Anda di halaman 1dari 99

dan karena !

coulomb a 3 x IO" esu ' = 4'8 x 10" satuan elektrOstatis muatan (6-12)

Hantaran Elektrolitik

Tahanan R (ohm) setiap penghantar elektrolitik atau logam seragam berbanding lurus dengan panjang 1
(cm) dan berbanding terbalik dengan luas penampang A (ch)

[ R: (6-13 0 A )

dengan p adalah tahanan antara permukaan yang

berlawanan dari sebuah kubus bervolume 1 cm pada

penghantar dan disebut tahanan Speilfik (tahanan jenis). Hantaran, C, berbanding terbalik dengan
tahanan,

c=l (6-14) R sehingga dapat dikatakan sebagai suatu ukuran kemudahan arus lisrrik mengalir melalui
penghantar. lni dinyatakan sebagai kebalikan ohm atau mba. Dari persamaan (6-13)

C=-l-1 A (6-15)

__._

_ R p I Hantaran ,yang/ile (hantaran jenis) K adalah kebalikan dari tahanan jenis dan dinyatakan dalam
mho/cm.

K=l ' (6-16)

P ini adalah hantaran suatu larutan yang di kubus dengan sisi 1 cm seperti terlihat Pa 6-2. Hubungan
antara hantaran jenis dan ha tahanan didapat dengan menggabungkan Pusam
545) dan (6-16): (6-17)

batasi dalam da Gambir

ntaran mu aan

I ll KEC-=-" A RA

Mengukur Hantaran Larutan

'3' Lal'unn 'dk d'k ahui ta _ . yan tr a : et kn"Qmpmkan dalamgsel dan dihubungkan dcngl" 5

Titik kontak digerakkan sepanjang kawat peluncur 6: sampai pada suatu titik, misalnya (I, tidak ada arus
dari sumberarus bolak-balik (osilator) yang mengalir melalui detektor [penyuara kuping (:dry:/mna) atau
osiloskop). ]ikajembatan ini diseimbangkan, potensial pada asam dengan pada d. suara dalam penyuara
kuping atau pola

beralun pada otilotkop adalah pada suatu minimum,

dan tahanan RI, RI, dan Rz terbaca. Dalam keadaan

seimbang, tahanan larutan Rxdidapat dari persamaan

R R, =R, R-' (6-18)

,
Kondensor variabel yang berseberangan dengan tahanan R, digunakan untuk menghasilkan
keseimbangan yang lebih tajam. Beberapa jembatan konduktivitas dikalibrasi nilai hantaran dan nilai
tahanannya. Elektroda

Bilangan Angkutan

Satu hal yang perlu dicatat adalah aliran elektron melalui larutan dari kanan kc kiri dalam Gambar 6-1
terjadi melalui gerakan kation ke kanan dan gerakan anion ke kiri. Jumlah fraksi arus listrik yang dibawa
oleh kation atau oleh anion disebut bilangan transpor atau bilangan angkutan t+ atau t:

Jumlah kedua bilangan angkutan tersebut sudah pasti adalah satu:

Bilangan angkutan berkaitan dengan kecepatan gerakan ion; semakin cepat ion bergerak. semakin besar
membawa fraksi arus listrik. Kecepatan ion bergantung pada hidrasi, serta ukuran dan muatan ion. Oleh
sebab itu, kecepatan dan bilangan angkutan tidak selamanya sama untuk ion positif dan ion negatif.
Sebagai contoh. bilangan angkutan ion natrium dalan larutan NaCl O,l0 M adalah 0.385. Karena sangat
terhidrasi. ion litium dalam larutan LiCl 0,10 M bergerak lebih lambat

daripada ion natrium sehingga mempunyai bilangan angkutan lebih kecil, yaitu 0, 317.

Satuan Listrik

Menurut hukum Ohm, kekuatan arus listrik! (ampere) yang mengalir melalui penghantar logam
berkaitan dengan perbedaan potensial yang digunakan atau voltase E dan tahanan R (ohm) sebagai
berikut:

Kekuatan arus listrik I adalah laju aliran arus atau jumlah keelektrikan muatan elektron Q (coulomb)
yang mengalir per satuan waktu.

Kuantitas muatan listrik dinyatakan dalam coulomb (1 coulomb =3 x 10satuan muatan elektrostatis atau
esu], arus listrik dalam ampere, dan potensial listrik dalam volt.

Energi listrik terdiri atas faktor intensitas. gaya gerak listrik atau voltase dan faktor kuantitas,coulomb.
Energi listrik : E x Q

Hukum Faraday

lon negatif univalen (monovalen) adalah suatu atom yang telah mendapatkan tambahan sebuah
elektron valensi; ion positif univalen adalah suatu atom yang sebuah elektronnya telah diambil. Setiap
gram ekuivalen ion dari elektrolit apa pun membawa bilangan Avogradeo (6.02 x 1023) muatan positif
atau muatan negatif. Jadi dari hukum Faraday, lewatnya 96.500 coulomb keelektrikan menghasilkan
transpor 6.02x1023 alam sel. Satu Faraday adalah sebuah bilangan Avogadro elektron yang sesuai
dengan mol yaitu bilangan Avogadro molekul. Lewatnya 1 F keelektrikan, menyebabkan pengendapan
elektrolitik sejumlah gram atom atau "mol" dari berbagai ion berikut ini: 1ag+, 1cu+,
1/2cu2+,1/2fe2+,1/3fe3+. Jadi jumlah muatan positif yang dibawa oleh 1 gram ekuivalen Fe adalah 6,02
x 1023 tetapi jumlah muatan positif yang dibawa oleh 1 gram atom atau 1 mol ion feri adalah 3 x 6,02 x
1023.

Hukum faraday dapat digunakan untuk menghitung muatan pada elektron dengan cara berikut ini.
Karena 6,02 x 1023 elektron berhubungan dengan 86500 coulomb keelektrikan, tiap elektron
mempunyai muatan e dari:

dan karena ! coulomb a 3 x IO" esu ' = 4'8 x 10" satuan elektrOstatis muatan (6-12)

Hantaran Elektrolitik

Tahanan R (ohm) setiap penghantar elektrolitik atau logam seragam berbanding lurus dengan panjang 1
(cm) dan berbanding terbalik dengan luas penampang A (ch)

[ R: (6-13 0 A )

dengan p adalah tahanan antara permukaan yang

berlawanan dari sebuah kubus bervolume 1 cm pada


penghantar dan disebut tahanan Speilfik (tahanan jenis). Hantaran, C, berbanding terbalik dengan
tahanan,

c=l (6-14) R sehingga dapat dikatakan sebagai suatu ukuran kemudahan arus lisrrik mengalir melalui
penghantar. lni dinyatakan sebagai kebalikan ohm atau mba. Dari persamaan (6-13)

C=-l-1 A (6-15)

__._

_ R p I Hantaran ,yang/ile (hantaran jenis) K adalah kebalikan dari tahanan jenis dan dinyatakan dalam
mho/cm.

K=l ' (6-16)

P ini adalah hantaran suatu larutan yang di kubus dengan sisi 1 cm seperti terlihat Pa 6-2. Hubungan
antara hantaran jenis dan ha tahanan didapat dengan menggabungkan Pusam

545) dan (6-16): (6-17)

batasi dalam da Gambir

ntaran mu aan

I ll KEC-=-" A RA

Mengukur Hantaran Larutan

'3' Lal'unn 'dk d'k ahui ta _ . yan tr a : et kn"Qmpmkan dalamgsel dan dihubungkan dcngl" 5
Titik kontak digerakkan sepanjang kawat peluncur 6: sampai pada suatu titik, misalnya (I, tidak ada arus
dari sumberarus bolak-balik (osilator) yang mengalir melalui detektor [penyuara kuping (:dry:/mna) atau
osiloskop). ]ikajembatan ini diseimbangkan, potensial pada asam dengan pada d. suara dalam penyuara
kuping atau pola

beralun pada otilotkop adalah pada suatu minimum,

dan tahanan RI, RI, dan Rz terbaca. Dalam keadaan

seimbang, tahanan larutan Rxdidapat dari persamaan

R R, =R, R-' (6-18)

Kondensor variabel yang berseberangan dengan tahanan R, digunakan untuk menghasilkan


keseimbangan yang lebih tajam. Beberapa jembatan konduktivitas dikalibrasi nilai hantaran dan nilai
tahanannya. Elektroda

di dalam sel dilapisi dengan platina hitam melalui pengendapan elektrolirik sehingga katalisis pada raksi
akan terjadi pada permukaan platina, dan pembentukan film hergas yang tidak menghantar tidak akan
terjadi pada elektroda.

Air yang dimurnikan dengan hati-hati melalui rediStilasi dengan penambahan sedikit permanganat
digunakanuntukmenyiapkanlarutan.Airkonduktivitas, sesuai namanya. mempunyai hantaran jenis kira-
kira 0.05 x 10 mho/cm pada 18"C, sedangkan air suling biasa mempunyai nilai yang agak lebih besar
dari ! x 10 mholcm. Untuksebagian besar studi konduktivitas, air seimbang yang mengandung CO: dari
atmosfer memberikan hasil memuaskan. Air ini mempunyai hantaran jenis kira-kira 0,8 x 10 mho/cm.

Hantaran jenis (K) dihitung dari tahanan (R) atau hantaran (C) dengan menggunakan persamaan (6-17).
Kuantitas UA. rasio jarak antar-elektroda terhadap luas penampang elekuoda. mempunyai nilai tertentu
untuk setiap sel hantaran; nilai ini disebut l'ansmnm rel (K). ]adi. persamaan (6-17) dapat ditulis
K E KC = K/R (6-19)

(Subskrip x tidak lagi diperlukan pada R sehingga dihilangkan). Pengukuran [ dan A akan sulit dilakukan,
tetapi penentuan konstanta sel secara eksperimental merupakan hal sederhana. Hantaran jenis
beberapa lamtan standar telah ditentukan pada sel-sel yang dikalibrasi secara teliti. Sebagai contoh,
larutan yang mengandung 7.45263 g kalium klorida dalam 1000 g air mempunyai hantaran jenis
0,012856 mlro/cm pada 25C. Suatu larutan pada konsentrasi ini mengandung 0,1 mol garam per
desimeter kubik (l00 cm) air dan disebut larutan 0,1 amml. Jika larutan ini ditempatkan di dalam sel
dan tahanan diukur, konstanta sel dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan(6-l9).

Hantaran Ekuivalen

Untuk mempelajari disosiasi molekul menjadi io n-ion, tidak bergantung konsentrasi elektrolit. lebih
nyaman menggunakan hantaran ekuivalen daripada hantaran jenis. Semua zat terlarut yang
normalitasnya sama menghasilkan jumlah ion yang sama jika terdisosiasi sempurna. dan hantaran
ekuivalen mengukur kapasitas membawa-arus listrik dari jumlah tertentu ion ini. Di sisi lain,
hantaran'jenis mengukur kapasitas membawaarus listrik semua ion dalam satuan volume larutan
sehingga nilai tersebut bervariasi sesuai konsentrasi. Hantaran ekuivalen (A) didefinisikan sebagai
hantaran suatu larutan yang bervolume cukup untuk mengandung 1 gram ekuivalen'tat terlarut jika
diukur dalam sel yang elektrodanya terpisah jarak l cm. Hantaran ekuivalen (A;) pada konsentrasi (Cl
8mm ekuivalen per liter dihitung dari hasil-kali hantaran jenis (K) dan volume (V) dalam cm3 yang
mengandung 1 gram ekuivalen zat terlarut. Sel dapat dibayangkan mempunyai elektroda yang terpisah
dengan jarak 1 cm dan mempunyai luas yang cukup untuk dapat

menamPUHg larutan. Sel diperlihatkan pada Gaml?ar 652. '

3 . V=1000cm lliter JW ,,qu (6.20)

0 Eq/iiter :

ran per deni;im 1 gram

hantaran ho cmll
Hantaran ekuivalen didapat jika K. hanm Cm3 larutan (yaitu, hantaran jenis) dikalikan V, volume dalam
cm3 yang menganti berat ekuivalen zat terlarut. Oleh sebab "ul ekuivalen (Ac) Yang dinyatakan dalam
satuan '

Eci diberikan dalam persamaan '

Ac =KXV

= 1000 K. mho cm)/Ei]

' (6.21)

Hantaran Ekuivalen Elektrolit Kuat dan Elektrolit lemah

Ketika larutan suatu elektrolit kuat diencerkan.

lmmamn jnlir (K) berkurang karena jumlah ion pet

satuan volume larutan berkurang. Kadang-kadang melewati maksimum sebelum berkurang. Sebaliknya.
Iramaran ekuivalen (A) larutan suatu elektrolit kuat akan terus bertambah pada pengenceran.
Bertambahnya A dengzn pengenceran diterangkan sebagai batik. Sesuai dengan definisi hantaran
ekuivalen. jumlah elektrolit tetap konstan pada 1 gram ekuivalen; namun. dalam larutan yang lebih
encer, ion-ion lebih sedikit dleBgu oleh tetangganya sehingga dapat bergerak lebih cepat. Hantaran
ekuivalensuatu elektrolit lemah juga bertambah pada pengenceran, tetapi tidak secepat seperti ketika
pertama kali. _ _

Kohlrauschadalahsalahseorangdaripeneliti-peneliti Pertama yang mempelajari gejala ini. Ia mengetahuf


bal hantaran ekuivalen merupakan fungsi linear dan lakar kuadrat konsentrasi untuk elektrolit kuat
dalam arm Encer. seperti digambarkan padn ambar '4' Psamaan untuk A,, hantaran ekuivalen Pada
Omen * (Eq/liter). adalah

' 5.22) Ae Ao _; (_
Bilangan Angkutan

Satu hal yang perlu dicatat adalah aliran elektron melalui larutan dari kanan kc kiri dalam Gambar 6-1
terjadi melalui gerakan kation ke kanan dan gerakan anion ke kiri. Jumlah fraksi arus listrik yang dibawa
oleh kation atau oleh anion disebut bilangan transpor atau bilangan angkutan t+ atau t:

Jumlah kedua bilangan angkutan tersebut sudah pasti adalah satu:

Bilangan angkutan berkaitan dengan kecepatan gerakan ion; semakin cepat ion bergerak. semakin besar
membawa fraksi arus listrik. Kecepatan ion bergantung pada hidrasi, serta ukuran dan muatan ion. Oleh
sebab itu, kecepatan dan bilangan angkutan tidak selamanya sama untuk ion positif dan ion negatif.
Sebagai contoh. bilangan angkutan ion natrium dalan larutan NaCl O,l0 M adalah 0.385. Karena sangat
terhidrasi. ion litium dalam larutan LiCl 0,10 M bergerak lebih lambat

daripada ion natrium sehingga mempunyai bilangan angkutan lebih kecil, yaitu 0, 317.

Satuan Listrik

Menurut hukum Ohm, kekuatan arus listrik! (ampere) yang mengalir melalui penghantar logam
berkaitan dengan perbedaan potensial yang digunakan atau voltase E dan tahanan R (ohm) sebagai
berikut:

Kekuatan arus listrik I adalah laju aliran arus atau jumlah keelektrikan muatan elektron Q (coulomb)
yang mengalir per satuan waktu.

Kuantitas muatan listrik dinyatakan dalam coulomb (1 coulomb =3 x 10satuan muatan elektrostatis atau
esu], arus listrik dalam ampere, dan potensial listrik dalam volt.

Energi listrik terdiri atas faktor intensitas. gaya gerak listrik atau voltase dan faktor kuantitas,coulomb.

Energi listrik : E x Q
Hukum Faraday

lon negatif univalen (monovalen) adalah suatu atom yang telah mendapatkan tambahan sebuah
elektron valensi; ion positif univalen adalah suatu atom yang sebuah elektronnya telah diambil. Setiap
gram ekuivalen ion dari elektrolit apa pun membawa bilangan Avogradeo (6.02 x 1023) muatan positif
atau muatan negatif. Jadi dari hukum Faraday, lewatnya 96.500 coulomb keelektrikan menghasilkan
transpor 6.02x1023 alam sel. Satu Faraday adalah sebuah bilangan Avogadro elektron yang sesuai
dengan mol yaitu bilangan Avogadro molekul. Lewatnya 1 F keelektrikan, menyebabkan pengendapan
elektrolitik sejumlah gram atom atau "mol" dari berbagai ion berikut ini: 1ag+, 1cu+,
1/2cu2+,1/2fe2+,1/3fe3+. Jadi jumlah muatan positif yang dibawa oleh 1 gram ekuivalen Fe adalah 6,02
x 1023 tetapi jumlah muatan positif yang dibawa oleh 1 gram atom atau 1 mol ion feri adalah 3 x 6,02 x
1023.

Hukum faraday dapat digunakan untuk menghitung muatan pada elektron dengan cara berikut ini.
Karena 6,02 x 1023 elektron berhubungan dengan 86500 coulomb keelektrikan, tiap elektron
mempunyai muatan e dari:

dan karena ! coulomb a 3 x IO" esu ' = 4'8 x 10" satuan elektrOstatis muatan (6-12)

Hantaran Elektrolitik

Tahanan R (ohm) setiap penghantar elektrolitik atau logam seragam berbanding lurus dengan panjang 1
(cm) dan berbanding terbalik dengan luas penampang A (ch)

[ R: (6-13 0 A )

dengan p adalah tahanan antara permukaan yang

berlawanan dari sebuah kubus bervolume 1 cm pada

penghantar dan disebut tahanan Speilfik (tahanan jenis). Hantaran, C, berbanding terbalik dengan
tahanan,
c=l (6-14) R sehingga dapat dikatakan sebagai suatu ukuran kemudahan arus lisrrik mengalir melalui
penghantar. lni dinyatakan sebagai kebalikan ohm atau mba. Dari persamaan (6-13)

C=-l-1 A (6-15)

__._

_ R p I Hantaran ,yang/ile (hantaran jenis) K adalah kebalikan dari tahanan jenis dan dinyatakan dalam
mho/cm.

K=l ' (6-16)

P ini adalah hantaran suatu larutan yang di kubus dengan sisi 1 cm seperti terlihat Pa 6-2. Hubungan
antara hantaran jenis dan ha tahanan didapat dengan menggabungkan Pusam

545) dan (6-16): (6-17)

batasi dalam da Gambir

ntaran mu aan

I ll KEC-=-" A RA

Mengukur Hantaran Larutan

'3' Lal'unn 'dk d'k ahui ta _ . yan tr a : et kn"Qmpmkan dalamgsel dan dihubungkan dcngl" 5

Titik kontak digerakkan sepanjang kawat peluncur 6: sampai pada suatu titik, misalnya (I, tidak ada arus
dari sumberarus bolak-balik (osilator) yang mengalir melalui detektor [penyuara kuping (:dry:/mna) atau
osiloskop). ]ikajembatan ini diseimbangkan, potensial pada asam dengan pada d. suara dalam penyuara
kuping atau pola

beralun pada otilotkop adalah pada suatu minimum,

dan tahanan RI, RI, dan Rz terbaca. Dalam keadaan

seimbang, tahanan larutan Rxdidapat dari persamaan

R R, =R, R-' (6-18)

Kondensor variabel yang berseberangan dengan tahanan R, digunakan untuk menghasilkan


keseimbangan yang lebih tajam. Beberapa jembatan konduktivitas dikalibrasi nilai hantaran dan nilai
tahanannya. Elektroda

di dalam sel dilapisi dengan platina hitam melalui pengendapan elektrolirik sehingga katalisis pada raksi
akan terjadi pada permukaan platina, dan pembentukan film hergas yang tidak menghantar tidak akan
terjadi pada elektroda.

Air yang dimurnikan dengan hati-hati melalui rediStilasi dengan penambahan sedikit permanganat
digunakanuntukmenyiapkanlarutan.Airkonduktivitas, sesuai namanya. mempunyai hantaran jenis kira-
kira 0.05 x 10 mho/cm pada 18"C, sedangkan air suling biasa mempunyai nilai yang agak lebih besar
dari ! x 10 mholcm. Untuksebagian besar studi konduktivitas, air seimbang yang mengandung CO: dari
atmosfer memberikan hasil memuaskan. Air ini mempunyai hantaran jenis kira-kira 0,8 x 10 mho/cm.

Hantaran jenis (K) dihitung dari tahanan (R) atau hantaran (C) dengan menggunakan persamaan (6-17).
Kuantitas UA. rasio jarak antar-elektroda terhadap luas penampang elekuoda. mempunyai nilai tertentu
untuk setiap sel hantaran; nilai ini disebut l'ansmnm rel (K). ]adi. persamaan (6-17) dapat ditulis

K E KC = K/R (6-19)
(Subskrip x tidak lagi diperlukan pada R sehingga dihilangkan). Pengukuran [ dan A akan sulit dilakukan,
tetapi penentuan konstanta sel secara eksperimental merupakan hal sederhana. Hantaran jenis
beberapa lamtan standar telah ditentukan pada sel-sel yang dikalibrasi secara teliti. Sebagai contoh,
larutan yang mengandung 7.45263 g kalium klorida dalam 1000 g air mempunyai hantaran jenis
0,012856 mlro/cm pada 25C. Suatu larutan pada konsentrasi ini mengandung 0,1 mol garam per
desimeter kubik (l00 cm) air dan disebut larutan 0,1 amml. Jika larutan ini ditempatkan di dalam sel
dan tahanan diukur, konstanta sel dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan(6-l9).

Hantaran Ekuivalen

Untuk mempelajari disosiasi molekul menjadi io n-ion, tidak bergantung konsentrasi elektrolit. lebih
nyaman menggunakan hantaran ekuivalen daripada hantaran jenis. Semua zat terlarut yang
normalitasnya sama menghasilkan jumlah ion yang sama jika terdisosiasi sempurna. dan hantaran
ekuivalen mengukur kapasitas membawa-arus listrik dari jumlah tertentu ion ini. Di sisi lain,
hantaran'jenis mengukur kapasitas membawaarus listrik semua ion dalam satuan volume larutan
sehingga nilai tersebut bervariasi sesuai konsentrasi. Hantaran ekuivalen (A) didefinisikan sebagai
hantaran suatu larutan yang bervolume cukup untuk mengandung 1 gram ekuivalen'tat terlarut jika
diukur dalam sel yang elektrodanya terpisah jarak l cm. Hantaran ekuivalen (A;) pada konsentrasi (Cl
8mm ekuivalen per liter dihitung dari hasil-kali hantaran jenis (K) dan volume (V) dalam cm3 yang
mengandung 1 gram ekuivalen zat terlarut. Sel dapat dibayangkan mempunyai elektroda yang terpisah
dengan jarak 1 cm dan mempunyai luas yang cukup untuk dapat

menamPUHg larutan. Sel diperlihatkan pada Gaml?ar 652. '

3 . V=1000cm lliter JW ,,qu (6.20)

0 Eq/iiter :

ran per deni;im 1 gram

hantaran ho cmll

Hantaran ekuivalen didapat jika K. hanm Cm3 larutan (yaitu, hantaran jenis) dikalikan V, volume dalam
cm3 yang menganti berat ekuivalen zat terlarut. Oleh sebab "ul ekuivalen (Ac) Yang dinyatakan dalam
satuan '
Eci diberikan dalam persamaan '

Ac =KXV

= 1000 K. mho cm)/Ei]

' (6.21)

Hantaran Ekuivalen Elektrolit Kuat dan Elektrolit lemah

Ketika larutan suatu elektrolit kuat diencerkan.

lmmamn jnlir (K) berkurang karena jumlah ion pet

satuan volume larutan berkurang. Kadang-kadang melewati maksimum sebelum berkurang. Sebaliknya.
Iramaran ekuivalen (A) larutan suatu elektrolit kuat akan terus bertambah pada pengenceran.
Bertambahnya A dengzn pengenceran diterangkan sebagai batik. Sesuai dengan definisi hantaran
ekuivalen. jumlah elektrolit tetap konstan pada 1 gram ekuivalen; namun. dalam larutan yang lebih
encer, ion-ion lebih sedikit dleBgu oleh tetangganya sehingga dapat bergerak lebih cepat. Hantaran
ekuivalensuatu elektrolit lemah juga bertambah pada pengenceran, tetapi tidak secepat seperti ketika
pertama kali. _ _

Kohlrauschadalahsalahseorangdaripeneliti-peneliti Pertama yang mempelajari gejala ini. Ia mengetahuf


bal hantaran ekuivalen merupakan fungsi linear dan lakar kuadrat konsentrasi untuk elektrolit kuat
dalam arm Encer. seperti digambarkan padn ambar '4' Psamaan untuk A,, hantaran ekuivalen Pada
Omen * (Eq/liter). adalah

' 5.22) Ae Ao _; (_
]ika hantaran ekuivalen suatu elektrolit lemah diplot terhadap akar kuadrat konsentrasi, seperti
digambarkan untuk asam asetat pada Gambar 6-4, kurva tidak dapat diekstrapolasikan ke suatu nilai
yang membatasi, dan A0 hams diperoleh dengan metode seperti disebutkan dalam alinea selanjutnya.
Kurva yang menaik dengan tajam untuk asam asetat diakibatkan dari kenyataan bahwa disosiasi
elektrolit lemah bertambah pada pengenceran, disertai dengan kenaikan besar pada jumlah ion yang
mampu membawa arus listrik.

Kohlrausch menyimpulkan bahwa ion dari'semua elektrolit mulai bermigrasi (berpindah tempat) secara
bebas ketika larutan diencerkan; letak ion-ion dalam larutan encer berjauhan sehingga tidak saling
berinteraksi satu sama lain. Pada keadaan ini. A() adalah jumlah hantaran ekuivalen kation lt dan anion
I: pada pengenceran taltterhingga.

