Makalah-Kebijakan Perdagangan Internasional (Manajemen Pemasaran)
Makalah-Kebijakan Perdagangan Internasional (Manajemen Pemasaran)
MAKALAH
Endah : 2015052368
Dian : 2015052270
Fendi : 2015051787
Anif : 2015051895
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PAMULANG
Jl. Surya Kencana No. 1 Pamulang Barat, Tangerang Selatan, Banten.
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Berkat rahmat dan
Perdagangan Internasional.
Penulis menyadari bahwa makalah yang penulis susun masih jauh dari
penulis telah berusaha dengan segala kemampuan yang ada disertai petunjuk
menjadi materi dari makalah penulis untuk memenuhi tugas yang diberikan Dosen
Ibu Fahmi Susanti.SKM.MM dengan harapan dapat menjadi salah satu sarana
dunia bisnis di era digital dan semoga dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.
Apabila dalam makalah ini terdapat kata-kata yang kurang berkenan di hati
i
Penyusun
DAFTAR ISI
KATAPENGANTAR ........................................................................................... i
internasional ........................................................................................... 5
A. Kesimpulan ..........................................................................................17
B. Saran ...................................................................................................17
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Salah satu hal yang dapat dijadikan motor penggerak bagi pertumbuhan
adalah perdagangan internasional. Salvatore menyatakan bahwa perdagangan
dapat menjadi mesin bagi pertumbuhan ( trade as engine of growth, Salvatore,
2004). Jika aktifitas perdagangan internasional adalah ekspor dan impor, maka
salah satu dari komponen tersebut atau kedua-duanya dapat menjadi motor
penggerak bagi pertumbuhan. Tambunan (2005) menyatakan pada awal tahun
1980-an Indonesia menetapkan kebijakan yang berupa export promotion. Dengan
demikian, kebijakan tersebut menjadikan ekspor sebagai motor penggerak bagi
pertumbuhan.
1
tempat produksi. Peningkatan ukuran pasar yang semakin besar yang ditandai
dengan peningkatan impor suatu jenis barang pada suatu negara, akan
memunculkan kemungkinan untuk memproduksi barang tersebut di negara
importir. Kemungkinan itu didasarkan dengan melihat perbandingan antara biaya
produksi di negara eksportir ditambah dengan biaya transportasi dengan biaya
yang muncul jika barang tersebut diproduksi di negara importir. Jika biaya
produksi di negara eksportir ditambah biaya transportasi lebih besar dari biaya
produksi di negara importir, maka investor akan memindahkan lokasi produksinya
di negara importir (Appleyard, 2004).
2
BAB II
PEMBAHASAN
2. Barang harus dikirim dan diangkut dari suatu negara ke negara lainnya.
Barang-barang tersebut harus melewati berbagai macam peraturan seperti
pabean (batas-batas wilayah yang dikenai pajak), yang bersumber dari
pembatasan yang dikeluarkan pemerintah.
3. Antara satu negara dengan negara lainnya terdapat perbedaan dalam bahasa,
mata uang, taksiran atau timbangan, hukum dalam perdagangan, dsb.
3
b. Menjalin persahabatan
4. Adanya kelebihan produk dalam negeri sehingga perlu pasar baru untuk
menjual produk tersebut.
5. Adanya perbedaan keadaan seperti sumber daya alam, iklim, tenaga kerja,
budaya, dan jumlah penduduk yang menyebabkan adanya perbedaan
hasil produksi dan adanya keterbatasan produksi.
8. Terjadinya era globalisasi sehingga tidak satu negara pun di dunia dapat
hidup sendiri.
4
D. Keunggulan Absolut Dan Keunggulan Komperatif Dalam Perdagangan
Internasional
Pada tahun 1776 ADAM SMITH dalam bukunya yang berjudul: in inguiry
into The nature and causes of The Wealth of Nation. Dengan adanya perdagangan
internasional, suatu negara hanya akan memproduksi satu atau beberapa barang
saja dengan biaya produksi yang rendah untuk di ekspor dan negara tersebut akan
mengimpor barang-barang lain dengan harga yang lebih murah daripada
memproduksi sendiri. Dengan cara ini negara-negara yang mengadakan hubungan
perdagangan internasional dapat memperoleh keuntungan.
