Anda di halaman 1dari 12

Analisis Desain Kegiatan Laboratorium (DKL) Materi Struktur Jaringan Tumbuhan

dalam Teknologi pada Buku Teks Siswa SMP Kelas VIII Berdasarkan Kurikulum 2013

Eka Imbia Agus Diartika1*, Ika Prastikasari2


1,2
Pendididikan Biologi, FMIPA, Universitas Negeri Malang
Jalan Semarang No.5 Malang
*e-mail: eka.imbia@gmail.com

ABSTRAK
Desain Kegiatan Laboratorium (DKL) dirancang untuk memenuhi Standar Komptensi Lulusan (SKL)
berdasarkan Kurikulum 2013 mata pelajaran IPA. DKL merupakan cara yang efektif untuk membuktikan
konsep dan teori dalam sains. Melalui kegiatan laboratorium, pembelajaran dapat ditingkatkan dan lebih
menarik bagi siswa maupun guru. Namun, DKL masih belum mencapai kriteria ideal suatu petunjuk
praktikum. Oleh karena itu, dilakukan tindakan review terhadap DKL dari buku teks siswa SMP kelas VIII.
Tujuan dilakukan analisis tersebut yaitu untuk mengetahui permasalahan dalam DKL di sekolah, khususnya
yang berkaitan dengan pencapaian Kompetensi Dasar. Metode yang digunakan dalam penulisan paper ini
yaitu studi pustaka dan pendekatan analisis kualitatif. Materi dalam Desain Kegiatan Laboratorium yang
dianalisis yaitu Pemanfaatan Struktur Jaringan Tumbuhan dalam Teknologi berdasarkan Kompetensi Dasar 3.2
Menjelaskan keterkaitan struktur jaringan tumbuhan dan fungsinya, serta berbagai pemanfaatannya dalam
teknologi yang terilhami oleh struktur tersebut dan 4.2 Melakukan pengamatan terhadap struktur jaringan
tumbuhan, serta menghasilkan ide teknologi sederhana yang terilhami oleh struktur tersebut (misalnya
desain bangunan). Berdasarkan hasil analisis DKL, ditemukan bahwasanya DKL ini masih belum
representatif untuk mencapai KD, yaitu DKL hanya mengarahkan pada pengamatan saja, belum mengarah ke
implementasi teknologi. Dengan demikian, DKL tersebut perlu direkonstruksi.
Kata kunci: Desain Kegiatan Laboratorium, Struktur Tumbuhan dalam Teknologi, Buku Teks Siswa SMP
Kelas VIII.