Bilangan Angkutan

Satu hal yang perlu dicatat adalah aliran elektron melalui larutan dari kanan kc kiri dalam Gambar 6-1
terjadi melalui gerakan kation ke kanan dan gerakan anion ke kiri. Jumlah fraksi arus listrik yang dibawa
oleh kation atau oleh anion disebut bilangan transpor atau bilangan angkutan t+ atau t:

Jumlah kedua bilangan angkutan tersebut sudah pasti adalah satu:

Bilangan angkutan berkaitan dengan kecepatan gerakan ion; semakin cepat ion bergerak. semakin besar
membawa fraksi arus listrik. Kecepatan ion bergantung pada hidrasi, serta ukuran dan muatan ion. Oleh
sebab itu, kecepatan dan bilangan angkutan tidak selamanya sama untuk ion positif dan ion negatif.
Sebagai contoh. bilangan angkutan ion natrium dalan larutan NaCl O,l0 M adalah 0.385. Karena sangat
terhidrasi. ion litium dalam larutan LiCl 0,10 M bergerak lebih lambat

daripada ion natrium sehingga mempunyai bilangan angkutan lebih kecil, yaitu 0, 317.

Satuan Listrik

Menurut hukum Ohm, kekuatan arus listrik! (ampere) yang mengalir melalui penghantar logam
berkaitan dengan perbedaan potensial yang digunakan atau voltase E dan tahanan R (ohm) sebagai
berikut:

Kekuatan arus listrik I adalah laju aliran arus atau jumlah keelektrikan muatan elektron Q (coulomb)
yang mengalir per satuan waktu.
Kuantitas muatan listrik dinyatakan dalam coulomb (1 coulomb =3 x 10satuan muatan elektrostatis atau
esu], arus listrik dalam ampere, dan potensial listrik dalam volt.

Energi listrik terdiri atas faktor intensitas. gaya gerak listrik atau voltase dan faktor kuantitas,coulomb.

Energi listrik : E x Q

Hukum Faraday

lon negatif univalen (monovalen) adalah suatu atom yang telah mendapatkan tambahan sebuah
elektron valensi; ion positif univalen adalah suatu atom yang sebuah elektronnya telah diambil. Setiap
gram ekuivalen ion dari elektrolit apa pun membawa bilangan Avogradeo (6.02 x 1023) muatan positif
atau muatan negatif. Jadi dari hukum Faraday, lewatnya 96.500 coulomb keelektrikan menghasilkan
transpor 6.02x1023 alam sel. Satu Faraday adalah sebuah bilangan Avogadro elektron yang sesuai
dengan mol yaitu bilangan Avogadro molekul. Lewatnya 1 F keelektrikan, menyebabkan pengendapan
elektrolitik sejumlah gram atom atau "mol" dari berbagai ion berikut ini: 1ag+, 1cu+,
1/2cu2+,1/2fe2+,1/3fe3+. Jadi jumlah muatan positif yang dibawa oleh 1 gram ekuivalen Fe adalah 6,02
x 1023 tetapi jumlah muatan positif yang dibawa oleh 1 gram atom atau 1 mol ion feri adalah 3 x 6,02 x
1023.

Hukum faraday dapat digunakan untuk menghitung muatan pada elektron dengan cara berikut ini.
Karena 6,02 x 1023 elektron berhubungan dengan 86500 coulomb keelektrikan, tiap elektron
mempunyai muatan e dari:

dan karena ! coulomb a 3 x IO" esu ' = 4'8 x 10" satuan elektrOstatis muatan (6-12)

Hantaran Elektrolitik

Tahanan R (ohm) setiap penghantar elektrolitik atau logam seragam berbanding lurus dengan panjang 1
(cm) dan berbanding terbalik dengan luas penampang A (ch)
[ R: (6-13 0 A )

dengan p adalah tahanan antara permukaan yang

berlawanan dari sebuah kubus bervolume 1 cm pada

penghantar dan disebut tahanan Speilfik (tahanan jenis). Hantaran, C, berbanding terbalik dengan
tahanan,

c=l (6-14) R sehingga dapat dikatakan sebagai suatu ukuran kemudahan arus lisrrik mengalir melalui
penghantar. lni dinyatakan sebagai kebalikan ohm atau mba. Dari persamaan (6-13)

C=-l-1 A (6-15)

__._

_ R p I Hantaran ,yang/ile (hantaran jenis) K adalah kebalikan dari tahanan jenis dan dinyatakan dalam
mho/cm.

K=l ' (6-16)

P ini adalah hantaran suatu larutan yang di kubus dengan sisi 1 cm seperti terlihat Pa 6-2. Hubungan
antara hantaran jenis dan ha tahanan didapat dengan menggabungkan Pusam

545) dan (6-16): (6-17)

batasi dalam da Gambir

ntaran mu aan
I ll KEC-=-" A RA

Mengukur Hantaran Larutan

'3' Lal'unn 'dk d'k ahui ta _ . yan tr a : et kn"Qmpmkan dalamgsel dan dihubungkan dcngl" 5

Titik kontak digerakkan sepanjang kawat peluncur 6: sampai pada suatu titik, misalnya (I, tidak ada arus
dari sumberarus bolak-balik (osilator) yang mengalir melalui detektor [penyuara kuping (:dry:/mna) atau
osiloskop). ]ikajembatan ini diseimbangkan, potensial pada asam dengan pada d. suara dalam penyuara
kuping atau pola

beralun pada otilotkop adalah pada suatu minimum,

dan tahanan RI, RI, dan Rz terbaca. Dalam keadaan

seimbang, tahanan larutan Rxdidapat dari persamaan

R R, =R, R-' (6-18)

Kondensor variabel yang berseberangan dengan tahanan R, digunakan untuk menghasilkan


keseimbangan yang lebih tajam. Beberapa jembatan konduktivitas dikalibrasi nilai hantaran dan nilai
tahanannya. Elektroda

di dalam sel dilapisi dengan platina hitam melalui pengendapan elektrolirik sehingga katalisis pada raksi
akan terjadi pada permukaan platina, dan pembentukan film hergas yang tidak menghantar tidak akan
terjadi pada elektroda.

Air yang dimurnikan dengan hati-hati melalui rediStilasi dengan penambahan sedikit permanganat
digunakanuntukmenyiapkanlarutan.Airkonduktivitas, sesuai namanya. mempunyai hantaran jenis kira-
kira 0.05 x 10 mho/cm pada 18"C, sedangkan air suling biasa mempunyai nilai yang agak lebih besar
dari ! x 10 mholcm. Untuksebagian besar studi konduktivitas, air seimbang yang mengandung CO: dari
atmosfer memberikan hasil memuaskan. Air ini mempunyai hantaran jenis kira-kira 0,8 x 10 mho/cm.

Hantaran jenis (K) dihitung dari tahanan (R) atau hantaran (C) dengan menggunakan persamaan (6-17).
Kuantitas UA. rasio jarak antar-elektroda terhadap luas penampang elekuoda. mempunyai nilai tertentu
untuk setiap sel hantaran; nilai ini disebut l'ansmnm rel (K). ]adi. persamaan (6-17) dapat ditulis

K E KC = K/R (6-19)

(Subskrip x tidak lagi diperlukan pada R sehingga dihilangkan). Pengukuran [ dan A akan sulit dilakukan,
tetapi penentuan konstanta sel secara eksperimental merupakan hal sederhana. Hantaran jenis
beberapa lamtan standar telah ditentukan pada sel-sel yang dikalibrasi secara teliti. Sebagai contoh,
larutan yang mengandung 7.45263 g kalium klorida dalam 1000 g air mempunyai hantaran jenis
0,012856 mlro/cm pada 25C. Suatu larutan pada konsentrasi ini mengandung 0,1 mol garam per
desimeter kubik (l00 cm) air dan disebut larutan 0,1 amml. Jika larutan ini ditempatkan di dalam sel
dan tahanan diukur, konstanta sel dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan(6-l9).

Hantaran Ekuivalen

Untuk mempelajari disosiasi molekul menjadi io n-ion, tidak bergantung konsentrasi elektrolit. lebih
nyaman menggunakan hantaran ekuivalen daripada hantaran jenis. Semua zat terlarut yang
normalitasnya sama menghasilkan jumlah ion yang sama jika terdisosiasi sempurna. dan hantaran
ekuivalen mengukur kapasitas membawa-arus listrik dari jumlah tertentu ion ini. Di sisi lain,
hantaran'jenis mengukur kapasitas membawaarus listrik semua ion dalam satuan volume larutan
sehingga nilai tersebut bervariasi sesuai konsentrasi. Hantaran ekuivalen (A) didefinisikan sebagai
hantaran suatu larutan yang bervolume cukup untuk mengandung 1 gram ekuivalen'tat terlarut jika
diukur dalam sel yang elektrodanya terpisah jarak l cm. Hantaran ekuivalen (A;) pada konsentrasi (Cl
8mm ekuivalen per liter dihitung dari hasil-kali hantaran jenis (K) dan volume (V) dalam cm3 yang
mengandung 1 gram ekuivalen zat terlarut. Sel dapat dibayangkan mempunyai elektroda yang terpisah
dengan jarak 1 cm dan mempunyai luas yang cukup untuk dapat

menamPUHg larutan. Sel diperlihatkan pada Gaml?ar 652. '

3 . V=1000cm lliter JW ,,qu (6.20)


0 Eq/iiter :

ran per deni;im 1 gram

hantaran ho cmll

Hantaran ekuivalen didapat jika K. hanm Cm3 larutan (yaitu, hantaran jenis) dikalikan V, volume dalam
cm3 yang menganti berat ekuivalen zat terlarut. Oleh sebab "ul ekuivalen (Ac) Yang dinyatakan dalam
satuan '

Eci diberikan dalam persamaan '

Ac =KXV

= 1000 K. mho cm)/Ei]

' (6.21)

Hantaran Ekuivalen Elektrolit Kuat dan Elektrolit lemah

Ketika larutan suatu elektrolit kuat diencerkan.

lmmamn jnlir (K) berkurang karena jumlah ion pet

satuan volume larutan berkurang. Kadang-kadang melewati maksimum sebelum berkurang. Sebaliknya.
Iramaran ekuivalen (A) larutan suatu elektrolit kuat akan terus bertambah pada pengenceran.
Bertambahnya A dengzn pengenceran diterangkan sebagai batik. Sesuai dengan definisi hantaran
ekuivalen. jumlah elektrolit tetap konstan pada 1 gram ekuivalen; namun. dalam larutan yang lebih
encer, ion-ion lebih sedikit dleBgu oleh tetangganya sehingga dapat bergerak lebih cepat. Hantaran
ekuivalensuatu elektrolit lemah juga bertambah pada pengenceran, tetapi tidak secepat seperti ketika
pertama kali. _ _

Kohlrauschadalahsalahseorangdaripeneliti-peneliti Pertama yang mempelajari gejala ini. Ia mengetahuf


bal hantaran ekuivalen merupakan fungsi linear dan lakar kuadrat konsentrasi untuk elektrolit kuat
dalam arm Encer. seperti digambarkan padn ambar '4' Psamaan untuk A,, hantaran ekuivalen Pada
Omen * (Eq/liter). adalah

' 5.22) Ae Ao _; (_

]ika hantaran ekuivalen suatu elektrolit lemah diplot terhadap akar kuadrat konsentrasi, seperti
digambarkan untuk asam asetat pada Gambar 6-4, kurva tidak dapat diekstrapolasikan ke suatu nilai
yang membatasi, dan A0 hams diperoleh dengan metode seperti disebutkan dalam alinea selanjutnya.
Kurva yang menaik dengan tajam untuk asam asetat diakibatkan dari kenyataan bahwa disosiasi
elektrolit lemah bertambah pada pengenceran, disertai dengan kenaikan besar pada jumlah ion yang
mampu membawa arus listrik.

Kohlrausch menyimpulkan bahwa ion dari'semua elektrolit mulai bermigrasi (berpindah tempat) secara
bebas ketika larutan diencerkan; letak ion-ion dalam larutan encer berjauhan sehingga tidak saling
berinteraksi satu sama lain. Pada keadaan ini. A() adalah jumlah hantaran ekuivalen kation lt dan anion
I: pada pengenceran taltterhingga.

Sifat Koligatif Larutan Elektrolitik dan Larutan Pekat Nonelektrolit

Seperti dibicarakan dalam bab sebelumnya, van't Hoff mengamati bahwa tekanan osmosis (1t) laruran
encer nonelektrolit, seperti sukrosa dan urea, dapat dinyatakan secara memuaskan dengan persamaan
n : RT: [persamaan (5-34)]; dengan Radalah konsranra gas, Tadalah temperatur absolut, dan c adalah
konsentrasi (mol per liter). Namun, van't Hoff menemukan bahwa larutan elektrolit memberikan
tekanan osmosis yang lebih besarkira-kiraduakali,rigakali,ataulebihdaripada tekanan osmosis yang
diperkirakan dari persamaan ini, tergantung pada elektrolit yang diselidiki. Dengan memasukkan faktor
koreksi iuntuk memperhitungkan sifat irasional larutan ion, van't Hoff menuliskan

Bilangan Angkutan

Satu hal yang perlu dicatat adalah aliran elektron melalui larutan dari kanan kc kiri dalam Gambar 6-1
terjadi melalui gerakan kation ke kanan dan gerakan anion ke kiri. Jumlah fraksi arus listrik yang dibawa
oleh kation atau oleh anion disebut bilangan transpor atau bilangan angkutan t+ atau t:
Jumlah kedua bilangan angkutan tersebut sudah pasti adalah satu:

Bilangan angkutan berkaitan dengan kecepatan gerakan ion; semakin cepat ion bergerak. semakin besar
membawa fraksi arus listrik. Kecepatan ion bergantung pada hidrasi, serta ukuran dan muatan ion. Oleh
sebab itu, kecepatan dan bilangan angkutan tidak selamanya sama untuk ion positif dan ion negatif.
Sebagai contoh. bilangan angkutan ion natrium dalan larutan NaCl O,l0 M adalah 0.385. Karena sangat
terhidrasi. ion litium dalam larutan LiCl 0,10 M bergerak lebih lambat

daripada ion natrium sehingga mempunyai bilangan angkutan lebih kecil, yaitu 0, 317.

Satuan Listrik

Menurut hukum Ohm, kekuatan arus listrik! (ampere) yang mengalir melalui penghantar logam
berkaitan dengan perbedaan potensial yang digunakan atau voltase E dan tahanan R (ohm) sebagai
berikut:

Kekuatan arus listrik I adalah laju aliran arus atau jumlah keelektrikan muatan elektron Q (coulomb)
yang mengalir per satuan waktu.

Kuantitas muatan listrik dinyatakan dalam coulomb (1 coulomb =3 x 10satuan muatan elektrostatis atau
esu], arus listrik dalam ampere, dan potensial listrik dalam volt.

Energi listrik terdiri atas faktor intensitas. gaya gerak listrik atau voltase dan faktor kuantitas,coulomb.

Energi listrik : E x Q

Hukum Faraday

lon negatif univalen (monovalen) adalah suatu atom yang telah mendapatkan tambahan sebuah
elektron valensi; ion positif univalen adalah suatu atom yang sebuah elektronnya telah diambil. Setiap
gram ekuivalen ion dari elektrolit apa pun membawa bilangan Avogradeo (6.02 x 1023) muatan positif
atau muatan negatif. Jadi dari hukum Faraday, lewatnya 96.500 coulomb keelektrikan menghasilkan
transpor 6.02x1023 alam sel. Satu Faraday adalah sebuah bilangan Avogadro elektron yang sesuai
dengan mol yaitu bilangan Avogadro molekul. Lewatnya 1 F keelektrikan, menyebabkan pengendapan
elektrolitik sejumlah gram atom atau "mol" dari berbagai ion berikut ini: 1ag+, 1cu+,
1/2cu2+,1/2fe2+,1/3fe3+. Jadi jumlah muatan positif yang dibawa oleh 1 gram ekuivalen Fe adalah 6,02
x 1023 tetapi jumlah muatan positif yang dibawa oleh 1 gram atom atau 1 mol ion feri adalah 3 x 6,02 x
1023.

Hukum faraday dapat digunakan untuk menghitung muatan pada elektron dengan cara berikut ini.
Karena 6,02 x 1023 elektron berhubungan dengan 86500 coulomb keelektrikan, tiap elektron
mempunyai muatan e dari:

dan karena ! coulomb a 3 x IO" esu ' = 4'8 x 10" satuan elektrOstatis muatan (6-12)

Hantaran Elektrolitik

Tahanan R (ohm) setiap penghantar elektrolitik atau logam seragam berbanding lurus dengan panjang 1
(cm) dan berbanding terbalik dengan luas penampang A (ch)

[ R: (6-13 0 A )

dengan p adalah tahanan antara permukaan yang

berlawanan dari sebuah kubus bervolume 1 cm pada

penghantar dan disebut tahanan Speilfik (tahanan jenis). Hantaran, C, berbanding terbalik dengan
tahanan,

c=l (6-14) R sehingga dapat dikatakan sebagai suatu ukuran kemudahan arus lisrrik mengalir melalui
penghantar. lni dinyatakan sebagai kebalikan ohm atau mba. Dari persamaan (6-13)

C=-l-1 A (6-15)
__._

_ R p I Hantaran ,yang/ile (hantaran jenis) K adalah kebalikan dari tahanan jenis dan dinyatakan dalam
mho/cm.

K=l ' (6-16)

P ini adalah hantaran suatu larutan yang di kubus dengan sisi 1 cm seperti terlihat Pa 6-2. Hubungan
antara hantaran jenis dan ha tahanan didapat dengan menggabungkan Pusam

545) dan (6-16): (6-17)

batasi dalam da Gambir

ntaran mu aan

I ll KEC-=-" A RA

Mengukur Hantaran Larutan

'3' Lal'unn 'dk d'k ahui ta _ . yan tr a : et kn"Qmpmkan dalamgsel dan dihubungkan dcngl" 5

Titik kontak digerakkan sepanjang kawat peluncur 6: sampai pada suatu titik, misalnya (I, tidak ada arus
dari sumberarus bolak-balik (osilator) yang mengalir melalui detektor [penyuara kuping (:dry:/mna) atau
osiloskop). ]ikajembatan ini diseimbangkan, potensial pada asam dengan pada d. suara dalam penyuara
kuping atau pola

beralun pada otilotkop adalah pada suatu minimum,


dan tahanan RI, RI, dan Rz terbaca. Dalam keadaan

seimbang, tahanan larutan Rxdidapat dari persamaan

R R, =R, R-' (6-18)

Kondensor variabel yang berseberangan dengan tahanan R, digunakan untuk menghasilkan


keseimbangan yang lebih tajam. Beberapa jembatan konduktivitas dikalibrasi nilai hantaran dan nilai
tahanannya. Elektroda

di dalam sel dilapisi dengan platina hitam melalui pengendapan elektrolirik sehingga katalisis pada raksi
akan terjadi pada permukaan platina, dan pembentukan film hergas yang tidak menghantar tidak akan
terjadi pada elektroda.

Air yang dimurnikan dengan hati-hati melalui rediStilasi dengan penambahan sedikit permanganat
digunakanuntukmenyiapkanlarutan.Airkonduktivitas, sesuai namanya. mempunyai hantaran jenis kira-
kira 0.05 x 10 mho/cm pada 18"C, sedangkan air suling biasa mempunyai nilai yang agak lebih besar
dari ! x 10 mholcm. Untuksebagian besar studi konduktivitas, air seimbang yang mengandung CO: dari
atmosfer memberikan hasil memuaskan. Air ini mempunyai hantaran jenis kira-kira 0,8 x 10 mho/cm.

Hantaran jenis (K) dihitung dari tahanan (R) atau hantaran (C) dengan menggunakan persamaan (6-17).
Kuantitas UA. rasio jarak antar-elektroda terhadap luas penampang elekuoda. mempunyai nilai tertentu
untuk setiap sel hantaran; nilai ini disebut l'ansmnm rel (K). ]adi. persamaan (6-17) dapat ditulis

K E KC = K/R (6-19)

(Subskrip x tidak lagi diperlukan pada R sehingga dihilangkan). Pengukuran [ dan A akan sulit dilakukan,
tetapi penentuan konstanta sel secara eksperimental merupakan hal sederhana. Hantaran jenis
beberapa lamtan standar telah ditentukan pada sel-sel yang dikalibrasi secara teliti. Sebagai contoh,
larutan yang mengandung 7.45263 g kalium klorida dalam 1000 g air mempunyai hantaran jenis
0,012856 mlro/cm pada 25C. Suatu larutan pada konsentrasi ini mengandung 0,1 mol garam per
desimeter kubik (l00 cm) air dan disebut larutan 0,1 amml. Jika larutan ini ditempatkan di dalam sel
dan tahanan diukur, konstanta sel dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan(6-l9).

Hantaran Ekuivalen

Untuk mempelajari disosiasi molekul menjadi io n-ion, tidak bergantung konsentrasi elektrolit. lebih
nyaman menggunakan hantaran ekuivalen daripada hantaran jenis. Semua zat terlarut yang
normalitasnya sama menghasilkan jumlah ion yang sama jika terdisosiasi sempurna. dan hantaran
ekuivalen mengukur kapasitas membawa-arus listrik dari jumlah tertentu ion ini. Di sisi lain,
hantaran'jenis mengukur kapasitas membawaarus listrik semua ion dalam satuan volume larutan
sehingga nilai tersebut bervariasi sesuai konsentrasi. Hantaran ekuivalen (A) didefinisikan sebagai
hantaran suatu larutan yang bervolume cukup untuk mengandung 1 gram ekuivalen'tat terlarut jika
diukur dalam sel yang elektrodanya terpisah jarak l cm. Hantaran ekuivalen (A;) pada konsentrasi (Cl
8mm ekuivalen per liter dihitung dari hasil-kali hantaran jenis (K) dan volume (V) dalam cm3 yang
mengandung 1 gram ekuivalen zat terlarut. Sel dapat dibayangkan mempunyai elektroda yang terpisah
dengan jarak 1 cm dan mempunyai luas yang cukup untuk dapat

menamPUHg larutan. Sel diperlihatkan pada Gaml?ar 652. '

3 . V=1000cm lliter JW ,,qu (6.20)

0 Eq/iiter :

ran per deni;im 1 gram

hantaran ho cmll

Hantaran ekuivalen didapat jika K. hanm Cm3 larutan (yaitu, hantaran jenis) dikalikan V, volume dalam
cm3 yang menganti berat ekuivalen zat terlarut. Oleh sebab "ul ekuivalen (Ac) Yang dinyatakan dalam
satuan '

Eci diberikan dalam persamaan '


Ac =KXV

= 1000 K. mho cm)/Ei]

' (6.21)

Hantaran Ekuivalen Elektrolit Kuat dan Elektrolit lemah

Ketika larutan suatu elektrolit kuat diencerkan.

lmmamn jnlir (K) berkurang karena jumlah ion pet

satuan volume larutan berkurang. Kadang-kadang melewati maksimum sebelum berkurang. Sebaliknya.
Iramaran ekuivalen (A) larutan suatu elektrolit kuat akan terus bertambah pada pengenceran.
Bertambahnya A dengzn pengenceran diterangkan sebagai batik. Sesuai dengan definisi hantaran
ekuivalen. jumlah elektrolit tetap konstan pada 1 gram ekuivalen; namun. dalam larutan yang lebih
encer, ion-ion lebih sedikit dleBgu oleh tetangganya sehingga dapat bergerak lebih cepat. Hantaran
ekuivalensuatu elektrolit lemah juga bertambah pada pengenceran, tetapi tidak secepat seperti ketika
pertama kali. _ _

Kohlrauschadalahsalahseorangdaripeneliti-peneliti Pertama yang mempelajari gejala ini. Ia mengetahuf


bal hantaran ekuivalen merupakan fungsi linear dan lakar kuadrat konsentrasi untuk elektrolit kuat
dalam arm Encer. seperti digambarkan padn ambar '4' Psamaan untuk A,, hantaran ekuivalen Pada
Omen * (Eq/liter). adalah

' 5.22) Ae Ao _; (_

]ika hantaran ekuivalen suatu elektrolit lemah diplot terhadap akar kuadrat konsentrasi, seperti
digambarkan untuk asam asetat pada Gambar 6-4, kurva tidak dapat diekstrapolasikan ke suatu nilai
yang membatasi, dan A0 hams diperoleh dengan metode seperti disebutkan dalam alinea selanjutnya.
Kurva yang menaik dengan tajam untuk asam asetat diakibatkan dari kenyataan bahwa disosiasi
elektrolit lemah bertambah pada pengenceran, disertai dengan kenaikan besar pada jumlah ion yang
mampu membawa arus listrik.

Kohlrausch menyimpulkan bahwa ion dari'semua elektrolit mulai bermigrasi (berpindah tempat) secara
bebas ketika larutan diencerkan; letak ion-ion dalam larutan encer berjauhan sehingga tidak saling
berinteraksi satu sama lain. Pada keadaan ini. A() adalah jumlah hantaran ekuivalen kation lt dan anion
I: pada pengenceran taltterhingga.

Sifat Koligatif Larutan Elektrolitik dan Larutan Pekat Nonelektrolit

Seperti dibicarakan dalam bab sebelumnya, van't Hoff mengamati bahwa tekanan osmosis (1t) laruran
encer nonelektrolit, seperti sukrosa dan urea, dapat dinyatakan secara memuaskan dengan persamaan
n : RT: [persamaan (5-34)]; dengan Radalah konsranra gas, Tadalah temperatur absolut, dan c adalah
konsentrasi (mol per liter). Namun, van't Hoff menemukan bahwa larutan elektrolit memberikan
tekanan osmosis yang lebih besarkira-kiraduakali,rigakali,ataulebihdaripada tekanan osmosis yang
diperkirakan dari persamaan ini, tergantung pada elektrolit yang diselidiki. Dengan memasukkan faktor
koreksi iuntuk memperhitungkan sifat irasional larutan ion, van't Hoff menuliskan

7: = iRTc (6-24)

Dengan menggunakan persamaan ini, van't Hoff dapat memperoleh nilai perhitungan yang memberikan
perbandingan baik dengan hasil percobaan tekanan osmosis. van't Hoff mengetahui bahwa i mendekati
jumlah ion hasil disosiasi molekul apabila laruran dibuat bertambah encer.

