Dokter Pembimbing
I. IDENTITAS PASIEN
Nama Pasien : Ny. S
Tempat, Tanggal Lahir : Padang, 19 September 1968
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Balaraja, Tangerang
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Tidak Bekerja
Status Perkawinan : Janda
Suku Bangsa : Padang
Riwayat Perawatan
Pasien pertama kali dirawat di RSJ dr Soeharto Heerdjan pada tanggal 7
Januari 2016
1
Tanggal 14 Januari Januari 2016, pukul 09.00 WIB di ruang rawat inap
Cempaka
Tanggal 16 Januari 2016, pukul 16.00 WIB di ruang rawat inap Cempaka
Tanggal 20 Januari 2016, pukul 17.00 WIB di ruang rawat inap Cempaka
Alloanamnesis
Wawancara dilakukan dengan adik pasien (Tn. I) via telepon tanggal 15
Januari 2016 pukul 17.30 WIB dan tanggal 17 Januari 2016 pukul 09.00
WIB
A. KELUHAN UTAMA
Pasien datang ke IGD RSJ Soeharto Heerdjan diantar oleh keluarganya
pada tanggal 7 Januari 2016 karena mengamuk sejak 1 hari sebelum masuk
rumah sakit (SMRS).
2
dibangkitkan kembali dan menyatu dengan tubuhnya, sehingga bagian leher
ke atas tubuhnya adalah Nabi Muhammad dan sisanya adalah jelmaan
Maryam, dan bila Ia punya anak, maka anaknya adalah anak Nabi
Muhammad. Ia mengaku bahwa Ia diangkat oleh Allah menjadi manusia
terpilih saat usianya menginjak 47 tahun, dan Ia mendapatkan wahyu tersebut
karena membaca Al-Quran surat 19 yaitu Surat Maryam.
Sejak tahun 2012, pasien mengaku mulai berdakwah lewat internet dan
banyak orang-orang yang mengikutinya, bahkan hingga Ibu Ani SBY senang
dengan dakwahnya. Namun, Ia sempat merasa ketakutan karena orang-orang
Amerika akan memburunya dan akan membunuhnya karena menyebarkan
kebenaran.
Keluarga sudah beberapa kali membujuk pasien untuk berobat ke
dokter, namun pasien malah marah dan merasa bahwa adik-adiknya berniat
jahat kepadanya karena iri bahwa Ia anak yang paling cerdas di keluarganya
dan semua orang mendengar pidatonya. Ia juga merasa adik-adiknya ingin
menguasai harta miliknya, sama seperti mantan suaminya yang hanya
menikahinya untuk mendapatkan kekayaannya.
Mendengar bisikan atau suara-suara tak berwujud disangkal, merasa
pikirannya tersiar sehingga orang lain dapat mendengarnya disangkal, merasa
orang-orang membicarakannya disangkal, nafsu makan dan minum baik, tidak
ada gangguan tidur. Riwayat perasaan gembira berlebihan sebelumnya
disangkal.
3
didatangi SBY karena ia disangka teroris, pasien juga membakar semua
kartu identitasnya, melepas baterai telepon genggamnya dan hanya
berdiam diri di kamar. Setelah keluar dari RSJ pasien juga tidak mau
kontrol dan minum obat.
Adik pasien tidak mengetahui obat-obatan yang pernah dikonsumsi
pasien saat dirawat dulu baik pada tahun 1985 maupun 2013.
4
D. RIWAYAT KEHIDUPAN PRIBADI
1. Riwayat Prenatal dan Perinatal
Pasien merupakan anak kedua dari tujuh bersaudara. Anak
pertama dan ketiga sudah meninggal. Adik pasien tidak mengetahui
riwayat kehamilan ibunya saat sedang mengandung pasien.
5
3. Riwayat Pendidikan
Pasien menempuh SD selama 6 tahun, SMP 3 tahun, dan tamat SMA 3
tahun. Prestasi akademik cukup menonjol, pasien sering menjadi juara
kelas dan menang lomba pidato. Pasien sempat kuliah selama 1 tahun di
jurusan matematika tapi kemudian tidak dilanjutkan lagi karena hambatan
biaya.
4. Riwayat Pekerjaan
Pasien pernah bekerja di perkantoran, tetapi tidak pernah bertahan
lama di satu kantor, pasien hampir 15 kali berpindah-pindah kantor.
Menurut adiknya, pasien sulit bersosialisasi dengan rekan-rekan kerjanya
dan suka membantah atasannya. Pada tahun 2000-an pasien membuka
usaha percetakan hingga tahun 2011, kemudian tahun 2013 setelah keluar
dari RSJ di Serpong sempat membantu menjaga warung milik adiknya,
tetapi pasien tidak mau bekerja untuk orang lain sehingga adiknya
memberikannya sebuah warung dan ia jadikan untuk membuka usaha toko
sepatu, akan tetapi menurut adiknya usahanya tersebut tidak dapat
dikelola pasien dengan baik.
