Anda di halaman 1dari 10

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi III

Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Pebruari 2006

PERANCANGAN SISTEM PAKAR UNTUK MENENTUKAN


DIAGNOSIS DAN RENCANA TERAPI BAGI PENYANDANG CACAT
CELAH BIBIR DAN LANGIT-LANGIT BERDASARKAN
PROTOKOL OPERASI BEDAH PLASTIK

Ade Reswan
Program Studi Teknik Industri Program Pascasarjana
Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
Email: reswan@plasa.com

ABSTRAK
Selama ini penanganan seorang pasien penyandang cacat celah bibir dan langit-
langit di Indonesia hanyalah setengah-setengah dan dilakukan secara parsial. Sehingga
angka kesembuhan pasien kurang maksimal. Padahal proses penyembuhan pasien cacat
celah bibir dan langit-langit tidak dapat dilakukan hanya dalam sekali operasi saja,
tetapi bisa sampai dua atau bahkan tiga kali operasi. Dan langkah operasi bedah plastik
itu pun masih harus ditambahkan dengan terapi khusus untuk wicara dan penataan gigi.
Sistem pakar merupakan suatu sistem yang berbasis pengetahuan (knowledge-
based system), yaitu menggunakan pengetahuan manusia yang disimpan dalam
komputer untuk memecahkan permasalahan yang biasanya memerlukan keahlian
manusia. Keuntungan atau manfaat yang diperoleh dengan menggunakan sistem pakar
ini adalah proses penentuan diagnosis dan rekomendasi rencana terapi serta analisisnya
dapat dilakukan secara mudah, cepat, dan tepat. Hal ini sangat membantu para dokter-
dokter muda maupun yang sedang melaksanakan program pendidikan dokter spesialis
untuk melakukan diagnosis kepada pasien secara konsisten, sehingga dapat mengurangi
terjadinya human error dan memberikan penanganan yang tepat kepada pasien.
Hasil implementasi sistem pakar ini menunjukkan bahwa sistem telah memenuhi
kriteria yang dijadikan sebagai tolak ukur untuk keberhasilan implementasi. Sistem ini
mudah dipahami dan digunakan, dapat diperbaiki ataupun dikembangkan sesuai dengan
perkembangan kebutuhan. Dari validasi sistem menunjukkan tingkat kesesuaian rata-
rata hasil analisis user dibandingkan dengan kesimpulan para expert yang sesungguhnya
adalah 85,09%. Dari 8 user yang ditentukan, tingkat validasi terendah adalah 78,57%
dan tertinggi adalah 93,57%.

PENDAHULUAN
Pada bab pendahuluan ini akan diuraikan beberapa hal pokok mengenai
penelitian ini, yaitu latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan dan manfaat
penelitian, batasan-batasan yang digunakan serta sistematika penulisan laporan hasil
penelitian ini.

Latar Belakang
Cacat bawaan lahir seperti halnya cacat celah bibir dan langit-langit (biasa
disebut cacat bibir sumbing) sampai saat ini masih menjadi bahan penelitian oleh para
ahli kedokteran di seluruh dunia. Meski sudah banyak faktor yang diduga menjadi
penyebabnya, tetapi hingga saat ini belum terdapat bukti scientific yang dikembangkan,
yang mampu menjelaskan faktor penentu terjadinya cacat tersebut. Sejumlah faktor
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi III
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Pebruari 2006

