonesian government have to involve various parties in HIV-AIDS, especially from the field
of socio-cultural, educational, and religious for the prevention and improvement of patient care need to
change people's behavior.

Keywords: HIV-AIDS, the impact of policy, prevention, social, cultural, religious

PENDAHULUAN lainya. Tingginya angka kematian, selanjutnya


meningkatkan jumlah anak- anak yang kehilangan
Acuquired Immune Deficiency Sidrome (AIDS) orang tua, atau kurang mendapat asuhan yang baik
merupakan kumpulan gejala penyakit yang sehingga meningkatkan kerawanan sosial (Abdul,
disebabkan oleh virus Human Immuno Deficiency 2014).
Virus(HIV). Virus HIV mengakibatkan rusaknya
sistem kekebalan tubuh manusia, mengakibatkan Penanggulangan HIV-AIDS di Indonesia
penderita kehilangan daya tahan tubuh, sehingga menghadapi berbagai macam tantangan yang
mudah terinfeksi dan meninggal karena berbagai kompleks, sehingga membutuhkan kebijakan serta
penyakit infeksi, kanker dan lain-lain.Sampai saat tindakan di tingkat daerah, nasional, regional, dan
ini belum ditemukan vaksin pencegahan ataupun global. Program pencegahan dan pengobatan HIV;
obat yang dapat menyembuhkan penyakit ini secara penguatan kualitas pelayanan kesehatan; kepastian
tuntas. Jangka waktu antara terkena infeksi dan ketersediaan obat; regulasi yang tepat dan efektif;
munculnya gejala penyakit pada orang dewasa penghapusan stigma dan diskriminasi; serta tes dan
memakan waktu rata-rata 5-7 tahun. Selama kurun perawatan yang biayanya jangan sampai
waktu tersebut walaupun masih tampak sehat, memberatkan masyarakat. Indonesia terus
secara sadar maupun tidak pengidap HIV dapat meningkatkan komitmen kami dalam
menularkan virusnya pada orang lain (Aleka, 2016). penanggulangan AIDS (pidato Menteri Kesehatan,
Prof. Dr. dr. Nila F. Moeleok, pada High Level
Tingginya jumlah penderita HIV-AIDS akan Meeting of the General Assembly on HIV-AIDS
berdampak terhadap struktur demografi, sistem (HLM) di Markas Besar PBB, New York pada
pelayanan kesehatan, ekonomi nasional dan tatanan tanggal 9 Juni 2016).
sosial. Tingginya angka kesakitan dan kematian
pada usia produktif, akan mengakibatkan EPIDEMIOLOGI
berkurangnya jumlah penduduk usia produktif,
menurunya produktifitas kerja dan tingginya biaya Kasus HIV-AIDS pertama kali ditemukan pada
perawatan akan memberatkan perekonomian tahun 1981, dan saat ini kasusnya sudah menyebar
nasional. Tingginya angka kesakitan pada penderita di berbagai negara di dunia dengan jumlah yang
HIV-AIDS juga menambah beban pelayanan terus meningkat, menyerang pria, wanita serta anak-
kesehatan, dapat menurunkan mutu pelayanan yang anak. World Health Organisation (WHO)