PENDAHULUAN

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional mengenai Standar


Kompetensi Lulusan (SKL) SMP/MTs kelas VIII pada Kurikulum 2013, lulusan
SMP/MTs kelas VIII harus memenuhi beberapa standar sikap, pengetahuan, dan
keterampilan. Untuk aspek sikap, siswa harus memiliki perilaku yang
mencerminkan sikap orang beriman, berakhlak mulia, berilmu, percaya diri, dan
bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial
dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya. Untuk aspek
pengetahuan, siswa harus memiliki pengetahuan faktual, konseptual, dan
prosedural dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena
dan kejadian yang tampak mata. Untuk aspek keterampilan, siswa harus miliki
kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif dalam ranah abstrak dan
konkret sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain sejenis.
Penjabaran di atas senada dengan hakikat sains sebagai suatu produk dan
proses. Sains sebagai suatu produk menunjukkan bahwa di dalam sains terdapat
sejumlah fakta, hukum, prinsip, dan teori yang kebenarannya sudah dapat
diterima. Sementara sains sebagai proses mengandung arti bahwa diperlukan
suatu proses tertentu yang harus dilakukan untuk memperoleh suatu
pengetahuan (Rustaman dkk., 2003). Proses ini akan melibatkan siswa untuk aktif
menemukan pengetahuan (process objectives) (Supriatno, 2009). Pengalaman
langsung yang lebih dikenal dengan learning by doing, akan memberikan kesan
paling utuh dan paling bermakna mengenai informasi dan gagasan yang
terkandung karena melibatkan indera penglihatan, pendengaran, peraba,
penciuman dan pengecapan (Supriatno, 2009). Dengan memperhatikan SKL dan
hakikat sains di atas maka kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan hal tersebut
antara lain melalui kegiatan laboratorium yang mengacu pada suatu desain
kegiatan laboratorium. Kegiatan laboratorium merupakan cara yang efektif untuk
membuktikan konsep dan teori dalam sains. Melalui kegiatan laboratorium,
pembelajaran dapat ditingkatkan dan menjadi lebih menarik bagi siswa maupun
guru. Namun demikian, banyak desain kegiatan laboratorium yang digunakan
untuk memandu kegiatan laboratorium siswa yang belum mencapai kriteria ideal
suatu petunjuk praktikum.
Melalui kegiatan ini, dilakukan analisis terhadap salah satu desain kegiatan
laboratorium mengenai konsep yang terdapat dalam Kurikulum 2013 mata
pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), khususnya materi Biologi di Sekolah
Menengah Pertama (SMP). Materi dalam Desain Kegiatan Laboratorium ini yaitu
Pemanfaatan Struktur Jaringan Tumbuhan dalam Teknologi berdasarkan
Kompetensi Dasar 3.2 Menjelaskan keterkaitan struktur jaringan tumubuhan dan
fungsinya, serta berbagai pemanfaatannya dalam teknologi yang terilhami oleh
struktur tersebut dan 4.2 Melakukan pengamatan terhadap struktur jaringan
tumbuhan, serta menghasilkan ide teknologi sederhana yang terilhami oleh
struktur tersebut (misalnya desain bangunan). Kemudian dilakukan analisis
potensi materi, termasuk cara memperoleh fakta yang menunjang/ relevan dapat
ditemukan melalui proses pengamatan. Hal ini dilakukan untuk mengembangkan
suatu kompetensi.
Berdasarkan hasil analisis, ditemukan permasalahan dalam suatu desain
kegiatan laboratorium yang sudah ada di sekolah, yaitu belum sesuai dengan
Kompetensi Dasar yang seharusnya dicapai, yaitu mengembangkan teknologi
ditinjau dari struktur jaringan tumbuhan. Pada desain laboratorium ini hanya
dilakukan dengan mengamati bagian tumbuhan, belum mengarah ke teknologi.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka diperlukan pengembangan kegiatan
laboratorium pada konsep Struktur Jaringan Tumbuhan dalam Teknologi, supaya
bisa lebih disesuaikan lagi dengan Kompetensi Dasar yang seharusnya dicapai.

