Anda di halaman 1dari 7

Definisi Tanah

Tanah merupakan bahan bangunan yang berasal dari alam, berupa bumi ini, yang terdiri dari air,
udara dan butir-butir tanah yang padat, dimana bagian yang berisi dengan air dan udara disebut
dengan rongga atau pori.
Perbandingan isi air dengan udara dalam pori ini menentukan kondisi tanah tersebut, yaitu
apabila tanah tersebut kering, maka volume udara dalam pori lebih sedikit dibanding volume
udara, maka tanah tersebut dikatakan basah.
Apabila pori penuh diisi air, sehingga tidak ada udara di dalamnya, maka tanah dikatakan
sebagai tanah jenuh.

Sifat-sifat umum tanah dapat dilihat dari besarnya nilai-nilai parameter tanah yang
bersangkutan, misalnya :

1. Berat volume tanah, yaitu berat tanah per satuan volume.


2. Berat volume kering, yaitu berat tanah dalam keadaan kering per satuan volume.
3. Berat volume butir, yaitu berat tanah lepas persatuan volume.
4. Spesifik gravity, yaitu berat spesifik setiap butiran tanah, atau biasa disebut berat jenis.
5. Angka rongga, yaitu perbandingan volume rongga dengan volume total tanah.
6. Porositas merupakan perbandingan volume air dengan volume pori.
7. Kadar air merupakan jumlah air dalam tanah atau volume air dibanding dengan volume
tanah.
8. Derajat kejenuhan dan lain-lain.

Macam-macam Tanah
Dalam membahas masalah macam-macam tanah, maka perlu diketahui bahwa yang digunakan
untuk membedakannya adalah dari besar butiran,
berdasarkan kepada analisa ayakan.

Pasir
Pasir merupakan tanah dengan butiran yang keras dan tajam, yang lolos pada ukuran saringan
0,07 mm sampai dengan 4,76 mm, merupakan butiran-butiran yang keras. Dalam
penggunaannya sebagai agregat halus pada beton tidak diijinkan mengandung lumpur lebih besar
dari 5% dari berat kering pasir.
Lanau
Lanau merupakan tanah dengan butiran lebih kecil dari 0,07 mm, dan bersifat mudah menyerap
air. Sehingga apabila terendam air menjadi lumpur.
Lempung
Lempung atau tanah liat merupakan tanah dengan butiran yang sangat halus, bersifat plastik,
yaitu mudah dibentuk, dan mempunyai daya lekat.
Pengetahuan Mekanika Tanah sangat berguna untuk memecahkanmasalah-masalah
sebagai berikut :
a. Perencanaan Pondasi dan KonstruksiMekanika Tanah

Pondasi merupakan elemen penting pada segala struktur sepertiterowongan, bangunan,


jembatan, bendungan dan lain-lain, sehingga perlu diketahui : - daya dukung tanah, - pola
distribusi tegangan didalam tanah yang berada dibawahlokasi pembebanan - kemungkinan
penurunan pondasi, - pengaruh air tanah, - pengaruh getaran dan lain-lain. Jenis pondasi seperti
pondasi tapak, pondasi tiang, pondasi sumurandan lain-lain sangat tergantung pada jenis
lapisan tanah, besarnyabeban dan kondisi air tanah.Pengetahuan tentang penyusutan dan
pemuaian tanah dibawahpondasi juga merupakan hal yang sangat penting.

b. Perencanaan Permukaan Jalan (pavement design)Permukaan jalan dapat berupa perkerasan


fleksibel atau perkerasankaku (flexible and rigid) dan itu tergantung pada lapisan tanah
yangberada dibawahnya. Yang dimaksud dengan perkerasan fleksibeladalah lapisan
bitumen (aspal) dan perkerasan kaku adalah lapisanbeton. Tebal perkerasan tergantung juga
pada karakteristik lapisantanah yang berada dibawahnya yang harus ditentukan
sebelumperencanaan. Pada permukaan jalan yang sering menerima bebankendaraan, maka
pengaruh dari beban hidup yang berulang dan faktorkelelahan harus diperhitungkan. Mekanika
Tanah

c. Perencanaan struktur dibawah tanah seperti terowongan, basement,jaringan pipa, drainase dan
dinding penahan tanah sangat memerlukanMekanika Tanah sebagai dasar perencanaan.

