Makalah Filsafat Pendidikan
Makalah Filsafat Pendidikan
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia merupakan makhluk ciptaan Alloh yang paling sempurna, karena manusia dibekali
dengan berbagai kelebihan dibanding dengan makhluk lain, yaitu nafsu (sifat dasar iblis),
taat/patuh/tunduk (sifat dasar malaikat) dan akal (sifat keistimewaan manusia). Ketiga hal tersebut
membuat manusia memiliki kedudukan yang tinggi di hadapan-Nya, jika manusia dapat mengatur
ketiganya dan dapat memposisikan diri sebagaimana yang dititahkan oleh sang Robb.
Dalam Al quran surat Az-Zariyat (51) ayat 56, Alloh swt telah berfiman yang artinya kurang
lebih demikian; Aku (Alloh swt) tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka
beribadah kepada-Ku. Dari tafsir tersebut terlihat jelas bahwa jin dan manusia diciptakan untuk
beribadah kepada Alloh swt. Namun, banyak dari golongan manusia yang tidak dapat melakukan
sebagaimana yang diharapkan oleh sang pencipta (Alloh SWT), malah manusia berbuat sebaliknya
dan mengingkari apa yang telah dikaruniakan. Itu karena manusia belum memahami betul hakikat
dirinya diciptakan dan diturunkan dibumi dilihat dari segi agama islam.
Dengan adanya akal, membuat manusia selalu ingin tahu tentang apapun. Untuk memenuhi
rasa ingin tahu itu manusia menggunakan jalur pendidikan. Melalui pendidikan manusia
Filsafat merupakan cabang ilmu pengetahuan yang selalu menggunakan pemikiran mendalam,
luas, radikal (sampai keakar-akarnya), dan berpegang pada kebijakansanaan dalam melihat suatu
problem. Dengan kata lain, filsafat selalu mencoba mencari hakikat atau maksud dibalik adanya
sesuatu tersebut.
Dalam makalah ini, penulis mencoba membahas sedikit tentang hakekat hubungan filsafat
pendidikan dan manusia. Sebenarnya untuk apa manusia hidup, bagaiman ia harus hidup, dll. Yang
nantinya, dengan melihat hakekat manusia tersebut, apa kaitanya dengan proses pendidikan.
Mengingat manusia merupakan makhluk yang istimewa dan tidak akan pernah cukup
membahas tentang manusia yang luas hanya dengan satu makalah, maka penulis sangat mengharap
saran dan kritikan yang membangun dari peserta ketika nanti dalam makalah ini terdapat banyak
kesalahan (bauk pernyataan maupun penulisan) atau masih ada yang belum lengkap (kurang).
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan teori kebenaran sumber kebenaran dan meode kebenaran ?
PEMBAHASAN
1. Teori Kebenaran
menemukan kebenaran tersebut, manusia akan mendapatkan ketenangan dalam dirinya. Dalam
pencarian kebenaran itu manusia menggunakan berbagai cara yang setiap individunya berbeda.
Kebenaran menurut tiap individu dapat berbeda-beda, tergantung sudut pandang dan metode yang
digunakan oleh individu tersebut. Manusia sebagai makhluk pencari kebenaran dalam
perenungannya akan menemukan tiga bentuk eksistensi, yaitu agama, ilmu pengetahuan, dan
filsafat. Agama mengantarkan dalam kebenaran, dan filsafat membuka jalan untuk mencari
kebenaran.
Dalam ilmu pengetahuan, kebenaran diperoleh dengan cara metode ilmiah. Untuk menemukan dan
merumuskan sebuah teori atau rumus, harus sampai pada kebenaran yang benar-benar valid. Nah,
yang menjadi permasalahan adalah bahwa dalam menemukan kebenaran tersebut ada perbedaan
dari setiap individu baik cara maupun metode yang digunakan. Sehingga muncul sebuah perbedaan
Filsafat dipahami sebagai suatu kemampuan berfikir mengguakan rasio dalam menyelidiki suatu
objek atau mencari kebenaran yang ada dalam objek yang menjadi sasaran. Kebenaran itu sendiri
belum pasti melekat dalam objek. Terkadang hanya dapat dibenarkan oleh persepsi-persepsi
Dalam makalah ini, penulis akan memaparkan sedikit mengenai teori kebenaran.
a). Teori Kebenaran Korespondensi
Kebenaran korespondesi adalah kebenaran yang bertumpu pada relitas objektif. Kesahihan
korespondensi itu memiliki pertalian yang erat dengan kebenaran dan kepastian indrawi. Sesuatu
dianggap benar apabila yang diungkapkan (pendapat, kejadian, informasi) sesuai dengan fakta
(kesan, ide-ide) di lapangan. Contohnya: ada seseorang yang mengatakan bahwa Provinsi
Yogyakarta itu berada di Pulau Jawa. Pernyataan itu benar karena sesuai dengan kenyataan atau
realita yang ada. Tidak mungkin Provinsi Yogyakarta di Pulau Kalimantan atau bahkan Papua.