Faktor idiplor terhadap konsentrasi molal elektrolit dan nonelektrolit, seperti ditunjukkan pada Gambar
6-5. Untuk nonelektrolit. faktor i terlihat mendekati satu. Untuk elektrolit kuat, faktor i cenderung ke
arah nilai yang sama dengan jumlah ion yang terbentuk pada disosiasi. Sebagai contoh, nilai i mendekati
nilai dua untuk zat terlarut seperti NaCl dan CaSO4; 3 untuk K2504 dan CaClz; dan 4 untuk l<3Fe(C)6 dan
FeCli.

Faktor van't Hoff dapat juga dinyatakan sebagai rasio setiap sifat koligarif larutan nyata terhadap sifat
koligatif larutan ideal suatu nonelektrolit karena i menyatakan _bahwa efek koligatifuntuk larutan nyata
(elektrolit atau nonelektrolit) beberapa kali lebih besar daripada untuk larutan ideal nonelektrolit.

Sifat koligatifdalam larutan encer elektrolit dinyatakan pada skala molal dengan persamaan
Bilangan Angkutan

Satu hal yang perlu dicatat adalah aliran elektron melalui larutan dari kanan kc kiri dalam Gambar 6-1
terjadi melalui gerakan kation ke kanan dan gerakan anion ke kiri. Jumlah fraksi arus listrik yang dibawa
oleh kation atau oleh anion disebut bilangan transpor atau bilangan angkutan t+ atau t:

Jumlah kedua bilangan angkutan tersebut sudah pasti adalah satu:

Bilangan angkutan berkaitan dengan kecepatan gerakan ion; semakin cepat ion bergerak. semakin besar
membawa fraksi arus listrik. Kecepatan ion bergantung pada hidrasi, serta ukuran dan muatan ion. Oleh
sebab itu, kecepatan dan bilangan angkutan tidak selamanya sama untuk ion positif dan ion negatif.
Sebagai contoh. bilangan angkutan ion natrium dalan larutan NaCl O,l0 M adalah 0.385. Karena sangat
terhidrasi. ion litium dalam larutan LiCl 0,10 M bergerak lebih lambat

daripada ion natrium sehingga mempunyai bilangan angkutan lebih kecil, yaitu 0, 317.

Satuan Listrik

Menurut hukum Ohm, kekuatan arus listrik! (ampere) yang mengalir melalui penghantar logam
berkaitan dengan perbedaan potensial yang digunakan atau voltase E dan tahanan R (ohm) sebagai
berikut:

Kekuatan arus listrik I adalah laju aliran arus atau jumlah keelektrikan muatan elektron Q (coulomb)
yang mengalir per satuan waktu.

Kuantitas muatan listrik dinyatakan dalam coulomb (1 coulomb =3 x 10satuan muatan elektrostatis atau
esu], arus listrik dalam ampere, dan potensial listrik dalam volt.

Energi listrik terdiri atas faktor intensitas. gaya gerak listrik atau voltase dan faktor kuantitas,coulomb.

Energi listrik : E x Q
Hukum Faraday

lon negatif univalen (monovalen) adalah suatu atom yang telah mendapatkan tambahan sebuah
elektron valensi; ion positif univalen adalah suatu atom yang sebuah elektronnya telah diambil. Setiap
gram ekuivalen ion dari elektrolit apa pun membawa bilangan Avogradeo (6.02 x 1023) muatan positif
atau muatan negatif. Jadi dari hukum Faraday, lewatnya 96.500 coulomb keelektrikan menghasilkan
transpor 6.02x1023 alam sel. Satu Faraday adalah sebuah bilangan Avogadro elektron yang sesuai
dengan mol yaitu bilangan Avogadro molekul. Lewatnya 1 F keelektrikan, menyebabkan pengendapan
elektrolitik sejumlah gram atom atau "mol" dari berbagai ion berikut ini: 1ag+, 1cu+,
1/2cu2+,1/2fe2+,1/3fe3+. Jadi jumlah muatan positif yang dibawa oleh 1 gram ekuivalen Fe adalah 6,02
x 1023 tetapi jumlah muatan positif yang dibawa oleh 1 gram atom atau 1 mol ion feri adalah 3 x 6,02 x
1023.

Hukum faraday dapat digunakan untuk menghitung muatan pada elektron dengan cara berikut ini.
Karena 6,02 x 1023 elektron berhubungan dengan 86500 coulomb keelektrikan, tiap elektron
mempunyai muatan e dari:

dan karena ! coulomb a 3 x IO" esu ' = 4'8 x 10" satuan elektrOstatis muatan (6-12)

Hantaran Elektrolitik

Tahanan R (ohm) setiap penghantar elektrolitik atau logam seragam berbanding lurus dengan panjang 1
(cm) dan berbanding terbalik dengan luas penampang A (ch)

[ R: (6-13 0 A )

dengan p adalah tahanan antara permukaan yang

berlawanan dari sebuah kubus bervolume 1 cm pada

penghantar dan disebut tahanan Speilfik (tahanan jenis). Hantaran, C, berbanding terbalik dengan
tahanan,
c=l (6-14) R sehingga dapat dikatakan sebagai suatu ukuran kemudahan arus lisrrik mengalir melalui
penghantar. lni dinyatakan sebagai kebalikan ohm atau mba. Dari persamaan (6-13)

C=-l-1 A (6-15)

__._

_ R p I Hantaran ,yang/ile (hantaran jenis) K adalah kebalikan dari tahanan jenis dan dinyatakan dalam
mho/cm.

K=l ' (6-16)

P ini adalah hantaran suatu larutan yang di kubus dengan sisi 1 cm seperti terlihat Pa 6-2. Hubungan
antara hantaran jenis dan ha tahanan didapat dengan menggabungkan Pusam

545) dan (6-16): (6-17)

batasi dalam da Gambir

ntaran mu aan

I ll KEC-=-" A RA

Mengukur Hantaran Larutan

'3' Lal'unn 'dk d'k ahui ta _ . yan tr a : et kn"Qmpmkan dalamgsel dan dihubungkan dcngl" 5

Titik kontak digerakkan sepanjang kawat peluncur 6: sampai pada suatu titik, misalnya (I, tidak ada arus
dari sumberarus bolak-balik (osilator) yang mengalir melalui detektor [penyuara kuping (:dry:/mna) atau
osiloskop). ]ikajembatan ini diseimbangkan, potensial pada asam dengan pada d. suara dalam penyuara
kuping atau pola

beralun pada otilotkop adalah pada suatu minimum,

dan tahanan RI, RI, dan Rz terbaca. Dalam keadaan

seimbang, tahanan larutan Rxdidapat dari persamaan

R R, =R, R-' (6-18)

Kondensor variabel yang berseberangan dengan tahanan R, digunakan untuk menghasilkan


keseimbangan yang lebih tajam. Beberapa jembatan konduktivitas dikalibrasi nilai hantaran dan nilai
tahanannya. Elektroda

di dalam sel dilapisi dengan platina hitam melalui pengendapan elektrolirik sehingga katalisis pada raksi
akan terjadi pada permukaan platina, dan pembentukan film hergas yang tidak menghantar tidak akan
terjadi pada elektroda.

Air yang dimurnikan dengan hati-hati melalui rediStilasi dengan penambahan sedikit permanganat
digunakanuntukmenyiapkanlarutan.Airkonduktivitas, sesuai namanya. mempunyai hantaran jenis kira-
kira 0.05 x 10 mho/cm pada 18"C, sedangkan air suling biasa mempunyai nilai yang agak lebih besar
dari ! x 10 mholcm. Untuksebagian besar studi konduktivitas, air seimbang yang mengandung CO: dari
atmosfer memberikan hasil memuaskan. Air ini mempunyai hantaran jenis kira-kira 0,8 x 10 mho/cm.

Hantaran jenis (K) dihitung dari tahanan (R) atau hantaran (C) dengan menggunakan persamaan (6-17).
Kuantitas UA. rasio jarak antar-elektroda terhadap luas penampang elekuoda. mempunyai nilai tertentu
untuk setiap sel hantaran; nilai ini disebut l'ansmnm rel (K). ]adi. persamaan (6-17) dapat ditulis

K E KC = K/R (6-19)
(Subskrip x tidak lagi diperlukan pada R sehingga dihilangkan). Pengukuran [ dan A akan sulit dilakukan,
tetapi penentuan konstanta sel secara eksperimental merupakan hal sederhana. Hantaran jenis
beberapa lamtan standar telah ditentukan pada sel-sel yang dikalibrasi secara teliti. Sebagai contoh,
larutan yang mengandung 7.45263 g kalium klorida dalam 1000 g air mempunyai hantaran jenis
0,012856 mlro/cm pada 25C. Suatu larutan pada konsentrasi ini mengandung 0,1 mol garam per
desimeter kubik (l00 cm) air dan disebut larutan 0,1 amml. Jika larutan ini ditempatkan di dalam sel
dan tahanan diukur, konstanta sel dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan(6-l9).

Hantaran Ekuivalen

Untuk mempelajari disosiasi molekul menjadi io n-ion, tidak bergantung konsentrasi elektrolit. lebih
nyaman menggunakan hantaran ekuivalen daripada hantaran jenis. Semua zat terlarut yang
normalitasnya sama menghasilkan jumlah ion yang sama jika terdisosiasi sempurna. dan hantaran
ekuivalen mengukur kapasitas membawa-arus listrik dari jumlah tertentu ion ini. Di sisi lain,
hantaran'jenis mengukur kapasitas membawaarus listrik semua ion dalam satuan volume larutan
sehingga nilai tersebut bervariasi sesuai konsentrasi. Hantaran ekuivalen (A) didefinisikan sebagai
hantaran suatu larutan yang bervolume cukup untuk mengandung 1 gram ekuivalen'tat terlarut jika
diukur dalam sel yang elektrodanya terpisah jarak l cm. Hantaran ekuivalen (A;) pada konsentrasi (Cl
8mm ekuivalen per liter dihitung dari hasil-kali hantaran jenis (K) dan volume (V) dalam cm3 yang
mengandung 1 gram ekuivalen zat terlarut. Sel dapat dibayangkan mempunyai elektroda yang terpisah
dengan jarak 1 cm dan mempunyai luas yang cukup untuk dapat

menamPUHg larutan. Sel diperlihatkan pada Gaml?ar 652. '

3 . V=1000cm lliter JW ,,qu (6.20)

0 Eq/iiter :

ran per deni;im 1 gram

hantaran ho cmll

Hantaran ekuivalen didapat jika K. hanm Cm3 larutan (yaitu, hantaran jenis) dikalikan V, volume dalam
cm3 yang menganti berat ekuivalen zat terlarut. Oleh sebab "ul ekuivalen (Ac) Yang dinyatakan dalam
satuan '
Eci diberikan dalam persamaan '

Ac =KXV

= 1000 K. mho cm)/Ei]

' (6.21)

Hantaran Ekuivalen Elektrolit Kuat dan Elektrolit lemah

Ketika larutan suatu elektrolit kuat diencerkan.

lmmamn jnlir (K) berkurang karena jumlah ion pet

satuan volume larutan berkurang. Kadang-kadang melewati maksimum sebelum berkurang. Sebaliknya.
Iramaran ekuivalen (A) larutan suatu elektrolit kuat akan terus bertambah pada pengenceran.
Bertambahnya A dengzn pengenceran diterangkan sebagai batik. Sesuai dengan definisi hantaran
ekuivalen. jumlah elektrolit tetap konstan pada 1 gram ekuivalen; namun. dalam larutan yang lebih
encer, ion-ion lebih sedikit dleBgu oleh tetangganya sehingga dapat bergerak lebih cepat. Hantaran
ekuivalensuatu elektrolit lemah juga bertambah pada pengenceran, tetapi tidak secepat seperti ketika
pertama kali. _ _

Kohlrauschadalahsalahseorangdaripeneliti-peneliti Pertama yang mempelajari gejala ini. Ia mengetahuf


bal hantaran ekuivalen merupakan fungsi linear dan lakar kuadrat konsentrasi untuk elektrolit kuat
dalam arm Encer. seperti digambarkan padn ambar '4' Psamaan untuk A,, hantaran ekuivalen Pada
Omen * (Eq/liter). adalah

' 5.22) Ae Ao _; (_
]ika hantaran ekuivalen suatu elektrolit lemah diplot terhadap akar kuadrat konsentrasi, seperti
digambarkan untuk asam asetat pada Gambar 6-4, kurva tidak dapat diekstrapolasikan ke suatu nilai
yang membatasi, dan A0 hams diperoleh dengan metode seperti disebutkan dalam alinea selanjutnya.
Kurva yang menaik dengan tajam untuk asam asetat diakibatkan dari kenyataan bahwa disosiasi
elektrolit lemah bertambah pada pengenceran, disertai dengan kenaikan besar pada jumlah ion yang
mampu membawa arus listrik.

Kohlrausch menyimpulkan bahwa ion dari'semua elektrolit mulai bermigrasi (berpindah tempat) secara
bebas ketika larutan diencerkan; letak ion-ion dalam larutan encer berjauhan sehingga tidak saling
berinteraksi satu sama lain. Pada keadaan ini. A() adalah jumlah hantaran ekuivalen kation lt dan anion
I: pada pengenceran taltterhingga.

Sifat Koligatif Larutan Elektrolitik dan Larutan Pekat Nonelektrolit

Seperti dibicarakan dalam bab sebelumnya, van't Hoff mengamati bahwa tekanan osmosis (1t) laruran
encer nonelektrolit, seperti sukrosa dan urea, dapat dinyatakan secara memuaskan dengan persamaan
n : RT: [persamaan (5-34)]; dengan Radalah konsranra gas, Tadalah temperatur absolut, dan c adalah
konsentrasi (mol per liter). Namun, van't Hoff menemukan bahwa larutan elektrolit memberikan
tekanan osmosis yang lebih besarkira-kiraduakali,rigakali,ataulebihdaripada tekanan osmosis yang
diperkirakan dari persamaan ini, tergantung pada elektrolit yang diselidiki. Dengan memasukkan faktor
koreksi iuntuk memperhitungkan sifat irasional larutan ion, van't Hoff menuliskan

7: = iRTc (6-24)

Dengan menggunakan persamaan ini, van't Hoff dapat memperoleh nilai perhitungan yang memberikan
perbandingan baik dengan hasil percobaan tekanan osmosis. van't Hoff mengetahui bahwa i mendekati
jumlah ion hasil disosiasi molekul apabila laruran dibuat bertambah encer.

Faktor idiplor terhadap konsentrasi molal elektrolit dan nonelektrolit, seperti ditunjukkan pada Gambar
6-5. Untuk nonelektrolit. faktor i terlihat mendekati satu. Untuk elektrolit kuat, faktor i cenderung ke
arah nilai yang sama dengan jumlah ion yang terbentuk pada disosiasi. Sebagai contoh, nilai i mendekati
nilai dua untuk zat terlarut seperti NaCl dan CaSO4; 3 untuk K2504 dan CaClz; dan 4 untuk l<3Fe(C)6 dan
FeCli.

Faktor van't Hoff dapat juga dinyatakan sebagai rasio setiap sifat koligarif larutan nyata terhadap sifat
koligatif larutan ideal suatu nonelektrolit karena i menyatakan _bahwa efek koligatifuntuk larutan nyata
(elektrolit atau nonelektrolit) beberapa kali lebih besar daripada untuk larutan ideal nonelektrolit.
Sifat koligatifdalam larutan encer elektrolit dinyatakan pada skala molal dengan persamaan

TEORI ARRHENIUS TENTANG DlSOSlASl ELEKTROLITIK '

Selama periode pengembangan hukum-hukum larutan oleh van't Hoff, seorang ahli kimia Swedia,
Svante Arrhenius, sedang membuat tesis doktornya di University of Uppsala Swedia tentang sifat-sifat
elektrolit. Pada tahun 1887, ia mempublikasikan hasil penelitiannya dan mengemukakan suatu teori
yang sekarang dikenal sebagai teori klasik disosiasi. Teori baru ini memecahkan beberapa kelainan yang
ditemukan pada interpretasi terdahulu dari larutan elektrolit. Meskipun teori ini tidak disukai oleh
beberapa ilmuwan yang disegani pada abad lee-19, prinsip dasar disosiasi elektrolit Arrhenius secara
berangsur-angsur diterima dan tetap dianggap berlaku sampai sekarang. Teori tentang adanya ion-ion
dalam larutan elektrolit bahkan pada temperatur biasa tetap terjaga, terlepas dari beberapa modifikasi
dan perluasan yang telah berlangsung bertahun-tahun agar

teori ini menjadi sesuai dengan kenyataan percobaan tertentu yang sulit.

Natrium klorida dan asam hidroklorida adalah 'ektrolit kuat karena berada dalam bentuk ion yang ampir
sempurna dalam larutan air dengan konsentrasi gak pekat. Asam-asam anorganik seperti HCl. HN03,
1250, dan H]; basa-basa anorganik seperti NaOH lan KOH dari golongan logam alkali, Ba(OH)1 dan MOI-
I): dari golongan alkali tanah-, dan sebagian besar garam-garam anorganik dan organik mudah
terionisasi dan termasuk golongan elektrolit kuat.

Asam asetat adalah elektrolit lema/7, tanda panah dengan arah berlawanan dalam persamaan (6-31)
menunjukkan bahwa terbentuk kesetimbangan antara molekul dan ion. Sebagian besar asam-asam dan
basabasa organik serta beberapa senyawa anorganik, seperti HJBOv HICOS. dan NH4OH. termasuk
golongan elektrolit lemah. Bahkan. beberapa garam [Pb asetat, HgClz, Hgl. 'dan HgBr] dan ion-ion
kompleks [Hg(NH,l '. Cu(NH3)f'. dan Fc(CN)6"] adalah elektrolit lemah.

Faraday menggunakan istilah ion (Yunani: "wader-er") untuk jenis elektrolit ini dan menyatakan bahwa
kation (ion bermuatan positif) dan anion (ion bermuatan negatif) bertanggung jawab atas penghantaran
arus listrik. Sebelum penemuan Arrhenius dipublikasikan, diyakini bahwa zat terlarut tidak terurai secara
spontan dalam air, tetapi terdisosiasi cukup besar menjadi ion-ion hanyajika arus listrik dialirkan melalui
larutan.

\
Obat dan lonlsasi

Beberapa obat, seperti senyawa antibakteri dan antiprotozoa anion dan kation, lebih aktif ketika berada
dalam bentukion. Senyawa-senyawa lain, seperti ester hidroksibenzoat (paraben) dan banyak anestetrk
umum. menunjukkan efek biologi dalam bentuk nonelekrrolit.
Senyawayanglainlagi,seperrisulfonamida.diperkirakan menimbulkan kerja obat baikdalam bentukion
maupun dalam bentuk molekul netral.3

Derajat Disoslasl

Pada mulanya. Arrhenius tidak menganggap elektrolit kuat terionisasi sempurna kecuali dalam larutan
yang

sangat encer. Ia membedakan antara elektrolit kuat dan elektrolit lemah berdasarkan Fraksi molekul yan
terionisasi: derajat disosiasi a. Elektrolit kuat adalah zat yang terdisosiasi menjadi ionaion dengan suatu
derajat disosiasi tinggi, sedangkan elektrolit lemah adalah zat yang terdisosiasi menjadi ion-ion dengan
suatu derajat disosiasi rendah.

Arrhenius menentukan derajat disosiasi secara langsung dari pengukuran hantaran. Ia menyatakan
bahwa hantaran ekuivalen pada pengenceran tidak terhingga Au adalah ukuran dari disosiasi sempurna
zat terlarut menjadi ion-ionnya dan bahwa Ar menggambarkan jumlah partikel zat terlarut yang berada
dalam bentuk ion pada konsentrasi 6. Oleh sebab itu, fraksi molekul zat terlal'Ut yang terionisasi, atau
dempt disosiasi, dinyatakan dalam persamaan4

Bilangan Angkutan

Satu hal yang perlu dicatat adalah aliran elektron melalui larutan dari kanan kc kiri dalam Gambar 6-1
terjadi melalui gerakan kation ke kanan dan gerakan anion ke kiri. Jumlah fraksi arus listrik yang dibawa
oleh kation atau oleh anion disebut bilangan transpor atau bilangan angkutan t+ atau t:

Jumlah kedua bilangan angkutan tersebut sudah pasti adalah satu:

Bilangan angkutan berkaitan dengan kecepatan gerakan ion; semakin cepat ion bergerak. semakin besar
membawa fraksi arus listrik. Kecepatan ion bergantung pada hidrasi, serta ukuran dan muatan ion. Oleh
sebab itu, kecepatan dan bilangan angkutan tidak selamanya sama untuk ion positif dan ion negatif.
Sebagai contoh. bilangan angkutan ion natrium dalan larutan NaCl O,l0 M adalah 0.385. Karena sangat
terhidrasi. ion litium dalam larutan LiCl 0,10 M bergerak lebih lambat
daripada ion natrium sehingga mempunyai bilangan angkutan lebih kecil, yaitu 0, 317.

Satuan Listrik

Menurut hukum Ohm, kekuatan arus listrik! (ampere) yang mengalir melalui penghantar logam
berkaitan dengan perbedaan potensial yang digunakan atau voltase E dan tahanan R (ohm) sebagai
berikut:

Kekuatan arus listrik I adalah laju aliran arus atau jumlah keelektrikan muatan elektron Q (coulomb)
yang mengalir per satuan waktu.

Kuantitas muatan listrik dinyatakan dalam coulomb (1 coulomb =3 x 10satuan muatan elektrostatis atau
esu], arus listrik dalam ampere, dan potensial listrik dalam volt.

Energi listrik terdiri atas faktor intensitas. gaya gerak listrik atau voltase dan faktor kuantitas,coulomb.

Energi listrik : E x Q

Hukum Faraday

lon negatif univalen (monovalen) adalah suatu atom yang telah mendapatkan tambahan sebuah
elektron valensi; ion positif univalen adalah suatu atom yang sebuah elektronnya telah diambil. Setiap
gram ekuivalen ion dari elektrolit apa pun membawa bilangan Avogradeo (6.02 x 1023) muatan positif
atau muatan negatif. Jadi dari hukum Faraday, lewatnya 96.500 coulomb keelektrikan menghasilkan
transpor 6.02x1023 alam sel. Satu Faraday adalah sebuah bilangan Avogadro elektron yang sesuai
dengan mol yaitu bilangan Avogadro molekul. Lewatnya 1 F keelektrikan, menyebabkan pengendapan
elektrolitik sejumlah gram atom atau "mol" dari berbagai ion berikut ini: 1ag+, 1cu+,
1/2cu2+,1/2fe2+,1/3fe3+. Jadi jumlah muatan positif yang dibawa oleh 1 gram ekuivalen Fe adalah 6,02
x 1023 tetapi jumlah muatan positif yang dibawa oleh 1 gram atom atau 1 mol ion feri adalah 3 x 6,02 x
1023.

Hukum faraday dapat digunakan untuk menghitung muatan pada elektron dengan cara berikut ini.
Karena 6,02 x 1023 elektron berhubungan dengan 86500 coulomb keelektrikan, tiap elektron
mempunyai muatan e dari:
(

dan karena ! coulomb a 3 x IO" esu ' = 4'8 x 10" satuan elektrOstatis muatan (6-12)

Hantaran Elektrolitik

Tahanan R (ohm) setiap penghantar elektrolitik atau logam seragam berbanding lurus dengan panjang 1
(cm) dan berbanding terbalik dengan luas penampang A (ch)

[ R: (6-13 0 A )

dengan p adalah tahanan antara permukaan yang

berlawanan dari sebuah kubus bervolume 1 cm pada

penghantar dan disebut tahanan Speilfik (tahanan jenis). Hantaran, C, berbanding terbalik dengan
tahanan,

c=l (6-14) R sehingga dapat dikatakan sebagai suatu ukuran kemudahan arus lisrrik mengalir melalui
penghantar. lni dinyatakan sebagai kebalikan ohm atau mba. Dari persamaan (6-13)

C=-l-1 A (6-15)

__._

_ R p I Hantaran ,yang/ile (hantaran jenis) K adalah kebalikan dari tahanan jenis dan dinyatakan dalam
mho/cm.

K=l ' (6-16)


P ini adalah hantaran suatu larutan yang di kubus dengan sisi 1 cm seperti terlihat Pa 6-2. Hubungan
antara hantaran jenis dan ha tahanan didapat dengan menggabungkan Pusam

545) dan (6-16): (6-17)

batasi dalam da Gambir

ntaran mu aan

I ll KEC-=-" A RA

Mengukur Hantaran Larutan

'3' Lal'unn 'dk d'k ahui ta _ . yan tr a : et kn"Qmpmkan dalamgsel dan dihubungkan dcngl" 5

Titik kontak digerakkan sepanjang kawat peluncur 6: sampai pada suatu titik, misalnya (I, tidak ada arus
dari sumberarus bolak-balik (osilator) yang mengalir melalui detektor [penyuara kuping (:dry:/mna) atau
osiloskop). ]ikajembatan ini diseimbangkan, potensial pada asam dengan pada d. suara dalam penyuara
kuping atau pola

beralun pada otilotkop adalah pada suatu minimum,

dan tahanan RI, RI, dan Rz terbaca. Dalam keadaan

seimbang, tahanan larutan Rxdidapat dari persamaan

R R, =R, R-' (6-18)

,
Kondensor variabel yang berseberangan dengan tahanan R, digunakan untuk menghasilkan
keseimbangan yang lebih tajam. Beberapa jembatan konduktivitas dikalibrasi nilai hantaran dan nilai
tahanannya. Elektroda

di dalam sel dilapisi dengan platina hitam melalui pengendapan elektrolirik sehingga katalisis pada raksi
akan terjadi pada permukaan platina, dan pembentukan film hergas yang tidak menghantar tidak akan
terjadi pada elektroda.