penyebab cacat celah bibir dan langit-langit yang diduga tersebut antara lain seperti
keracunan makanan, anemia selama masa kehamilan, konsumsi folic acid (asam folic),
atupun cortisone berkonsentrasi tinggi. Tetapi sejauh ini belum satu faktor pun yang
diidentifikasi sebagai penyebab definitif cacat celah bibir dan langit-langit.
Yang dapat diestimasikan secara statistik kasar adalah, bahwa secara rata-rata, 1
dari 700 kelahiran normal menyandang cacat celah bibir atau cacat celah langit-langit,
ataupun keduanya. Dan kebanyakan penderitanya adalah berjenis kelamin laki-laki.
Tetapi tidak ada hubungannya dengan faktor ras. Dan hanya sekitar 5 persen
kemungkinan bahwa kelahiran bayi berikutnya mengalami cacat celah bibir dan langit-
langit. Prosentase itu dapat meningkat bila kelahiran bayi sebelumnya mengalami cacat.
Penentuan diagnosis pasien yang tepat akan menjadi dasar bagi rencana terapi
yang akan dilaksanakan. Seringkali pasien cacat celah bibir dan langit-langit ini tidak
memperoleh cara penanganan yang tepat dikarenakan inkonsistensi penentuan diagnosis
pasien yang bersangkutan. Kebanyakan kasus-kasus inkonsistensi penentuan diagnosis
tersebut ternyata lebih banyak disebabkan karena faktor human error.
Keuntungan atau manfaat yang diperoleh dengan menggunakan sistem pakar ini
antara lain adalah memudahkan siapa saja untuk melakukan proses penentuan diagnosis
cacat celah bibir dan langit-langit, mempersingkat waktu yang dibutuhkan untuk
melakukan proses diagnosis, dan mengeleminir kesalahan atau ketidaktelitian dalam
menentukan diagnosis yang disebabkan faktor human error. Selain itu sistem pakar ini
juga dapat digunakan sebagai alat bantu bagi dokter muda atau yang sedang
melaksanakan program pendidikan dokter spesialis (PPDS) dalam mempelajari cacat
celah bibir.

Perumusan Masalah
Dari uraian latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan dalam
penelitian ini adalah bagaimana merancang dan mengimplementasikan sistem pakar
untuk membantu menentukan diagnosis dan rencana terapi bagi penyandang cacat celah
bibir dan langit-langit berdasarkan protokol operasi bedah plastik.

Tujuan & Manfaat Penelitian


1. Memudahkan proses dan membantu akurasi dalam menentukan diagnosis cacat
celah bibir dan langit-langit dengan mengurangi kesalahan atau ketidaktelitian yang
disebabkan faktor human error sehingga dapat meminimalkan kemungkinan
terjadinya revisi operasi atau persoalan yang lebih kompleks bagi pasien.
2. Sistem pakar ini juga dapat digunakan sebagai alat bantu bagi Dokter Muda atau
yang sedang melaksanakan Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) dalam
mempelajari cacat celah bibir dan langit-langit.

Ruang Lingkup
1. Sistem dikembangkan agar mampu memberikan rekomendasi diagnosis dan rencana
terapi yang didasarkan pada protokol yang dibuat oleh tim medis Surabaya CLP
Center dengan berpijak pada International Cranio Facial Australia, dan telah
disesuaikan dengan kondisi di Indonesia.
2. Penelitian dilakukan dengan mengambil data-data populasi pasien penyandang cacat
celah bibir dan langit-langit yang terdaftar di Yayasan Celah Bibir dan Langit-langit
Surabaya selama Januari 2000 hingga Desember 2005.

ISBN : 979-99735-1-1
A-37-2
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi III
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Pebruari 2006

METODE PENELITIAN
Langkah-langkah atau metode penelitian ini dapat dilihat pada gambar berikut :
Tahap Identifikasi Masalah Identifikasi dan
dan Penelitian Awal Perumusan Masalah

Penelitian Awal

Studi Pustaka Observasi Lapangan

Tahap Desain Konseptualisasi Awal


Sistem Sistem Pakar

Akuisisi Pengetahuan

Perancangan Basis Data

Penetapan Basis Pengetahuan

Formalisasi Sistem Pakar

Tahap Implementasi Perancangan dan Pengembangan


dan Validasi Sistem Perangkat Lunak

Uji Validasi Sistem

Penarikan Kesimpulan dan Saran

HASIL DAN DISKUSI


Data Pasien Yang Terdaftar Pada Yayasan CLP Surabaya
Mulai berdiri hingga Desember 2005, populasi pasien yang terdaftar di Surabaya
CLP Center berjumlah 1257 pasien. Data pasien tiap tahun dapat dilihat pada presentasi
tabel dan grafik di bawah ini.
Data Pasien CLP 350 301
Tahun Jml Pasien 300
230
250
Jumlah Pasien

2000 146 184


199 197
2001 301 200 146
150
2002 184
100
2003 230 50
2004 199 0
2005 197 2000 2001 2002 2003 2004 2005
Tahun