Cara berfikir ilmiah yaitu logika induktif menggunakan teori korespodensi ini. Teori kebenaran
menurut corespondensi ini sudah ada di dalam masyarakat sehingga pendidikan moral bagi anak-
anak ialah pemahaman atas pengertian-pengertian moral yang telah merupakan kebenaran itu. Apa
yang diajarkan oleh nilai-nilai moral ini harus diartikan sebagai dasar bagi tindakan-tindakan anak
Teori ini disebut juga dengan konsistensi, karena mendasarkan diri pada kriteria
konsistensi suatu argumentasi. Makin konsisten suatu ide atau pernyataan yang dikemukakan
beberapa subjuk maka semakin benarlah ide atau pernyataan tersebut. Paham koherensi tentang
kebenaran biasanya dianut oleh para pendukung idealisme, seperti filusuf Britania F. H. Bradley
(1846-1924). Teori ini menyatakan bahwa suatu proposisi (pernyataan suatu pengetahuan,
pendapat kejadian, atau informasi) akan diakui sahih atau dianggap benar apabila memiliki
hubungan dengan gagasan-gagasan dari proporsi sebelumnya yang juga sahih dan dapat dibuktikan
dianggap benar jika sesuai (koheren/konsisten) dengan pernyataan sebelumnya yang dianggap
benar. Contohnya:
Setiap manusia pasti akan mati. Soleh adalah seorang manusia. Jadi, Soleh pasti akan mati.
Seluruh mahasiswa PAI, Fakultas Tarbiyah dan keguruan IAIN Mataram mengikuti perkuliahan
Filsafat Ilmu. Edy adalah mahasiswa PAI, Fakultas Tarbiyah dan keguruan IAIN Mataram. Jadi,
Artinya, suatu pernyataan itu benar jika pernyataan itu atau konsekuensi dari pernyataan
itu mempunyai kegunaan praktis dalam kehidupan manusia. Teori pragmatis ini pertama kali
dicetuskan oleh Charles S. Peirce (1839-1914) dalam sebuah makalah yang terbit pada tahun 1878
yang berjudul How to Make Our Ideas Clear. Dari pengertian diatas, teori ini (teori Pragmatik)
berbeda dengan teori koherensi dan korespondensi. Jika keduanya berhubungan dengan realita
objektif, sedangkan pragmamtik berusaha menguji kebenaran suatu pernyataan dengan cara
menguji melalui konsekuensi praktik dan pelaksanaannya. Pegangan pragmatis adalah logika
pengamatan. Aliran ini bersedia menerima pengalaman pribadi, kebenaran mistis, yang terpenting
Teori ini menyatakan bahwa kebenaran diputuskan atau dikemukakan oleh pemegang
otoritas tertentu. Pemegang otoritas yang menjadi rujukan bisa pemerintah, pemimpin agama,
pemimpin adat, pemimpin masyarakat, dan sebagainya. Kebenaran performatif dapat membawa
kepada kehidupan sosial yang rukun, kehidupan beragama yang tertib, adat yang stabil dan
sebagainya. Namun, dismping itu juga masyarakat yang mengikuti kebenaran performatif tidak
terbiasa berpikir kritis dan rasional. Mereka kurang inisiatif dan inovatif, karena terbiasa mengikuti
atau keputusan MUI atau pemerintah, sedangkan sebagian yang lain mengikuti fatwa ulama
Suatu teori itu dinyatakan benar jika teori itu berdasarkan pada paradigma atau perspektif
tertentu dan ada komunitas ilmuwan yang mengakui atau mendukung paradigma tersebut.
Paradigma ialah apa yang dimiliki bersama oleh anggota-anggota suatu masyarakat sains atau
dengan kata lain masyarakat sains adalah orang-orang yang memiliki suatu paradigma bersama.
Masyarakat sains bisa mencapai konsensus yang kokoh karena adanya paradigma. Dengan
paradigmatik dapat menjawab berbagai problema kehidupan manusia di masa depan. Krisis global
berupa krisis lingkungan dan krisis kemanusiaan yang selama ini telah dialami oleh manusia
karena Sains Modern, cepat atau lambat akan dijawab oleh konsensus baru dengan paradigma yang
menghasilkan metode yang lebih tepat dalam mengantisipasi krisis global tersebut.
2. Sumber kebenaran
Alkitab mengajarkan bahwa ada tiga sumber kebenaran disamping Alkitab yang disediakan bagi
manusia.
pertama.Paulus mengatakan bahwa dari "satu orang saja Ia telah menjadikan semuabangsa" (Kisah
Para Rasul 17:26; lihat juga Roma 5:12-21). Hal inimenunjukkan bahwa Adam adalah Bapa dari
semua suku bangsa manusia. Alkitabmengajarkan bahwa Allah mempunyai hubungan pribadi
yang hangat dengan Adam. Inihanya dapat dimungkinkan apabila Allah telah menyatakan kunci
dusta dan memuja serta menyembah makhluk dengan melupakan Penciptanyayang harus dipuji
umat manusia. Di dalam diri manusia terdapat apa yang disebut"pengetahuan yang mengingatkan".