Manuscript received December 2, 2016, accepted January 23, 2017 1


Medical and Health Science Journal, Vol. 1, No. 1
February 2017

memperkirakan sekitar 10-12 juta orang dewasa dan mayor dan gejala minor. Gejala minor atau ringan
anak-anak didunia telah terinfeksi dan setiap hari yaitu batuk kronis lebih dari satu bulan, bercak-
sebanyak 5000 orang tertular virus HIV. Menurut bercak merah dan gatal dipermukaan kulit pada
laporan dari WHO pada akhir tahun 2009, terdapat beberapa bagian tubuh, Herpes Zorter yang muncul
33,3 juta orang hidup dengan HIV dan 1,8 juta berulang-ulang, sariawan pada mulut dan
orang meninggal karenanya. Laju penularan infeksi tenggorokan yang disebabkan oleh jamur Candida
pada wanita jauh lebih cepat dari pada pria. Dari albicans, dan pembengkakan kelenjar getah bening
seluruh infeksi HIV 90% terjadi di negara yang menetap di sekujur tubuh. Gejala-gejala mayor
berkembang terutama di Asia. Beberapa negara yaitu demam yang berkepanjangan lebih dari tiga
yang paling parah terkena antara lain : Thailand bulan, diare kronis lebih dari satu bulan berulang-
diperkirakan antara 500 ribu dan 800 ribu ulang maupun terus-menerus dan penurunan berat
penduduknya telah terinfeksi, India sudah mencapai badan lebih 10 persen dalam kurun waktu tiga
rata-rata antara 2-5 juta, di Bombay sudah 50% bulan.
pekerja seks dan 22,5% perempuan hamil sudah
terinfeksi virus HIV. Sementara itu negara-negara SITUASI HIV-AIDS DI INDONESIA
maju telah berhasil menekan laju infeksi HIV di
Kasus penularan AIDS pertama di Indonesia
negaranya. Tahun 2020 penanganan AIDS
dilaporkan terjadi pada tahun 1987, kemudian
diseluruh dunia akan menghabiskan dana 514
disusul dengan kasus-kasus berikutnya, sehingga
milliar dollar AS. Setiap hari 7500 penduduk dunia
pada tanggal 31 januari 1995 tercatat pengidap HIV
terinfeksi HIV, lebih dari separo yang terinfeksi
rata-rata berusia dibawah 25 tahun (Aleka, 2016). 211 orang dan 69 penderita AIDS, 44 orang
diantaranya meninggal. Data terakhir bulan Juni
PERJALANAN PENYAKIT 1999 tercatat 88 mengidap HIV dan 26 penderita
AIDS (sampai dengan 31 Agustus 1999). Serupa
Masa inkubasi HIV berlangsung antara 5-7 dengan pola penyebaran dinegara lain, di
tahun setelah infeksi. Selama masa inkubasi jumlah Indonesiapun penyebaran HIV-AIDS pada awalnya
HIV dalam darah terus bertambah, sedangkan terjadi diantara orang-orang homo seks, kemudian
jumlah sel T semakin berkurang, sehingga muncul pada sekelompok kecil orang-orang yang
kekebalan tubuh menurun. Masa inkubasi terdiri berperilaku resiko tinggi seperti pecandu obat
dari beberapa tahap, yaitu tahap jendela, tahap narkotika dan para tuna susila. Namun pada
asimptomatik, dan tahap pembesaran kelenjar limfe. perkembanganya saat ini HIV-AIDS juga banyak
Tahap jendela (Window Period), terjadi setelah dialami ibu rumah tangga dan juga anak-anak
infeksi HIV, tenggang waktu 1-6 bulan, tes HIV (Kementrian RI, 2016).
negativ karena belum ada anti body HIV, tetapi
penderita dapat menularkan HIV kepada orang lain. Perkembangan HIV dan AIDS di Indonesia
Tahap asimptomatik, antara 5-10 tahun, tidak ada semakin memprihatinkan. Indonesia kini
gejala spesifik, tetapi bisa menularkan HIV pada dikategorikan sebagai negara dengan tingkat
orang lain. Tahap berikutnya terjadi pembesaran endemi HIV-AIDS terkonsentrasi. Data Badan
kelenjar limfe yang menetap dibanyak bagian Koordinasi Keluarga Berencana Nasional
tubuh. Selanjutnya terjadi penurunan sel T 4 (BKKBN) menyebutkan kondisi HIV-AIDS di
dibawah 200/microliter sehingga muncul berbagai dunia turun dari 40,3 juta pada tahun 2005 menjadi
macam penyakit, terutama penyakit-penyakit yang tinggal 33,2 juta pada 2007. Berdasarkan laporan
disebabkan infeksi oportunistik. Sebenarnya infeksi dari tahun ke tahun, kasus AIDS di Indonesia
oportunistik ini juga sudah sering muncul sebelum menunjukkan tren peningkatan yang terus-menerus.
seseorang mencapai masa AIDS, tetapi dia belum Berdasarkan laporan Ditjen Pencegahan Penyakit
akan dikatakan dalam kondisi AIDS apabila sel T4 dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Kemenkes RI
didalam darahnya masih diatas 200/microliter juga dapat dilihat jumlah kumulatif kasus AIDS di
(Dewi, 2013).
Indonesia sampai dengan akhir Juni 2011
WHO telah membuat kriteria gejala sebagai sebanyak 26.483 kasus (Stratnas Penanggulangan
pegangan dalam mendiagnosis AIDS, disebut gejala HIV-AIDS, 2011, Ditjen PP & PL, 2014).

