Anda di halaman 1dari 7

Rangkuman Tekbat 2.

Pola kontrak kerjasama (KKS)


BAB 1 3. Pola Perjanjian Kerja Pengusahaan
Batubara adalah batuan sedimen yang dapat Pertambangan Batubara (PKP2B)
terbakar, terbentuk dari tumbuhan yang telah Ketentuan KK/PKP2B batubara :
terkarbonisasi di bawah tekanan dan suhu Keppres No. 49 Tahun 1981,
tinggi dalam waktu yang relatif lama Keppres No. 21 Tahun 1993,
(waktu/umur geologi) Keppres No. 75 Tahun 1996,
1. Berdasarkan : Konversi energi batubara ke energi listrik,
- UU No. 11 tahun 1967, beberapa factor :
- PP No. 32 tahun 1969, Pertumbuhan Kebutuhan Listrik 6 10%
- UU No. 1 Tahun 1967 per tahun
- Peraturan Pemerintah No. 27 tahun 1980 Harga minyak dunia semakin mahal
2. S.K. Presiden R.I. (No. B-31/Pres/9/1976 Ketergantungan akan minyak
tahun 1976) Cadangan batubara yang melimpah
3. Terjadi kebijakan baru tahun1980 yaitu Energi Dibagi Dua Macam :
dibentuk BAKOREN 1. Energi Primer (Dibakar Langsung
(Badan Koordinasi Energi Nasional) dengan 4 Menghasilkan Panas), Contoh : Batubara,
(empat) unsur utama yaitu : Gas Alam (Lpg), Minyak & Nuklir
- Intensifikasi 2. Energi Sekunder ( Hasil Pembakaran Butir 1
- Deversifikasi Di Atas Menghasilkan Energi), Contoh :
- Konservasi Listrik
- Indeksasi
4. Tahun 1976 ke luar INPRES melalui Menaker
dan Menteri Perindustrian agar pemakaian BBM
PLTD dan pabrik semen diubah dengan
batubara
(deversifikasi).
Semula izin pengusahaan pertambangan
batubara di Indonesia dibedakan dalam tiga
pola:
1. Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
2. Perjanjian Kerjasama Pengusahaan
Pertambangan Batubara (PKP2B)
3. Kuasa Pertambangan (KP).
Atas dasar di atas pihak swasta dapat berkiprah
melalui tiga pola yaitu :
1. Pola kontrak bagi hasil (KBH)
BAB 2
Dua tahap penting yang dapat dibedakan untuk Rumput tumbuhan pembentuk
mempelajari genesa batubara adalah gambut Lingkungan pengendapan
dan batubara. Nutrien supply
Gambut, adalah batuan sedimen organik pH, aktivitas bakteri, persediaan sulfur
yang terbakar, berasal dari tumpukan Temperatur gambut
hancuran atau bagian dari tumbuhan yang Potensial redoks
terhumifikasi dan dalam kondisi tertutup Proses pembentukan Batubara
udara (di bawah air), tidak padat, kandungan Batubara terjadi pada cekungan geologi (coal
air > 75 % (berat) dan kandungan mineral < basin) atau geosinklin
50 % dalam kondisi kering 1. Tahap pertama, tumbuhan / binatang
Batubara adalah batuan sedimen yang dapat (mati) terendapkan pada suatu
terbakar, terbentuk dari tumbuhan yang cekungan (rawa) terjadi pembusukkan
telah terkarbonisasi di bawah tekanan dan oleh bakteri aerob yang bersamaan
temperatur tinggi dalam waktu yang relatif dengan oksidasi dan hidrolisa dengan
lama (waktu/umur geologi), sejak produk yang bersifat koloid dan hidrosol
pengendapannya terkena proses fisika dan yang kemudian material tsb.
kimia serta berwarna coklat sampai hitam 2. Tahap ke dua, akumulasi produk butir
Proses pembentukan batubara dari tumbuhan satu di atas, tertimbun oleh tumbuhan
melalui dua tahap, yaitu : yang mati berikutnya dengan bakteri
Tahap pembentukan gambut (peat) dari aerob masih bekerja, tetapi karena
tumbuhan (peatification) makin lama oksigen berkurang bakteri
Tahap pembentukan batubara dari aerob tidak bekerja dan diganti oleh
gambut (coalification) bakteri an-aerob.
Proses Pembentukan Gambut 3. Tahap ke tiga, terjadi perubahan bentuk
Tumbuhan yang tumbang atau mati di produk menjadi berupa hidrogel, yang
permukaan tanah pada umumnya akan diikuti oleh proses pemadatan dan
mengalami proses pembusukan dan konsolidasi dimana bakteri an-aerob
penghancuran yang sempurna. Pembusukan dan berhenti bekerja.
penghancuran tersebut pada dasarnya 4. Tahap terakhir adalah pembentukkan
merupakan proses oksidasi yang disebabkan subbituminus, bituminus, semi
oleh adanya oksigen dan aktivitas bakteri atau bituminus, semi antrasit dan antrasit.
