Anda di halaman 1dari 16

Makalah komunikasi dalam keperawatan

KOMUNIKASI KESHATAN, NERS DALAM KEPEMIMPINAN


Dosen Pengampuh : Ns.HIZKIANTA SEMBIRING S,KEP

Oleh :
Nama Kelompok:
ADINDA AULYA
MHD ALI ANDUL RAHMAN RAMBE
PANJI ALNAHAR
VILDA YANTI

INSTITUT KESEHATAN DELI HUSADA-DELI TUA


2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur Saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga kita dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
KOMUNIKASIH KESEHATAN, KEPERAWATAN DALAM KEPEMIMPINAN. Namun
saya manusia yang penuh dengan kekurangan menyadari akan ketidaksempurnaan dalam
pembuatan nakalah ini. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan adanya saran dan kritik
dari teman-teman dan dari dosen mata kuliah yang bersangkutan, demi kesempurnaan
makalah saya. Lenih dan kurangnya saya ucapkan terima kasih
.

Deli Tua, November 2017

Penyusun

1
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR ........................................................................... i
DAFTAR ISI.......................................................................................... ii
BAB 1 PENDAHULUAN..................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ..................................................................... 1
1.2 Tujuan .................................................................................. 1
BAB 2 DASAR TEORI ......................................................................... 2
2.1 Pengertian Komunikasi Dan Kesehatan................................ 2
2.2 Komunukasi Kesehatan......................................................... 3
2.3 Jenis-Jenis Kesehatan............................................................ 4
2.4 Komunikasi Sebagai Proses.................................................. 6
2.5 Kebijakan Kesehatan............................................................. 7
2.6 Pengertian Kepemimpinan.................................................... 9
2.7 Syarat Pemimpin................................................................... 10
2.8 Fungsi Kepemimpinan.......................................................... 10
2.9 Gaya Kepemimpinan............................................................. 11
2.10 Ciri-Ciri Yang Efektif.......................................................... 12
BAB 3 PENUTUP.................................................................................. 13
3.1 Kesimpulan .......................................................................... 13
3.2 Saran .................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA............................................................................. 14

2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sebagaimana diketahui, manusia adalah makhluk sosial, yaitu makhluk yang selalu
membutuhkan sesamanya dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu tidak dapat dihindari
bahwa manusia harus selalu berhubungan degan manusia lainnya. Hubungan manusia dengan
manusia lainnya, atau hubungan manusia dengan kelompok, atau dengan kelompok inilah
yang disebut dengan interaksi sosial. Banyak pakar menilai bahwa komnukasi adalah suatu
kebutuhan yang sangat fudamental bagi seseorang dalam hidup bermasyarakat
1.2 Tujuan
Untuk mengetahui pengertian Komunikasi dan Kesehatan
Untuk mengetagui jenis-jenis kesehatan
Untuk mengetahui kebijakan kesehatan
Untuk mengetahui defenisi kepemimpinan
Untuk mengetahui fungsi, ciri, gaya, dan syarat pemimpin