METODE PENELITIAN
Alat dan Bahan yang digunakan meliputi Buku Teks Siswa SMP kelas VIII
dan Silabus Kurikulum 2013 untuk SMP Kelas VIII. Waktu penelitian 27-30
Desember 2016 di Universitas Pendidikan Indonesia. Metode yang digunakan
dalam penulisan paper ini yaitu studi pustaka dan pendekatan analisis kualitatif.
Analisis dilakukan terhadap petunjuk praktikum, kemudian dikaitkan dengan
analisis potensi materi ditinjau dari kompetensi dasar yang dikembangkan dan
kurikulum. Kemudian direncanakan Desain Kegiatan Laboratorium (DKL)
rekonstruksi.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisis Potensi Materi
Kompetensi yang Berkembang
Pada materi Struktur Jaringan Tumbuhan dalam Teknologi ini seharusnya
dapat mengembangkan beberapa Kompetensi Dasar sesuai dengan Lampiran
Permendikbud 81A Tahun 2013 sebagai berikut.
a. Langkah pembelajaran mengamati dengan melihat, membaca, menyimak, dan
mengidentifikasi mengenai materi Struktur Jaringan Tumbuhan dapat melatih
kesungguhan dan ketelitian dalam mencari informasi.
b. Dalam pengamatan, siswa diperbolehkan menanya mengenai informasi yang
tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan
informasi tambahan tentang apa yang diamati (dimulai dari pertanyaan faktual
hingga spesifik), akan mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu,
kemampuan merumuskan pertanyaan untuk berpikir kritis untuk hidup cerdas
dan belajar sepanjang hayat.
c. Mengumpulkan informasi dengan eksperimen mengenai Struktur Jaringan
Tumbuhan dapat mengembangkan sikap teliti, jujur, sopan, menghargai
pendapat teman, kemampuan berkomunikasi, mengembangkan kebiasaan
belajar sepanjang hayat.
d. Mengasosiasikan dilakukan dengan cara mengolah informasi yang sudah
dikumpulkan dari hasil eksperimen, pengamatan, dan mengumpulkan
informasi. Hal ini dapat mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan,
kerja keras, kemampuan menerapkan prosedur, kemampuan berpikir induktif
dan deduktif dalam menyimpulkan. Dalam hal ini siswa dituntut
mengasosiasikan Struktur Jaringan Tumbuhan dalam penerapan teknologi.
Fakta yang Ditemukan
Berdasarkan materi yang dipilih, yaitu Struktur Jaringan Tumbuhan dalam
Teknologi, ada beberapa fakta yang ditemukan dan dapat digunakan untuk
mengembangkan kemampuan siswa. Proses penemuan fakta (observasi dan
pengumpulan data) dapat digunakan untuk mengembangkan ketrampilan dasar
dan sikap ilmiah. Dalam hal ini fakta yang diamati yaitu berupa Struktur Jaringan
Tumbuhan (akar, batang, dan daun). Pengamatan dilakukan dengan bantuan
mikroskop. Melalui pengamatan jaringan pada tumbuhan, maka akan didapatkan
beberapa fakta, antara lain:
Struktur jaringan yang menyusun jaringan akar tumbuhan dari luar ke
dalam adalah epidermis, korteks, endodermis, dan silinder pusat. Struktur
jaringan yang menyusun batang pada tumbuhan dari luar ke dalam adalah
epidermis, kortek, dan slinder pusat. Dari permukaan atas ke bawah, urutan
jaringan penyusun daun adalah sebagai berikut: epidermis atas, parenkim
palisade (jaringan tiang), parenkim sponsa (jaringan bunga karang), dan
epidermis bawah. Pengamatan ini akan mendorong siswa dalam menemukan
fakta dan akan mengembangkan kemampuan siswa, salah satunya kesungguhan
dan ketelitian dalam mencari informasi, serta memiliki sikap ilmiah.
Fakta yang beragam dari lingkungan dapat digunakan untuk
mengembangkan kemampuan klasifikasi. Dalam hal ini fakta yang ditemukan di
lingkungan berupa beragamnya teknologi yang dapat dikembangkan dari
Struktur Jaringan Tumbuhan. Berdasarkan fakta tersebut siswa dapat
mengasosiasikan dan diharapkan dapat mengembangkan teknologi baru yang
terilhami dari Struktur Jaringan Tumbuhan. Namun demikian, pada Desain
Kegiatan Laboratorium yang diambil contoh ini belum menunjukkan adanya
proses berpikir kreatif siswa dalam mengembangkan teknologi berdasarkan
Struktur Jaringan Tumbuhan.
Analisis Kurikulum
Berikut ini adalah KI, KD dan Indikator Pencapaian Kompetensi tentang
Struktur dan Fungsi Jaringan Tumbuhan serta Pemanfaatannya dalam Teknologi.
KI dan KD diambil dari Lampiran Permen Dikbud No 68 tahun 2013. Indikator
yang tercantum pada buku ini dapat lebih dikembangkan lagi oleh guru.
Kompetensi Inti
3. Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan
prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
Kompetensi Dasar
1.2 Menjelaskan keterkaitan struktur jaringan tumbuhan dan fungsinya, serta
berbagai pemanfaatannya dalam teknologi yang terilhami oleh struktur
tersebut.
Kompetensi Inti
4. Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan
yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut
pandang/teori.