Air yang dimurnikan dengan hati-hati melalui rediStilasi dengan penambahan sedikit permanganat
digunakanuntukmenyiapkanlarutan.Airkonduktivitas, sesuai namanya. mempunyai hantaran jenis kira-
kira 0.05 x 10 mho/cm pada 18"C, sedangkan air suling biasa mempunyai nilai yang agak lebih besar
dari ! x 10 mholcm. Untuksebagian besar studi konduktivitas, air seimbang yang mengandung CO: dari
atmosfer memberikan hasil memuaskan. Air ini mempunyai hantaran jenis kira-kira 0,8 x 10 mho/cm.

Hantaran jenis (K) dihitung dari tahanan (R) atau hantaran (C) dengan menggunakan persamaan (6-17).
Kuantitas UA. rasio jarak antar-elektroda terhadap luas penampang elekuoda. mempunyai nilai tertentu
untuk setiap sel hantaran; nilai ini disebut l'ansmnm rel (K). ]adi. persamaan (6-17) dapat ditulis

K E KC = K/R (6-19)

(Subskrip x tidak lagi diperlukan pada R sehingga dihilangkan). Pengukuran [ dan A akan sulit dilakukan,
tetapi penentuan konstanta sel secara eksperimental merupakan hal sederhana. Hantaran jenis
beberapa lamtan standar telah ditentukan pada sel-sel yang dikalibrasi secara teliti. Sebagai contoh,
larutan yang mengandung 7.45263 g kalium klorida dalam 1000 g air mempunyai hantaran jenis
0,012856 mlro/cm pada 25C. Suatu larutan pada konsentrasi ini mengandung 0,1 mol garam per
desimeter kubik (l00 cm) air dan disebut larutan 0,1 amml. Jika larutan ini ditempatkan di dalam sel
dan tahanan diukur, konstanta sel dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan(6-l9).

Hantaran Ekuivalen

Untuk mempelajari disosiasi molekul menjadi io n-ion, tidak bergantung konsentrasi elektrolit. lebih
nyaman menggunakan hantaran ekuivalen daripada hantaran jenis. Semua zat terlarut yang
normalitasnya sama menghasilkan jumlah ion yang sama jika terdisosiasi sempurna. dan hantaran
ekuivalen mengukur kapasitas membawa-arus listrik dari jumlah tertentu ion ini. Di sisi lain,
hantaran'jenis mengukur kapasitas membawaarus listrik semua ion dalam satuan volume larutan
sehingga nilai tersebut bervariasi sesuai konsentrasi. Hantaran ekuivalen (A) didefinisikan sebagai
hantaran suatu larutan yang bervolume cukup untuk mengandung 1 gram ekuivalen'tat terlarut jika
diukur dalam sel yang elektrodanya terpisah jarak l cm. Hantaran ekuivalen (A;) pada konsentrasi (Cl
8mm ekuivalen per liter dihitung dari hasil-kali hantaran jenis (K) dan volume (V) dalam cm3 yang
mengandung 1 gram ekuivalen zat terlarut. Sel dapat dibayangkan mempunyai elektroda yang terpisah
dengan jarak 1 cm dan mempunyai luas yang cukup untuk dapat

menamPUHg larutan. Sel diperlihatkan pada Gaml?ar 652. '

3 . V=1000cm lliter JW ,,qu (6.20)

0 Eq/iiter :

ran per deni;im 1 gram

hantaran ho cmll

Hantaran ekuivalen didapat jika K. hanm Cm3 larutan (yaitu, hantaran jenis) dikalikan V, volume dalam
cm3 yang menganti berat ekuivalen zat terlarut. Oleh sebab "ul ekuivalen (Ac) Yang dinyatakan dalam
satuan '

Eci diberikan dalam persamaan '

Ac =KXV

= 1000 K. mho cm)/Ei]

' (6.21)
Hantaran Ekuivalen Elektrolit Kuat dan Elektrolit lemah

Ketika larutan suatu elektrolit kuat diencerkan.

lmmamn jnlir (K) berkurang karena jumlah ion pet

satuan volume larutan berkurang. Kadang-kadang melewati maksimum sebelum berkurang. Sebaliknya.
Iramaran ekuivalen (A) larutan suatu elektrolit kuat akan terus bertambah pada pengenceran.
Bertambahnya A dengzn pengenceran diterangkan sebagai batik. Sesuai dengan definisi hantaran
ekuivalen. jumlah elektrolit tetap konstan pada 1 gram ekuivalen; namun. dalam larutan yang lebih
encer, ion-ion lebih sedikit dleBgu oleh tetangganya sehingga dapat bergerak lebih cepat. Hantaran
ekuivalensuatu elektrolit lemah juga bertambah pada pengenceran, tetapi tidak secepat seperti ketika
pertama kali. _ _

Kohlrauschadalahsalahseorangdaripeneliti-peneliti Pertama yang mempelajari gejala ini. Ia mengetahuf


bal hantaran ekuivalen merupakan fungsi linear dan lakar kuadrat konsentrasi untuk elektrolit kuat
dalam arm Encer. seperti digambarkan padn ambar '4' Psamaan untuk A,, hantaran ekuivalen Pada
Omen * (Eq/liter). adalah

' 5.22) Ae Ao _; (_

]ika hantaran ekuivalen suatu elektrolit lemah diplot terhadap akar kuadrat konsentrasi, seperti
digambarkan untuk asam asetat pada Gambar 6-4, kurva tidak dapat diekstrapolasikan ke suatu nilai
yang membatasi, dan A0 hams diperoleh dengan metode seperti disebutkan dalam alinea selanjutnya.
Kurva yang menaik dengan tajam untuk asam asetat diakibatkan dari kenyataan bahwa disosiasi
elektrolit lemah bertambah pada pengenceran, disertai dengan kenaikan besar pada jumlah ion yang
mampu membawa arus listrik.

Kohlrausch menyimpulkan bahwa ion dari'semua elektrolit mulai bermigrasi (berpindah tempat) secara
bebas ketika larutan diencerkan; letak ion-ion dalam larutan encer berjauhan sehingga tidak saling
berinteraksi satu sama lain. Pada keadaan ini. A() adalah jumlah hantaran ekuivalen kation lt dan anion
I: pada pengenceran taltterhingga.

Sifat Koligatif Larutan Elektrolitik dan Larutan Pekat Nonelektrolit


Seperti dibicarakan dalam bab sebelumnya, van't Hoff mengamati bahwa tekanan osmosis (1t) laruran
encer nonelektrolit, seperti sukrosa dan urea, dapat dinyatakan secara memuaskan dengan persamaan
n : RT: [persamaan (5-34)]; dengan Radalah konsranra gas, Tadalah temperatur absolut, dan c adalah
konsentrasi (mol per liter). Namun, van't Hoff menemukan bahwa larutan elektrolit memberikan
tekanan osmosis yang lebih besarkira-kiraduakali,rigakali,ataulebihdaripada tekanan osmosis yang
diperkirakan dari persamaan ini, tergantung pada elektrolit yang diselidiki. Dengan memasukkan faktor
koreksi iuntuk memperhitungkan sifat irasional larutan ion, van't Hoff menuliskan

7: = iRTc (6-24)

Dengan menggunakan persamaan ini, van't Hoff dapat memperoleh nilai perhitungan yang memberikan
perbandingan baik dengan hasil percobaan tekanan osmosis. van't Hoff mengetahui bahwa i mendekati
jumlah ion hasil disosiasi molekul apabila laruran dibuat bertambah encer.

Faktor idiplor terhadap konsentrasi molal elektrolit dan nonelektrolit, seperti ditunjukkan pada Gambar
6-5. Untuk nonelektrolit. faktor i terlihat mendekati satu. Untuk elektrolit kuat, faktor i cenderung ke
arah nilai yang sama dengan jumlah ion yang terbentuk pada disosiasi. Sebagai contoh, nilai i mendekati
nilai dua untuk zat terlarut seperti NaCl dan CaSO4; 3 untuk K2504 dan CaClz; dan 4 untuk l<3Fe(C)6 dan
FeCli.

Faktor van't Hoff dapat juga dinyatakan sebagai rasio setiap sifat koligarif larutan nyata terhadap sifat
koligatif larutan ideal suatu nonelektrolit karena i menyatakan _bahwa efek koligatifuntuk larutan nyata
(elektrolit atau nonelektrolit) beberapa kali lebih besar daripada untuk larutan ideal nonelektrolit.

Sifat koligatifdalam larutan encer elektrolit dinyatakan pada skala molal dengan persamaan

TEORI ARRHENIUS TENTANG DlSOSlASl ELEKTROLITIK '

Selama periode pengembangan hukum-hukum larutan oleh van't Hoff, seorang ahli kimia Swedia,
Svante Arrhenius, sedang membuat tesis doktornya di University of Uppsala Swedia tentang sifat-sifat
elektrolit. Pada tahun 1887, ia mempublikasikan hasil penelitiannya dan mengemukakan suatu teori
yang sekarang dikenal sebagai teori klasik disosiasi. Teori baru ini memecahkan beberapa kelainan yang
ditemukan pada interpretasi terdahulu dari larutan elektrolit. Meskipun teori ini tidak disukai oleh
beberapa ilmuwan yang disegani pada abad lee-19, prinsip dasar disosiasi elektrolit Arrhenius secara
berangsur-angsur diterima dan tetap dianggap berlaku sampai sekarang. Teori tentang adanya ion-ion
dalam larutan elektrolit bahkan pada temperatur biasa tetap terjaga, terlepas dari beberapa modifikasi
dan perluasan yang telah berlangsung bertahun-tahun agar
teori ini menjadi sesuai dengan kenyataan percobaan tertentu yang sulit.

Natrium klorida dan asam hidroklorida adalah 'ektrolit kuat karena berada dalam bentuk ion yang ampir
sempurna dalam larutan air dengan konsentrasi gak pekat. Asam-asam anorganik seperti HCl. HN03,
1250, dan H]; basa-basa anorganik seperti NaOH lan KOH dari golongan logam alkali, Ba(OH)1 dan MOI-
I): dari golongan alkali tanah-, dan sebagian besar garam-garam anorganik dan organik mudah
terionisasi dan termasuk golongan elektrolit kuat.

Asam asetat adalah elektrolit lema/7, tanda panah dengan arah berlawanan dalam persamaan (6-31)
menunjukkan bahwa terbentuk kesetimbangan antara molekul dan ion. Sebagian besar asam-asam dan
basabasa organik serta beberapa senyawa anorganik, seperti HJBOv HICOS. dan NH4OH. termasuk
golongan elektrolit lemah. Bahkan. beberapa garam [Pb asetat, HgClz, Hgl. 'dan HgBr] dan ion-ion
kompleks [Hg(NH,l '. Cu(NH3)f'. dan Fc(CN)6"] adalah elektrolit lemah.

Faraday menggunakan istilah ion (Yunani: "wader-er") untuk jenis elektrolit ini dan menyatakan bahwa
kation (ion bermuatan positif) dan anion (ion bermuatan negatif) bertanggung jawab atas penghantaran
arus listrik. Sebelum penemuan Arrhenius dipublikasikan, diyakini bahwa zat terlarut tidak terurai secara
spontan dalam air, tetapi terdisosiasi cukup besar menjadi ion-ion hanyajika arus listrik dialirkan melalui
larutan.

Obat dan lonlsasi

Beberapa obat, seperti senyawa antibakteri dan antiprotozoa anion dan kation, lebih aktif ketika berada
dalam bentukion. Senyawa-senyawa lain, seperti ester hidroksibenzoat (paraben) dan banyak anestetrk
umum. menunjukkan efek biologi dalam bentuk nonelekrrolit.
Senyawayanglainlagi,seperrisulfonamida.diperkirakan menimbulkan kerja obat baikdalam bentukion
maupun dalam bentuk molekul netral.3

Derajat Disoslasl

Pada mulanya. Arrhenius tidak menganggap elektrolit kuat terionisasi sempurna kecuali dalam larutan
yang
sangat encer. Ia membedakan antara elektrolit kuat dan elektrolit lemah berdasarkan Fraksi molekul yan
terionisasi: derajat disosiasi a. Elektrolit kuat adalah zat yang terdisosiasi menjadi ionaion dengan suatu
derajat disosiasi tinggi, sedangkan elektrolit lemah adalah zat yang terdisosiasi menjadi ion-ion dengan
suatu derajat disosiasi rendah.

Arrhenius menentukan derajat disosiasi secara langsung dari pengukuran hantaran. Ia menyatakan
bahwa hantaran ekuivalen pada pengenceran tidak terhingga Au adalah ukuran dari disosiasi sempurna
zat terlarut menjadi ion-ionnya dan bahwa Ar menggambarkan jumlah partikel zat terlarut yang berada
dalam bentuk ion pada konsentrasi 6. Oleh sebab itu, fraksi molekul zat terlal'Ut yang terionisasi, atau
dempt disosiasi, dinyatakan dalam persamaan4

Faktor van't Hoff, i, dapat dihubungklan diff: derajat disosiasi, 0t, melalui jalan berikut. Fa akan]
dengan satu untuk larutan ideal suatu un unmk namun: suatu istilah harus. drtarnba a melek
menjelaskan partikel yang dihasrlkan Jikalsuatu klorida, elektrolit terdisosiasi. Untuk 1 mol ka sruman,t
Hoff yang menghasilkan 3 ion per molekul, faktor v

adalah

' .6-33l i=1+0t(3-1) . (

. 'lkan ' en hal

atau, secara umum, untuk elektrolit yang m 3

ion sebanyak v,

Bilangan Angkutan

Satu hal yang perlu dicatat adalah aliran elektron melalui larutan dari kanan kc kiri dalam Gambar 6-1
terjadi melalui gerakan kation ke kanan dan gerakan anion ke kiri. Jumlah fraksi arus listrik yang dibawa
oleh kation atau oleh anion disebut bilangan transpor atau bilangan angkutan t+ atau t:

Jumlah kedua bilangan angkutan tersebut sudah pasti adalah satu:


Bilangan angkutan berkaitan dengan kecepatan gerakan ion; semakin cepat ion bergerak. semakin besar
membawa fraksi arus listrik. Kecepatan ion bergantung pada hidrasi, serta ukuran dan muatan ion. Oleh
sebab itu, kecepatan dan bilangan angkutan tidak selamanya sama untuk ion positif dan ion negatif.
Sebagai contoh. bilangan angkutan ion natrium dalan larutan NaCl O,l0 M adalah 0.385. Karena sangat
terhidrasi. ion litium dalam larutan LiCl 0,10 M bergerak lebih lambat

daripada ion natrium sehingga mempunyai bilangan angkutan lebih kecil, yaitu 0, 317.

Satuan Listrik

Menurut hukum Ohm, kekuatan arus listrik! (ampere) yang mengalir melalui penghantar logam
berkaitan dengan perbedaan potensial yang digunakan atau voltase E dan tahanan R (ohm) sebagai
berikut:

Kekuatan arus listrik I adalah laju aliran arus atau jumlah keelektrikan muatan elektron Q (coulomb)
yang mengalir per satuan waktu.

Kuantitas muatan listrik dinyatakan dalam coulomb (1 coulomb =3 x 10satuan muatan elektrostatis atau
esu], arus listrik dalam ampere, dan potensial listrik dalam volt.

Energi listrik terdiri atas faktor intensitas. gaya gerak listrik atau voltase dan faktor kuantitas,coulomb.

Energi listrik : E x Q

Hukum Faraday

lon negatif univalen (monovalen) adalah suatu atom yang telah mendapatkan tambahan sebuah
elektron valensi; ion positif univalen adalah suatu atom yang sebuah elektronnya telah diambil. Setiap
gram ekuivalen ion dari elektrolit apa pun membawa bilangan Avogradeo (6.02 x 1023) muatan positif
atau muatan negatif. Jadi dari hukum Faraday, lewatnya 96.500 coulomb keelektrikan menghasilkan
transpor 6.02x1023 alam sel. Satu Faraday adalah sebuah bilangan Avogadro elektron yang sesuai
dengan mol yaitu bilangan Avogadro molekul. Lewatnya 1 F keelektrikan, menyebabkan pengendapan
elektrolitik sejumlah gram atom atau "mol" dari berbagai ion berikut ini: 1ag+, 1cu+,
1/2cu2+,1/2fe2+,1/3fe3+. Jadi jumlah muatan positif yang dibawa oleh 1 gram ekuivalen Fe adalah 6,02
x 1023 tetapi jumlah muatan positif yang dibawa oleh 1 gram atom atau 1 mol ion feri adalah 3 x 6,02 x
1023.

Hukum faraday dapat digunakan untuk menghitung muatan pada elektron dengan cara berikut ini.
Karena 6,02 x 1023 elektron berhubungan dengan 86500 coulomb keelektrikan, tiap elektron
mempunyai muatan e dari:

dan karena ! coulomb a 3 x IO" esu ' = 4'8 x 10" satuan elektrOstatis muatan (6-12)

Hantaran Elektrolitik

Tahanan R (ohm) setiap penghantar elektrolitik atau logam seragam berbanding lurus dengan panjang 1
(cm) dan berbanding terbalik dengan luas penampang A (ch)

[ R: (6-13 0 A )

dengan p adalah tahanan antara permukaan yang

berlawanan dari sebuah kubus bervolume 1 cm pada

penghantar dan disebut tahanan Speilfik (tahanan jenis). Hantaran, C, berbanding terbalik dengan
tahanan,

c=l (6-14) R sehingga dapat dikatakan sebagai suatu ukuran kemudahan arus lisrrik mengalir melalui
penghantar. lni dinyatakan sebagai kebalikan ohm atau mba. Dari persamaan (6-13)

C=-l-1 A (6-15)

__._
_ R p I Hantaran ,yang/ile (hantaran jenis) K adalah kebalikan dari tahanan jenis dan dinyatakan dalam
mho/cm.

K=l ' (6-16)

P ini adalah hantaran suatu larutan yang di kubus dengan sisi 1 cm seperti terlihat Pa 6-2. Hubungan
antara hantaran jenis dan ha tahanan didapat dengan menggabungkan Pusam

545) dan (6-16): (6-17)

batasi dalam da Gambir

ntaran mu aan

I ll KEC-=-" A RA

Mengukur Hantaran Larutan

'3' Lal'unn 'dk d'k ahui ta _ . yan tr a : et kn"Qmpmkan dalamgsel dan dihubungkan dcngl" 5

Titik kontak digerakkan sepanjang kawat peluncur 6: sampai pada suatu titik, misalnya (I, tidak ada arus
dari sumberarus bolak-balik (osilator) yang mengalir melalui detektor [penyuara kuping (:dry:/mna) atau
osiloskop). ]ikajembatan ini diseimbangkan, potensial pada asam dengan pada d. suara dalam penyuara
kuping atau pola

beralun pada otilotkop adalah pada suatu minimum,

dan tahanan RI, RI, dan Rz terbaca. Dalam keadaan


seimbang, tahanan larutan Rxdidapat dari persamaan

R R, =R, R-' (6-18)

Kondensor variabel yang berseberangan dengan tahanan R, digunakan untuk menghasilkan


keseimbangan yang lebih tajam. Beberapa jembatan konduktivitas dikalibrasi nilai hantaran dan nilai
tahanannya. Elektroda

di dalam sel dilapisi dengan platina hitam melalui pengendapan elektrolirik sehingga katalisis pada raksi
akan terjadi pada permukaan platina, dan pembentukan film hergas yang tidak menghantar tidak akan
terjadi pada elektroda.

Air yang dimurnikan dengan hati-hati melalui rediStilasi dengan penambahan sedikit permanganat
digunakanuntukmenyiapkanlarutan.Airkonduktivitas, sesuai namanya. mempunyai hantaran jenis kira-
kira 0.05 x 10 mho/cm pada 18"C, sedangkan air suling biasa mempunyai nilai yang agak lebih besar
dari ! x 10 mholcm. Untuksebagian besar studi konduktivitas, air seimbang yang mengandung CO: dari
atmosfer memberikan hasil memuaskan. Air ini mempunyai hantaran jenis kira-kira 0,8 x 10 mho/cm.

Hantaran jenis (K) dihitung dari tahanan (R) atau hantaran (C) dengan menggunakan persamaan (6-17).
Kuantitas UA. rasio jarak antar-elektroda terhadap luas penampang elekuoda. mempunyai nilai tertentu
untuk setiap sel hantaran; nilai ini disebut l'ansmnm rel (K). ]adi. persamaan (6-17) dapat ditulis

K E KC = K/R (6-19)

(Subskrip x tidak lagi diperlukan pada R sehingga dihilangkan). Pengukuran [ dan A akan sulit dilakukan,
tetapi penentuan konstanta sel secara eksperimental merupakan hal sederhana. Hantaran jenis
beberapa lamtan standar telah ditentukan pada sel-sel yang dikalibrasi secara teliti. Sebagai contoh,
larutan yang mengandung 7.45263 g kalium klorida dalam 1000 g air mempunyai hantaran jenis
0,012856 mlro/cm pada 25C. Suatu larutan pada konsentrasi ini mengandung 0,1 mol garam per
desimeter kubik (l00 cm) air dan disebut larutan 0,1 amml. Jika larutan ini ditempatkan di dalam sel
dan tahanan diukur, konstanta sel dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan(6-l9).
Hantaran Ekuivalen

Untuk mempelajari disosiasi molekul menjadi io n-ion, tidak bergantung konsentrasi elektrolit. lebih
nyaman menggunakan hantaran ekuivalen daripada hantaran jenis. Semua zat terlarut yang
normalitasnya sama menghasilkan jumlah ion yang sama jika terdisosiasi sempurna. dan hantaran
ekuivalen mengukur kapasitas membawa-arus listrik dari jumlah tertentu ion ini. Di sisi lain,
hantaran'jenis mengukur kapasitas membawaarus listrik semua ion dalam satuan volume larutan
sehingga nilai tersebut bervariasi sesuai konsentrasi. Hantaran ekuivalen (A) didefinisikan sebagai
hantaran suatu larutan yang bervolume cukup untuk mengandung 1 gram ekuivalen'tat terlarut jika
diukur dalam sel yang elektrodanya terpisah jarak l cm. Hantaran ekuivalen (A;) pada konsentrasi (Cl
8mm ekuivalen per liter dihitung dari hasil-kali hantaran jenis (K) dan volume (V) dalam cm3 yang
mengandung 1 gram ekuivalen zat terlarut. Sel dapat dibayangkan mempunyai elektroda yang terpisah
dengan jarak 1 cm dan mempunyai luas yang cukup untuk dapat

menamPUHg larutan. Sel diperlihatkan pada Gaml?ar 652. '

3 . V=1000cm lliter JW ,,qu (6.20)

0 Eq/iiter :

ran per deni;im 1 gram

hantaran ho cmll

Hantaran ekuivalen didapat jika K. hanm Cm3 larutan (yaitu, hantaran jenis) dikalikan V, volume dalam
cm3 yang menganti berat ekuivalen zat terlarut. Oleh sebab "ul ekuivalen (Ac) Yang dinyatakan dalam
satuan '

Eci diberikan dalam persamaan '

Ac =KXV

= 1000 K. mho cm)/Ei]


C

' (6.21)

Hantaran Ekuivalen Elektrolit Kuat dan Elektrolit lemah

Ketika larutan suatu elektrolit kuat diencerkan.

lmmamn jnlir (K) berkurang karena jumlah ion pet

satuan volume larutan berkurang. Kadang-kadang melewati maksimum sebelum berkurang. Sebaliknya.
Iramaran ekuivalen (A) larutan suatu elektrolit kuat akan terus bertambah pada pengenceran.
Bertambahnya A dengzn pengenceran diterangkan sebagai batik. Sesuai dengan definisi hantaran
ekuivalen. jumlah elektrolit tetap konstan pada 1 gram ekuivalen; namun. dalam larutan yang lebih
encer, ion-ion lebih sedikit dleBgu oleh tetangganya sehingga dapat bergerak lebih cepat. Hantaran
ekuivalensuatu elektrolit lemah juga bertambah pada pengenceran, tetapi tidak secepat seperti ketika
pertama kali. _ _

Kohlrauschadalahsalahseorangdaripeneliti-peneliti Pertama yang mempelajari gejala ini. Ia mengetahuf


bal hantaran ekuivalen merupakan fungsi linear dan lakar kuadrat konsentrasi untuk elektrolit kuat
dalam arm Encer. seperti digambarkan padn ambar '4' Psamaan untuk A,, hantaran ekuivalen Pada
Omen * (Eq/liter). adalah

' 5.22) Ae Ao _; (_

]ika hantaran ekuivalen suatu elektrolit lemah diplot terhadap akar kuadrat konsentrasi, seperti
digambarkan untuk asam asetat pada Gambar 6-4, kurva tidak dapat diekstrapolasikan ke suatu nilai
yang membatasi, dan A0 hams diperoleh dengan metode seperti disebutkan dalam alinea selanjutnya.
Kurva yang menaik dengan tajam untuk asam asetat diakibatkan dari kenyataan bahwa disosiasi
elektrolit lemah bertambah pada pengenceran, disertai dengan kenaikan besar pada jumlah ion yang
mampu membawa arus listrik.
Kohlrausch menyimpulkan bahwa ion dari'semua elektrolit mulai bermigrasi (berpindah tempat) secara
bebas ketika larutan diencerkan; letak ion-ion dalam larutan encer berjauhan sehingga tidak saling
berinteraksi satu sama lain. Pada keadaan ini. A() adalah jumlah hantaran ekuivalen kation lt dan anion
I: pada pengenceran taltterhingga.