Pendapatmengenai kemerosotan agama ini tidak diterima oleh banyak kelompok pada saatini.
Orang lebih suka mengatakan perkembangan sejarah agama dengan istilahevolusi (perkembangan
TeoriEvolusi menyatakan bahwa agama adalah usaha manusia untuk menjawab pertanyaandan
tantangan tertentu yang mereka hadapi. Sejak jaman dahulu manusiamemerlukan penjelasan
bagaimana dunia dengan segala kerumitannya ini terjadi.Manusia merasa tidak aman karena
dianggap lebih mampu dari dirinyauntuk memperoleh perlindungan dan berkat. Manusia
dewa untuk menjawab pertanyaannya. Terdapat dewa-dewa dengan fungsiyang berbeda-beda dan
menyadaribahwa dengan mempunyai seorang penguasa tertinggi atas suatu daerah yang luassecara
politis akan lebih efektif dari pada mempunyai banyak pimpinan daerah,maka muncullah kerajaan.
Ide tentang penguasa tertinggi ini meluas sampai kebidang keagamaan yang menghasilkan
kepercayaan adanya seorang allah tertinggi.Puncak dari proses ini adalah monotheisme,
Alkitabmenyatakan hal yang bertolak belakang dari pandangan evolusi ini. Alkitabmenyatakan
bahwa manusia pertama mempunyai kepercayaan tunggal kepada Allahtertinggi yang kemudian
kepercayaan itu rusak sesudah kejatuhan manusia dalamdosa, yang akhirnya mengakibatkan
Carl F.H.Henry menganggap penjelasan evolusi tentang sejarah agama sebagai ciri
khaspemikiran manusia pada jaman sekarang. Dia mengatakan, "Pada setiap jamanfilsuf-filsuf
mencari prinsip yang dapat menjelaskan segala sesuatu." Diamenunjukkan bahwa "dalam jaman
modern ini prinsip tersebut telah menjadikategori evolusi." Sehingga perkembangan agama juga
Meskipundemikian, studi antropologi yang dilakukan pada abad ini telah memberikan
buktiyang meyakinkan dari sudut pandang Alkitab, yang melihat keragaman agamasebagai
kemerosotan dari pernyataan yang sejati. Don Richardson telah membuatpengertian yang
mendalam dari antropologi yang ada dengan sudut pandang nonteknis dalam bukunya "Eternity in
Their Hearts" (Kekekalan dalam HatiMereka). Dia memperlihatkan bagaimana ide tentang satu
Allah yang baik dantertinggi yang terdapat dalam ribuan kebudayaan primitif yang sudah
mengharapkan pemikiran yang "tidak maju" tentang ilahi. Apayang disebut kemajuan pemikiran
mengenai Allah yang tertinggi merupakanpenemuan yang paling tidak diharapkan, sebab
kebudayaan primitif ini tidakberpikiran untuk mengembangkan ide semacam itu. Richardson
melaporkan bahwa"mungkin 90% atau lebih dari agama rakyat di bumi ini berisi pengakuanyang
merekaseringkali secara otomatis menggambarkan Allah orang Kristen dengan Allahmereka yang
tertinggi, suatu kenyataan yang telah mempermudah tugas penerjemahAlkitab. Pendeta Lesslie
Newbigin mencatat bahwa "hampir dalam semua kasusdimana Alkitab telah diterjemahkan ke
dalam bahasa-bahasa orang-orang yangnon-Kristen yang ada di berbagai bangsa di dunia, kata
dalam Perjanjian Baru'Theos' (kata Yunani untuk Tuhan) telah diterjemahkan dengan nama
yangdiberikan oleh orang-orang non-Kristen kepada Seseorang yang mereka sembahsebagai yang
yang telah menunjukkan bahwa dimana paratranslator mencoba untuk menghindari berita dengan
mempermudahkan dalammenerjemahkan kata dalam bahasa Yunani atau Ibrani, para penginjil
akanmenjelaskan kata asing yang terdapat dalam teks Alkitab dengan menggunakanistilah yang
sejati. Walaupun pernyataan ini telah dirusak oleh dosa, beberapakebenaran tetap masih ada, dan
kebenaran itu bisa dinyatakan dan digunakansebagai batu loncatan dalam mengabarkan Injil.
b. Citra Allah Dalam Diri Manusia
Sumberkebenaran yang ada selain dari Alkitab adalah sifat asli manusia. Manusiamerupakan
mahkluk yang sangat rohani. Seorang theolog Belanda, J.H. Bavinck,menunjukkan bahwa "tidak
berarti bahwa setiap manusia yang memiliki sifatkerohanian berada pada tingkat yang sama."
