Anda di halaman 1dari 26

LEM A K

DI SUSUN OLEH :
1. Anisa
2. Diah
3. Ikhwan
4. Ninis
5. Ulis

S1 KESEHATAN MASYARAKAT 2B
STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN
Jl.Taman Praja no.25, Madiun.
2015/2016
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama ALLAH yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,

kami panjatkan puja dan puji syukur kehadirat ALLAH SWT yang telah

melimpahkan rahmat, taufiq, serta hidayah- Nya kepada kami, sehingga kami dapat

menyelesaikan makalahBiokimiatentangLemakdenganbaik.

Makalah Biokimia tentang Lemak ini kami buat semaksimal mungkin dengan

berbagai pihak yang dijadikan sebagai sumber pengetahuan, sehingga dapat

memperlancar dalam penulisan makalah ini. Namun tidak lepas semua itu, kami

menyadar sepenuhnya bahwa ada kekurangan baik dari segi penulisan bahasanya

maupun dari segi lainnya.

Oleh itu, dengan tangan terbuka kami menerima kritik dan saran tentang makalah

ini, sehingga kami dapat memperbaiki semua dari kesalahan yang ada di makalah

Biokimia ini. Penyusun mengharapkan semoga dari makalah ini dapat memberi

pengetahuan, informasi, dan inspirasi bagi pembaca.

Madiun, Maret 2015

Penyusun
Daftar Isi

Halaman judul.................................................................................

Kata Pengantar...................................................................................

Daftar Isi.............................................................................................

Bab I PENDAHULUAN................................................................

1. Latar belakang................................................................

2. Rumusan masalah.............................................................

3. Tujuan penulisan..............................................................

Bab II PEMBAHASAN...................................................................

Bab III PENUTUP...........................................................................

1. Kesimpulan................................................................

2. Saran...........................................................................

DAFTAR PUSTAKA......................................................................
Bab I

Pendahuluan

1.1. Latar Belakang

Seperti yang kita ketahui, bahwa Biokimia merupakan ilmu yang mempelajari

tentang peranan berbagai molekul dalam reaksi kimia dan proses yang berlangsung

dalam makhluk hidup. Biokimia juga ilmu yang mempelajari struktur dan fungsi

komponen seluler, seperti Protein, Karbohidrat, Lemak, Asam Nukleat dan lain-

lainnya. Dalam makalah ini, kita akan membahas tentang Lemak.Lemak merupakan

bagian dari komponen yang banyak sekali terdapat di kalangan tubuh Makhluk Hidup.

Lemak adalah salah satu kelompok yang termasuk pada golongan lipid, yaitu

senyawa organik yang terdapat di alam serta tidak larut dalam air, tetapi larut dalam

pelarut organik non polar. Tetapi lemak merupakan salah satu sumber utama energi

dan mengandung lemak esensial. Disamping itu, jika mengonsumsi lemak secara

berlebihan juga akan merugikan kesehatan, misalnya kolesterol dan minyak jenuh.

Wujud lemak berkaitan dengan asam lemak pembentukannya. Lemak yang

berbentuk cair (minyak) banyak mengandung asam lemak tak jenuh, sedangkan lemak

yang berbentuk padat lebih banyak mengandung asam lemak jenuh. Asam lemak jenuh

mempunyai titik cair yang lebih tinggi dari pada asam lemak tak jenuh. Asam lemak

jenuh dan tak jenuh merupakan macam dari asam lemak. Namun, untuk lebih banyak

tentang Lemak, maka kita akan bahas pada makalah Biokimia ini.
1. 2 Rumusan Masalah

1.2. 1. Apa pengertian dari lemak ?

1.2. 2. Sebutkan penggolongan dari lemak !

1.2. 3. Apa struktur dari lemak ?

1.2. 4. Sebutkan sifat fisika kimia lemak !

1.2. 5. Bagaimana struktur dan sifat Fosfolipid ?

1.2. 6. Bagaimana beta oksidasi asam lemak ?

1.2. 7. Bagaimana biosintesis asam lemak ?

1.2. 8. Bagaimana pembentukan senyawa keton ?

1.2. 9. Bagaimana metabolisme senyawa keton ?

1. 3 Tujuan Penulisan

1.3. 1. Mengetahui pengertian lemak.

1.3. 2. Dapat mengetahui tentang penggolongan lemak.

1.3. 3. Mengerti struktur dari lemak.

1.3. 4. Menyebutkan sifat fisika dan kimia dari lemak.

1.3. 5. Mengetahui struktur dan sifat dari fosfolipid.

1.3. 6. Mengetahui beta oksidasi dari lemak.

1.3. 7. Mengerti biosintesis asam lemak.