Sifat Koligatif Larutan Elektrolitik dan Larutan Pekat Nonelektrolit

Seperti dibicarakan dalam bab sebelumnya, van't Hoff mengamati bahwa tekanan osmosis (1t) laruran
encer nonelektrolit, seperti sukrosa dan urea, dapat dinyatakan secara memuaskan dengan persamaan
n : RT: [persamaan (5-34)]; dengan Radalah konsranra gas, Tadalah temperatur absolut, dan c adalah
konsentrasi (mol per liter). Namun, van't Hoff menemukan bahwa larutan elektrolit memberikan
tekanan osmosis yang lebih besarkira-kiraduakali,rigakali,ataulebihdaripada tekanan osmosis yang
diperkirakan dari persamaan ini, tergantung pada elektrolit yang diselidiki. Dengan memasukkan faktor
koreksi iuntuk memperhitungkan sifat irasional larutan ion, van't Hoff menuliskan

7: = iRTc (6-24)

Dengan menggunakan persamaan ini, van't Hoff dapat memperoleh nilai perhitungan yang memberikan
perbandingan baik dengan hasil percobaan tekanan osmosis. van't Hoff mengetahui bahwa i mendekati
jumlah ion hasil disosiasi molekul apabila laruran dibuat bertambah encer.

Faktor idiplor terhadap konsentrasi molal elektrolit dan nonelektrolit, seperti ditunjukkan pada Gambar
6-5. Untuk nonelektrolit. faktor i terlihat mendekati satu. Untuk elektrolit kuat, faktor i cenderung ke
arah nilai yang sama dengan jumlah ion yang terbentuk pada disosiasi. Sebagai contoh, nilai i mendekati
nilai dua untuk zat terlarut seperti NaCl dan CaSO4; 3 untuk K2504 dan CaClz; dan 4 untuk l<3Fe(C)6 dan
FeCli.

Faktor van't Hoff dapat juga dinyatakan sebagai rasio setiap sifat koligarif larutan nyata terhadap sifat
koligatif larutan ideal suatu nonelektrolit karena i menyatakan _bahwa efek koligatifuntuk larutan nyata
(elektrolit atau nonelektrolit) beberapa kali lebih besar daripada untuk larutan ideal nonelektrolit.

Sifat koligatifdalam larutan encer elektrolit dinyatakan pada skala molal dengan persamaan

TEORI ARRHENIUS TENTANG DlSOSlASl ELEKTROLITIK '


Selama periode pengembangan hukum-hukum larutan oleh van't Hoff, seorang ahli kimia Swedia,
Svante Arrhenius, sedang membuat tesis doktornya di University of Uppsala Swedia tentang sifat-sifat
elektrolit. Pada tahun 1887, ia mempublikasikan hasil penelitiannya dan mengemukakan suatu teori
yang sekarang dikenal sebagai teori klasik disosiasi. Teori baru ini memecahkan beberapa kelainan yang
ditemukan pada interpretasi terdahulu dari larutan elektrolit. Meskipun teori ini tidak disukai oleh
beberapa ilmuwan yang disegani pada abad lee-19, prinsip dasar disosiasi elektrolit Arrhenius secara
berangsur-angsur diterima dan tetap dianggap berlaku sampai sekarang. Teori tentang adanya ion-ion
dalam larutan elektrolit bahkan pada temperatur biasa tetap terjaga, terlepas dari beberapa modifikasi
dan perluasan yang telah berlangsung bertahun-tahun agar

teori ini menjadi sesuai dengan kenyataan percobaan tertentu yang sulit.

Natrium klorida dan asam hidroklorida adalah 'ektrolit kuat karena berada dalam bentuk ion yang ampir
sempurna dalam larutan air dengan konsentrasi gak pekat. Asam-asam anorganik seperti HCl. HN03,
1250, dan H]; basa-basa anorganik seperti NaOH lan KOH dari golongan logam alkali, Ba(OH)1 dan MOI-
I): dari golongan alkali tanah-, dan sebagian besar garam-garam anorganik dan organik mudah
terionisasi dan termasuk golongan elektrolit kuat.

Asam asetat adalah elektrolit lema/7, tanda panah dengan arah berlawanan dalam persamaan (6-31)
menunjukkan bahwa terbentuk kesetimbangan antara molekul dan ion. Sebagian besar asam-asam dan
basabasa organik serta beberapa senyawa anorganik, seperti HJBOv HICOS. dan NH4OH. termasuk
golongan elektrolit lemah. Bahkan. beberapa garam [Pb asetat, HgClz, Hgl. 'dan HgBr] dan ion-ion
kompleks [Hg(NH,l '. Cu(NH3)f'. dan Fc(CN)6"] adalah elektrolit lemah.

Faraday menggunakan istilah ion (Yunani: "wader-er") untuk jenis elektrolit ini dan menyatakan bahwa
kation (ion bermuatan positif) dan anion (ion bermuatan negatif) bertanggung jawab atas penghantaran
arus listrik. Sebelum penemuan Arrhenius dipublikasikan, diyakini bahwa zat terlarut tidak terurai secara
spontan dalam air, tetapi terdisosiasi cukup besar menjadi ion-ion hanyajika arus listrik dialirkan melalui
larutan.

Obat dan lonlsasi

Beberapa obat, seperti senyawa antibakteri dan antiprotozoa anion dan kation, lebih aktif ketika berada
dalam bentukion. Senyawa-senyawa lain, seperti ester hidroksibenzoat (paraben) dan banyak anestetrk
umum. menunjukkan efek biologi dalam bentuk nonelekrrolit.
Senyawayanglainlagi,seperrisulfonamida.diperkirakan menimbulkan kerja obat baikdalam bentukion
maupun dalam bentuk molekul netral.3

Derajat Disoslasl

Pada mulanya. Arrhenius tidak menganggap elektrolit kuat terionisasi sempurna kecuali dalam larutan
yang

sangat encer. Ia membedakan antara elektrolit kuat dan elektrolit lemah berdasarkan Fraksi molekul yan
terionisasi: derajat disosiasi a. Elektrolit kuat adalah zat yang terdisosiasi menjadi ionaion dengan suatu
derajat disosiasi tinggi, sedangkan elektrolit lemah adalah zat yang terdisosiasi menjadi ion-ion dengan
suatu derajat disosiasi rendah.

Arrhenius menentukan derajat disosiasi secara langsung dari pengukuran hantaran. Ia menyatakan
bahwa hantaran ekuivalen pada pengenceran tidak terhingga Au adalah ukuran dari disosiasi sempurna
zat terlarut menjadi ion-ionnya dan bahwa Ar menggambarkan jumlah partikel zat terlarut yang berada
dalam bentuk ion pada konsentrasi 6. Oleh sebab itu, fraksi molekul zat terlal'Ut yang terionisasi, atau
dempt disosiasi, dinyatakan dalam persamaan4

Faktor van't Hoff, i, dapat dihubungklan diff: derajat disosiasi, 0t, melalui jalan berikut. Fa akan]
dengan satu untuk larutan ideal suatu un unmk namun: suatu istilah harus. drtarnba a melek
menjelaskan partikel yang dihasrlkan Jikalsuatu klorida, elektrolit terdisosiasi. Untuk 1 mol ka sruman,t
Hoff yang menghasilkan 3 ion per molekul, faktor v

adalah

' .6-33l i=1+0t(3-1) . (

. 'lkan ' en hal

atau, secara umum, untuk elektrolit yang m 3

ion sebanyak v,
Teori Arrhenius sekarang hanya diterima untuk menggambarkan sifat elektrolit lemah. Derajat disosiasi
elektrolit lemah dapat dihitung dengan memuaskan dari rasio hantaran Ar/Aoarau diperoleh dari faktor i
van't Hoff.

Akan tetapi, timbul banyak ketidaksesuaian ketika dilakukan usaha untuk menerapkan teori tersebut
pada larutan elektrolit kuat. Dalam larutan encer dan agak pekat, elektrolit kuat terdisosiasi hampir
sempurna menjadi ion-ion, dan tidak cocok bila menuliskan persamaan kesetimbangan yang
menghubungkan konsentrasi ion-ion dan sejumlah kecil molekul yang tidak terdisosiasi, seperti
dilakukan untuk elektrolit lemah _(Bab 7). Selain itu, ada ketidaksesuaian antara tx yang dihitung dari
nilai i dan Ot yang dihitung dari rasio hantaran untuk elektrolit kuat dalam larutan air dengan

konsentrasi lebih besar dari 0,5 M.

Karena alasan tersebut, orang tidak menjelaskan penyimpangan sifat elektrolit kuat dari. sifat
nonelektrolit ideal dengan menghitung derajat disosiasi Dalam hal ini, lebih baik bila elektrolit kuat
dianggap terionisasi sempurna dan diperkenalkan suatu faktor' yang menyatakan penyimpangan zat
terlarut dari ionisasi 100%. Untuk maksud ini, digunakan keaktifan (activity) dan koefisien osmosis
(osmotic coeficient) yang akan dibahas dalam alinea berikut.

Keaktifan dan Koefisien Keaktifan

Suatu pendekatan yang'sesuai dengan kenyataan dan telah dikembangkan dari. sejumlah besar
penelitian larutan elektrolit kuat dianggap berasal dari siku elektrolit kuat terhadap gaya tarik
elektrosratis antar-ion. Ion-ion tidak hanya terganggu gerakannya oleh atmosfer" ion-ion bermuatan
berlawanan di sekeliling

Bilangan Angkutan

Satu hal yang perlu dicatat adalah aliran elektron melalui larutan dari kanan kc kiri dalam Gambar 6-1
terjadi melalui gerakan kation ke kanan dan gerakan anion ke kiri. Jumlah fraksi arus listrik yang dibawa
oleh kation atau oleh anion disebut bilangan transpor atau bilangan angkutan t+ atau t:

Jumlah kedua bilangan angkutan tersebut sudah pasti adalah satu:


Bilangan angkutan berkaitan dengan kecepatan gerakan ion; semakin cepat ion bergerak. semakin besar
membawa fraksi arus listrik. Kecepatan ion bergantung pada hidrasi, serta ukuran dan muatan ion. Oleh
sebab itu, kecepatan dan bilangan angkutan tidak selamanya sama untuk ion positif dan ion negatif.
Sebagai contoh. bilangan angkutan ion natrium dalan larutan NaCl O,l0 M adalah 0.385. Karena sangat
terhidrasi. ion litium dalam larutan LiCl 0,10 M bergerak lebih lambat

daripada ion natrium sehingga mempunyai bilangan angkutan lebih kecil, yaitu 0, 317.

Satuan Listrik

Menurut hukum Ohm, kekuatan arus listrik! (ampere) yang mengalir melalui penghantar logam
berkaitan dengan perbedaan potensial yang digunakan atau voltase E dan tahanan R (ohm) sebagai
berikut:

Kekuatan arus listrik I adalah laju aliran arus atau jumlah keelektrikan muatan elektron Q (coulomb)
yang mengalir per satuan waktu.

Kuantitas muatan listrik dinyatakan dalam coulomb (1 coulomb =3 x 10satuan muatan elektrostatis atau
esu], arus listrik dalam ampere, dan potensial listrik dalam volt.

Energi listrik terdiri atas faktor intensitas. gaya gerak listrik atau voltase dan faktor kuantitas,coulomb.

Energi listrik : E x Q

Hukum Faraday

lon negatif univalen (monovalen) adalah suatu atom yang telah mendapatkan tambahan sebuah
elektron valensi; ion positif univalen adalah suatu atom yang sebuah elektronnya telah diambil. Setiap
gram ekuivalen ion dari elektrolit apa pun membawa bilangan Avogradeo (6.02 x 1023) muatan positif
atau muatan negatif. Jadi dari hukum Faraday, lewatnya 96.500 coulomb keelektrikan menghasilkan
transpor 6.02x1023 alam sel. Satu Faraday adalah sebuah bilangan Avogadro elektron yang sesuai
dengan mol yaitu bilangan Avogadro molekul. Lewatnya 1 F keelektrikan, menyebabkan pengendapan
elektrolitik sejumlah gram atom atau "mol" dari berbagai ion berikut ini: 1ag+, 1cu+,
1/2cu2+,1/2fe2+,1/3fe3+. Jadi jumlah muatan positif yang dibawa oleh 1 gram ekuivalen Fe adalah 6,02
x 1023 tetapi jumlah muatan positif yang dibawa oleh 1 gram atom atau 1 mol ion feri adalah 3 x 6,02 x
1023.

Hukum faraday dapat digunakan untuk menghitung muatan pada elektron dengan cara berikut ini.
Karena 6,02 x 1023 elektron berhubungan dengan 86500 coulomb keelektrikan, tiap elektron
mempunyai muatan e dari:

dan karena ! coulomb a 3 x IO" esu ' = 4'8 x 10" satuan elektrOstatis muatan (6-12)

Hantaran Elektrolitik

Tahanan R (ohm) setiap penghantar elektrolitik atau logam seragam berbanding lurus dengan panjang 1
(cm) dan berbanding terbalik dengan luas penampang A (ch)

[ R: (6-13 0 A )

dengan p adalah tahanan antara permukaan yang

berlawanan dari sebuah kubus bervolume 1 cm pada

penghantar dan disebut tahanan Speilfik (tahanan jenis). Hantaran, C, berbanding terbalik dengan
tahanan,

c=l (6-14) R sehingga dapat dikatakan sebagai suatu ukuran kemudahan arus lisrrik mengalir melalui
penghantar. lni dinyatakan sebagai kebalikan ohm atau mba. Dari persamaan (6-13)

C=-l-1 A (6-15)

__._
_ R p I Hantaran ,yang/ile (hantaran jenis) K adalah kebalikan dari tahanan jenis dan dinyatakan dalam
mho/cm.

K=l ' (6-16)

P ini adalah hantaran suatu larutan yang di kubus dengan sisi 1 cm seperti terlihat Pa 6-2. Hubungan
antara hantaran jenis dan ha tahanan didapat dengan menggabungkan Pusam

545) dan (6-16): (6-17)

batasi dalam da Gambir

ntaran mu aan

I ll KEC-=-" A RA

Mengukur Hantaran Larutan

'3' Lal'unn 'dk d'k ahui ta _ . yan tr a : et kn"Qmpmkan dalamgsel dan dihubungkan dcngl" 5

Titik kontak digerakkan sepanjang kawat peluncur 6: sampai pada suatu titik, misalnya (I, tidak ada arus
dari sumberarus bolak-balik (osilator) yang mengalir melalui detektor [penyuara kuping (:dry:/mna) atau
osiloskop). ]ikajembatan ini diseimbangkan, potensial pada asam dengan pada d. suara dalam penyuara
kuping atau pola

beralun pada otilotkop adalah pada suatu minimum,

dan tahanan RI, RI, dan Rz terbaca. Dalam keadaan

seimbang, tahanan larutan Rxdidapat dari persamaan


R R, =R, R-' (6-18)

Kondensor variabel yang berseberangan dengan tahanan R, digunakan untuk menghasilkan


keseimbangan yang lebih tajam. Beberapa jembatan konduktivitas dikalibrasi nilai hantaran dan nilai
tahanannya. Elektroda

di dalam sel dilapisi dengan platina hitam melalui pengendapan elektrolirik sehingga katalisis pada raksi
akan terjadi pada permukaan platina, dan pembentukan film hergas yang tidak menghantar tidak akan
terjadi pada elektroda.

Air yang dimurnikan dengan hati-hati melalui rediStilasi dengan penambahan sedikit permanganat
digunakanuntukmenyiapkanlarutan.Airkonduktivitas, sesuai namanya. mempunyai hantaran jenis kira-
kira 0.05 x 10 mho/cm pada 18"C, sedangkan air suling biasa mempunyai nilai yang agak lebih besar
dari ! x 10 mholcm. Untuksebagian besar studi konduktivitas, air seimbang yang mengandung CO: dari
atmosfer memberikan hasil memuaskan. Air ini mempunyai hantaran jenis kira-kira 0,8 x 10 mho/cm.

Hantaran jenis (K) dihitung dari tahanan (R) atau hantaran (C) dengan menggunakan persamaan (6-17).
Kuantitas UA. rasio jarak antar-elektroda terhadap luas penampang elekuoda. mempunyai nilai tertentu
untuk setiap sel hantaran; nilai ini disebut l'ansmnm rel (K). ]adi. persamaan (6-17) dapat ditulis

K E KC = K/R (6-19)

(Subskrip x tidak lagi diperlukan pada R sehingga dihilangkan). Pengukuran [ dan A akan sulit dilakukan,
tetapi penentuan konstanta sel secara eksperimental merupakan hal sederhana. Hantaran jenis
beberapa lamtan standar telah ditentukan pada sel-sel yang dikalibrasi secara teliti. Sebagai contoh,
larutan yang mengandung 7.45263 g kalium klorida dalam 1000 g air mempunyai hantaran jenis
0,012856 mlro/cm pada 25C. Suatu larutan pada konsentrasi ini mengandung 0,1 mol garam per
desimeter kubik (l00 cm) air dan disebut larutan 0,1 amml. Jika larutan ini ditempatkan di dalam sel
dan tahanan diukur, konstanta sel dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan(6-l9).

Hantaran Ekuivalen
Untuk mempelajari disosiasi molekul menjadi io n-ion, tidak bergantung konsentrasi elektrolit. lebih
nyaman menggunakan hantaran ekuivalen daripada hantaran jenis. Semua zat terlarut yang
normalitasnya sama menghasilkan jumlah ion yang sama jika terdisosiasi sempurna. dan hantaran
ekuivalen mengukur kapasitas membawa-arus listrik dari jumlah tertentu ion ini. Di sisi lain,
hantaran'jenis mengukur kapasitas membawaarus listrik semua ion dalam satuan volume larutan
sehingga nilai tersebut bervariasi sesuai konsentrasi. Hantaran ekuivalen (A) didefinisikan sebagai
hantaran suatu larutan yang bervolume cukup untuk mengandung 1 gram ekuivalen'tat terlarut jika
diukur dalam sel yang elektrodanya terpisah jarak l cm. Hantaran ekuivalen (A;) pada konsentrasi (Cl
8mm ekuivalen per liter dihitung dari hasil-kali hantaran jenis (K) dan volume (V) dalam cm3 yang
mengandung 1 gram ekuivalen zat terlarut. Sel dapat dibayangkan mempunyai elektroda yang terpisah
dengan jarak 1 cm dan mempunyai luas yang cukup untuk dapat

menamPUHg larutan. Sel diperlihatkan pada Gaml?ar 652. '

3 . V=1000cm lliter JW ,,qu (6.20)

0 Eq/iiter :

ran per deni;im 1 gram

hantaran ho cmll

Hantaran ekuivalen didapat jika K. hanm Cm3 larutan (yaitu, hantaran jenis) dikalikan V, volume dalam
cm3 yang menganti berat ekuivalen zat terlarut. Oleh sebab "ul ekuivalen (Ac) Yang dinyatakan dalam
satuan '

Eci diberikan dalam persamaan '

Ac =KXV

= 1000 K. mho cm)/Ei]


C

' (6.21)

Hantaran Ekuivalen Elektrolit Kuat dan Elektrolit lemah

Ketika larutan suatu elektrolit kuat diencerkan.

lmmamn jnlir (K) berkurang karena jumlah ion pet

satuan volume larutan berkurang. Kadang-kadang melewati maksimum sebelum berkurang. Sebaliknya.
Iramaran ekuivalen (A) larutan suatu elektrolit kuat akan terus bertambah pada pengenceran.
Bertambahnya A dengzn pengenceran diterangkan sebagai batik. Sesuai dengan definisi hantaran
ekuivalen. jumlah elektrolit tetap konstan pada 1 gram ekuivalen; namun. dalam larutan yang lebih
encer, ion-ion lebih sedikit dleBgu oleh tetangganya sehingga dapat bergerak lebih cepat. Hantaran
ekuivalensuatu elektrolit lemah juga bertambah pada pengenceran, tetapi tidak secepat seperti ketika
pertama kali. _ _

Kohlrauschadalahsalahseorangdaripeneliti-peneliti Pertama yang mempelajari gejala ini. Ia mengetahuf


bal hantaran ekuivalen merupakan fungsi linear dan lakar kuadrat konsentrasi untuk elektrolit kuat
dalam arm Encer. seperti digambarkan padn ambar '4' Psamaan untuk A,, hantaran ekuivalen Pada
Omen * (Eq/liter). adalah

' 5.22) Ae Ao _; (_

]ika hantaran ekuivalen suatu elektrolit lemah diplot terhadap akar kuadrat konsentrasi, seperti
digambarkan untuk asam asetat pada Gambar 6-4, kurva tidak dapat diekstrapolasikan ke suatu nilai
yang membatasi, dan A0 hams diperoleh dengan metode seperti disebutkan dalam alinea selanjutnya.
Kurva yang menaik dengan tajam untuk asam asetat diakibatkan dari kenyataan bahwa disosiasi
elektrolit lemah bertambah pada pengenceran, disertai dengan kenaikan besar pada jumlah ion yang
mampu membawa arus listrik.

Kohlrausch menyimpulkan bahwa ion dari'semua elektrolit mulai bermigrasi (berpindah tempat) secara
bebas ketika larutan diencerkan; letak ion-ion dalam larutan encer berjauhan sehingga tidak saling
berinteraksi satu sama lain. Pada keadaan ini. A() adalah jumlah hantaran ekuivalen kation lt dan anion
I: pada pengenceran taltterhingga.

Sifat Koligatif Larutan Elektrolitik dan Larutan Pekat Nonelektrolit

Seperti dibicarakan dalam bab sebelumnya, van't Hoff mengamati bahwa tekanan osmosis (1t) laruran
encer nonelektrolit, seperti sukrosa dan urea, dapat dinyatakan secara memuaskan dengan persamaan
n : RT: [persamaan (5-34)]; dengan Radalah konsranra gas, Tadalah temperatur absolut, dan c adalah
konsentrasi (mol per liter). Namun, van't Hoff menemukan bahwa larutan elektrolit memberikan
tekanan osmosis yang lebih besarkira-kiraduakali,rigakali,ataulebihdaripada tekanan osmosis yang
diperkirakan dari persamaan ini, tergantung pada elektrolit yang diselidiki. Dengan memasukkan faktor
koreksi iuntuk memperhitungkan sifat irasional larutan ion, van't Hoff menuliskan

7: = iRTc (6-24)

Dengan menggunakan persamaan ini, van't Hoff dapat memperoleh nilai perhitungan yang memberikan
perbandingan baik dengan hasil percobaan tekanan osmosis. van't Hoff mengetahui bahwa i mendekati
jumlah ion hasil disosiasi molekul apabila laruran dibuat bertambah encer.

Faktor idiplor terhadap konsentrasi molal elektrolit dan nonelektrolit, seperti ditunjukkan pada Gambar
6-5. Untuk nonelektrolit. faktor i terlihat mendekati satu. Untuk elektrolit kuat, faktor i cenderung ke
arah nilai yang sama dengan jumlah ion yang terbentuk pada disosiasi. Sebagai contoh, nilai i mendekati
nilai dua untuk zat terlarut seperti NaCl dan CaSO4; 3 untuk K2504 dan CaClz; dan 4 untuk l<3Fe(C)6 dan
FeCli.

Faktor van't Hoff dapat juga dinyatakan sebagai rasio setiap sifat koligarif larutan nyata terhadap sifat
koligatif larutan ideal suatu nonelektrolit karena i menyatakan _bahwa efek koligatifuntuk larutan nyata
(elektrolit atau nonelektrolit) beberapa kali lebih besar daripada untuk larutan ideal nonelektrolit.

Sifat koligatifdalam larutan encer elektrolit dinyatakan pada skala molal dengan persamaan

TEORI ARRHENIUS TENTANG DlSOSlASl ELEKTROLITIK '


Selama periode pengembangan hukum-hukum larutan oleh van't Hoff, seorang ahli kimia Swedia,
Svante Arrhenius, sedang membuat tesis doktornya di University of Uppsala Swedia tentang sifat-sifat
elektrolit. Pada tahun 1887, ia mempublikasikan hasil penelitiannya dan mengemukakan suatu teori
yang sekarang dikenal sebagai teori klasik disosiasi. Teori baru ini memecahkan beberapa kelainan yang
ditemukan pada interpretasi terdahulu dari larutan elektrolit. Meskipun teori ini tidak disukai oleh
beberapa ilmuwan yang disegani pada abad lee-19, prinsip dasar disosiasi elektrolit Arrhenius secara
berangsur-angsur diterima dan tetap dianggap berlaku sampai sekarang. Teori tentang adanya ion-ion
dalam larutan elektrolit bahkan pada temperatur biasa tetap terjaga, terlepas dari beberapa modifikasi
dan perluasan yang telah berlangsung bertahun-tahun agar

teori ini menjadi sesuai dengan kenyataan percobaan tertentu yang sulit.

Natrium klorida dan asam hidroklorida adalah 'ektrolit kuat karena berada dalam bentuk ion yang ampir
sempurna dalam larutan air dengan konsentrasi gak pekat. Asam-asam anorganik seperti HCl. HN03,
1250, dan H]; basa-basa anorganik seperti NaOH lan KOH dari golongan logam alkali, Ba(OH)1 dan MOI-
I): dari golongan alkali tanah-, dan sebagian besar garam-garam anorganik dan organik mudah
terionisasi dan termasuk golongan elektrolit kuat.

