Anda di halaman 1dari 6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 TEORI

2.1.1 Definisi

Secara umum stroke merupakan suatu serangan yang terjadi di otak yang
terjadi secara tiba-tiba dan dapat mengakibatkan kematian atau kelumpuhan pada
sebagian tubuh. Hal tersebut karena menyerang maka sindrom ini di sebut
stoke, yang berarti di sebabkan karena adanya suatu pukulan secara
mendadak.Secara sederhana,stroke terjadi jika aliran darah ke otak terputus karena
seperti yang kita ketahui bahwa otak kita sangat membutuhkan pasokan darah
yang berkesinambungan dan dialirkan oleh arteri(pembuluh nadi),jadi ketika
aliran darah yang masuk mengalami hambatan atau terputus akibat bekuan darah
atau pecahnya pembuluh darah, sedikit atau banyak maka akan terjadi kerusakan
pada otak yang tidak dapat di perbaiki ( infark otak).dampaknya adalah fungsi
kontrol bagian tubuh oleh daerah otak yang terkena stroke itu akan hilang atau
mengalami gangguan yang mengakibatkan kematian.( BUKU)

Angka kejadian stroke meningkat seiring dengan bertambahnya usia,


semakin tinggi usia seseorang semakin tinggi kemungkinan stroke (Yayasan
Stroke Indonesia, 2012). Namun jumlah penderita stroke dibawah usia 45 tahun
juga terus meningkat. WHO memprediksi bahwa kematian akibat stroke akan
meningkat seiring dengan kematian akibat penyakit jantung dan kanker kurang
lebih 6 juta pada tahun 2010 menjadi 8 juta di tahun 2030 (American Heart
Association, 2010).

Stroke merupakan penyebab utama mortalitas dan morbiditas di seluruh


dunia yang mengakibatkan hampir 6 juta kematian setiap tahun. Pasien dengan
stroke akut rentan memiliki berbagai macam peningkatan risiko komplikasi medis
di rumah sakit, terutama infeksi. Sekitar 30% pasien stroke fase akut didiagnosis
infeksi dengan pneumonia dan infeksi saluran kemih. (Sitompul, et al., 2016)
Stroke (penyakit serebrovaskular) menurut World Health Organization
(WHO) adalah manifestasi klinis dari gangguan fungsi serebral baik fokal ataupun
global, dengan gejala-gejala yang berlangsung selama 24 jam atau lebih, yang
dapat menyebabkan kematian, tanpa adanya penyebab lain selain vaskuler.
(Danang Nugroho, 2016)

2.1.2 Klasifikasi

Ada dua tipe stroke yaitu stroke hemorhagic dan stroke iskemik. Stroke
iskemil banyak disebabkan karena trombotik atau sumbatan emboli, sedangkan
stroke hemorhagic disebabkan oleh perdarahan akibat pecahnya pembuluh darah
di suatu bagian otak.

Berdasarkan kelainan patologisnya, stroke terbagi menjadi dua yaitu


stroke hemoragik (perdarahan intraserebral dan ekstraserebral) dan non-
hemoragik (stroke akibat trombosis serebri, emboli serebri dan hipoperfusi
sistemik). (Danang Nugroho, 2016)

2.2.1 Stoke Iskemik

Stroke iskemik (87% dari semua stroke) disebabkan oleh pembentukan


trombus lokal atau emboli meliputi arteri serebral. Atherosclerosis serebral adalah
penyebab dalam kebanyakan ini tetapi 30% etiologi yang tidak diketahui. Emboli
timbul baik dari intra maupun ekstrakranialarteri. Dua puluh persen stroke
iskemik timbul dari jantung. Plak aterosklerotik karotid bisa pecah,
mengakibatkan paparan kolagen, plateletagregasi, dan pembentukan trombus.
Bekuan darah dapat menyebabkan oklusi lokal atau dislodgedan perjalanan distal,
akhirnya occluding sebuah kapal serebral. Pada emboli kardiogenik, stasis aliran
darah di atrium atau ventrikel mengarah ke formasidari gumpalan lokal yang bisa
dilepas dan berjalan melalui aorta ke otaksirkulasi. Pembentukan dan emboli
trombus menghasilkan oklusi arteri, mengurangi serebralaliran darah dan
menyebabkan iskemia dan akhirnya infarction distal ke oklusi.(dipiro 2015 9)