Grafik 1. Jumlah Pasien CLP Tiap Tahun

ISBN : 979-99735-1-1
A-37-3
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi III
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Pebruari 2006

Protokol Tim Medis Surabaya CLP Center


Setiap spesialisasi menyusun protokol sesuai dengan spesialisasinya dan
disesuaikan dengan kondisi di Indonesia tetapi tetap berpijak pada acuan International
Cranio Facial Australia.
1. Pasien Baru Lahir
- Diberi penerangan agar keluarga tidak stress dan menerangkan harapan riil yang
bisa didapat dengan perawatan menyeluruh.
- Diterangkan juga protokol yang harus dijalani penderita kelak.
- Dibuatkan record psikososial pasien.
2. Pasien Umur 3 Bulan ( the over tens )
- Operasi bibir dan hidung
- Pencetakan model gigi
- Evaluasi telinga
- Pemasangan grommets bila perlu
3. Pasien Umur 6-12 Bulan
- Operasi Palatum
- Evaluasi pendengaran dan telinga
4. Pasien Umur 2 Tahun
- Evaluasi bicara, follow up dilakukan tiap tahun
- Evaluasi pendengaran dan telinga
5. Pasien Umur 6 Tahun
- Evaluasi gigi dan rahang, pembuatan model
- Melakukan nasendoscopy bagi yang memerlukan
- Evaluasi pendengaran
6. Pasien Umur 9-10 Tahun
- Alveolar bone graft
7. Pasien umur 12-13
- Final touch untuk operasi-operasi yang dulu pernah dilakukan, bila masih ada
kekurangannya.
8. Pasien umur 17 Tahun
- Evaluasi tulang-tulang muka.
- Operasi Leford

Anatomi Cacat Celah Bibir Dan Langit-Langit


Cacat celah bibir dan langit-langit adalah cacat yang dialami pasien pada bibir
dan pada langit-langit di dalam rongga mulutnya. Untuk itu, perlu lebih diperjelas lagi
bagian bibir dan langit-langit di dalam rongga mulut yang mengalami cacat/celah
tersebut, dengan menampilkan anatomi mulut dan rongga mulut pada tabel dan gambar
di bawah ini.

L Complete - bibir celah hingga nose floor


Lips
L Incomplete - bibir celah hanya sebagian di columella
A Complete - gusi celah lebar hingga terbelah
Alveolus
A Incomplete - gusi hanya celah sebagian/sedikit
H Complete - langit-langit depan celah dari depan hingga ke belakang
Hard Palate
H Incomplete - langit-langit depan celah sebagian (tdk sampai ke belakang)
S Complete - langit-langit belakang celah hingga anak tekak
Soft Palate
S Incomplete - langit-langit belakang celah sebagian

ISBN : 979-99735-1-1
A-37-4
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi III
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Pebruari 2006

Anatomi Bibir dan Rongga Mulut Normal

Berdasarkan letak atau posisi celah yang terjadi pada bibir dan langit-langit, ada
2 tipe cacat celah bibir dan langit-langit, yaitu :
1. CLP Unilateral, yaitu cacat celah bibir dan langit-langit yang hanya di satu sisi
kiri atau kanan pasien saja.
2. CLP Bilateral, yaitu cacat celah bibir dan langit-langit yang ada di dua sisi kiri
dan kanan pasien.

CLP Unilateral CLP Bilateral

Perancangan Sistem
Influence diagram adalah suatu representasi grafis dari permasalahan keputusan.
Diagram ini menggambarkan elemen-elemen keputusan dalam bentuk :
Keputusan yang dibuat, digambarkan dalam node berbentuk persegi empat
Peristiwa yang tidak pasti, digambarkan dalam node berbentuk lingkaran
Nilai keluaran, digambarkan dalam node berbentuk persegi empat dengan
sudut melengkung
Node-node tersebut dihubungkan dengan anak panah untuk menggambarkan
hubungan antara elemen-elemen tersebut.

