Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Kembalikan obat yg
kadaluarsa ke gudang obat
No.Dokumen : SOP/UKM/IMUN/
SOP No.Revisi :
Tanggal terbit :
Halaman :
1. 1. Pengertian Imunisasi BCG adalah suatu upaya membentuk kekebalan tubuh dengan
menyuntikkan vaksin BCG kedalam tubuh untuk mencegah penyakit
tuberkulosa.
2. 2. Tujuan Sebagai acuan dalam pemberian imunisasi Bacillus Calmette Guerin (BCG).
4. 4. Referensi 1. Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2013 Pasal 21 (3) tentang pelayanan
imunisasi dasar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b
2. Permenkes No.42 tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Imunisasi.
3. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1611/MENKES/SK/XI/2005
Tentang Pedoman Penyelenggaraan Imunisasi
4. Modul Pelatihan Tenaga Imunisasi di Puskesmas Dinkes Provinsi Sulawesi
Selatan Tahun 2013
5. Prosedur Petugas menyiapkan alat dan bahan :
1. Buku pencatatan imunisasi (buku kuning) dan alat tulis
2. Safety box
3. Vaksin BCG dan pelarutnya
4. ADS 0,05 ml
5. ADS 5 ml untuk melarutkan vaksin
6. Kapas dan air bersih
6. Langkah- 1. Petugas mencuci tangan
Langkah 2. Siapkan vaksin dan ADS yang akan di gunakan.
3. Larutkan vaksin BCG dengan cairan pelarut BCG
4. Memastikan anak belum pernah di imunisasi BCG dengan menanyakan
pada orang tua anak tersebut.
5. Mengambil 0.05 cc vaksin BCG yang telah kita larutkan menggunakan
ADS 0,05 ml
6. Bersihkan lengan kanan atas dengan kapas yang telah dibasahi air bersih,
jangan menggunakan alkohol/desinfektan sebab akan merusak vaksin
tersebut.
7. Petugas menyuntikan vaksin tersebut sepertiga bagian lengan kanan atas
(tepatnya pada insertio musculus deltoideus) secara intrakutan (didalam
kulit).
8. Buang langsung ADS bekas tanpa menutupnya (non recapping) kedalam
safety box.
9. Petugas mencuci tangan Petugas mencatat hasil imunisasi di buku
KMS/KIA dan buku pencatatan imunisasi (buku kuning).
3. 7. Diagram Alir
Persiapkan alat Cuci tangan Pastikan vaksin dan ADS
dan bahan yang akan digunakan
Suntikan vaksin di
Bersihkan lengan lengan kanan atas Buang ADS bekas
kanan atas dengan secara intrakutan tanpa penutup
kapas air bersih (didalam kulit) kedalam safety box
No.Dokumen : SOP/UKM/IMUN/
SOP No.Revisi :
Tanggal terbit :
Halaman :
8. Hal-hal yang perlu 8.1 Pemberian imunisasi hepatitis B sebaiknya ditunda pada kondisi bayi :
diperhatikan 8.1.1 Berat badan lahir rendah (BBLR)
8.1.2 Bayi kuning
8.1.3 Tidak sehat atau lemah
9. Unit Terkait
11. 1. Pengertian BIAS (Bulan Imunisasi Anak Sekolah) Campak adalah kegiatan
imunisasi yang diberikam kepada anak Sekolah Dasar Kelas 1
12. 2. Tujuan Sebagai acuan dalam penerapan langkah-langkah Pelaksanaan BIAS
Iunisasi Campak
13. 3. Kebijakan Keputusan Kepala UPT Puskesmas Metro Nomor 800/ / D-2.U1/ 2017
tentang Pelaksanaan BIAS Imunisasi Campak
14. 4. Referensi Permenkes No. 12 Tahun 2017
5 Alat dan Bahan -
2. 6. Prosedur 1. Pendataan sasaran Bias Campak pada Anak Sekolah Dasar Kelas 1
2. Pengambilan vaksin ke Dinas Kesehatan sesuai permintaan sasaran
3. Membuat koordinasi dengan bidan Poskeskel dan perawat sebagai
pelaksana imunisasi
4. Membuat jadwal kegiatan pelaksanaan imunisasi campak
5. Membuat koordinasi dengan SD/MI tentang pelaksanaan BIAS
Campak dengan surat pemberitahuan dan jadwal pelaksanaan
6. Koordinator imunisasi mendistribusikan vaksin dan logistic sesuai
jadwal
7. Perawat dan bidan melaksanakan imunisasi BIAS Campak sesuai
surat tugas Ka UPT Puskesmas
8. Petugas melakukan skrining sasaran yang sehat dan sakit
9. Melakukan imunisasi BIAS Campak sesuai SOP Imunisasi subkutan
10. Melakukan observasi KIPI sesuai SOP Penanganan KIPI
11. Koordinasi dengan SD/MI bagi sasaran yang tidak mengikuti
imunisasi karena sakit / tdk masuk
12. Melakukan pencatatan dan pelaporan
7. Hal-hal yang -
diperhatikan
3.