d. Perencanaan berem (embankment) dan penggalian (excavation).Jika permukaan lapisan tanah


tidak horizontal maka berat tanah yangberada dilapisan atas akan bergerak kebawah dan akan
mengganggustabilitas lapisan tanah tersebut.Pengetahuan tentang gaya geser dan sifat-sifat tanah
sangat pentinguntuk perencanaan kemiringan (slope) dari berm (embankment) ataukedalaman
dari galian.Biasanya untuk menjaga jangan sampai suatu tebing mengalamikelongsoran,
maka air tanah pada lapisan tebing tersebut dialirkanmelalui pipa-pipa drainase. Dan untuk
menjaga dinding tanah setelahpenggalian maka dipasang sheet piles sepanjang dinding tanah.

e. Perencanaan bendungan tanah (earth dam)Karena tanah merupakan material utama untuk
pengurugan dari suatubendungan tanah, maka sifat-sifat yang perlu diketahui adalah :
density;plastisitas; specific gravity; konsolidasi; kompaksi; kekuatan gesertanah.
Penentuan kadar air optimum pada kepadatan (density) maksmummerupakan aspek utama
dalam perencanaan bendungan tanah
Klasifikasi Tanah
Bedasarkan Klasifikasinya tanah dapat dibagi menurut kelasnya, sebagai berikut :

a. Tanah Kelas 1 (Warna Hijau)


Tanah kelas 1 dapat dipergunakan untuk segala jenis penggunaan pertanian tanpa memerlukan
tindakan pengawetan tanah yang khusus. Jenis tanah ini datar, dalam bertekstur halus atau sedang,
mudah diolah dan respons terhadap pemupukan. Tidak mempunyai faktor penghambat atau
ancaman kerusakan dan oleh karenanya dapat dijadikan lahan tanaman semusim dengan aman.

b. Tanah Kelas 2 (Warna Kuning)


Tanah kelas 2 dapat dipergunakan untuk segala jenis penggunaan pertanian dengan sedikit faktor
penghambat. Jenis tanah ini agak berlereng landai, kedalamannya dalam dan bertekstur halus
sampai agak halus. Dalam hal ini diperlukan sedikit usaha konservasi tanah.
c. Tanah Kelas 3 (Warna Merah)
Tanah kelas 3 dapat dipergunakan untuk segala jenis penggunaan pertanian dengan hambatan lebih
besar dari jenis tanah kelas 2, sehingga memerlukan tindakan pengawasan khusus dalam
pengelolaannya. Jenis tanah ini terdapat pada tempat yang agak miring atau drainase buruk,
memiliki kedalaman sedang, atau permeabilitasnya agak cepat. Jenis tanah ini masih memerlukan
suatu tindakan pengawetan tanah khusus, seperti pembuatan teras, penanaman dalam strip,
pergiliran tanaman penutup tanah dengan waktu untuk tanaman tersebut lebih lama.

d. Tanah Kelas 4 (Warna Biru)


Tanah kelas 4 dapat dipergunakan untuk segala jenis penggunaan pertanian dengan hambatan dan
ancaman kerusakan yang lebih besar dari jenis tanah kelas 3, sehingga memerlukan tindakan
khusus dan pengawetan tanah yang lebih berat dan lebih terbatas. Penggunaannya terbatas untuk
tanaman semusim. Tanah ini terletak pada lereng yang miring 15%-30% atau berdrainase buruk
atau kedalaman dangkal. Jika digunakan untuk menanam tanaman semusim diperlukan pembuatan
teras dan pergiliran tanaman lebih kurang 3-5 tahun.

e. Tanah Kelas 5 (Warna Hijau Tua)