Asam asetat adalah elektrolit lema/7, tanda panah dengan arah berlawanan dalam persamaan (6-31)
menunjukkan bahwa terbentuk kesetimbangan antara molekul dan ion. Sebagian besar asam-asam dan
basabasa organik serta beberapa senyawa anorganik, seperti HJBOv HICOS. dan NH4OH. termasuk
golongan elektrolit lemah. Bahkan. beberapa garam [Pb asetat, HgClz, Hgl. 'dan HgBr] dan ion-ion
kompleks [Hg(NH,l '. Cu(NH3)f'. dan Fc(CN)6"] adalah elektrolit lemah.

Faraday menggunakan istilah ion (Yunani: "wader-er") untuk jenis elektrolit ini dan menyatakan bahwa
kation (ion bermuatan positif) dan anion (ion bermuatan negatif) bertanggung jawab atas penghantaran
arus listrik. Sebelum penemuan Arrhenius dipublikasikan, diyakini bahwa zat terlarut tidak terurai secara
spontan dalam air, tetapi terdisosiasi cukup besar menjadi ion-ion hanyajika arus listrik dialirkan melalui
larutan.

Obat dan lonlsasi

Beberapa obat, seperti senyawa antibakteri dan antiprotozoa anion dan kation, lebih aktif ketika berada
dalam bentukion. Senyawa-senyawa lain, seperti ester hidroksibenzoat (paraben) dan banyak anestetrk
umum. menunjukkan efek biologi dalam bentuk nonelekrrolit.
Senyawayanglainlagi,seperrisulfonamida.diperkirakan menimbulkan kerja obat baikdalam bentukion
maupun dalam bentuk molekul netral.3

Derajat Disoslasl

Pada mulanya. Arrhenius tidak menganggap elektrolit kuat terionisasi sempurna kecuali dalam larutan
yang

sangat encer. Ia membedakan antara elektrolit kuat dan elektrolit lemah berdasarkan Fraksi molekul yan
terionisasi: derajat disosiasi a. Elektrolit kuat adalah zat yang terdisosiasi menjadi ionaion dengan suatu
derajat disosiasi tinggi, sedangkan elektrolit lemah adalah zat yang terdisosiasi menjadi ion-ion dengan
suatu derajat disosiasi rendah.

Arrhenius menentukan derajat disosiasi secara langsung dari pengukuran hantaran. Ia menyatakan
bahwa hantaran ekuivalen pada pengenceran tidak terhingga Au adalah ukuran dari disosiasi sempurna
zat terlarut menjadi ion-ionnya dan bahwa Ar menggambarkan jumlah partikel zat terlarut yang berada
dalam bentuk ion pada konsentrasi 6. Oleh sebab itu, fraksi molekul zat terlal'Ut yang terionisasi, atau
dempt disosiasi, dinyatakan dalam persamaan4

Faktor van't Hoff, i, dapat dihubungklan diff: derajat disosiasi, 0t, melalui jalan berikut. Fa akan]
dengan satu untuk larutan ideal suatu un unmk namun: suatu istilah harus. drtarnba a melek
menjelaskan partikel yang dihasrlkan Jikalsuatu klorida, elektrolit terdisosiasi. Untuk 1 mol ka sruman,t
Hoff yang menghasilkan 3 ion per molekul, faktor v

adalah

' .6-33l i=1+0t(3-1) . (

. 'lkan ' en hal

atau, secara umum, untuk elektrolit yang m 3

ion sebanyak v,
Teori Arrhenius sekarang hanya diterima untuk menggambarkan sifat elektrolit lemah. Derajat disosiasi
elektrolit lemah dapat dihitung dengan memuaskan dari rasio hantaran Ar/Aoarau diperoleh dari faktor i
van't Hoff.

Akan tetapi, timbul banyak ketidaksesuaian ketika dilakukan usaha untuk menerapkan teori tersebut
pada larutan elektrolit kuat. Dalam larutan encer dan agak pekat, elektrolit kuat terdisosiasi hampir
sempurna menjadi ion-ion, dan tidak cocok bila menuliskan persamaan kesetimbangan yang
menghubungkan konsentrasi ion-ion dan sejumlah kecil molekul yang tidak terdisosiasi, seperti
dilakukan untuk elektrolit lemah _(Bab 7). Selain itu, ada ketidaksesuaian antara tx yang dihitung dari
nilai i dan Ot yang dihitung dari rasio hantaran untuk elektrolit kuat dalam larutan air dengan

konsentrasi lebih besar dari 0,5 M.

Karena alasan tersebut, orang tidak menjelaskan penyimpangan sifat elektrolit kuat dari. sifat
nonelektrolit ideal dengan menghitung derajat disosiasi Dalam hal ini, lebih baik bila elektrolit kuat
dianggap terionisasi sempurna dan diperkenalkan suatu faktor' yang menyatakan penyimpangan zat
terlarut dari ionisasi 100%. Untuk maksud ini, digunakan keaktifan (activity) dan koefisien osmosis
(osmotic coeficient) yang akan dibahas dalam alinea berikut.

Keaktifan dan Koefisien Keaktifan

Suatu pendekatan yang'sesuai dengan kenyataan dan telah dikembangkan dari. sejumlah besar
penelitian larutan elektrolit kuat dianggap berasal dari siku elektrolit kuat terhadap gaya tarik
elektrosratis antar-ion. Ion-ion tidak hanya terganggu gerakannya oleh atmosfer" ion-ion bermuatan
berlawanan di sekeliling

Keaktifan Pelarut

Sejauh ini, pembicaraan mengenai keaktifan dan koefisien keaktifan dipusatkan pada zat terlarut dan
terutama pada elektrolit. Biasanya keaktifan pelarut dinyatakan dalam skala fraksi mol. Pada dasarnya,
jika dibuat encer taktethingga, suatu larutan dapat dianggap terdiri atas pelarut murni. Oleh sebab itu,
XI E 1, dan pelarut bersifat ideal sesuai dengan hukum Raoult. Pada keadaan ini, fraksi mol dapat
disamakan dengan keaktifan pelarut, atau
' " d:;Yl =1 (6'52)

Dengan bertambahnya konsentrasi zat terlarut dalam larutan (larutan menjadi lebih pekat), biasanya
keaktifan pelarut menjadi lebih kecil daripada konsentrasi fraksi mol, dan seperti untuk zat terlarut,
rasio dapat diberikan berdasarkan koefisien keaktifan rasional, yaitu

Bilangan Angkutan

Satu hal yang perlu dicatat adalah aliran elektron melalui larutan dari kanan kc kiri dalam Gambar 6-1
terjadi melalui gerakan kation ke kanan dan gerakan anion ke kiri. Jumlah fraksi arus listrik yang dibawa
oleh kation atau oleh anion disebut bilangan transpor atau bilangan angkutan t+ atau t:

Jumlah kedua bilangan angkutan tersebut sudah pasti adalah satu:

Bilangan angkutan berkaitan dengan kecepatan gerakan ion; semakin cepat ion bergerak. semakin besar
membawa fraksi arus listrik. Kecepatan ion bergantung pada hidrasi, serta ukuran dan muatan ion. Oleh
sebab itu, kecepatan dan bilangan angkutan tidak selamanya sama untuk ion positif dan ion negatif.
Sebagai contoh. bilangan angkutan ion natrium dalan larutan NaCl O,l0 M adalah 0.385. Karena sangat
terhidrasi. ion litium dalam larutan LiCl 0,10 M bergerak lebih lambat

daripada ion natrium sehingga mempunyai bilangan angkutan lebih kecil, yaitu 0, 317.

Satuan Listrik

Menurut hukum Ohm, kekuatan arus listrik! (ampere) yang mengalir melalui penghantar logam
berkaitan dengan perbedaan potensial yang digunakan atau voltase E dan tahanan R (ohm) sebagai
berikut:

Kekuatan arus listrik I adalah laju aliran arus atau jumlah keelektrikan muatan elektron Q (coulomb)
yang mengalir per satuan waktu.

Kuantitas muatan listrik dinyatakan dalam coulomb (1 coulomb =3 x 10satuan muatan elektrostatis atau
esu], arus listrik dalam ampere, dan potensial listrik dalam volt.
Energi listrik terdiri atas faktor intensitas. gaya gerak listrik atau voltase dan faktor kuantitas,coulomb.

Energi listrik : E x Q

Hukum Faraday

lon negatif univalen (monovalen) adalah suatu atom yang telah mendapatkan tambahan sebuah
elektron valensi; ion positif univalen adalah suatu atom yang sebuah elektronnya telah diambil. Setiap
gram ekuivalen ion dari elektrolit apa pun membawa bilangan Avogradeo (6.02 x 1023) muatan positif
atau muatan negatif. Jadi dari hukum Faraday, lewatnya 96.500 coulomb keelektrikan menghasilkan
transpor 6.02x1023 alam sel. Satu Faraday adalah sebuah bilangan Avogadro elektron yang sesuai
dengan mol yaitu bilangan Avogadro molekul. Lewatnya 1 F keelektrikan, menyebabkan pengendapan
elektrolitik sejumlah gram atom atau "mol" dari berbagai ion berikut ini: 1ag+, 1cu+,
1/2cu2+,1/2fe2+,1/3fe3+. Jadi jumlah muatan positif yang dibawa oleh 1 gram ekuivalen Fe adalah 6,02
x 1023 tetapi jumlah muatan positif yang dibawa oleh 1 gram atom atau 1 mol ion feri adalah 3 x 6,02 x
1023.

Hukum faraday dapat digunakan untuk menghitung muatan pada elektron dengan cara berikut ini.
Karena 6,02 x 1023 elektron berhubungan dengan 86500 coulomb keelektrikan, tiap elektron
mempunyai muatan e dari:

dan karena ! coulomb a 3 x IO" esu ' = 4'8 x 10" satuan elektrOstatis muatan (6-12)

Hantaran Elektrolitik

Tahanan R (ohm) setiap penghantar elektrolitik atau logam seragam berbanding lurus dengan panjang 1
(cm) dan berbanding terbalik dengan luas penampang A (ch)

[ R: (6-13 0 A )

dengan p adalah tahanan antara permukaan yang


berlawanan dari sebuah kubus bervolume 1 cm pada

penghantar dan disebut tahanan Speilfik (tahanan jenis). Hantaran, C, berbanding terbalik dengan
tahanan,

c=l (6-14) R sehingga dapat dikatakan sebagai suatu ukuran kemudahan arus lisrrik mengalir melalui
penghantar. lni dinyatakan sebagai kebalikan ohm atau mba. Dari persamaan (6-13)

C=-l-1 A (6-15)

__._

_ R p I Hantaran ,yang/ile (hantaran jenis) K adalah kebalikan dari tahanan jenis dan dinyatakan dalam
mho/cm.

K=l ' (6-16)

P ini adalah hantaran suatu larutan yang di kubus dengan sisi 1 cm seperti terlihat Pa 6-2. Hubungan
antara hantaran jenis dan ha tahanan didapat dengan menggabungkan Pusam

545) dan (6-16): (6-17)

batasi dalam da Gambir

ntaran mu aan

I ll KEC-=-" A RA

Mengukur Hantaran Larutan


'3' Lal'unn 'dk d'k ahui ta _ . yan tr a : et kn"Qmpmkan dalamgsel dan dihubungkan dcngl" 5

Titik kontak digerakkan sepanjang kawat peluncur 6: sampai pada suatu titik, misalnya (I, tidak ada arus
dari sumberarus bolak-balik (osilator) yang mengalir melalui detektor [penyuara kuping (:dry:/mna) atau
osiloskop). ]ikajembatan ini diseimbangkan, potensial pada asam dengan pada d. suara dalam penyuara
kuping atau pola

beralun pada otilotkop adalah pada suatu minimum,

dan tahanan RI, RI, dan Rz terbaca. Dalam keadaan

seimbang, tahanan larutan Rxdidapat dari persamaan

R R, =R, R-' (6-18)

Kondensor variabel yang berseberangan dengan tahanan R, digunakan untuk menghasilkan


keseimbangan yang lebih tajam. Beberapa jembatan konduktivitas dikalibrasi nilai hantaran dan nilai
tahanannya. Elektroda

di dalam sel dilapisi dengan platina hitam melalui pengendapan elektrolirik sehingga katalisis pada raksi
akan terjadi pada permukaan platina, dan pembentukan film hergas yang tidak menghantar tidak akan
terjadi pada elektroda.

Air yang dimurnikan dengan hati-hati melalui rediStilasi dengan penambahan sedikit permanganat
digunakanuntukmenyiapkanlarutan.Airkonduktivitas, sesuai namanya. mempunyai hantaran jenis kira-
kira 0.05 x 10 mho/cm pada 18"C, sedangkan air suling biasa mempunyai nilai yang agak lebih besar
dari ! x 10 mholcm. Untuksebagian besar studi konduktivitas, air seimbang yang mengandung CO: dari
atmosfer memberikan hasil memuaskan. Air ini mempunyai hantaran jenis kira-kira 0,8 x 10 mho/cm.
Hantaran jenis (K) dihitung dari tahanan (R) atau hantaran (C) dengan menggunakan persamaan (6-17).
Kuantitas UA. rasio jarak antar-elektroda terhadap luas penampang elekuoda. mempunyai nilai tertentu
untuk setiap sel hantaran; nilai ini disebut l'ansmnm rel (K). ]adi. persamaan (6-17) dapat ditulis

K E KC = K/R (6-19)

(Subskrip x tidak lagi diperlukan pada R sehingga dihilangkan). Pengukuran [ dan A akan sulit dilakukan,
tetapi penentuan konstanta sel secara eksperimental merupakan hal sederhana. Hantaran jenis
beberapa lamtan standar telah ditentukan pada sel-sel yang dikalibrasi secara teliti. Sebagai contoh,
larutan yang mengandung 7.45263 g kalium klorida dalam 1000 g air mempunyai hantaran jenis
0,012856 mlro/cm pada 25C. Suatu larutan pada konsentrasi ini mengandung 0,1 mol garam per
desimeter kubik (l00 cm) air dan disebut larutan 0,1 amml. Jika larutan ini ditempatkan di dalam sel
dan tahanan diukur, konstanta sel dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan(6-l9).

Hantaran Ekuivalen

Untuk mempelajari disosiasi molekul menjadi io n-ion, tidak bergantung konsentrasi elektrolit. lebih
nyaman menggunakan hantaran ekuivalen daripada hantaran jenis. Semua zat terlarut yang
normalitasnya sama menghasilkan jumlah ion yang sama jika terdisosiasi sempurna. dan hantaran
ekuivalen mengukur kapasitas membawa-arus listrik dari jumlah tertentu ion ini. Di sisi lain,
hantaran'jenis mengukur kapasitas membawaarus listrik semua ion dalam satuan volume larutan
sehingga nilai tersebut bervariasi sesuai konsentrasi. Hantaran ekuivalen (A) didefinisikan sebagai
hantaran suatu larutan yang bervolume cukup untuk mengandung 1 gram ekuivalen'tat terlarut jika
diukur dalam sel yang elektrodanya terpisah jarak l cm. Hantaran ekuivalen (A;) pada konsentrasi (Cl
8mm ekuivalen per liter dihitung dari hasil-kali hantaran jenis (K) dan volume (V) dalam cm3 yang
mengandung 1 gram ekuivalen zat terlarut. Sel dapat dibayangkan mempunyai elektroda yang terpisah
dengan jarak 1 cm dan mempunyai luas yang cukup untuk dapat

menamPUHg larutan. Sel diperlihatkan pada Gaml?ar 652. '

3 . V=1000cm lliter JW ,,qu (6.20)

0 Eq/iiter :

ran per deni;im 1 gram


hantaran ho cmll

Hantaran ekuivalen didapat jika K. hanm Cm3 larutan (yaitu, hantaran jenis) dikalikan V, volume dalam
cm3 yang menganti berat ekuivalen zat terlarut. Oleh sebab "ul ekuivalen (Ac) Yang dinyatakan dalam
satuan '

Eci diberikan dalam persamaan '

Ac =KXV

= 1000 K. mho cm)/Ei]

' (6.21)

Hantaran Ekuivalen Elektrolit Kuat dan Elektrolit lemah

Ketika larutan suatu elektrolit kuat diencerkan.

lmmamn jnlir (K) berkurang karena jumlah ion pet

satuan volume larutan berkurang. Kadang-kadang melewati maksimum sebelum berkurang. Sebaliknya.
Iramaran ekuivalen (A) larutan suatu elektrolit kuat akan terus bertambah pada pengenceran.
Bertambahnya A dengzn pengenceran diterangkan sebagai batik. Sesuai dengan definisi hantaran
ekuivalen. jumlah elektrolit tetap konstan pada 1 gram ekuivalen; namun. dalam larutan yang lebih
encer, ion-ion lebih sedikit dleBgu oleh tetangganya sehingga dapat bergerak lebih cepat. Hantaran
ekuivalensuatu elektrolit lemah juga bertambah pada pengenceran, tetapi tidak secepat seperti ketika
pertama kali. _ _
Kohlrauschadalahsalahseorangdaripeneliti-peneliti Pertama yang mempelajari gejala ini. Ia mengetahuf
bal hantaran ekuivalen merupakan fungsi linear dan lakar kuadrat konsentrasi untuk elektrolit kuat
dalam arm Encer. seperti digambarkan padn ambar '4' Psamaan untuk A,, hantaran ekuivalen Pada
Omen * (Eq/liter). adalah

' 5.22) Ae Ao _; (_

]ika hantaran ekuivalen suatu elektrolit lemah diplot terhadap akar kuadrat konsentrasi, seperti
digambarkan untuk asam asetat pada Gambar 6-4, kurva tidak dapat diekstrapolasikan ke suatu nilai
yang membatasi, dan A0 hams diperoleh dengan metode seperti disebutkan dalam alinea selanjutnya.
Kurva yang menaik dengan tajam untuk asam asetat diakibatkan dari kenyataan bahwa disosiasi
elektrolit lemah bertambah pada pengenceran, disertai dengan kenaikan besar pada jumlah ion yang
mampu membawa arus listrik.

Kohlrausch menyimpulkan bahwa ion dari'semua elektrolit mulai bermigrasi (berpindah tempat) secara
bebas ketika larutan diencerkan; letak ion-ion dalam larutan encer berjauhan sehingga tidak saling
berinteraksi satu sama lain. Pada keadaan ini. A() adalah jumlah hantaran ekuivalen kation lt dan anion
I: pada pengenceran taltterhingga.

Sifat Koligatif Larutan Elektrolitik dan Larutan Pekat Nonelektrolit

Seperti dibicarakan dalam bab sebelumnya, van't Hoff mengamati bahwa tekanan osmosis (1t) laruran
encer nonelektrolit, seperti sukrosa dan urea, dapat dinyatakan secara memuaskan dengan persamaan
n : RT: [persamaan (5-34)]; dengan Radalah konsranra gas, Tadalah temperatur absolut, dan c adalah
konsentrasi (mol per liter). Namun, van't Hoff menemukan bahwa larutan elektrolit memberikan
tekanan osmosis yang lebih besarkira-kiraduakali,rigakali,ataulebihdaripada tekanan osmosis yang
diperkirakan dari persamaan ini, tergantung pada elektrolit yang diselidiki. Dengan memasukkan faktor
koreksi iuntuk memperhitungkan sifat irasional larutan ion, van't Hoff menuliskan

7: = iRTc (6-24)

Dengan menggunakan persamaan ini, van't Hoff dapat memperoleh nilai perhitungan yang memberikan
perbandingan baik dengan hasil percobaan tekanan osmosis. van't Hoff mengetahui bahwa i mendekati
jumlah ion hasil disosiasi molekul apabila laruran dibuat bertambah encer.
Faktor idiplor terhadap konsentrasi molal elektrolit dan nonelektrolit, seperti ditunjukkan pada Gambar
6-5. Untuk nonelektrolit. faktor i terlihat mendekati satu. Untuk elektrolit kuat, faktor i cenderung ke
arah nilai yang sama dengan jumlah ion yang terbentuk pada disosiasi. Sebagai contoh, nilai i mendekati
nilai dua untuk zat terlarut seperti NaCl dan CaSO4; 3 untuk K2504 dan CaClz; dan 4 untuk l<3Fe(C)6 dan
FeCli.

Faktor van't Hoff dapat juga dinyatakan sebagai rasio setiap sifat koligarif larutan nyata terhadap sifat
koligatif larutan ideal suatu nonelektrolit karena i menyatakan _bahwa efek koligatifuntuk larutan nyata
(elektrolit atau nonelektrolit) beberapa kali lebih besar daripada untuk larutan ideal nonelektrolit.

Sifat koligatifdalam larutan encer elektrolit dinyatakan pada skala molal dengan persamaan

TEORI ARRHENIUS TENTANG DlSOSlASl ELEKTROLITIK '

Selama periode pengembangan hukum-hukum larutan oleh van't Hoff, seorang ahli kimia Swedia,
Svante Arrhenius, sedang membuat tesis doktornya di University of Uppsala Swedia tentang sifat-sifat
elektrolit. Pada tahun 1887, ia mempublikasikan hasil penelitiannya dan mengemukakan suatu teori
yang sekarang dikenal sebagai teori klasik disosiasi. Teori baru ini memecahkan beberapa kelainan yang
ditemukan pada interpretasi terdahulu dari larutan elektrolit. Meskipun teori ini tidak disukai oleh
beberapa ilmuwan yang disegani pada abad lee-19, prinsip dasar disosiasi elektrolit Arrhenius secara
berangsur-angsur diterima dan tetap dianggap berlaku sampai sekarang. Teori tentang adanya ion-ion
dalam larutan elektrolit bahkan pada temperatur biasa tetap terjaga, terlepas dari beberapa modifikasi
dan perluasan yang telah berlangsung bertahun-tahun agar

teori ini menjadi sesuai dengan kenyataan percobaan tertentu yang sulit.

Natrium klorida dan asam hidroklorida adalah 'ektrolit kuat karena berada dalam bentuk ion yang ampir
sempurna dalam larutan air dengan konsentrasi gak pekat. Asam-asam anorganik seperti HCl. HN03,
1250, dan H]; basa-basa anorganik seperti NaOH lan KOH dari golongan logam alkali, Ba(OH)1 dan MOI-
I): dari golongan alkali tanah-, dan sebagian besar garam-garam anorganik dan organik mudah
terionisasi dan termasuk golongan elektrolit kuat.

Asam asetat adalah elektrolit lema/7, tanda panah dengan arah berlawanan dalam persamaan (6-31)
menunjukkan bahwa terbentuk kesetimbangan antara molekul dan ion. Sebagian besar asam-asam dan
basabasa organik serta beberapa senyawa anorganik, seperti HJBOv HICOS. dan NH4OH. termasuk
golongan elektrolit lemah. Bahkan. beberapa garam [Pb asetat, HgClz, Hgl. 'dan HgBr] dan ion-ion
kompleks [Hg(NH,l '. Cu(NH3)f'. dan Fc(CN)6"] adalah elektrolit lemah.
Faraday menggunakan istilah ion (Yunani: "wader-er") untuk jenis elektrolit ini dan menyatakan bahwa
kation (ion bermuatan positif) dan anion (ion bermuatan negatif) bertanggung jawab atas penghantaran
arus listrik. Sebelum penemuan Arrhenius dipublikasikan, diyakini bahwa zat terlarut tidak terurai secara
spontan dalam air, tetapi terdisosiasi cukup besar menjadi ion-ion hanyajika arus listrik dialirkan melalui
larutan.

Obat dan lonlsasi

Beberapa obat, seperti senyawa antibakteri dan antiprotozoa anion dan kation, lebih aktif ketika berada
dalam bentukion. Senyawa-senyawa lain, seperti ester hidroksibenzoat (paraben) dan banyak anestetrk
umum. menunjukkan efek biologi dalam bentuk nonelekrrolit.
Senyawayanglainlagi,seperrisulfonamida.diperkirakan menimbulkan kerja obat baikdalam bentukion
maupun dalam bentuk molekul netral.3

Derajat Disoslasl

Pada mulanya. Arrhenius tidak menganggap elektrolit kuat terionisasi sempurna kecuali dalam larutan
yang

sangat encer. Ia membedakan antara elektrolit kuat dan elektrolit lemah berdasarkan Fraksi molekul yan
terionisasi: derajat disosiasi a. Elektrolit kuat adalah zat yang terdisosiasi menjadi ionaion dengan suatu
derajat disosiasi tinggi, sedangkan elektrolit lemah adalah zat yang terdisosiasi menjadi ion-ion dengan
suatu derajat disosiasi rendah.

Arrhenius menentukan derajat disosiasi secara langsung dari pengukuran hantaran. Ia menyatakan
bahwa hantaran ekuivalen pada pengenceran tidak terhingga Au adalah ukuran dari disosiasi sempurna
zat terlarut menjadi ion-ionnya dan bahwa Ar menggambarkan jumlah partikel zat terlarut yang berada
dalam bentuk ion pada konsentrasi 6. Oleh sebab itu, fraksi molekul zat terlal'Ut yang terionisasi, atau
dempt disosiasi, dinyatakan dalam persamaan4

Faktor van't Hoff, i, dapat dihubungklan diff: derajat disosiasi, 0t, melalui jalan berikut. Fa akan]
dengan satu untuk larutan ideal suatu un unmk namun: suatu istilah harus. drtarnba a melek
menjelaskan partikel yang dihasrlkan Jikalsuatu klorida, elektrolit terdisosiasi. Untuk 1 mol ka sruman,t
Hoff yang menghasilkan 3 ion per molekul, faktor v

adalah

' .6-33l i=1+0t(3-1) . (

. 'lkan ' en hal

atau, secara umum, untuk elektrolit yang m 3

ion sebanyak v,

Teori Arrhenius sekarang hanya diterima untuk menggambarkan sifat elektrolit lemah. Derajat disosiasi
elektrolit lemah dapat dihitung dengan memuaskan dari rasio hantaran Ar/Aoarau diperoleh dari faktor i
van't Hoff.