Kompetensi Dasar
4.2 Melakukan pengamatan terhadap struktur jaringan tumbuhan, serta
menghasilkan ide teknologi sederhana yang terilhami oleh struktur tersebut
(misalnya desain bangunan)
Jika petunjuk praktikum yang ada di buku tersebut dikaitkan dengan
penjabaran kurikulum, maka dapat dikatakan bahwa petunjuk praktikum belum
sepenuhnya sesuai dengan Kompetensi Dasar dan Tujuan Pembelajaran, terutama
pada 4.2 Melakukan pengamatan terhadap struktur jaringan tumbuhan, serta
menghasilkan ide teknologi sederhana yang terilhami oleh struktur tersebut
(misalnya desain bangunan).
Pada KD 4.2 secara tersirat, siswa diharuskan menghasilkan produk berupa
ide teknologi sederhana yang terilhami oleh Struktur Jaringan Tumbuhan.
Namun, pada praktikum di buku ini belum terlihat. Praktikum pada buku ini
masih sebatas mengamati Struktur Jaringan pada Tumbuhan dan belum dikaitkan
sama sekali dengan aplikasinya terhadap teknologi. Oleh karena itu, petunjuk
praktikum ini perlu direkonstruksi.
Analisis Kelebihan dan Kelemahan DKL
Keunggulan
- Alat yang digunakan tersedia di sekolah. Karena menggunakan alat yang
cukup sederhana.
- Bahan yang digunakan mudah ditemukan, termasuk tumbuhan bayam.
- Langkah kerja tidak terlalu rumit.
- Mengajak siswa berpikir kritis untuk menggali ide mengenai kaitan struktur
jaringan tumbuhan dengan teknologi.
Kelemahan
- Belum sesuai dengan Kompetensi Dasar yang hendak dicapai.
- Belum dicantumkan kemampuan prasayarat siswa sebelum praktikum.
- Siswa terkadang kesulitan membuat irisan melintang daun, sehingga
membutuhkan waktu yang lebih lama.
- Sedikit contoh terkait mengenai aplikasi Struktur Jaringan pada Daun dalam
teknologi
- Terkadang jika siswa dituntut untuk berpikir kritis, siswa masih kurang kreatif,
sehingga akan terhambat proses pengaplikasiannya.

SIMPULAN
Permasalahan dari DKL ini antara lain pada DKL tidak dicantumkan
kemampuan prasyarat siswa, kompetensi yang dikembangkan belum bisa
sepenuhnya tercapai, prosedurnya ada yang masih kurang jelas, siswa belum
memiliki gambaran konkret mengenai teknologi yang hendak diciptakan dari
melihat Struktur Jaringan Tumbuhan. Dengan demikian, DKL ini perlu
direnkonstruksi.
DAFTAR PUSTAKA

Mahardika, Maria Agustin. 2009. Jaringan pada Tumbuhan. Yogyakarta: Universitas


Sanata Dharma.

Mappanganro, Nurlailah. 2016. Anatomi Tumbuhan, Struktur Umum Tumbuhan.


Makassar: Universitas Islam Negeri Alauddin.

Rianawaty, Ida. 2016. Biology 2 for Junior High School Year VIII.

Rustaman, N. 2003. Common Text Book Strategi Belajar Mengajar Biologi. Bandung:
Biologi FMPIPA UPI.

Supriatno, Bambang. 2009. Uji Langkah Kerja Laboratorium Biologi Sekolah. Prosiding
Seminar Nasional Pendidikan Biologi. Bandung: Tidak Diterbitkan.

Zubaidah, Siti, Susriyati Mahanal, Lia Yuliati, & Darsono Sigit. 2014. Ilmu
Pengetahuan Alam SMP/ MTs Kelas VIII Semester 1. Jakarta: Kemendikbud.
LAMPIRAN