5. Kehidupan Beragama
Pasien beragama Islam, taat beribadah. Tidak pernah meninggalkan
sholat 5 waktu dan dapat menghafal ayat-ayat dalam Al-quran. Di waktu
senggang, Ia sering membaca surat Yasin.
6
7. Riwayat Hukum
Pasien tidak pernah melakukan pelanggaran hukum, tidak pernah
berurusan dengan aparat penegak hukum, dan tidak pernah terlibat dalam
proses peradilan.
E. RIWAYAT KELUARGA
Pasien adalah anak kedua dari tujuh bersaudara. Anak pertama
meninggal saat usia 3 bulan dan anak ketiga juga sudah meninggal. Pasien
memiliki 4 orang adik laki-laki. Tidak ada keluhan serupa pada keluarga
pasien
Keterangan :
7
G. PERSEPSI PASIEN TENTANG DIRI DAN KEHIDUPANNYA
Pasien tidak mengakui dirinya sakit, Pasien mengetahui ia berobat di RSJSH.
Persepsi lingkungan terhadap dirinya, ia dianggap stress dan berperilaku aneh.
A. STATUS MENTAL
B. DESKRIPSI UMUM
1. Penampilan
Pasien wanita, berusia 48 tahun, tampak sesuai dengan usianya, postur
tubuh tegap, rambut hitam sebahu ikal berantakan, kulit sawo matang,
dengan bintik-bintik hitam pada kedua pipi. Pada saat wawancara pasien
memakai kaos seragam RSJSH berwarna cokelat, celana pendek selutut
berwarna cokelat, sandal jepit berwarna hitam. Kebersihan dan kerapihan
diri cukup
a. Kesadaran sensorium/neurologik : compos mentis
b. Kesadaran psikiatrik : tampak terganggu
2. Perilaku dan Aktivitas Psikomotor :
a. Sebelum wawancara : pasien sedang memandang langit
b. Selama wawancara : pasien duduk di sebelah kanan pemeriksa,
melakukan kontak mata dengan pemeriksa, kooperatif dan menjawab
pertanyaan dari pemeriksa.
c. Sesudah wawancara : pasien kembali memandang langit
3. Sikap Terhadap Pemeriksa : Kooperatif
4. Pembicaraan
a. Cara berbicara : Pembicaraan spontan, lancar, artikulasi jelas
dan volume suara keras.
b. Gangguan berbicara : Tidak ada
D. GANGGUAN PERSEPSI
8
1. Halusinasi : Tidak ada
2. Ilusi : Tidak ada
3. Depersonalisasi : Tidak ada
4. Derealisasi : Tidak ada
F. PROSES PIKIR
1. Arus Pikir
a. Produktivitas : Banyak ide
b. Kontinuitas : Flight of Idea
9
c. Hendaya bahasa : Tidak ada
2. Isi Pikir
a. Preokupasi : Tidak ada
b. Waham : Kejar, kebesaran
c. Obsesi : Tidak ada
d. Fobia : Tidak ada
G. PENGENDALIAN IMPULS
Baik, selama wawancara pasien bersemangat dan tidak menunjukkan gejala
yang agresif.
H. DAYA NILAI
1. Daya nilai sosial :
Baik (pasien mengetahui bahwa mencuri itu berdosa)
2. Uji daya nilai :
Baik (pasien akan mengembalikan dompet ke kantor polisi apabila
menemukan dompet yang terjatuh di jalanan)
3. Daya nilai realitas :
Buruk
I. TILIKAN
Derajat 1 : Mempunyai sedikit pemahaman terhadap penyakit tetapi juga
sekaligus menyangkal pada waktu yang bersamaan
J. RELIABILITAS
Taraf dapat dipercaya
10
Frekuensi Nadi : 96x/menit
Frekuensi Napas : 20 x/menit
Suhu Badan : 36,5 C
Kulit : Sawo matang, ikterik (-), sianosis (-), turgor baik
Kepala : Normocephali
Mata : Pupil bulat isokor, refleks cahaya langsung +/+,
refleks cahaya tidak langsung +/+, konjungtiva anemis -
/-, sklera ikterik -/-, oedem -/-.
Hidung : Bentuk normal, septum deviasi (-), nafas cuping
hidung (-), sekret -/-
Telinga : Normotia, membran timpani intak +/+, nyeri tarik -/-.
Mulut : Bibir merah, sariawan (-), trismus (-), halitosis (-),
candidiasis (-).
Lidah : Normoglosia, warna merah muda, kotor (-), tremor (-),
deviasi(-)
Gigi geligi : Baik
Uvula : Letak di tengah, hiperemis (-)
Tonsil :T1/T1, tidak hiperemis
Tenggorokan : Faring tidak hiperemis
Leher : KGB supra klavikular tidak teraba membesar, kelenjar
tiroid tidak teraba .membesar, trakea letak normal
Thorax
Paru
Inspeksi : Bentuk dada normal, simetris dalam keadaan statis
maupun dinamis, efloresensi dinding dada (-), pulsasi abnormal (-), gerak
napas simetris, irama teratur, retraksi suprasternal (-).
