Anda di halaman 1dari 2

RATIONAL CHOICE THEORY DALAM PERSPEKTIF HUKUM INVESTASI

By: Nuraini Fillaili

Pada dasarnya rational choice theory merupakan prinsip dalam teori ekonomi klasik.
Rational choice theory merupakan teori yang mendasarkan pemikiran berdasarkan cost and
benefit atau untung dan rugi, jadi dalam pengambilan suatu kebijakan atau keputusan pada
rational choice theory dipikirkan apakah suatu kebijakan atau keputusan tersebut dapat
mendatangkan suatu keuntungan atau kerugian. Rational choice theory sering digunakan
dalam pengambilan keputusan dalam memilih suatu kebijakan, hal ini dikarenakan teori
rasional ini mengutamakan pengambilan kebijakan yang menguntungkan dan berjangka
waktu panjang.
Dalam rational choice theory terdapat dua unsur penting yaitu aktor dan sumber daya.
Aktor dipandang suatu subjek yang memiliki tujuan atau maksud tertentu. Sedangkan sumber
daya merupakan suatu obyek yang dapat di kendalikan oleh aktor. Rational choice theory
atau teori pilihan rasional tidak menghiraukan apa yang menjadi sumber pilihan aktor, yang
penting adalah kenyataan bahwa tindakan yang dilakukan untuk mencapai tujuan yang sesuai
dengan tingkat pilihan aktor.1
Dalam perspektif hukum investasi rational choice theory dapat digunakan pada saat
pengambilan kebijakan terkait dengan hukum investasi. Tujuan dari investasi adalah untuk
membangun berbagai sektor disuatu Negara yang diantaranya yaitu dalam sektor
perekonomian, sarana dan prasarana atau fasilitas publik, pada sektor industri dan pada sektor
yang lainnya. Oleh karena hal tersebut investasi dinilai sangat penting keberadaannya pada
suatu Negara. Kebijakan yang terkait dengan investasi harus dipikirkan secara rasional,
sehingga keputusan tersebut dapat mendatangkan keuntungan bagi para pihaknya. Dengan
kebijakan yang rasional diharapkan investasi dapat mendatangkan keuntungan dan dapat
menigkatkan kesejahteraan masyarakat dalam suatu Negara. Investasi dapat berupa
penanaman modal dalam negeri dan penanaman modal asing. Karena hal tersebut maka
pengaturan kebijakan investasi yang akan diberlakukan harus mempertimbangkan
kepentingan kedua belah pihak investor, yaitu investor dalam negeri maupun investor asing.
Dalam membuat kebijakan mengenai investasi tersebut rational choice theory dapat
digunakan. Seperti yang telah kita ketahui sebelumnya rational choice theory merupakan
suatu metode pengambilan keputusan yang mempertimbangkan untung dan rugi dalam

1
Ritzer George dan Doughlas J. Goodman, Teori Sosiologi Modern, Kencana Prenada Media Group, Jakarta,
2004. h. 550
pengambilan suatu keputusan, selain itu rational choice theory ini juga mengutamakan
pengambilan keputusan yang menguntungkan dan berjangka panjang. Untuk membawa
kemajuan pada suatu Negara dengan jalan investasi maka harus dibuat suatu kebijakan
mengenai investasi yang mendatangkan keuntungan yang berjangka panjang bagi para
pihaknya. Oleh karena hal tersebut maka dalam pengambilan keputusan mengenai kebijakan
investasi kita dapat menggunakan metode rational choice theory.
Pada rational choice theory terdapat dua unsur penting yaitu aktor dan sumber daya
dalam perspektif hukum investasi aktor disini adalah pemerintah. Pemerintah dapat
mengendalikan sumber daya yang ada dalam suatu Negara untuk dikelola dengan tujuan
untuk kemakmuran rakyat. Begitupun dalam investasi, pemerintah memiliki andil untuk
mengendalikan kebijakan investasi suatu Negara untuk mencapai tujuan investasi.
Salah satu kebijakan yang harus dipertimbangkan oleh perintah secara rasional dalam
investasi adalah adanya penanaman modal oleh asing. Seperti dalam kasus yang sedang
hangat diperbincangkan belakangan ini yaitu investasi oleh PT Freeport di papua. Dalam
menentukan kebijakan bagi PT Freeport pemerintah mengeluarkan PP nomor 1 tahun 2017
yang berisi kewajiban divestasi saham sebesar 51%. PP tersebut dikeluarkan untuk
menciptakan kemakmuran rakyat, karena dalam hal ini Indonesia telah di eksploitasi oleh PT
Freeport. Pada dasarnya ketentuan tersebut sudah baik namun pengeksekusiannya belum
sempurna karena dalam hal ini walaupum PT Freeport telah diwajibkan untuk menjual
sahamnya sebesar 51% kepada Indonesia namun, sampai saat ini Indonesia belum bisa
membeli saham tersebut dikarenakan PT Freeport memberi harga saham dengan sangat
tinggi. Untuk hal itu maka harus dilakukan pembenahan mengenai kebijakan tersebut.
Sejatinya, dalam rational choice theory juga disadari bahwa dunia dalam keadaan
yang anarki, sehingga, negara belum tentu akan mendapatkan semua keuntungan yang
diinginkannya. Oleh sebab itu, pemerintah akan berusaha mencapai kepentingan nasionalnya
dalam kerjasama internasionalnya, namun, dalam waktu yang bersamaan juga harus bisa
membatasi kepentingan nasionalnya. Selain itu, kerjasama ini juga hanya akan terjadi kalau
ada hal yang diberikan dan ada yang diterima berdasarkan kalkulasi cost and benefit.
Sehingga, secara tegas dapat dikatakan, sesungguhnya, untuk mencapai kerjasama dalam
politik dunia adalah sesuatu yang sangat sulit.2

2
Tri Ratna Rinayuhani, Rational Choice in Indonesias General Properties with PT Freeport Indonesia, Jurnal
Kajian Politik dan Masalah Pembangunan, Vol 13, No 1, 2017, h 1922.

Anda mungkin juga menyukai