1. DKL Sebelum Rekonstruksi

Praktikum Struktur Jaringan pada Daun Tumbuhan


Apa yang perlu kamu siapkan?
Mikroskop
Kaca benda dan kaca penutup
Silet
Pipet tetes
Nampan
Air
Tumbuhan Rhoeo discolor (daun)
Apa yang harus kamu lakukan?
Buatlah sayatan melintang daun tumbuhan Rhoeo discolor dengan
menggunakan silet!
Usahakan irisan setipis mungkin dan berhati-hatilah ketika menggunakan silet,
karena dapat melukai tanganmu.
Letakkan sayatan daun pada kaca benda yang telah ditetesi dengan air.
Tutuplah kaca benda tersebut dengan kaca penutup.
Amatilah preparat yang telah dibuat menggunakan mikroskop dengan
perbesaran 40 kali.
Gambarkan bagian-bagian yang teramati dan beri keterangan.
2. DKL Hasil Rekonstruksi
Judul: Struktur Jaringan pada Daun dalam Teknologi
Kemampuan Prasyarat:
Sebelum melakukan praktikum ini, siswa diharapkan sudah terampil
dalam membuat irisan, menggunakan mikroskop, memiliki ketelitian dalam
mengamati preparat pada mikroskop, mengetahui bagian-bagian jaringan pada
tumbuhan, dan mengetahui beberapa teknologi yang terilhami dari struktur
jaringan daun.
Pendahuluan
Daun merupakan bagian tubuh tumbuhan yang paling banyak mengandung
klorofil, sehingga fungsi utama daun adalah tempat berlangsungnya kegiatan
fotosintesis. Struktur jaringan yang menyusun daun terdiri dari lapisan-lapisan
sel. Dari permukaan atas ke bawah, urutan jaringan penyusun daun adalah
sebagai berikut: epidermis atas, parenkim palisade (jaringan tiang), parenkim
sponsa (jaringan bunga karang), dan epidermis bawah (Zubaidah dkk., 2014).
Dilihat dari struktur dan fungsi jaringan pada daun, maka dapat diaplikasikan
dalam bentuk teknologi, seperti teknologi pembangkit listrik tenaga surya.
Teknologi ini dibuat dengan meniru prinsip daun yang memanfaatkan energi
matahari untuk menghasilkan energi kimia melalui fotosintesis di bagian mesofil
daun. Dengan aplikasi teknologi ini, maka dapat menjadi alternatif sumber energi
yang sangat bermanfaat.
Tujuan
Mengetahui struktur jaringan pada daun dan mengaplikasikan teknologi (desain
bangunan)
Alat:
Mikroskop
Kaca benda dan kaca penutup
Silet
Pipet tetes
Nampan
Bahan
Air
Tumbuhan Rhoeo discolor (daun)
Langkah Kerja
Buatlah sayatan melintang daun Rhoeo discolor dengan menggunakan silet!
Usahakan irisan setipis mungkin dan berhati-hatilah ketika menggunakan silet,
karena dapat melukai tanganmu.
Letakkan sayatan melintang daun pada kaca benda yang telah ditetesi dengan
air.
Tutuplah kaca benda tersebut dengan kaca penutup. Berhati-hatilah dalam
menutup supaya tidak terbentuk gelembung di bawah kaca penutup.
Amatilah preparat yang telah dibuat menggunakan mikroskop dengan
perbesaran 40 kali.
Gambarkan bagian-bagian yang teramati dan berilah keterangan dengan
membandingkan pada buku literatur.
Tabel Hasil Pengamatan Struktur Jaringan Daun Rhoeo discolor dalam
Teknologi
Gambar Hasil Pengamatan Keterangan
Gambar

Dari pengamatan yang kalian lakukan mengenai struktur jaringan daun Rhoeo
discolor, coba kalian bandingkan dengan desain teknologi pembangkit listrik.
Apakah ada struktur dan fungsi jaringan daun yang diaplikasikan pada desain
teknologi tersebut?
Coba kembangkan ide kalian dari struktur daun untuk diaplikasikan pada
desain bangunan yang lain dengan banyak membaca literatur!
Pertanyaan
Jaringan apa saja yang terdapat pada irisan melintang daun Rhoeo discolor?
Pada bagian manakah fotosintesis beralngsung?
Mengapa fotosintesis bisa terjadi pada jaringan tersebut?
Dari jaringan yang sudah ditemukan, teknologi (desain bangunan) apa saja
yang sekiranya bisa dikembangkan?

Anda mungkin juga menyukai