Anda di halaman 1dari 3

Nama : Ayurha Mazayyan

Nim : 1408103010032

TIGA UNIT TANGKI MELEDAK DAN TERBAKAR

Tiga unit tangki untuk penampungan cairan kimia, jenis Hydrochloric Acid (HCL) PT
Sulfindo Adiusaha, yang beralamat di Kampung Pengoreng, Desa Sumuranja, Kecamatan
Puloampel, Kabupaten Serang, Banten, meledak pada Jumat pagi (9/7). Kejadian tersebut
menyebabkan ratusan kepala keluarga warga di 4 Desa Sumuranja, Kecamatan Puloampel,
Kabupaten Serang, Banten, panik dan mengungsi menyelamatkan diri ke daerah perbukitan.
Dalam kejadian itu menyebabkan satu korban tewas seketika dilokasi dengan kondisi
mengenaskan, bernama Jam'ani (57), warga Kampung Sumuranja Kabupaten Serang.
Sementara lima korban lain menderita luka bakar dan dilarikan ke rumah sakit, yakni tiga
orang karyawan PT Sulfindo Adiusaha dari bagian loading HCL, dan dua orang awak mobil
truk tangki AJS.
Adapun tiga karyawan bagian loading HCL, yakni Ramlan Pratomo (45), warga
perumahan Taman Cilegon Indah, Sukani (54) warga Kampung Pengoreng dan Husaeri (39),
warga Kampung Pengoreng Kabupaten Serang. Dua awak mobil truk tangki AJS dengan
nomor polisi L 8149 UZ, yaitu Yayat Suryana (35), warga Kampung Benggala dan satu
korban laki-laki dewasa yang hingga berita ini dikirim, belum diketahui identitasnya.
Peristiwa meledaknya tiga dari delapan unit tangki penampungan kimia HCl yang
berada di areal Tangki Ciber terjadi sekitar pukul 10.00 WIB. Saat itu sedang dilakukan
loading(pengisian) kimia dari tangki penampungan ke dua unit mobil truk tangki. Hal ini
berkat kelalaian dari petugas safety yaitu merikan izin kepada beberapa karyawan untuk
melakukan pekerjaan laminating pipa yang bocor, seharusnya itu tidak dilakukan.
Ledakan tiga tangki HCL itu, berawal dari tangki yang letaknya hanya berjarak
sekitar 5 meter dari lokasi laminating. Kemungkinan sumber api, berasal dari salah seorang
karyawan yang sedang memukul-mukul salah satu baut yang terbuat dari besi, sehingga
terjadi percikan besi yang mengakibatkan terjadi ledakan dan merembet ke tangki kimia yang
lain.
Suara ledakan dari pabrik yang memproduksi zat kimia tersebut, membuat ribuan
warga di empat desa Desa Sumuranja, panik dan langsung berhamburan keluar rumah dan
menyelamatkan diri ke atas bukit. Ledakan yang terdengar sangat keras seperti menyerupai
bom, hingga tanah bergetar dan mengakibatkan beberapa plafon rumah milik warga runtuh.
Menurut sumber hal ini bukanlah kejadian pertama yang terjadi pada PT.Sulfindo Adiusaha
melainkan sudah beberapa kali.
Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan suatu masalah penting dalam setiap
proses operasional, baik di sektor tradisional maupun modern. Kecelakaan di tempat kerja
dapat membunuh dan memakan lebih banyak korban. Kecelakaan tidak terjadi begitu saja.
Setiap kecelakaan yang terjadi pasti ada penyebabnya. Kelalaian perusahaan yang semata-
mata memusatkan diri pada keuntungan dan kegagalan pemerintah untuk meratifikasi
konvensi keselamatan internasional atau melakukan pemeriksaan buruh merupakan dua
penyebab besar kematian pada pekerja.
Kecelakaan kerja (accident) adalah peristiwa yang tidak diinginkan/diharapkan, tidak
diduga, tidak disengaja terjadi dalam hubungan kerja yang berdampak pada kerugian berupa
cidera pada pekerja, kerusakan barang-barang produksi dan kehilangan waktu selama proses
produksi. Secara umum kecelakaan kerja dibagi menjadi :
1. Kecelakaan industri (industrial accident), yaitu kecelakaan yang terjadi di tempat
kerja karena adanya sumber bahaya atau perilaku kerja yang berbahaya (unsafe
human act)
2. Kecelakaan dalam perjalanan (community accident), yaitu kecelakaan yang terjadi di
tempat kerja yang berkaitan dengan hubungan kerja dan kondisi yang berbahaya
(unsafe conditions)