Menurut teori ini perdagangan antar dua negara terhadap dua jenis barang
akan terjadi jika masing-masing negara mempunyai kekuatan dalam
memproduksi brang tertentu. Keuntungan akan diperoleh oleh dua negara
tersebut, jika dua negara tersebut mengeskspor barang yang mempunyai
keunggulan mutlak dan mengimpor barang yang mempunyai kerugian mutlak (
Absolute Disadvantage)
5
berjalan (current account) daripada neraca pembayaran internasional,
khususnya tentang ekspor dan impor barang.
1. Kebijakan Proteksi
6
Proteksi dapat dilakukan melalui kebijakan berikut ini :
7
Macam-macam penentuan tarif atau bea masuk, yaitu:
b. Pelarangan Impor
8
c. Kuota atau Pembatasan Impor
9
Tujuan diberlakukannya kuota impor di antaranya:
d. Subsidi
10
produsen dalam negeri dapat menjual barangnya lebih murah dan bisa
bersaing dengan barang impor.
e. Dumping.
11
counterveiling duties. Hal ini dilakukan untuk menetralisir dampak
subsidi ekspor yang diberikan oleh negara lain. Predatory dumping
dilakukan dengan tujuan untuk mematikan persaingan di luar negeri.
Setelah persaingan di luar negeri mati maka harga di luar negeri akan
dinaikkan untuk menutup kerugian sewaktu melakukan predatory
dumping.
12
Keterangan:
13
memiliki sumber daya alam yang berlimpah tetapi memiliki keterbatasan
dalam menciptakan alat alat canggih seperti elektronik, maka dengan
adanya perdagangan bebas tentunya akan menjadi keuntungan bagi satu
sama lain.
14
b. Peraturan Pemerintah mengenai Perdagangan Bebas
Dampak Positif
Dampak Negatif
15
menjadi orang yang konsumtif terhadap barang bararang impor,
banyak pula pengangguran, karena kalah bersaing produsen dari luar
negeri, kemudian banyak pabrik yg bangkrut karena tidak kuat dengan
persainan yang begitu ketat, selain itu larinya investor dikarenakan
SDM dan ETOS KERJA dalam negeri lemah dan devisa yang habis
karena lebih banyak produk impor daripada ekspor. Kemudian bagi
Negara Negara yang belum berkembang maka akan menjadi sebuah
kerugian karena selalu mengandalkan Negara lain untuk terus
mengimpor barang barang kedalam negeri, yang kemudian membuat
Negara yang lemah ini sulit berkembang karena terus diserang oleh
barang banrang impor. Juga sebaliknya, akan menjadi keuntungan
tersendiri bagi Negara yang telah berkembang untuk terus menjual
produknya ini sehingga produknya lebih diminati dan lebih popular di
luar negeri. Adanya eksploitasi terhadap masyarakat ekonomi lemah
oleh pihak yang kuat ekonominya, menimbulkan terjadinya monopoli
sehingga merugikan masyarakat, munculnya kesenjangan ekonomi
antara golongan ekonomi kuat dengan golongan ekonomi lemah,
perekonomian dapat dengan mudah menjadi tidak stabil.
3. Kebijakan Autarki
16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok
bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan
kelemahannya, karena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau
referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini. Penulis banyak
17
berharap makalah ini dapat diberikan kritik dan saran yang membangun kepada
penulis demi sempurnanya makalah ini dan penulisan makalah di kesempatan-
kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada
khususnya dan dapat mempermudah kami untuk mempelajari mata kuliah
Perdagangan Internasional.
18
DAFTAR PUSTAKA
http://ssbelajar.blogspot.com/2012/03/kebijakan-perdagangan-internasional.html
http://umihanasumi.blogspot.com/2011/03/kebijakan-perdagangan-
internasional.html
https://sites.google.com/site/iwansubhanhotmail/makalah
http://karimahpatryani.wordpress.com/2011/06/05/kebijakan-perdagangan-
internasional/
http://pebriandini.wordpress.com/2012/04/17/perdagangan-bebas/
19