PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Filtrasi adalah pembersihan partikel padat dari suatu fluida dengan
melewatkannya pada medium penyaringan, atau septum, yang di atasnya padatan
akan terendapkan. Range filtrasi pada industri mulai dari penyaringan sederhana
hingga pemisahan yang kompleks. Fluida yang difiltrasi dapat berupa cairan atau gas,
aliran yang lolos dari saringan mungkin saja cairan, padatan, atau keduanya. Pada
umumnya proses filtrasi merupakan suatu metode pemisahan partikel padatan
tersuspensi dalam sebuah campuran tertentu dengan melewatkan campuran tersebut
pada suatu medium filter yang memiliki pori-pori dengan ukuran tertentu. Proses
pemisahan dengan filtrasi dapat dilakukan karena memiliki driving force yaitu
perbedaan tekanan antara tekanan di dalam tangki dengan tekanan ruangan.
Perbedaan tekanan ini akan mendorong campuran tersebut melewati lapisan medium
filter sehingga padatannya akan tertahan pada medium filter.
Filtrasi diterapkan untuk memisahkan bahan padat dari cairan atau gas,
misalnya untuk mendapatkan suatu fraksi padat yang diinginkan atau untuk
membuang fraksi padat yang tidak dikehendaki (Rahayu,2008)
1.2 Tujuan
Makalah ini dibuat untuk mencapai tujuan tujuan tertentu, antara lain yaitu:
1. Memahami mengenai filtrasi dan mekanisme filtrasi.
2. Memahami kegunaan filtrasi
3. Mengetahui jenis jenis alat filtrasi yang biasa digunakan.
4. Mengetahui cara kerja alat filtrasi
5. Mengetahui kriteria yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan alat filtrasi.
6. Mengetahui penerapan filtrasi dalam suatu industri.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Filtrasi
Filtrasi adalah pembersihan partikel padat dari suatu fluida dengan
melewatkannya pada medium penyaringan, atau septum, yang di atasnya padatan
akan terendapkan. Atau dapat dikatakan bahwa proses filtrasi merupakan suatu
metode pemisahan partikel padatan tersuspensi dalam sebuah campuran tertentu
dengan melewatkan campuran tersebut pada suatu medium filter yang memiliki pori-
pori dengan ukuran tertentu.
Dalam industri, pemisahan bahan merupakan metode yang umum digunakan
untuk memperoleh bahan dengan ukuran atau fasa yang diinginkan. Menurut Idrial
(1987) pelaksanaan pemisahan ini dapat dilakukan dengan memanfaatkan beberapa
gaya yaitu gaya gravitasi, gaya sentrifugal, dan gaya kinetic yang timbul dari aliran.
Pemisahan bahan secara mekanis yaitu pengendapan, pengayakan, penyaringan
(filtrasi), dan ekstraksi. Sedangkan pemisahan dengan kontak keseimbangan bahan
meliputi penguapan, distilasi, adsorbsi, koagulasi, kristalisasi, dan sentrifugasi.
Di dalam campuran zat cair, partikel-partikel padat tersuspensi dapat berupa
partikel yang sangat halus, partikel tegar (rigid) atau plastis, berbentuk bulat atau
beragam dan partikel agregat atau individual (diskrit).
Filter medium (medium penyaring) adalah bahan padat berpori yang berfungsi
menahan partikel-partikel padatan berukuran lebih besar dan meloloskan partikel
padat berukuran lebih kecil dari diameter porinya bersama-sama dengan cairan.
Beberapa filter medium yang sering digunakan antara lain seperti nilon, dacron cloth,
kawat baja (steel mesh) gulungan baja tahan karat berbentuk koil, kain kasa dan lain-
lain.