Beberapa orang lebih rohanidibanding yang lain. Tetapi kalau kita meninjau umat manusia
secarakeseluruhan, kita harus setuju dengan pendapat Bavinck bahwa "kita tidakdapat menyangkal
bahwa kerohanian merupakan hal yang tepat bagi manusia."Bavinck mengatakan, "Walaupun
manusia memalingkan diri dari tradisi agamadimana mereka dibesarkan dan menyebut dirinya
sendiri sebagai seorang atheis,ia tetap berakar pada kecenderungan agamanya. Ia tidak akan pernah
mahkluksupranatural apapun. Tetapi kebanyakan pengikut agama seperti itu secara umumtidak
dapat dikaitkan pada hal- hal yang tidak berhubungan dengan agama secarakaku. Budha Mahayana
merupakan cabang terbesar dari agama Budha. Budha Mahayanaini banyak terdapat di Jepang,
China, Korea dan Tibet. Orang-orang BudhaMahayana ini menyembah Sang Budha dan
Bodhisatwa dan menyerahkan doanya kepadamereka karena Sang Budha dan Bodhisatwa ini akan
menjadi dewa. Sedangkan BudhaHinayana terdapat di negara-negara seperti Sri Langka, Birma,
Thailand, dan Kamboja.Aliran ini menyembah Budha Hinayana sendiri agar lebih dekat pada
pengajaranBudha dan Kitab Suci Budha pada jaman dahulu (Pali). Pengikut Budha Hinayanaini
juga melibatkan faktor keilahian dalam praktek keagamaanya. Banyak pengikutBudha di Sri
Budha ini sering membicarakan tentang dewa- dewa yangmelindungi mereka. Koran pagi pada
saat saya menulis buku ini memberitakansuatu pernyataan dari pemimpin tertinggi dari kuil
terkenal di Sri Langka. Diamenyatakan bahwa kuil "dipersembahkan bagi Budha dan dewa-
Kerohanianmanusia yang tidak dapat dihilangkan dari dalam diri manusia merupakansisa-sisa
Citra Allah dalam diri manusia (lihat Kejadian 1:26, 27). Citra initernoda sebagai akibat dari
jatuhnya manusia ke dalam dosa sehingga tidak adabagian dalam diri manusia yang tidak ternoda
dan tercemar oleh dosa. Tetapimanusia masih tetap memiliki beberapa karakter dan kemampuan
alami yang telahTuhan tanamkan dalam diri manusia. Sifat pembawaaan ini tercermin dalam
halyang baik dan buruk, hal inilah yang menyebabkan mengapa manusia senantiasamerasa haus
akan keilahian. Kitab Pengkotbah 3:11 mengatakan bahwa Tuhan telah"menaruh kekekalan dalam
hati manusia." Hal itu berarti manusia masihmemiliki sisa-sisa dari gambar Allah. Meskipun
demikian hal itu berarti bahwamanusia "tidak dapat menyelami pekerjaan Allah dari awal
sampaiakhir", sebagai akibat dari jatuhnya manusia ke dalam dosa. Apa yangdiketahui manusia
tentang Tuhan Allah karena kecenderungan alaminya terhadapkeagamaan dinyatakan oleh para
Sehingga kita dapat menemukan bahwa manusiadapat berpikir secara rasional. Manusia
memiliki perasaan mengenai keilahianyang diungkapkan secara rohani. Manusia memiliki rasa
memilikiperasaan kekekalan yang membuat dia ingin mengatasi keterbatasannya akan ruangdan
waktu. Hal-hal inilah yang merupakan kualitas dengan kemampuan yangdigunakan dalam
melayani kebenaran bagi keuntungan manusia. Tetapi hal-hal ini jugadigunakan dengan cara yang
membahayakan manusia. Sehingga kita juga menemukanadanya penyelesaian seni, literatur dan
musik yang jahat. Kita memilikibangunan kuno yang indah yang dianggap sebagai keajaiban dunia
yang dibangunoleh budak- budak dengan cara yang sangat tidak manusiawi.
Seorang Kristen bagaimanapun juga dapat menikmati musik dari Ravi Shankar atau
dapattertantang dengan kepahlawanan Mahatma Gandi. Kita boleh saja belajar dariLiteratur
Yunani. Kita dapat mengatakan demikian sebab hal tersebut merupakanbentuk citra Allah dalam
diri manusia, bentuk-bentuk keindahan dalam ciptaanini berasal dari beberapa sifat Allah. Tetapi
kita juga mengetahui bahwa merekayang menciptakan hal ini tidak mengenal Allah, dan hal ini
membuat kita tidakingin menguasai sistem kehidupan yang biasa mereka lakukan. Semasa muda
sayaselalu mengikuti upacara agama Hindu selama berjam- jam, tergetar jiwa sayaoleh suara
musik, tetapi sangat terganggu oleh apa yang menyebabkan parapemusik memainkan alat musik
adalah"Rencana Allah bagi dunia". Dengan melihat dunia, manusia dapatmembuat kesimpulan
Paulusmenjelaskan pengetahuan tentang Allah secara lebih jelas lagi: "Karena apayang dapat
mereka ketahui tentang Allah nyata bagi mereka, sebab Allah telahmenyatakannya kepada mereka.
Sebab apa yang tidak nampak dari pada-Nya, yaitukekuatan-Nya yang kekal dan keilahian-Nya,
dapat nampak kepada pikiran darikarya-Nya sejak dunia diciptakan, sehingga mereka tidak dapat
keinginanuntuk mengetahui lebih dalam lagi tentang Dia (Kisah Para Rasul 24:17;17:26,27).