1.3. 8. Mengetahui tentang pembentukan senyawa keton.

1.3. 9. Mengerti tentang metabolisme senyawa keton.

1. 4 Tujuan Umum

1.4. 1. Mendapatkan pengetahuan tentang Lemak. Dari penggolongannya,

sifatnya, oksidasi, dan lain sebagainya.


BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Lemak

Lemak (Lipid) adalah ester asam lemak,biasanya zat tersebut bersifat sukar larut dalam

air, namun dapat larut dalam pelarut organik seperti kloroform, eter benzen,

carbontetrachlorida, xylena, alkohol panas, dan aseton panas. Dapat didefinisikan juga

adalah ester dari gliserol dengan asam karboksilat suhu tinggi (asam lemak). Gliserida padat

(lemak) terutama berasal dari sumber hewani adalah ester dari gliserol dengan asam karboksi-

lat jenuh (mempunyai ikatan tunggal). Gliserida cair (minyak) berasal dari sumber nabati se-

perti minyak kelapa, minyak jagung, dan minyak wijen, adalah ester dari gliserol dengan

asam karboksilat tak jenuh (mempunyai ikatan rangkap).

Lemak dan minyak adalah salah satu kelompok yang termasuk pada golongan lipid, yaitu

senyawa organik yang terdapat di alam serta tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut

organik non-polar.

2.2. Penggolongan Lemak

Berdasarkan komposisi kimianya lemak terbagi atas tiga,yaitu:

1. Lemak Sederhana

Lemak sederhana tersusun oleh trigliserida, yang terdiri dari satu gliserol dan tiga

asam lemak.Contoh senyawa lemak sederhana adalah lilin(wax) malam atau

plastisin(lemak sederhana yang padat pada suhu kamar),dan minyak(lemak

sederhana yang cair pada suhu kamar).


2. Lemak Campuran

Lemak Campuran merupakan gabungan antara lemak dengan senyawa bukan

lemak.Contoh lemak campuran adalah lipoprotein (gabungan antara lipid dan

denganprotein), Fosfolipid (gabungan antara lipid dan fosfat), serta fosfatidilkolin

(yang merupakan gabungan antara lipid,fosfat dan kolin).

3. Lemak Asli (Derivat Lemak)

Derivat lemak merupakan senyawa yang dihasilkan dari proses hidrolisis lipid.

Misalnya kolesterol dan asam lemak. Berdasarkan ikatan kimianya asam lemak

dibedakan menjadi 2, yaitu:

1. Asam lemak Jenuh,bersifat non-esensial karena dapat disintesis oleh tubuh dan pada

umumnya berwujud padat pada suhu kamar.Asam lemak jenuh berasal dari lemak

hewani,misalnya mentega.

2. Asam lemak tidak jenuh, bersifat esensial karena tidak dapat disintesis oleh tubuh dan

umunya berwujud cair pada suhu kamar.Asam Lema tidak jenuh berasal dari lemak

nabati,misalnyya minyak goreng.

2.3 Struktur Lemak

Lemak adalah ester dari gliserol dengan asam. Asam penyusun lemak disebut asam

lemak. Asam lemak yang terdapat di alam adalah asam palmitat (C15H31COOH), asam

stearat (C17H35COOH), asam oleat ( C17H33COOH), dan asam linoleat (C17H29COOH).

Pada lemak, satu molekul gliserol mengikat tiga molekul asam lemak, oleh karena itu

lemak adalah suatu trigliserida.


Pada rumus struktur lemak di atas, R1-COOH, R2-COOH, dan R3COOH adalah

molekul asam lemak yang terikat pada gliserol. Nama lazim dari lemak adalah

trigliserida. Penamaan lemak dimulai dengan kata gliseril yang diikuti oleh nama asam

lemak. Contoh :
2.4 Sifat Fisika Kimia Lemak

1. Sifat Fisika Lemak

a. Lemak merupakan bahan padat pada suhu kamar, di antaranya disebabkan

kandungan asam lemak jenuh yang secara kimia tidak mengandung ikatan rangkap

sehingga mempunyai titik lebur yang tinggi.

b. Lemak juga dapat memiliki sifat plastis. Artinya mudah dibentuk atau dicetak atau

dapat diempukkan (cream), yaitu dilunakkan dengan pencampuran dengan udara.

Lemak yang plastis biasanya mengandung kristal gliserida yang padat dan sebagian

trigliserida cair. Bentuk ukuran kristal gliserida memengaruhi sifat lemak pada roti

dan kue. Bila suatu lemak didinginkan, maka jarak antarmolekul menjadi lebih kecil.

