Anda di halaman 1dari 22

PROPOSAL

INDONESIA NEGARA HUKUM BUKAN NEGARA


KEKUASAAN

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mandiri


Mata Kuliah: Pendidikan Kewarganegaraan

Disusun oleh:
NILA RATNASARI
714.6.1.0571
KEBIDANAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS WIRARAJA
SUMENEP
2014
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena dengan
rahmat dan karunia-Nya kami masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan
proposal ini. Tidak lupa kami mengucapkan kepada dosen pengampuh dan
teman-teman yang telah memberikan dukungan dalam menyelesaikan proposal
ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan proposal ini masih banyak
kekurangan, oleh sebab itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun. Dan semoga dengan selesainya proposal ini dapat bermanfaat bagi
pembaca dan teman-teman. Amin...

Sumenep, 05 Desember 2014

Penulis
DAFTAR ISI

COVER.......................................................................................................... i
KATA PENGANTAR................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................ iii
DAFTAR TABEL......................................................................................... iv
DAFTAR SAMBUTAN................................................................................ v
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................. vi
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar belakang masalah................................................................. 1
2. Rumusan masalah........................................................................... 2
3. Tujuan Pembahasan....................................................................... 2
4. Manfaat Pembahasan..................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
1. Kerangka Dasar Teori.................................................................... 3
2. Pendapat Para Ahli......................................................................... 3
3. Bahan Perkuliahan......................................................................... 6
BAB III METODELOGI
1. Fokus................................................................................................ 7
2. Sumber Data.................................................................................... 7
3. Lokasi............................................................................................... 7
BAB IV ANALISA
1. Analisa.............................................................................................. 8
BAB V PENUTUP
1. Kesimpulan...................................................................................... 9
2. Saran................................................................................................ 9
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL

Tabel 1 : Daftar Pengawas Hukum Negara Indonesia

Tabel 2 : Daftar Pelaksanaan dan Perkembangan Hukum di Negara Indonesia.


DAFTAR SAMBUTAN

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas limpahan
petunjuk dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan proposal ini dengan baik
dan lancar. Mahasiswa sebagai aset bangsa memiliki potensi yang besar untuk
dikembangkan sehingga perlu secara dini digali kreativitasnya sebagai calon
penerus pemimpin bangsa. Pemunculan karya kreativitas mahasiswa diharapkan
dapat memberikan nilai manfaat yang lebih besar untuk kemajuan ilmu
pengetahuan dan masyarakat Indonesia. Upaya pengembangan lingkungan
akedemik yang dinamis yaitu dengan mengoptimalkan kegiatan pembinaan
akademik kemahasiswaan baik intern perguruan tinggi maupun antar perguruan
tinggi ditingkat regional maupun nasional.

Pada kesempatan kali ini, kami juga ingin menyampaikan ucapan terima
kasih kepada :
1. Dosen pengajar PKN yang telah membimbing kami dalam penyusunan
proposal.
2. Pihak Yayasan Universitas Wiraraja, Ibu Hj. Alwiyah, SE, M.M selaku
Rektor Universitas Wiraraja beserta jajarannya yang telah memberikan
dukungan kepada kami;
3. Orang Tua kami dan Teman-teman mahasiswa/i yang telah memberikan
motivasi dan semangat kepada kami;
6. Semua pihak yang secara langsung atau tidak langsung telah membantu,
memotivasi, dan melancarkan kami untuk menyelesaikan proposal ini.
Demikian yang saya buat ini. Saya berharap semoga proposal ini dapat
berguna dan menginspirasi pembaca.
Atas perhatiannya disampaikan terima kasih.

Sumenep, 03 Desember 2014

Penulis

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Pedoman wawancara

Lampiran 2 : Kartu konsultasi


BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Indonesia sebagai Negara hukum sebagaimana diamanatkan didalam
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dalam Pasal 1
ayat (3) yang berbunyi Indonesia adalah Negara Hukum. Sebagai konsekuensi
dari Indonesia sebagai Negara Hukum yang mendasarkan kepada Pancasila dan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, maka segala
aspek kehidupan dan bidang kemasyarakatan, kebangsaan dan kenegaraan
termasuk pemerintahan harus senantiasa berdasarkan atas hukum.