2
Medical and Health Science Journal, Vol. 1, No. 1
February 2017

Gambar 1. Kecenderungan epidemi HIV di Indonesia


Kecenderungan peningkatan kasus HIV-AIDS di Indonesia dari tahun ke tahun, serta cara penularanya

Beberapa penyebab dari tertularnya seseorang oleh DAMPAK


HIV-AIDS antara lain:
1. Dampak Demografi
1. Mereka yang mempunyai banyak pasangan
seksual, baik homo maupun hetero. Efek jangka panjang endemi HIV-AIDS yang
2. Penerima transfuse darah. meluas seperti yang telah terjadi di Papua adalah
3. Bayi yang dilahirkan dari ibu yang positif HIV. dampaknya demografi. Karena tingginya proporsi
4. Pecandu narkotika secara suntikan. kelompok umur yang lebih muda terkena penyakit
5. Pasangan dari pengidap AIDS atau yang positif yang membahayakan ini, dapat diperkirakan
HIV. nantinya akan menurunkan angka harapan hidup.
6. Prilaku seks beresiko tinggi dan makin Hal ini menjadi masalah yang penting karena
maraknya industry seks. hilangnya individu yang terlatih dalam jumlah besar
7. Kurangnya informasi tentang penularan tidak akan mudah dapat digantikan. Biaya karena
HIV/AIDS dan masalah budaya kehilangan seperti itu seperti meningkatnya pekerja
yang tidak hadir, meningkatnya biaya pelatihan,
Faktor lain yang menyebabkan terus pendapatan yang berkurang, dan sumber daya yang
meningkatnya kasus AIDS di Indonesia adalah seharusnya dipakai untuk aktivitas produktif
masih kurangnya informasi tentang penularan HIV- terpaksa dialihkan pada perawatan kesehatan, waktu
AIDS dan dan masalah budaya. Kultur kita masih yang terbuang untuk merawat anggota keluarga
belum terbuka untuk membicarakan masalah yang yang sakit, dan lainnya,juga akan meningkat.
sensitif. Seks masih dianggap tabu untuk
dibicarakan. Akhir akhir ini banyak ibu rumah 2. Dampak Terhadap Sistem Pelayanan
tangga yang baik-baik tertular virus HIV-AIDS Kesehatan
dari suaminya yang sering melakukan hubungan
Tingginya tingkat penyebaran HIV-AIDS
seksual selain dengan istrinya. Hal ini disebabkan
berarti bahwa semakin banyak orang sakit, dan
oleh budaya permisif, sehingga perempuan tidak
membutuhkan jasa pelayanan kesehatan. Biaya
berdaya serta tidak mempunyai bargaining position
langsung dari perawatan kesehatan tersebut semakin
(posisi rebut tawar) terhadap suaminya. Kaum
lama akan menjadi semakin besar. Banyak waktu
perempuan tidak memiliki pengetahuan akan
yang dihabiskan oleh anggota keluarga untuk
bahaya yang mengancamnya (Herlin, 2014).
merawat pasien, dan tidak dapat melakukan
aktivitas yang produktif. Waktu dan sumber daya