Dalam industri, kandungan padatan suatu umpan mempunyai range dari hanya
sekedar jejak sampai persentase yang besar. Seringkali umpan dimodifikasi melalui
beberapa pengolahan awal untuk meningkatkan laju filtrasi, misal dengan pemanasan,
kristalisasi, atau memasang peralatan tambahan pada penyaring seperti selulosa atau
tanah diatomae. Oleh karena varietas dari material yang harus disaring beragam dan
kondisi proses yang berbeda (Rahayu,2008).
Fluida mengalir melalui media penyaring karena perbedaan tekanan yang
melalui media tersebut. Penyaring dapat beroperasi pada:
Tekanan di atas atmosfer pada bagian atas media penyaring,
Tekanan operasi pada bagian atas media penyaring,
Vakum pada bagian bawah.
Tekanan di atas atmosfer dapat dilaksanakan dengan gaya gravitasi pada cairan
dalam suatu kolom, dengan menggunakan pompa atau blower, atau dengan gaya
sentrifugal. Penyaring sentrifugal didiskusikan pada seksi berikutnya pada bab ini.
Dalam suatu penyaring gravitasi media penyaring bisa jadi tidak lebih baik daripada
saringan (screen) kasar atau dengan unggun partikel kasar seperti pasir. Penyaring
gravitasi dibatasi penggunaannya dalam industri untuk suatu aliran cairan kristal
kasar, penjernihan air minum, dan pengolahan limbah cair.
Kebanyakan penyaring industri adalah penyaring tekan, penyaring vakum, atau
pemisah sentrifugal. Penyaring tersebut beroperasi secara kontinyu atau diskontinyu,
tergantung apakah buangan dari padatan tersaring tunak (steady) atau sebentar-
sebentar. Sebagian besar siklus operasi dari penyaring diskontinyu, aliran fluida
melalui peralatan secara kontinu, tetapi harus dihentikan secara periodik untuk
membuang padatan terakumulasi. Dalam saringan kontinyu buangan padat atau fluida
tidak dihentikan selama peralatan beroperasi (Idrial, 1987)
2.2 Kegunaan Filtrasi
Filtrasi digunakan sebagai berikut :
1. Untuk membersihkan air dan sampah pada pengolahan air
2. Menjernihkan preparat kimia di laboratorium
3. Menghilangkan pengotor pada air suntik injeksi
4. Membersihkan sirup dari kotoran yang ada pada gula
Biasanya filtrasi alami yang digunakan, misalnya sampel yang akan disaring
dituang kecorong yang didasarnya ditaruh kertas saring. Fraksi cairan melewati kertas
saring dan padatan tinggal diatas kertas saring. Bila sampel cairan terlalu kental,
filtrasi dilakukan dengan penghisapan. Digunakan alat khusus untuk mempercepat
filtrasi dengan menvakumkan penampung filtrat yang digunakan. Filtrasi dengan
penghisapan tidak cocok bila cairannya adalah pelarut organic mudh menguap.
Dalam kasus ini, tekanan perharus diberikan pada permukaan cairan atau larutan
(Fatyasah, 2011).
2.3 Faktor faktor yang Mempengaruhi Filtrasi
Efisiensi filtrasi dipengaruhi oleh beberapa factor, antara lain:
1. Debit filtrasi
Debit yang terlalu besar akan menyebabkan tidak berfungsinya filter secara
efisien.
2. Konsentrasi
Konsentrasi sangat memepengaruhi efisiensi dari filtrasi. Konsentrasi air yang
sangat tinggi akan menyebabkan tersumbatnya lubang pori dari media atau akan
jadi clogging
3. Temperature
Perubahan suhu dari air yang akan di filtrasi,akan menyebabkan massa jenis,
viscositas akan mengalami perubahan. Selain itu juga akan memepengaruhi
daya tarik menarik dianatara partikel halus, sehingga terjadi perbedaan dalam
ukuran besar partikel yang akan disaring.
4. Kedalaman media, ukuran dan material
Pemilihan media dan ukuran merupakan keputusan penting dalam perencanaan
bangunan filter. Tebal tipisnya media akan menentukan lamanya pengaliran dan
daya saring. Media yang terlalu tebal biasanya mempunyai daya saring yang
sangat tinggi,tetapi membutuhkan waktu pengaliran yang lama.