Negara indonesia merupakan negara yang merdeka pada tanggal 17


agustus 1945. Dengan perjuangan yang mengorbankan segala-galanya demi
kemerdekaan tersebut. Setelah merdeka maka dibuatkanya sebuah konstitusi
sebagai dasar negara, yang dijadikan pedoman bagi setiap elemen(negara)
untuk mewujudkannya. Tetapi perjuangan bangsa yang hampir 67 tahun ini
setelah merdeka, ternyata belum bisa memuaskan publik. Faktanya, tahun 1999-
2002 adanya amandemen perubahan untuk mengubah konstitusi negara
indonesia, dikarenakan sudah tidak sesuai dengan zamanya serta banyak
kesewenangan sewenangan yang terjadi pada masa sebelumnya .maka dari itu,
di zaman reformasi menginginkan adanya amandemen UUD NRI 1945.
Perubahan yang paling menonjol adalah mengenai pasal 1 ayat 3 UUD NRI 1945
yang menyebutkan bahwa :
Indonesia ialah negara yang berdasar atas hukum (rechtsstaat).

Dengan lahirnya negara hukum yang diamanatkan konstitusi ini, indonesia


sebagai negara tidak sewenang-wenang dalam menjalankan kekuasaannya. Dan
melahirkan perkembangan baru bagi penguasa berkewajiban dalam mewujudkan
tujuan negara yang termaktub dalam pembukaan alinea IV UUD NRI 1945.
Maka dari itu, pemakalah ingin mengetahui lebih jelas mengenai sejarah
perkembangan negara hukum yang seutuhnnya dan bagaimana pelaksanaanya di
negara indonesia ini.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dari penulisan proposal ini adalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana perkembangan negara hukum yang seutuhnnya dan bagaimana
pelaksanaanya di negara indonesia?

1.3 Tujuan
Tujuan dari penulisan proposal ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui perkembangan negara hukum yang seutuhnnya dan bagaimana
pelaksanaanya di negara indonesia.

1.4 Manfaat
Manfaat dari penulisan proposal ini adalah sebagai berikut :
1.4.1 Manfaat Bagi Mahasiswa
a. Melatih kemampuan mahasiswa untuk dapat berinteraksi dengan
masyarakat.
b. Sebagai media pengembangan serta penerapan ilmu dan teknologi dan
disiplin ilmu yang telah diperoleh dari perguruan tinggi.
c. Memotifasi mahasiswa untuk tetap aktif dan agar mahasiswa dapat
berpikir kreatif, inovatif dan dinamis.
1.4.2Manfaat Bagi Perguruan Tinggi
a. Perwujudan tridharma perguruan tinggi.
b. Menambah khasanah ilmu pengetahuan dan teknologi yang
dikembangkan oleh perguruan tinggi.
c. Meningkatkan citra positif perguruan tinggi sebagai salah satu pencetak
generasi peubah yang positif bagi bangsa.
1.4.3Manfaat Bagi Lingkungan Dan Masyarakat
a. Adanya penyusunan ini diharapkan mampu memberikan sumbangan
pengetahuan terhadap ilmu pendidikan khususnya pendidikan
kewarganegaraan
b. Mampu memberikan pemahaman kepada masyarakat akan pentingnya
hukum yang terkandung dalam Negara untuk diterapkan dan diamalkan
dalam kehidupan sehari-hari di dalam masyarakat bangsa dan negara.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kerangka Dasar Teori


Indonesia sebagai Negara hukum sebagaimana diamanatkan didalam
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dalam Pasal 1
ayat (3) yang berbunyi Indonesia adalah Negara Hukum. Sebagai konsekuensi
dari Indonesia sebagai Negara Hukum yang mendasarkan kepada Pancasila dan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, maka segala
aspek kehidupan dan bidang kemasyarakatan, kebangsaan dan kenegaraan
termasuk pemerintahan harus senantiasa berdasarkan atas hukum.
Unsur-unsur negara hukum ini biasanya terdapat dalam konstitusi. Oleh
karena itu, keberadaan konstitusi dalam suatu negara hukum merupakan
kemestian. Menurut Sri Soemantri, tidak ada satu negara pun di dunia ini yang
tidak mempunyai konstitusi atau undang-undang dasar. Negara dan konstitusi
merupakan dua lembaga yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain.