6
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Pengertian Komunikasi dan Kesehatan
Istilah komunikasi (communication) berasal dari bahasa Latin communicatus
yang artinya berbagi atau menjadi milik bersama. Dengan demikian komunikasi menunjuk
pada suatu upaya yang bertujuan berbagi untuk mencapai kebersamaan
Secara harfiah, komunikasi berasal dari Bahasa Latin: Communis yang berarti
keadaan yang biasa, membagi. Dengan kata lain, komunikasi adalah sutu proses di dalam
upaya membangun saling pengertian. Dalam suatu organisasi biasanya selalu menekankan
bagaimana pentingnya sebuah komunikasi antar anggota organisasi untuk menekan segala
kemungkinan kesalahpahaman yang bisa saja terjadi. Berikut merupakan definisi
komunikasi menurut beberapa ahli :
Effendi (1995)
Komunikasi itu sendiri bisa diartikan sebagai suatu proses penyampaian pesan oleh
seseorang kepada orang lain untuk memberikan atau untuk mengubah sikap,
pendapat atu prilaku baik secara langsung (lisan) maupun tak langsung (tulisan).
Hoyland, Janis dan Kelley (1953)
Komunikasi adalah suatu proses melalui mana seseorang (komunikator)
menyampaikan stimulus (biasanya dalam bentuk kata-kata) dengan tujuan mengubah
atau membentuk prilaku orang lain (khalayak).
Barelson dan Steiner (1964)
Komunikasi adalah proses penyampaian informasi, gagasan, emosi, keahlian dan
lain-lain melalui penggunaan simbol-simbol seperti kata-kata, gambar-gambar,
angka-angka dan lain-lain.
Louis Forsdale (1981)
Komunikasi adalah suatu proses memberikan signal menurut aturan tertentu
sehingga dengan cara ini suatu sistem dapat didirikan, dipelihara, dan diubah .
Brent D. Ruben (1988)
Komunikasi dikatakan sebagai suatu proses yaitu suatuaktivitas yang mempunyai
beberapa tahap yang terpisah satu sama lain tetapi berhubungan.

William J. Seller (1988)


Komunikasi adalah proses dengan nama simbol verbal dan nonverbal dikirimkan,
diterima, dan diberi arti.
Kesehatan

7
Kata dasarnya adalah sehat, yang berarti baik itu sehat jasmani maupun rohani. Jadi,
kesehatan adalah salah satu konsep yang sering digunakan namun sukar untuk dijelaskan
artinya. Faktor yang berbeda menyebabkan sukarnya mendefinisikan kesehatan,kesakitan
dan penyakit (Gochman,1988. De Clereq,1993). Setidaknya definisi kesehatan harus
mengandung paling tidak komponen biomedis, personal dan sosiokultural.
Keadaan (status) sehat utuh secara fisik, mental (rohani) dan sosial, bukan hanya
suatu keadaan yang bebas dari penyakit, cacat dan kelemahan. Definisi tersebut tidak hanya
meliputi tindakan yang dapat secara langsung diamati dan jelas. Tetapi juga kejadian mental
dan keadaan perasaan yang diteliti dan diukur secara tidak langsung.

2.2 Komunikasi Kesehatan


Komunikasi kesehatan yaitu proses penyampaian pesan kesehatan oleh komunikator
melalui saluran/media tertentu pada komunikan dengan tujuan untuk mendorong perilaku
manusia tercapainya kesejahteraan sebagai kekuatan yang mengarah kepada keadaan (status)
sehat utuh secara fisik, mental (rohani) dan sosial.
Komunikasi kesehatan lebih sempit daripada komunikasi manusia pada umumnya.
Komunikasi kesehatan berkaitan erat dengan bagaimana individu dalam masyarakat
berupaya menjaga kesehatannya, berurusan dengan berbagai isu yang berhubungan dengan
kesehatan. Dalam komunikasi kesehatan, fokusnya meliputi transaksi hubungan kesehatan
secara spesifik, termasuk berbagai faktor yang ikut berpengaruh terhadap transaksi yang
dimaksud.
Dalam tingkat komunikasi, komunikasi kesehatan merujuk pada bidang bidang
seperti program program kesehatan nasional dan dunia, promosi kesehatan, dan rencana
kesehatan publik.
Dalam konteks kelompok kecil, komunikasi kesehatan merujuk pada bidang
bidang seperti rapat rapat membahas perencanaan pengobatan, laporan staf, dan interaksi
tim medis.