jasad renik lainnya (fungi). Proses pembentukan (Terbentuknya macam-macam batubara
gambut biasanya disebut sebagai proses tersebut tergantung pada tekanan, suhu
biokimia. Gambut umumnya masih mengandung dan umur / waktu geologi)
lengas (moisture) yang tinggi, bisa > 50 %. Hasil penelitian : waktu kurang lebih 100
Faktor-faktor yang penting dari pengendapan tahun : gambut padat setebal 1 ft dari
gambut pada rawa-rawa : gambut lepas setebal 10 12 ft.
Evolusi tumbuhan Waktu yang diperlukan untuk memperoleh
Iklim batubara setebal 1 ft diperkirakan 160 tahun
Geografi dan posisi serta struktur daerah untuk lignit, 260 tahun untuk bituminous,
Faktor-faktor fasies yang sangat menentukan dan 490 tahun untuk antrasit
karakteristik primer batubara, seperti :
Tipe pengendapan
Ada dua teori proses pengendapan material 2. Lignit (Batubara coklat/ Brown coal),
batubara, yaitu : dihasilkan dari tahapan proses pertama
1. Teori drift : menyatakan bahwa lapisan dalam gambut yang terkubur. Warnanya
batubara yang terbentuk berasal dari coklat tua terdiri dari material
bagian-bagian tumbuhan yang terbawa tumbuhan yang telah mati membusuk.
oleh aliran air (sungai) dan terendapkan 3. Sub-Bituminus, merupakan peralihan
di daerah hilir (delta) ; batubara yang perubahan dari lignit ke bituminus.
terbentuk disebut batubara Warnanya mulai hitam tetapi belum
allotochtone. begitu keras, porositas lebih baik
2. Teori insitu (endapan sendiri di tempat) daripada lignit namun tidak sekompak
: menyatakan bahwa lapisan gambut bituminus.
terbentuk dari tumbuhan yang tumbang 4. Bituminus, warnanya hitam dengan pita-
di tempat tumbuhnya ; material yang pita mengkilat seperti keramik dan
berasal dari tumbuhan setempat yang keras, mudah retak sepanjang bidang
mati, kemudian terakumulasi di tempat cleavagenya, sering disebut
(di rawa-rawa, atau suatu cekungan), hardcoal bisa berupa steaming coal
terjadi umumnya di daerah tropis. atau coking coal .
Proses Pembatubaraan : Material asal tumbuhan 5. Antrasit, terjadi terakhir daripada proses
Humat Gambut Lignit Subbituminus pembatubaraan (coalification), sangat
Bituminus Antrasit keras tidak memperlihatkan pita-pita,
Parameter batubara untuk menentukan dapat pecah menjadi blok-blok kecil
peringkat : yang mengkilat.
1. Sifat optis (reflektivitas) Variasi ketebalan dan penyebaran
2. Sifat fisik (micro hardeness, grindability) Faktor utama adalah kondisi cekungan
3. Analisis proksimat (zat terbang, karbon tempat terbentuknya batubara.
padat, perbandingan karbon, nilai kalor Faktor lain adalah kerapatan tumpukan
dan kandungan air) tumbuhan yang akan membentuk gambut
4. Analisis ultimat (karbon total C, hidrogen dan perbedaan tekanan dari lapisan
H, oksigen O, nitrogen N & sulfur S) sedimen di atas lapisan batubara, dan
5. Analisis kimia perbedaan aktivitas tektonik.
Parting
Peringkat batubara merupakan tahapan dari
pada pembatubaraan Lapisan batubara kadang-kadang disisipi oleh
1. Gambut (Peat), terjadi pada tahapan lapisan-lapisan batuan anorganik, umumnya
permulaan pembentukkan batubara, serpih, lempung, batupasir. Pada umumnya
terdapat di berbagai belahan di Dunia parting terbentuk bersama-sama dengan
terutama di Indonesia, Irlandia, Kanada, pembentukan lapisan gambut
Finlandia, Soviet dll.
BAB III
3.1 Klasifikasi Batubara 2. Tahun 1837, berdasarkan kandungan
Berbagai cara pengklasikasian batubara yang oksigen.
digunakan, ada yang berdasarkan terjadinya dan 3. thn. 1874, berdasarkan % residu dari
ada yang berdasarkan pemakaiannya. pemanasan batubara.
1. Tahun 1820, batubara kurus (loan coal), 4. tahun 1858, berdasarkan perbandingan antara
batubara gemuk (fat coal), batubara lunak residu karbon dan zat terbang (volatile matter),
dan keras (soft and hard coal) dan demikian juga Fraser tahun 1877.
bituminus.
5. 1906 membuat klasifikasi berdasarkan zat
terbang (VM), karbon padat dan nilai kalor.
Sistem ini sebagai dasar di USA.