Akan tetapi, timbul banyak ketidaksesuaian ketika dilakukan usaha untuk menerapkan teori tersebut
pada larutan elektrolit kuat. Dalam larutan encer dan agak pekat, elektrolit kuat terdisosiasi hampir
sempurna menjadi ion-ion, dan tidak cocok bila menuliskan persamaan kesetimbangan yang
menghubungkan konsentrasi ion-ion dan sejumlah kecil molekul yang tidak terdisosiasi, seperti
dilakukan untuk elektrolit lemah _(Bab 7). Selain itu, ada ketidaksesuaian antara tx yang dihitung dari
nilai i dan Ot yang dihitung dari rasio hantaran untuk elektrolit kuat dalam larutan air dengan

konsentrasi lebih besar dari 0,5 M.

Karena alasan tersebut, orang tidak menjelaskan penyimpangan sifat elektrolit kuat dari. sifat
nonelektrolit ideal dengan menghitung derajat disosiasi Dalam hal ini, lebih baik bila elektrolit kuat
dianggap terionisasi sempurna dan diperkenalkan suatu faktor' yang menyatakan penyimpangan zat
terlarut dari ionisasi 100%. Untuk maksud ini, digunakan keaktifan (activity) dan koefisien osmosis
(osmotic coeficient) yang akan dibahas dalam alinea berikut.

Keaktifan dan Koefisien Keaktifan


Suatu pendekatan yang'sesuai dengan kenyataan dan telah dikembangkan dari. sejumlah besar
penelitian larutan elektrolit kuat dianggap berasal dari siku elektrolit kuat terhadap gaya tarik
elektrosratis antar-ion. Ion-ion tidak hanya terganggu gerakannya oleh atmosfer" ion-ion bermuatan
berlawanan di sekeliling

Keaktifan Pelarut

Sejauh ini, pembicaraan mengenai keaktifan dan koefisien keaktifan dipusatkan pada zat terlarut dan
terutama pada elektrolit. Biasanya keaktifan pelarut dinyatakan dalam skala fraksi mol. Pada dasarnya,
jika dibuat encer taktethingga, suatu larutan dapat dianggap terdiri atas pelarut murni. Oleh sebab itu,
XI E 1, dan pelarut bersifat ideal sesuai dengan hukum Raoult. Pada keadaan ini, fraksi mol dapat
disamakan dengan keaktifan pelarut, atau

' " d:;Yl =1 (6'52)

Dengan bertambahnya konsentrasi zat terlarut dalam larutan (larutan menjadi lebih pekat), biasanya
keaktifan pelarut menjadi lebih kecil daripada konsentrasi fraksi mol, dan seperti untuk zat terlarut,
rasio dapat diberikan berdasarkan koefisien keaktifan rasional, yaitu

Bilangan Angkutan

Satu hal yang perlu dicatat adalah aliran elektron melalui larutan dari kanan kc kiri dalam Gambar 6-1
terjadi melalui gerakan kation ke kanan dan gerakan anion ke kiri. Jumlah fraksi arus listrik yang dibawa
oleh kation atau oleh anion disebut bilangan transpor atau bilangan angkutan t+ atau t:

Jumlah kedua bilangan angkutan tersebut sudah pasti adalah satu:

Bilangan angkutan berkaitan dengan kecepatan gerakan ion; semakin cepat ion bergerak. semakin besar
membawa fraksi arus listrik. Kecepatan ion bergantung pada hidrasi, serta ukuran dan muatan ion. Oleh
sebab itu, kecepatan dan bilangan angkutan tidak selamanya sama untuk ion positif dan ion negatif.
Sebagai contoh. bilangan angkutan ion natrium dalan larutan NaCl O,l0 M adalah 0.385. Karena sangat
terhidrasi. ion litium dalam larutan LiCl 0,10 M bergerak lebih lambat

daripada ion natrium sehingga mempunyai bilangan angkutan lebih kecil, yaitu 0, 317.
Satuan Listrik

Menurut hukum Ohm, kekuatan arus listrik! (ampere) yang mengalir melalui penghantar logam
berkaitan dengan perbedaan potensial yang digunakan atau voltase E dan tahanan R (ohm) sebagai
berikut:

Kekuatan arus listrik I adalah laju aliran arus atau jumlah keelektrikan muatan elektron Q (coulomb)
yang mengalir per satuan waktu.

Kuantitas muatan listrik dinyatakan dalam coulomb (1 coulomb =3 x 10satuan muatan elektrostatis atau
esu], arus listrik dalam ampere, dan potensial listrik dalam volt.

Energi listrik terdiri atas faktor intensitas. gaya gerak listrik atau voltase dan faktor kuantitas,coulomb.

Energi listrik : E x Q

Hukum Faraday

lon negatif univalen (monovalen) adalah suatu atom yang telah mendapatkan tambahan sebuah
elektron valensi; ion positif univalen adalah suatu atom yang sebuah elektronnya telah diambil. Setiap
gram ekuivalen ion dari elektrolit apa pun membawa bilangan Avogradeo (6.02 x 1023) muatan positif
atau muatan negatif. Jadi dari hukum Faraday, lewatnya 96.500 coulomb keelektrikan menghasilkan
transpor 6.02x1023 alam sel. Satu Faraday adalah sebuah bilangan Avogadro elektron yang sesuai
dengan mol yaitu bilangan Avogadro molekul. Lewatnya 1 F keelektrikan, menyebabkan pengendapan
elektrolitik sejumlah gram atom atau "mol" dari berbagai ion berikut ini: 1ag+, 1cu+,
1/2cu2+,1/2fe2+,1/3fe3+. Jadi jumlah muatan positif yang dibawa oleh 1 gram ekuivalen Fe adalah 6,02
x 1023 tetapi jumlah muatan positif yang dibawa oleh 1 gram atom atau 1 mol ion feri adalah 3 x 6,02 x
1023.

Hukum faraday dapat digunakan untuk menghitung muatan pada elektron dengan cara berikut ini.
Karena 6,02 x 1023 elektron berhubungan dengan 86500 coulomb keelektrikan, tiap elektron
mempunyai muatan e dari:

(
dan karena ! coulomb a 3 x IO" esu ' = 4'8 x 10" satuan elektrOstatis muatan (6-12)

Hantaran Elektrolitik

Tahanan R (ohm) setiap penghantar elektrolitik atau logam seragam berbanding lurus dengan panjang 1
(cm) dan berbanding terbalik dengan luas penampang A (ch)

[ R: (6-13 0 A )

dengan p adalah tahanan antara permukaan yang

berlawanan dari sebuah kubus bervolume 1 cm pada

penghantar dan disebut tahanan Speilfik (tahanan jenis). Hantaran, C, berbanding terbalik dengan
tahanan,

c=l (6-14) R sehingga dapat dikatakan sebagai suatu ukuran kemudahan arus lisrrik mengalir melalui
penghantar. lni dinyatakan sebagai kebalikan ohm atau mba. Dari persamaan (6-13)

C=-l-1 A (6-15)

__._

_ R p I Hantaran ,yang/ile (hantaran jenis) K adalah kebalikan dari tahanan jenis dan dinyatakan dalam
mho/cm.

K=l ' (6-16)


P ini adalah hantaran suatu larutan yang di kubus dengan sisi 1 cm seperti terlihat Pa 6-2. Hubungan
antara hantaran jenis dan ha tahanan didapat dengan menggabungkan Pusam

545) dan (6-16): (6-17)

batasi dalam da Gambir

ntaran mu aan

I ll KEC-=-" A RA

Mengukur Hantaran Larutan

'3' Lal'unn 'dk d'k ahui ta _ . yan tr a : et kn"Qmpmkan dalamgsel dan dihubungkan dcngl" 5

Titik kontak digerakkan sepanjang kawat peluncur 6: sampai pada suatu titik, misalnya (I, tidak ada arus
dari sumberarus bolak-balik (osilator) yang mengalir melalui detektor [penyuara kuping (:dry:/mna) atau
osiloskop). ]ikajembatan ini diseimbangkan, potensial pada asam dengan pada d. suara dalam penyuara
kuping atau pola

beralun pada otilotkop adalah pada suatu minimum,

dan tahanan RI, RI, dan Rz terbaca. Dalam keadaan

seimbang, tahanan larutan Rxdidapat dari persamaan

R R, =R, R-' (6-18)

,
Kondensor variabel yang berseberangan dengan tahanan R, digunakan untuk menghasilkan
keseimbangan yang lebih tajam. Beberapa jembatan konduktivitas dikalibrasi nilai hantaran dan nilai
tahanannya. Elektroda

di dalam sel dilapisi dengan platina hitam melalui pengendapan elektrolirik sehingga katalisis pada raksi
akan terjadi pada permukaan platina, dan pembentukan film hergas yang tidak menghantar tidak akan
terjadi pada elektroda.

Air yang dimurnikan dengan hati-hati melalui rediStilasi dengan penambahan sedikit permanganat
digunakanuntukmenyiapkanlarutan.Airkonduktivitas, sesuai namanya. mempunyai hantaran jenis kira-
kira 0.05 x 10 mho/cm pada 18"C, sedangkan air suling biasa mempunyai nilai yang agak lebih besar
dari ! x 10 mholcm. Untuksebagian besar studi konduktivitas, air seimbang yang mengandung CO: dari
atmosfer memberikan hasil memuaskan. Air ini mempunyai hantaran jenis kira-kira 0,8 x 10 mho/cm.

Hantaran jenis (K) dihitung dari tahanan (R) atau hantaran (C) dengan menggunakan persamaan (6-17).
Kuantitas UA. rasio jarak antar-elektroda terhadap luas penampang elekuoda. mempunyai nilai tertentu
untuk setiap sel hantaran; nilai ini disebut l'ansmnm rel (K). ]adi. persamaan (6-17) dapat ditulis

K E KC = K/R (6-19)

(Subskrip x tidak lagi diperlukan pada R sehingga dihilangkan). Pengukuran [ dan A akan sulit dilakukan,
tetapi penentuan konstanta sel secara eksperimental merupakan hal sederhana. Hantaran jenis
beberapa lamtan standar telah ditentukan pada sel-sel yang dikalibrasi secara teliti. Sebagai contoh,
larutan yang mengandung 7.45263 g kalium klorida dalam 1000 g air mempunyai hantaran jenis
0,012856 mlro/cm pada 25C. Suatu larutan pada konsentrasi ini mengandung 0,1 mol garam per
desimeter kubik (l00 cm) air dan disebut larutan 0,1 amml. Jika larutan ini ditempatkan di dalam sel
dan tahanan diukur, konstanta sel dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan(6-l9).

Hantaran Ekuivalen

Untuk mempelajari disosiasi molekul menjadi io n-ion, tidak bergantung konsentrasi elektrolit. lebih
nyaman menggunakan hantaran ekuivalen daripada hantaran jenis. Semua zat terlarut yang
normalitasnya sama menghasilkan jumlah ion yang sama jika terdisosiasi sempurna. dan hantaran
ekuivalen mengukur kapasitas membawa-arus listrik dari jumlah tertentu ion ini. Di sisi lain,
hantaran'jenis mengukur kapasitas membawaarus listrik semua ion dalam satuan volume larutan
sehingga nilai tersebut bervariasi sesuai konsentrasi. Hantaran ekuivalen (A) didefinisikan sebagai
hantaran suatu larutan yang bervolume cukup untuk mengandung 1 gram ekuivalen'tat terlarut jika
diukur dalam sel yang elektrodanya terpisah jarak l cm. Hantaran ekuivalen (A;) pada konsentrasi (Cl
8mm ekuivalen per liter dihitung dari hasil-kali hantaran jenis (K) dan volume (V) dalam cm3 yang
mengandung 1 gram ekuivalen zat terlarut. Sel dapat dibayangkan mempunyai elektroda yang terpisah
dengan jarak 1 cm dan mempunyai luas yang cukup untuk dapat

menamPUHg larutan. Sel diperlihatkan pada Gaml?ar 652. '

3 . V=1000cm lliter JW ,,qu (6.20)

0 Eq/iiter :

ran per deni;im 1 gram

hantaran ho cmll

Hantaran ekuivalen didapat jika K. hanm Cm3 larutan (yaitu, hantaran jenis) dikalikan V, volume dalam
cm3 yang menganti berat ekuivalen zat terlarut. Oleh sebab "ul ekuivalen (Ac) Yang dinyatakan dalam
satuan '

Eci diberikan dalam persamaan '

Ac =KXV

= 1000 K. mho cm)/Ei]

' (6.21)

Hantaran Ekuivalen Elektrolit Kuat dan Elektrolit lemah


Ketika larutan suatu elektrolit kuat diencerkan.

lmmamn jnlir (K) berkurang karena jumlah ion pet

satuan volume larutan berkurang. Kadang-kadang melewati maksimum sebelum berkurang. Sebaliknya.
Iramaran ekuivalen (A) larutan suatu elektrolit kuat akan terus bertambah pada pengenceran.
Bertambahnya A dengzn pengenceran diterangkan sebagai batik. Sesuai dengan definisi hantaran
ekuivalen. jumlah elektrolit tetap konstan pada 1 gram ekuivalen; namun. dalam larutan yang lebih
encer, ion-ion lebih sedikit dleBgu oleh tetangganya sehingga dapat bergerak lebih cepat. Hantaran
ekuivalensuatu elektrolit lemah juga bertambah pada pengenceran, tetapi tidak secepat seperti ketika
pertama kali. _ _

Kohlrauschadalahsalahseorangdaripeneliti-peneliti Pertama yang mempelajari gejala ini. Ia mengetahuf


bal hantaran ekuivalen merupakan fungsi linear dan lakar kuadrat konsentrasi untuk elektrolit kuat
dalam arm Encer. seperti digambarkan padn ambar '4' Psamaan untuk A,, hantaran ekuivalen Pada
Omen * (Eq/liter). adalah

' 5.22) Ae Ao _; (_

]ika hantaran ekuivalen suatu elektrolit lemah diplot terhadap akar kuadrat konsentrasi, seperti
digambarkan untuk asam asetat pada Gambar 6-4, kurva tidak dapat diekstrapolasikan ke suatu nilai
yang membatasi, dan A0 hams diperoleh dengan metode seperti disebutkan dalam alinea selanjutnya.
Kurva yang menaik dengan tajam untuk asam asetat diakibatkan dari kenyataan bahwa disosiasi
elektrolit lemah bertambah pada pengenceran, disertai dengan kenaikan besar pada jumlah ion yang
mampu membawa arus listrik.

Kohlrausch menyimpulkan bahwa ion dari'semua elektrolit mulai bermigrasi (berpindah tempat) secara
bebas ketika larutan diencerkan; letak ion-ion dalam larutan encer berjauhan sehingga tidak saling
berinteraksi satu sama lain. Pada keadaan ini. A() adalah jumlah hantaran ekuivalen kation lt dan anion
I: pada pengenceran taltterhingga.

Sifat Koligatif Larutan Elektrolitik dan Larutan Pekat Nonelektrolit


Seperti dibicarakan dalam bab sebelumnya, van't Hoff mengamati bahwa tekanan osmosis (1t) laruran
encer nonelektrolit, seperti sukrosa dan urea, dapat dinyatakan secara memuaskan dengan persamaan
n : RT: [persamaan (5-34)]; dengan Radalah konsranra gas, Tadalah temperatur absolut, dan c adalah
konsentrasi (mol per liter). Namun, van't Hoff menemukan bahwa larutan elektrolit memberikan
tekanan osmosis yang lebih besarkira-kiraduakali,rigakali,ataulebihdaripada tekanan osmosis yang
diperkirakan dari persamaan ini, tergantung pada elektrolit yang diselidiki. Dengan memasukkan faktor
koreksi iuntuk memperhitungkan sifat irasional larutan ion, van't Hoff menuliskan

7: = iRTc (6-24)

Dengan menggunakan persamaan ini, van't Hoff dapat memperoleh nilai perhitungan yang memberikan
perbandingan baik dengan hasil percobaan tekanan osmosis. van't Hoff mengetahui bahwa i mendekati
jumlah ion hasil disosiasi molekul apabila laruran dibuat bertambah encer.

Faktor idiplor terhadap konsentrasi molal elektrolit dan nonelektrolit, seperti ditunjukkan pada Gambar
6-5. Untuk nonelektrolit. faktor i terlihat mendekati satu. Untuk elektrolit kuat, faktor i cenderung ke
arah nilai yang sama dengan jumlah ion yang terbentuk pada disosiasi. Sebagai contoh, nilai i mendekati
nilai dua untuk zat terlarut seperti NaCl dan CaSO4; 3 untuk K2504 dan CaClz; dan 4 untuk l<3Fe(C)6 dan
FeCli.

Faktor van't Hoff dapat juga dinyatakan sebagai rasio setiap sifat koligarif larutan nyata terhadap sifat
koligatif larutan ideal suatu nonelektrolit karena i menyatakan _bahwa efek koligatifuntuk larutan nyata
(elektrolit atau nonelektrolit) beberapa kali lebih besar daripada untuk larutan ideal nonelektrolit.

Sifat koligatifdalam larutan encer elektrolit dinyatakan pada skala molal dengan persamaan

TEORI ARRHENIUS TENTANG DlSOSlASl ELEKTROLITIK '

Selama periode pengembangan hukum-hukum larutan oleh van't Hoff, seorang ahli kimia Swedia,
Svante Arrhenius, sedang membuat tesis doktornya di University of Uppsala Swedia tentang sifat-sifat
elektrolit. Pada tahun 1887, ia mempublikasikan hasil penelitiannya dan mengemukakan suatu teori
yang sekarang dikenal sebagai teori klasik disosiasi. Teori baru ini memecahkan beberapa kelainan yang
ditemukan pada interpretasi terdahulu dari larutan elektrolit. Meskipun teori ini tidak disukai oleh
beberapa ilmuwan yang disegani pada abad lee-19, prinsip dasar disosiasi elektrolit Arrhenius secara
berangsur-angsur diterima dan tetap dianggap berlaku sampai sekarang. Teori tentang adanya ion-ion
dalam larutan elektrolit bahkan pada temperatur biasa tetap terjaga, terlepas dari beberapa modifikasi
dan perluasan yang telah berlangsung bertahun-tahun agar
teori ini menjadi sesuai dengan kenyataan percobaan tertentu yang sulit.

Natrium klorida dan asam hidroklorida adalah 'ektrolit kuat karena berada dalam bentuk ion yang ampir
sempurna dalam larutan air dengan konsentrasi gak pekat. Asam-asam anorganik seperti HCl. HN03,
1250, dan H]; basa-basa anorganik seperti NaOH lan KOH dari golongan logam alkali, Ba(OH)1 dan MOI-
I): dari golongan alkali tanah-, dan sebagian besar garam-garam anorganik dan organik mudah
terionisasi dan termasuk golongan elektrolit kuat.

Asam asetat adalah elektrolit lema/7, tanda panah dengan arah berlawanan dalam persamaan (6-31)
menunjukkan bahwa terbentuk kesetimbangan antara molekul dan ion. Sebagian besar asam-asam dan
basabasa organik serta beberapa senyawa anorganik, seperti HJBOv HICOS. dan NH4OH. termasuk
golongan elektrolit lemah. Bahkan. beberapa garam [Pb asetat, HgClz, Hgl. 'dan HgBr] dan ion-ion
kompleks [Hg(NH,l '. Cu(NH3)f'. dan Fc(CN)6"] adalah elektrolit lemah.

Faraday menggunakan istilah ion (Yunani: "wader-er") untuk jenis elektrolit ini dan menyatakan bahwa
kation (ion bermuatan positif) dan anion (ion bermuatan negatif) bertanggung jawab atas penghantaran
arus listrik. Sebelum penemuan Arrhenius dipublikasikan, diyakini bahwa zat terlarut tidak terurai secara
spontan dalam air, tetapi terdisosiasi cukup besar menjadi ion-ion hanyajika arus listrik dialirkan melalui
larutan.

Obat dan lonlsasi

Beberapa obat, seperti senyawa antibakteri dan antiprotozoa anion dan kation, lebih aktif ketika berada
dalam bentukion. Senyawa-senyawa lain, seperti ester hidroksibenzoat (paraben) dan banyak anestetrk
umum. menunjukkan efek biologi dalam bentuk nonelekrrolit.
Senyawayanglainlagi,seperrisulfonamida.diperkirakan menimbulkan kerja obat baikdalam bentukion
maupun dalam bentuk molekul netral.3

Derajat Disoslasl

Pada mulanya. Arrhenius tidak menganggap elektrolit kuat terionisasi sempurna kecuali dalam larutan
yang
sangat encer. Ia membedakan antara elektrolit kuat dan elektrolit lemah berdasarkan Fraksi molekul yan
terionisasi: derajat disosiasi a. Elektrolit kuat adalah zat yang terdisosiasi menjadi ionaion dengan suatu
derajat disosiasi tinggi, sedangkan elektrolit lemah adalah zat yang terdisosiasi menjadi ion-ion dengan
suatu derajat disosiasi rendah.

Arrhenius menentukan derajat disosiasi secara langsung dari pengukuran hantaran. Ia menyatakan
bahwa hantaran ekuivalen pada pengenceran tidak terhingga Au adalah ukuran dari disosiasi sempurna
zat terlarut menjadi ion-ionnya dan bahwa Ar menggambarkan jumlah partikel zat terlarut yang berada
dalam bentuk ion pada konsentrasi 6. Oleh sebab itu, fraksi molekul zat terlal'Ut yang terionisasi, atau
dempt disosiasi, dinyatakan dalam persamaan4

Faktor van't Hoff, i, dapat dihubungklan diff: derajat disosiasi, 0t, melalui jalan berikut. Fa akan]
dengan satu untuk larutan ideal suatu un unmk namun: suatu istilah harus. drtarnba a melek
menjelaskan partikel yang dihasrlkan Jikalsuatu klorida, elektrolit terdisosiasi. Untuk 1 mol ka sruman,t
Hoff yang menghasilkan 3 ion per molekul, faktor v

adalah

' .6-33l i=1+0t(3-1) . (

. 'lkan ' en hal

atau, secara umum, untuk elektrolit yang m 3

ion sebanyak v,

Teori Arrhenius sekarang hanya diterima untuk menggambarkan sifat elektrolit lemah. Derajat disosiasi
elektrolit lemah dapat dihitung dengan memuaskan dari rasio hantaran Ar/Aoarau diperoleh dari faktor i
van't Hoff.

Akan tetapi, timbul banyak ketidaksesuaian ketika dilakukan usaha untuk menerapkan teori tersebut
pada larutan elektrolit kuat. Dalam larutan encer dan agak pekat, elektrolit kuat terdisosiasi hampir
sempurna menjadi ion-ion, dan tidak cocok bila menuliskan persamaan kesetimbangan yang
menghubungkan konsentrasi ion-ion dan sejumlah kecil molekul yang tidak terdisosiasi, seperti
dilakukan untuk elektrolit lemah _(Bab 7). Selain itu, ada ketidaksesuaian antara tx yang dihitung dari
nilai i dan Ot yang dihitung dari rasio hantaran untuk elektrolit kuat dalam larutan air dengan

konsentrasi lebih besar dari 0,5 M.

Karena alasan tersebut, orang tidak menjelaskan penyimpangan sifat elektrolit kuat dari. sifat
nonelektrolit ideal dengan menghitung derajat disosiasi Dalam hal ini, lebih baik bila elektrolit kuat
dianggap terionisasi sempurna dan diperkenalkan suatu faktor' yang menyatakan penyimpangan zat
terlarut dari ionisasi 100%. Untuk maksud ini, digunakan keaktifan (activity) dan koefisien osmosis
(osmotic coeficient) yang akan dibahas dalam alinea berikut.

Keaktifan dan Koefisien Keaktifan

Suatu pendekatan yang'sesuai dengan kenyataan dan telah dikembangkan dari. sejumlah besar
penelitian larutan elektrolit kuat dianggap berasal dari siku elektrolit kuat terhadap gaya tarik
elektrosratis antar-ion. Ion-ion tidak hanya terganggu gerakannya oleh atmosfer" ion-ion bermuatan
berlawanan di sekeliling

Keaktifan Pelarut

Sejauh ini, pembicaraan mengenai keaktifan dan koefisien keaktifan dipusatkan pada zat terlarut dan
terutama pada elektrolit. Biasanya keaktifan pelarut dinyatakan dalam skala fraksi mol. Pada dasarnya,
jika dibuat encer taktethingga, suatu larutan dapat dianggap terdiri atas pelarut murni. Oleh sebab itu,
XI E 1, dan pelarut bersifat ideal sesuai dengan hukum Raoult. Pada keadaan ini, fraksi mol dapat
disamakan dengan keaktifan pelarut, atau

' " d:;Yl =1 (6'52)

Dengan bertambahnya konsentrasi zat terlarut dalam larutan (larutan menjadi lebih pekat), biasanya
keaktifan pelarut menjadi lebih kecil daripada konsentrasi fraksi mol, dan seperti untuk zat terlarut,
rasio dapat diberikan berdasarkan koefisien keaktifan rasional, yaitu

Keadaan Acuan
Penetapan keaktifan untuk komponen larutan memberikan snatu ukuran tingkat penyimpangan dari
sifat larutan ideal. Untuk maksud ini, keadaan acuan (reference stare) harus ditetapkan; dalam keadaan
ini, tiap-tiap komponen bersifat ideal. Keadaan acuan dapat didefinisikan sebagai larutan yang
konsentrasi (fraksi mol, molal, atau molar) komponennya sama dengan

keaktifan.