Apabila kita meneliti UUD 1945 (sebelum amademen) di indonesia , kita


akan menemukan unsur-unsur negara hukum tersebut di dalamnya, yaitu sebagai
berikut; pertama, prinsip kedaulatan rakyat (pasal 1 ayat 2), kedua, pemerintahan
berdasarkan konstitusi (penjelasan UUD 1945), ketiga, jaminan terhadap hak-
hak asasi manusia (pasal 27, 28, 29, 31), keempat, pembagian kekuasaan (pasal
2, 4, 16, 19), kelima, pengawasan peradilan (pasal 24), keenam, partisipasi warga
negara (pasal 28), ketujuh, sistem perekonomian (pasal 33).

2.2 Pendapat Para Ahli

ARISTOTELES, merumuskan Negara hukum adalah Negara yang berdiri


di atas hukum yang menjamin keadilan kepada warga negaranya. Keadilan
merupakan syarat bagi tercapainya kebahagiaan hidup untuk warga Negara dan
sebagai daripada keadilan itu perlu diajarkan rasa susila kepada setiap manusia
agar ia menjadi warganegara yang baik. Peraturan yang sebenarnya menurut
Aristoteles ialah peraturan yang mencerminkan keadilan bagi pergaulan antar
warga negaranya .maka menurutnya yang memerintah Negara bukanlah manusia
melainkan pikiran yang adil. Penguasa hanyalah pemegang hukum dan
keseimbangan saja.

Menurut Stahl, seuatu Negara hukum harus memenuhi 4 unsur pokok,


yaitu:

1) adanya perlindungan terhadap Hak Azasi Manusia

2) adanya pemisahan kekuasaan

3) pemerintah haruslah berdasarkan peraturan-peraturan hukum

4) adanya peradilan administrasi

Menurut A.V.Dicey, Negara hukum harus mempunyai 3 unsur pokok :

1 Supremacy Of Law

Dalam suatu Negara hukum, maka kedudukan hukum merupakan posisi


tertinggi, kekuasaan harus tunduk pada hukum bukan sebaliknya hukum tunduk
pada kekuasaan, bila hukum tunduk pada kekuasaan, maka kekuasaan dapat
membatalkan hukum, dengan kata lain hukum dijadikan alat untuk
membenarkan kekuasaan. Hukum harus menjadi tujuan untuk melindungi
kepentingan rakyat.

2 Equality Before The Law

Dalam Negara hukum kedudukan penguasa dengan rakyat dimata hukum


adalah sama (sederajat), yang membedakan hanyalah fungsinya, yakni
pemerintah berfungsi mengatur dan rakyat yang diatur. Baik yang mengatur
maupun yang diatur pedomannya satu, yaitu undang-undang. Bila tidak ada
persamaan hukum, maka orang yang mempunyai kekuasaan akan merasa kebal
hukum. Pada prinsipnya Equality Before The Law adalah tidak ada tempat bagi
backing yang salah, melainkan undang-undang merupakan backine terhadap
yang benar.

3 Human Rights

Human rights, maliputi 3 hal pokok, yaitu :


a. the rights to personal freedom ( kemerdekaan pribadi), yaitu hak untuk
melakukan sesuatu yang dianggan baik badi dirinya, tanpa merugikan orang lain.
b. The rights to freedom of discussion ( kemerdekaan berdiskusi), yaitu hak
untuk mengemukakan pendapat dan mengkritik, dengan ketentuan yang
bersangkutan juga harus bersedia mendengarkan orang lain dan bersedia
menerima kritikan orang lain.
c. The rights to public meeting ( kemerdekaan mengadakan rapat), kebebasan ini
harus dibatasi jangan sampai menimbulkan kekacauan atau memprovokasi.

Idealitas negara berdasarkan hukum ini pada dataran implementasi


memiliki karakteristik yang beragam, sesuai dengan muatan lokal, falsafah
bangsa, ideologi negara, dan latar belakang historis masing-masing negara. Oleh
karena itu, secara historis dan praktis, konsep negara hukum muncul dalam
berbagai model seperti negara hukum menurut Quran dan Sunnah atau
nomokrasi Islam, negara hukum menurut konsep Eropa Kontinental yang
dinamakan rechtsstaat, negara hukum menurut konsep Anglo-Saxon (rule of
law), konsep socialist legality, dan konsep negara hukum Pancasila.