Tanah kelas 5 ini tidak sesuai untuk digarap bagi tanaman semusim, tetapi akan lebih sesuai untuk
tanaman makanan ternak secara permanen atau dihutankan. Jenis tanah ini terdapat pada daerah
yang datar atau agak cekung tergenang air atau terlalu bayak batu di atas permukaannya ataupun
terdapat liat masam (cat clay) di dekat atau pada daerah perakaran.

f. Tanah Kelas 6 (Warna Oranye)


Tanah kelas 6 tidak sesuai untuk digarap bagi usaha tani tanaman yang semusim, disebabkan
karena terletak pada lereng yang agak curam (30%-45%) sehingga mudah tererosi, atau
kedalamannya agak dangkal atau telah mengalami erosi berat. Tanah jenis ini lebih tepat dijadikan
padang rumput atau dihutankan. Jika digarap untuk tanaman semusim diperlukan pengawetan
tanah yang agak berat.

g. Tanah Kelas 7 (Warna Coklat)


Tanah kelas 7 sama sekali tidak sesuai untuk digarap menjadi usaha tani tanaman semusim.
Dianjurkan untuk menanam vegetasi permanen atau tanaman yang keras. Jenis tanah ini terdapat
pada daerah yang berlereng yang curam (45%-65%) dan tanahnya dangkal atau telah mengalami
erosi berat. Jika dijadikan hutan atau padang rumput harus hati-hati karena sangat peka erosi.

h. Tanah Kelas 8 (Warna Putih)


Tanah kelas 8 tidak sesuai untuk usaha produksi pertanian dan harus dibiarkan pada keadaan alami
atau hutan lindun. Tanah ini lebih cocok untuk cagar alam atau hutan lindung. Jenis tanah ini
terdapat pada tempat yang memiliki kecuraman lebih 90%. Permukaan tanah ini ditutupi oleh
batuan lepas atau batuan ungkapan atau tanah yang berstruktur kasar.

Sistem Klasifikasi Menurut Soil Taxonomy (USDA)


Sistem USDA atau Soil Taxonomy dikembangkan pada tahun 1975 oleh tim Soil Survey Staff
yang bekerja di bawah Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA). Sistem ini pernah sangat
populer namun juga dikenal sulit diterapkan.Oleh pembuatnya, sistem ini diusahakan untuk
dipakai sebagai alat komunikasi antarpakar tanah, tetapi kemudian tersaingi oleh sistem WRB.
Meskipun demikian, beberapa konsep dalam sistem USDA tetap dipakai dalam sistem WRB
yang dianggap lebih mewakili kepentingan dunia.

Sistem klasifikasi tanah terbaru ini memberikan Penamaan Tanah berdasarkan sifat utama dari
tanah tersebut. Menurut Hardjowigeno (1992) terdapat 10 ordo tanah dalam sistem Taksonomi
Tanah USDA 1975, yaitu:
Alfisol

Tanah yang termasuk ordo Alfisol merupakan tanah-tanah yang terdapat penimbunan liat di
horison bawah (terdapat horison argilik)dan mempunyai kejenuhan basa tinggi yaitu lebih dari
35% pada kedalaman 180 cm dari permukaan tanah. Liat yang tertimbun di horison bawah ini
berasal dari horison di atasnya dan tercuci ke bawah bersama dengan gerakan air. Padanan
dengan sistem klasifikasi yang lama adalah termasuk tanah Mediteran Merah Kuning, Latosol,
kadang-kadang juga Podzolik Merah Kuning.
Aridisol

Tanah yang termasuk ordo Aridisol merupakan tanah-tanah yang mempunyai kelembapan tanah
arid (sangat kering). Mempunyai epipedon ochrik, kadang-kadang dengan horison penciri lain.
Padanan dengan klasifikasi lama adalah termasuk Desert Soil.
Entisol