Langit-langit Depan
Bibir Sebelah Gusi Sebelah Langit-langit
Sebelah Kanan/Kiri
Kanan/Kiri Pasien Kanan/Kiri Pasien Belakang Pasien
Pasien Mengalami
Mengalami Cacat Mengalami Cacat Mengalami Cacat
Cacat

Complete/
Incomplete

Diagnosis CLP
Pasien

ISBN : 979-99735-1-1
A-37-5
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi III
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Pebruari 2006

Diagram pohon keputusan menampilkan lebih banyak detail struktur keputusan


dibandingkan influence diagram. Elemen-elemen yang digunakan adalah :
Keputusan yang dibuat, ditampilkan dalam bentuk persegi empat. Cabang
yang muncul dari sebuah persegi empat menunjukkan alternatif pilihan yang
tersedia bagi pengambil keputusan.
Peristiwa yang tidak pasti, ditampilkan dalam bentuk lingkaran. Cabang
yang muncul dari sebuah lingkaran menunjukkan kejadian yang mungkin
dari suatu peristiwa yang tidak pasti.
Nilai keluaran, disebutkan pada akhir cabang.
Complete
Diagnosis 1 = L
Kanan Bibir sebelah kanan pasien Incomplete
mengalami cacat
Diagnosis 1 = l
None
Diagnosis 1 = -
Bibir pasien mengalami cacat Complete
Diagnosis 7 = L
Kiri Bibir sebelah kiri pasien Incomplete
mengalami cacat
Diagnosis 7 = l
None
Diagnosis 7 = -
Complete
Diagnosis 2 = A
Kanan Gusi sebelah kanan pasien Incomplete
mengalami cacat
Diagnosis 2 = a
None
Diagnosis 2 = -
Gusi pasien mengalami cacat Complete
Diagnosis 6 = A
Kiri Gusi sebelah kiri pasien Incomplete
mengalami cacat
Diagnosis 6 = a
None
Diagnosis 6 = -
Complete
Diagnosis 3 = H
Kanan Langit-langit depan sebelah Incomplete
kanan pasien mengalami cacat
Diagnosis 3 = h
None
Langit-langit depan pasien Diagnosis 3 = -
mengalami cacat Complete
Diagnosis 5 = H
Kiri Langit-langit depan sebelah Incomplete
kiri pasien mengalami cacat
Diagnosis 5 = h
None
Diagnosis 5 = -
Complete
Diagnosis 4 = S
Langit-langit belakang pasien Incomplete
mengalami cacat
Diagnosis 4 = s
None
Diagnosis 4 = -

Pembuatan Aturan / Rules Untuk Basis Pengetahuan


Langkah selanjutnya dalam perancangan sistem pakar ini adalah pembuatan
aturan-aturan (rules) yang merupakan basis pengetahuan sistem. Aturan-aturan ini
menggambarkan hubungan antara pasangan kondisi (premise) dan kesimpulan
(conclusions), dan dituliskan dalam bentuk pernyataan :
IF [PREMISE] OR/AND [PREMISE]
THEN [CONCLUSION]
ELSE [INCLUSION]
Aturan-aturan yang dirancang untuk basis pengetahuan sistem pakar ini terdiri
atas 6 aturan dasar ditambah 15 aturan kesimpulan.

Perancangan Basis Data


Setelah melakukan perancangan basis pengetahuan, proses selanjutnya adalah
perancangan basis data. Basis data ini berisi data-data para pasien yang terdaftar di
Yayasan Celah Bibir dan Langit-langit Surabaya. Pada perancangan ini, basis data
tersebut disimpan dalam Master Data Base dengan software Microsoft Access.
Data pasien cacat celah bibir dan langit-langit ini disimpan ke dalam sebuah
tabel pasien yang meliputi : identitas pasien, identitas orang tua/wali pasien, informasi

ISBN : 979-99735-1-1
A-37-6
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi III
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Pebruari 2006

tanggungan dan biaya keluarga, riwayat genetika pasien, informasi kehamilan ibu dan
saat kelahiran pasien, foto-foto sebelum dan sesudah operasi pasien

IMPLEMENTASI DAN VALIDASI SISTEM


Hasil akhir dari penelitian ini adalah berupa suatu software komputer yang diberi
nama X-Pect (Expert System for Cleft Lip dan Palate). X-Pect terdiri dari dua modul
utama yaitu basis data dan basis pengetahuan yang saling berinteraksi, dan ditampilkan
dalam bentuk program visual (graphical user interface) agar mudah digunakan dan
sederhana dalam penyajiannya. Input yang dibutuhkan adalah data pasien yang
Surabaya CLP Center.