Jika jarak antarmolekul tersebut mencapai 5 A, maka akan timbul gaya tarik-

menarik antara molekul yang disebut gaya Van der Walls. Besar gaya ini hanya bisa

dihitung pada molekul yang berantai panjang, seperti asam lemak dengan massa

molekul relatif tinggi.

Akibat adanya gaya ini, radikal-radikal asam lemak dalam molekul lemak akan

tersusun berjajar dan saling bertumpuk serta berikatan membentuk kristal.

Kristal lemak mempunyai bentuk polimer, yiatu , , ' (intermediate) yang masing-

masing memiliki sifat berbedabeda. Perhatikan sifat kristal lemak bentuk polimer , ,

dan ' berikut:

Tabel 1. Sifat Fisika Kristal Lemak

Bentuk polimer Sifat fisika Ukuran (m)


Rapuh, transparan, pipih 5

' Jarum halus 1

Besar-besar dan berkelompok 25 50, kadang-kadang 100

Bentuk polimer yang khas pada suatu lemak tergantung pada kondisi bentuk kristalnya

itu, dan perlakuan terhadap lemak tersebut. Jika lemak didinginkan, terbentuk kristal yang

segera menghilang berubah menjadi bentuk yang halus (' ). Pada beberapa lemak bentuk '

ini stabil, tetapi dalam lemak lainnya kristal ' ini berubah menjadi bentuk intermediat dan

akhirnya berubah menjadi bentuk yang besar.

Kristal-kristal ini berbeda sifat dan titik cairnya sehingga mengakibatkan lemak

mempunyai beberapa titik lebur. Misalnya, tristearin dengan tiga bentuk polimer mempunyai

titik cair 64,2 C; 53 C; dan 71,7 C. Perbedaan titik cair ini menyebabkan lemak mulai

mencair pada suhu 53 C, yang kemudian segera membeku kembali. Bila perlahan-lahan

dipanaskan lagi, lemak akan mencair lagi pada suhu 64,2 C.

Perlakuan dengan perbedaan suhu dapat berperan dalam pembentukan kristal yang

halus atau kasar sesuai dengan tujuan yang diinginkan dalam industri pangan; misalnya untuk

mentega berbeda dengan untuk minyak salad, kembang gula, atau ice cream.

c. Titik Lebur Lemak

Pada bahan makanan terdapat berbagai jenis trigliserida. Oleh karena itu, titik lebur

lemak dan minyak berada pada suatu kisaran suhu. Lemak dan minyak juga

mempunyai sifat tekstur dan daya pembentuk krim yang bervariasi. Kekuatan ikatan

antara radikal asam lemak dalam kristal mempengaruhi pembentukan kristal. Hal ini

berarti juga mempengaruhi titik cair lemak. Makin kuat ikatan antar molekul asam

lemak, makin banyak panas yang diperlukan untuk mencairkan kristal. Asam lemak
dengan ikatan yang tidak begitu kuat memerlukan panas yang lebih sedikit, sehingga

energi panas yang diperlukan untuk mencairkan kristal-kristalnya makin sedikit dan

titik leburnya akan lebih rendah.

Titik lebur suatu lemak atau minyak dipengaruhi juga oleh sifat asam lemak, yaitu

gaya tarik antara asam lemak yang berdekatan dalam kristal. Gaya ini ditentukan

oleh panjang rantai C, jumlah ikatan rangkap, dan bentuk cis atau trans pada asam

lemak tidak jenuh. Makin panjang rantai C, titik cair akan semakin tinggi.

Titik lebur menurun dengan bertambahnya jumlah ikatan rangkap. Hal ini

dikarenakan ikatan antar molekul asam lemak tidak jenuh kurang kuat.

d. Bilangan Iodium

Bilangan iodium adalah suatu ukuran dari derajat ketidakjenuhan. Lemak tidak

jenuh dengan mudah dapat bergabung dengan iodium (tiap ikatan rangkap dalam

lemak dapat mengambil dua atom iodium). Bilangan iodium ditetapkan sebagai

jumlah gram iodium yang diserap oleh 100 gram lemak.

e. Bilangan Penyabunan

Bila lemak dipanaskan dengan alkali seperti natrium hidroksida, maka lemak pecah

menjadi gliserol dan garam alkali dari asam-asam lemak. Garam-garam alkali

tersebut dinamakan sabun dan prosesnya disebut penyabunan. Jumlah alkali yang

dibutuhkan dalam reaksi penyabunan dinamakan bilangan penyabunan.


