Tingkat bunga obligasi dinyatakan secara pasti dan tercantum dalam perjanjian obligasi
maupun dalam sertifikat obligasi. Tingkat bunga ini disebut tarif bunga kontrak. Meskipun
bunga biasanya dibayar secara tengah tahunan (setiap 6 bulan), namun persentase bunga
dinyatakan dalam persentase satu tahun. Untuk menghitung beban bunga per tahun, tarif
bunga tersebut dikalikan dengan nilai nominal obligasi.
Pada umumnya perusahaan penerbit obligasi akan menwarkan tingkat bunga kontrak
sebesar tingkat bunga pasar yang diperkirakan berlaku pada tanggal penerbitan obligasi.
Apabila taksiran perusahaan sesuai dengan kenyataan dan tingkat bunga kontrak sama degan
tingkat bunga pasar pada tanggal obligasi diterbitkan, maka obligasi itu dapat dijual sebesar
nilai pari (sebesar nilai nominalnya). Namun dalam praktik, tingkat bunga kontrak seringkali
tidak sesuai dengan tingkat bunga pasar. Akibatnya, obligasi sering dijual dengan harga yang
lebih tinggi dari nilai nominal atau bisa juga dijual degan harga di bawah nilai nominal,
sehingga timbul apa yang disebut diskonto obligasi dan premi obligasi.
Mengingat jumlah pembayaran bunga obligasi dilakukan secara terus menerus dalam
suatu interval yang teratur serta jumlahnya sama dari satu periode ke periode lainnya, maka
akan lebih mudah menghitung nilai sekarang dari pola penerimaan bunga tersebut dengan
menggunakan tabel present value untuk suatu anuitas (PVIFAi,n). Penentuan nilai sekarang
dari nilai nominal obligasi yang akan dibayarkan kembali pada saat jatuh tempo dapat
dihitung dengan menggunakan tabel present value interest fatoc (PVIFi,n) berdasarkan
tingkat bunga yang berlaku di pasar. Dengan menjumlahkan present value tingkat bunga yang
berbentuk anuitas dengan present value dari nilai nominal obligasi pada saat jatuh tempo,
maka akan dapat diketuahui present value dari suatu obligasi.
Oleh karena pada umumnya pembayaran bunga untuk obligasi dilakukan per 6 bulan,
maka untuk perhitungan anuitas bunga obligasi sama seperti cara menghitung present value
Rp. 1,00 yang pembayaran bunganya dilakukan per 6 bulan (compounded semianually) dan
jumlah periode penerimaan bunga adalah (m X n) = 2 kali dalam setahun masing-masing
sebesar 0,5 dari tingkat bunga yang ditetapkan.
contoh :
Tuan Nobon bermaksud untuk membeli obligasi PT ABC dengan nilai nominal Rp
10.000,00, bunga (coupon rate) 10% yang dibayarkan per 6 bulan, dan jangka waktu obligasi
adalah 20 tahun. Tingkat bunga yang berlaku untuk obligasi yang sejenis dengan obligasi PT
ABC adalah 8%. Tuan Nobon ingin mengetahui berapa jumlah maksimum yang harus
dibayarnya untuk obligasi tersebut?