2.3 Jenis Jenis Komunikasi

Pada dasarnya komunikasi digunakan untuk menciptakan atau meningkatkan


aktifitas hubungan antara manusia atau kelompok. Jenis komunikasi terdiri dari komunikasi

8
verbal dengan kata-kata dan komunikasi non verbal disebut dengan bahasa tubuh.
a. Komunikasi Verbal, mencakup aspek - aspek berupa ;

Vocabulary (perbendaharaan kata-kata). Komunikasi tidak akan efektif bila pesan


disampaikan dengan kata-kata yang tidak dimengerti, karena itu olah kata menjadi
penting dalam berkomunikasi.
Racing (kecepatan). Komunikasi akan lebih efektif dan sukses bila kecepatan
bicara dapat diatur dengan baik, tidak terlalu cepat atau terlalu lambat.
Intonasi suara akan mempengaruhi arti pesan secara dramatik sehingga pesan akan
menjadi lain artinya bila diucapkan dengan intonasi suara yang berbeda. Intonasi
suara yang tidak proposional merupakan hambatan dalam berkomunikasi.
Humor dapat meningkatkan kehidupan yang bahagia. Dugan (1989), memberikan
catatan bahwa dengan tertawa dapat membantu menghilangkan stress dan nyeri.
Tertawa mempunyai hubungan fisik dan psikis dan harus diingat bahwa humor
adalah merupakan satu-satunya selingan dalam berkomunikasi.
Singkat dan jelas. Komunikasi akan efektif bila disampaikan secara singkat dan
jelas, langsung pada pokok permasalahannya sehingga lebih mudah dimengerti.
Timing (waktu yang tepat) adalah hal kritis yang perlu diperhatikan karena
berkomunikasi akan berarti bila seseorang bersedia untuk berkomunikasi, artinya
dapat menyediakan waktu untuk mendengar atau memperhatikan apa yang
disampaikan.
b. Komunikasi Non Verbal.
Komunikasi non verbal adalah penyampaian pesan tanpa kata-kata dan
komunikasinonverbal memberikan arti pada komunikasi verbal. Yang termasuk
komunikasi nonverbal :
Ekspresi wajah
Wajah merupakan sumber yang kaya dengan komunikasi, karena ekspresi wajah
cerminan suasana emosi seseorang.

Kontak mata
sinyal alamiah untuk berkomunikasi.Dengan mengadakan kontak mata selama
berinterakasi atau tanya jawab berarti orang tersebut terlibat dan menghargai lawan
bicaranya dengan kemauan untuk memperhatikan bukan sekedar mendengarkan.

9
Melalui kontak mata juga memberikan kesempatan pada orang lain untuk
mengobservasi yang lainnya.
Sentuhan
bentuk komunikasi personal mengingat sentuhan lebih bersifat spontan dari pada
komunikasi verbal. Beberapa pesan seperti perhatian yang sungguh-sungguh,
dukungan emosional, kasih sayang atau simpati dapat dilakukan melalui sentuhan.
Postur tubuh dan gaya berjalan
Cara seseorang berjalan, duduk, berdiri dan bergerak memperlihatkan ekspresi
dirinya. Postur tubuh dan gaya berjalan merefleksikan emosi, konsep diri, dan
tingkat kesehatannya.
Suara
Rintihan, menarik nafas panjang, tangisan juga salah satu ungkapan perasaan dan
pikiran seseorang yang dapat dijadikan komunikasi. Bila dikombinasikan dengan
semua bentuk komunikasi non verbal lainnya sampai desis atau suara dapat
menjadi pesan yang sangat jelas.
Gerak isyarat
Gerak yang dapat mempertegas pembicaraan.Menggunakan isyarat sebagai bagian
total dari komunikasi seperti mengetuk-ngetukan kaki atau mengerakkan tangan
selama berbicara menunjukkan seseorang dalam keadaan stress bingung atau
sebagai upaya untuk menghilangkan stress.

Komunikasi merupakan proses kompleks yang melibatkan perilaku dan


memungkinkan individu untuk berhubungan dengan orang lain dan dunia sekitarnya.
Menurut Potter dan Perry (1993), komunikasi terjadi pada tiga tingkatan yaitu intrapersonal,
interpersonal dan publik. Makalah ini difokuskan pada komunikasi interpersonal yang
terapeutik. Komunikasi interpersonal adalah interaksi yang terjadi antara sedikitnya dua
orang atau dalam kelompok kecil, terutama dalam keperawatan. Komunikasi interpersonal
yang sehat memungkinkan penyelesaian masalah, berbagai ide, pengambilan keputusan, dan
pertumbuhan personal.