2.3 Bahan Perkuliahan

Pada tahap ini penulis mengumpulka bahan pokok dalam perkuliahan


untuk pembuatan proposal ini, seperti:
a. Referensi dari buku mengenai negara hukum di Indonesia
b. Referensi dari internet mengenai negara hukum di Indonesia
c. Referensi dari jurnal mengenai negara hukum di Indonesia, dll

Hal tersebut dilakukan untuk memenuhi tugas mata kuliah PKN (Pendidikan
Kewarganegaraan).
BAB III

METODOLOGI
3.1 Fokus

Sesuai dengan pemasalahan yang telah dikemukakan di atas, maka yang


menjadi fokus penyusunan proposal ini tentang Indonesia Negara Hukum
Bukan Negara Kekuasaan, penulis mengadopsi dari pendapatnya William N.
Dunn (2000:610) tentang indikator/kriteria evaluasi kebijakan publik yang di
lihat dari enam aspek diantarnya: 1). Efektivitas, apakah hasil yang di inginkan
telah dicapai 2). Efisiensi, sebeberapa banyak usaha perlukan untuk mencapai
hasil yang diinginkan 3). Kecukupan, sebeberapa jauh pencapaian hasil yang
diinginkan memecahkan masalah 4). Pemerataan, apakah biaya dan manfaat di
distribusikan dengan merata kepada kelompok yang berbeda 5). Responsivitas,
apakah hasil kebijakan muaskan kebutuhan preferensi atau nilai kelompok -
kelompok tertentu 6). Ketepatan, apakah hasil (tujuan) yang diinginkan benar
benar berguna atau bernilai

3.2 Sumber Data

Dalam penyusunan kualitatif, sumber data bersifat natural setting atau


situasi alamiah, wajar tanpa direkayasa. Penyusunan mencari informasi dari
orang-orang atau dokumen yang tepat yang berada dalam lingkup situasi alamiah
tersebut (Satori, dkk, 2009). Sumber data terdiri dari 2 macam yaitu data primer
yang diperoleh secara langsung dan data sekunder yang diperoleh melalui
dokumen/arsip dari instansi yang terkait. Adapun pengertian dari data primer dan
data sekunder dalam penelian ini adalh sebagai berikut:
3.3.1. Data Primer

Data primer adalah data yang bersumber dari hasil penyusunan di


lapangan, yaitu penyusunan berdasarkan hasil jawaban para responden yang
selanjutnya diolah dan dianalisis oleh penyusun. Dalam hal ini, Unsur
manusia sebagai instrument kunci yaitu penyusun yang terlibat langsung
dalam dalam observasi partisipasi, unsur informasi terdiri atas kepala
sekolah, kepala Dinas Pendidikan dan siswa/siswi

3.3.2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber kedua atau sumber
sekunder (Burhan, 2001 : 128).
Sumber data sekunder diharapkan dapat berperan membantu
mengungkap data yang diharapkan. Begitu pula pada keadaan semestinya
yaitu sumber data primer dapat berfungsi sebagaimana yang diharapkan,
sumber data sekunder dapat membantu memberikan keterangan, atau data
pelengkap sebagai bahan pembanding ( Burhan, 2001: 129). Data sekunder
diperoleh melalui membaca , melihat ataupun mendengarkan.
Sedangkan dalam kategori ekternal data yaitu data yang diperoleh dari
sumber luar (Burhan, 2001: 128), dapat diperoleh dari akses internet, buku
karangan ilmiah serta peraturan perundang-undangan yang relevan dengan
penyusunan ini.

3.3 Lokasi

Dalam melakukan kegiatan penyusunan ilmiah alangkah baiknya di


tentukan terlebi dahulu tempat penyusunan agar dengan mudah mendapat
informasi data yang dibutuhkan sebagai dasar acuan bagi penulis untuk
menetapkan, menjabarkan, merumuskan permasalahan dan kemudia utuk di tarik
kesimpulan. (Satori, ddk, 2009) mengatakan bahwa perolehan data yang luas
serta mendalam, maka upaya yang dilakukan melalui:

1. Wawancara
Wawancara adalah suatu teknik pengumpulan data untuk mendapatkan
informasi yang digali dari sumber data langsung melalui percakapan atau
Tanya jawab. Wawancara dalam penyusunan kualitatif sifatnya mendalam
karena ingin mengeksplorasi informasi secara holistic dan jelas dari
informan.

