0
Friability : adalah ukuran kemampuan untuk menahan remukannya material selama
penangannannya (handling). Baik grindability maupun friability tergantung
karakteristik toughness, elastisitas dan fracture.
Aspek penting dari friability ialah meningkatnya luas permukaan yang baru selama
handling batubara yang friable. Hal ini memungkinkan mempercepat reaksi oksidasi
dan karenanya kondisi ini memungkinkan terjadinya ignition secara spontan, hilangnya
kualitas coking pada coking coal, serta perubahan-perubahan lain yang mengikuti
oksidasi. Friability membesar menurut rank hingga kandungan fixed carbon 75% dan
setelah itu menurun (antrasit).
6. Weathering
Adalah kecenderungan batubara untuk pecah bila ia mengering, umumnya hampir
semua batubara bila kontak dengan atmosfer, cepat atau lambat akan menunjukkan
gejala weathering. Kenyataan lain adalah banyak batubara yang tersimpan mampu
terbakar secara spontan. Bahaya ini akan timbul bila jumlah panas yang terbebaskan
oleh proses oksidasi lebih besar dari jumlah panas yang tersedia secara konveksi atau
konduksi.
Makin besar permukaan terekspose akan makin besar laju oksidasi. Oleh karena dengan
makin kecilnya ukuran batubara, makin besar luas permukaan persatuan berat, maka
pada stockpile batubara yang mengandung material halus tinggi akan mudah terbahar
secara spontan. Low rank coal menunjukkan kecenderungan berarti untuk remuk
(weathering/slacking) bila terekspose dengan atmosfer, terutama bila batubara tersebut
secara bergantian terkena basah dan kering atau terkena sinar panas matahari.
Lignit sangat cepat remuk/slacking, sub bituminous coal juga slacking tetapi tidak
sesegera lignit, sedangkan bituminous coal hanya sedikit dipengaruhi oleh slacking atau
weathering.
Batubara segera remuk bila terekspose, mengandung moisture yang tinggi. Bila
batubara tersebut terekspose ia akan kehilangan moisture tersebut pada bagian
permukaan lebih dahulu dan diikuti keluarnya moisture dari bagian dalam. Apabila
1
kehilangan moisture dari permukaan berlangsung cepat dan tidak segera diikuti oleh
moisture dari bagian dalam maka laju pengkerutan bagian luar lebih cepat dari bagian
dalam. Akibatnya timbul stress di bagian permukaan. Stress ini menyebabkan batubara
rekah-rekah (crack) dan remuk berkeping-keping. Sama halnya batubara kering dibasahi
hujan, bagian permukaan batubara mendapat air lebih cepat dari bagian dalam batubara,
menyebabkan pemuaian di permukaan lebih besar dan batubara akan remuk.
Weathering, seperti halnya handling batubara rapuh (friable) menyebabkan
terbentuknya material halus yang banyak, akan dapat berakibat turunnya nilai batubara.
Dalam halnya penyimpanan tentunya kurang menyenangkan karena tidak saja
menurunkan ukuran batubara besar, slacking juga dapat berakibat batubara terbakar
dengan sendirinya karena meningkatnya permukaan yang terekspose pada oksidasi.