Penciptanya. Dengan meneliti hukum alam, manusia sampai pada suatutitik tentang pentingnya
usaha untuk hidup yang aman. Hal ini pada gilirannyaakan menjadi dasar dalam menciptakan
3. Metode Kebenaran
Filsuf adalah pemburu kebenaran dan kebenaran yang di buru adalah kebenaran hakiki
tentang realitas dan setiap hal yang dapat di persoalkan, oleh sebab itu bisa di katakan berfilsafat
Termasuk dalam menemukan kebenaran yang absoult, dengan demikian, terlihat bahwa
salah satu sifat dari filsafat adalah senantiasa mencari kebenaran demi kebenanran itu sendiri serta
meyakinkan dan lebih pasti. Menurut pandangan dari filsafat, yang mencari kejelasan untuk
menghilangkan keraguan. Ada filsuf mengatakan bahwa filsafat berarti berupaya mendapatkan
Sebuah kebenaran menurut filasafat adalah merupakan hasil dari pikiran dan analisis
sehingga menjadi bukti yang rill, tanpa menggunakan mitos, maupun agama pemahaman yang
benar-bener menggunakan akal dan pikiran ( rasional ), serta melakukan pembuktian yang benar-
Falsafah berasal dari bahasa Arab. Padanan dalam bahasa Indonesia di ucapkan filsafat.
Kata ini, berasal dari bahasa Yunani philos yang berarti cinta dan sophos yang berarti
kebijaksanaan (wisdom). Yang dimaksud kebijaksanaan di sini adalah kebenaran. Artinya, filsafat
adalah cinta kebenaran. Orang yang cinta kebenaran disebut filosof. Orang yang memiliki
pengetahuan banyak, di lingkungan masyarakatnya disebut sebagai alim. Semakin banyak ilmu
seorang alim disebut allamah. Komunitas orang-orang alim disebut ulama. Karena falsafah dasar
dalam Islam adalah iqra (bacalah), maka kebenaran asasi dalam Islam menghendaki bahwa setiap
umat Islam seharusnya menjadi orang yang rajin membaca, harus menjadi orang alim, dan harus
menjadi allamah. Bacalah dengan (menyebut nama Tuhanmu Yang Menciptakan. Dia telah
menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah. Yang
mengajar manusia dengan perantaraan qalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak
diketahuinya (Q.S. al-Alaq :1-5). Dapat disimpulkan bahwa perintah membaca (iqra) dalam
permulaan wahyu kemudian diikuti dengan perintah-perintah lain yang masih dalam cakupan
pengertian membaca. Harap segera disadari bahwa keseluruhan perintah membaca (iqra)
bertujuan agar setiap hamba Allah yang mengindahkan perintah itu menjadi orang yang selamat,
dan bahagia, baik secara individu maupun kelompok, di dunia maupun di akhirat.
Jadi kalau kita melihat pandangan dari Iqro yang dalam artian luas apa saja bisa di baca, di
pahami tentang kebenaaran dan kebesaran yang di cipatakan oleh yang maha kuasa yaitu Allah
SWT. Dan Allah memberi jalan untuk manusia membaca kebesaran serta kebenaran atas apa yang
di imani oleh orang beriman. Allah telah menurunkan air(hujan) dari langit, maka mengalirlah air
dari lembah-lembah menurut ukurannya, maka arus itu membawa buih yang mengembang. Dan
dari apa (logam) yang mereka lebur dalam api untuk membuat perhiasan atau alat-alat, ada (pula)
buihnya seperti buih arus itu. Demikianlah Allah membuat perumpamaan (bagi) yang benar dan
bagi yang bathil. Adapun buih itu akan hilang sebagai sesuatu yang tidak ada harganya; adapun
yang memberi manfaat kepada manusia, maka ia tetap di bumi. Demikian Allah membuat
Dalam pandangan ini bukan berarti tidak di buktikan secara rill seprti dalam pandangan
filsafat, namun kebenaran itu sudah teruji dan adanya keprcayaan dalam mengetahui kebenrannya,
telah disepakati oleh masyarakatnya itu sendiri . Petunjuk-petunjuk tentang mana yang patut dan
mana yang tidak patut , mana yang dianggap elok mana yang tidak elok , mana yang etis dan mana
yang tidak etis hingga sampai pada mana yang benar dan mana yang tidak dibenarkan. Sistim nilai
yang kemudian dikenal sebagai etika , adalah Hukum non tekstual yang berperan mendampingi
Hukum normatif tekstual (hukum positif) yang diatur dalam sistim perundangan didalam pranata
Dilemasi sistim politik di negeri ini , adalah tidak adanya ETIKA yang memandu perilaku para
politisi2nya itu sendiri , Etika sebagai Hukum non tekstual yang seharusnya mengawasi dan
menjaga agar mereka tetap berada dijalur kepantasan , kepatutan , dan lain-lainnya sebagaimana
dijelaskan diatas. Dalam beberapa dirkursus yang sering kita temui , hampir seluruh politisi
Indonesia bahkan mereka yang menyandang gelar Professor sebagai kaum akademisi/intelektual ,
selalu mengatakan bahwa, dimensi ETIKA berada diluar ranah Hukum .Artinya , ketika mereka
Kehidupan secara lebih baik merupakan tujuan yang ingin dicapai oleh manusia dalam
kehidupannya. Untuk mencapai hidup secara lebih baik manusia perlu untuk dibentuk atau
diarahkan. Pembentukan manusia itu dapat melalui pendidikan atau ilmu yang mempengaruhi
pengetahuan tentang diri dan dunianya, melalui kehidupan sosial atau polis, dan melalui agama.