2. Sifat kimia Lemak

a. Oksidasi dan Ketengikan

Kerusakan lemak yang utama adalah timbulnya bau dan rasa tengik yang disebut

proses ketengikan. Hal ini disebabkan oleh oksidasi radikal asam lemak tidak jenuh

dalam lemak. Oksidasi dimulai dengan pembentukan radikal-radikal bebas yang

disebabkan oleh faktor-faktor yang dapat mempercepat reaksi seperti cahaya,

panas, peroksida; lemak atau hidroperoksida; logam-logam berat seperti Cu, Fe,

Co, dan Mn; logam porfirin seperti hematin, hemoglobin, mioglobin, klorofil, dan

enzim-enzim lipoksidase.

Perhatikan reaksi oksidasi pada asam lemak berikut.

Molekul-molekul lemak yang mengandung radikal asam lemak tidak jenuh

mengalami oksidasi dan menjadi tengik. Bau tengik yang tidak sedap tersebut

disebabkan oleh pembentukan senyawa-senyawa hasil pemecahan hidroperoksida


yang bersifat sangat tidak stabil dan mudah pecah menjadi senyawa dengan rantai

karbon yang lebih pendek oleh radiasi energi tinggi, energi panas, katalis logam,

atau enzim. Senyawa-senyawa dengan rantai C lebih pendek ini adalah asam-asam

lemak, aldehida-aldehida dan keton yang bersifat volatil dan menimbulkan bau

tengik pada lemak.

Perubahan-perubahan selama oksidasi ini dapat diikuti dengan spektrofotometer

ultraviolet dengan absorpsi pada panjang gelombang 232 nm.

Proses ketengikan sangat dipengaruhi oleh adanya prooksidan dan antioksidan.

Prooksidan akan mempercepat terjadinya oksidasi, sedangkan antioksidan akan

menghambatnya. Penyimpanan lemak yang baik adalah dalam tempat tertutup yang gelap dan

dingin. Wadah lebih baik terbuat dari aluminium atau stainless steel. Lemak harus

dihindarkan dari logam besi atau tembaga. Bila minyak telah diolah menjadi bahan makanan,

pola ketengikannya akan berbeda. Kandungan gula yang tinggi mengurangi kecepatan

timbulnya ketengikan, misalnya biskuit yang manis akan lebih tahan daripada yang tidak

bergula. Adanya antioksidan dalam lemak akan mengurangi kecepatan proses oksidasi.

Antioksidan terdapat secara alamiah dalam lemak nabati, dan kadang-kadang sengaja

ditambahkan.

b. Hidrolisis Lemak

Lemak dapat terhidrolisis menjadi gliserol dan asam lemak jika ada air. Reaksi ini

dipercepat oleh basa, asam, dan enzim-enzim. Dalam teknologi makanan, hidrolisis

oleh enzim lipase sangat penting karena enzim tersebut terdapat pada semua

jaringan yang mengandung minyak. Hidrolisis sangat mudah terjadi dalam lemak

dengan asam lemak rendah (lebih kecil dari C14) seperti pada mentega, minyak

kelapa sawit dan minyak kelapa. Hidrolisis sangat menurunkan mutu minyak
goreng. Minyak yang telah terhidrolisis, menjadikan smoke point-nya menurun.

Selama penyimpanan dan pengolahan minyak atau lemak, asam lemak bebas

bertambah dan harus dihilangkan dengan proses pemurnian dan deodorisasi untuk

menghasilkan minyak yang lebih baik mutunya.

2.5 Struktur Fosfolipid

Fosfogliserida (Fosfolipid)

Fosfolipid ialah suatu gliserida yang mengandung fosfor dalam bentuk ester asam fosfat.

Fosfolipid tersusun atas asam lemak, asam fosfat, dan nitrogen. Oleh karenanya fosfolipid ialah

suatu fosfogliserida. Senyawa-senyawa dalam golongan fosfogliserida ini dipandang sebagai

derivate asam fosfatidat. Gugus yang diikat oleh asam fosfolipid ini antara lain kolin,

etanolamina, serin, dan inositol. Senyawa yang termasuk fosfolipid adalah fosfatidilkolin,

fosfatidiletanolamina, fosfatidilserin, dan fosfatidilinositol.

Pada umumnya fosfolipid terdapat dalam sel tumbuhan, hewan, dan manusia. Pada

tumbuhan fosfolipid terdapat pada kedelai, pada manusia dan hewan terdapat dalam telur, otak,

hati, ginjal, pancreas, paru-paru, dan jantung. Fosfolipid digunakan sebagai komponen

penyusun membrane sel dan sebagai agen emulsi.

Selain berperan sebagai komponen primer membran sel dan tempat perikatan bagi protein

intra- dan antarseluler, beberapa gliserofosfolipid di dalam sel-sel eukariotik, seperti

fosfatidilinositol dan asam fosfatidat adalah prekursor, ataupun sendirinya adalah kurir kedua

yang diturunkan dari membran. Biasanya, satu atau kedua gugus hidroksil ini terasilasi dengan

asam lemak berantai panjang, meskit terdapat gliserofosfolipid yang terikat dengan alkil dan

1Z-alkenil (plasmalogen). Terdapat juga varian dialkileter pada arkaebakteria.