Tanah yang termasuk ordo Entisol merupakan tanah-tanah yang masih sangat muda yaitu baru
tingkat permulaan dalam perkembangan. Tidak ada horison penciri lain kecuali epipedon ochrik,
albik atau histik. Kata Ent berarti recent atau baru. Padanan dengan sistem klasifikasi lama
adalah termasuk tanah Aluvial atau Regosol.
Histosol

Tanah yang termasuk ordo Histosol merupakan tanah-tanah dengan kandungan bahan organik
lebih dari 20% (untuk tanah bertekstur pasir) atau lebih dari 30% (untuk tanah bertekstur liat).
Lapisan yang mengandung bahan organik tinggi tersebut tebalnya lebih dari 40 cm. Kata Histos
berarti jaringan tanaman. Padanan dengan sistem klasifikasi lama adalah termasuk tanah Organik
atau Organosol.
Inceptisol

Tanah yang termasuk ordo Inceptisol merupakan tanah muda, tetapi lebih berkembang daripada
Entisol. Kata Inceptisol berasal dari kata Inceptum yang berarti permulaan. Umumnya
mempunyai horison kambik. Tanah ini belum berkembang lanjut, sehingga kebanyakan dari
tanah ini cukup subur. Padanan dengan sistem klasifikasi lama adalah termasuk tanah Aluvial,
Andosol, Regosol, Gleihumus, dll.
Mollisol
Tanah yang termasuk ordo Mollisol merupakan tanah dengan tebal epipedon lebih dari 18 cm
yang berwarna hitam (gelap), kandungan bahan organik lebih dari 1%, kejenuhan basa lebih dari
50%. Agregasi tanah baik, sehingga tanah tidak keras bila kering. Kata Mollisol berasal dari kata
Mollis yang berarti lunak. Padanan dengan sistem kalsifikasi lama adalah termasuk tanah
Chernozem, Brunize4m, Rendzina, dll.
Oxisol

Tanah yang termasuk ordo Oxisol merupakan tanah tua sehingga mineral mudah lapuk tinggal
sedikit. Kandungan liat tinggi tetapi tidak aktif sehingga kapasitas tukar kation (KTK) rendah,
yaitu kurang dari 16 me/100 g liat. Banyak mengandung oksida-oksida besi atau oksida Al.
Berdasarkan pengamatan di lapang, tanah ini menunjukkan batas-batas horison yang tidak jelas.
Padanan dengan sistem klasifikasi lama adalah termasuk tanah Latosol (Latosol Merah &
Latosol Merah Kuning), Lateritik, atau Podzolik Merah Kuning.
Spodosol

Tanah yang termasuk ordo Spodosol merupakan tanah dengan horison bawah terjadi
penimbunan Fe dan Al-oksida dan humus (horison spodik) sedang, dilapisan atas terdapat
horison eluviasi (pencucian) yang berwarna pucat (albic). Padanan dengan sistem klasifikasi
lama adalah termasuk tanah Podzol.

Ultisol
Tanah yang termasuk ordo Ultisol merupakan tanah-tanah yang terjadi penimbunan liat di
horison bawah, bersifat masam, kejenuhan basa pada kedalaman 180 cm dari permukaan tanah
kurang dari 35%. Padanan dengan sistem klasifikasi lama adalah termasuk tanah Podzolik Merah
Kuning, Latosol, dan Hidromorf Kelabu.
Vertisol

Tanah yang termasuk ordo Vertisol merupakan tanah dengan kandungan liat tinggi (lebih dari
30%) di seluruh horison, mempunyai sifat mengembang dan mengkerut. Kalau kering tanah
mengkerut sehingga tanah pecah-pecah dan keras. Kalau basah mengembang dan lengket.
Padanan dengan sistem klasifikasi lama adalah termasuk tanah Grumusol atau Margalit.
DAFTAR PUSTAKA
http://dokumen.tips/documents/-sifat-sifat-umum-tanah.html
http://www.pengertianpakar.com/2014/11/pengertian-tanah-dan-klasifikasi-tanah.html

Anda mungkin juga menyukai