Dalam makalah ini akan membahas tentang unsur-unsur pembentuk manusia yang dapat
membantu manusia untuk hidup lebih baik. Pembentukan manusia yang lebih baik bukan dalam
arti moral; baik buruknya manusia, tetapi dalam arti pembentukan manusia sebagai makhluk yang
hidup dan berbudaya, yakni hidup yang lebih bijaksana, dan lebih kritis.
Filsafat bukanlah ilmu positif seperti fisika, kimia, biologi, tetapi filsafat adalah ilmu kritis
yang otonom di luar ilmu-ilmu positif. Kelompok mencoba mengangkat tiga unsur pembentukan
manusia.
Pengetahuan menjadi unsur yang penting dalam usaha membentuk manusia yang lebih baik.
Dengan pengetahuan yang memadai manusia dapat mengembangkan diri dan hidupnya. Apa yang
diketahui secara lebih umum dalam pengetahuan, dalam ilmu diketahui secara lebih masuk akal.
Dalam hal ini ilmu lebih kritis daripada hanya menerima apa yang didapat dari pengetahuan.
Sekalipun demikian kelompok megangkat pengetahuan untuk memahami hidup manusia dan
secara kritis dilihat oleh ilmu. Pengetahuan yang dimaksud di sini lebih pada pengetahuan manusia
tentang diri sendiri dan dunianya. Ketika manusia mengetahui dan mengenal dirinya secara penuh,
ia akan hidup secara lebih sempurna dan lebih baik dalam dunia yang adalah dunianya. Berkaitan
dengan itu manusia juga membutuhkan pengetahuan tentang lingkungan atau dunianya. Dengan
pengetahuan yang ia miliki tentang dunia atau lingkungannya, manusia dapat mengadaptasikan
Manusia ternyata tidak hidup sendirian dalam dunianya. Ia hidup dalam hubungan dengan dan
membutuhkan manusia lain, yang menunjukkan hakikat dari manusia, yaitu sebagai makhluk
sosial. Manusia membutuhkan orang lain untuk dapat membentuk dan mengembangkan dirinya
sehingga dapat hidup secara lebih baik; lebih bijaksana dan lebih kritis. Dengan demikian manusia
pada hakikatnya hidup bersama dengan orang lain atau hidup dalam suatu komunitas tertentu,
mengalami kehidupan polis. Jadi, kebersamaannya dengan orang lain dalam suatu komunitas
inilah yang turut menentukan pembentukan yang memperkenankan manusia itu hidup atas cara
Unsur lain yang menurut kelompok dapat membantu membentuk manusia sehingga manusia
dapat hidup secara lebih baik, lebih bijaksana adalah agama. Dengan kata lain, agama mengandung
nilai-nilai universal yang pada hakikatnya mengajarkan yang baik bagi penganutnya.
Pengetahuan merupakan salah satu unsur yang penting dalam hubungan dengan pembentukan
manusia untuk hidup secara lebih baik dan lebih sempurna. Manusia adalah makluk yang sadar
dan mempunyai pengetahuan akan dirinya. Selain itu juga manusia juga mempunyai pengetahuan
dan tantangan dalam hidup. Dunia di mana manusia bereksistensi dapat memberikan kepada
manusia sesuatu yang berguna bagi pembentukan dan pengembangan dirinya. Pengetahuan
merupakan kekayaan dan kesempurnaan bagi makhluk yang memilikinya. Manusia dapat
pengetahuan kurang.
Dalam lingkungan manusia sendiri seseorang yang tahu lebih banyak adalah lebih baik bila
dibandingkan dengan yang tidak tahu apa-apa. Pengetahuan menjadikan manusia berhubungan
dengan dunia dan dengan orang lain, dan itu membentuk manusia itu sendiri. Namun, pengetahuan
manusia begitu kompleks. Pengetahuan manusia menjadi kompleks karena dilaksanakan oleh
suatu makhluk yang bersifat daging dan jiwa sekaligus, maka pengetahuan manusia merupakan
Pengetahuan dikatakan inderawi lahir atau luar bila pengetahuan itu mencapai secara
langsung, melalui penglihatan, pendengaran, penciuman, perasaan dan peraba, kenyataan yang
mengelilingi manusia. Sementara, pengetahuan itu dikatakan inderawi batin ketika pengetahuan
itu memperlihatkan kepada manusia, dengan ingatan dan khayalan, baik apa yang tidak ada lagi
atau yang belum pernah ada maupun yang terdapat di luar jangkauan manusia. Pengetahuan
Lalu bagaimana pengetahuan yang dimiliki manusia tentang dirinya dan dunianya dapat
membentuk manusia untuk hidup secara lebih baik? Manusia mengetahui dirinya berarti mengenal
dengan baik kelebihan dan kekurangan yang ada pada dirinya. Sementara, manusia mengetahui
duninya berarti menusia mengenal secara baik apa yang ada atau terkandung dalam dunianya itu,
baik potensi yang dapat memudahkan manusia itu sendiri maupun tantangan yang diperhadapkan
kepadanya.