5. Tinggi muka air di atas media dan kehilangan tekanan
Keadaan tinggi muka air di atas media berpengaruh terhadap besarnya debit
atau laju filtrasi dalam media. Tersedianya muka air yang cukup tinggi di atas
media akan meningkatkan daya tekan air untuk masuk ke dalam pori. Dengan
muka pori yang tinggi akan meningkatnkan laju filtrasi (Fatyasah, 2011).
2.4 Medium Filter
Suatu medium filter (septum) pada setiap filter harus memenuhi syarat-syarat,
yaitu sebagai berikut :
Harus dapat menahan zat padat yang akan disaring, dan menghasilkan filtrat
yang cukup jernih.
Tidak mudah tersumbat.
Harus tahan secara kimia dan kuat secara fisik dalam kondisi proses.
Harus memungkinkan penumpukan ampas, dan pengeluaran ampas secara total
dan bersih.
Tidak boleh terlalu mahal.
Dalam filtrasi industri medium filter yang banyak digunakan ialah kain kanvas,
baik yang dengan anyaman kepar atau yang lain. Dalam hal ini terdapat kanvas
dengan berbagai bobot dan anyaman, masing-masing untuk penggunaan tertentu.
Untuk zat cair yang bersifat korosif digunakan medium filter yang lain, seperti kain
wol, tenunan logam monel atau baja tahan karat, tenunan gelas atau, kertas. Kain
sintetis seperti nilon, polipropilena, Saran dan Dacron juga sangat tahan secara kimia
(Fatyasah, 2011).
2.5 Jenis jenis Filter
Menurut Magnom, (2013) Gaya pendorong yang melintas pada media filter
merupakan salah satu syarat dalam sebuah proses filtrasi. Berdasarkan gaya
pendorong ini, filter dapat diklasifikasikan menjadi beberapa macam, antara lain:
2.5.1 Gravity Filter
Gravity filter adalah sistem pengaliran air dari sumber ke tempat reservoir
dengan cara memanfaatkan energi potensial gravitasi yang dimiliki air akibat
perbedaan ketinggian lokasi sumber dengan lokasi reservoir. Gravity filter
merupakan tipe yang paling tua dan sederhana. Filter ini tersusun atas tangki-tangki
yang bagian bawahnya berlubang-lubang dan diisi dengan pasir-pasir berpori dimana
fluida mengalir secara laminer. Filter ini digunakan untuk proses fluida dengan
kuantitas yang besar dan mengandung sedikit padatan, seperti pada pemurnian air.
Tangki biasanya terbuat dari kayu, bata atau logam tetapi untuk pengolahan air
biasa digunakan beton. Saluran dibagian bawah yang berlubang mengarah pada
filtrat, saluran itu dilengkapi dengan pintu atau keran agar memungkinkan
backwashing dari dasar pasir untuk menghilangkan padatan-padatan yang
terakumulasi. Bagian bawah yang berlubang tertutup oleh batuan atau kerikil setinggi
1 ft atau lebih untuk menahan pasir. Pasir yang biasa digunakan dalam pengolahan air
sebagai media filter adalah pasir-pasir kuarsa dalam bentuk yang seragam. Kokas
yang dihancurkan biasanya digunakan untuk menyaring asam sulfur. Batu kapur
biasanya digunakan untuk membersihkan cairan organik baik dalam filtrasi maupun
adsorbsi (Idrial,1987).