2.4 Komunikasi sebagai proses memiliki bentuk :


a.) Bentuk komunikasi berdasarkan medianya :
Komunikasi langsung
Komunikasi langsung tanpa mengguanakan alat.Komunikasi berbentuk kata-kata,
gerakan-gerakan yang berarti khusus dan penggunaan isyarat,misalnya kita berbicara
langsung kepada seseorang dihadapan kita
A-------------------B

10
Komunikasi tidak langsung
Biasanya menggunakan alat dan mekanisme untuk melipat gandakan jumlah
penerima penerima pesan (sasaran) ataupun untuk menghadapi hambatan geografis,
waktu misalnya menggunakan radio, buku, dll.
Contoh : Buanglah sampah pada tempatnya
b.) Bentuk komunikasi berdasarkan besarnya sasaran :
Komunikasi massa
Komunikasi dengan sasarannya kelompok orang dalam jumlah yang besar,
umumnya tidak dikenal.
Komunikasi masa yang baik harus :
a. Pesan disusun dengan jelas
b. tidak rumit dan tidak bertele-tele
c. Bahasa yang mudah dimengerti/dipahami
d. Bentuk gambar yang baik
e. Membentuk kelompok khusus, misalnya kelompok pendengar (radio)
Komunikasi kelompok
Komunikasi yang sasarannya sekelompok orang yang umumnya dapat dihitung,
dikenal dan merupakan komunikasi langsung dan timbal balik.
Perawat----- ------Pengunjung puskesmas
Komunikasi perorangan
Komunikasi dengan tatap muka dapat juga melalui telepon.
Perawat----- ------Pasien
c.) Bentuk komunikasi berdasarkan arah pesan :
Komunikasi satu arah
Pesan disampaikan oleh sumber kepada sasaran dan sasaran tidak dapat atau tidak
mempunyai kesempatan untuk memberikan umpan balik atau bertanya, misalnya
radio.
A ------------------ B

Komunikasi timbal balik.


Pesan disampaikan kepada sasaran dan sasaran memberikan umpan balik. Biasanya
komunikasi kelompok atau perorangan merupakan komunikasi timbal balik.
2.5 Kebijakan Kesehatan
a. Definisi Kebijakan Kesehatan
Ilmu kebijakan adalah ilmu yang mengembangkan kajian tentang hubungan antara
pemerintah dan swasta, distribusi kewenangan dan tanggung jawab antar berbagai

11
level pemerintah, hubungan antara penyusunan kebijakan dan pelaksanaannya,
ideologi kebijakan makna reformasikesehatan. Ilmu manajemen digunakan dalam
ilmu kebijakan yaitu dalam perencanaan dan pelaksanaan kebijakan kesehatan, teori
dan konsep manajemen tidak dapat diabaikan. Apa sistem kebijakan kesehatan itu ?
Kebijakan (Policy)
Sejumlah keputusan yang dibuat oleh mereka yang bertanggung jawab dalam bidang
kebijakan tertentu
Kebijakan Publik (Public Policy)
Kebijakan kebijakan yang dibuat oleh pemerintah atau Negara
Kebijakan Kesehatan (Health Policy)
Segala sesuatu untuk mempengaruhi faktor faktor penentu di sektor kesehatan agar
dapat meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat; dan bagi seorang dokter
kebijakan merupakan segala sesuatu yang berhubungan dengan layanan kesehatan
(Walt, 1994)
b. Kerangka Konsep dalam Kebijakan Kesehatan
Ada 3 kerangka konsep kesehatan yaitu :
1. Konteks
2. Isi konten,terdiri dari aktor/Pelaku:
Individu
Pelaku
Organisasi
3. Proses
Individu
Pelaku
Organisasi
Keuntungan Analisis Kebijakan adalah kaya penjelasan mengenai apa dan
bagaimana hasil (outcome) kebijakan akan dicapai, dan piranti untuk membuat
model kebijakan di masa depan dan mengimplementasikan dengan lebih efektif.