6. tahun 1931 dan 1938 membuat klasifikasi


yang saintifik klasik berdasarkan komposisi
unsur. The NCB (National Coal Board), U.K.
berdasarkan zat terbang dan caking power.

7. Tahun 1949, International Coal Classification


System dibuat, pada tahun ini juga Australia
memodifikasi versi ini untuk batubara keras
Abu atau MM berasal dan terbentuk dari dua macam yaitu :

MM berasal dari material pengotor bawaan (inherent MM) yang berbentuk material organik
dan sukar dihilangkan MM ini mengandung mineral Na, K, Mg, Ca dan Si oksida

pengotor luar (extraneous MM) berasal dari batuan sekitarnya atau yang terbawa oleh air
kemudian diendapkan secara perkolasi ke dalam celah-celah atau retaka-retakan saat
pembentukkan batubara (pirit, karbonat dsb), bhn. ini mudah dihilangkan dgn cara pencucian.
BAB IV mengunakan ledakan atau sumber getar
4.1 Tujuan Eksplorasi Batubara (generator), kemudian gelombang pantulnya
Selain untuk mengetahui tipe batubara, ditangkap dengan geophone dan dianalisis di
kedalaman, posisi, sifat-sifat fisik dan jumlah laboratorium.
cadangan, eksplorasi dimaksudkan juga untuk Geophysical Logging
tujuan perencanaan tambang Penting untuk dilakukan pada eksplorasi
4.2 Tahap Eksplorasi Batubara batubara, karena :
Penyelidikan umum (mengumpulkan data Dpt mengetahui secara tepat macam
geologi, foto udara, kondisi permukaan tanah) dan ketebalan lapisan (batubara)
bila memungkinkan dibuat rencana pengeboran. Untuk mengatasi perolehan inti
4.3 Pengeboran pemboran (core recovery), yang
Klasifikasi cadangan batubara berdasarkan jarak umumnya < 90%, hal ini disebabkan sifat
data pengeboran : fisik batubara yang rapuh.
Inferred reserve, pemeriksaan conto Analisis Conto Hasil Eksplorasi Batubara :
outcrop atau pengeboran, jarak 10 km 1. Analisis proksimat
dan kedalam relatif 1000 M. 2. Analisis ultimat
Indicated reserve, jarak pengeboran 3. Analisis ketercucian
2 km 4. Sifat pengkokasan
Measured reserve, jarak pengeboran Tahap Evaluasi Prospeksi Endapan Batubara :
1 km 1. Melakukan penyeledikan lebih rinci untuk
Pengeboran Eksplorasi cadangan dan nilai komersialnya
2. Melakukan MOU kontrak penjualan
Pengeboran dilakukan dengan memakai
3. Menyiapkan conto dari penambangan untuk
diamond drill yang disambung dengan
keperluan analisis, pengujian dan percobaan
pipa core barrel, dihasilkan conto bor
pengolahan skala pilot plant
inti (core sample)
4. Simulasi dan evaluasi penambangan,
Conto bor dianalisis (di lapangan dan
pencucian, pencampuran (blending) dan
dilaboratorium)
masalah keuangan
Diperoleh data ketebalan dan
5. Studi kelayakan (feasibility study/ FS)
keterangan lainnya untuk perencanaan
6. Analisis Dampak Lingkungan
tambang
(AMDAL) dan Jaminan Reklamasi
Eksplorasi Geofisika
Persiapan AMDAL meliputi :
Pertama digunakan untuk minyak bumi, tetapi
1. Penjagaan keamanan lingkungan
saat ini digunakan juga untuk batubara karena
2. Mengkoleksi dan membuat aturan-aturan,
lapisan batubara menunjukkan perbedaan sifat
untuk menghindari bahaya akibat kegiatan
fisik jelas dengan batuan sekitarnya.
penambangan, produksi dsn daerah
Keterangan yang diperoleh :
sekitarnya, bahkan sampai analisis dampak
Variasi medan magnet
social dan ekonomi lingkungan.
Kedalaman & struktur endapan
3. Menyerahkan rencana penambangan & FS
Besarnya endapan batubara
sebelum tambang dibuka
Eksplorasi geofisika dalam batubara :
Proses Pembuatan AMDAL secara umum :
!. Berdasarkan pebedaaan sifat magnet, untuk
1. Meyakinkan pemerintah dan umum adanya
membedakan antara batubara dengan batuan
usulan perusahaan untuk membuka tambang
beku yang biasanya menyusun pada lapisan
2. Mendirikan penjagaan keamanan
batubara, sehingga dengan demikian dapat
lingkungan
mendesain rencana penambangan
3. Meyakinkan bahwa hanya terjadi gangguan
2. Menggunakan pantulan gelombang seismic,
kecil pada pemakaian lahan yang akan diikuti
gelombang seismic dihasilkan dengan
perbaikan dan reklamasi
4. Mencegah gangguan terhadap kepentingan
umum dengan melindungi hutan, taman,
tumbuhan dan binatang, situs purbakala dan
tempat umum lainnya
5. Penyediaan kepentingan umum seperti
permukiman, perumahan, sekolah, jalan,
listrik, telepon, air dan kakus-kakus umum
(community development / Comdev.)
6. Meyakinkan pemerintah dan umum bahwa
faktor-faktor sosio-ekonomi umum telah
diperhitungkan dan diperhatikan.

Anda mungkin juga menyukai