Palpasi : Tidak dilakukan.
Perkusi : Tidak dilakukan.
Auskultasi : Suara napas vesikuler, ronchi -/-, wheezing -/-
Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
Palpasi : Tidak dilakukan.
Perkusi : Tidak dilakukan
11
Auskultasi : S1 normal,S2 normal, reguler, murmur (-), gallop (-)
B. STATUS NEUROLOGIK
1. Saraf kranialis (IXII) : Baik
2. Tanda rangsang meningeal : Tidak ada
3. Refleks fisiologis : (+) normal
4. Refleks patologis : Tidak ada
5. Motorik : Baik
6. Sensorik : Baik
7. Fungsi luhur : Baik
8. Gangguan khusus : Tidak ada
9. Gejala EPS :
- Akatisia (-)
- Bradikinesia (-)
- Rigiditas (-)
- Tonus otot normal
- Tremor (-)
- Distonia (-)
12
Dari pemeriksaan psikiatri ditemukan psikomotor pasien tenang, mood
iritabel, afek terbatas, tidak serasi. Tidak ada halusinasi, ditemukan waham
kejar dan waham kebesaran. Tilikan derajat 1.
V. FORMULASI DIAGNOSTIK
Aksis I: Gangguan Klinis dan Kondisi Klinis yang Menjadi Fokus
Perhatian Khusus
Berdasarkan ikhtisar penemuan bermakna, maka kasus ini dapat digolongkan
kedalam:
13
Aksis III: Kondisi Medis Umum
Tidak ada kelainan fisik dan cacat bawaan yang ditemukan.
14
X. PROGNOSIS
A. Quo ad vitam : dubia ad bonam (skizofrenia paranoid tidak menyebabkan
kematian, tidak ada tanda-tanda pasien menderita.gangguan organik atau
penyakit lain)
B. Quo ad functionam : dubia ad malam (pasien akan sulit menjalankan kegiatan
sehari-hari ketika sudah terdapat gejala psikotik)
C. Quo ad sanactionam : dubia ad bonam (gejala yang timbul dapat diminimalisir
bila pasien patuh minum obat dna melakukan terapi rehabilitasi)
XII. TERAPI
Psikofarmaka
15
Psikoedukasi
Dilakukan psikoedukasi pada pasien dan keluarganya mengenai
penyakit yang dialami pasien, gejala yang mungkin terjadi, rencana
tatalaksana yang mungkin diberikan, pilihan obat, efek samping
pengobatan, prognosis penyakit, kemana harus mencari pertolongan
bila kambuh, menekankan pentingnya kepatuhan pengobatan dan
pemeriksaan rutin.
Menjelaskan kepada keluarga tentang pentingnya mengawasi dan
ikut serta dalam mendisiplinkan pasien untuk mengkonsumsi obat
yang diberi dan kontrol rutin setelah pulang dari rumah sakit untuk
memperbaiki daya fungsi pasien dan menghindari terjadi
kekambuhan.
Memberikan pengertian pada keluarga, dukungan keluarga terhadap
pasien akan membantu kesembuhan dan kestabilan keadaan pasien
secara optimal.
Psikoterapi
Ventilasi : Supaya pasien bisa menceritakan masalahnya yang dihadapi
sekarang.
Persuasi : Tenangkan pasien secara masuk akal tentang gejala-gelaja
penyakitnya yang timbul sebagai akibat cara berpikir, perasaan dan
sikapnya terhadap masalah.
Sugesti : Menanamkan perasaan percaya kepada pasien bahawa gejala-
gejala itu akan hilang.
Reassurance : Meyakinkan kembali kemampuan pasien dengan
menunjukkan hasil pencapaian pasien.
Bimbingan : Membimbing dengan cara praktis hubungan antar
manusia serta cara berkomunikasi.
Penyuluhan/konseling : Membantu pasien mengerti dirinya sendiri
secara lebih baik, supaya dapat mengatasi permasalahannya dan dapat
menyesuaikan diri.
Terapi kelompok : Memusatkan rencana pada masalah dan hubungan
dalam kehidupan nyata. Terapi kelompok ini bisa menurunkan isolasi
16
sosial, meningkatkan rasa persatuan dan meningkatkan tes realitas bagi
pasien dengan skizofrenia.
Sosioterapi
Melibatkan pasien dalam kegiatan di RSJSH seperti kegiatan terapi
kelompok.
Memberikan aktivitas sesuai dengan kemampuan pasien di RSJSH.
Melibatkan pasien dalam kegiatan keagamaan di RSJSH.
Menganjurkan pasien untuk mau bersosialisasi dengan pasien lain.
17