Untuk menjawab pertanyaa tersebut, maka tingkat bunga atau discount rate yang
digunakan untuk menghitung present value dari obligas tersebut adalah sebesar 4% (tingkat
bunga yang berlaku dipasaran dibagi dua, karena periode pembayaran adalah dua kali dalam
setahun). Seperti dalam contoh sebelumnya, maka jumlah bunga yang diterima dalam setiap
periode pembayaran (6 bulan) adalah sebesar Rp. 500,00 (0,5 X (10% X Rp. 10.000,00), dan
jangka waktu atau periode pembayaran, n, adalah 40 (20 X 20). Perhitungan present value
obligasi dilakukan sebagai berikut :
Present value bunga obligasi
PAn = A (PVIFAi,n)
= Rp 500,00 (PVIFA5%,40)
= Rp 500,00 X 17,159
= Rp 8.577,50
Present value nilai nominal obligasi
P = Rp. 1.420,45
Dari kedua hasil perhitungan present value tersebut maka dengan mudah dapat
diketahui nilai sekarang dari obligasi yang dibeli oleh tuan Nobon yaitu dengan
menambahkan present value dari keseluruhan bunga yang diterima dengan present value dari
nilai nominal obligasi pada ,n, ke-40:
Present value keseluruhan penerimaan bunga = Rp 8.57750
Present value nilai nominal obligasi = Rp 1.450,45
Present value obligasi = Rp 9.997,95
Present value dari obligasi tersebut seharusnya Rp 10.000,00, tetapi karena ada
pembulatan dalam nilai tabel yang digunakan maka terdapat selisih sebesar Rp 2,05. Apabila
tingkat bunga umum sama dengan tingkat bunga obligasi (coupon rate) maka present value
obligasi adalah sebesar nilai nominalnya. Sedangkan penjualan obligasi pada tingkat bunga
yang lebih besar ataupun lebih kecil dari coupun rate obligasi akan menyebabkan present
value obligasi lebih rendah atau lebih tinggi dari nilai nominalnya. Keadaan seperti ini akan
menyebabkan timbulnya discount atau premium yang harus diamortisasi sepanjang umur
obligasi, sehingga pada saat jatuh tempo, obligasi tersebut akan mempunyai nilai yang sama
dengan nilai nominalnya.
D. Penilaian Saham
a. Menilai Saham Biasa Dengan Pertumbuhan Konstan
Model pertumbuhan konstan dapat diterapkan kepada perusahaan-perusahaan yang
mapan dengan sejarah pertumbuhan yang stabil. Pertumbuhan dividen di kebanyakan
perusahaan yang sudah mapan umumnya dihrapkan akan terus berlanjut dimasa depan
pada tingkat yang kurang lebih sama dengan nilai produk domestik bruto. Atas dasar ini
dividen yang diharapkan dari suatu perusahaan normalnya akan tumbuh dengan tingkat
5 8 % setahun.
Syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk model dengan pertumbuhan konstan adalah:
1) Dividen diharapkan akan tumbuh selamanya dengan tingkat yang konstan.
2) Harga saham diharapkan akan tumbuh dengan tingkat yang sama.
3) Imbal hasil dividen yang diharapkan adalah konstan.
4) Imbal hasil keuntungan modal yang diharapkan konstan dan nilainya sama dengan g.
Nilai saham:
Po = D1 / (1+Ks)1 + D2 / (1+ Ks)2 +
Dimana:
Po = harga pasar
D1 = dividen yang diharapkan pada akhir tahun pertama
Ks = Tingkat pengembalian yang diminta
Po = D1 / (Ks g)
Dimana:
g = tingkat pertumbuhan (growth rate) yang diharapkan dari dividen.
Syarat untuk formula di atas adalah Ks > g
Contoh:
Perusahan PT MMM membayar dividen Rp 700, tingkat pengembalian saham yang
diminta adalah Ks = 15% dan investor berharap dimasa depan dividen akan tumbuh secara
konstan sebesar 8%. Maka nilai saham untuk pertumbuhan konstan adalah:
Po = D1 / (Ks g)
Po = 700 / (0,15 0,08) = 10000
Dimana:
VP = nilai saham preferen.
DP = dividen preferen
KP = Tingkat pengembalian yang diminta.
Contoh:
Perusahaan PT MMM memiliki saham preferen beredar yang membayarkan
dividen sebesar Rp 1000 per tahun. Jika tingkat pengembalian yang diminta dari saham
preferen adalah 10 %, maka nilai dari saham preferen tersebut adalah:
VP = DP/KP
VP = 1000/0,1 = 10000