c. Contoh Penggunaan Analisis Kebijakan:


Kasus : Tarif untuk meningkatkan efisiensi di pelayanan kesehatan
Konteks : kondisi ekonomi, ideologi, dan budaya
Konten/ Isi :
Apa tujuan yang ingin dicapai ?
Apakah ada pengecualian ?
Aktor/ Pelaku : Siapa yang mendukung dan menolak kebijakan tarif ?
Proses :
Pendekatan Top- Down ?
Bagaimana kebijakan ini akan dikomunikasikan

12
d. Faktor Kontekstual yang Mempengaruhi Kebijakan:
Faktor situasional: Faktor yang tidak permanen atau khusus yang dapat berdampak
pada kebijakan (contoh: kekeringan).
Faktor struktural: bagian dari masyarakat yang relatif tidak berubah (misal: sistem
politik).
Faktor Budaya: Faktor yang dapat berpengaruh seperti hirarki, gender, stigma terhadap
penyakit tertentu.
Faktor Internasional atau eksogen: faktor ini menyebabkan meningkatnya
ketergantunganantar negara dan mempengaruhi kemandirian dan kerja sama
internasional dalam kesehatan.
e. Proses Penyusunan Kebijakan menggunakan Segitiga Kebijakan Kesehatan
Segitiga kebijakan kesehatan digunakan untuk memahami kebijakan tertentu dan
menerapkan untuk merencanakan kebijakan khusus dan dapat bersifat:
Retrospektif (meliputi evaluasi dan monitoring kebijakan)
Prospektif (Memberi pemikiran strategis, advokasi dan lobi kebijakan)

f. Kebijakan Pemerintah dalam Bidang Kesehatan


I. Dasar Hukum Menimbang
1. SKep Men Kes RI No 99a/Men.Kes /SK/III/1982 Tentang berlakunya Sistem
Kesehatan Nasional.
2. TAP MPR RI VII tahun 2001 tentang Visi Indonesia Masa Depan.
3. Undang-undang No 23 Tahun 1992 tentang pokok-pokok kesehatan.
4. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang kewenangan pemerintah dan
kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonomi.
5. Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang perimbangan keuangan antara
pemerintah pusat dan daerah.
6. Keputusan Menteri Kesehatan RI. No 574/ Men.Kes. `/SK/IV/2000 tentang
Pembangunan Kesehatan Menuju Indonesia Sehat tahun 2010.
7. Keputusan Menteri Kesehatan RI. No 1277/Men. Kes/SK/X/2001 tentang Susunan
Organisasi dan Tata Kerja Departemen Kesehatan
II. Memutuskan Menetapkan :
1. Keputusan Menteri Kesehatan tentang Sistem Kesehatan Nasional.
2. Sistem Kesehatan Nasional Dimaksud dalam dictum dimaksud agar
digunakan sebagai pedoman semua pihak dalam penyelenggaran pembangunan
kesehatan di Indonesia.
3. Keputusan ini berlaku mulai pada tanggal ditetapkan dengan ketentuan akan
diadakan perubahan sebagaimana mestinya apabila dikemudian hari terdapat
kekeliruan ditetapkan 10 Februari 2004 ( Jakarta/ MenKes RI).