Kekurangan manusia dapat diatasi dengan apa yang ada dalam dunianya. Tentu saja melalui
suatu relasi, baik relasi dengan orang lain maupun relasi dengan alam. Pengetahuan dan
pengenalan atas diri dan dunianya membantu manusia untuk mengarahkan dirinya kepada hidup
yang lebih baik. Salah satu cara manusia mengetahui dirinya dan lingkungannya adalah melalui
pendidikan. Dan pendidikan di sini tentu saja pendidikan yang diharuskan untuk seni yang baik,
yang khas hanya untuk manusia, dan yang membedakannya dari semua binatang.
Secara umum komunitas dapat diartikan sebagai suatu perkumpulan atau persekutuan manusia
yang bersifat permanen demi pencapaian suatu tujuan umum yang diinginkan. Dan umumnya
tujuan yang hendak dicapai itu didasarkan atas kesatuan cinta dan keprihatinan timbal balik satu
dengan yang lain. Jadi, secara tidak langsung hidup komunitas dapat dimengerti sebagai suatu
kehidupan dimana terdapat individu-individu manusia yang membentuk suatu persekutuan guna
mancapai suatu tujuan bersama. Dan tujuan yang dicapai itu selalu merunjuk pada nilai-nilai
Misalnya, nilai kebaikan, keindahan, kerja sama dan sebagainya. Selanjutnya, dalam
mencapai tujuan bersama itu setiap individu saling berinteraksi atau bekerjasama satu dengan yang
lain guna tercapainya tujuan yang ingin dicapai. Akan tetapi serentak pula tak dapat disangkal
bahwa melalui kehidupan komunitas kepribadian manusia dapat dibentuk melalui proses sosialisai
dan internalisasi. Artinya, melalui nilai-nilai yang dicapai dalam hidup komunitas itu disampaikan
kepada setiap individu. Selanjutnya, nilai-nilai itu dijadikan oleh pegangan dalam diri setiap
individu.
C. Hubungan Filsafat Dengan Pendidikan dan Pentingnya bagi Manusia
Filsafat yang dijadikan pandangan hidup oleh suatu masyarakat atau bangsa merupakan
asas dan pedoman yang melandasi semua aspek hidup dan kehidupan bangsa, termasuk aspek
pendidikan. Filsafat pendidikan yang dikembangkan harus berdasarkan filsafat yang dianut oleh
satu bangsa. Sedangkan pendidikan merupakan suatu cara atau mekanisme dalam menanamkan
dan mewariskan nilai-nilai filsafat itu sendiri. Pendidikan sebagai suatu lembaga yang berfungsi
menanamkan dan mewariskan sistem-sistem norma tingkah laku yang didasarkan pada dasar-dasar
filsafat yang dijunjung oleh lembaga pendidikan dan pendidik dalam suatu masyarakat. Untuk
menjamin upaya pendidikan dan proses tersebut efektif, dibutuhkan landasan-landasan filosogis
Menurut Jhon Dewey, filsafat merupakan teori umum, sebagai landasan dari semua
pemikiran umum mengenai pendidikan. Dalam kaitan ini, hasan langgulumg berpebdapat bahwa
filsafat pendidikan adalah penerapan metode dan pandangan filsafat dalam bidang pengalaman
bahwa filsafat pendidikan merupakan usaha mencari konsep-konsep di antara gejala yang
bermacam-macam, meliputi :
Pokok-pokok yang menjadi dasar dari konsep pendidikan dalam kaitannya dengan bidang
kehidupan manusia.
Hubungan antara filsafat dan filsafat pendidikan menjadi sangat penting sekali, sebab ia
menjadi dasar, arah, dan pedoman suatu sistem pendidikan. Filsafat pendidikan adalah aktivitas
pemikiran teratur yang menjadikan filsafat sebagai medianya untuk menyusun proses pendidikan,
menyelaraskan, mengharmoniskan dan menerangkan nilai-nilai dan tujuan yang ingin dicapai.
