PENDAHULUAN
1
sistem baffle channel dapat menurunkan kadar minyak pada limbah bengkel cair
sebesar 99,43%. Penelitian Arsawan,dkk (2007) juga menunjukkan bahwa
penginjeksian udara kedalam limbah berminyak dapat menurunkan kandungan
minyak sebesar 63,51%. Penelitian Dahlan,dkk (2014) juga menunjukkan bahwa
dengan sistem filtrasi dapat menurunankan parameter limbah berminyak.
Berdasarkan hal tersebut maka akan dibuat kombinasi alat dengan 4 sistem
pengolahan yaitu dengan menggunakan sistem sedimentasi, oil catcher, flotasi,
dan filtrasi dengan skala laboratorium.
Paremeter yang harus diolah pada limbah bengkel cair mengacu pada
Permen LH Nomor 5 Tahun 2014 tentang baku mutu air limbah untuk industri
yang belum ditetapkan dan Peraturan Gubernur DKI Jakarta No 69 Tahun 2013
tentang Baku Mutu Air Limbah Bagi Kegiatan Dan/Atau Usaha dimana pada
peraturan tersebut disebutkan bahwa parameter - parameter yang terdapat dalam
limbah bengkel cair adalah timbal (Pb), Minyak Lemak, COD, dan TSS.
1.3 Tujuan
Tujuan dari perencanaan ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui efektivitas alat pengolahan limbah cair bengkel pada tahap
sedimentasi
2. Mengetahui efektivitas efektivitas alat pengolahan limbah cair bengkel
pada tahap aerasi
2
3. Mengetahui efektivitas alat pengolahan limbah cair bengkel pada tahap
filtrasi
4. Mengetahui efektivitas alat pengolahan limbah cair bengkel total