Karena pada gugus ester asam fosforat masih mempunyai satu ikatan valensi yang bebas,

biasanya juga membentuk gugus ester dengan alkohol yang lain, misalnya alkohol amino

seperti kolina, etanolamina dan serina. Fosfolipid merupakan komponen yang utama pada

membran sel lapisan lemak. Fosfolipid yang umum dijumpai adalah:


a. Lecitin yang mengandung alkohol amino jenis kolina

b. Kepalin yang mengandung alkohol amino jenis serina atau etanolamina.

Struktur fosfolipid yaitu:

a. Trigliserida adalah ester dari gliserol, yang dibentuk oleh asam lemak yang dapat

jenuh atau tidak jenuh.

b. Tiga kelompok hidroksil dari gliserol bereaksi dengan tiga molekul asam lemak

untuk membentuk trigilserida.

c. Fosfolipid yang digliserida terdiri dari satu gliserol (1,2,3- propantriol) molekul yang

ditandai dengan dua asam lemak pada 1 dan 2 posisi gliserol melalui ikatan ester.

d. Kelompok hidroksil ketiga gliserol terpasang dengan asam fosfat melalui ikatan ester

fosfat.

e. Oleh karena itu sifat- sifat kimia dan fisik fosfolipid yang bergantung pada jenis

rantai asam lemak dan alkohol amino. Sama seperti trigliserida, fosfolipid, juga

memiliki ujung polar dan non- polar.

f. Rantai hidrokarbon panjang asam lemak non- polar di alam sedangkan kelompok

fosfat adalah ujung polar dengan oksigen bermuatan negatif dan nitrogen bermuatan

positif.
Struktur fosfolipid

Sifat fosfolipid bergantung dari karakter asam lemak dan alkohol amino yang diikatnya.

Jadi, sifat fosfolipid bisa hidrofilik ( suka air) bagian fosfat sekaligus hidrofobik ( takut air)

bagian asam lemak. Fosfolipid yang terpenting adalah fosfolipid empedu, fosfolipid

membran, dan lesitin.

Lipid dapat mengandung gugus fosfat. Lemak termodifikasi ketika fosfat mengganti salah

satu rantai asam lemak.

Penggunaan fosfogliserida adalah:

1. Sebagai komponen penyusun membran sel

2. Sebagai agen emuls

2.6 Beta Oksidasi Asam Lemak

Oksidasi asam lemak terjadi di dalam mitokondria yang mengahasilkan banyak

ATP. Sebelum dioksidasi, di sitosol, asam lemak diaktifkan dulu menjadi asil-KoA
yaitu asam lemak + KoA + ATP menjadi asil-KoA + AMP + PPi. Kemudian asil-

KoA ditransport masuk ke matriks mitokondria Asam lemak bergabung dengan

carnitin (derivat lysin) menembus membran mitokondria mengalami -oksidasi

menghasilkan 2 karbon dengan menghasilkan banyak energi. Beta oksidasi terjadi

di hati dan jaringan lemak. Oksidasi terjadi pada atom C kedua dari gugus karboksil

(rantai C beta). Pada setiap setiap oksidasi akan kehilangan 2 atom C untuk

menghasilkan 1 mol asetil Co-A. Sebagai perbandingan, katabolisme 1 mol asam

lemak (mengandung 6 atom C) menghasilkan 44 mol ATP, sedangkan 1 mol

glukosa (juga mengandung 6 atom C) hanya menghasilkan 36 mol ATP, berarti

oksidasi asam lemak menjadi energi sangat efisien. Jika asetil Co-A dari asam

piruvat mencukupi untuk sumber energi, maka asetil Co-A akan diubah menjadi

asam lemak sebagai cadangan sumber energi.

2.7 Biosintesis Asam Lemak

Jalan yang tampak untuk mensintesis asam lemak berbeda sekali dari Jalan

oksidasinya. Senyawa yang digunakan untuk menambah panjang rantai asam

lemak adalah malonil-KoA, yang disiintesis dari asetil-KoA. Pada hewan tingkat

tinggi sintesis asam lemak terutama terjadi dalam hati, jaringan adipose dan dalam

kelenjar susu. Di tingkat sel pembentukan asam lemak berlangsung dalam sitosol,

sebaliknya pada oksidasi asam lemak terjadi pada mitochondria.

