Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
LAPORAN PENDAHULUAN
2. Etiologi
a. Efek dari pengobatan
b. Mual/ muntah
c. Gangguan intake makanan
d. Radiasi/ kemoterapi
e. Penyakit kronis
f. Meningkatnya kebutuhan kalori dan kesulitan dalam mencerna kalori
akibat penyakit infeksi atau kanker
g. Disfagia karena adanya kelainan persarafan
h. Penurunan absorbsi nutrisi akibat penyakit / intoleransi laktosa
i. Nafsu makan menurun (Wartonah & Alimul, 2010).
2
3. Patofisiologi
Abnormalitas saluran gastrointestinal bermacam-macam dan
menunjukkan banyak patologi yang dapat mempengaruhi system organ
lain : perdarahan, perforasi, obstruksi, inflamasi dan kanker. Lesi
congenital, inflamasi, infeksi, traumatic dan neoplastik telah ditemukan
pada setiap bagian dan pada setiap sisi sepanjang saluran gastrointestinal.
Bagian dari penyakit organic di mana saluran gastrointestinal dicurigai,
terdapat banyak factor ekstrinsik yang menimbulkan gejala. Stress dan
ansietas sering menjadi keluhan utama berupa indigesti, anoreksia/
gangguan motorik usus, kadang-kadang menimbulkan konstipasi/ diare.
Selain itu status kesehatan mental, factor fisik: seperti kelelahan dan
ketidakseimbangan/ perubahan masukan diet yang tiba-tiba dapat
mempengaruhi saluran gastrointestinal sehingga menyebabkan perubahan
nutrisi (Smeltzer, 2012).
4. Manifestasi Klinik
Tanda dan gejala nutisi kurang dari kebutuhan tubuh menurut Nanda
(2015) antara lain:
a. Berat badan 20% atau lebih di bawah rentang berat badan ideal
b. Bising usus hiperaktif
c. Cepat kenyang setelah makan
d. Diare
e. Gangguan sensasi rasa
f. Kehilangan rambut berlebihan
g. Kelemahan otot pengunyah
h. Kelemahan otot untuk menelan
i. Kerapuhan kapiler
j. Kesalahan informasi
k. Kesalahan persepsi
l. Ketidakmampuan memakan makanan
m. Kram abdomen
n. Kurang informasi
o. Kurang minat pada makanan
p. Membran mukosa pucat
q. Nyeri abdomen
3
5. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan darah lengkap dengan pemeriksan feses
b. USG
c. SGOT & SGPT
d. Sikologi : menentukan tingkat keganasan dari sel-sel neoplasma
e. Rontgen : mengetahui kelemahan yang muncul ada yang dapat
menghambat tindakan operasi (Mubarak, 2008).
6. Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan Medis
1) Nutrisi enteral
Metode pemberian makanan alternative untuk memastikan
kecukupan nutrisi meliputi metode enteral (melalui system
pencernaan). Nutrisi enteral juga disebut sebagai nutrisi enteral
total (TEN) diberikan apabila klien tidak mampu menelan makanan
atau mengalami gangguan pada saluran pencernaan atas dan
transport makanan ke usus halus terganggu. Pemberian makanan
lewat enteral diberikan melalui slang nasogastrik dan slang
pemberian makan berukuran kecil atau melalui slang gastrostomi
atau yeyunostomi.
2) Nutrisi parenteral
Nutrisi parenteral (PN), juga disebut sebagai nutrisi parenteral total
(TPN) atau hiperalimentasi intravena (IVH), diberikan jika saluran
gastrointestinal tidak berfungsi karena terdapat gangguan dalam
kontinuitas fungsinya atau karena kemampuan penyerapannya
terganggu. Nutrisi parenteral diberikan secara intravena seperti
melalui kateter vena sentral ke vena kava superior. Makanan
parenteral adalah larutan dekstrosa, air, lemak, protein, elektrolit,
vitamin, dan unsure renik, semuanya ini memberikan semua kalori
yang dibutuhkan. Karena larutan TPN bersifat hipertonik larutan
4
B. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Komponen pengkajian nutrisi :
b. Riwayat keperawatan
1) Usia, jenis kelamin, dan tingkat aktivitas
2) Kesulitan makan (gangguan mengunyah atau menelan)
3) Perubahan nafsu makan
4) Perubahan berat badan
5) Ketidakmampuan fisik
6) Kepercayaan budaya dan agama yang mempengaruhi dalam
pemilihan makanan
7) Status kesehatan umum dan kondisi medis
8) Riwayat pengobatan
c. Pemeriksaan fisik
Pengkajian tidak hanya berfokus pada jaringan yang berproliferasi
secara cepat seperti kulit, rambut, kuku, mata, dan mukosa tetapi juga
meliputi tinjauan sistematis yang dapat dibandingkan dengan setiap
pemeriksaan fisik yang rutin.
6
d. Riwayat diet
Mencakup data mengenai pola dan kebiasaan makan klien yang biasa;
pilihan makanan, alergi, dan intoleransi; frekuensi, jenis, dan
kuantitas makanan yang dikonsumsi; dan factor social, ekonomi, etnis
atau agama yang mempengaruhi nutrisi.
e. Diagnosis Keperawatan
1) Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh
2) Ketidakseimbangan nutrisi: lebih dari kebutuhan tubuh
f. Perencanan Keperawatan
7
3.5-5 gr%,
Globulin
1.5-3 gr%,
HB tidak
kurang dari
10 gr %
(skala 4)
d. Membran
mukosa dan
konjungtiva
tidak pucat
(skala 4)
Ketidakseim Setelah diberikan NIC Label: Weight
bangan asuhan Reduction Assistance
nutrisi: lebih keperawatan a. Menentukan keinginan a. Agar dapat
dari selama ....x24 dan motivasi pasien menentukan terapi
kebutuhan berat badan untuk menurunkan BB diet yang sesuai
tubuh pasien dalam atau lemak tubuh b. Mencegah
rentang normal b. Membantu untuk terjadinya
dengan kriteria menyesuaikan diet kelebihan BB
hasil: dengan gaya hidup dan yang memburuk
NOC Label: tingkat aktivitas c. Latihan sesuai
Weight: body c. Rencanakan program dengan
mass latihan, dengan kemampuan
a. Berat badan mempertimbangkan pasien dapat
dalam keterbatasan pasien membantu
rentang d. Ajarkan memilih mempercepat
normal makanan di restaurant metabolisme
(skala 3) dan pertemuan sosial makanan sehingga
b. Persentase yang konsisten dengan tidak terjadi
lemak tubuh rencana intake kalori penimbunan
dalam dan gizi lemak
rentang e. Mengatur sebuah d. Menghindari
normal rencana realistik makanan yang
(skala 3) dengan pasien untuk dapat
9
g. Evaluasi
1) Diagnosa Keperawatan 1 :
a) Menunjukkan peningkatan Berat Badan
b) Menunjukkan perilaku untuk meningkatkan dan atau
mempertahankan berat badan
c) Membuat pilihan diet untuk memenihi kebutuhan nutrisi
2) Diagnosa Keperawatan 2 :
a) Mempertahankan/ mendapat kembali Berat Badan yang
sesuai
b) Menunjukan penurunan Berat Badan dengan pemeliharaan
kesehatan optimal
11
DAFTAR PUSTAKA
Tarwoto dan Wartowah. 2010. KDM dan Proses Keperawatan. Jakarta: Salemba
Medika