Pengukuran validitas sistem adalah dengan melakukan serangkaian analisis


terhadap beberapa sampel pasien yang terdaftar di Surabaya CLP Center secara acak.
Setelah itu dipilih beberapa User untuk menjalankan X-Pect dan melakukan proses
konsultasi dengan sistem tersebut secara lengkap. Hasil yang diperoleh nantinya akan
dibandingkan dengan hasil analisis yang dilakukan oleh Expert yang sesungguhnya.
Besarnya tingkat validitas sistem ini nantinya akan dinyatakan dalam prosentase
kesesuaian hasil perbandingan tersebut.
Secara random dipilih 8 user dari 23 orang yang berasal dari para Chief Doctor,
Dokter Jaga I, dan Dokter Jaga II, yang sedang melaksanakan Program Pendidikan
Dokter Spesialis (PPDS) Bedah Plastik. Dan juga dipilih 3 expert dari 4 orang Senior
Specialist Doctor. Mereka diminta memberikan analisa diagnosis bagi 10 pasien CLP.
Indikator validasi ditentukan sebagai berikut :
1. Ada 7 macam diagnosis CLP, yaitu : L, A, H, S, H, A, L.
2. Setiap expert melakukan diagnosis kepada beberapa pasien CLP.
3. Hasil diagnosis dari para expert diambil satu kesimpulan untuk dijadikan standar
diagnosis yang paling tepat untuk pasien yang bersangkutan.
4. Selanjutnya tiap-tiap user melakukan analisis dan konsultasi dengan
menggunakan X-Pect untuk menentukan diagnosis pasien.
5. Diagnosis user yang mutlak benar (sesuai standar expert) diberi poin 100.
6. Jika diagnosis user benar, tapi complete/incomplete tidak benar, poin 50.
7. Setiap diagnosis user yang salah, tidak diberi poin atau poin 0.
8. Tiap-tiap user dihitung rata-rata poinnya.
9. Poin rata-rata user dihitung rata-ratanya lagi untuk menentukan validitas sistem.

ISBN : 979-99735-1-1
A-37-7
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi III
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Pebruari 2006

Prosentase Kesesuaian Hasil Analisis User vs Expert


USER USER USER USER USER USER USER USER
NO REG CLP NAMA PASIEN
1 2 3 4 5 6 7 8
004PS1022003 Alimul Azis 57,14 100 85,71 64,29 85,71 85,71 57,14 85,71
002PS1012001 Bahrur Rozi 85,71 100 71,43 71,43 100 71,43 85,71 100
003PRV042001 Gabriela 100 78,57 100 100 71,43 100 100 100
001PS2082000 Krisna Aji Nugraha 85,71 100 85,71 71,43 85,71 85,71 71,43 71,43
014PS1032005 M.Rizki Aziz 85,71 85,71 100 71,43 42,86 85,71 42,86 85,71
003PS2012003 Nunik Riana 100 85,71 100 100 71,43 100 100 71,43
008PS1082000 Nurul Muhayanah 100 100 100 100 100 85,71 71,43 100
017PS3082002 Rifda Saisafun N 100 64,29 92,86 64,29 85,71 92,86 92,86 64,29
001PS2012005 Riswadi Khalimatus 71,43 92,86 100 100 57,14 85,71 85,71 57,14
017RTD022003 Saiful Iksanudin 100 85,71 100 71,43 85,71 100 100 57,14
RATA-RATA KESESUAIAN USER 88,57 89,29 93,57 81,43 78,57 89,28 80,71 79,29
RATA-RATA KESESUAIAN SISTEM 85,09