Asam sitrat dan karbondioksida merupakan senyawa yang penting pada

biosintesis asam lemak, kemungkinan besar kedua senyawa di atas bertindak

sebagai katalisator. Setelah berakhirnya reaksi, CO2 yang mula-mula terlibat di

dalamnya, tidak terdapat dalam asam lemak yang dibentuk.

Enzim yang mengkatalisis biosintesis asam lemak merupakan enzim kompleks

yang terdiri dari tujuh protein. Tahapan reaksi biosintesis asam lemak diteliti dalam
laboraturium F.Lynen,S. wakil dan P.R. Vagelos yang kemudian disusun ke dalam

sebuah siklus.

Berikut ini adalah tahapan dari sintesis asam lemak :

1. Pengangkutan asetil-KoA ke dalam sitoplasma

Asetil-KoAyang terdapat dalm mitochondria berasal dari tiga sumber yaitu: 1)

dekarboksilasi asam piruvat, 2) degradasi asam amino dan 3) -oksidasi asam

lemak. Senyawa beratom C dua buah diatas tidak dapat keluar menembus dinding

mitochondria untuk menuju ke Sitosol tempat berlangsungnya sintesis asam

lemak. Asetil-KoA itu dapat keluar mitochondria dengan Jalan mengubah

senyawa tersebut menjadi asam sitrar atau diangkut oleh karnitin. Baik asil-

karnitin maupun asam sitrat dapat menembus dinding mitochondria dan

kemudian terurai lagi menjadi bagian-bagian.

2. Pengubahan asetil-KoA menjadi malonil-KoA

Satuan yang memperpanjang rantai pada biosentesis asam lemak adalah malonil-

KoA. Pembentukan senyawa ini dikatalisis oleh enzim asetil-KoA karboksilase

yang membutuhkan biotin, CO2 dan ATP.

3. Transfer gugus asil ke kompeks enzim

Senyawa yang bertindak sebagai pemula rantai asam lemak adalah asetil-KoA.

Senyawa aktif yang beratom C sebanyak dua buah ini di kait oleh ACP yang

selanjutnya di tempelkan ke enzim -ketoasil-ACP ssintas.

4. Gugus malonil terikat pada ACP

Malonil-KoA, yang dibentuk melalui reaksi karboksilasi asetil-KoA, selanjutnya

di kait oleh ACP.

Malonil-S-KoA +HS-ACP malonil-S-ACP+KoA-SH dengan bantuan ACP-

malonil transferase.
5. Reaksi kondensasi

Setelah kedua gugus yang akan bereaksi yaitu asetil dan malonil berada pada

kompleks enzim maka terjadilah reaksi kondensasi.

6. Reaksi reduksi pertama

Asetoasetil yang masih terikat erat pada kait 4-fosfopantetein direduksi menjadi

-hidroksibutiril S-ACP oleh enzim -ketoasil reduktase.

7. Dehidrasi

Senyawa yang terbentuk pada reaksi reduksi di atas didehidrasi pada tahap ini.

Senyawa yang terbentuk tidak jenuh pada atom C dan , ikatan gandanya

adalah trans dan dinamakan asil-S-ACP tak jenuh.

8. Reaksi reduksi kedua

Enzim enoil-ACP reduktase (NADPH) mereduksi krotonil-S-ACP menjadi

butiril-S-ACP. Senyawa yang masih tetap terkait pada kompleks melalui kait 4

fosfopantenin kemudian dipindahkan ke enzim sintase. Oleh karena itu maka

ACP menjadi bebas dan dapat mengkait malonil-KoA berikutnya. Senyawa ini

kemudian direaksikan dengan butiril-S-sintase dan berlangsunglah siklus sintesis

yang kedua melalui urutan dan mekanisme reaksi yang sama, terjadilah siklus-

siklus biosintesis berikut, sehingga tercapai panjang asam lemak tertentu.

Pada biosintesis asam palmitat maka siklus yang dilalui ada sebanyak 7 kali.

Hasil sintesis yang terakhir adalah palmitoil-S-ACP yang dibebaskan dari

ACPnya melalui reaksi hidrolisis dengan bantuan enzim tioesterase. Gugus

palmitoil yang terikat pada ACP bias langsung dipindahkan pada HS-KoA

menjadi palmitoil KoA dan apabila bereaksi dengan asam fosfatidat akan

membentuk fosfolipida. Pada umumnya jasad hidup mensitesis asam lemak hanya

sampai C16 saja.


Sintesis asam lemak sebagian berlangsung melalui jalur metabolik lain,

walaupun ada sebagian keci asam lemak yang dihasilkan melalui kebalikan dari

reaksi penguraian asam lemak dan mitokondria.