4. 8. Unit Terkait 1. Dinas Kesehatan Kota
2. Dinas Pendidikan
3. Kementrian Agama
4. SD/MI
Poskeskel
15. 9. Dokumen terkait -
10. Rekaman historis
No. Halaman Yang diubah Perubahan Diberlakukan tanggal
PENANGGULANGAN KIPI
No.Dokumen : SOP/UKM/IMUN/
SOP No.Revisi :
Tanggal terbit :
Halaman :
16. 1. Pengertian Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) atau adverse events following
immunization adalah semua kejadian sakit dan kematian yang terjadi
dalam masa 1 bulan setelah imunisasi. Pada keadaan tertentu lama
pengamatan KIPI dapat mencapai masa 42 hari (arthritis kronik pasca
vaksinasi rubella), atau bahkan 42 hari (infeksi virus campak vaccine-
strain pada pasien imunodefisiensi pasca vaksinasi campak, dan polio
paralitik serta infeksi virus polio vaccine-strain pada resipien non
imunodefisiensi atau resipien imunodefisiensi pasca vaksinasi polio).
17. 2. Tujuan Sebagai acuan dalam penerapan langkah-langkah penanggulangan KIPI
18. 3. Kebijakan Keputusan Kepala UPT Puskesmas Metro Nomor 800/ / D-2.U1/2017
tentang Penanggulangan KIPI
19. 4. Referensi Permenkes No 12 Tahun 2017
5 Alat dan Bahan -
5. 6. Prosedur
1. Tahapan
a. Siapkan antisipasi penanggulangan sesuai permasalahan
b. Lakukan penanggulangan sesuai permasalahan
c. Bila kasus tidak dapat ditangani di Puskesmas, siapkan rujukan
ke RS Pemerintah atau RS terdekat.
d. Lakukan rujukan setelah kondisi pasien stabil dan formulir KIPl
telah dilengkapi
e. Bila kasus dapat ditangani, lengkapi formulir KIPI
f. Pulangkan pasien bila kondisi telah stabil
Koordinasikan kasus dengan KOMDA PP-KIPI setempat
2. Jaminan Pembiayaan
a. Tentukan apakah pasien memiliki jaminan pembiayaan
kesehatan.
b. Bila ada, pembiayaan KIPI mengacu pada jaminan tersebut.
7. Hal-hal yang c. Bila tidak ada, lakukan koordinasi dengan pengelola program
diperhatikan imunisasi dan Yankes di Dinkes Kabupaten/Kota atau Dinkes
8. Provinsi, agar membuat surat pemohonan jaminan pembiayaan
KIPl, yang ditujukan kepada Direktur Bina Upaya Kesehatan
Rujukan Kemkes RI, ditembuskan kepada Ka Subdit RSU Publik
dan Ka Subdit Imunisasi.
9. 8. Unit Terkait 1. Dinas Kesehatan Kota
2. RSUD
3. Dinas Pendidikan
4. Kementrian Agama
5. SD/MI
6. Poskeskel
20. 9. Dokumen terkait -
10. Rekaman historis
No. Halaman Yang diubah Perubahan Diberlakukan tanggal
CARA PENYUNTIKAN IMUNISASI
CAMPAK
No.Dokumen : SOP/UKM/IMUN/
SOP No.Revisi :
Tanggal terbit :
Halaman :
21. 1. Pengertian Suatu tindakan pemberian kekebalan kepada tubuh anak terhadap
penyakit campak dengan cara penyuntikan secara subcutan (sc)
22. 2. Tujuan Sebagai acuan dalam penerapan langkah-langkah penyuntikan imunisasi
campak
23. 3. Kebijakan Keputusan Kepala UPT Puskesmas Metro Nomor 800/ / D-2.U1/2017
tentang Cara Penyuntikan Imunisasi Campak
24. 4. Referensi Permenkes No. 12 Tahun 2017
5 Alat dan Bahan 1. Handscoon
2. Kapas DTT
3. Air hangat
4. Spuit 5 cc dan 0,5 cc
5. Vaksin campak dan pelarut
6. Safety Box
6. 6. Prosedur 1. Cuci tangan
2. Menyiapkan spuit 5 cc dan 0,5 cc
3. Menyiapkan vaksin dan pelarutnya
4. Pastikan vaksin dalam keadaan baik
5. Buka tutup vaksin
6. Larutkan dengan cairan pelarut campak yang sudah ada (5 cc)
7. Ambil 0,5 cc vaksin campak yang telah dilarutkan
8. Gunakan sarung tangan
9. Bersihkan lengan kiri bagian atas anak dengan kapas air hangat
10. Suntikan secara subcutan (sc)
11. Rapikan alat
12. Buang spuit dalam safety box
13. Lepas Handscoon
14. Cuci tangan
7. Hal-hal yang Jika terjadi abses pada bekas suntikan atau anak demam bawa ke
diperhatikan puskesmas atau tempat pelayanan kesehatan
8.