Jadi, terdapat kesatuan yang utuh antara filsafat, filsafat pendidikan, dan pengalaman manusia.
merealisasikan ide-ide tersebut menjadi kenyataan, tindakan, tingkah laku, bahkan membina
kepribadian manusia. Kilpatrik mengatakan, berfilsafat dan mendidik adalah adalah dua face
dalam satu usaha; berfilsafat ialah memikirkan dan mempertimbangkan nilai-nilai dan cita-cita
yang lebih baik, sedangkan mendidik ialah usaha mereliasasikan nilai-niali dan cita-cita itu dalam
disumbangkan filsafat, dimulai dengan generalisasi muda, untuk membimbing rakyat, membina
nilai-nilai dalam kepribadian mereka, demi menemukan cita-cita tertinggi suatu filsafat dan
Lebih lanjut, Burner dan Bruns mengatakan secara tegas bahwa tujuan pendidikan adalah
tujuan filsafat yaitu untuk membimbing ke arah kebijaksanaan. Oleh kerena itu, dapat dikatakan
bahwa pendidikan adalah reliasi dari ide-ide filsafat; filsafat memberi asas kepastian bagi peranan
pendidikan sebagai wadah pembinaan manusia yang telah melahirkan ilmu pendidikan, lembaga
pendidikan dan aktivitas pendidikan jadi, filsafat pendidikan merupakan jiwa dan pedoman dasar
pendidikan.
Dari uraian di atas, diperoleh hubungan fungsional antara filsafat dan teori pendidikan
berikut:
Filsafat, dalam arti filosofis, merupakan satu cara pendekatan yang dipakai dalam
Filsafat, berfungsi memberi arah begi teori pendidikan yang telah ada menurut aliran filsafat
tertentu yang memiliki relevansi dengan kehidupan yang nyata. Filsafat, dalam hal ini filsafat
pendidikan, mempunyai fungsi untuk memberikan petunjuk dan arah dalam pengembangan teori-
teori pendidikan menjadi ilmu pendidikan. Menurut Ali Saifillah, filsafat pendidikan, dan teori
pendidikan terdapat hubungan yang suplementer: filsafat pendidikan sebagai suatu dua fungsi
tugas normatif ilmiah yaitu: Kegiatan merumuskan dasar-dasar, tujuan-tujuan pendidikan, konsep
Kegiatan merumuskan sistem atau teori pendidikan yang meliputi politik pendidikan,
Dari uraian di atas, kita dapat menarik kesimpulan bahwa antara filsafat pendidikan dan
pendidikan terdapat suatu hubungan yang erat sekali dan tak terpisahkan. Filsafat pendidikan
mempunyai peranan yang amat penting dalam sistem pendidikan karena filsafat merupakan
pemberi arah dan pedoman dasar bagi usaha-usaha perbaikan, meningkatkan kemajuan dan
Dengan befikir filsafat, kita dapat mengatasi kemelut hidup. Hal ini dapat terjadi karena
dengan memahami apa itu filsafat, maka kita dapat menggunakannya atau menerapkannya didalam
kehidupan sehari-hari, sehingga tidak mengarah kepada jalur yang tidak pernah diharapkan
sebelumnya.
Beragam masalah di Indonesia tidak akan bisa selesai dengan pendekatan-pendekatan
teknis, seperti pendekatan ekonomi teknis, pendekatan politik teknis, pendekatan teknologi teknis,
ataupun pendekatan budaya teknis. Beragam masalah tersebut bisa selesai dengan sendirinya, jika
setiap orang Indonesia mau berfilsafat, yakni menjadikan filsafat sebagai jalan hidup, apapun
profesi sehari-hari mereka. Jalan hidup filsafat menawarkan pencerahan yang menggairahkan.
Filsafat timbul karena kodrat manusia. Manusia mengerti bahwa hidupnya tergantung dari
konsekuensi dari pandangan filsafat itu sangat penting dan menentukan sikap orang terhadap
dirinya sendri, terhadap orang lain, dunia, dan tuhannya. Tingkah laku manusia berlainan sekali
dengan tingkah laku hewan, manusia adalah merdeka,ia dapat mengerti, menciptakan kebudayaan,
ilmu pengetahuan. Filsafat itu berhubungan erat dengan sikap orang dan pandangan hidup
manusia, justru karena filsafat mempersoalkan dan menanyakan sebab sebab ya ng terakhir dari
kesmua yang ada. Apabila filsafat dijadikan suatu ajaran hidup maka ini berarti bahwa orang
mengharapkan dari filsafat itu dasar dasar ilmiah yang dibutuhkannya nuntuk hidup. Filsafat
diharapkan memberikan petunjuk petunjuk tentang bagaimana kita harus hidup untuk menjadi
BAB II
PENUTUP
A. Kesimpulan
Filsafat juga memberikan dasar-dasar yang umum bagi semua ilmu pengetahuan dan dengan dasar
ilmu pengetahuan
Dasar yang diberikan oleh filsafat yaitu mengenai sifat-sifat ilmu dari semua ilmu pengetahuan.
Ilmu pengetahuan memperoleh sifat ilmu itu kalau menepati syarat-syarat yang telah ditentukan
oleh filsafat. Artinya tidak mungkin tiap ilmu itu meninggalkan dirinya sebagai ilmu pengetahuan
Filsafat juga memberikan metode atau cara kepada tiap ilmu pengetahuan.