MILITUS
Dosen Pengampu:
Disusun Oleh :
LATAR BELAKANG
Dari sistem imun ini akan dikaitkan dengan panyakit diabetes mellitus.
Diabetes mellitus adalah penyakit yang biasanya ditandai dengan kadar gula darah
yang tinggi. Penyebab diabetes mellitus ini adanya gangguan kerja insulin,
maupun gangguan saat sekresi.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
Pada suatu kondisi, peneliti lain menjelaskan bahwa eksposur
terhadap susu formula saat bayi berumur 6 bulan dapat menyebabkan
kacaunya sistem imun tubuh dan meningkatkan resiko diabetes mellitus
tipe 1 di kemudian hari. Hal tersebut terjadi karena protein dalam susu sapi
formula identik dengan permukaan sel beta pankreas yang memproduksi
insulin, sehingga seseorang yang rentan terhadap susu sapi akan direspon
oleh leukosit, dan akan menyerang sel sendiri yang menyebabkan resiko
terjadinya diabetes mellitus tipe 1.
3
diurnal (Tingkat tekanan darah berubah-ubah sepanjang hari). Pada
waktu sore hari kadar glukosa darah lebih rendah sehingga banyak
kasus diabetes mellitus yang tidak terdiagnosis.
5. Sentrifugasi dan pemisahan serum dengan sel darah
Sentrifugasi merupakan suatu proses pemisahan benda padat dari
benda cair dengan dilakukan pemutaran. Ketika disentrifugasi maka
sel darah yang lebih berat akan mengendap ke bawah sedangkan serum
yang terdapat clot berada dilapisan teratas.
1. Tes Autoantibodi
Tes ini dilakukan setelah pasien di diagnosis menderita penyakit
diabetes. Tes ini bertujuan untuk membantu membedakan jenis
autoimun diabetes tipe 1 dan diabetes tipe 2. Dokter akan
menganjurkan tes ini ketika:
Pasien pertama kali didiagnosis diabetes untuk membantu
menentukan apakah diabetes pasien adalah terkait autoimun atau
tidak.
Anda adalah penderita diabetes yang diobati dengan diet atau obat-
obatan dan memiliki kesulitan menjaga kadar gula darah (glukosa)
normal atau mendekati normal dan diduga memiliki diabetes tipe 1
bukan tipe 2.
4
Tes Abbr Deskripsi Komentar
Kelompok ICA Mengukur kelompok sel Salah satu bentuk
Antibodi Sel antibodi yang dituju, sel kelompok
Sitoplasma berbanding dengan berbagai antibodi yang
macam sel kelompok protein umum terdeteksi
(catatan: sel beta adalah salah pada sebuah
satu tipe sel kelompok) penyakit,
terdeteksi sekitar
70-80% pasien
yang baru
didiagnosis
diabetes tipe 1.
Autoantibodi GADA Uji autoantibodi yang Merupakan salah
Asam Glutamic ditujukan untuk melawan sel satu autoantibodi
Decarboxylase beta protein (antigen) tetapi yang paling
spesifik hanya untuk sel beta umum terdeteksi
pada pasien yang
baru didiagnosis
diabetes tipe 1
(sekitar 70-80%)
Autoantibodi 2 IA-2A Uji autoantibodi yang Terdeteksi pada
yang Berasosiasi- ditujukan untuk melawan sel sekitar 60%
Insulinoma beta antigen, tetapi tidak diabetes tipe 1
spesifik
Autoantibodi IAA Autoantibodi yang ditujukan Terdeteksi pada
Insulin untuk insulin; insulin adalah sekitar 50% anak-
satu-satunya antigen yang anak penderita
diperkirakan sangat spesifik diabetes tipe 1;
untuk sel beta jarang terdeteksi
pada orang
dewasa
5
Tes IAA tidak
membedakan
antara
autoantibodi yang
menargetkan
insulin endogen
dan antibodi yang
diproduksi
melawan insulin
exogen
Jika ICA, GADA, dan/atau IA-2A hadir pada orang dengan gejala
diabetes, diagnosis diabetes tipe 1 bisa dikonfirmasi. Demikian juga
apabila IAA hadir pada anak dengan diabetes yang tidak diobati
insulin, diabetes tipe 1 adalah penyebabnya.
Jika tidak ada autoantibodi terkait diabetes yang hadir, maka tidak
mungkin bahwa diabetes yang diderita adalah tipe 1. Beberapa orang
yang memiliki diabetes tipe 1 tidak akan pernah bisa terdeteksi
memiliki sejumlah kelompok autoantibodi, meskipun jarang terjadi.