3
Medical and Health Science Journal, Vol. 1, No. 1
February 2017

yang diberikan untuk merawat pasien HIV-AIDS Penderita HIV-AIDS yang tidak dapat
dapat mempengaruhi program lainnya dan melaksanakan fungsinya untuk mencari nafkah,
menghabiskan sumber daya untuk aktivitas membesarkan anak, memberikan pendidikan
kesehatan lainnya. terhadap anak dan lain-lain. Demikian juga untuk
masa yang akan datang dampak ini akan terasa pada
3. Dampak Terhadap Ekonomi Nasional generasai berikutnya yakni terjadinya kemiskinan
yang lebih berat bagi keluarga maupun bagi negara.
Mengingat bahwa HIV lebih banyak
Anak-anak dari orang tua yang terinfeksi HIV
menjangkiti orang muda dan mereka yang berada
sebagian besar akan menjadi yatim piatu,
pada umur produktif utama (94% pada kelompok
kehilangan pendidikan dan sebagainya, sehingga
usia 19 sampai 49 tahun), epidemi HIV-AIDS
meningkatkan kerawanan sosial (Abdul, 2014).
memiliki dampak yang besar pada angkatan kerja,
akan meningkatkan terjadinya kemiskinan dan STRATEGI NASIONAL
ketidakseimbangan ekonomi. Dari sudut pandang
PENANGGULANGAN HIV-AIDS
individu HIV-AIDS berarti tidak dapat masuk kerja,
jumlah hari kerja yang berkurang, kesempatan yang Sasaran umum pembangunan jangka panjang
terbatas untuk mendapatkan pekerjaan dengan gaji kedua (PJP-II) sebagaimana dinyatakan dalam
yang lebih baik dan umur masa produktif yang lebih GBHN 1993 adalah terciptanya kwalitas manusia
pendek. Dampak individu ini selanjutnya menjadi dan kwalitas masyarakat Indonesia yang maju dan
dampak ekonomi pada keluarga dan komunitas. mandiri. Penyebaran HIV-AIDS dalam masyarakat
bukan semata-mata hanya masalah kesehatan saja,
Dampak pada dunia bisnis hilangnya
tetapi mempunyai implikasi politik, ekonomi,
keuntungan dan produktivitas yang diakibatkan oleh
sosial, etis, agama dan hukum, bahkan dampaknya
berkurangnya semangat kerja, meningkatnya
secara nyata cepat atau lambat menyentuh semua
ketidakhadiran karena izin sakit atau merawat
aspek kehidupan bangsa dan negara. Hal ini
anggota keluarga, percepatan masa penggantian
mengancam upaya bangsa untuk meningkatkan
pekerja karena kehilangan pekerja yang
kwalitas sumber daya manusia. Dalam rangka
berpengalaman lebih cepat dari yang seharusnya.
mengamankan jalannya pembangunan nasional,
HIV-AIDS juga berperan dalam berkurangnya
demi terciptanya kwalitas manusia yang
moral pekerja (takut akan diskriminasi, kehilangan
diharapkan, perlu peningkatan upaya
rekan kerja, rasa khawatir) dan juga pada
penaggulangan HIV-AIDS, yang melibatkan semua
penghasilan pekerja akibat meningkatnya biaya
sektor pembangunan nasional melalui program yang
perawatan medis dari pusat pelayanan kesehatan
terarah, terpadu dan menyeluruh. Untuk itu
para pekerja, pensiun dini, pembayaran dini dari
disusunlah strstegi nasional penanggulangan HIV-
dana pensiun akibat kematian dini, dan
AIDS yang komprehensif, menyeluruh dan multi
meningkatnya biaya asuransi.
sektor, guna mewujudkan satu gerak langkah dalam
4. Dampak Terhadap Tatanan Sosial penaggulangan AIDS tersebut dan yang
berdasarkan Keputusan Presiden NO. 36 tahun 1994
Adanya stigma dan diskriminasi akan tentang komisi penanggulangan AIDS (Ditjen
berdampak pada tatanan sosial masyarakat. PP&PL, 2014).
Penderita HIV-AIDS dapat kehilangan kasih sayang
dan kehangatan pergaulan sosial. Sebagian akan Strategi Nasional penanggulangan HIV-AIDS di
kehilangan pekerjaan dan sumber penghasilan yang Indonesia merupakan kerangka acuan dan panduan
pada akhirnya menimbulkan kerawanan sosial. untuk setiap upaya, baik oleh pemerintah,
Sebagaian mengalami keretakan rumah tangga masyarakat LSM, keluarga, perorangan, universitas
sampai perceraian. Jumlah anak yatim dan piatu dan lembaga-lembaga penelitian, donor dan badan-
akan bertambah yang akan menimbulkan masalah badan internasional agar dapat bekerja sama dalam
tersendiri. Oleh sebab itu keterbukaan dan
hilangnya stigma dan diskriminasi sangat perlu
mendapat perhatian dimasa mendatang

4
Medical and Health Science Journal, Vol. 1, No. 1
February 2017

kemitraan yang efektif dan saling melengkapi dengan sistematika: prinsip-prinsip dasar
dalam lingkup keahlian dan kepedulian masing- penanggulangan HIV-AIDS, lingkup program,
masing berdasarkan Pasal 5 Keputusan Presiden peran dan tanggung jawab, kerjasama internasional
nomor 36 Tahun 1994. Strategi Nasional ini disusun dan pendanaan (Ditjen PP&PL, 2014).