Hal yang harus diperhatikan dalam gravity filter, bongkahan-bongkahan kasar
(batu atau kerikil) diletakkan bagian atas balok berpori (cake) untuk menahan materi-
materi kecil yang ada di atasnya (pasir, dll). Materi yang berbeda ukurannya harus
diletakkan dengan membentuk lapisan-lapisan sehingga dapat bercampur dan ukuran
untuk setiap materi harusnya sama untuk menyediakan pori-pori dan kemampuan
yang maksimal.
b. Roller Discharge
Rollerdischarge(Gambar 2.8) terbatas padacakeyang bersifatperekat,
yangakanmentransferdariclothfilterutamake roller pemisah. Cakeini
kemudiandilepasdariroldengan pisauscraper, yangdapat berhubunganerat
denganrollertanpa menyebabkanmasalahpemakaian pada cloth. Dalamefek iniadalah
bentukscraper pelepas, tetapimenghilangkankontak antarapisauscraperdankain.
Pelepasan cake yang tepatdari drumvakumrotaryfilteradalah sangat
pentingjikajenisfilteruntuk terus bekerjasecara efisien.
d. Belt Discharge
mirip denganstringdischarge dalamprinsip operasi, dalam hal
cakeyangterbawadari drumke titikpembuangan, akan tetapi dalam discharge ini
clothitu sendirimenjalankandrumdengandiameter rol yang lebih keciluntuk
menjalankanconveyor, dengancakeotomatisjatuhdarikainpada saatekstremitasdalam
jalannya operasi.Hasil yang dikembalikan akan terbawa oleh kain kemudian melewati
suatu perangkat pencucian, untuk membersihkannya sebelum kembali ke
penampungan umpan.
Filter ini terdiri dari seperangkat lempengan yang dirancang untuk memberi
sederetan kompartemen untuk pengumpulan zat padat. Lempengan tersebut ditutup
dengan medium filter seperti kanvas. Slurry umpan masuk ke dalam masing-masing
lempengan dan medium filternya dengan tekanan, cairannya lewat melalui kanvas
dan keluar melalui pipa keluaran dan meninggalkan zat padat basah di antara
lempengan tersebut.
Lempengan press yang digunakan ada yang berbentuk bujur sangkar atau
lingkaran, ada yang terletak vertikal dan horisontal. Tetapi umumnya lempengan
untuk zat padat itu dirancang dengan membuat tekukan pada permukaan lempeng,
atau dalam bentuk plate-and-frame. Pada desain plate and frame ini, lempengan
berbentuk bujur sangkar dengan panjang sisi 6-28 in dan disusun silih berganti
dengan bingkai terbuka. Lempengan tersebut tebalnya berkisar 0,25 sampai 2 in,
sedangkan bingkainya setebal 0,25 sampai 8 inci. Lempengan dan bingkai itu
didudukkan secara vertikal pada rak logam dengan medium filter dipasang menutupi
setiap bingkai dan dirapatkan dengan bantuan sekrup dan rem hidraulik. Bubur
umpan masuk pada satu ujung rakitan lempeng dan bingkai tersebut. Slurry mengalir
melalui saluran yang terpasang memanjang pada salah satu sudut rakitan dari sudut
tersebut melalui saluran tambahan mengalir ke dalam masing-masing bingkai. Di sini
zat padat itu diendapkan di atas permukaan pelat. Cairan mengalir menembus kain
filter, melalui alur atau gelombang pada permukaan lempeng, sampai keluar press
filter tersebut.
Sesudah filter tersebut dirakit, slurry dimasukkan dari pompa atau tangki
pendorong pada tekanan 3 sampai 10 atm. Filtrasi lalu diteruskan sampai tidak ada
lagi zat cair yang keluar dan tekanan filtrasi naik secara signifikan. Hal ini terjadi bila
bingkai sudah penuh dengan zat padat sehinggga slury tidak dapat masuk lagi. Filter
itu disebut jammed. Setelah itu, cairan pencuci dapat dialirkan untuk membersihkan
zat padat dari bahan-bahan pengotor yang dapat larut. Cake tersebut kemudian
ditutup dengan uap atau udara untuk membuang sisa zat cair tersebut sebanyak-
banyaknya. Filter itu lalu dibongkar, cake padatnya dikeluarkan dari medium filter
sehingga jatuh ke konveyor menuju tempat penyimpanan. Pada kebanyakan press
filter, operasi tersebut berlangsung secara otomatis.