9. 8. Unit Terkait 1. Petugas Kesehatan
2. Guru UKS
25. 9. Dokumen terkait -
10. Rekaman historis
No. Halaman Yang diubah Perubahan Diberlakukan tanggal
CARA PENYUNTIKAN IMUNISASI
DT DAN TD
No.Dokumen : SOP/UKM/IMUN/
SOP No.Revisi :
Tanggal terbit :
Halaman :
26. 1. Pengertian Suatu tindakan pemberian kekebalan kepada tubuh anak terhadap
penyakit difteri dan tetanus dengan cara penyuntikan secara
intramuscular (im)
27. 2. Tujuan Sebagai acuan dalam penerapan langkah-langkah penyuntikan imunisasi
DT dan TD
28. 3. Kebijakan Keputusan Kepala UPT Puskesmas Metro Nomor 800/ / D-2.U1/2017
tentang Cara Penyuntikan Imunisasi DT dan TD
29. 4. Referensi Permenkes No. 12 Tahun 2017
5 Alat dan Bahan 1. Handscoon
2. Kapas DTT
3. Air hangat
4. Spuit 0,5 cc
5. Vaksin DT dan TD
6. Safety Box
11. 6. Langkah-Langkah
1. Cuci tangan
2. Menyiapkan spuit 0,5 cc
3. Menyiapkan vaksin
4. Pastikan vaksin dalam keadaan baik
5. Buka tutup vaksin
6. Ambil 0,5 cc vaksin DT atau TD
7. Gunakan sarung tangan
8. Bersihkan lengan kiri bagian atas anak dengan kapas air hangat
9. Suntikan secara subcutan (sc)
10. Rapikan alat
11. Buang spuit dalam safety box
12. Lepas Handscoon
13. Cuci tangan
7. Hal-hal yang Jika terjadi abses pada bekas suntikan atau anak demam bawa ke
diperhatikan
puskesmas atau tempat pelayanan kesehatan
8.
9. 8. Unit Terkait 1. Petugas Kesehatan
2. Guru UKS
30. 9. Dokumen terkait -
10. Rekaman historis
No. Halaman Yang diubah Perubahan Diberlakukan tanggal
PELACAKAN KIPI
No.Dokumen : SOP/UKM/IMUN/
SOP No.Revisi :
Tanggal terbit :
Halaman :
31. 1. Pengertian Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi yang selanjutnya disingkat KIPI adalah
kejadian medik yang berhubungan dengan imunisasi baik berupa efek
vaksin atau pun efek simpang, toksisitas, reaksi sensitifitas, efek
farmakologis maupun kesalahan program, koinsidens, reaksi suntikan
atau hubungan kausal yang tidak dapat ditentukan.
33. 3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Lewoleba, Nomor Tahun 2016 tentang
Jenis-Jenis Pelayanan Di Puskesmas Lewoleba.
11. Hal-hal yang Jika terjadi abses pada bekas suntikan atau anak demam bawa ke
diperhatikan
puskesmas atau tempat pelayanan kesehatan
12.
13. 8. Unit Terkait 3. Petugas Kesehatan
4. Guru UKS
9. Dokumen terkait -
10.Rekaman historis
No. Halaman Yang diubah Perubahan Diberlakukan tanggal
PELAPORAN KIPI
No.Dokumen : SOP/UKM/IMUN/
SOP
No.Revisi :
Tanggal terbit :
Halaman :
36. 2. Tujuan Sebagai pedoman kerja petugas imunisasi dalam mealkukan pelaporan
KIPI
37. 3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Lewoleba, Nomor Tahun 2016
tentang Jenis-Jenis Pelayanan Di Puskesmas Lewoleba.