Gambar 2. Peta Epidemi HIV di Indonesia

HIV-AIDS di Indonesia ditangani oleh Komisi a. Upaya penanggulangan HIV-AIDS


Penanggulangan AIDS (KPA) Nasional dan Badan dilaksanakan bersama oleh masyarakat dan
Koordinasi Keluarga Berencana Nasional pemerintah.
(BKKBN) dan memiliki Strategi Penanggulangan b. Setiap upaya penanggulangan harus
AIDS Nasional untuk wilayah Indonesia. Ada 79 mencerminkan nilai-nilai agama dan budaya
daerah prioritas di mana epidemi AIDS sedang yang ada di Indonesia.
meluas, dengan delapan provinsi prioritas yaitu : c. Setiap kegiatan diarahkan untuk
Papua, Papua Barat, Sumatera Utara, Jawa Timur, mempertahankan dan memperkukuh
Jakarta, Kepulauan Riau, Jawa Barat, dan Jawa ketahanan dan kesejahteraan keluarga, serta
Tengah. Kegiatan penanggulangan meliputi sistem dukungan sosial yang mengakar dalam
pencegahan, pelayanan, pemantauan, pengedalian masyarakat.
dan penyuluhan dll. d. Pencegahan HIV-AIDS diarahkan pada upaya
pendidikan dan penyuluhan untuk
Beberapa prinsip dalam penanggulangan HIV- memantapkan perilaku yang baik dan
AIDS yaitu (Lutfi , 2013, Dewi, 2014): mengubah perilaku yang berisiko tinggi.

5
Medical and Health Science Journal, Vol. 1, No. 1
February 2017

Gambar 3. 10 Provinsi dengan jumlah penderita HIV-AIDS terbanyak di Indonesia

e. Setiap orang berhak untuk mendapat informasi Tujuan program penanggulangan HIV-AIDS
yang benar untuk melindungi diri dan orang yaitu: mencegah penularan virus HIV, mengurangi
lain terhadap infeksi HIV. sebanyak mungkin penderitaan perorangan, serta
f. Setiap kebijakan, program, pelayanan dan dampak sosial dan ekonomis dari HIV-AIDS di
kegiatan harus tetap menghormati harkat dan seluruh Indonesia, menghimpun dan menyatukan
martabat dari para pengidap HIV, penderita upaya-upaya nasional untuk penanggulangan HIV-
AIDS dan keluarganya. AIDS.
g. Setiap pemeriksaan untuk mendiagnosa HIV-
AIDS harus didahului dengan penjelasan yang Sasaran program yaitu kelompok resiko tinggi
benar dan mendapat persetujuan yang (Wanita Tuna Susila /WTS, karyawati panti pijat,
bersangkutan (informed consent), sebelum dan night club, bar dan diskotik, waria dan gay,
sesudahnya harus diberikan konseling yang narapidana, penderita penyakit menular seksual),
memadai dan hasil pemeriksaan wajib dan kelompok resiko rendah (penerima donor darah,
dirahasiakan. ibu hamil, calon Tenaga Kerja Indonesia /TKI,
h. Diusahakan agar peraturan perundang- pelajar/mahasiswa, karyawan).
undangan mendukung dan selaras dengan
Kebijakan strategis nasional dalam penanggulangan
Strategi Nasional Penanggulangan HIV-AIDS
HIV-AIDS di Indonesia adalah sebagai berikut
di semua tingkat.
(Ditjen PP & PL, 2014; Abdul, 2014):
i. Setiap pemberi pelayanan kepada pengidap
HIV, penderita AIDS berkewajiban
memberikan pelayanan tanpa diskriminasi.