KESIMPULAN
Dari seluruh tahap-tahap penelitian yang telah dilaksanakan, maka dapat ditarik
beberapa kesimpulan yaitu sebagai berikut :
1. Sistem pakar untuk menentukan diagnosis dan rencana terapi bagi penyandang
cacat celah bibir dan langit-langit ini mengintegrasikan basis data dan aturan-
aturan (rules) basis pengetahuan ke dalam suatu perangkat lunak yang dapat
digunakan siapapun untuk melakukan proses konsultasi seperti seorang pakar.
2. Keuntungan atau manfaat yang diperoleh dengan menggunakan sistem pakar
ini adalah dengan menggunakan sistem pakar, maka proses penentuan
diagnosis dan rekomendasi rencana terapi serta analisisnya dapat dilakukan
secara mudah, cepat, dan tepat. Hal ini sangat membantu para dokter-dokter
muda maupun yang sedang melaksanakan program pendidikan dokter spesialis
untuk melakukan diagnosis kepada pasien secara konsisten, sehingga dapat
mengurangi human error dan memberikan penanganan tepat kepada pasien.
3. Hasil implementasi sistem pakar ini menunjukkan bahwa sistem telah
memenuhi kriteria yang dijadikan sebagai tolak ukur untuk keberhasilan
implementasi. Dari validasi sistem menunjukkan tingkat kesesuaian rata-rata
hasil analisis user dibandingkan dengan kesimpulan para expert yang
sesungguhnya adalah 85,09%. Dari 8 user yang ditentukan, tingkat validasi
terendah adalah 78,57% dan tertinggi adalah 93,57%.

DAFTAR PUSTAKA
Czeizel, Andrew E. (2003), Bibir Bayi Bisa Sumbing, Jurnal Obstetrics and Gynecology
edisi April, Harian Surya (Rubrik Fit-Tech) Edisi Selasa 8 April 2003, Halaman
30, Surabaya.
Deschamps, Dariane and Fernandes, Anita Maria da Rocha (2000), An Expert System
to Diagnosis Periodontal Disease, 6th Internet World Congress for Biomedical
Sciences (INABIS), Brazil.
<URL : www.uclm.es/inabis2000/posters/pdf/p029.pdf>

ISBN : 979-99735-1-1
A-37-8
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi III
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Pebruari 2006

I. Hatzilygeroudis, P.J. Vassilakos, A. Tsakalidis (1997), XBONE - A Hybrid Expert


System Supporting Diagnosis of Bone Diseases, Proceedings of the Medical
Informatics Europe97 (MIE97), School of Engineering, Dept of Computer
Engineering & Informatics, University of Patras, Greece.
<URL : mmlab.ceid.upatras.gr/aigroup/ihatz/papers/mie97.pdf>
J.M. Garibaldi, J.A. Westgate, E.C. Ifeachor, K.R. Greene (1998), The Development
and Implementation of an Expert System for the Analysis of Umbilical Cord
Blood, School of Electronic, Communication and Electrical Engineering,
University of Plymouth.
<URL : www.cs.nott.ac.uk/~jmg/papers/aim-99.pdf>
Marzoeki, Djohansjah (2000), Seminar Cleft Lip & Palate, Yayasan Celah Bibir &
Langit-Langit, Rumah Sakit Surabaya Internasional (HCoS).
Marzoeki, Djohansjah (1998), Teknik Operasi Cheiloraphy Unilateral, Bagian Bedah
Plastik Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, RSUD Dr. Soetomo,
Surabaya.
Noer, M. Sjaifuddin (2002), Bedah Plastik Estetik Daerah Wajah, Jurnal Bedah Plastik
Indonesia Vol.1 No.1, Surabaya.
Raju, S. Riva (2000), Study of Children Born With Cleft Lips and Palates in India, Tata
Institute of Social Science, Mumbai.
<URL : www.smiletrain.org/news/impactindia.pdf>
Rees, Thomas D., LaTrenta, Gregory S. (1994), Aesthetic Plastic Surgery, Second
Edition, Volume I, W.B. Saunders Company Publishers, Philadelphia,
Pennsylvania, USA, 1994.
Rolston, David W. (1998), Principles of Artificial Intelligence and Expert Systems
Development, McGraw-Hill Book Company, New York.
Turban, Efraim (1995), Decision Support And Expert Systems : Management Support
Systems, Fourth Edition, Prentice-Hall Inc., New Jersey, USA.

ISBN : 979-99735-1-1
A-37-9
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi III
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Pebruari 2006

ISBN : 979-99735-1-1
A-37-10

Anda mungkin juga menyukai