2.8 Pembentukan Senyawa Keton

Proses ketogenesis merupakan proses pembentukan badan-badan keton di

mana proses ini terjadi akibat pemecahan lemak dan karbohidrat tidak

seimbang. Proses ketogenesis sering terjadi pada keadaan kelaparan dan DM

yang tak terkontrol.

Asetil KoA yang terbentuk pada oksidasi asam lemak akan memasuki daur

asam sitrat hanya jika pemecahan lemak dan karbohidrat terjadi secara

berimbang. Karena masuknya asetil KoA ke dalam daur asam sitrat tergantung

pada tersedianya oksaloasetat untuk pembentukan sitrat. Tetapi konsentrasi

oksaloasetat akan menurun jika karbohidrat tidak tersedia atau penggunaannya

tidak sebagaimana mestinya. Oksaloasetat dalam keadaan normal dibentuk

dari piruvat.

Pada puasa atau diabetes, oksaloasetat dipakai untuk membentuk glukosa pada

jalur glukoneogenesis dan demikian tidak tersedia untuk kondensasi dengan

asetil KoA. Pada keadaan ini asetil KoA dialihkan kepembentukan asetoasetat

dan D-3hidroksibutirat. Asetoasetat, D- 3- hidroksibutirat dan Aseton disebut

dengan zat keton.

Asetoasetat dibentuk dari asetil KoA dalam tiga tahap. Dua molekul asetil

KoA berkondensasi membentuk asetoasetil KoA. Reaksi yang dikatalisis oleh

tiolase ini merupakan kebalikan dari tahap tiolisis pada oksidasi asam lemak.

Selanjutnya astoasetil KoA bereaksi dengan asetil KoA dan air untuk
menghasilkan 3 - hidroksi- 3 metilglutaril KoA ( HMG - KoA ) dan KoA.

Kondensasi ini mirip dengan kondensasi yang dikatalisis oleh sitrat

sintase.Keseimbangan yang tidak menguntungkan bagi pembentukan

asetoasetil KoA diimbangi oleh reaksi ini, yang keseimbangannya

menguntungkan karena hidrolisis iaktan tioester. 3 - Hidroksi - 3 - metilglutaril

KoA kemudian terpecah menjadi asetil KoA dan asetoasetat. Hasil dari

keseluruhan reaksi adalah:

2 Asetil KoA + H20 ----------------------- Asetoasetat +2 KoA H+3

Hidroksibutirat terbentuk melalui reduksi asetoasetat di matriks mitokondria.

Rasio hidroksibutirat terhadap astoasetat tergantung pada rasio NADH /

NAD+ di dalam mitokondria . Karena merupakan asam keto - , asetasetat

secara lambat mengalami dekarboksilasi spontan menjadi aseton . bau aseton

dapat dideteksi dalam udara pernafasan seseorang yang kadar asetoasetat

dalam darahnya tinggi.

Asetoasetat adalah merupakan salah satu bahan bakar yang utama dalam

jaringan. Situs utama produksi asetasetat dan 3 - hidroksibutirat adalah hati.

Senyawa-seyawa ini berdifusi dari mitokondria hati ke dalam darah dan

diangkut ke jaringan perifer. Asetoasetat dan 3- hidroksibutirat merupakan

bahan bakar normal pada metabolisme energi dan secara kwantitatif penting

sebagai sumber energi .Otot jantung dan korteks ginjal menggunakan

asetoasetat sebagai sumber energi dibanding glukosa. glukosa merupakan

bahan bakar utama bagi otak dan sel darah merah pada orang yang mempunyai

gizi baik dengan diet seimbang. Tapi otak dapat beradaptasi dan menggunakan
asetoasetat dalam keadaan kelaparan dan diabetes. Pada kelaparan

berkepanjangan, 75% bahan bakar yang diperlukan oleh otak didapat dari

asetoasetat.

Asetoasetat dapat diaktifkan melalui pemindahan KoA dari suksinil KoA

dalam suatu reaksi yang dikatalisis oleh suatu koA transferase spesifik.

Kemudian, asetoasetil KoA dipecah oleh tiolase menjadi dua molekul asetil

KoA, yang selanjutnya memasuki daur asam sitrat. Hati dapat membekali

organ-organ lain dengan asetoasetat karena hati tidak memiliki KoA

transferase spesifik ini.

Asam lemak dilepaskan oleh jaringan adiposa dan diubah menjadi unit- unit

astil oleh hati, yang kemudian mengeluarkannya sebagai asetoasetat. Kadar

asetoasetat yang tinggi dalam darah menandakan berlimpahnya unit asetil yang

menyebabkan berkurangnya laju lipolisis di jaringan adiposa.

