Anda di halaman 1dari 2

1.

2 Deskripsi Dasar Polietilena


Etilen (CH2=CH2), senyawa alkena paling sederhana, dapat dipolimerisasi melalui reaksi antara
reaktan dan katalis.

Zat inisiator yang digunakan kebanyakan adalah senyawa peroksida organik yang efektif karena
senyawa tersebut menghasilkan senyawa radikal bebas yang mempolimerasikan etilen melalui
suatu rantai reaksi. Transisi katalis logam (Ziegler-Natta dan Phillips) juga sangat luas
dipergunakan dalam industry tetapi memproduksi polietilena dengan bahan dan mekanisme yang
berbeda. Katalis bersisi tunggal juga melibatkan transisi katalis logam, akan tetapi jumlah
polietilena yang dihasilkan dengan katalis bersisi tunggal sangat kecil (<4%). Senyawa inisiator,
transisi katalis logam, dan kokatalis akan dibahas pada bab 2-6.
Kondisi saat proses polimerisasi sangat bervariasi serta komposisi polietilena yang digunakan,
seperti yang dicatat diatas, juga berbeda pada struktur dan komponennya. Pada contoh 1.1,
jumlah n disebut sebagai derajat polimerisasi (DP) dan lebih besar 1000 kali dari kebanyakan
polietilena yang biasa dipasarkan.

(1.1)
Polimer yang diproduksi pada contoh 1.1 dikenal sebagai polietilena dan, atau jarang sekali
disebut polimetilena, polietana, dan politana. (pada akhir 1960an, politena menjai bagian dari
budaya yang popular saat itu disaat grup the Beatles merilis Polythene Pam.). Polietilena
adalah nama rekomendasi dari IUPAC untuk homopolimer. Penamaan pada banyak variasi dari
polietilena ada pada bagian 1.3. Meskipun beberapa nama telah disarankan bahwa nama zat
tersebut menyatakan keadaan atom karbon tak jenuh, karena pada faktanya terdapat beberapa
ikatan C=C pada polietilena, biasanya kurang dari 2 di tiap seribu atom karbon dan ini hanya
terjadi biasanya terjadi pada vinyl atau grup dari vinylidene.
Polietilena adalah zat yang paling ekonomis pembuatannya dari kebanyakan polimer sintetis.
Polietilena memiliki daya tahan yang baik terhadap bahan kimia dan dapat diproses dengan
beberapa cara (blown film, pipe extrusion, blow molding, injection molding, etc.) sampai menjadi
banyak sekali bentuk dan alat. Pembuatannya akan dibahas lebih lanjut pada bab 8.
Saat keluar dari reaktor pada skala pabrik dibawah kondisi lingkungan, polietilana biasanya
berupa bubuk putih atau granul padat. Pada banyak kasus, polimer mentah dilelehkan dan
ditambahkan bahan aditif tertentu (zat aditif sangat penting dalam meningkatkan kestabilan dan
mengoptimalkan komponen polietilena. Lihat pada bab 8). Produk dibentuk menjadi pelat
transparan dan digunakan dalam membentuk prosesor. Gumpalan meningkatkan nilai densitas
yang menghasilkan proses packing dan biaya pengeriman lebih kecil. Hal tersebut juga
menurunkan kemungkinan ledakan saat ptoses pembentukan dengan tangan.

Anda mungkin juga menyukai