Sampai cake bersih, proses pencucian memakan waktu beberapa jam karena
cairan pencuci cenderung mengikuti jalur termudah dan melangkahi bagian-bagian
cake yang terjejal rapat. Jika cake tidak terlalu rapat, sebagian besar cairan pencuci
tidak efektif membersihkan cake. Jika diinginkan pencucian sampai benar-benar
bersih, biasanya dibuat sluury lagi dengan cake yang belum tercuci sempurna.
Pencucian lebih lanjut dapat menggunakan zat cair pencuci dalam kuantitas besar dan
menyaringnya kembali dengan shell-and-leaf filter sehingga memungkinkan
pencucian yang lebih efektif dari pada plate and frame filter.
c. Press Filter Continue
Filter ini biasanya memerlukan banyak tenaga manusia untuk operasinya.
Untuk mengatasinya digunakan tekanan vakum. Namun filter vakum juga terkadang
kurang ekonomis pada zat padat yang sangat halus, tekanan uap zat cair tinggi,
viskositas lebih dari 1 cP, atau bila zat cair berupa larutan jenuh yang akan
mengkristal.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Filtrasi adalah pembersihan partikel padat dari suatu fluida dengan
melewatkannya pada medium penyaringan, atau septum, yang di atasnya
padatan akan terendapkan. Atau dapat dikatakan bahwa proses filtrasi
merupakan suatu metode pemisahan partikel padatan tersuspensi dalam
sebuah campuran tertentu dengan melewatkan campuran tersebut pada suatu
medium filter yang memiliki pori-pori dengan ukuran tertentu.
2. Filter medium (medium penyaring) adalah bahan padat berpori yang berfungsi
menahan partikel-partikel padatan berukuran lebih besar dan meloloskan
partikel padat berukuran lebih kecil dari diameter porinya bersama-sama
dengan cairan. Beberapa filter medium yang sering digunakan antara lain
seperti nilon, dacron cloth, kawat baja (steel mesh) gulungan baja tahan karat
berbentuk koil, kain kasa dan lain-lain.
3. Filtrasi dapat digunakan untuk membersihkan air dan sampah pada
pengolahan air, menjernihkan preparat kimia di laboratorium, menghilangkan
pengotor pada air suntik injeksi dan untuk membersihkan sirup dari kotoran
yang ada pada gula.
3.2 Saran
Pemisahan bahan merupakan metode yang penting dala industri untuk
memperoleh bahan dengan ukuran, atau fraksi yang diinginkan. Oleh karena itu,
diperlukan pemahaman mengenai pemisahan ukuran dan juga prinsip-prinsip
pemisahan bahan, beserta alat-alat terkait pemisahan bahan.
DAFTAR PUSTAKA
Brown, G. 1978. Unit Operations. Charles E. Tuttle Company : Tokyo, Japan.
Fatyasah.
2011.Filtrasi.http://www.fatyasahknowledge.wordpress.com/2011/11/15/filtrasi
. Diakses pada tanggal 25 Februari 2017.
Idrial. 1987. Peralatan Pengolah Hasil Pertanian. Skripsi. Fakultas Teknologi
Pertanian, IPB.
Magnom.2013. How Magnom Works Enhanced Field Effects.
http://www.magnom.com/index.php/teach/howitworks /diakses pada tanggal 25
Februari 2017
Rahayu, Didah.2008. Pemisahan Campuran.
http://kimia.upi.edu/utama/bahanajar/kuliah_web/2008. Diakses pada tanggal
25 Februari 2017.
Zulfikar.2011. Filtrasi. http://www.chem-is-try-org/materi_kimia/kimia-
kesehatan/pemisahan-kimia-dan-analisis/filtrasi-2 diakses pada tanggal 25
Februari 2017