Tindakan yang harus dilakukan agar kecelakaan tersebut tidak terjadi lagi adalah :
a. Identifikasi Bahaya
Aktivitas yang seharusnya dilakukan untuk mengidentifikasi bahaya adalah:
- Berkonsultasi dengan pekerja mengenai masalah apa yang ditemukan, dan
keadaan bahaya yang belum dialami.
- Berkonsultasi dengan Tim Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
- Mempertimbangkan peralatan dan material yang digunakan pekerja.
- Pemantauan lingkungan kerja
b. Menilai Risiko dan seleksi Prioritas
Penilaian risiko adalah proses untuk menentukan prioritas pengendalian terhadap
risiko kecelakaan atau penyakit akibat kerja. Tujuannya untuk menentukan prioritas
tindak lanjut.
c. Penerapan langkah pengendalian
- Mengembangkan prosedur kerja, yaitu bertujuan sebagai alat pengatur dan
pengawas terhadap bentuk pengendalian bahaya dan risiko yang kita pilih, agar
penerapan pengendalian bahaya potensial dapat berjalan efektif. Tanggung jawab
manajer, supervisor dan dan pekerja harus jelas dinyatakan dalam prosedur
tersebut.
- Komunikasi, yaitu pekerja harus diberi informasi mengenai penggunaan alat
pengendali bahaya dan juga alasan penggunaannya.Sehingga tidak terjadinya
kesalahan dalam pekerjaan. Cara ini sangat perlu dilakukan agar tidak terjadinya
misscomunication antara pekerja dan pemberi informasi.
- Menyediakan pelatihan, yaitu pelatihan terutama bagi para pekerja hendaknya
dilakukan secara berkesinambungan, sehingga dalam menghadapi suatu
permasalahan yang berhubungan dengan pekerjaan dan lingkungan kerjanya dapat
ditangani dengan baik oleh pekerja itu sendiri.
- Pengawasan, yaitu dapat dilakukan dengan menggunakan lembar isian atau
formulir yang harus diisi oleh pekerja dan nantinya digunakan untuk pemantauan.
d. Monitor dan Tinjauan, pemantauan dan tinjauan risiko harus dilakukan pada selang
waktu yang sesuai. Untuk menentukan periode monitoring dan tinjauan risiko
tergantung pada: sifat dan bahaya; besarnya risiko; perubahan operasi; perubahan dari
metode kerja dan perubahan peraturan dan organisasi.

Beberapa hal yang dapat disimpulkan berdasarkan pembahasan kasus di atas adalah:
1. Sebagian besar penyebab kecelakaan dan kematian akibat kerja adalah manusia itu
sendiri.
2. Komunikasi yang baik sangat penting dalam bekerja terlebih dari pihak safety.
3. Perusahaan harus menerapkan K3, oleh karena itu dibutuhkan komitmen manajemen
yang tinggi serta keterlibatan dari pekerja untuk melaksanakannya.
4. Keadaan-keadaan lingkungan yang tidak aman (unsafe condition). Contohnya: gagal
untuk memberi peringatan; gagal mengamankan; bekerja dengan kecepatan yang
salah; menyebabkan alat-alat tidak berfungsi; menggunakan alat yang rusak;
menggunakan alat yang salah; kegagalan dalam memakai alat pelindung diri;
membongkar secara salah; dan mengangkat secara salah.

Anda mungkin juga menyukai