2.6 Pengertian Kepemimpinan

13
Kepemimpinan adalah kemampuan membuat seseorang mengerjakan apa yang tidak
ingin mereka lakukan dan menyukainya (Truman dalam Gillies, 1996). Kepemimpinan
merupakan penggunaan keterampilan mempengaruhi orang lain untuk melaksanakan sesuatu
dengan sebaik-baiknya sesuai dengan kemampuannya (Sullivan & Decleur, 1989).
Kepemimpinan adalah serangkaian kegiatan untuk mempengaruhi anggota kelompok
bergerak menuju pencapaian tujuan yang ditentukan (Baily, Lancoster & Lancoster, 1989).
Kepemimpinan adalah sebuah hubungan dimana satu pihak memiliki kemampuan yang
lebih besar untuk mempengaruhi perilaku pihak lain yang didasarkan pada perbedaan
kekuasaan antara pihak-pihak tersebut (Gillies, 1996). Sedangkan menurut Ngalim Purwanto
(1993: 26). "Kepemimpinan sebagai suatu bentuk persuasi, suatu seni pembinaan kelompok
orang- orang tertentu, biasanya melalui 'human relations' dan motivasi yang tepat, sehingga
tanpa adanya rasa takut mereka mau bekerja sama dan membanting tulang memahami dan
mencapai segala apa yang menjadi tujuan-tujuan organisasi".

2.7 Syarat Pemimpin

Pemimpin yang handal harus mempunyai syarat-syarat (karakteristik) tertentu yang


menunjukkan kecakapannya. Ada 3 syarat pemimpin yaitu: kekuasaan, kewibawaan dan

Adakah persyaratan itu pada diri Anda? Selamat bila syarat itu ada pada Anda!
Sekarang coba pikirkan, apakah peran seorang pemimpin menurut Anda? Pemimpin
memiliki peran sebagai berikut :

merupakan legalitas yang memberikan wewenang kepada pemimpin untuk memimpin


suatu kelompok Kekuasaan.

merupakan kelebihan, keunggulan yang dimiliki seseorang yang membuat orang lain
bersedia melakukan perbuatan tertentu.

Kewibawaan, merupakan segala kesanggupan, kecakapan yang dianggap melebihi


kemampuan anggota kelompok lainnya Kemampuan.

2.8 Fungsi Kepemimpinan

1. Memandu, menuntun, membimbing, memotivasi

2. Menjalin komunikasi yang baik

3. Mengorganisasi, mengawasi dan membawa organisasinya pada tujuan yang telah


ditetapkan.

14
Lebih tepatnya seorang pemimpin harus mampu menjadi contoh peran bagi yang
lainnya dan mampu menempatkan dirinya seperti sosok Ki Hajar Dewantoro. Fungsi
kepemimpinan yang bisa kita contoh dari Ki Hajar Dewantoro 1. Ing Ngarso sung Tulodho
ketika di depan memberikan contoh 2. Ing Madyo Mbangun Karso ketika berada di tengah
bersama sama menyelesaikan tugas 3. Tut Wuri Handayani ketika berada dibelakang mampu
memberikan dorongan dan motivasi

Bisakah Anda menjelaskan Fungsi Kepemimpinan yang dicetuskan oleh Ki Hajar


Dewantoro? Diskusikan dengan teman sebelah Anda ! Selanjutnya kita belajar tentang
gaya kepemimpinan

1. Azas Kemanusian Memperhatikan bawahan dan memandang bawahan sebagai


manusia

2. Azas Efisiensi Dengan sumber daya yang terbatas, pemimpin dapat


mengefisienkan untuk kepentingan kelompoknya

3. Azas kesejahteraan yang lebih merata Pemimpin berusaha mengurangi


kesenjangan dan konflik yang dapat mengganggu jalannya organisasi

2.9 Gaya Kepemimpinan

Gaya kepemimpinan merupakan cara seseorang memanfaatkan kekuatan yang


tersedia untuk memimpin orang lain. Setiap pemimpin memiliki gaya kepemimpinan yang
berbeda. Ada 3 faktor yang menjadi kunci gaya kepemimpinan seseorang yang merupakan
faktor yang saling melengkapi dan mempengaruhi satu sama lainnya, yaitu: pemimpin itu
sendiri, orang yang dipimpin dan situasi.