c. Provinsi
Lakukuan rekapitulasi laporan KIPI dalama EPI info
dari setipa kabupaten /kota
Laporkan kepusat setipa tanggal 15 bersamaan dengan
laporan rutin cakupan imunisasi
Bila diperlukan,lakukan analisa dari laporan KIPI
yang diterima ( misalnya apabila terdapat perubahan
pola KIPI berdasarkan lokasi dan waktu ) dan
kemudian laporkan hasil analisa tersebut ke pusat
2. KIPI serius :
a. Lakukan laporan sementara via telepon secara berjenjang
dalam waktu 24 jam setelah laporan KIPI serius diterima (
mulai dari penerimaan laporan kepala
puskesmas/koordinator imunisasi puskesmasseksi
imunisasi Dinkes Kabupaten/kotaseksi imunisasi Dinkes
provinsiSubdit imunisasi Kemenkes RI )
b. Lakukuan pelacakan oleh Tim pelacak
c. Lengkapi formulir KIPI serius dan formulir investigasi
d. Lakukan koordinasi dengan Komda PP-KIPI Provinsi untuk
menganalisa laporan yang telah diisi dan menetukan
klasifikasi lapangan laporan KIPI tersebut
e. Membuat kesimpulan hasil pelacakan
f. Lakukan penilaian pelayanan imunisasi
g. Buat saran perbaikan untuk kasus karen kesalahan prosedur
Mengirimkan laporan hasil pelacakan tersebut ke Subdit Imunisasi
Kemenkes RI sebagai bahan kajian kausalitas yang akan dilakukan
oleh Komnas PP-KIPI
7. Hal-hal yang Identifikasi KIPI apakah termasuk KIPI non-serius atau KIPI serius
diperhatikan
8.
9. 8. Unit Terkait Dinas Kesehatan Kabupaten
No.Dokumen : SOP/UKM/IMUN/
SOP No.Revisi :
Tanggal terbit :
Halaman :
39. 1. Pengertian Proses pengeluaran vaksin dari dalam coolbox ke luar tempat pelayanan
imunisasi dengan syarat tidak terkena matahari secara langsungoleh
sinar matahari, hujan atau debu dan tetap menjaga ke stabilan suhu
vaksin.
40. 2. Tujuan 1. Agar vaksin tetap mempunyai potensi yang baik sewaktu diberikan
kepada sasaran.
2. Sebagai pedoman untuk petugas Imunisasi dalam menjaga
keefektifan vaksin.
41. 3. Kebijakan
8. Dokumen terkait -
9..Rekaman historis
No. Halaman Yang diubah Perubahan Diberlakukan tanggal
PEMELIHARAAN LEMARI ES
No.Dokumen : SOP/UKM/IMUN/
SOP No.Revisi :
Tanggal terbit :
Halaman :
43. 1. Pengertian Proses Pengecekan lemari es yang dilakukan harian, mingguan, bulanan
dengan memantau suhu, bunga es memeriksa steker tidak kendor, dan
melakukan pembersihan kodensor.
44. 2. Tujuan 1. Agar vaksin tetap mempunyai potensi yang baik sewaktu diberikan
kepada sasaran.
2. Sebagai pedoman untuk petugas Imunisasi dalam menjaga
keefektifan vaksin.
6. Hal-hal yang
diperhatikan
16.
17. 7. Unit Terkait Lintas Program, Lintas Sektor
8. Dokumen terkait -
9..Rekaman historis
No. Halaman Yang diubah Perubahan Diberlakukan tanggal
PENCAIRAN BUNGA ES
No.Dokumen : SOP/UKM/IMUN/
SOP No.Revisi :
Tanggal terbit :
Halaman :
45. 1. Pengertian Pencairan bunga es adalah Prosedur untuk perawatan lemar ies menjaga vaksi
npada suhu yang telahdi tetapkanyaitu 2-8 c.
1. Lap kering
2. Vaksin Carrier
3. Cool pack
6. Hal-hal yang 1. Sehari sebelum pencairan bunga es, kondisikan cool pack, vaksin carrier.
diperhatikan 2. Pindahkan vaksin kedalam vaksin carrier yang telah berisi cool pack, sesuai
18. SOP penyimpanan vaksin.
3. Cabut steker untuk melakukan defrosting.
4. Biarkan bunga es mencair sendiri atau siram dengan air hangat.
5. Setelah bunga es mencair, keringkan bagian dalam lemari es termasuk
evaporator dengan lap kering.
6. Pasang kembali steker dan tunggu suhu stabil 2 s/d 8 0 C tanpa merubah
posisi thermostat.
7. Setelah suhu mencapai 2 s/d 8 0 C, susun kembali vaksin kedalam lemari es,
sesuai dengan SOP penyimpanan vaksin.
8. Catat kegiatan pemeliharaan bulanan pada kartu pemeliharaan lemari es
19. 7. Unit Terkait a. Penyebab cepat terjadinya bunga es erjad karena sering buka tutup, karet
sel tidak rapat, thermostat terlalu rendah.
b. Bunga es dapat menghambat sisitem pendingin, boro slistri mengurangi
masa pemakaian lemari es.
c. Pencairan bunga es dilakukan minimal 1 bulan sekali atau ketika bunga es
mencapai 0,5 cm
8. Dokumen terkait Pencatatan suhu vaksin
9..Rekaman historis
No. Halaman Yang diubah Perubahan Diberlakukan tanggal