2. Observasi
Bungin (2007, 115), observasi adalah metode pengumpulan data yang
digunakan untuk menghimpun data penyusunan melalui pengamatan dan
penginderaan. Dalam penyusunan kualitatif observasi dipandang sebagai
nafas dari suatu penyusunan, melalui observasi langsung penyusun dapat
memperoleh data yang diharapkan.

3. Dokumentasi

Dokumentasi, dari asal katanya dokumen yang berasal Bahasa Latin


yaitu docore, yang berarti mengajari. Dalam bahasa Inggris disebut
document yaitu something written or printed, to be use as a record or
evidence, ( A.S Hornby, 1987:256 ) atau sesuatu tertulis atau tercetak
untuk di gunakan sebagai suatu catatan atau bukti. Dengan teknik
dokumentasi ini, penyusun dapat memperoleh informasi bukan dari orang
sebagai narasumber, tetapi mereka memperoleh informasi dari macam
macam sumber tertulis atau dari dokumen yang ada pada informasi dalam
bentuk peninggalan budaya, karya seni dan karya pikir.
BAB IV
ANALISA

Negara Hukum Indonesia diilhami oleh ide dasar rechtsstaat dan rule of
law. Langkah ini dilakukan atas dasar pertimbangan bahwa negara hukum
Republik Indonesia pada dasarnya adalah negara hukum, artinya bahwa dalam
konsep negara hukum Pancasila pada hakikatnya juga memiliki elemen yang
terkandung dalam konsep rechtsstaat maupun dalam konsep rule of law.

Yamin menjelaskan pengertian Negara hukum dalam penjelasan UUD


1945, yaitu dalam Negara dan masyarakat Indonesia, yang berkuasa bukannya
manusia lagi seperti berlaku dalam Negara-negara Indonesia lama atau dalam
Negara Asing yang menjalankan kekuasaan penjajahan sebelum hari proklamasi,
melainkan warga Indonesia dalam suasana kemerdekaan yang dikuasai semata-
mata oleh peraturan Negara berupa peraturan perundang-undangan yang
dibuatnya sendiri

Indonesia berdasarkan UUD 1945 berikut perubahan-perubahannya adalah


negara hukum artinya negara yang berdasarkan hukum dan bukan berdasarkan
kekuasaan belaka. Negara hukum didirikan berdasarkan ide kedaulatan hukum
sebagai kekuasaan tertinggi

Berbicara tentang negara hukum yang disebut supremasi hukum tentu


saja tidak akan lepas dari konsepsi dasar yang dipakai sebagai landasan untuk
menciptakan sebuah negara nasional yang pada tataran kenegaraan dan hukum
tertinggi disebut konstitusi. Ini merupakan dasar yang bersifat universal yang
berlaku pada tiap-tiap negara.
Dalam tataran koridor konstitusional, maka persoalan mengenai supremasi
hukum terwujud didalam sebuah masyarakat nasional yang disebut negara
hukum konstitusional, yaitu suatu negara dimana setiap tindakan dari
penyelenggara negara: pemerintah dan segenap alat perlengkapan negara di
pusat dan didaerah terhadap rakyatnya harus berdasarkan atas hukum-hukum
yang berlaku yang ditentukan oleh rakyat / wakilnya di dalam badan
perwakilan rakyat. Sesuai prinsip kedaulatan rakyat yang ada, di dalam
negara demokrasi hukum dibuat untuk melindungi hak-hak azasi manusia
warga negara, melindungi mereka dari tindakan diluar ketentuan hukum dan
untuk mewujudkan tertib sosial dan kepastian hukum serta keadilan sehingga
proses politik berjalan secara damai sesuai koridor hukum/konstitusional.