Bisa disimpulkan bahwa gaya kepemimpinan seseorang merupakan fungsi dari ke


tiga variabel di atas. Marilah kita pelajari bersama penjelasan dari masing-masing variabel
tersebut melalui pemahaman teori teori gaya kepemimpinan. Bila dilihat dari Pemimpin itu
sendiri, Anda bisa pelajari teori bakat, bila dilihat Pemimpin itu sendiri dan orang yang
dipimpin, maka bisa Anda cocokkan dengan Teori perilaku dan bila dilihat Situasinya, maka
bisa kita gunakan Teori Situasional. Beikut ini adalah uraian dari masing-masing teori
tersebut.

1. Teori bakat Teori bakat dikenal dengan Great Man Theory. Teori bakat muncul
karena adanya keyakinan bahwa kemampuan memimpin hanya dimiliki oleh orang yang
dilahirkan dengan bakat tersebut. Teori ini tidak sepenuhnya benar sebab setiap orang bisa
menjadi pemimpin, dan mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan kepemimpinannya.

15
2. Teori Perilaku, yang biasa digunakan Kurt Lewin (1960) a. Otokratik : Pada gaya
otokratik pemimpin melakukan kontrol maksimal terhadap staf, membuat keputusan sendiri
dalam menentukan tujuan kelompok. Lebih menekankan pada penyelesaian tugas dari pada
hubungan interpersonal. Gaya ini cenderung menyebabkan permusuhan dan agresif atau
apatis sampai menurunnya inisiatif. Contoh Kepala Ruang menetapkan jadwal dinas, sanksi
sesuai aturan, tanpa mempertimbangkan alasan staf perawat yang mengajukan ijin b.
Demokratik : Pemimpin mengikutsertakan bawahan dalam proses pengambilan keputusan.
Lebih menekankan pada hubungan interpersonal dan kerja kelompok.

Orang yang dipimpin

Situasi

Pemimpin

Pemimpin menggunakan posisinya untuk mendapatkan pandangan dan pemikiran


bawahan serta memotivasi mereka untuk menentukan tujuan dan mengembangkan rencana.
Hal ini cenderung meningkatkan produktivitas dan kepuasan kerja. Contoh Kepala Bidang
Keperawatan selalu meminta Kepala Ruang memberikan masukan untuk sebuah perubahan
kebijakan c. Laissez Fair : Pemimpin memberikan kebebasan bertindak, menyerahkan
perannya sebagai pemimpin kepada bawahan tanpa diberi petunjuk atau bimbingan serta
pengawasan. Pemimpin sangat sedikit merencanakan dan membuat keputusan. Gaya
kepemimpinan ini efektif bila bawahan mempunyai kemampuan dan tanggung jawab yang
tinggi. Bila kemampuan dan tanggung jawab bawahan kurang cenderung menimbulkan
keresahan dan frustasi. Contoh Kepala Ruang tidak pernah mau tahu apa yang sedang terjadi
di ruangan, staf perawat yang tidak disiplin tidak mendapat teguran yang penting aman

3. Teori Situasional Pemimpin berubah dari satu gaya ke gaya lainnya sesuai dengan
perubahan situasi yang terjadi. Jadi seseorang pemimpin yang efektif pada situasi tertentu
belum tentu mampu bersikap dan bertindak efektif pada situasi lain

2.10 Ciri-Ciri Yang Efektif

Pemimpin perlu memahami karakteristik dirinya dan bawahannya agar dalam


menyelesaikan masalah pemimpin dapat mengambil keputusan yang tepat. Baiklah pada
akhir pembahasan Topik 1 ini kita rangkumkan karakteistik pemimpin yang efektif seperti
dibawah berikut ini:

Berfikir kritis

16
Menyelesaikan masalah

Menghormati individu

Mendengarkan orang lain danmempunyai ketrampilan berkomunikasi

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan pada makalah ini, maka penulis menarik beberapa
kesimpulan, yakni sebagai berikut:
a. Komunikasi kesehatan yaitu proses penyampaian pesan kesehatan oleh komunikator
melalui saluran/media tertentu kepada komunikan dengan tujuan untuk mendorong
perilaku manusia tercapainya kesejahteraan sebagai kekuatan yang mengarah kepada
keadaan (status) sehat utuh secara fisik, mental (rohani), dan sosial.
b. Jenis jenis komunikasi ada dua yaitu komunikasi verbal dan komunikasi non verbal.
c. Ruang lingkup komunikasi kesehatan adalah pencegahan penyakit, promosi kesehatan,
kebijakan kesehatan, dan bisnis perawatan kesehatan serta peningkatan kualitas hidup dan
kesehatan individu dalam masyarakat.
d. Dampak komunikasi kesehatan terhadap pembangunan kesehatan sebenarnya berbanding
lurus. Makin berhasil komunikasi kesehatan, maka makin berhasil pula pembangunan
kesehatan itu.
3.2 Saran
Adapun saran yang dapat kami sampaikan adalah komunikasi dalam kesehatan
hendaknya selalu mengalami perubahan seiring perubahan lingkungan dan disesuaikan
dengan keadaan masyarakat dan pelaku atau komunikator hendaknya lebih variatif dan
inovatif dalam penyampaian pesan informasi kesehatan.
Kepemimpinan adalah kemampuan membuat seseorang mengerjakan apa yang tidak
ingin mereka lakukan dan menyukainya (Truman dalam Gillies, 1996). Kepemimpinan
merupakan penggunaan keterampilan mempengaruhi orang lain untuk melaksanakan sesuatu
dengan sebaik-baiknya sesuai dengan kemampuannya (Sullivan & Decleur, 1989).

17
Kepemimpinan adalah serangkaian kegiatan untuk mempengaruhi anggota kelompok
bergerak menuju pencapaian tujuan yang ditentukan (Baily, Lancoster & Lancoster, 1989).
Kepemimpinan adalah sebuah hubungan dimana satu pihak memiliki kemampuan yang
lebih besar untuk mempengaruhi perilaku pihak lain yang didasarkan pada perbedaan
kekuasaan antara pihak-pihak tersebut (Gillies, 1996). Sedangkan menurut Ngalim Purwanto
(1993: 26). "Kepemimpinan sebagai suatu bentuk persuasi, suatu seni pembinaan kelompok
orang- orang tertentu, biasanya melalui 'human relations' dan motivasi yang tepat.

DAFTAR PUSTAKA

Alo, Lilliweri.2008.Dasar Dasar Komunikasi Kesehatan. Yogyakarta: PustakaPelajar.

Arikunto, Dr. Suharsimi.1988.Organisasi dan Administrasi Pendidikan Teknologi.


Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Arni, Dr. Muhammad.2002. Komunikasi Organisasi. Jakarta : PT. Bumi Aksara.

Anonymous. 2008. Transparansi Komunikasi


Kesehatan.http://sbektiistiyanto.iles.wordpress. com/2008/02/transparansi-
komkes.ppt

Jufri,Andry.2013.Makalah Kesehatan. http://andryjufri.blogspot.com/2013/01


/makalah-komunikasikesehatan.html

Departemen Kesehatan RI (2002) Standar tenaga keperawatan di Rumah


sakit, Jakarta, Departemen Kesehatan RI
Sitorus, Ratna. (2006) Model Praktek Keperawatan Profesional, Edisi
pertama, Jakarta , EGC
-------------------(2006) Model Praktek Keperawatan Profesional, Panduan
Implementasi , Edisi pertama, Jakarta , EGC
Swansberg,RC & Swansberg RJ ( 1999) Introductory manajemen
and leadership for nurses: an interactive text, Second edition.,
Boston : Jones and Bartlett Publishers.

18

Anda mungkin juga menyukai