2.2.2 Stroke Hemoragik


2.2.2.1

Hemorrhagic stroke (13% stroke) meliputi perdarahan subarachnoid


(SAH), pendarahan intraserebral, dan hematoma subdural. SAH bisa jadi akibat
trauma atau ruptur aneurisma intrakranial atau malformasi arteriovenosa (AVM).
Perdarahan intracerebral terjadi saat pembuluh darah pecah di dalam otak
menyebabkan hematoma. Hematoma subdural biasanya disebabkan oleh trauma.
Darah di otak parenkim merusak jaringan sekitar melalui massa efek dan
neurotoksisitas komponen darah dan produk degradasinya. Stroke hemoragik
dapat menyebabkan tekanan intrakranial yang meningkat secara tiba-tiba herniasi
dan kematian.(dipiro 2015 9)

2.1.3 Epidemiologi

Menurut Yayasan Stroke Indonesia (YASTROKI) (2012), jumlah


penderita stroke di Indonesia terbanyak dan menduduki urutan pertama di Asia.
Stroke juga merupakan penyebab kecacatan serius menetap nomor 1 di seluruh
dunia. Hasil data Riset Kesehatan Dasar (Rikesda) tahun 2013 menemukan
prevalensi stroke di Indonesia sebesar 12,1 per 1.000 penduduk. Angka tersebut
naik sebesar 8,3 % dibandingkan Rikesda tahun 2007. Perubahan gaya hidup; pola
makan terlalu banyak gula, garam, dan lemak; serta kurang beraktivitas adalah
faktor risiko stroke. Banyak faktor yang menyebabkan penyakit stroke. Faktor-
faktor tersebut meliputi faktor risiko yang tidak dapat diubah dan faktor risiko
yang dapat diubah. Faktor risiko yang dapat diubah meliputi usia, jenis kelamin,
ras dan genetik. Sedangkan faktor risiko yang dapat diubah diantarannya adalah
hipertensi, merokok, obesitas, diabetes mellitus, tidak menjalankan perilaku hidup
sehat, tidak melakukan medical check up secara rutin dan mengkonsumsi
makanan yang mengandung banyak garam.

Menurut data WHO pada tahun 2012, terdapat 6,2 juta kematian
disebabkan oleh penyakit stroke dan merupakan penyebab kematian nomer 3 di
dunia setelah penyakit jantung koroner dan kanker. Data dari American Heart
Association/American Stroke Association (AHA/ASA) dalam Heart Disease and
Stroke Statistics- 2012 Update, menyebutkan bahwa setiap 4 menit seorang
meninggal karena stroke dan stroke berkontribusi dalam setiap 18 kematian di
Amerika Serikat pada tahun 2008.3 Di Indonesia stroke menduduki posisi ketiga
setelah jantung dan kanker. Ditemukan sebanyak 28,5% penderita meninggal
dunia dan sisanya menderita kelumpuhan sebagian atau total. Hanya 15% saja
yang dapat sembuh total dari serangan stroke dan kecacatan.4 Sebuah penelitian
yang dilakukan pada tahun 2012 di RSUP H Adam Malik diperoleh sebanyak 88
orang dari 111 pasien yang dirawat inap meninggal akibat stroke. Tipe stroke
yang paling banyak menyebabkan kematian pada pasien adalah stroke hemoragik
yaitu sebesar 87,5%.5 Sementara itu penelitian di RSUD Arifin Achmad Provinsi
Riau tahun 2012 melaporkan bahwa dari 107 pasien stroke, 31,77% pasien
disebabkan oleh stroke hemoragik. (Danang Nugroho, 2016)