6
Mayoritas orang, 95% atau lebih, dengan tipe onset baru diabetes 1
akan memiliki minimal satu kelompok autoantibodi.
2. Tes Urine
Tes urine selain untuk mengidentifikasi bahwa seorang pasien
terindikasi penyakit tertentu, terutama diabetes militus, juga dapat
membantu indentifikasi jumlah leukosit. Pada penderita diabetes
militus terjadi peningkatan jumlah leukosit urine karena infeksi
saluran urine. Hal tersebut diakibatkan oleh tingginya kadar glukosa
pada urine yang merupakan tempat yang baik untuk pertumbuhan
bakteri. Menurut Waluyo (2007) Glukosa merupakan kandungan
nutrisi yang penting bagi pertumbuhan bakteri, khususnya pada proses
pembelahan bakteri. Karena glukosa mengandung banyak unsur
nitrogen dan karbon. Sehingga bakteri di urine penderita diabetes
militus lebih banyak dari urine normal.
3. Terapi Farmakologis
Pemeriksaan dan tindakan ini dilakukan pada saat latihan jasmani
dan pengaturan makan tidak sesuai dengan rencana. Penggunaan
insulin tidak menjadi prioritas utama pengobatan seseorang, tapi pada
kondisi seperti hamil dan operasi, insulin akan digunakan. Pada
kondisi maintenance, insulin akan bekerja lebih efektif dan aman.
4. Tes Darah
Tes darah menjadi prioritas utama dalam pemeriksaan diabetes
mellitus yang berhubungan pula dengan sistem imun. Ambil darah
beberapa tetes, kemudian di cek gula darah seseorang tersebut.
Apabila gula darah seseorang rendah maupun tinggi, hal tersebut
menjadi gejala dari penyakit diabetes mellitus. Seseorang yang telah
terkena penyakit diabates mellitus, akan merasakan keluhan, seperti
polyura (produksi urin berlebih), polidipsi (banyak minum), polifagia
(rasa lapar berlebih), dan penurunan berat badan. Jika keluhan tersebut
terjadi, hal tersebut juga akan mempengaruhi kerja imun dalam tubuh.
7
Imun dalam tubuh akan melemah, sehingga sangat mudah organisme
asing masuk dan menyerang tubuh kita sendiri.
2.4. Diagnosis
Dari anamnesis sering didapatkan keluhan khas diabetes berupa polyuria
(produksi urin berlebih), polidipsi (banyak minum), polifagia (rasa lapar yang
berlebihan) dan penurunan berat badan yang tidak jelas penyebabnya.,
Keluhan lain yang sering disampaikan oleh pasien antara lain badan terasa
lemas, kesemutan, gatal, dan mata kabur.
Diagnosis ditegakkan dengan pemeriksaan kadar gula darah sebagai berikut:
1. Gula darah puasa sama dengan atau lebih dari 126 mg/dl; atau
2. Gula darah 2 jam post prandial sama dengan atau lebih dari 200 mg/dl;
atau
3. Gula darah acak > 200 mg/dl.
8
BAB III
KESIMPULAN
9
DAFTAR PUSTAKA
ADA. Standards of Medical Care in Diabetes 2013. Diabates Care. 2013. 36,
Supp 1: S11 66. Amerika.
Kardika IBW, Herawati S, Yasa IW. 2008. Preanalitik Dan Interpretasi Glukosa
Darah Untuk Diagnosis Diabetes Melitus (1):5-8. Bali: Fakultas
Kedokteran Universitas Udayana.
Prabawanti,Rastri Mahardika. 2003. Status Seng (Zn) dan Imunitas Seluler Fokus
Pada Fungsi Fagositosis PMN, Pada pasien Diabetes Melituz Tipe 2
Dengan Regulasi Glukosa Darah Baik Dan Buruk. Semarang: Fakultas
Kedokteran Universitas Diponegoro
Putri, Dwi Apri.,dkk. 2011. Otomatisasi Perhitungan Jumlah Leukosit Pada Urin
Berbasis Pengolahan Citra Digital Dengan Metode Inti Dan Ukuran Sel.
Bandung: Fakultas Teknik Elektro Universitas Telkom.
10
Wulandari,Dyah Retno. 2013. Diabetes Melitus dan Permasalahannya pada
Infeksi Tuberkulosis: 124-134. Brawijaya; Fakultas Kedokteran
Universitas Brawijaya.
11