6
Medical and Health Science Journal, Vol. 1, No. 1
February 2017

a. Pemerintah pusat bertugas melakukan regulasi j. Pencapaian target program nasional juga
dan standarisasi secara nasional kegiatan memperhatikan komitmen dan target
program AIDS dan pelayanan bagi orang internasional.
dengan HIV-AIDS (ODHA)
b. Penyelenggaraan dan pelaksanaan program KESIMPULAN
dilakukan sesuai azas desentralisasi dengan
Dari data dan informasi yang telah dijabarkan
Kabupaten/kota sebagai titik berat manajemen
diatas, dapat disimpulkan bahwa
program;
c. Pemerintah berkewajiban menjamin 1. Penyakit HIV-AIDS merupakan penyakit
tersedianya obat antiretrovirus (ARV) maupun
menular, berbahaya, dan belum ada
reagen pemeriksaan secara berkesinambungan;
obatnya,dengan angka kematian tinggi.
d. Pengembangan layanan bagi ODHA dilakukan
2. Indonesia termasuk negara dengan penularan
melalui pengkajian menyeluruh dari berbagai HIV-AIDS yang tinggi.
aspek yang meliputi: situasi epidemi daerah, 3. Tingginya jumlah penderita HIV-AIDS
beban masalah dan kemampuan, komitmen, berdampak terhadap demografi, sistem
strategi dan perencanaan, kesinambungan, pelayanan kesehatan, ekonomi nasional dan
fasilitas, petugas kesehatan dan pembiayaan. tatanan sosial di Indonesia.
Sesuai dengan kewenangannya pengembangan 4. Pemerintah telah menyusun strategi dan
layanan ditentukan oleh Dinas Kesehatan. program penanggulangan penyebaran HIV-
e. Setiap pemeriksaan untuk mendiagnosa HIV-
AIDS.
AIDS harus didahului dengan penjelasan yang
5. Penaggulangan HIV-AIDS di Indonesia
benar dan mendapat persetujuan yang
memerlukan kerjasama berbagai pihak,
bersangkutan (informed consent). Konseling program yang terarah, terpadu dan menyeluruh,
yang memadai harus diberikan sebelum dan baik dari pemerintah, swasta, politikus, tokoh-
sesudah pemeriksaan, dan hasil pemeriksaan tokoh masyarakat, LSM bidang sosial budaya
diberitahukan kepada yang bersangkutan tetapi dan agama untuk merubah perilaku masyarakat
wajib dirahasiakan kepada pihak lain; Indonesia dalam penanggulangan HIV-AIDS.
f. Setiap pemberi pelayanan berkewajiban
memberikan layanan tanpa diskriminasi DAFTAR PUSTAKA
kepada ODHA. Layanan bagi ODHA
dilakukan secara holistik, komprehensif dan Abdul Najib, 2014. Pola Kebijakan Penanggulangan
integratif sesuai dengan konsep layanan Penularan HIV. Diakses dari
perawatan yang berkesinambungan. http://gemanwyogyakarta.blogspot.com/201
g. Keberpihakan kepada ODHA dan masyarakat 4/11/struktur-kami.html, 17 Januari 2016.
(patient and community centered); Upaya
mengurangi infeksi HIV pada pengguna napza Aleka Zulfikar, 2016. Strategi Penanggulangan
suntik melalui kegiatan pengurangan dampak HIV/AIDSEmail, Dinas Kesehatan Prov.
buruk (harm reduction) dilaksanakan secara Bengkulu, Seksi Penelitian dan Informasi
komprehensif dengan juga mengupayakan Kesehatan, email
penyembuhan dari ketergantungan napza; alekazulfikar73@mail.com. Diakses
h. Penguatan dan pengembangan program http://dinkes.bengkuluprov.go.id/ver1/index.
diprioritaskan bagi peningkatan mutu php/127-strategi-penanggulangan-hiv-
pelayanan, dan kemudahan akses terhadap aidsdari tgl : 15 Des 2016.
pencegahan, pelayanan dan pengobatan bagi
Dewipusphasary, 2014. Kecenderungan Epidemi
ODHA.
HIV. Diakses dari
i. Pengembangan layanan dilakukan secara
http://.blogspot.co.id/2014/10/kecenderunga
bertahap pada seluruh pelayanan yang ada
n-epidemi-hiv.html, 16 Desember 2016.
sesuai dengan fungsi dan strata pelayanan
dengan mempertimbangkan kemampuan dan
kesiapan sarana, tenaga dan dana.

7
Medical and Health Science Journal, Vol. 1, No. 1
February 2017

Ditjen PP & PL Kemenkes RI, 2014. Statistik Kementerian Kesehatan RI dan Perwakilan Tetap
Kasus HIV/AIDS di Indonesia. RI untuk PBB, 2016.Indonesia Tingkatkan
http://www.spiritia.or.id/Stats/StatCurr.php?l Komitmen Penanggulangan HIV-AIDS
ang=id&gg=1 Siaran Pers Bersama di New York, New
York, 9 Juni 2016. Diakses dari
Herlin Nuraeni Wijaya, 2014. Laporan http://www.depkes.go.id/article/view/160610
perkembangan hiv/aids berdasarkan jenis 00001/indonesia-tingkatkan-komitmen-
kelamin di indonesia tahun 2014, Sukabumi penanggulangan-hiv-aids.html
Health Science
Collage.http://herlinnuraeniwijaya.blogspot.c Lutfi Nurdiansyah, 2013. Kondisi HIV & AIDS Di
o.id/2014/10/laporan-perkembangan- Jawa Tengah 1993 S/D 31 Des 2013.Diakses
hivaids_13.html dari http://slideplayer.info/slide/3957089/,
15 Desember 2016.

Anda mungkin juga menyukai