Keadaan Standar

Keaktifan yang biasanya digunakan dalam kimia adalah keaktifan relatif. Tidak mungkin mengetahui nilai
absolut keaktifan suatu komponen; karena itu, harus ditetapkan suatu standar seperti yang dilakukan
pada Bab l untuk sifat-sifat dasar yang dapat diukur. Keadaamtandarsuatu komponen dalam suatu
larutan adalah keadaan komponen pada satuan keaktifan. Jadi. keaktifan relatif dalam setiap larutan
merupakan rasio keaktifan dalam keadaan itu terhadap nilai keaktifan dalam keadaan standar. ]ika
didefinisikan dalam istilah ini, keaktifan adalah suatu bilangan tanpa dimensi.

Bilangan Angkutan

Satu hal yang perlu dicatat adalah aliran elektron melalui larutan dari kanan kc kiri dalam Gambar 6-1
terjadi melalui gerakan kation ke kanan dan gerakan anion ke kiri. Jumlah fraksi arus listrik yang dibawa
oleh kation atau oleh anion disebut bilangan transpor atau bilangan angkutan t+ atau t:

Jumlah kedua bilangan angkutan tersebut sudah pasti adalah satu:

Bilangan angkutan berkaitan dengan kecepatan gerakan ion; semakin cepat ion bergerak. semakin besar
membawa fraksi arus listrik. Kecepatan ion bergantung pada hidrasi, serta ukuran dan muatan ion. Oleh
sebab itu, kecepatan dan bilangan angkutan tidak selamanya sama untuk ion positif dan ion negatif.
Sebagai contoh. bilangan angkutan ion natrium dalan larutan NaCl O,l0 M adalah 0.385. Karena sangat
terhidrasi. ion litium dalam larutan LiCl 0,10 M bergerak lebih lambat

daripada ion natrium sehingga mempunyai bilangan angkutan lebih kecil, yaitu 0, 317.

Satuan Listrik
Menurut hukum Ohm, kekuatan arus listrik! (ampere) yang mengalir melalui penghantar logam
berkaitan dengan perbedaan potensial yang digunakan atau voltase E dan tahanan R (ohm) sebagai
berikut:

Kekuatan arus listrik I adalah laju aliran arus atau jumlah keelektrikan muatan elektron Q (coulomb)
yang mengalir per satuan waktu.

Kuantitas muatan listrik dinyatakan dalam coulomb (1 coulomb =3 x 10satuan muatan elektrostatis atau
esu], arus listrik dalam ampere, dan potensial listrik dalam volt.

Energi listrik terdiri atas faktor intensitas. gaya gerak listrik atau voltase dan faktor kuantitas,coulomb.

Energi listrik : E x Q

Hukum Faraday

lon negatif univalen (monovalen) adalah suatu atom yang telah mendapatkan tambahan sebuah
elektron valensi; ion positif univalen adalah suatu atom yang sebuah elektronnya telah diambil. Setiap
gram ekuivalen ion dari elektrolit apa pun membawa bilangan Avogradeo (6.02 x 1023) muatan positif
atau muatan negatif. Jadi dari hukum Faraday, lewatnya 96.500 coulomb keelektrikan menghasilkan
transpor 6.02x1023 alam sel. Satu Faraday adalah sebuah bilangan Avogadro elektron yang sesuai
dengan mol yaitu bilangan Avogadro molekul. Lewatnya 1 F keelektrikan, menyebabkan pengendapan
elektrolitik sejumlah gram atom atau "mol" dari berbagai ion berikut ini: 1ag+, 1cu+,
1/2cu2+,1/2fe2+,1/3fe3+. Jadi jumlah muatan positif yang dibawa oleh 1 gram ekuivalen Fe adalah 6,02
x 1023 tetapi jumlah muatan positif yang dibawa oleh 1 gram atom atau 1 mol ion feri adalah 3 x 6,02 x
1023.

Hukum faraday dapat digunakan untuk menghitung muatan pada elektron dengan cara berikut ini.
Karena 6,02 x 1023 elektron berhubungan dengan 86500 coulomb keelektrikan, tiap elektron
mempunyai muatan e dari:

dan karena ! coulomb a 3 x IO" esu ' = 4'8 x 10" satuan elektrOstatis muatan (6-12)
Hantaran Elektrolitik

Tahanan R (ohm) setiap penghantar elektrolitik atau logam seragam berbanding lurus dengan panjang 1
(cm) dan berbanding terbalik dengan luas penampang A (ch)

[ R: (6-13 0 A )

dengan p adalah tahanan antara permukaan yang

berlawanan dari sebuah kubus bervolume 1 cm pada

penghantar dan disebut tahanan Speilfik (tahanan jenis). Hantaran, C, berbanding terbalik dengan
tahanan,

c=l (6-14) R sehingga dapat dikatakan sebagai suatu ukuran kemudahan arus lisrrik mengalir melalui
penghantar. lni dinyatakan sebagai kebalikan ohm atau mba. Dari persamaan (6-13)

C=-l-1 A (6-15)

__._

_ R p I Hantaran ,yang/ile (hantaran jenis) K adalah kebalikan dari tahanan jenis dan dinyatakan dalam
mho/cm.

K=l ' (6-16)

P ini adalah hantaran suatu larutan yang di kubus dengan sisi 1 cm seperti terlihat Pa 6-2. Hubungan
antara hantaran jenis dan ha tahanan didapat dengan menggabungkan Pusam

545) dan (6-16): (6-17)


batasi dalam da Gambir

ntaran mu aan

I ll KEC-=-" A RA

Mengukur Hantaran Larutan

'3' Lal'unn 'dk d'k ahui ta _ . yan tr a : et kn"Qmpmkan dalamgsel dan dihubungkan dcngl" 5

Titik kontak digerakkan sepanjang kawat peluncur 6: sampai pada suatu titik, misalnya (I, tidak ada arus
dari sumberarus bolak-balik (osilator) yang mengalir melalui detektor [penyuara kuping (:dry:/mna) atau
osiloskop). ]ikajembatan ini diseimbangkan, potensial pada asam dengan pada d. suara dalam penyuara
kuping atau pola

beralun pada otilotkop adalah pada suatu minimum,

dan tahanan RI, RI, dan Rz terbaca. Dalam keadaan

seimbang, tahanan larutan Rxdidapat dari persamaan

R R, =R, R-' (6-18)

Kondensor variabel yang berseberangan dengan tahanan R, digunakan untuk menghasilkan


keseimbangan yang lebih tajam. Beberapa jembatan konduktivitas dikalibrasi nilai hantaran dan nilai
tahanannya. Elektroda
di dalam sel dilapisi dengan platina hitam melalui pengendapan elektrolirik sehingga katalisis pada raksi
akan terjadi pada permukaan platina, dan pembentukan film hergas yang tidak menghantar tidak akan
terjadi pada elektroda.

Air yang dimurnikan dengan hati-hati melalui rediStilasi dengan penambahan sedikit permanganat
digunakanuntukmenyiapkanlarutan.Airkonduktivitas, sesuai namanya. mempunyai hantaran jenis kira-
kira 0.05 x 10 mho/cm pada 18"C, sedangkan air suling biasa mempunyai nilai yang agak lebih besar
dari ! x 10 mholcm. Untuksebagian besar studi konduktivitas, air seimbang yang mengandung CO: dari
atmosfer memberikan hasil memuaskan. Air ini mempunyai hantaran jenis kira-kira 0,8 x 10 mho/cm.

Hantaran jenis (K) dihitung dari tahanan (R) atau hantaran (C) dengan menggunakan persamaan (6-17).
Kuantitas UA. rasio jarak antar-elektroda terhadap luas penampang elekuoda. mempunyai nilai tertentu
untuk setiap sel hantaran; nilai ini disebut l'ansmnm rel (K). ]adi. persamaan (6-17) dapat ditulis

K E KC = K/R (6-19)

(Subskrip x tidak lagi diperlukan pada R sehingga dihilangkan). Pengukuran [ dan A akan sulit dilakukan,
tetapi penentuan konstanta sel secara eksperimental merupakan hal sederhana. Hantaran jenis
beberapa lamtan standar telah ditentukan pada sel-sel yang dikalibrasi secara teliti. Sebagai contoh,
larutan yang mengandung 7.45263 g kalium klorida dalam 1000 g air mempunyai hantaran jenis
0,012856 mlro/cm pada 25C. Suatu larutan pada konsentrasi ini mengandung 0,1 mol garam per
desimeter kubik (l00 cm) air dan disebut larutan 0,1 amml. Jika larutan ini ditempatkan di dalam sel
dan tahanan diukur, konstanta sel dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan(6-l9).

Hantaran Ekuivalen

Untuk mempelajari disosiasi molekul menjadi io n-ion, tidak bergantung konsentrasi elektrolit. lebih
nyaman menggunakan hantaran ekuivalen daripada hantaran jenis. Semua zat terlarut yang
normalitasnya sama menghasilkan jumlah ion yang sama jika terdisosiasi sempurna. dan hantaran
ekuivalen mengukur kapasitas membawa-arus listrik dari jumlah tertentu ion ini. Di sisi lain,
hantaran'jenis mengukur kapasitas membawaarus listrik semua ion dalam satuan volume larutan
sehingga nilai tersebut bervariasi sesuai konsentrasi. Hantaran ekuivalen (A) didefinisikan sebagai
hantaran suatu larutan yang bervolume cukup untuk mengandung 1 gram ekuivalen'tat terlarut jika
diukur dalam sel yang elektrodanya terpisah jarak l cm. Hantaran ekuivalen (A;) pada konsentrasi (Cl
8mm ekuivalen per liter dihitung dari hasil-kali hantaran jenis (K) dan volume (V) dalam cm3 yang
mengandung 1 gram ekuivalen zat terlarut. Sel dapat dibayangkan mempunyai elektroda yang terpisah
dengan jarak 1 cm dan mempunyai luas yang cukup untuk dapat
menamPUHg larutan. Sel diperlihatkan pada Gaml?ar 652. '

3 . V=1000cm lliter JW ,,qu (6.20)

0 Eq/iiter :

ran per deni;im 1 gram

hantaran ho cmll

Hantaran ekuivalen didapat jika K. hanm Cm3 larutan (yaitu, hantaran jenis) dikalikan V, volume dalam
cm3 yang menganti berat ekuivalen zat terlarut. Oleh sebab "ul ekuivalen (Ac) Yang dinyatakan dalam
satuan '

Eci diberikan dalam persamaan '

Ac =KXV

= 1000 K. mho cm)/Ei]

' (6.21)

Hantaran Ekuivalen Elektrolit Kuat dan Elektrolit lemah

Ketika larutan suatu elektrolit kuat diencerkan.


lmmamn jnlir (K) berkurang karena jumlah ion pet

satuan volume larutan berkurang. Kadang-kadang melewati maksimum sebelum berkurang. Sebaliknya.
Iramaran ekuivalen (A) larutan suatu elektrolit kuat akan terus bertambah pada pengenceran.
Bertambahnya A dengzn pengenceran diterangkan sebagai batik. Sesuai dengan definisi hantaran
ekuivalen. jumlah elektrolit tetap konstan pada 1 gram ekuivalen; namun. dalam larutan yang lebih
encer, ion-ion lebih sedikit dleBgu oleh tetangganya sehingga dapat bergerak lebih cepat. Hantaran
ekuivalensuatu elektrolit lemah juga bertambah pada pengenceran, tetapi tidak secepat seperti ketika
pertama kali. _ _

Kohlrauschadalahsalahseorangdaripeneliti-peneliti Pertama yang mempelajari gejala ini. Ia mengetahuf


bal hantaran ekuivalen merupakan fungsi linear dan lakar kuadrat konsentrasi untuk elektrolit kuat
dalam arm Encer. seperti digambarkan padn ambar '4' Psamaan untuk A,, hantaran ekuivalen Pada
Omen * (Eq/liter). adalah

' 5.22) Ae Ao _; (_

]ika hantaran ekuivalen suatu elektrolit lemah diplot terhadap akar kuadrat konsentrasi, seperti
digambarkan untuk asam asetat pada Gambar 6-4, kurva tidak dapat diekstrapolasikan ke suatu nilai
yang membatasi, dan A0 hams diperoleh dengan metode seperti disebutkan dalam alinea selanjutnya.
Kurva yang menaik dengan tajam untuk asam asetat diakibatkan dari kenyataan bahwa disosiasi
elektrolit lemah bertambah pada pengenceran, disertai dengan kenaikan besar pada jumlah ion yang
mampu membawa arus listrik.

Kohlrausch menyimpulkan bahwa ion dari'semua elektrolit mulai bermigrasi (berpindah tempat) secara
bebas ketika larutan diencerkan; letak ion-ion dalam larutan encer berjauhan sehingga tidak saling
berinteraksi satu sama lain. Pada keadaan ini. A() adalah jumlah hantaran ekuivalen kation lt dan anion
I: pada pengenceran taltterhingga.

Sifat Koligatif Larutan Elektrolitik dan Larutan Pekat Nonelektrolit

Seperti dibicarakan dalam bab sebelumnya, van't Hoff mengamati bahwa tekanan osmosis (1t) laruran
encer nonelektrolit, seperti sukrosa dan urea, dapat dinyatakan secara memuaskan dengan persamaan
n : RT: [persamaan (5-34)]; dengan Radalah konsranra gas, Tadalah temperatur absolut, dan c adalah
konsentrasi (mol per liter). Namun, van't Hoff menemukan bahwa larutan elektrolit memberikan
tekanan osmosis yang lebih besarkira-kiraduakali,rigakali,ataulebihdaripada tekanan osmosis yang
diperkirakan dari persamaan ini, tergantung pada elektrolit yang diselidiki. Dengan memasukkan faktor
koreksi iuntuk memperhitungkan sifat irasional larutan ion, van't Hoff menuliskan

7: = iRTc (6-24)

Dengan menggunakan persamaan ini, van't Hoff dapat memperoleh nilai perhitungan yang memberikan
perbandingan baik dengan hasil percobaan tekanan osmosis. van't Hoff mengetahui bahwa i mendekati
jumlah ion hasil disosiasi molekul apabila laruran dibuat bertambah encer.

Faktor idiplor terhadap konsentrasi molal elektrolit dan nonelektrolit, seperti ditunjukkan pada Gambar
6-5. Untuk nonelektrolit. faktor i terlihat mendekati satu. Untuk elektrolit kuat, faktor i cenderung ke
arah nilai yang sama dengan jumlah ion yang terbentuk pada disosiasi. Sebagai contoh, nilai i mendekati
nilai dua untuk zat terlarut seperti NaCl dan CaSO4; 3 untuk K2504 dan CaClz; dan 4 untuk l<3Fe(C)6 dan
FeCli.

Faktor van't Hoff dapat juga dinyatakan sebagai rasio setiap sifat koligarif larutan nyata terhadap sifat
koligatif larutan ideal suatu nonelektrolit karena i menyatakan _bahwa efek koligatifuntuk larutan nyata
(elektrolit atau nonelektrolit) beberapa kali lebih besar daripada untuk larutan ideal nonelektrolit.

Sifat koligatifdalam larutan encer elektrolit dinyatakan pada skala molal dengan persamaan

TEORI ARRHENIUS TENTANG DlSOSlASl ELEKTROLITIK '

Selama periode pengembangan hukum-hukum larutan oleh van't Hoff, seorang ahli kimia Swedia,
Svante Arrhenius, sedang membuat tesis doktornya di University of Uppsala Swedia tentang sifat-sifat
elektrolit. Pada tahun 1887, ia mempublikasikan hasil penelitiannya dan mengemukakan suatu teori
yang sekarang dikenal sebagai teori klasik disosiasi. Teori baru ini memecahkan beberapa kelainan yang
ditemukan pada interpretasi terdahulu dari larutan elektrolit. Meskipun teori ini tidak disukai oleh
beberapa ilmuwan yang disegani pada abad lee-19, prinsip dasar disosiasi elektrolit Arrhenius secara
berangsur-angsur diterima dan tetap dianggap berlaku sampai sekarang. Teori tentang adanya ion-ion
dalam larutan elektrolit bahkan pada temperatur biasa tetap terjaga, terlepas dari beberapa modifikasi
dan perluasan yang telah berlangsung bertahun-tahun agar

teori ini menjadi sesuai dengan kenyataan percobaan tertentu yang sulit.
Natrium klorida dan asam hidroklorida adalah 'ektrolit kuat karena berada dalam bentuk ion yang ampir
sempurna dalam larutan air dengan konsentrasi gak pekat. Asam-asam anorganik seperti HCl. HN03,
1250, dan H]; basa-basa anorganik seperti NaOH lan KOH dari golongan logam alkali, Ba(OH)1 dan MOI-
I): dari golongan alkali tanah-, dan sebagian besar garam-garam anorganik dan organik mudah
terionisasi dan termasuk golongan elektrolit kuat.

Asam asetat adalah elektrolit lema/7, tanda panah dengan arah berlawanan dalam persamaan (6-31)
menunjukkan bahwa terbentuk kesetimbangan antara molekul dan ion. Sebagian besar asam-asam dan
basabasa organik serta beberapa senyawa anorganik, seperti HJBOv HICOS. dan NH4OH. termasuk
golongan elektrolit lemah. Bahkan. beberapa garam [Pb asetat, HgClz, Hgl. 'dan HgBr] dan ion-ion
kompleks [Hg(NH,l '. Cu(NH3)f'. dan Fc(CN)6"] adalah elektrolit lemah.

Faraday menggunakan istilah ion (Yunani: "wader-er") untuk jenis elektrolit ini dan menyatakan bahwa
kation (ion bermuatan positif) dan anion (ion bermuatan negatif) bertanggung jawab atas penghantaran
arus listrik. Sebelum penemuan Arrhenius dipublikasikan, diyakini bahwa zat terlarut tidak terurai secara
spontan dalam air, tetapi terdisosiasi cukup besar menjadi ion-ion hanyajika arus listrik dialirkan melalui
larutan.

Obat dan lonlsasi

Beberapa obat, seperti senyawa antibakteri dan antiprotozoa anion dan kation, lebih aktif ketika berada
dalam bentukion. Senyawa-senyawa lain, seperti ester hidroksibenzoat (paraben) dan banyak anestetrk
umum. menunjukkan efek biologi dalam bentuk nonelekrrolit.
Senyawayanglainlagi,seperrisulfonamida.diperkirakan menimbulkan kerja obat baikdalam bentukion
maupun dalam bentuk molekul netral.3

Derajat Disoslasl

Pada mulanya. Arrhenius tidak menganggap elektrolit kuat terionisasi sempurna kecuali dalam larutan
yang

sangat encer. Ia membedakan antara elektrolit kuat dan elektrolit lemah berdasarkan Fraksi molekul yan
terionisasi: derajat disosiasi a. Elektrolit kuat adalah zat yang terdisosiasi menjadi ionaion dengan suatu
derajat disosiasi tinggi, sedangkan elektrolit lemah adalah zat yang terdisosiasi menjadi ion-ion dengan
suatu derajat disosiasi rendah.

Arrhenius menentukan derajat disosiasi secara langsung dari pengukuran hantaran. Ia menyatakan
bahwa hantaran ekuivalen pada pengenceran tidak terhingga Au adalah ukuran dari disosiasi sempurna
zat terlarut menjadi ion-ionnya dan bahwa Ar menggambarkan jumlah partikel zat terlarut yang berada
dalam bentuk ion pada konsentrasi 6. Oleh sebab itu, fraksi molekul zat terlal'Ut yang terionisasi, atau
dempt disosiasi, dinyatakan dalam persamaan4

Faktor van't Hoff, i, dapat dihubungklan diff: derajat disosiasi, 0t, melalui jalan berikut. Fa akan]
dengan satu untuk larutan ideal suatu un unmk namun: suatu istilah harus. drtarnba a melek
menjelaskan partikel yang dihasrlkan Jikalsuatu klorida, elektrolit terdisosiasi. Untuk 1 mol ka sruman,t
Hoff yang menghasilkan 3 ion per molekul, faktor v

adalah

' .6-33l i=1+0t(3-1) . (

. 'lkan ' en hal

atau, secara umum, untuk elektrolit yang m 3

ion sebanyak v,

Teori Arrhenius sekarang hanya diterima untuk menggambarkan sifat elektrolit lemah. Derajat disosiasi
elektrolit lemah dapat dihitung dengan memuaskan dari rasio hantaran Ar/Aoarau diperoleh dari faktor i
van't Hoff.

Akan tetapi, timbul banyak ketidaksesuaian ketika dilakukan usaha untuk menerapkan teori tersebut
pada larutan elektrolit kuat. Dalam larutan encer dan agak pekat, elektrolit kuat terdisosiasi hampir
sempurna menjadi ion-ion, dan tidak cocok bila menuliskan persamaan kesetimbangan yang
menghubungkan konsentrasi ion-ion dan sejumlah kecil molekul yang tidak terdisosiasi, seperti
dilakukan untuk elektrolit lemah _(Bab 7). Selain itu, ada ketidaksesuaian antara tx yang dihitung dari
nilai i dan Ot yang dihitung dari rasio hantaran untuk elektrolit kuat dalam larutan air dengan
konsentrasi lebih besar dari 0,5 M.

Karena alasan tersebut, orang tidak menjelaskan penyimpangan sifat elektrolit kuat dari. sifat
nonelektrolit ideal dengan menghitung derajat disosiasi Dalam hal ini, lebih baik bila elektrolit kuat
dianggap terionisasi sempurna dan diperkenalkan suatu faktor' yang menyatakan penyimpangan zat
terlarut dari ionisasi 100%. Untuk maksud ini, digunakan keaktifan (activity) dan koefisien osmosis
(osmotic coeficient) yang akan dibahas dalam alinea berikut.

Keaktifan dan Koefisien Keaktifan

Suatu pendekatan yang'sesuai dengan kenyataan dan telah dikembangkan dari. sejumlah besar
penelitian larutan elektrolit kuat dianggap berasal dari siku elektrolit kuat terhadap gaya tarik
elektrosratis antar-ion. Ion-ion tidak hanya terganggu gerakannya oleh atmosfer" ion-ion bermuatan
berlawanan di sekeliling

Keaktifan Pelarut

Sejauh ini, pembicaraan mengenai keaktifan dan koefisien keaktifan dipusatkan pada zat terlarut dan
terutama pada elektrolit. Biasanya keaktifan pelarut dinyatakan dalam skala fraksi mol. Pada dasarnya,
jika dibuat encer taktethingga, suatu larutan dapat dianggap terdiri atas pelarut murni. Oleh sebab itu,
XI E 1, dan pelarut bersifat ideal sesuai dengan hukum Raoult. Pada keadaan ini, fraksi mol dapat
disamakan dengan keaktifan pelarut, atau

' " d:;Yl =1 (6'52)

Dengan bertambahnya konsentrasi zat terlarut dalam larutan (larutan menjadi lebih pekat), biasanya
keaktifan pelarut menjadi lebih kecil daripada konsentrasi fraksi mol, dan seperti untuk zat terlarut,
rasio dapat diberikan berdasarkan koefisien keaktifan rasional, yaitu

Keadaan Acuan

Penetapan keaktifan untuk komponen larutan memberikan snatu ukuran tingkat penyimpangan dari
sifat larutan ideal. Untuk maksud ini, keadaan acuan (reference stare) harus ditetapkan; dalam keadaan
ini, tiap-tiap komponen bersifat ideal. Keadaan acuan dapat didefinisikan sebagai larutan yang
konsentrasi (fraksi mol, molal, atau molar) komponennya sama dengan

keaktifan.

Keadaan Standar

Keaktifan yang biasanya digunakan dalam kimia adalah keaktifan relatif. Tidak mungkin mengetahui nilai
absolut keaktifan suatu komponen; karena itu, harus ditetapkan suatu standar seperti yang dilakukan
pada Bab l untuk sifat-sifat dasar yang dapat diukur. Keadaamtandarsuatu komponen dalam suatu
larutan adalah keadaan komponen pada satuan keaktifan. Jadi. keaktifan relatif dalam setiap larutan
merupakan rasio keaktifan dalam keadaan itu terhadap nilai keaktifan dalam keadaan standar. ]ika
didefinisikan dalam istilah ini, keaktifan adalah suatu bilangan tanpa dimensi.

Kekuatan Ion

Pada larutan encer nonelektrolit, keaktifan dan konsentrasi dianggap praktis sama karena gaya
elektrostatis tidak menyebabkan penyimpangan dari sifat ideal larutan ini. Demikian juga, untuk
elektrolit lemah yang berada sendiri dalam larutan, perbedaan antara isrilah konsentrasi ion dan
keaktifan biasanya diabaikan dalam perhitungan biasa karena jumlah ion yang ada hanya kecil' dan gaya
elektrosratis dapat diabaikan.

' Akan tetapi, untuk elektrolit kuat dan untuk larutan elektrolit lemah yang berada bersama dengan
garam dan elektrolit lain, seperti yang ada dalam sistem dapar, lebih baik menggunakan keaktifan
daripada konsentrasi. Koefisien keaktiFan (dengan demikian, juga keaktiFan) dapat ditentukan dengan
menggunakan salah satu bentuk persamaan Debye dan Hiickel (dibahas selanjutnya) jika kekuatan ion
larutan diketahui. Lewis dan Randall' memperkenalkan konsep kekuatan ion, p.. untuk menghubungkan
tarikan antar-ion dan koefisien keaktifan. Dalam skala molar, kekuatan ion didefinisikan sebagai

Anda mungkin juga menyukai