UUD NRI 1945 sebenarnya telah mempunyai ukuran-ukuran dasar yang


bisa dipakai untuk mewujudkan negara hukum dimana supremasi hukum akan
diwujudkan. Kalau dilihat dengan seksama UUD NRI 1945 mejelaskan bahwa :

Indonesia adalah negara berdasar atas negara hukum, tidak berdasar atas
kekuasaan belaka

Dengan demikian dua factor hukum dan kekuasaan, tidak bisa dilepaskan
satu sama lain, bagaikan lokomotif dan relnya serta gerbong yang ditarik
lokomotif. Artinya hukum tidak bisa ditegakkan bahkan lumpuh tanpa adanya
dukungan kekuasaan. sebaliknya kekuasaan sama sekali tidak boleh
meninggalkan hukum, oleh karena apabila kekuasaan dibangun dan tanpa
mengindahkan hukum, yang terjadi adalah satu negara yang otoriter. Fungsi
kekuasaan pada hakekatnya adalah memberikan dinamika terhadap kehidupan
hukum dan kenegaraan sesuai norma-norma dasar atau grundnorm yang
dituangkan dalam UUD NRI 1945 dan kemudian dielaborasi lebih lanjut
secara betul dalam hirarki perundang-undangan yang jelas.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan

Negara hukum merupakan pilihan sebuah negara berdasarkan sejarah yang


pernah dilalui, dan ingin menciptakan negara yang aman dan sejahtera. Dimana
penguasa negara tidak berbuat sewenang-wenang, dan mempunyai kewajiban
untuk mensejahterakan rakyatnya. Selain itu negara hukum merupakan amanah
dari sebuah konstitusi sebuah negara tak terkecuali negara indonesia. Mengenai
amanat negara hukum tersebut ada dalam pasal 1 ayat 3 yang menyatakan
bahwa:
Indonesia ialah negara yang berdasar atas hukum (rechtsstaat).

Dengan perwujudannya tersebut, negara menginginkan penguasa tidak


bertindak sewenang-wenang karena segala tindakanya harus berdasarkan
undang-undang. Dan mempunyai kewajiban untuk mewujudkan tujuan negara
yang termaktub dalam pembukaan alinea IV UUD NRI 1945.
5.2 Saran

Penguasa negara harus bisa memproyeksikan dan men-real-kan(menjadi


kenyataan) sebuah tujuan negara yang termaktub dalam alinea IV UUD NRI
1945. Dengan tidak bertindak sewenang-wenang.
Rakyat juga harus membantu mewujudkannya dengan mematuhi segala
peraturan perundang-undangan yang ada dalam negara indonesia, serta
membantu pemerintah dalam mewujudkannya negara aman. Adil, sejahtera, dan
makmur.
Maka dari itu, harus ada kerjasama kesinambungan berkelanjutan antara
penguasa negara dan rakyat dalam membangun negara indonesia ini. Penguasa
negara menyediakan sarana dan prasarana, serta infrastruktur yang memadai.
Sehingga rakyat mempunyai lapangan pekerjaan yang banyak untuk pemenuhan
hidupnya. Serta adanya timbal balik dari rakyat berupa pajak, sebagai devisa
negara yang digunakan untuk pembangunan bangsa sehingga apa yang dicita-
citakan negara dalam pembukaan alinea IV UUD NRI 1945 dapat tercapai.
DAFTAR PUSTAKA

Andriani Purwastuti, dkk. 2002. Pendidikan Pancasila. Yogyakarta: UNY Press.

Hamid Darmadi.2010. Pengantar Pendidikan Kewarganegaraan. Bandung:


Alfabeta
Kaelan. 2002. Filsafat Pancasila Pandangan hidup Bangsa Indonesia. Yogyakarta
: Paradigma

Kaelan. 1996. Filsafat Pancasila. Yogyakarta: Paradigma

Ms Bakry, Noor. 1994. Pancasila Yuridis Kenegaraan. Yogyakarta: Liberty.


Soerjono Soekanto. 2005. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Raja Grafindo
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945
Undang Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Soedjati, Djiwantono, J.1955.Setengah Abad Negara Pancasila.Centre for


Strategic and International Studies(CSIS):Jakarta
Widjaja,Drs. 1984 . Kesadaran Hukum Manusia dan Masyarakat Pancasila.
Jakarta : CV Era Swasta

Zoelva, Hamdan.2011.Pemakzulan Presiden di Indonesia.Sinar Grafika:Jakarta

Download Internet :
http://setia.student.umm.ac.id/about/
http://fatahilla.blogspot.com/2010/08/negara-hukum-indonesia

Anda mungkin juga menyukai