2.1.4 Tanda Dan Gejala

1. Gejala

Pasien mungkin mengeluhkan kelemahan di satu sisi tubuh,


ketidakmampuan berbicara, kehilangan penglihatan, vertigo, atau terjatuh.
Stroke iskemik biasanya tidak menyakitkan, namun pasien mungkin
mengeluh sakit kepala, dan dengan stroke hemoragik, bisa sangat
parah.(dipiro 8)

2. Tanda-tanda

a. Pasien biasanya memiliki banyak tanda disfungsi neurologis, dan


defisit spesifik ditentukan oleh luas wilayah otak terlibat.
b. Hemi atau monoparesis terjadi secara umum, seperti halnya
hemisensori
defisit.
c. Pasien dengan vertigo dan penglihatan ganda cenderung memiliki
keterlibatan sirkulasi posterior.
d. Aphasia terlihat umum pada pasien dengan sirkulasi anterior
stroke
e. Pasien mungkin juga menderita disartria, cacat bidang visual,
dan tingkat kesadaran yang berubah.(dipiro 8)

2.1.5 Etiologi

Stroke bisa berupa iskemik atau hemoragik (87% dan 13% masing-
masing, dari semua stroke di American Heart Association 2009 melaporkan). 1, 4
Klasifikasi stroke dengan mekanisme diberikan di Gambar 27-1. Hemorrhagic
stroke meliputi perdarahan subarachnoid, pendarahan intraserebral, dan hematoma
subdural. Perdarahan subarachnoid terjadi saat darah memasuki subarachnoid
ruang (tempat cairan serebrospinal ditempatkan) karena trauma, ruptur aneurisma
intrakranial, atau pecahnya malformasi arteriovenosa (AVM). Sebaliknya,
intraserebral Perdarahan terjadi saat pembuluh darah pecah di dalam otak
parenkim itu sendiri, menghasilkan pembentukan hematoma. Ini Jenis perdarahan
sangat sering dikaitkan dengan tidak terkontrol Tekanan darah tinggi dan kadang
antitrombotik atau trombolitik terapi. Hematoma subdural mengacu pada koleksi
darah Di bawah dura (penutup otak), dan itu paling banyak disebabkan sering
karena trauma Hemorrhagic stroke, meski kurang umum, adalah secara signifikan
lebih mematikan daripada stroke iskemik, dengan kasus kasus 30 hari tingkat
yang dua sampai enam kali lebih tinggi. 5, 6 Stroke iskemik disebabkan oleh
pembentukan trombus lokal atau oleh fenomena embolik, mengakibatkan oklusi
otak pembuluh darah. Aterosklerosis, khususnya pembuluh darah serebral, adalah
a faktor penyebab pada kebanyakan kasus stroke iskemik, walaupun 30% adalah
kriptogenik Emboli bisa timbul dari intra atau ekstrakranial arteri (termasuk
lengkungan aorta) atau, seperti yang terjadi pada 20% dari semua stroke iskemik,
jantung. Emboli kardiogenik diduga terjadi Telah terjadi jika pasien memiliki
fibrilasi atrium bersamaan, katup penyakit jantung, atau kondisi jantung lainnya
yang bisa menuntun untuk bekuan bekuan. 7 Membedakan antara emboli
kardiogenik dan penyebab stroke iskemik lainnya penting dalam menentukan
Farmakoterapi jangka panjang pada pasien tertentu.(dipiro 8)

2.1.6 Pencegahan
2.1.7 Diagnosa
2.1.8 Penatalaksanaan
2.1.9 Monitoring Dan Evaluasi
2.2 Geriatri
2.2.1 Definisi
2.2.2 Epidemiologi
2.2.3 Perubahan Farmakokinetik Dan Farmakodinamik
2.2.4 Masalah Kesehatan Geriatrik
2.3 Potentially inappropriate prescribing (PIP)

Anda mungkin juga menyukai