2.9 Metabolisme Senyawa Keton

Ketone bodies (senyawa keton dalam tubuh) adalah hasil oksidasi asam lemak

yang tidak sempurna. Ketidakseimbangan hormonal terutama produksi insulin yang tidak

cukup untuk mengimbangi aktivitas glukagon di dalam tubuh memungkinkan kondisi

metabolisme yang cendrung mengarah ke produksi yang relatif banyak ketone bodies yang

disebut ketosis.

1. Asam lemak yang tersimpan di dalam sel-sel adipose dengan cepat dilepas ke aliran

darah. Alasan utama terjadinya hal ini adalah jika insulin sangat rendah di dalam

darah, karena insulin akan menghambat lipolisis, sebaliknya akan menyimpan lemak.

Pertambahan yang berlimpah dari asam lemak di dalam darah akan diambil oleh hati.
2. Oksidasi asam lemak menjadi asetil-CoA mendominasi/melebihi sintesis asam lemak

di dalam hati.

Karena hati mengambil asam lemak dan memecahkannya menjadi asetil-CoA,

kapasitas siklus asam sitrat untuk memproses molekul-molekul asetil-CoA yang

dihasilkan menurun. Terutama hal ini karena metabolisme asam lemak menjadi asetil-

CoA menghasilkan banyak ATP, dan jumlah ATP yang tinggi akan memperlambat

aktivitas siklus asam sitrat di dalam sel-sel hati. Pada dasarnya, tidak perlu memakai

siklus asam sitrat (yang peranan utamanya mentransfer energi dari bahan bakar untuk

diguanakan dalam sintesis ATP) jika sel-sel sudah memiliki banyak ATP. Perubahan-

perobahan metabolisme ini akan memicu sel-sel hati membentuk asetil-CoA dan

kemudian menyatukan dua molekul asetil-CoA menjadi senyawa yang mengandung

empat atom karbon. Senyawa ini kemudian dimetaboliser dan akhirnya disekresikan

ke dalam aliran darah sebagai ketone bodies seperti asam asetoasetat dan senyawa

sejenisnya asam beta-hidroksibutirat dan aseton. Kebanyakan ketone bodies akhirnya

akan diubah menjadi kembali ke asetil-CoA di dalam sel lain yang memakai ketone

bodies sebagai bahan bakar. Kemudian ketone bodies di tolakkan melalui siklus asam

sitrat. Salah satu ketone bodies yang terbentuk (aseton) meninggalkan badan melalui

paru-paru menyebabkan pernapasan seseorang sebagai karakteristik kondisi ketosis,

napas berbau seperti buah.


BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Asam lemak adalah rantai hidrokarbon alifatik panjang yang memiliki gugus

asam karboksilat. Panjang rantai hidrokarbon asam lemak bervariasi dari 10 sampai

30 karbon. senyawa antara asil di dalam proses ini adalah senyawa tioester, bukan

KoA seperti yang terjadi didalam oksidasi lemak, tetapi merupakan protein dengan

berat molekul rendah yang disebut protein pembawa asil atau ACP yang

mempunyai gugus SH-esensial.

Proses biosintesis asam lemak ada 3, yaitu:

Karboksilasi asetil KoA menjadi Malonil KoA Pemindahan gugus karboksilat

kepada asetil KoA Tahap perpanjangan rangkaian atom C

Pengaturan biosintesis asam lemak ada 2, yaitu: Kecepatan reaksi asetil KoA

karboksilase, yang membentuk malonil KoA Konsentrasi gliserolfosfat dapat

mengontrol sintesis asam lemak.

3.2 Saran

Saran yang disampaikan menurut kami, sebaiknya masyarakat tidak terlalu

mengonsumsi makanan yang banyak mengandung lemak. Disamping tidak baik

bagi kesehatan, ternyata dalam fisik pun juga tidak enak dipandang jika lemak

sudah kelihatan dibagian- bagian tubuh.


DAFTAR PUSTAKA

http://softilmu.blogspot.com/2013/07/pengertian-dan-fungsi-lemak.html

http://perpustakaancyber.blogspot.com/2013/10/pengertian-lemak-struktur-sifat-

contoh.html

https://islamiardela.wordpress.com/2014/04/16/lipida/

https://merumerume.wordpress.com/2010/04/17/metabolisme-lipid/

http://ceeteeaminah.blogspot.com/p/proses-metabolisme-karbohidrat-dan-

asam.html

https://suryaramadan.wordpress.com/2014/11/05/sintesis-asam-lemak/

http://perpustakaancyber.blogspot.com/2013/10/sifat-fisika-dan-kimia-lemak-

kimia.html

http://budisma.net/2015/01/struktur-dan-fungsi-fosfolipid.html

Anda mungkin juga menyukai